Namaku Abella Putri, seorang
gadis SMA yang baru berusia 18 tahun namun aku sudah berstatus seorang istri. Kakekku
menikahkanku dengan seorang lelaki yang tidak pernah aku cintai dan belum
pernah aku temui selama ini. Namun kakekku berteman baik dengan ayah lelaki
itu, akhirnya menikahkanku dengannya. Aku tinggal bersama kakek dan nenekku
karena kedua orang tuaku bercerai lalu mereka memutuskan untuk menitipkanku
kepada kakek dan nenekku. Lelaki itu adalah seorang pilot dan berusia 15 tahun
lebih tua dariku, oleh karena itu aku tidak menyukainya namun karena kakek dan
nenekku memaksaku akhirnya aku menerimanya. Setelah aku menikah dengannya aku
tinggal bersamanya namun kami membuat perjanjian bahwa kita akan menjalani
hidup masing-masing, dia memang menyukaiku namun aku tidak menyukainya,
akhirnya dia berjanji pada dirinya tidak akan menyentuhku apalagi tidur
bersamaku. Kakekku membelikan rumah untuk kita berdua jadi aku yang akan
menguasai rumah itu. Aku akan menjalani hidupku sebagai seorang siswi SMA
begitu juga dengannya yang akan menjalani hidupnya seperti sebelumnya. Kami juga
telah berjanji bahwa pernikahan ini bersifat rahasia, bahkan teman-temanku
tidak ada yang mengetahuinya begitu juga dengan pacarku. Aku sangat mencintai pacarku,
dan aku telah mengatakan kepada suamiku bahwa dia tidak boleh melarangku untuk
bertemu dengannya. Bahkan suamiku juga berjanji kepadaku bahwa kita akan
berpisah setelah aku lulus kuliah, jadi pernikahan ini aku lakukan demi kakek
dan nenekku. Suamiku bernama Adriano Putra, namanya memang keren tapi
tetap saja tidak menarik bagiku.
“Aku akan tidur dikamar utama,
sedangkan kamu tidur dikamar sebelahku.” Kata Adriano.
“Baiklah, ingat kita akan
menjalani hidup kita masing-masing. Oh ya untuk masalah kamar aku akan mengalah
tapi ingat ya ini rumah pemberian kakekku jadi aku yang akan menguasai rumah
ini dan aku yang berhak mengatur semua keperluan dirumah ini.” Kata Abella.
“Baiklah, tapi aku tidak mau
rumah ini berantakan jadi kamu yang harus membersihkan rumah ini setiap hari,
oh ya satu hal lagi kamu harus memasak untukku karena bagaimanapun juga kamu
adalah istriku.” Kata Adriano.
“Apa? Memasak untukmu? Aku tidak
mau, kita masak dan makan masing-masing. Kalau begitu carikan pembantu saja.” Kata
Abella lalu masuk kedalam kamar namun Adriano menarik baju Abella.
“Au apa yang kamu lakukan padaku?”
Gerutu Abella.
“Memangnya kamu mau pernikahan
kita tersebar, jika kita menggunakan jasa ART bisa-bisa dia akan cerita ke banyak
orang bahwa kita pasangan yang sangat tidak harmonis. Satu hal lagi meskipun
kita akan menjalani hidup masing-masing tetap saja kamu harus memasak setiap
hari untukku.” Kata Adriano.
“Apa? Kamu bercanda ya? Bilang
saja pada ART kalau kita ini memang pasangan yang dijodohkan dan kita tidak
saling mencintai, beres kan.” Tanya Abella.
“Pokoknya aku tidak setuju jika
kita menyewa pembantu.” Kata Adriano.
“Huh dasar menyebalkan, kalau
begitu kita akan membagi jadwal untuk membersihkan rumah, aku setiap tanggal
genap sedangkan kamu setiap tanggal ganjil.” Kata Abella.
“Baiklah setuju, sekarang tanggal
genap berarti hari ini kamu yang akan membersihkan rumah ini.” Kata Adriano.
Lalu Adriano masuk kedalam
kamarnya.
“Dasar suami menyebalkan, awas
saja kalau berani macam-macam padaku.” Kata Abella.
