Tokoh utama, Aruna Sumira, anak sepasang suami istri yang tinggal di desa Sebuku Naju.
Gadis cantik, baik hati dan suka menolong. Karakter Aruna labil, tidak punya pendirian, tidak mampu menolak keinginan siapapun yang meminta bantuan padanya. Apalagi jika ke inginan itu datang dari kedua orang tuannya.
Bagaimana ceritanya?
Happy Reading All.
Selamat maki² dan nahan diri dari mau jambak Authornya🤣🤣🤣🤣
*****
Kisah bermula.
*
*
*
Desa Sebuku Naju adalah desa yang terletak di kaki pegunungan Naju. Seluruh warga desanya berkeyakinan kepada leluhur mereka.
4 tahun terakhir internet mulai memasuki desa itu. Harusnya itu juga membuat semakin maju pemahaman mereka. Namun hal itu tidak mengubah sedikitpun tentang keyakinan mereka.
Bahkan sangat kecil presentasi masyarakat desa itu yang percaya dengan ilmu kedokteran. Mereka lebih nyaman ber obat kepada dukun atau tabib desa. Hanya sebagian kecil warga yang mau datang ke klinik desa. Jika ada warga mereka yang sakit tiba-tiba atau yang lainnya maka mereka langsung mengatakannya itu sihir, guna-guna, santet dan lain-lain sejenisnya.
Aruna adalah kembang desanya Sebuku Naju, karena keterbatasan orang tuanya, Aruna tidak bisa melanjutkan sekolah lagi. Aruna hanyalah seorang gadis desa tamatan SMP itu pun sudah beruntung, karena di desa itu banyak gadis-gadis yang tidak tamat SD.
Kehidupan sehari-hari Aruna hanyalah bersih-bersih, cuci cuci baju di sungai, memasak, dan mengantarkan makanan ke sawah dan ke kebun untuk orang tuanya. Aruna adalah anak tunggal ibu Suminten dan Wahyu. Aruna memanggil ibu nya dengan panggilan umak, dan memanggil ayahnya dengan panggilan Abah.
Suminten merasa sangat beruntung karena Aruna sangat rajin patuh, sedikitpun Aruna tidak pernah malas. Bagi orang Aruna sangat lemah, dia sangat penurut, juga tidak berani menolak, jika dia merasa iba pada seseorang. Sifat Aruna cantik secantik wajahnya sehingga membuat orang-orang sangat menyukai Aruna, dari yang tua sampai yang muda.
Aruna sangat dekat dengan temannya yang bernama Rasda, di mana ada Aruna di situ ada Rasda, mereka sangat akrab berteman, mencuci bareng, selain rumah yang berdekatan, sawah orang tua mereka pun ber sebelahan.
Ibu Rasda bernama Warsiah, Warsiah bekerja di rumah Pak Jago salah satu juragan di desa itu, juragan Jago memiliki anak laki-laki tampan yang bernama Danu. Rasda dan Danu sangat dekat, karena mereka dari kecil berteman. Danu menganggap Rasda itu adiknya, karena ia menganggap Ibu Rasda itu seperti ibunya.
Danu anak yang baik, sepulang sekolah dia tidak pernah keluyuran kemana-mana, dia hanya di rumah dan belajar. Rasda mulai mencintai Danu, karena Danu selalu memberikan perhatian lebih padanya, dari memberikannya baju dan bermacam-macam barang lain nya. Sehingga Rasda merasakan itu suatu perhatian yg khusus, yang dia dapat dari Danu.
Tapi Danu tidak pernah memiliki perasaan apapun terhadap Rasda. Dia hanya kasihan kepada Rasda dan menyayangi Rasda seperti seorang kaka menyayangi adiknya.
Orang tua Rasda sangat berjasa pada keluarga Danu, sebab itulah Danu memberi perhatian lebih kepada Rasda, sebagai ucapan terima kasih kepada keluarga Rasda yang selama ini sangat baik kepada keluarganya. Khusus nya pak Jago yang sering minta bantuan dari ayah Rasda yang bernama Dantor. Rasda memanggil ayahnya dengan panggilan Apu, dan memanggil ibunya dengan panggilan ibu.
Rasda selalu menganggap segala hal yang Danu lakukan dan berikan padanya karena Danu Mencintainya. Tanpa ia minta Danu selalu memberikan sesuatu apa saja yang dia inginkan.
