NovelToon NovelToon

Mutant : Katana Holder

Chapter 1 : PROLOG

...Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan....

Tanah Air

Kota Axel, 10 Februari 2021

Pukul 22:45

Penjara Ghosttown

Eric Pratama, seorang remaja berusia tujuh belas tahun. Ia memiliki wajah yang dapat membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Memiliki wajah tirus berkulit putih, rambutnya cukup panjang berponi dengan potongan undercut di bawah rambutnya, tatapan matanya yang hitam pekat dapat membuat seorang gadis terpana, bahkan sampai jatuh cinta.

Saat ini ia sedang berada dalam masalah.

Di dalam sebuah sel, Eric memandang ke arah luar jeruji. Tampak seorang pria mengenakan seragam Polisi berjalan menghampiri dirinya. Eric melirik ke arah bet nama di baju pria itu, tertulis "Nendra Basweda," seragam Polisi yang ia kenakan membuat orang itu terkesan heroik dan berwibawa. Sekilas itu hanya penampilan luarnya saja, berbeda jauh dengan fakta.

Polisi itu justru merupakan Polisi korup yang telah menjebak Eric ke dalam Penjara karena anaknya dipukul oleh Eric hingga harus dirawat di rumah sakit. Namun, bukan tanpa suatu alasan mengapa Eric memukul anak polisi itu, Ardhias. Melainkan karena mereka berkelahi, disebabkan oleh hal tertentu dua hari yang lalu.

"Waktumu tinggal tiga hari lagi di sini! Jika kau ingin cepat-cepat keluar, kau harus masuk ke dalam ring Ghosttown! itu adalah tempat para narapidana beradu kekuatan tinju mereka, kau bahkan masih sangat muda, tenagamu tidak akan sanggup melawan salah satu dari mereka." Sebut polisi korup, Nendra Basweda itu.

"Aku akan melawan siapapun di dalam ring itu jika memang untuk mempercepat diriku keluar dari sini, aku tidak ingin ketinggalan pelajaran sekolah dan membuat ibuku khawatir," jawab Eric

"Hah ...! aku lupa mengabari ibumu jika kau sedang berada di dalam sel ini, dia bisa malu jika ia tahu tentang ini," ejek Nendra Basweda.

"Kau lihat saja, aku akan keluar dari sini!"

Seketika Eric meninju satu batang jeruji besi hingga patah. Nendra yang melihat itu terbelalak kaget, ia tak mengerti dengan apa yang baru saja terjadi sehingga membuat dirinya sedikit termundur beberapa jengkal.

"Kau anak kecil ... berani nya kau menghancurkan besi itu. Aku bisa saja membuatmu lebih lama di dalam sini, tapi ada sebuah peraturan yang mengharuskan mu melawan seseorang di dalam Ring Ghosttown. Kau tidak bisa menarik perkataanmu." Teriak Nendra dengan tubuh bergetar marah.

Kemudian dua Polisi lainnya membuka pintu sel Eric, lalu membawanya ke sebuah tempat. Lorong demi lorong dan blok demi blok Eric lewati dengan dua Polisi di sebelahnya. Sekilas Eric melihat beberapa tahanan sel yang sangar sedang menatapnya seakan ingin melahap Eric, hanya saja mereka di batasi oleh jeruji besi di depannya. Eric terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan menindas di sekelilingnya.

Tak lama kemudian Eric melihat sebuah arena luas, tepatnya berada di bawah. cukup dalam untuk masuk kesana, dengan luas lingkaran diameter 50 m, tinggi dinding 6 m, dan di lapisi oleh kawat berduri di sekelilingnya.

Eric disuruh turun ke dalamnya. Eric pun turun lalu mendongak ke atas, ia melihat para penonton berdatangan, yang tidak lain mereka adalah para tahanan sel dengan pembatas pagar jaring besi di depan mereka.

Nendra Basweda pun datang seolah ia merupakan orang yang pemberani tanpa kenal rasa takut. Ia memegang sebuah mic dan langsung bicara pada kerumunan penonton sebagai pembawa acara pertarungan.

