NovelToon NovelToon

Takdir Dan Cinta Waiters So Ceo

Jalan

...

Di sebuah kamar yang sempit, sinar matahari pagi perlahan mulai masuk dan menerpa wajah seorang pria yang masih tertidur di kasur tipisnya, dia pun terbangun karena mendengar ada suara ketukan dari pintu rumahnya

"Ya ampun, sudah siang" dia kaget karena hari sudah mulai terang, tidak biasanya dia bangun terlambat seperti ini

Dia pun segera beranjak dari tempat tidurnya dan langsung bergegas menuju suara pintu yang di ketuk dari arah luar, dan dia pun segera membukanya

"Bu Edah, ada apa bu pagi pagi sudah kemari?, masuk bu" ucap pria ini

"Tidak usah, nak Sean ibu ke sini cuma mau nanya, kamu kapan mau bayar sewa rumah, kamu sudah nunggak dari 1 bulan lalu lho" ucap ibu pemilik rumah sewa itu

"Oh, soal itu mohon maaf bu belum bisa bayar sekarang, tapi saya usahain secepatnya, mungkin besok bisa bu" ucap Sean

"Baiklah ibu akan kembali besok, harusnya kamu sudah bisa bayar, kalau tidak ibu mungkin terpaksa akan menyewakan rumah ini ke orang lain" ucap ibu Edah

"Iya baik bu, terima kasih" ucap Sean,

setelah ibu pemilik rumah pergi Sean menutup pintu dan dia bergegas mandi,

Selesai mandi dan berpakaian dia pun melirik jam di tanganya

"Masih sempat lah, belum terlalu siang" gumam Sean, dia pun segera pergi dengan tergesa

Setelah 10 menit dia menaiki kendaraan umum, dia pun tiba di sebuah Rumah Makan tempat dia bekerja, kira kira sudah setengah tahun dia bekerja di sini, dengan tergesa dia masuk dan langsung menuju Randi yang duduk di meja kasir "Pagi Ran, maaf aku telat" ucap Sean dengan napas tak beraturan

Randi pun menoleh

"Pagi juga, gue kira lu gak bakalan datang" ucap Randi, dia sedikit memakluminya karena dia juga masih merasa capek karena pindahanya semalam

"Iya, maaf, barang pindahan mu semalam kebanyakan, jadi aku hanya tidur sebentar tadi malam" ucap Sean

"Iya, sorry sudah ngerepotin lu semalam" ucap Randi

"Iya tidak papa" ucap Sean

"Ya sudah, lu langsung bantu bi tanti saja di dapur," ucap Randi

"Baiklah" Sean pun bergegas ke area dapur untuk membantu menyiapkan beberapa bahan untuk di masak, karena waktu juga masih pagi dan belum ada pelanggan yang datang

Selain Sean, di Rumah makan juga ada bi Erin dan bi Tanti yang bertugas memasak, mereka berusia sekitar 40 tahunan,

sedangkan Sean sebenarnya bertugas di meja pemesanan dan mengantarkan pesanan, tapi dia juga memang sering bantu di dapur, Jadi Sean juga lumayan pandai dalam urusan memasak

Sean memang tipikal orang yang sangat gampang untuk mempelajari sesuatu, di jaman sekolah menengahnya dia termasuk siswa yang cukup berprestasi, hanya saja dia tidak lanjut ke universitas karena keterbatasan dana orang tuanya, jadi diapun hanya kerja di rumah makan ini sekarang

Randi adalah teman dekat Sean yang di percaya pemilik rumah makan untuk mengawasi rumah makan ini, dan merangkap sebagai penunggu meja kasir, dan jika diperlukan Randi sesekali ke meja Sean juga untuk membantunya kalau Sean sedang kerepotan,

Mereka memang teman dari kecil dan sama sama merantau di kota 'B', jadi tentu saja mereka sangat akrab,

Rumah Makan ini terletak tepat di sebelah gedung pusat perbelanjaan kota 'B', di waktu biasa paling hanya ada 2 atau 3 orang saja yang makan, tapi biasanya akan ramai pada jam istirahat karyawan supermarket tiba,

Dan sekarang waktu makan siang pun sudah tiba, satu persatu pelanggan karyawan mulai masuk ke dalam, setelahh memesan mereka pun langsung duduk