“Aku bisa mendengarmu.” Kata Adriano.
“Bagus deh kalau kamu
mendengarku.” Kata Abella.
Lalu Abella segera masuk kedalam
kamarnya.
Keesokan paginya, Abella bangun
pukul 6 pagi, dia terburu-buru karena takut terlambat pergi ke sekolah. Saat dia
keluar kamar, dia sangat kaget karena suaminya sedang memasak.
“Aduh kenapa dia sudah bangun,
pasti dia marah padaku. Aku tidak peduli lagipula kita berjanji akan menjalani
hidup kita masing-masing.” Kata Bella. Lalu Bella menuju dapur dan akan memasak
untuk sarapannya.
“Jam berapa ini? Wanita macam apa
yang jam segini baru bangun.” Kata Adriano.
“Berisik banget, lebih baik fokus
memasak daripada gosong makananmu.” Kata Abella.
“Dasar pemalas, padahal kakek dan
nenekmu sangat rajin kenapa bisa memiliki cucu sepertimu.” Kata Adriano.
“Apa kamu bilang aku pemalas? Aku
bangun kesiangan tau bukannya pemalas.” Kata Abella.
Tiba-tiba ada panggilan masuk di
ponsel Abella.
“Wah pacarku menelfonku.” Kata Bella,
lalu dia menerima panggilan tersebut.
“Hallo sayang.” Kata Abella.
“Maaf hari ini aku tidak masuk
sekolah karena aku sedang sakit.” Kata Dava, pacar Abella.
“Aku akan ke rumahmu sepulang
sekolah nanti, aku akan membawakanmu makanan dan akan menjagamu, kamu harus
cepat sembuh ya sayang.” Kata Abella.
“Terima kasih banyak, aku
istirahat dulu ya kalau begitu.” Kata Dava lalu menutup telfonnya.
“Jadi pacarmu masih sekolah juga?
Duit masih minta orang tua tapi sudah pacaran.” Kata Adriano.
“Bukan urusan om.” Kata Abella.
“Hei panggil aku mas karena aku
suamimu.” Kata Adriano.
“Ya ya ya terserah aku dong.”
Kata Abella. Karena kesal, Adriano menarik rambut Abella.
“Panggil aku mas.” Kata Adriano.
“Auuuu sakit ok ok lepaskan
rambutku mas.” Kata Abella. Lalu Adriano melepaskannya.
“Dasar om om.” Kata Abella sambil
berlari ke arah kamar mandi.
**
Abella bersiap-siap pergi ke
sekolah, namun dia bingung ke sekolah naik apa karena saat tinggal bersama
kakeknya dia pergi ke sekolah naik mobil namun setelah dia menikah kakeknya
menjual mobil milik Abella karena kakeknya menginginkan cucunya pergi sekolah
di antar oleh suaminya.
“Aduh aku ke sekolah naik apa,
mobilku dijual sama kakek lagi. Aku tidak ada uang tapi aku malu jika harus
minta tolong padanya.” Kata Abella dalam hati.
“Kenapa tidak berangkat? Bingung ya
mau naik apa dan kamu tidak ada uang.” Kata Adriano.
“Aku ke sekolah naik kereta kok
dan aku tidak butuh uang darimu, aku pergi dulu.” Kata Abella.
“Hei tunggu sebentar.” Kata Adriano.
“Ada apa lagi sih? Aku sudah
hampir terlambat.” Kata Abella.
“Aku akan mengantarmu.” Kata Adriano.
“Tidak perlu, aku bisa pergi ke
sekolah sendiri kok.” Kata Abella sambil menjulurkan lidah ke suaminya.
Lalu Adriano segera menyalakan
mobilnya.
“Masuklah aku akan mengantarmu
pergi ke sekolah, aku ingin tau dimana sekolahmu.” Kata Adriano.
“Terima kasih, lebih baik aku
naik kereta saja.” Kata Abella.
“Katanya hampir terlambat, cepat
masuklah.” Kata Adriano. Lalu Abella pun masuk kedalam mobil Adriano.
Saat diperjalanan mereka berdua
sangat canggung.