"Kepada para tahanan sekalian, mari kita sambut penerima tantangan Da Bai, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan sosok bocah ingusan yang menerima tantangan sang legendaris kita. Ia bernama Eric Pratama, mari beri tepuk tangan yang meriah!" teriak Nendra ayah dari Ardhias tersebut.

"Uuuu ..., dasar bocah. Tubuh kecil saja berani melawan Da Bai, bahkan kau bocah tak akan bisa membuat luka kecil di tubuhku," hina tahanan sombong kepada Eric

"Lebih baik kau pulang dan kembali ke Ibumu, ketimbang kau harus menghadapi Da Bai."

"Bocah lemah, kau tidak akan sanggup dalam waktu tiga detik."

Semua tahanan menyoraki dan meneriaki Eric bocah tak tahu diri. Bahkan kini Eric hanyalah seorang remaja yang masih dihidupi oleh ibunya. Ia juga masih duduk di bangku sekolah SMA, mereka tidak yakin Eric mampu melawan Da Bai bahkan jika itu hanya sedetik saja.

Nendra Berbicara dan menenangkan para penonton.

"Harap tenang para tahanan yang terhormat, Mari kita sambut petarung sekaligus pembunuh legendaris kita, Daaa Baiii!"

Para tahanan bersorak untuk Da Bai dan buru-buru memasang taruhan untuknya. Beberapa orang lemah yang dipaksa untuk memilih Eric sebagai taruhan terpaksa memilih Eric, karena jika mereka menolak mereka akan tertindas atau mati oleh para tahanan yang kuat. Hanya itu akhir dari nasib orang lemah di balik jeruji besi Ghosttown ini, dan taruhan tetaplah taruhan, siapapun yang kalah harus menerima kekalahannya, jika mereka tak terima, Polisi korup itu akan menyiksa mereka di ruang pendingin isolasi. Itulah peraturan yang telah ditetapkan di balik jeruji sel, mereka tidak serta merta mengikuti aturan resmi, melainkan inilah bentuk UnderCover Penjara Ghosttown.

Tampak sebuah pintu besi seketika terbuka menyeka ke atas, menampilkan sosok sangar di baliknya. Ya, itu adalah Da Bai. Kasus keriminalnya yaitu membunuh seorang mantan pemimpin yakuza, Hiro Natsumi. Hiro merupakan mantan pemimpin yakuza yang sudah pensiun dari jabatannya. Da Bai diutus oleh pemimpin baru yakuza untuk membunuh Hiro Natsumi karena alasan tertentu yang sama sekali belum diketahui Eric.

Hiro Natsumi kalah karena usianya yang sudah tua dan tidak mampu melawan lagi, dapat dikatakan Da Bai adalah pembunuh bayaran yang kuat dan juga beruntung karena tidak menghadapi Hiro Natsumi yang masih kuat saat itu, melainkan melawan kakek tua yang sudah sakit-sakitan. Namun, bawahan setianya Hiro Natsumi menolak lupa akan perbuatan baik yang Hiro Natsumi lakukan kepada mereka dahulu, dapat dikatakan ia merupakan sosok berjasa pada masanya, sehingga mereka anak buah Hiro yang setia berhasil membuktikan kasus pembunuhan Hiro oleh Da Bai sebagai pelaku di pengadilan negeri Tanah Air. Da Bai pun dijerat hukuman penjara seumur hidup di Negeri Tanah Air.

Kembali ke arena Ghosttown, Da Bai dengan angkuhnya membusungkan dada dan mengeratkan kepalan tangannya, tampak urat menggeliat keluar tembus pandang dibalik kulit lengannya, memamerkan tubuhnya yang kekar, sontak orang-orang yang mendukung Da Bai berteriak semangat.

"Da Bai! kalahkan dia dan tarik jantungnya keluar!!!"

"Ayo, Da Bai! dia hanya anak kecil. Kau hanya perlu menendang nya hingga jatuh dan kau menang!"

Sekilas banyak sekali orang yang berteriak untuk Da Bai, sedangkan orang yang dipaksa memasang taruhan untuk Eric hanya berwajah murung pasrah akan nasib mereka.