"Siang kak Sean," seorang gadis muda masuk dengan setelan baju berwarna merah cerah persis baju yang di kenakan karyawan lain, dengan bawahan rok sepan berwarna hitam. Dia melambaykan tangan rampingnya ke arah Sean yang berada di belakang meja

Namanya Lena, wajahnya lumayan cantik, kulitnya kuning langsat, postur tubuhnya ramping, dia memiliki tinggi badan sekitar 160 cm, bisa di bilang dia cukup menarik, umurnya baru sekitar19 Tahun dan bekerja di gedung pusat perbelanjaan di sebelah

"Siang juga Len" Sean menyapanya balik, karna memang bukan sekali 2 kali ini mereka bertegur sapa, jadi Sean juga lumayan akrab seperti dengan yang lainya

Randi yang melihat Lena perlahan melangkah dan mendekat ke arah Sean pun mengerutu

"Apa cuma Sean yang terlihat di sini, aku juga di sini kan,, mengapa tidak menyapaku?" ucap Randi iri

Lena pun tertawa kecil dan menoleh Randi "Oh iya maaf, kak Randi tidak terlihat sih. Siang kak Randi" Lena pun menyapanya

"Apanya yang tidak terlihat, apa aku sejenis bunglon kah?, Siang juga Lena," ucap Randi tersenyum

Sean hanya tersenyum mendengar obrolan mereka ini, Randi dan Sean seumuran, hanya saja postur Sean lebih tinggi dari Randi, dia memiliki tinggi skitar 175 cm, sedangkan Randi hanya sekitar 160 cm, Sean juga berkulit lebih putih dari pada Randi, wajahnya juga lumayan tampan dan berkarisma, intinya dari perawakan atau dari segi penampilan, Sean lebih menarik dari pada Randi, karena itulah Sean selalu jadi pusat perhatian pengunjung wanita,

Namun, di usia Sean yang sekitaran 24 tahun ini, dia belum pernah kenal dengan yang namanya pacaran, meskipun ada beberapa karyawan wanita yang ingin mendekat dan mencari perhatian, tapi Dia tidak pernah memberi respon yang dalam pada mereka, hanya sebatas saling sapa dan tidak ada kelanjutan, salah satunya Lena yang sekarang di hadapannya

Lena pun mulai memesan beberapa menu kepada Sean, setelah memesan Lena mencari tempat duduk yang menghadap langsung ke arah meja Sean, tak menunggu lama Sean pun datang dengan beberapa makanan dan minuman yang di pesan Lena, dan menaruhnya di mejanya

"Terima kasih kak Sean" ucap Lena

"Sama-sama , selamat makan" ucap Sean, setelah itu dia pun berbalik ke mejanya dan melayani pesanan yang lainya

Lena memang tertarik dengan Sean, dia diam-diam selalu memperhatikanya dia setiap kali makan, tapi Sean tidak pernah menunjukan kalau dia tertarik padanya 'Apa aku kurang menarik kah? atau apakah aku yang harus memulainya duluan?' Lena bahkan meragukan pesona dirinya sendiri

Sebenarnya banyak juga pria pria yang mengejar Lena, hanya saja Lena tidak pernah bersunguh sungguh meresponya, dia juga termasuk sosok wanita yang di dambakan setiap pria, tidak sedikit yang mencoba mendekatinya, tapi memang hatinya sudah terpaut oleh sosok di depanya ini

Setelah selesai makan, Lena memberanikan diri menghampiri meja Sean, ''Kak Sean, ngomong ngomong nanti sore ada waktu tidak?? kalau, kalau ada boleh kah kita nanti jalan sebentar?'' tanya Lena dengan hati degdegan

Sean tertegun dan memandangnya 'Gadis ini sungguh berinisiatif'

''aku, bagai mana ya?, bukanya tidak ada waktu Len, tapi aku kerjanya sampai malem kan, jadi sepertinya tidak bi...."

