NovelToon NovelToon

Purpose Of Love

1. Pagi yang indah

Pagi yang indah menyapa dengan kicauan burung - burung di rerantingan pohon.

Embunpun masih menetes, udara segar menyeruak kedalam indra penciuman seorang pria 29 tahun yang saat ini sedang mebuka jendela kamarnya. Sudah 3 tahun pula dia mengasingkan diri dari rutinitas bisnisnya semenjak saudara satu - satunya tiada karena kecelakaan maut.

Dia adalah zhafir Diraya, pria tampan dan single yang begitu tertutup, Tidak tau kenapa mungkin itu memang pembawaan karakternya yang sedikit sulit untuk berbaur dengan sekelilingnya. Dia begitu dingin untuk digapai.

Dia adalah pengusaha real estate yang terkenal, namun jarang menampakkan dirinya ke publik. Seluruh pekerjaannya dihandle oleh orang kepercayaannya. Dia termasuk orang yang sangat royal kepada bawahannya sehingga mereka berfikir dua kali untuk menghianatinya.

☘️☘️☘️☘️

Di salah satu ruko sewaan, seorang wanita muda nan cantik sudah terbangun lebih dulu pukul 5. 30 pagi, dia langsung melaksanakan kewajibannya kepada sang khalik.

Setelahnya wanita itu pun bergegas kedapur membuat sarapan untuk dia dan putri cantiknya.

Ya wanita itu adalah Hilya Kamila, wanita 25 tahun, single parent. Ya lebih tepatnya wanita yang punya anak tanpa suami.

Jangan ditanya kenapa seperti itu, dia pun malas mengingat kejadian 3 tahun silam dimana kejadian itu sudah merubah seluruh hidupnya.

Saat sedang asik membuat nasi goreng special udang kesukaan anaknya, Hilya dikagetkan oleh pelukan tangan kecil yang memeluk kakinya dari belakang.

Gadis kecil yang menggunakan kompeng dimulutnya. Gadis kecil itu Omira khaliza, putri semata wayangnya yang berusia 2 tahun yang didapatkannya dari malam gelap yang pernah menghampirinya tanpa diduga.

Anak yang seakan mengerti ketidak berdayaan ibunya. Omira tidak pernah menangis ketika terbangun dari tidurnya. Begitu dia terbangun satuhal yang lansung dicarinya adalah kompeng, memasukan kompeng kemulutnya dan begerak menuruni sprimbet rendah yang terletak dlantai kemudian berlalu mencari ibunya yang sedang berkutat didapur.

Dipeluknya ibunya dengan wajah imutnya yang mendongak keatas.

"Mama,,, cucu,,, mimik cucu!" cicitnya.

"Omira sayang,,,, udah bangun nak?!"

"Sebentar ya mama buatin susu dulu ya?!!"

"Anak manis ayo duduk disini!!?"

Diletakkannya anaknya di kursi bayi, kemudian segera ia membuatkan susu formula.

Hilya memiliki masalah dalam memberikan ASI, dulu dipicu karna stres dan anemia. Hilya juga memiliki ****** payudara yang tidak terlalu menonjol seperti wanita kebanyakan sehingga sulit baginya memberikan asi pada Omira. Karena kondisi ini juga asi nya hanya sedikit yang keluar . Jadi dia memutuskan memberi Omira susu formula.

Omira tertawa senang dengan kompeng yang bertengger mereng dimulutnya ketika ibunya membawa botol susu dan mengayun - ayunkannya kepada Omira.

Hilya memberikan susu tersebut kepada Omira " Ayo minum susunya sayang,,, biar cepat besar, dan bantu mama buka toko."

"Maacih ma" Ucap Omira langsung memasukan dot tadi kemulutnya mendongakkan kepala.

Hilya tersenyum lembut, " Kamu adalah kebahagian mama nak, sehatlah selalu dan bertumbuhlah menjadi gadis pintar dan sholehah."

"Mama akan berjuang sekuat tenanga mama untukmu sayang!!!" tak terasa bulir air mata jatuh dipinya.

❇️❇️❇️❇️

Sreet...

