Stevani atau di kenal dengan Vani gadis yang sangat cantik umur nya 20 tahun . Putri bungsu dari Ari wijaya dan Maudy sentosa .Mempunyai 2 saudara Gio wijaya dan Ririn wijaya
Di keluarga wijaya dan sentosa. Vani di anggap pembawa sial bahkan dia sering mengalami ketidak adilan baik dari saudara nya bahkan sepupunya.kebiasaan itu membuat vani menjadi anak yang kurang percaya diri bahkan dia tidak mempunyai teman dekat tapi ketidak adilan itu juga membuat vani jadi pribadi yang tangguh
karena terbiasa dari kecil mencari uang dan bahkan kerap di pukuli orang tuanya ketika dia pulang telat dari mulung dan belum memasak,semenjak dia kelas 3 sd dia sudah membiayai sekolah nya sendiri beruntung tetangga nya memperhatikannya sehingga mereka kadang memberi pakaian bekas mereka bahkan buku buku mereka
saat ini vani tengah kuliah di universitas dan semester 4.dengan hasil memulung dan kerja buruh di rumah tetangga tetangga akhirnya vani bisa kuliah tetapi nasib buruk menimpanya karna hari ini terakhirnya menyandang gelar mahasiswa
"tok ...tok..tok Pagi Bu Mira maaf ada apa ya Bu kenapa saya di panggil ke sini"
"Eh nak vani kamu sudah datang duduk dulu nak" Bu mira adalah seorang tata usaha di kampus tempat mira menimba ilmu.
"Begini van ,Ibu mohon maaf ibu ga bisa bantu .tadi pihak kampus sudah mengeluarkan surat pemberhentian kamu nak"bu mira menghapus air matanya sambil memberikan selembar kertas buat vani
deg.."Hari ini akhirnya tiba.hal yang selalu ku takutkan dan ku hindari.tetapi sejauh apa aku menghindar tapi ternyata kalau sudah di garis kan maka akan tetap terjadi" dengan air mata vani mencoba tersenyum dan melihat bu mira
"Bu apa sudah tidak ada keringanan Bu?saya akan berusaha Bu kasih vani kesempatan Bu"
"Nak vani jujur ibu juga ingin nak vani tetap kuliah di sini dan menyelesaikan kuliah nak vani.tapi di sisi lain ibu juga tidak bisa berbuat banyak nak,ibu di sini hanya karyawan dan mau tidak mau ibu harus mematuhi peraturan di sini"bu mira menangis sambil memeluk vani karna bagi bu mira vani sudah seperti anak nya sendiri
"Van ibu percaya kamu pasti bisa melewati ini semua.kamu anak yang kuat dan kamu harus percaya bahwa kamu bisa sukses bahkan lebih sukses dari mereka yang sarjana.Kamu hanya perlu bangkit dan anggap ini keberhasilan yang tertunda tapi percaya lah di luar sana ada sesuatu yang besar yang menanti kamu,ibu sangat yakin putri ibu yang cantik ini suatu hari nanti akan menjadi anak yang sukses.tapi kalau saat itu tiba kamu harus ingat pesan ibu kamu harus tetap rendah hati dan kamu juga harus ingat hari ini jadikan ini suatu pembelajaran dan satu tangga buat kamu naik ke level yang lebih tinggi"bu vani mencium kening vani dan menghapus air matanya
"Terima kasih Bu .ibu juga sudah vani anggap sebagai ibunya vani.bahkan dari ibu vany bisa tau rasanya di peluk ibu itu seperti apa"
"Nak kamu jangan takut ya sekalipun kamu sudah tidak kuliah di sini kamu boleh tetap menganggap ibu sebagai ibu kamu dan kalau kamu juga mau cerita kamu boleh datang ke rumah ibu.
"Bu terima kasih Bu ibu sudah menguatkan vani"
"nak ibu sudah bilang kamu juga sudah ibu anggap sebagai anak ibu"
"seandainya suami ibu tidak pemabuk mungkin kamu sudah ibu ajak tinggal di rumah .ibu takut nanti pas suami ibu mabuk malah terjadi yang tidak tidak dengan kamu nak"
"iya Bu vany juga takut sama pak bagas Bu.vani janji bu nanti kalau vani sudah sukses vani akan selalu ingat ibu dan memberikan hadiah buat ibu"
"amin tapi kalau kamu sudah di puncak kamu jangan lupa ya nak kamu harus tetap jadi diri kamu sendiri jangan lupa diri malah sombong"
"bu masa sampai puncak udh sombong kan malu bu sama orang orang yang sudah ke luar negeri bahkan ke luar angkasa aja ga sombong"
"astaga kamu ya udah dalam keadaan serius kamu masih aja bercanda"bu mira yang gemas dengan vani akhirnya menjewer kuping vani
"hahahaah.sakit Bu ampun ratu.hamba siap menjalankan perintah ratu" sambil membungkuk pura pura menyesal akhirnya bu mira melepaskan tangannya dari telinga vina
"ya sudah ini sudah jam makan siang.ayo kita ke kantin kamu harus banyak bakan biar kuat menghadapi kenyataan hidup di luar"akhirnya bu mira dan vani ke food court kampus
"vani kamu pesan makanan yang kamu sukai apapun ibu akan traktir anak ibu yang cantik ini biar makin cantik"
"emang kalau di traktir trus bisa makin cantik ya bu?"