Sebelum kata kata Sean selesai, Randi langsung memotong perkataanya itu ''Sudah,, pergi saja, jangan pikirkan urusan kerjaan, ada aku ini, aku mendukung mu'' ucap Randi sambil menepuk pundak Sean

Sean pun tidak ada alasan untuk menolak Lena

"Oh, Baiklah kalau gitu jam berapa Len?'' tanya Sean, sebenarnya Sean juga punya kesan yang baik untuk gadis ini, dia cantik, lucu , periang, tapi Sean belum ada perasaan yang mendalam untuk gadis ini, 'sudahlah , apa salahnya jalani dulu ' gumam batinnya

Lena pun tersenyum ''Jam 5 sore kak, Lena pulang kerja'' ucap Lena sambil mengangkat 5 jarinya

''Oh iya tambahin dulu kontak Lena, biar nanti gampang kasih taunya" ucap Lena, dia pun mengulurkan ponsel di tanganya ke pada Sean

...~°~...

Penyelamat

Lena tau selama ini tidak pernah ada wanita yang dekat dengan Sean, dia tidak pernah melihatnya selama dia makan di tempat ini, jadi dia berani bertaruh dengan hatinya dan berinisiatif memulainya lebih dulu, Lena percaya pria di depanya ini orang baik

Sean pun mengambil ponsel yang Lena ulurkan itu, dan menulis nomornya sendiri, kemudian dipun memanggilnya, ponsel Sean pun bergetar tanda panggilan masuk, ''Nomornya sudah ada, kamu tinggal simpan'' ucap Sean, diapun segera mengembalikan ponsel Lena, dan Sean juga menyimpan nomornya itu

''Iya,, Lena pasti simpan , sampai jumpa nanti sore kak'' Lena pun segera berbalik dan pergi melewati meja Randi yang sedang tersenyum masam padanya, dan segera Lena pun keluar

''Giliran gue kapan bisa di samperin cewek cantik seperti Lena? sepertinya nasib baik hanya datang padamu saja Sean," kata Randi sambil menatap Sean dengan tatapan iri

''Baik menurutmu, menurutku ini tidak terlalu,'' Sean tau kalau gadis itu menyukainya, tapi Sean masih belum yakin bisa membalas perasaanya itu, Sean takut hanya akan mengecewakan gadis itu nantinya

''Sudahlah, gue tau lu masih terperangkap dengan gadis dari masa sekolahmu itu kan?, lupakan saja, dia juga mungkin sekarang sudah memiliki hidup yang dia inginkan, tidak semua wanita melihat harta dan jabatan lu sekarang, dan Lena kulihat dia gadis yang baik, yang penting dia juga tidak memandang rendah dirimu kan, jadi apa salahnya jika memiliki hubungan denganya?'' ucap Randi berpendapat

"Ku rasa begitu, Tumben kata2mu bijak'' ucap Sean memuji

"Gue dari dulu memang bijak, lu saja yang tidak menyadarinya" ucap Randi berlaga so

.....

Waktu pun berlalu dengann cepat

jam 5 sore di depan sebuah bangunan supermarket berdiri seorang gadis cantik dengan rambut sebahu, dia meraih ponselnya dan langsung menghubungi sebuah nomor ''Halo kak Sean, Lena sudah ada di depan nih, Lena tunggu ya" ucap Lena

Sean yang di sebrang telepon hanya menjawab, "Iya''

Tak butuh waktu lama, Sean pun muncul dan bergegas menghampiri Lena,

"Hay" ucap Lena tersenyum dan melambaykan tanganya di depan dadanya

Sean pun tersenyum dengan tingkah gadis ini,

''Hay juga,, jadi mau jalan kemana kita?'' tanya Sean

"Ada Taman Kota di depan sana, tempatnya lumayan nyaman untuk jalan jalan, juga tidak terlalu jauh dari Rumahku,'' jawab Lena

''Ohh, baiklah'' Sean pun mulai melangkah dan berjalan bersebelahan dengan Lena, kaki mereka pun melangkah hampir bersamaan dengan langkah yang santai

Setelah beberapa waktu mereka berjalan, Lena pun mulai membuka pembicaraan "Kak Sean, boleh tanya tidak? apa kak Sean pernah punya pacar? atau, atau orang yang kak Sean sukai?" tanya Lena merasa ragu untuk bertanya, tapi Lena memang penasaran

Sean pun tertegun sejenak, "Kenapa menanyakan hal itu?" Sean tersenyum dan menatap kosong kedepannya