Eric memasang wajah datar, sama sekali tak menghiraukan ucapan para tahanan. Eric berbicara kepada Dabai,

"Jadi kau Da Bai! orang yang membunuh kakeknya gadis yang aku sukai."

_____________________________________________

Karakter Utama : Eric Pratama

Hai ...!

Habis baca please ...!

Like dan saran komentarnya ...!!!

Dari teman-teman yang baca ada yang udah ngerti dari judul novel Mutant Holder Katana?

Kalau belum ngerti biar aku jelasin ...

Mutant adalah bahasa inggris dari sebutan "Mutan." Mutan merupakan istilah untuk manusia yang berevolusi pada usia remaja menjadi manusia super, di mana kekuatan yang dimiliki jauh melebihi manusia biasa.

Hal yang menurut aku menarik di sini adalah Eric Pratama merupakan seorang mutan pemegang pedang samurai, selain Eric Pratama ingin membalaskan dendam kekasihnya Yuri, dengan sebilah pedangnya ia juga ingin membalaskan dendam kepada Yakuza atas kematian keluarga besar dari ibunya yaitu keluarga Deslova di masa lalu.

Menurut kalian gimana? asik gah tuh? baca terus yah ...!!! kelanjutan cerita ini sampai tamat ...!!!

Likenya juga please buat dukung aku ...!

Chapter 2 : Trisakti High School

Dua Hari yang lalu!

(Sebelum Eric di penjara)

Suasana di pagi hari yang cerah memperlihatkan gadis-gadis dan juga lelaki remaja lainnya sedang berjalan mengenakan seragam sekolah, seragam dengan atasan putih dan bawahan abu-abu. Ketentraman dari keramaian anak sekolah dapat dilihat dari kejauhan. Tentunya mereka sedang dalam perjalanan menuju ke sekolah SMA Trisakti. Gerbang sekolah yang besar dengan tembok yang menyatu di pinggirannya mengelilingi kawasan Trisakti High School secara keseluruhan, tulisan "Trisakti High School" juga terpampang jelas di atas gerbangnya. Indah dalam bentuk, tampak beberapa gedung bangunan kelas, ruang guru, ruang kooperasi, dan ruang UKS (unit kesehatan sekolah). Semuanya memiliki tiga tingkatan lantai dengan desain warna bangunan yang rapi, dan juga tersedia beberapa bangunan kantin yang megah bak restoran.

SMA Trisakti merupakan sekolah yang paling terfavorit di Kota Axel, tentu murid-muridnya juga berintelektual dan juga memiliki wawasan yang luas serta memiliki ilmu sosial yang tinggi. Namun, di balik itu semua tentu saja ada beberapa murid brandal yang dapat masuk ke sekolah ini, mereka memanfaatkan kekayaan dan jabatan orang tua mereka dengan meyuap kepala sekolah SMA Trisakti.

...........

Kelas XI-A

Sekumpulan gadis cantik sedang berbincang.

"Aku dengar bakalan ada anak baru di kelas kita ini, katanya sih cewek, tapi menurut kalian dia cantik gak ya?" tanya Helvi

"S**t, aku gak akan biarin kepopuleran aku jatuh kalau dia masuk sekolah ini, apa lagi dia sekelas dengan kita. Eww ...!!! gak banget deh!" gelisah Alena.

"Kamu tenang aja, kecantikan kamu gak akan tertandingi sama anak baru itu, paling juga mukanya biasa-biasa aja." Respon Gea.

Ya, mereka adalah geng Trio Beauty. Alena sebagai ketua geng, Helvi dan Gea sebagai orang kepercayaan sekaligus sahabat dekat Alena. Mereka memiliki puluhan anggota perempuan di dalam geng mereka itu, semua anggotanya tidak ada yang tidak cantik. Sebagai gadis-gadis yang cantik di dalam kumpulan itu, mereka terlalu fanatik soal kecantikan dan juga posesif bila ada seorang gadis yang dapat menyaingi mereka di luaran anggota Trio Beauty. Jika mereka mengetahui ada seseorang yang dapat menyaingi kecantikan mereka, mereka akan membully dan berusaha membuat gadis tersebut terlihat jelek atau biasa-biasa saja, atau jika ingin tetap berpenampilan cantik, gadis itu harus ikut ke dalam geng mereka serta wajib mematuhi peraturan yang mereka buat.