Danu dan ibunya Nima baru datang dari kota, Danu mencari-cari Rasda disekitar area rumah, Danu tak menemukan Rasda. Dari bagian dalam rumah, hingga area luar, tak juga menemukan Rasda. Biasanya Rasda selalu berkeliaran di rumah Danu, selama ibu nya bekerja, dan sesekali membantu pekerjaan ibunya.
Akhirnya Danu memutuskan untuk mencari Rasda ke rumah tinggal Rasda pagi itu. Karena ia ingin memberikan langsung pada Rasda oleh-oleh yang ia beli. Sesampai di rumah Rasda, tetangga Rasda mengatakan kalau si Rasda sedang pergi ke sungai untuk mencuci.
Danu pun melajukan motornya menuju sungai besar yang ada di desanya itu. Sesampai di pinggir sungai Danu memarkirkan motornya lalu menuruni dan menyusuri jalan kecil lereng yang menyisi sungai, untuk menghampiri Rasda.
Melihat sosok gadis yang mencuci di samping Rasda Danu terpana dengan kecantikan gadis itu, hingga membuat Danu kehilangan konsentrasi. Ia sungguh terpesona melihat gadis cantik dekat rasda itu.
Plek ... byur ...!!!
Danu terpeleset dari sisi sungai dan tercebur kedalam air sungai karena sibuk memperhatikan gadis cantik didekat Rasda yang tengah asyik mencuci itu.
Rasda dan Aruna yang tadinya asyik dengan aktivitas mereka, terkejut mendengar suara seorang tercebur, mereka segera berdiri untuk mencari tau dan berniat menolong orang yang tercebur itu. Betapa terkejutnya Rasda kalau itu Danu laki-laki yang paling ia cintai selama ini.
"Kak Danu ngapain ke sini?" Kata Rasda sambil memgulurkan tangannya untuk menolong Danu.
"Aku cuma mau kasih kamu oleh-oleh, Aku belikan khusus buat kamu," lirih Danu berusaha naik dari sungai dan meraih uluran tangan Rasda.
"Oh ya ... tadi aku mencari kamu di rumahmu, tapi kamu tak ada, tetangga kamu bilang kamu di sungai, jadi aku kemari," ucap Danu. Sesekali Danu melirik wanita yang berdiri di samping Rasda.
"Tapi ngasihnya di atas aja ya kalau di sini aku takut basah," ucap Danu lagi.
"Iya kak tapi aku belum selesai nyuci, bentar lagi selesai," kata Rasda.
"Iya kamu lanjutin aja nyuci, aku tungguin di sini ya ... sekalian aku juga mau mandi! Aku belum mandi," kata Danu. Danu pun langsung melepas baju nya dan melepas celana panjangnya, kini ia hanya mengenakan celana pendek, dan langsung menceburkan diri ke sungai.
Rasda dan Aruna kembali mencuci sedang dan Danu asyik mandi di sungai.
Rasda sesekali melirik Danu. Dia sangat kagum dengan tubuh atletis Danu. Selesai mandi Danu langsung naik ke atas menuju motornya, untuk mengambil kantong yang berisi oleh-oleh buat Rasda dan keluarganya. Rasda dan Aruna pun sudah naik ke atas membawa cucian mereka.
"Rasda, aku duluan pulang ya," ucap Aruna meninggalkan Rasda bersama Danu di pinggiran sungai
"Iya hati-hati ya Run," seru Rasda.
Danu memberikan kantong yang berisi oleh-oleh buat Rasda itu.
"Kak Danu repot-repot aja bawain oleh-oleh buat aku," kata Rasda tersenyum malu.
"Nggak ada repotnya kalo buat adik tercinta." Kata Danu.
"Adik??? Aku nggak mau jadi Adik Kak Danu aku mau jadi istri kamu kak," lirih hati Rasda.
"Mau aku antar pulang?" Tanya Danu.
"Ngga usah kak ... makasih ya kak ... Rasda pulang dulu," kata Rasda menahan kekecewaan karena mengetahui kalau Danu hanya menganggapnya sebagai adik.
Rasda sangat kecewa mengetahui hal ini. Sepanjang jalan wajah nya murung, pikirannya pun kacau.