"Tidak,, Lena hanya penasaran saja, menurut Lena kak Sean baik, dan kak Sean juga menarik, jadi tidak mungkin kalau tidak pernah ada yang menyukai kak Sean kan?" ucap Lena

"Entahlah, dulu aku sempat dekat dengan seorang Gadis, tapi tidak bisa di sebut pacar juga, karena tidak pernah ada pernyataan cinta dari aku atau pun dia, mungkin hanya setatus teman yang sepesial saja, dan punya kesan yang mendalam selama 6 tahun bersama, memang cukup lama kami bersama, namun akhirnya dia pergi tampa ada kabar sedikit pun, dan sekarang juga tidak tau entah di mana dia" ucap Sean

"Begitu kah?, sepertinya rumit, apa seperti kekasih masa masa sekolah?'' tanya Lena

Sean tersenyum, "Ya mungkin seperti itulah kira-kira, bagai mana dengan mu?" Sean bertanya balik

"Kalau aku sih pernah menjalin hubungan beberapa kali, tapi tidak pernah ada yang bertahan lama, tidak ada yang benar benar berkesan kak" jawab Lena

Setelah berjalan lumayan lama, mereka pun akhirnya tiba di sebuah taman di kota 'B', taman ini di beri nama 'Taman Pustaka Bunga', tamannya cukup luas dan rimbun karena ditumbuhi berbagai jenis pohon berbagai ukuran, dari mulai pohon yang kecil sampai pohon yang besar

Juga di tanami berbagai jenis bunga dan tanaman hias lainya, di tengah taman juga terdapat kolam buatan yang cukup unik, yang bersebelahan dengan aliran sungai yang tidak terlalu dalam, orang lain pun ada yang duduk-duduk di sana dan berswafoto, suasananya memang nyaman dan teduh, mereka seperti berada di dalam hutan yang udaranya sejuk dan bersih

Sean dan Lena pun masuk keu area taman itu "Kak Sean, apa kamu pernah kesini?" tanya Lena memastikan

Sean menggelengkan kepala "Tidak pernah, waktu kerjaku seharian, mana ada waktu buat jalan-jalan kan'' ucap Sean tersenyum

Mereka pun terus mengobrol di taman sambil berjalan jalan santai, dan sesekali mereka duduk di kursi kursi besi yang ada di sana, hingga tak terasa hari pun mulai gelap, Sean segera mengantar Lena pulang ke rumahnya, yang memang jaraknya tidak jauh dari sana, dan setelah Sean mengantar Lena sampai depan gang rumahnya, Sean pun langsung kembali lagi ke rumah makan

Saat kembali ke rumah makan, pakerjaan pas lumayan sibuk, Sean pun segera melayani pesanan demi pesanan, hingga tidak terasa waktu pun sudah menujukan jam 9 malam, setelah tidak ada pelanggan lagi, mereka pun mulai berberes untuk menutup Rumah makan, dan mereka pun bersiap untuk pulang

Biasanya Sean pulang di antar Randi pakai motor, tapi kemarin Randi pindahan dan motornya dipakai Randi untuk bolak balik bawa barang, jadi motornya itu pun mogok dan harus masuk bengkel sekarang

"Sean, sory gak bisa anter lu pulang malam ini " ucap Randi

"Tidak papah, rumahku tidak jauh juga kan, O ya Rand, kamu ada duit tidak? aku pinjem dulu lah buat bayar sewa rumah, aku sudah malu sama yang punya rumah" ucap Sean memelas

"Ada, lu butuh berapa?" tanya Randi sambil membuka kantong kecilnya

"Aku butuhnya 1juta, ada tidak??" ucap Sean ragu

"Ada nih, lu pake saja dulu" ucap Randi sambil menyerahkan uang di tanganya

"Iya sory ya, aku pakai dulu uangmu," ucap Sean

Setelah dapat pinjaman uang dari Randi, Sean pun segera bergegas pulang dengan hanya berjalan kaki, karena hari memang sudah malam, jadi kendaraan umum juga sudah jarang yang beroperasi,

Diapun terus berjalan menyusuri jalanan yang sudah sepi itu, dan setelah kira-kira dia di pertengahan jalan, Sean sedikit merasa ragu antara pilih lewat jalan pintas atau jalan raya, jika melewati jalan pintas, itu lumayan cepat untuk sampai ke rumah sewanya, hanya saja jalanya itu gelap karena minimnya penerangan, tapi Sean pun memang memilih jalan pintas supaya mempersingkat waktu tempuhnya, karena jika lewat jalanan raya memang jalurnya memutar