Suara langkah kaki terdengar dari luar kelas, semakin mendekat semakin terdengar jelas suara hentakan sepatunya, lalu sileut seorang lelaki berseragam sekolah putih abu-abu muncul di depan pintu. Ia memiliki wajah yang dapat membuat setiap gadis yang melihat jatuh hati padanya. Ya, itu adalah Eric Pratama.

"Wah ... Ericku ...! akhirnya datang juga, aku udah lama nunggu kamu di sini." Sapa Alena

Eric sama sekali tak menghiraukan dan langsung duduk di bangku paling belakang.

Tak lama kemudian bel masuk kelas berbunyi, Ibu Guru Helena pun masuk ke kelas setelah dua menit bel masuk berbunyi, berbeda dengan hari biasanya Bu Helena terlihat membawa seseorang bersamanya, tampaknya orang yang Bu Helena bawa merupakan seorang gadis berambut hitam dan sedikit warna kemerahan di sela-sela rambutnya. Rambutnya terurai lurus dengan wajah tengah mengenakan masker hitam.

"Selamat pagi anak-anak!"

"Selamat pagi, Bu ..." kompak sekelas.

"Sepertinya pada semester ini, untuk pertama kalinya kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu, sayang!" suruh Bu Helena.

"Kenalin nama aku Natsumi Yuri, panggil aja aku Yuri. Aku murid pindahan dari negara Jepang. salam kenal semua, semoga kalian semua senang dengan kehadiran aku dikelas ini," ucap Yuri ramah.

"Wah ...!!! negara Jepang, negara asal tempatnya dibuat anime itu, ya?" bisik-bisik murid di dalam kelas.

"Bukannya di sana tempat para yakuza?"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang menghentikan kebisingan murid-murid.

"Bisakah kau membuka maskermu? kami ingin mengenalimu agar di luar kita bisa saling mengenal dan membantu jika perlu," ucap Ardhias duduk paling belakang, dua langkah meja ke samping tak jauh dari Eric.

"Tumben-tumbenan ngomong gitu, biasanya sombong amat!" respon Helvi di bangku depan Ardhias.

Murid yang lain juga keheranan, pasal nya Ardhias merupakan pimpinan brandal yang amat menakutkan, mustahil jika seorang Ardhias mengeluarkan kata membantu, karena ia adalah penyebab onar di lingkungan sekolah, ia memiliki kumpulan nya sendiri dengan sebutan WolfStreet. Mereka cenderung membully anak-anak yang cupu di SMA Trisakti, sebenarnya itu merupakan pelanggaran berat bagi murid yang melakukan bully, namun tidak ada yang berani melaporkan hal itu ke guru. karena, pernah terjadi suatu Tragedi di mana ada seseorang yang berani melaporkan perbuatan bully mereka kepada guru, sehingga Ardhias dan pengikutnya diskors selama dua bulan, Ardhias tak terima dirinya diperlakukan seperti itu dan merasa harga dirinya diinjak.

Ardhias memutuskan untuk mencari seseorang yang berani melaporkan ke guru tentang perbuatan bullynya sendiri. Ia berhasil menemukannya bersama geng WolfStreet dan membawa orang itu ke lantai paling atas gedung tinggi di pusat kota. Sebuah gedung yang memiliki lantai sekitar 50 lantai. Orang itu dihajar habis oleh WolfStreet dan menyuruh nya untuk lompat terjun bebas ke bawah.

Sehingga rumor itu beredar ke SMA Trisakti tanpa ada satu pun guru yang mengetahui fakta di balik tragedi tersebut. Intinya kasus itu ditutup oleh ayah Ardhias selaku Polisi yang mengurus kasus tersebut, ia membuat bukti-bukti palsu bahwa anak yang lompat dari atas gedung tersebut melakukan tindakan bunuh diri karena alasan tertentu.

Kembali ke dalam kelas XI-A, Yuri yang tak kunjung membuka masker ragu-ragu untuk membukanya.