Semenjak pulang dari Sungai saat mencari Rasda perasaan Danu semakin tak karuan, wajah gadis teman Rasda itu selalu menghantui pikirannya. Sejak pertemuan itu hingga detik ini wajah wanita itu selalu tebayang di benak Danu.
Warsiah sedang bersih-bersih ruang tamu di mana Danu duduk melamun di salah satu kursi yang berada di ruang tamu itu.
"Ngelamunin apa den Danu?" Sapa Warsiah.
"Nggak ada bi cuma enggak ada kerjaan aja," jawab Danu berkilah.
"Oh ... tapi wajah den Danu tidak mengatakan itu," goda Warsiah.
"Bi ... tadi aku ke sungai menemui Rasda di sana tadi itu ada perempuan, emm ... siapa bi teman Rasda yang mencuci di sungai?" Tanya Danu.
"Oh ... itu tetangga kami juga, namanya Aruna naksir Den?" Goda Warsiah.
"Ih ... bibi baru ketemu kali ini dibilang naksir!!! tapi anaknya cantik ya bi," kata Danu senyum-senyum membayangkan wajah Aruna.
"Iya cantik!!! Dan baik pula," seru Warsiah.
Danu melanjutkan khayalan nya, sedang Warsiah melanjutan pekerjaan nya.
***
Semenjak pertemuan pagi itu hingga saat ini Danu selalu terbayang wajah Aruna. Bahkan ia tidak bisa tidur karena selalu terbayang wajah Aruna. Semakin memejamkan mata, semakin jelas pula wajah Aruna menari nari di penglihatannya.
Besok harinya, Danu pergi ke sungai lagi untuk menemui Rasda dan temannya itu. Namun kali ini Danu lebih berani berbicara langsung kepada Aruna. Rasda melihat Danu yang selalu mendekati Aruna, membuatnya mulai di bakar cemburu kepada Aruna.
***
Seminggu ini Danu selalu datang ke sungai untuk menemui Rasda, bukan Rasda, tetapi Aruna tepatnya. Aruna dan Danu pun mulai akrab. Rasda sungguh tidak bisa menahan emosi juga tak bisa menerima kenyataan itu. Ia mulai memutuskan persahabatannya dengan Aruna.
Walaupun tidak ada lagi Rasda di sungai, namun Danu tetap rutin datang tiap pagi ke sungai, sekedar berbicara dengan Aruna. Juga melepas rasa rindu nya, walau setiap pagi bertemu Aruna, namun rasa rindu akan Aruna selalu menyelimuti hati Danu.
Hubungan Danu dan Aruna semakin dekat, kali ini bahkan Danu berani mengantar Aruna pulang dengan motornya, dan Aruna duduk di motor Danu memangku keranjang cucian nya. Melihat Aruna yang mulai sering dibonceng Danu membuat Rasda semakin kalut, dan juga semakin membenci Aruna.
Aruna heran kenapa akhir akhir ini Rasda menghindari nya, Rasda juga menghilang begitu saja bagai Ditelan Bumi. Aruna selalu mencoba mencari tahu di mana Rasda. Namun ia tidak menemukan apa-apa. Bahkan Ayah Rasda pun sangat nampak terlihat begitu membenci Aruna.
Aruna tidak ambil pusing, kini ia menjalin persahabatan dengan teman yang lain, yang bernama Alis.
Hubungan Aruna dan Danu semakin serius, bukan hanya di ketahui warga desa, namun hubungan keduanya juga diketahui oleh kedua pihak orang tua mereka. Membuat pemuda desa pengagum Aruna sakit hati melihat dan mengetahui kembang desa mereka akan segera di persunting anak juragan Jago.
Seorang wanita muncul tiba-tiba di desa Sebuku Naju, saat ia mendengar kalau Danu akan segera menikahi Aruna. Wanita itu melihat Aruna mencuci sendirian di sungai dari kejauhan, ia merencanakan sesuatu hal yang buruk buat Aruna, perlahan wanita mulai mendekati Aruna. Tanpa disadari Aruna kalau ada sosok yang menghampiri dirinya yang sedang asyik mencuci di sungai.
Setelah dekat wanita itu langsung mendorong Aruna ke sungai. Aruna pun terjatuh ke dalam air sungai. Wanita itu segera menceburkan diri ke sungai dan ia berusaha menenggelamkan Aruna kedalam air.