Sean pun bergegas masuk ke gang yang berada di sebelah kedai kopi Star, di dalam kedai sepertinya cukup ramai, dan ada musik juga yang terdengar dari dalam, Sean terus berjalan di gang itu, semakin dirinya melangkah ke dalam gang, Sean samar-samar bisa mendengar suara wanita yang sedang memaki

Awalnya Sean tidak memperdulikan suara itu, tapi semakin melangkah suaranya semakin jelas terdengar, dan sesekali terdengar meminta tolong juga, di jalan gang itu memang ada gang lagi sekiar satu atau 2 meter menuju ke arah pintu besi, itu adalah jalan ke area belakang kedai ini

Karena Sean penasaran, diapun mendekat dan mengintip dari celah pintu itu, Sean pun bisa melihat seorang pria gendut berbaju kaos hitam di dalam, dia seperti sedang menggangu seorang gadis di luar pintu kamar mandi

Sean pun menyentuh handle pintu besi itu, dan ternyata itu tidak di kunci, Sean sempat ragu ragu tapi Sean pun memutuskan untuk masuk,

Wanita itu pun bisa melihat kalau ada orang yang masuk dari pintu, seketika itu matanya pun berbinar, dia seperti melihat seorang penyelamat saja, wanita ini juga sepertinya mengisyaratkan sesuatu ke arah lantai dengan matanya

"Lepas, lepaskan, tolong, lepaskan tanganmu" ucap si wanita yang akan di rangkul oleh si pria gendut itu, dia terus berteriak dan melawan sebisanya, tapi karena dia sudah terpojok di dinding, dia pun tidak bisa mundur lagi

Si pria belum sadar kalau ada orang di belakanganya sekarang,

Sean pun mengerti akan isyarat dari si gadis, jadi dia mengarahkan pandanganya ke arah lantai, dan dia melihat sebuah benda yang tergeletak di sana, itu adalah sebuah alat kejut yang bisa menghantarkan tegangan listrik,

Sean pun mengambil alat itu, dan mencoba menekan tombol di Stun Gun itu, sayangnya benda itu sepertinya rusak karena terbanting

Tadinya memang alat itu akan di pakai si gadis untuk melumpuhkan lawan, tapi terjatuh karena di teois si pria gendut itu

Si pria gendut pun akhirnya sadar kalau ada seseorang di belakangnya, jadi dia langsung mendorong si wanita itu hingga jatuh ke lantai , dan dia pun berbalik ke arah Sean "Hey, siapa kamu?, mengapa masuk rumahku sembarangan, mengganggu saja kamu?'' ucap pria itu dengan mata yang memerah dan tercium aroma alkohol dari tubuhnya

"Rumahmu??? " Sean pun tersenyum bingung, 'Dasar pria mabuk, kedai pun dia anggap Rumahnya' pikir Sean

...~°~...

Gandengan

Si pria itu pun menatap tajam pada Sean, dan langsung menunjuk arah pintu besi "Keluar kamu, atau aku akan menghajarmu di sini" ucap pria itu, tapi Sean tetep berdiri di sana dan tidak bergerak sedikitpun,

"Baiklah, kamu seperti nya memang minta di hajar," ucap pria gendut itu, dia pun langsung mengakat tangan gempalnya dan memukulkan tinjunya itu ke arah Sean

Sean yang dari tadi berdiri dengan tenang pun hanya menggerakan tubuhnya sedikit kebelakang, dan 'Wush' pukulan pria itu pun hanya mengenai angin saja,

Sean merasa kondisi ini sudah sedikit mendesak, jadi dia langsung mengepalkan tinjunya juga, dan 'Buk' Sean memukul ulu hati si pria itu cukup cukup keras

Dan si pria itu langsung terjungkal kebelakang, dan 'brak' dia pun langsung terkapar di lantai, tidak terlihat ada pergerakan lagi dari si pria gendut itu

Sean pun memperhatikan nya 'Baguslah, Sepertinya dia langsung pingsan' pikir Sean