"Sepertinya dia malu memperlihatkan wajahnya ke kita, kamu jelek ya?" tanya Alena seolah tak merasa bersalah dengan ucapannya.

"Wah, wah, wah, ni anak juga dari ucapannya sok ramah tuh ..." sebut Gea ke Yuri.

Ketua kelas yang sedari tadi mendengar mereka berbicara langsung memotong pembicaraan agar tidak menyakiti hati murid baru itu.

"Sudah-sudah, kalian tidak boleh memberi kesan buruk di hari pertama Yuri bersekolah, biarkan dia mencari tempat duduknya supaya kita bisa melanjutkan kegiatan belajar kita," sahut sang ketua kelas Bryan.

"Iya benar anak-anak, kalian harus menjaga etika dan ucapan kalian, masa anak sekolah ngomongnya gitu, gak baik," sambung Bu Helena.

"Iya maaf, Bu! gak diulangi lagi ... !" ucap Alena dan Gea serempak

Sungguh ucapan yang klise bagi murid-murid di kelas itu, tiga karakter Trio Beauty ini akan terus memiliki sifat seperti itu karena pada dasarnya, selain membully yang lebih cantik daripada mereka, mereka juga suka membuat orang yang tidak cantik menjadi bahan ejekan untuk mereka.

"Tunggu! aku akan membuka maskerku," ucap Yuri.

Sontak membuat murid-murid di kelas kaget sekaligus penasaran.

Eric yang dari awal tak peduli mulai tertular rasa penasaran oleh yang lainnya. dan Eric pun sedikit melirikkan matanya kearah Yuri dengan wajah ke samping.

Yuri membuka maskernya dan tiba-tiba ...

"Cewek ini ..." ucap seorang murid laki-laki

"CANTIKKKKK ...!!!" teriak semua lelaki di dalam kelas terkecuali Eric.

Terlihat kulit putih bening asia layaknya kecantikan gadis jepang, kecantikan yang natural tanpa diberi rias wajah, memiliki kulit putih mulus dan bersih, pipi sedikit merah merona, begitu juga bola mata yang hitam, kelopak mata sedikit sipit dan bibir pink yang khas saat Yuri tersenyum.

Sedangkan para gadis yang lain dengan wajah melongo tidak bisa tidak iri dengan kecantikan Yuri, tidak terkecuali Trio Beauty.

Natsumi Yuri merupakan asli murni keturunan Jepang. Ayahnya adalah seorang Kepala Perusahaan terbesar di Kota Axel, walaupun Kota Axel bukanlah tanah air mereka. Ayahnya Natsumi Oga sukses melakukan bisnisnya di dunia perusahaan tersebut. Dan juga kakeknya Yuri adalah mantan Pemimpin Yakuza, Natsumi Hiro. Akan tetapi Natsumi Hiro sekarang hanya tinggal nama karena telah dibunuh oleh seorang pembunuh bayaran tepat pada dua tahun yang lalu.

Kembali ke kelas XI-A

"Maaf ... sebelumnya aku ragu membuka maskerku karena aku memiliki sifat pemalu, ini hari pertama aku bersekolah di Tanah Air, aku berharap teman-teman semua mengerti!" ucap Yuri dengan senyuman khas dan membungkuk ke depan sebagaimana biasanya budaya jepang memberi salam.

"Sudah tak apa-apa, kami semua akan dengan senang hati menjadi teman barumu di sekolah kita ini," sahut Bryan selaku ketua kelas, memang sudah seharus nya dia berperilaku baik kepada setiap murid di dalam kelas selama murid itu tidak melakukan kesalahan.

Eric yang pada awalnya merupakan seorang pemuda cuek dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, kini merasa tertarik untuk mendekati Natsumi Yuri. Pasalnya selama ini banyak gadis cantik yang tertarik kepada Eric hingga berani menyatakan cintanya ke Eric. Namun, Eric menolaknya dengan alasan "Aku ingin fokus sekolah dulu!" Ia sama sekali tidak tertarik soal hubungan percintaan.

Yuri pun dipersilahkan duduk oleh Bu Helena dan menunjuk bangku kosong di paling belakang tepatnya bangku yang berada di tengah Eric dan Ardhias.