“Nanti turunkan didepan
supermarket samping sekolahku saja, aku tidak mau teman-temanku tau kalau aku
diantar oleh kamu mas, teman-temanku tidak tau jika aku sudah menikah.” Kata Abella.
“Lagipula aku juga tidak mau
menurunkanmu di depan sekolah kok.” Kata Adriano, Abella pun kesal dengan
suaminya.
Tiba-tiba kakek Abella menelfon
Abella.
“Aduh kakek menelfonku.” Kata Abella.
“Angkat saja dan kita akan
berakting layaknya pasangan suami istri.” Kata Adriano.
“Awas kalau macam-macam padaku.” Kata
Abella.
“Cepat angkat telfonnya.” Kata Adriano.
“Hallo kek.” Kata Abella.
“Kamu pergi kemana itu? Ke sekolah
ya? Kenapa tidak ijin saja kalian kan pasangan pengantin baru.” Kata kakek.
“Aku sedang pergi ke sekolah kek.”
Kata Abella.
“Saya mengantar Abella ke sekolah
kek.” Kata Adriano.
“Wah kakek sangat senang
mendengarnya, memangnya kamu sedang libur ya nak?” Tanya kakek.
“Iya kek, saya ada jadwal terbang
nanti malam.” Kata Adriano.
“Oh begitu ya, suruh istrimu
untuk menyiapkan makanan dan kebutuhanmu, baik kebutuhan lahir maupun batin
haha.” Kata kakek.
“Kakek bicara apa sih?” Kata
Abella.
“Tentu saja istriku akan
menyiapkannya, iya kan sayang?” Kata Adriano sambil memeluk istri mungilnya
itu.
“Hahaha tentu saja suamiku.” Kata
Abella dengan senyuman palsunya.
“Baiklah kalau begitu, kakek
tutup dulu telfonnya, setelah kamu lulus segeralah memiliki seorang anak ya.”
Kata Kakek lalu menutup telfonnya.
“Lepaskan tanganmu dari pundakku,
dasar mencari kesempatan.” Kata Abella.
“Enak saja, pasti kamu yang
senang karena aku memelukmu.” Kata Adriano.
“Apa? Dasar menyebalkan. Cepat turunkan
aku didepan supermarket itu.” Kata Abella.
“Jangan pulang terlalu malam,
kamu harus menyiapkan makanan untukku sebelum aku berangkat kerja nanti malam.”
Kata Adriano.
“Ingat kita menjalani hidup
masing-masing tentu saja kamu tidak berhak untuk mengaturku.” Kata Abella, lalu
dia segera turun dari mobil dan segera berlari menuju gerbang sekolah.
“Dasar kekanak-kanakan, dia sangat
lucu tapi juga sangat menyebalkan.” Kata Adriano dalam hati.
Abella kembali ke rumah. Dia tiba dirumah jam 7 malam.
“Jam berapa ini? Kenapa jam
segini baru pulang sekolah? Naik apa kamu tadi?” Tanya Adriano.
“Bukan urusanmu mas aku mau
pulang jam berapa naik apa dan dengan siapa.” Kata Abella.
“Cepat buatkan aku makanan.” Kata
Adriano.
“Aku sibuk, setelah ini aku mau
keluar untuk bermain bersama teman-temanku. Oh ya kita belum membuat
kesepakatan tentang masalah financial di antara kita berdua.” Kata Abella.
“Bukankah kamu bilang bahwa kita
akan menjalani hidup masing-masing. Uangku ya tentu saja uangku, uangmu ya
tentu saja uangmu.” Kata Adriano.
“Tidak bisa begitu dong, aku kan
masih sekolah dan mas sudah bekerja. Bagaimana caraku mendapatkan uang,
dimana-dimana itu suami yang membiayai istrinya.” Kata Abella.
“Memangnya kamu sudah menjalankan
tugas istri dengan baik? Sudah melayani suamimu dengan baik? Belum kan jadi
untuk apa aku membiayaimu.” Kata Adriano.
“Lalu bagaimana dengan sekolahku?
Dasar suami pelit, aku kesal denganmu mas.” Gerutu Abella sambil merengek.