Sean sedikit heran, walau pun ada suara ribut di ruangan ini, tapi tidak ada satupun orang dari pihak kedai yang datang, mungkin karena ada suara musik dari dalam, jadi keributan di sini pun tidak terdengar oleh pengelola kedai di dalam

Pukulan Sean itu memang cukup keras, karena memang Sean sering melatih tinjunya setiap pagi, jadi hanya dengan satu pukulan pun dia bisa melumpuhkan pria mabuk ini

Si wanita yang masih terduduk di lantai pun menatap lekat ke arah Sean "Te terima kasih sudah membantuku" ucap Rania, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika saja pria ini tidak datang membantunya

"Sama-sama" ucap Sean, dia pun sejenak memperhatikan si wanita yang terduduk itu, wajahnya terlihat sangat cantik, dia berkulit putih seputih salju, 5 panca indranya pun terlihat sangat sempurna,

Sean pun bisa melihat kalau jari tangannya yang lentik itu terus memegangi kemeja putihnya di bagian dada

"Jangan menatapku" ucap Rania yang risih karena di perhatikan Sean seperti itu,

Rania pun langsung menundukan kepalanya, dia pun lebih merapatkan bajunya lagi, dia takut kalau pria ini juga punya pikiran jahat padanya, kondisi pakaianya sekarang tidak terlalu bagus, karena si pria gendut sempat menarik bajunya tadi, dan itu membuat kancing kemejanya copot beberapa di bagian dadanya

"Baiklah,, kalau kamu tidak butuh bantuan lagi, aku pergi sekarang" ucap Sean, dia pun bermaksud untuk segera keluar dari sana

"Tunggu dulu" ucap Rania agak berteriak "Apa kamu tega meninggalkan seorang gadis dengan kondisi seperti ini?" ucap Rania yang mulai bisa berpikir rasional,

Dia merasa tidak mungkin bisa keluar sendirian dari sini, badanya lemas, karena dia sangat takut jika si pria gendut tadi akan berbuat suatu hal yang buruk pada dirinya

Sean pun menoleh pada gadis itu lagi "Apa kamu bisa bangun sendiri? kalau bisa kita keluar sekarang" ucap Sean

"Bisa,, tunggu sebentar" Rania menjawabnya tampa ragu ragu, dia pun mencoba untuk bangkit sendiri, tapi belum juga dia berdiri tegak dia sudah berteriak lirih "Sssh aaaw,,, sakit" pekik Rania sambil menjatuhkan dirinya lagi kelantai

Sean pun langsung berbalik ke arah Rania dengan melangkahi tubuh si gendut yang tergeletak, Sean pun mengulurkan tanganya karena bermkasud ingin membantu Rania supaya bisa berdiri, tapi

"Jangan sentuh aku" ucap Rania sedikit berteriak lagi, dia memang merasa risih dengan kondisi bajunya sekarang, karena bisa saja bajunya terbuka kalau peganganya itu lepas

Sean pun sektika terdiam, lalu dia pun menarik kembali uluran tangannya itu, Sean juga sadar kalau dari tadi gadis ini memang terus memegangi bajunya itu, dan dia memang berusaha untuk menutupi itu darinya, Sean yang paham dengan masalah wanita ini pun segera melepaskan jaket yang dia kenakannya

Rania pun menatap pria yang membuka jaket ini dengan tatapan curiga, "Apa, apa yang ingin kamu lakukan?'' ucap Rania sedikit gugup

"Ini, Pakai jaket ku" ucap Sean yang segera memberikan jaket di tanganya itu pada Rania, dia juga memalingkan pandangannya ke arah lain supaya gadis ini tidak merasa di perhatikan

"Oh" Rania pun tertegun sejenak, lalu diapun mengambil jaket Sean itu dan segera memakai nya "Terima kasih" ucap Rania yang malu sendiri karena sudah berpikiran negatif

"Apa kamu bisa hubungi seseorang untuk membantumu?" tanya Sean, dia merasa kalau gadis ini terlalu berhati-hati, itu mungkin karena kejadian yang menimpa nya barusan, jadi Sean mengusulkan wanita ini untuk meminta bantuan, dan di lihat dari penampilannya, Sean bisa menebak kalau wanita ini memang bukan orang biasa biasa