Lelaki lain yang melihat Yuri duduk di antara tengah Eric dan Ardhias langsung tersungkur lemas dan kecewa di meja mereka. Pasalnya Eric dan Ardhias adalah orang yang mereka segani dan takuti, mereka merasa kecewa karena tidak akan pernah bisa mendekati Yuri jika ada Es dan Api yang bisa Membekukan dan Membakar mereka kapan saja, itu adalah julukan untuk Eric dan Ardhias di SMA Trisakti, yang di mana mereka akan saling beradu kekuatan, seakan tak pernah bisa menyatu.

_____________________________________________

Karakter Utama Perempuan : Natsumi Yuri

Hai ...!

Habis baca please ...!

Like dan Saran komentarnya ...!!!

Dari teman-teman yang baca ada yang udah ngerti dari judul novel Mutant Holder Katana?

Kalau belum ngerti biar aku jelasin ...

Mutant adalah bahasa inggris dari sebutan "Mutan." Mutan merupakan istilah untuk manusia yang berevolusi pada usia remaja menjadi manusia super, di mana kekuatan yang dimiliki jauh melebihi manusia biasa.

Hal yang menurut aku menarik di sini adalah Eric Pratama merupakan seorang mutan pemegang pedang samurai, selain Eric Pratama ingin membalaskan dendam kekasihnya Yuri, dengan sebilah pedangnya ia juga ingin membalaskan dendam kepada Yakuza atas kematian keluarga besar dari ibunya yaitu keluarga Deslova di masa lalu.

Menurut kalian gimana? asik gah tuh? baca terus yah ... kelanjutan cerita ini sampai tamat ...!

Chapter 3 : Eric Pratama

Eric ...

Ya, namaku Eric Pratama. Aku adalah anak dari seorang Profesor yang bernama Enmo Pratama. Ibuku seorang keturunan murni Rusia yang imigran ke tanah air. Namanya adalah Maria Deslova. Dari mulai awal aku tumbuh diusia balita, aku sama sekali tidak pernah melihat sosok ayahku. Aku hanya tahu namanya, hanya sebatas nama yang ia tinggalkan untukku, selebihnya ibuku lah yang selama ini menghidupiku dari kekayaan harta warisan keluarganya Deslova.

Hari ini adalah hari di mana aku menghadapi takdirku sendiri, apakah takdirku akan berakhir di sini? atau takdirku akan terus berlanjut dan memiliki kisah yang panjang? itu semua tergantung diriku, aku yang menentukan nasibku sekarang.

.........

RING GHOSTTOWN

"Da Bai ... Da Bai ... Da Bai ...."

Banyak para tahanan yang bersorak dan mendukung Da Bai karena mereka sangat yakin Da Bai akan menang. Para tahanan berpikir bahwa Eric mustahil mengalahkan Da Bai. Eric hanyalah sebatas bocah ingusan yang tidak tau apa itu pertarungan. Tentu pemikiran semacam itu hanya teruntuk mereka para tahanan yang memandang Eric sebelah mata.

Sedangkan di atas, Nendra Basweda sang Polisi korup, masih teringat dengan apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu. Eric mampu memukul satu batang jeruji besi hingga hancur, "Mungkin saja setidaknya anak itu mampu meremukkan tulang rusuk Da Bai." pikir Nendra Basweda.

Tak lama kemudian Eric maju mendekati Da Bai dengan santainya. Para tahanan pun tertawa.

"Hahaha, bodoh! terompet pertarungan belum ditiupkan, kau sudah maju saja, benar-benar cari mati."

Teeettt ...!!!

Tiba-tiba terompet pertarungan pun ditiupkan sehingga membuat orang kegirangan semangat melihat aksi Da Bai menyentil bocah ingusan yang berani menerima tantangannya.

