NovelToon NovelToon

CINTA DIBALIK JERUJI SUCI

Ep 1

Perkenalan

Nama : Nizam Khoirul Umam

Usia : 20 tahun

TB : 168 cm

BB : 48 kg

Ini adalah kisah cinta seorang santriyin yang bernama Nizam dengan santriyah bernama Zayin

Suasana sore disebuah pesantren di pinggiran kota yang sangat tenteram, waktu yang menandakan akan saatnya pengajian sore di pesantren itu dimulai, Nizam yang seorang santri dan teman-temanya bersiap melangkah ketempat pengajian yang mana asrama nya tidak terlalu jauh dari tempat pengajiannya itu, mereka berjalan sambil bercanda dan tertawa cekikikan menuju tempat pengajiannya. Ketika hampir sampai ketempat pengajiannya tersebut, tanpa dia sadari tampak beberapa santriyah dari arah berlawanan yang sama-sama hendak akan mengikuti pengajian, tanpa Nizam sadari dia terpana oleh salah satu bidadari di antara beberapa santriyah tersebut yang tiba-tiba menggetarkan hatinya.

"Woy haram, haram." Sahut Mail sambil menggosok muka Nizam sambil tertawa cekikikan menyadarkan Nizam dari lamunannya.

"Apaan sih! Yuk cepetan Pak Yai udah ada tuh." Timpal Nizam ke Mail sambil pasang muka kecut karena perilaku Mail.

Selama pengajian berlangsung pikiran Nizam tidak karuan dan hanya bertanya dan terus bertanya dalam dirinya, siapakah wanita tadi yang mana telah berani membuat hatinya tersebut risau dan terjerumus dalam kegelisahan, karena ada sebuah rasa yang tiba-tiba muncul, padahal sudah lama Nizam tidak merasakan perasaan tersebut.

Nizam adalah seorang santri sekaligus pengurus yang dipercayai oleh Pak Yai di pondok pesantren tersebut, walaupun Nizam tidak menjabat sebagai rois, dia hanya sebagai jajarannya saja, tetapi Nizam sangat dekat dengan Pak Yai, di pondok tepatnya di asrama dia tidur dan beristirahat, Nizam di temani dua kawannya yang lain yakni Mail dan juga Azij, Azij merupakan rois di pondok pesantren tersebut sedangkan Mail tidak mau masuk dalam kepengurusan pondok.

Pengajian pun selesai dan gelap pun mulai muncul menyelimuti langit menandakan waktu sembahyang magrib akan tiba, Nizam buru-buru pergi ke asramanya untuk menyimpan kitab serta peralatan ngajinya dan semua santri pun hendak pergi ke masjid untuk pergi sembahyang.

Malam dan pagi pun tiba saling berganti, hari demi hari pun dilewati, di mana Nizam seorang santri yang sudah lama tidak merasakan cinta kini merasakannya kembali, Nizam sangat penasaran akan sesosok mahkluk yang diciptakan tuhannya tersebut, akan tetapi santriyah tersebut tidak pernah menampakan dirinya kembali, karena santriyah itu selalu datang paling awal kepengajian, hal ini yang membuat Nizam termenung di malam-malamnya, karena tidak bisa melihat sang pujaan hatinya itu.

Selekas pengajian malam, Nizam seperti biasa bersiap untuk tidur dan sedikit berbincang dan bergurau dengan kawan- kawannya, akan tetapi dia selalu terlihat termenung,

"Woy Zam istigfar nanti kesambet lo, baru tau rasa." Sahut Mail sambil menepuk punggung sahabatnya dengan sangat keras sambil cekikikan.

"Ah apa sih lo rese bener." Timpal Nizam sambil menggosok muka sahabatnya.

Tingkah mereka terus berlanjut sambil tertawa dan membuyarkan pikiran Nizam akan sesosok wanita yang terus berada dalam pikirannya untuk sementara,

"Woy berisik kalian berdua sudah malam nih, gue ada makanan nih dari santriyah, keren kan gue?." Sambil membuka makanan tersebut, Azij yang dari tadi menghilang datang dengan gaya songongnya.

"Dari siapa nih Zij?, Nyolong lo?." Sahut Mail sambil cekikikan.