Hilya membuka pintu toko tempatnya mengais rezeky.

Hilya memiliki sebuah toko kelontong yang di sewanya 2 tahun lalu kepada seorang pria tua yang tinggal disebelah ruko tersebut.

Karena kasian melihat Hilya yang saat itu, datang menemuinya dengan membawa seorang bayi yang masih berusia2 bulan seorang diri beserta satu buah koper, dan tas bayi.

Dia mengijinkan Hilya menyewa ruko milik bosnya. Dia begitu iba melihat perjuangan Hilya dan sampai sekarang dia dan istrinya masih suka membantu Hilya menemani atau sekedar menjaga Omira kalau sedang banyak pelanggan toko, walaupun dia sudah menggaji seorang pekerja.

Mereka adalah Bapak Joko dan bu mirna, sepasang suami istri yang tinggal hanya berdua karna mereka tidak memiliki anak.

Sehingga menganggap Hilya sebagai anak mereka sendiri.

Hallow para readers ini novel kedua aku, semoga suka ya?!

Mohon dukungannya.

Xera

2. Visual

Ni sebagai Zhafir Diraya, manis banget babang Zhafir☺☺

Ini sebagai Hilya Kamila, mama dari Omira Khaliza. Sendu wajahnya,,,☺

Ini si imut Omira Khaliza, anak mama yang baik budinya.

☘️☘️☘️☘️

Tepat jam 7 pagi toko sudah dibuka, tak lama Desy pekerja yang membantu Hilya ditoko juga datang.

"Pagi mbak Hilya, mana si imut Omira kok belum nampak?!" Sapa Desy.

"Ada didalam des, lagi minum susu dianya.

Cuacanya lumayan cerah ya hari ini?!" Hilya

"Iya mbak tadi juga pas ngelewatin taman depan komplek, ada pasar malam baru buka" jelas Desy.

"Oh ya?! wah pasti kalau Omira diajak kesana seneng tu." Hilya tersenyum.

"Iya mbak,,,, bawa ja ntar malam Omiranya ksitu, pasti dia bingung mau naik permainan apa, pastinya seneng banget." srmangat Desy.

☘️☘️☘️☘️

Di lain tempat, masih dikomplek yang sama. Zhafir merasa bosan berada didalam rumah, dia memutuskan keliling komplek dengan berjalan kaki.

Lama berkeliling menghirup udara segar, Zhafir merasa kerongkongannya kering. Mengedarkan pandangannya keliling dan mendapati sebuah tokong kelontong yang menjual minuman dingin. Dia berjalan kearah sana hendak menyebrangin jalanan.

Tapi sebelum dia menyebrang, Zhafir melihat seorang anak perempuan 2 tahun memakai kompeng berjalan kearah pasar besar.

Anak itu tertawa melihat seekor kucing yang berlari dan berusaha mengejarnya.

Tapi sialnya kucing itu berlari ketengah jalanan yang dilalui banyak pengguna motor dan mobil.

Dari arah berlawanan ada sebuah motor yang melaju kencang, sementara gadis kecil itu sudah sampai ditangah jalan.

Seorang wanita menjerit histeris hendak mengejar anaknya tapi terlalu jauh.

"Omira?!"

"No Omira, minggir nak, balik kesini" serunya sambil berlari mengejar dengan panik.

Zhafir yang melihat itu langsung berinisiatif mengejar dan menangkap gadis kecil itu karena dia yang lebih dekat.

Ckit,,,,, bugh.

Pengemudi motor mengerem mendadak tapi tidak bisa menjaga keseimbangannya, dan terjungkal kedepan sementara Zhafir tersungkur sambil memeluk Omira. Zahfir juga belum sempat mengelak dan terserempet motor tersebut.

Dalam sekejab tempat itu menjadi ramai dan dikrumuni warga sekitar.

Deg,,,,

Hilya berlari mendekat dengar rasa panik yang luar biasa.

" Omira,,,,"

Hick,,, hick,,, tangisnya sambil mengambil anaknya dalam pelukan zhafir. Omira yang merasa terkejut langsung menangis keras.