Tantangannya adalah jika ada yang bisa mengalahkan Da Bai, ia akan mendapatkan uang tunai 100 juta dan juga mendapatkan kebebasan masa tahanan, hal itu telah disepakati oleh Nendra dan juga Da Bai. Sebaliknya apabila lawannya kalah maka masa waktu kurungan bertambah, ia juga harus membayar 100 juta ke Nendra Basweda akibat kekalahannya. Bagi yang kalah juga akan menjadi alat untuk bertarung di Ring Ghosttown selama masa tahanannya. Itulah keuntungan yang Nendra dapatkan apabila orang yang menerima tantangan Da Bai kalah dalam pertarungan. Sebelumnya ia benar-benar tidak memberitahukan hal ini kepada Eric agar Eric masuk kedalam perangkap sapi perahnya.

"Aku tak akan mati untuk saat ini, aku akan segera membunuhmu!" ancam Eric kepada Da Bai.

"Kau pikir aku gentar dengan ancaman kecilmu itu, sama sekali tak menaikkan bulu kudukku hingga merinding," balas Da Bai seolah seram.

"Hahaha ..." Eric tertawa sangat keras sehingga membuat para penonton terdiam sesaat.

"Apakah itu yang diucapkan pembunuh sepertimu? tidak ada seram-seramnya," ejek Eric

"Kau ...!" emosi Da Bai menggelegar.

Nendra Basweda berteriak kepada Eric.

"Eric ...! jika kau kalah, kau memiliki hutang 100 juta rupiah denganku, peraturan ini sudah sah di atas matrai ring Ghosttown!"

Eric hanya diam tak menghiraukan, baginya membunuh orang yang ada di depannya yang paling utama untuk sekarang, namun ia sedikit berpikir bagaimana bisa seorang polisi ingin mendapatkan 100 juta dari seorang pelajar tepatnya seorang siswa, "Apakah dia bodoh, atau ingin memeras uang ibuku? entahlah!?" gumamnya.

Tiba-tiba Da Bai memasang raut wajah seram, ia berusaha menangkap Eric untuk dibanting, namun usahanya sia-sia, Eric sangat lincah menghindari tangkapan Da Bai.

"Hei bocah! lawanlah layak nya lelaki! Jangan kabur seperti itu!!!" teriak salah satu tahanan.

"Baiklah jika itu yang kalian mau!" gumam Eric pelan.

Eric pun berlari ke arah Da Bai dengan sangat cepat, kemudian ia melompat cukup tinggi dan mengepalkan tangannya erat membentuk tinju sekilas seperti sangat kuat. Namun, orang yang melihatnya dengan mata telanjang tidak akan menyadari betapa kuatnya hal itu. Eric melayangkan tinjunya ke arah wajah Da Bai.

Plakkk ... !!!

Suara pukulan yang sangat keras dan cukup menggema di Arena Ghosttown.

Orang-orang tak bisa mengedipkan mata mereka melihat apa yang barusan terjadi.

Da Bai dengan tubuh besarnya jatuh tersungkur. Dengan susah payah Da Bai berusaha berdiri, tahanan yang melihatnya terkejut tak percaya dengan apa yang terjadi, tampak rahang Da Bai bengkok akibat pukulan yang Eric layangkan.

"Kau ... weraninya kau ... !!! akue akann menghabisimuuu ... !!!" ancam Da Bai dengan aritme suara yang miring karena rahangnya bengkok.

Kini Da Bai Membuat tubuhnya terlihat lima kali lebih kuat dari sebelumnya. Ototnya benar-benar keluar bagaikan Hulk di film-film, namun ini versi dunia nyata. Da Bai dengan cepat melayangkan tinjunya ke arah Eric, kali ini Eric sangat penuh dengan kewaspadaan, Eric pun menangkap tinju besar Da Bai, ia memilintir tangan Da Bai dengan kaki, lalu menendang wajah Da Bai. Da Bai sedikit terpental kebelakang, sedangkan Eric Rolling ke belakang. Da Bai terus berusaha meraih Eric untuk dipukul. Namun, semua itu sia-sia, Eric melakukan Pola bertahan, menghindar dan menyerang. Itu adalah beladiri yang pernah ia pelajari saat duduk di bangku Smp. yaitu : Silat, KickBoxing, dan Taekwondo. Tiga beladiri itulah yang Eric pegang untuk digunakan saat dibutuhkan.