"Enak aja di bilangin dari santriyah, tadi ada bokap nyokap nya si Zayin datang ke kantor nyariin si Zayin anaknya, eh ngasih ginian ya gue bawa aja lumayan perbaikan gizi kan." Timpal Azij.

"Emang gue pikirin." Timpal Mail dan Nizam sambil tertawa dan menyantap makanan tersebut.

"Eh Zayin yang mana sih." Sahut Nizam,

"Ah makan dahulu aja bro, gak usah dipikirin orangnya." Timpal Mail.

Mereka pun makan dan beristirahat pada malam itu.

Ep 2

Seiring berjalannya waktu, santri di pondok pesantren tersebut bertambah banyak, karena sudah memasuki ajaran baru, yang mana acara tahunan untuk menyambut santri baru selalu di adakan di pesantren tersebut.

"Zam Nizam tuli, di mana lo oy, dipanggil Pak Yai tuh sama si Azij." Sahut si Mail sambil teriak-teriak tidak karuan.

"Gak usah teriak-teriak bego gue di depan lo." Timpal Nizam sambil narik tangan si Azij.

"Deuh, kalian berdua kagak ada akurnya yah, setres gue lama-lama" sahut Azij.

"Bodo." Timpal Mail sama Nizam, yang mana Mail langsung tiduran, sedangkan Nizam berjalan menuju rumah Pak Yai sambil masih menarik tangan Azij.

Di perjalanan menuju rumah Pak Yai banyak santri lain yang memberi tahu bahwa dirinya dan Azij di panggil Pak Yai, Nizam pun bergegas dengan Azij takut ada keperluan yang sangat penting, setibanya di rumah Pak Yai, Nizam dan Azij menghampiri Pak Yai yang sedang duduk dikursi, tepatnya diteras depan rumahnya, sambil memegang tasbihnya.

"Assalamualaikum Pak Yai." Sahut Nizam sama Azij sambil menyosong tangan Pak Yai untuk mencium telapak tangan beliau.

"Waalaikumsalam, nah ini dicariin dari tadi baru ada." Timpal Pak Yai.

Nizam dan Azij pun hanya tertunduk malu sambil mendengarkan Pak Yai, kemudian Pak Yai bercerita akan kepentingan beliau mencari Nizam dan Azij, beliau menyuruh Nizam dan Azij agar segera melaksanakan ta'arufan untuk santri baru, atau dengan kata lain penyambutan santri baru di pondok pesantren tersebut.

Selekas mendapat mandat dari Pak Yai, Azij pun kemudian melakukan rapat dan memanggil beberapa santriyin (santri putra) dan santriyah (santri putri) yang sudah lama di pondok, untuk membantu melaksanakan kegiatan ta'arufan santri baru di pondok tersebut, panitia pun di bentuk dan rapat untuk persiapan pun terus di gelar selekas pulang pengajian malam.

Pada rapat pertama dan kedua Nizam tidak mengikutinya, karena Nizam selalu dipanggil oleh Pak Yai, pada malam di rapat berikutnya, Nizam pun ikut hadir karena Pak Yai tidak memanggil dirinya kembali.

"Woy Mail Sumail ayo bangun." Sahut Nizam sambil mendekatkan mulutnya ke telinga Mail

"Gue gak tidur bego. budek gue lama-lama." Timpal Mail sambil membekap kepala Nizam yang telah meneriakinya dengan keras tepat di telinganya.

"Kuy rapat!." Sahut Nizam sambil cekikikan dengan kepala masih di bekap Mail.

Nizam dan Mail serta santri yang menjadi panitia pun pergi ke tempat ngaji untuk menghadiri rapat ta'arufan, setibanya di tempat acara, ternyata acara sudah berlangsung sebagaimana mestinya, dan Nizam pun masuk lalu duduk di dekat pintu, Azij yang dari tadi berbicara didepan semua panitia melihat Nizam datang dan berada duduk bersandar di pintu masuk.

"Karena orang yang kita tunggu-tunggu akhirnya datang, mari kita sambut dahulu Nizam untuk menyampaikan kata-katanya." Sahut Azij sambil menghampiri Nizam yang termenung dengan penuh keheranan.