Di peluknya anaknya, diciumnya dengan bertubi - tubi. Menepuk nepuk punggungnya, mengusap kepala Omira berusaha menenangkan.

"Syukurlah kamu enggak apa apa sayang!!" ucap Hilya kepada anaknya.

Zhafir terpana melihat wanita didepannya, sungguh hatinya bergetar melihat wanita yang keibuan didepannya.

Hilya yang merasa di perhatikan melihat kearah Zhafir yang masih terduduk karena kakinya juga sedikit sakit.

"Terima kasih tuan,,,, terima kasih sudah menyelamatkan anak saya, apa tuan terluka?!" tanya Hilya kepada Zhafir.

Belum sempat Zhafir menjawab, Pak joko dan bu Mirna menghampiri mereka.

"Omira, Hilya!!" panggil Pak Joko dan bu Mirna bersamaan.

Kalian tidak apa - apa nak?!

Kenapa bisa begini, Ayo sini sama nenek ya nak?! ucap Bu Mirna mengambil Omira dari gendongan Hilya.

Cup,,,, cup,,,,

Cucu nenek, sudah tidak apa - apa, anak pintar diam ya?!" bu Mirna berusaha menenangkan Omira dan membawanya masuk kedalam rumah.

Pak Joko menoleh kearah Zhafir dan bertanya" Tuan tidak apa - apa?!,

"Kaki saya sedikit terkilir mungkin pak"

jawab Zhafir meringis.

"Mari pak masuk dulu kerumah saya biar saya panggilkan tukang kusuk" tawar pak Joko.

Dilain sisi pengemudi motor tertatih - tatih mendatangi tempat Zhafir dan Hilya brada.

Dia melihat Hilya yang menggendong balita yang hampir tertabrak tadi.

"Oh jadi anda ibu balita yang menyebabkan saya jadi mengalami kecelakaan begini?!"

"Anda harus ganti rugi nyonya, motor saya rusak dan saya luka - luka."

"Bagaimana anda bisa teledor sampai tidak tau anak anda berada ditengah pasar seperti ini?! saya tidak mau tau anda harus ganti rugi" ucap si pengendara.

Hilya mendongak dan menghapus air matanya.

"Maafkan anak saya pak, sekali lagi minta maaf. Brapa saya harus ganti rugi pak?!"

Hai - hai kak dukung terus author ya,,,,

Jangan lupa like, comment dan rating nya ya.

Ditunggu.....

Xera

3. Panggil saja Zhafir

Hilya mendongak dan menghapus air matanya.

"Maafkan anak saya pak, sekali lagi saya minta maaf. Brapa saya harus ganti rugi pak?!"

"10 juta, anda harus bayar 10 juta tunai?!" ucap si pengendara.

"Hah?! ma - mahal sekali pak?!"

" Tapi pak kalau diprediksikan tidak akan semahal itu?!" tutur Hilya.

Belum selesai Hilya berbicara, pengemudi sudah memotong lagi.

"Oh,,, jadi anda mau mengelak untuk bertanggung jawab iya?!" tanya pengemudi sengit.

"Tap,,,,,,,, " belum sempat Hilya menjawab pertanyaan si pengemudi, Pak Joko sudah datang melerai.

"Hilya sudah - sudah nak!! Maaf pak, apa bisa kita berunding didalam saja?! Mari masuk pak kita selesaikan didalam rumah saja. Enggak enak dilihatin banyak orang" ucap Pak Joko kemudian.

Mereka pun memasuki rumah Pak Joko dan orang - orang yang menyaksikan kecelakaan tadi pada berhambur meninggal kan tempat itu.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Diruang tamu itu kini mereka sudah berkumpul.

"Jadi begini Pak Bima, anda tadi meminta brapa untuk ganti rugi dan biaya perobatan?!" tanya pak Joko kepada pak Bima setelah tadi mereka menyebutkan nama masing - masing.

10 juta Pak" Jawab Pak Bima cepat karena dia fikir ini kesempatan untuk mendapatkan uang.

"Tapi Pak bukahkah itu terlalu mahal?!

"Saya,,,,," Belum selesai Hilya menjawab Pak Bima sudah menyanggah lagi.