“Dasar kekanak-kanakan. Gitu saja
sudah menangis.” Kata Adriano.
“Aku tidak menangis aku hanya
kesal denganmu.” Kata Abella.
“Kasihan juga kalau aku
membiarkannya, lagipula kakek dan neneknya sudah menyerahkannya kepadaku. Kalau
aku membiarkannya sama saja dengan menelantarkannya.” Kata Adriano dalam hati.
“Jadi kamu ingin aku membiayai
sekolah dan hidupmu?” Tanya Adriano.
“Tentu saja, kan kamu suamiku,
lagipula kakek dan nenek sudah menyerahkanku kepadamu mas.” Kata Abella dengan
memasang ekspresi sedih.
“Baiklah aku akan membiayaimu
tapi kamu juga harus melayaniku baik lahir maupun batin.” Kata Adriano.
“Apa? Bukankah kamu sudah
berjanji tidak akan menyentuhku bahkan tidur bersamaku. Aku takut dan aku tidak
mau lagipula aku masih sekolah, aku takut.” Kata Abella sambil merengek.
“Iya iya aku tidak akan
memaksamu. Aku akan membiayai sekolahmu tapi kamu harus memasak untukku, kamu
juga harus mengantarku ke tempat kerjaku dengan begitu aku akan memberimu
uang.” Kata Adriano.
“Apa? Haruskah aku mengantarmu
juga? Kamu bisa pergi sendiri kan.” Kata Abella.
“Kamu kan bisa pergi ke sekolah
dengan naik mobil milikku.” Kata Adriano.
“Tapi tempat kerjamu jauh, aku
pasti terlambat ke sekolah.” Kata Abella.
“Banyak alasan, kamu kan bisa
siap-siap beberapa jam sebelumnya. Kalau tidak mau aku juga tidak akan
memberimu uang saku.” Kata Adriano.
“Dasar pelit, aku tau sebenarnya
gajimu banyak. Dasar menyebalkan, pantas saja baru nikah usia 30an.” Gerutu
Abella.
“Aku bisa mendengarmu dengan
jelas.” Kata Adriano.
“Hehehehe maaf mas.” Kata Abella.
“Hari ini kamu tidak boleh pergi
kemana-mana.” Kata Adriano.
“Tidak apa-apa lagipula aku sudah
bertemu dengan pacarku, aku bisa saja membatalkan janji bertemu dengan
teman-temanku. Kapan kamu akan memberiku uang?” Tanya Abella.
“Setelah kamu mengerjakan tugasmu
dengan benar.” Kata Adriano.
“Dasar pelit, menyebalkan, tua
lagi.” Kata Abella sambil menjulurkan lidahnya.
**
Pukul 02.00 dini hari. Adriano
membangunkan Abella. Abella pun kaget dan berteriak.
“Aaaaaaaaa apa yang kamu lakukan,
cepat keluar dari kamarku.” Kata Abella sambil menendang Adriano.
“Hei hei ini aku suamimu. Cepat
bangun dan buatkan aku makan lalu antarkan aku kerja.” Kata Adriano.
“Tapi aku masih mengantuk, nanti
saja deh.” Kata Abella.
“Tidak bisa, aku ada flight jam
05.00 pagi jadi aku harus berangkat sekarang.” Kata Adriano.
“Memangnya sekarang jam berapa
sih? Aku masih mengantuk.” Kata Abella.
“Ayo cepat bangun dan segera
bersiap-siaplah, nanti aku terlambat.” Kata Adriano sambil menarik selimut
Abella.
Lalu Abella bangun dan membuatkan
makanan untuk suaminya.
“Tuh makanannya, aku mau tidur
sebentar.” Kata Abella.
“Tunggu sampai aku menghabiskan
makanan ini, kamu buat apa sih ini?” Tanya Adriano.
“Aku membuat sandwich, salah
sendiri jam segini berangkat kerja jadi aku tidak ada persiapan untuk memasak.”
Kata Abella.
“Awas saja kalau tidak enak rasanya.”
Kata Adriano.
“Kalau tidak enak tidak usah
dimakan, buang saja di tempat sampah, beres kan.” Kata Abella sambil melotot ke
arah suaminya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!