"Apaan sih lo Zij, gue baru nongol langsung di suruh kedepan aja." Timpal Nizam masih penuh keheranan.

"Lo jadi ketua di acara ta'arufan kali ini, ayo cepetan." Timpal Azij sambil berbisik dan menarik tangan Nizam.

"Kok gue sih Zij?, il?, Jangan-jangan saran lo ya Mail Sumail?." Timpal Nizam sambil kesal dan memukul kepala Mail.

"Eh ini kesepakan bersama bego Nizam , kalau gak percaya nih buktinya, kalian semua setuju Nizam jadi ketua." Sahut Mail sambil teriak keras dan tertawa,.

"Setuju." Timpal semua santri dengan kompak yang mengikuti rapat tersebut.

"Tuh kan gak percaya sih lo." Timpal Mail sambil cekikikan.

"Udah sana cepat." Sahut Azij sambil mendorong Nizam kedepan.

Nizam pun pergi kedepan dengan terpaksa, dan menyampaikan beberapa kata-kata, serta dia menjadi ketua yang memimpin rapat untuk acara ta'arufan tersebut, dan di sanalah Nizam kembali melihat sesosok bidadari yang selama ini dia ingin lihat dari kemarin-kemarin, hati Nizam pun berbunga-bunga, sambil memimpin rapat tersebut dia sekali-kali mencuri pandang pada santriyah itu.

Rapat pun selesai segimana mestinya dan semua panitia pun bubar balik ke asramanya masing-masing, karena sudah larut malam, sesampainya di asramanya Nizam terlihat sangat bahagia, girang dan tersenyum-senyum sendiri, kendati sudah lama tidak melihat perempuan yang dia sukai, tiba-tiba sekarang dia melihatnya kembali dan ikut serta sebagai panitia.

"Woy Zam tumben senang banget lo, gak kek biasanya cemberut teruss, ada apa sih cerita woy, bagi kebahagian tuh sama sahabat lo bukan sedihnya aja yang lo bagi." Sahut Mail sambil menggoyang-goyangkan pundak Nizam.

"Kepo, udah ah ngantuk, mau tidur cantik dahulu gue." Timpal Nizam sambil cekikikan dan menyelimuti badannya.

"Dih kesurupan cewek nih pasti genderowo." Timpal Mail sambil pergi keluar mengambil air.

Mereka pun beristirahat karena sudah sangat larut malam dan suasana pun menjadi hening ditelan sunyinya malam.

Ep 3

Hari demi hari pun terus berganti, dan tibalah waktu pelaksanaan ta'aruf santri baru tahun ini, pagi itu semua panitia pun berkumpul dan melakukan briefing terlebih dahulu, sebelum acara ta'arufan akan di buka pada siang hari sehabis pelaksanaan sembahyang dzuhur, Nizam pun memimpin acara tersebut, dan menyuruh semua panitia untuk mempersiapkan acara dan menata tempat acara buat nanti siang.

Pandangan Nizam tidak pernah lepas kepada sesosok santriyah pujaannya, yang mana sampai sekarang belum mengetahui nama dari sesosok santriyah cantik itu, karena tidak ada yang mengetahui bahwa dirinya menyukai santriyah tersebut, Mail merasa aneh dan mulai curiga atas tingkah laku Nizam yang selalu curi pandang dan salting ketika salah satu santriyah itu meminta bantuan kepada Nizam, karena Mail merasa aneh kalau santriyah yang lain meminta bantuan kepada Nizam, dia selalu terlihat kalem, tetapi ketika santriyah ini yang meminta bantuan nya, Nizam selalu kelihatan gugup, Mail pun mulai memikirkan rencana dan menyusun ide jahil buat sahabatnya Nizam.

"Rasain lo Zam gue kerjain lo ampe mampus, salah siapa lo gak bilang santriyah yang lo suka pada gue waktu itu" gumam Mail sambil berpikir dan tertawa sendiri seperti orang gila.

Mail pun meluncurkan aksinya tersebut untuk menjahili Nizam, sedangkan Nizam yang lagi tengah sibuk karena tengah mempersiapkan acara dan menjawab pertanyaan dari beberapa panitia lain.