"Apa salah aku ...." ringis Aruna namun ...(blepp ,,, Aruna di tenggelam kan). Aruna berteriak dan melawan wanita yang berusaha menenggelamkannya itu, namun ia tenggelam dan lemas dalam air dan tak sadarkan diri.
Perlawanan Aruna sia-sia, ia kalah kuat dari wanita itu. Aruna pun terus di tenggelam kan oleh wanita itu, ia sungguh tidak berdaya melawan, tenaga wanita ini sangat kuat, bahkan seperti tenaga seorang pria saja.
Aruna yang tak sadarkan diri, langsung tubuh Aruna di tarik nya ke permukaan air, untuk menjalankan misi selanjutnya. Wanita melihat lihat ke adaan sekitar, untuk memastikan tak ada orang yang melihat aksi nya. Dia meraih sesuatu dalam saku nya, ternyata itu botol kecil yang berisi sesuatu yang nampak aneh.
Perlahan wanita itu memasukan isi dari botol itu ke mulut Aruna yang masih tak sadarkan diri. Aneh nya barang yang dimasukan wanita itu bergerak dan meluncur, serta masuk dengan sendiri ke dalam mulut Aruna.
Setelah misinya selesai, wanita itu mendorong tubuh Aruna ke sungai, dan sengaja menghanyutkan tubuh Aruna yang tak sadarkan diri itu. Tubuh Aruna hanyut di bawa arus sungai yang lumayan deras itu.
Wanita itupun langsung pergi dari sungai, juga pergi jauh dari desa itu. Sekilas ia menoleh, ia melihat tubuh Aruna yang hanyut di bawa arus sungai, senyum lebar menghiasi wajahnya, begitu bahagianya dan sangat puas dirinya. Karena misi nya berhasil.
Entah keberuntungan apa yang tergaris buat Aruna. Aruna yang hanyut di sungai, tidak sengaja ditemukan oleh seorang pekerja dari kota yang mengerjakan perbaikan jembatan di desa itu, yang tidak jauh dari lokasi Aruna mencuci sebelumnya.
Viktor. Laki-laki dari kota yang bekerja sementara di desa Sebuku Naju. Dia seorang pekerja pengawas perbaikan jembatan, sekarang ia bertugas di desa ini. Dia yang sedang bekerja di aliran sungai, tidak sengaja melihat sesuatu yang hanyut di arus sungai itu. Karena merasa itu hal aneh segera dia menceburkan di ke sungai dan berusaha menyelamatkan sesuatu yang terlihat hanyut itu.
Saat ini dia sudah meraih sesuatu yang hanyut itu. Betapa terkejutnya dia, ternyata itu seorang gadis cantik, Victor terpana melihat kecantikan gadis itu. Victor memanggil semua pekerjaannya untuk membantunya mengangkat Gadis itu dari sungai, salah satu pekerja asli desa itu mengenali Siapa gadis itu.
"Maaf pak ini anaknya ibu Suminten tetangga saya, namanya Aruna," kata seorang pekerja.
Karena warga desa akrab memanggil Suminten dengan panggilan 'Bu Suminten'.
"Dia sepertinya lama hanyut dan lemas di air, cepat panggil wanita, kalau kalau harus memberi nafas buatan pada gadis ini, atau gadis ini mati!!!" teriak Victor.
"Maaf pak, tidak ada perempuan di proyek ini," jawab pekerja lain nya.
"Arghhhhhh" Victor gusar dan mulai putus asa.
"Sayang sekali wanita secantik ini mati begitu saja," gumam hati Victor.
Victor mulai melakukan pertolongan pertama pada orang yang tenggelam, sesuai yang dia pelajari waktu menjadi penjaga pantai dulu. Namun semua hal yang dia lakukan kepada Gadis itu tidak membuat Gadis itu sadar juga, terpaksa dia melakukan tindakan terakhir, yaitu memberikan nafas buatan.
Victor mulai memberikan nafas buatan nya ke gadis itu. Ini nafas buatan yang kedua yang Victor hembuskan untuk gadis itu. Gadis itu mulai sadar dia mulai batuk-batuk dan mengeluarkan banyak air dari mulutnya. Victor lega lalu dia membantu membangunkan Gadis itu dari posisi yang semula rebahan lalu membungkukkan belakangnya dan mengusap-ngusap tengkuk hingga punggungnya.