"Saya tidak mau tahu, kamu harus tanggung jawab. Lihatlah karena ulah anakmu pekerjaan saya jadi tertunda. Apa saja pekerjaanmu sehingga anakmu tidak terperhatikan?!"

"Dimana suamimu?! Panggil dia kmari, saya akan menyelesaikan ini dengannya saja!!"

tanya Pak Bima menggebu.

Prakk,,,

Ponsel ditangan Hilya jatuh begitu saja.

"Maaf,,,," ucap Hilya berkaca - kaca.

Pak Joko dan buk Mirna merasa tercekat dengan pertanyaan Pak Bima karena mereka tau seperti apa perjalanan hidup Hilya.

Sedangkan Zhafir yang masih menahan sakit dipergelangan kakinya melihat Hilya meneteskan airmata lagi merasa heran.

"Kenapa dia menangis saat ditanya tentang suaminya?!" batin Zhafir.

"Kenapa anda menangis nona, saya bertanya dimana suamimu?! biar saya selesaikan dengan dia saja" ucap Pak Bima lagi.

Pak Joko langsung mengambil alih percakapan tersebut.

"Maaf Pak Bima, bapak bisa selesaikan dengan saya saja selaku kakeknya anak ini" tunjuk Pak Joko kepada Omira.

Hilya,,,, ayo nak hapus air mata kamu dan buatkan teh hangat untuk Pak Bima dan nak,,, siapa namanya?!" tanya Pak Joko kepada Zhafir.

Panggil saja Zhafir! serunya.

"Oh iy nak Zhafir!!"

Dan tolong ibu, ambilkan minyak urut dikamar ya bu? untuk penanganan pertama pada kaki nak Zhafir!" suruh bapak kepada bu Mirna, bu Mirna langsung pergi sambil menggendong Omira sementar Hilya pergi kedapur untuk membuatkan teh.

Zhafir masih terus memandangi Hilya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

Tak lama Hilya datang dengan membawa beberapa cangkir teh hangat, diletakkan masing masing didepan mereka. Hingga bu Mirna dan Omira datang membawa minyak urut.

"Hilya,,,, ayo kamu bantu gosokan minyak urut ini dikaki nak Zhafir, sebelum kakinya makin membengkak" ucap bu Mirna.

"Ba- baiklah bu!!" ucapnya pada bu Mirna dan mengambil minyak urut itu.

"Maaf tuan, bisa ulurkan kakimu agar bisa dioleskan minyak gosok?!" tanya Hilya.

"Hmm,,,baiklah!!" ucap zhafir datar namun matanya terus menatap Hilya membuat Hilya salah tingkah.

Zhafir meluruskan kakinya di sofa, lalu Hilya menuangkan sedikit minyak gosok ketelapak tangannya kemudian mengurut pelan kaki zhafir.

Deg,,, deg,,,,

Jantung zhafir berdesir hebat, kelembutan tangan Hilya pada kakinya membuatnya terlena. Dia terus menatap Hilya tanpa berkedip. Ini sungguh aneh, berapa banyak wanita yang berusaha menggapai dan menyentuhnya tapi tidak ada yang mampu membuatnya bersedir seperti ini.

Sementara Hilya yang merasa terus ditatap menundukan kepala tak berani mengangkat wajahnya. Sebenarnya dia merasa risih ditatap seperti itu, dia benci harus bersentuhan dengan pria, baginya semua pria itu brengsek terkecuali Pak Joko yang sudah ia anggap seperti ayahnya sendiri. Karena cuma Pak Joko dan Bu Mirnah yang selalu memberi dia dan Omira perlindungan mutlak sebagai orang tua walaupun tak memiliki hubungan darah.

🍂

🍂

🍂

Setelah cukup dengan perdebatan ganti rugi, akhirnya masalah selesai dan cukup membayar setengahnya saja.

Pak Joko mentransfer uang ke rekening Pak Bima karena dia tidak memiliki uang cash sebanyak itu dan Hilya mencoba untuk menolak karna iya punya uang yang cukup untuk membayar ganti rugi.

Pak,,, biar Hilya saja!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!