"Kang Nizam kalau nanti susunan acaranya gimana, sebaiknya sambutan dahulu dari ketua atau dari Pak yai dahulu kang." Sahut santriyah yang kebagian tugas sebagai pembawa acara sambil tertunduk malu.

"Sebaiknya dari saya dahulu Teh, sebagai ketua, nanti sambutan dari Pak Yai terakhir, sambil ngasih pituah sama pembukaan sekaligus, biar tidak pulang pergi, kasian Pak Yai." Timpal Nizam sambil tersenyum.

"Eh iya Teh sebentar, Teh Nayla ke mana ya kok gak kelihatan, soalnya saya mau minta uang buat nanti Pak Yai." Sahut Nizam sambil celingak-celinguk mencari Teh Nayla yang kebagian sebagai bendahara.

"Oh Teh Nayla pulang dahulu kemarin malem ngedadak, ada kepentingan keluarga kang." Timpal Teh Asih sambil menyusun susunan acara.

"Terus bendahara gimana dong kalau Teh Nayla gak ada?." Timpal Nizam kebingungan sambil garuk-garuk kepala.

"Oh itu, udah di gantiin sama Teh Zayin, udah mau kok dia soalnya tadi Teh Nayla sediri langsung bicara ke teh Zayin, gitu kang." Timpal Teh Asih dengan santai.

"Terus Teh Zayin yang mana ya?." Timpal Nizam masih dengan keadaan bingung yang menyelimuti pikirannya.

"Tuh tuan putri yang lo lihat dan diperhatiin dari tadi pangeran." Sahut Mail dengan nada dan keras sambil cekikikan.

Semua orang yang ada di sana terdiam, serta melihat ke arah Nizam yang secara spontan langsung menatap sesosok santriyah yang lgi memasang dekor di panggung acara, disitulah Nizam mengetahuinya bahwa wanita pujaan hatinya, yang selama ini membuat galau dan senang dirinya mempunyai nama yang tidak kalah cantiknya yaitu Zayin.

"Cie, makanya nama panitia tuh harus hafal semuanya biar gak bingung." Sahut Mail sambil mengejek dan cekikikan merasa dirinya telah berhasil menjahili sahabatnya itu.

"Kan gue cuma hafal sama ketua bidangnya saja SAR Mail." Timpal Nizam membela diri sambil menundukan kepalanya, karena malu dilihat banyak orang, dan Nizam pun salah tingkah setelah mengetahui bahwa bendahara pengganti yang di maksud adalah Zayin, sesosok wanita yang selama ini dia ingin tahu namanya.

"Sana samperin ada perlu kan lo." Sahut Mail sambil mendorong Nizam dari belakang, dan suasana pun kembali normal seperti seharusnya.

Nizam pun menghampiri sesosok wanita yang dia sukai dengan keadaan hati tak karuan,

"Teh Zayin kan yang menggantikan Teh Nayla sebagai bendahara?." Sahut Nizam dengan nada yang lembut, sambil menatap Zayin dan sedikit gugup serta juga salting.

"Iya kang itu saya, ada keperluan apa Kang Nizam ke saya?." Timpal Zayin dengan nada lemah lembut dan menundukan kepalanya karena malu.

"Eum, saya soalnya mau minta uang buat nanti ngasih Pak Yai, dah disiapin dalam amplop kan Teh?." Sahut Nizam semakin gugup dan salting dia dihadapan Zayin, sesosok wanita yang dia dambakan.

"Iya Kang Nizam, udah disiapin kok ini ada, jumlahnya sesuai yang disepakati sama Teh Nayla." Timpal Zayin dengan masih tetap menundukan kepalanya.

Disitulah awal pertama kali Nizam dan Zayin saling berbincang dan bertegur sapa, dan Nizam pun semakin bahagia karena wanita yang selama ini dia sukai dan selalu dia harapkan serta dia minta ke sang pencipta di sepertiga malam akhirnya diketahui namanya oleh dirinya.

Acara ta'arufan santri baru pun di mulai pada siang itu, setelah melaksanakan kewajiban sembahyang dzuhur dan acara berlangsung segimana mestinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!