"Aku tidak tau, aku sekarang tinggal sendiri di kota 'B' ini, ayah ku kembali ke kota 'J' tadi sore, mungkin besok baru kembali" Rania pun menghela napasnya, "Apa kamu bisa menyetir mobil?,, aku sepertinya tidak akan bisa menyetir sekarang, kaki ku terasa sakit, sepertinya terkilir tadi" ucap Rania

Sean pun menggeleng kan kepala nya "Tidak, aku tidak bisa bawa mobil" ucap Sean, dia pun melihat ke arah pergelangan kaki kanan Rania yang putih itu, memang terlihat sedikit kemerahan dan sdikit bengkak,

"Atau kamu tolong carikan aku hotel terdekat, atau penginapan, atau apalah yang penting bisa untuk beristirahat dulu malam ini,'' ucap Rania sedikit memelas

"Kalau Hotel lumayan cukup jauh jaraknya dari sini, tapi kalau rumah sewa atau rumah kos biasa, ada banyak yang dekat di daerah sini" ucap Sean, rumah sewanya juga sudah tidak jauh dari sana, jadi dia lumayan tau daerah itu

Rania pun berpikir sejenak, "Tidak apa lah itu saja, kamu bantu aku untuk kesana, ulurkan tanganmu" ucap Rania, dia tidak ingin Sean memegang badannya, jadi Rania meminta tangan Sean untuk jadi peganganya saja

Rania pun segera bangkit dengan berpegangan di tangan Sean, sebelum pergi, Rania mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan pada si pria gendut yang tergeletak itu

"Untuk apa kamu foto pria itu?" Sean bertanya karena heran

"Tidak apa, ayo pergi" ucap Rania tidak menjelaskan apapun, mereka pun bergegas keluar dengan Rania yang berjalan terpincang

Suasana di jalanan gang gelap dan sepi, Rania yang berjalan sedekat ini dengan Sean dan menggandeng tanganya pun sebenarnya merasa sangat canggung, hingga jantungnya pun terasa berdegup cukup kencang, Jujur saja Rania tidak pernah berinisiatif sedekat ini dengan seorang pria sebelumnya,

Sean juga tidak jauh berbeda dengan Rania, dia sebelumnya juga tidak pernah sedekat ini dengan seorang gadis, samar samar Sean pun bisa mencium aroma wangi gadis yang di sampingnya ini

Di tambah sentuhan lembut dan dingin tangan gadis ini membuat Sean sedikit gemetaran, sepertinya dia memang tidak bisa biasa-biasa saja di kondisi seperti ini, yang tiba tiba bergandengan tangan dengan seorang gadis cantik

Sean pun mencoba memecah keheningan jalanan gang dengan mengajak gadis ini mengobrol "Sebenarnya apa yang terjadi?, kenapa kamu bisa ada di situasi seperti itu tadi?" tanya Sean

"Aku juga tidak menyangkanya, aku tadinya hanya sedang minum kopi saja di kedai itu, karena kebelet aku pergi ke toilet, tidak ada siapa siapa di ruangan itu sebelum aku masuk ke toilet, tapi begitu aku keluar sudah ada orang itu yang entah dari mana datangnya, dia langsung menghampiriku dengan jalanya yang sempoyongan, kemudian dia dengan cepat meraih tanganku, aku sangat terkejut karena tidak bisa menghindarinya, dia terus meminta maaf padaku dan tidak melepaskan tanganku juga" ucap Rania

"O yah?, terus?" ucap Sean

"Aku sudah mencoba menolaknya tapi dia tidak mau melepaskan tanganku, malah dia mencoba merangkulku tadi, aku mengeluarkan alat yang kamu pegang tadi dari tas ku, tapi dia malah menepisnya dan jatuh ke lantai, dan setelah itu kamu datang, dan begitu lah ahirnya," ucap Rania

Sean terdiam sjenak untuk memperoses ucapan gadis ini,

"Menurutku, mungkin pria itu menganggapmu pasanganya, kemungkinan mereka sedang berselisih,, spertinya dia juga masuk melewati pintu besi yang tadi aku masuki, dia mabuk, jadi tidak mungkin dia dari dalam kedai kan?" ucap Sean menebak nebak

"Sepertinya memang begitu, tapi aku tetap saja tidak senang dengan perlakuanya itu terhadapku" ucap Rania

...~°~...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!