Kali ini keadaan benar-benar terbalik. orang-orang sekarang tak yakin apakah Eric bisa dikalahkan oleh Da Bai. Kemampuan Eric terlihat jauh di atas pemikiran mereka. Bagaimana bisa seorang pemuda 17 tahun, melawan pria dewasa yang sangat kuat. Pasalnya Da Bai merupakan petarung kuat di Ring Ghosttown, sudah 677 pertarungan yang ia hadapi tanpa pernah kalah sekalipun. Ini pertama kalinya Da Bai dibuat malu oleh seorang remaja berusia 17 tahun.

Kali ini Da Bai benar-benar marah,

tiba-tiba Nendra melemparkan pemukul bisbol ke arah Da Bai dan Da Bai pun menangkapnya.

"Jangan kecewakan aku! kalahkan dia agar aku mendapatkan 100 jutaku!" perintah Nendra kepada Da Bai

Da Bai pun mengerahkan semua tenaganya untuk memukul Eric. Kali ini Eric lebih berusaha menghindari serangan Da Bai, dengan sangat cepat dan penuh dengan tenaga, Da Bai berhasil memukul Eric. Namun, di balik keberhasilan itu Da Bai terkejut, tongkat bisbol itu hancur saat terkena tangkisan silang lengan yang dibuat oleh Eric.

"Kau ...! kau ini apa ...?" tanya Da Bai keheranan.

"Aku hanyalah manusia biasa yang berusaha untuk tetap hidup dan mencari ayahku!!"

"Benarkah? maka kau harus membunuhku terlebih dahulu!" ucap Da Bai menantang kepada Eric.

Eric langsung meninju tubuh Da Bai dengan tenaga dan kecepatan bertubi-tubi, Eric melakukan itu tanpa ampun, hal itu sukses membuat Da Bai termundur tanpa henti ke belakang.

Da Bai benar-benar tak mampu lagi menahan pukulan dari Eric, Da Bai pun jatuh berlutut. Ia merasakan kesakitan yang luar biasa, yang tidak pernah ia alami sebelumnya.

"Aku akan mengakhiri penderitaan sakitmu itu!" ucap Eric sinis.

"Tendangan lingkar naga!" teriak Eric membuat arena mengeluarkan suara yang menggema.

Eric melakukan tendangan tersebut dengan berlari dan lompat berputar ke arah Da Bai, tendangan itu tepat mendarat di dada Da Bai.

Bugggggg ...!!!

Da Bai pun terpental ke belakang, membuat tubuhnya tertancap kawat berduri di tembok arena.

"Jlebbb ...!"

Da Bai pun mati.

Ini pertama kalinya Eric membunuh seseorang. Namun, ia tak merasa bersalah sedikitpun, kini Ia merasa heran dengan dirinya.

"Ada apa dengan jiwaku? kenapa aku tidak merasa bersalah, aku baru saja membunuh seseorang!"

"Mungkin karena aku telah membunuh seseorang yang jahat, makanya jiwaku tidak merasa bersalah." Gumam Eric dalam hati.

Kini para tahanan tercengang, diam-diam orang yang terpaksa memasang taruhan pada Eric kini merasa kegirangan di dalam hati. Pasalnya mereka sangat senang karena kenyataannya mereka memenangkan taruhan, yang kalah harus menerima kekalahan dan wajib membayarnya, jika mereka tidak membayar mereka akan disiksa oleh polisi korup. Itulah peraturan yang telah ditetapkan oleh UnderCover ring Ghosttown.

Nendra yang baru saja melihat kemenangan Eric dari atas pinggir ring mendenguskan nafasnya kasar.

"Sudahku duga!"

Depan Gerbang Penjara Ghosttown

Pintu kecil pada gerbang besar penjara Ghosttown dibuka oleh seseorang yang keluar dari pintu kecil gerbangnya. Ia adalah Eric yang menghirup udara bebas dengan membawa tas samping berisi uang di bawah pinggangnya.

"Ahh ... akhirnya aku menghirup udara kebebasan, setelah dua hari gak di rumah, jadi kangen sama ibu. Kali ini aku harus memikirkan alasan untuk menjelaskannya pada ibu!"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!