Gadis itu masih nampak lemah.
"Salah satu dari kalian yang tahu rumah gadis ini? Tolong temani aku untuk mengantar gadis ini ke rumahnya," kata Victor.
Victor mengangkat tubuh gadis itu .
Lalu ia menggendong Gadis itu menuju mobilnya.
pekerja yang tahu rumah Aruna sudah masuk ke mobil Victor.
Victor melajukan mobilnya, Mengikuti arahan pekerja yang menunjukkan arah jalan. Tepat di halaman rumah Aruna, mobil Victor berhenti, dan salah satu pekerja turun untuk mengetuk rumah Aruna.
Tak lama Suminten membukakan pintu, karena ia mendengar ketukan pintu berulang. Betapa terkejutnya ia melihat putri semata wayangnya pingsan tak sadarkan diri, digendong oleh seorang laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali. Laki laki itu merebahkan aruna di tempat duduk panjang di teras rumah Aruna.
Si pekerja mulai bicara dan menjelaskan mengapa Aruna seperti ini.
"Maaf Bu anak ibu hanyut di Sungai. Bos saya ini yang menyelamatkan anak Ibu," kata pekerja itu.
"Astaga Kasihan sekali anakku," ringis Suminten.
"Terima kasih tuan... anda telah menolong nyawa anak saya terima kasih..." Kata Suminten.
"Tolong Bu kita bawa kedalam saja anak ibu. Kasihan dia semakin dingin di sini," kata Victor
Victor kembali mengangkat tubuh Aruna masuk ke dalam rumahnya bahkan Viktor mengantar Aruna sampai ke kamarnya.
"Maaf Bu Kami masih banyak pekerjaan di sungai, untuk memperbaiki jembatan desa Jadi kami permisi dulu bu," kata Victor pamit kepada Suminten.
"Sekali lagi terima kasih tuan," ringis Suminten.
Victor mengangguk dan tersenyum lalu ia keluar dari rumah Suminten dan masuk ke dalam mobilnya bersama pekerja itu untuk kembali bekerja.
Aruna memang belum sadar betul. Yaa, dia antara bangun dan mimpi. Namun mimpinya itu sangat seram. Di dalam mimpi Aruna bertemu seekor ular besar yang sangat menakutkan, ia sangat ketakutan melihat wujud ular yang sangat besar itu. Ular besar itu mendekati Aruna lalu menelan habis tubuh Aruna. Aruna merasa dirinya di dalam tubuh ular, terasa sesak dan engap, lalu terdengar suara gaib yang berkata:
"Tubuhmu dalam kuasaku Aruna,"
Aruna yang tak kuat merasakan sesak, Karena ia merasa kalau dirinya di dalam perut se ekor ular, sehingga ia berteriak sekencang nya, hingga teriakannya itu sampai ke alam sadarnya.
"Aaakkk..." teriak Aruna.
Mendengar teriakan Aruna yang lumayan keras Suminten berlari menuju kamar Aruna. Sesampai nya di kamar Aruna, Suminten melihat Aruna sudah sadar.
"Senangnya umak nak, kamu udah sadar," kata Suminten
"Tadi kata seorang pekerja proyek kamu hanyut di sungai nak, dan bos nya dia yang menolong kamu lalu mengantar kamu pulang ke sini naik mobil," kata Suminten.
Aruna melamun, mengingat dia di tolong beberapa orang.
"Cucian Aruna masih di sungai Mak..." ringis Aruna.
"Tenang kamu istirahat saja di rumah, nanti Mak yang ambil cucian kamu ke sungai. Lain kali kalau nyuci hati-hati, Mak nggak rela kamu kenapa-napa," kata Suminten.
Aruna kembali berbaring, dia merasa itu bukan mimpi, dia sangat yakin itu nyata. Namun kenyataan nya itu mimpi. Dia juga berusaha mengingat wanita yang menenggelam kan nya. Namun dia tidak bisa mengingat dengan jelas. Sekeras apapun dia berusaha tetap dia tidak bisa mengenali sosok yang berbuat kejam pada nya itu.
Sedang Suminten segera bergegas berjalan ke sungai, untuk mengambil cucian Aruna.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!