"bisa kan ga ngeluarin uang jadi ga mikir"
"baik lah bu hari ini ijinkan aku mempercantik diri.suatu saat nanti saya yang akan mempercantik ibu"dengan langkah cepat akhirnya vani memesan makanan kesukaannya nasi goreng siput
selesai makan siang vani dan bu mira berpisah.setalah bu mira masuk vani kembali mengingat nasib nya yang malang
bohong kalau di bilang hatinya ga sedih.dengan melihat mahasiswa lain vani merasa iri hingga akhirnya dia melangkahkan kakinya keluar kampus dengan berurai air mata.
vany bingung harus kemana dengan suasana hati yang begini tidak mungkin dia pulang kerumahnya karna akan menambah beban hidup yang akan mendengar ocehan keluarganya.akhirnya vani berjalan tanpa tujuan sambil meratapi nasib nya
"seandainya aku punya sahabat setidaknya teman yang bisa ku ajak bercerita aku sudah pasti mendatanginya tapi sayang aku Tak punya teman"
dengan langkah gontai vani berjalan dan dia ternyata tidak sadar bahwa dia tiba tiba menyebrang padahal lampu lalu lintas sedang hijau hingga tiba tiba
brakk....
"astaga"
vani yang mendengar suara tabrakan akhirnya tersadar dari lamunannya dan melihat ke sekeliling nya ternyata ada mobil mewah yang menabrak pembatas jalan.akhirnya dia berlari ke arah jalan tersebut
"Tuan apa anda tidak apa apa?"sapa vani karna dia melihat seorang pria gagah yang keluar dari mobil langsung memegang jidat saya ternyata berdarah karna terkena mobil
"apa matamu buta hah?kamu tidak lihat jidat saya berdarah dan kamu tanya tidak apa apa?
"kenapa tuan marahin saya?saya kan hanya bertanya tuan?"
"asal kamu tau saya begini karna ulah kamu yang tiba tiba nyebrang jalan"
"lah ko tuan jadi marah marah sama saya?ya udh saya minta maaf tuan karna tadi sudah tidak memperhatikan jalan"
"kamu pikir dengan meminta maaf semuanya akan selesai?kamu harus ganti rugi mobil saya"
"lah ko saya yang jadi ganti rugi kan tuan yang menabrak"
"kalau saya tidak banting stir ke sini kamu yang akan tertabrak bahkan kamu mungkin akan bernasib sama dengan pembatas jalan itu.kamu harus nya berterima kasih sama saya. dan saya minta kamu ganti rugi biaya perbaikan mobil saya"
"tidak bisa tuan saya justru sangat berterima kasih kalau tuan tadi menabrak saya"
"cukup saya tidak mau berdebat dengan kamu sekarang kamu ikut saya karna saya buru buru"dengan kekuatan penuh dia menarik tangan vani dan mendorongnya supaya masuk mobil. pria tersebut yang tak lain adalah Roy winata seorang ceo perusahaan tambang .walaupun perusahaannya tidak terlalu besar
Di dalam mobil tidak ada yang bersuara.vany yang sibuk dengan pikirannya Roy yang sibuk telponan dengan roy sang asisten
"saya mau di bawa kemana ya?apa ini yang di katakan Bu Mira bahwa ada keberhasilan yang menunggu,tapi di lihat dari situasi nya kayanya ini kesialan deh.gimana mau ganti perbaikan mobil bayar uang semester aja ga sanggup bayar sampai di do
"Turun" Tapi vani tidak mendengarkan apa yang di katakan Roy karna masih asik dengan dunia nya sendiri hinga dia mendengar teriakan yang di sebelahnya
"Saya Bilang Turun ....Apa selain Matamu telinga mu juga tidak berfungsi?"
"Astaga pak kalau teriak pelan pelan dong,kan saya jadi budak benaran pak?
"Diam" Roy yang sudah emosi langsung keluar dari mobil dan di depannya sudah berdiri alvin sang asistennya
"Alvin kamu jaga wanita pembawa sial ini,setelah saya rapat saya masih ada urusan dengannya"tanpa melihat vani lagi Roy langsung berjalan masuk ke restoran tempat dimana dia akan meeting dengan pak Martin seorang pimpinan perusahaan besar
"Selamat siang pak Martin maaf saya terlambat karna saya tadi ada sedikit insiden di jalan pak"
"Maaf pak Roy sepertinya kerja samanya kita tunda dulu,saya pribadi yang paling tidak toleransi dengan keterlambatan"
"saya mohon pak kasih saya kesempatan,saya tidak berbohong pak tadi saya menabrak pembatas jalan karna tiba tiba ada gadis yang nyebrang tanpa melihat lampu lalu lintas"
"Maaf pak Roy saya tetap tidak bisa melanjutkan kerja sama nya,mungkin di lain waktu saya akan pikirkan tapi untuk proyek ini saya akan kasih kepada orang yang benar benar bertanggung jawab" Pak Martin berdiri dan langsung keluar dari tempat itu
Roy yang sudah sangat marah langsung keluar dan langsung menampar pipi Vani
plak...
"Gara gara kamu hidup saya jadi sial hari ini,dasar perempuan pembawa sial kamu,harusnya tadi saya menabrak mu"
vani hanya diam hatinya dan hanya air mata nya yang jatuh
""pembawa sial" dua kata yang selalu dia dengar dari keluarganya
*Flashback on*
Ari wijaya dan maudy wijaya hidup dengan kebahagiaan dan di karuniai sepasang anak
Gio umur 12 tahun dan Ririn umur 10 tahun.pernikahan yang mereka jalani hampir 14 tahun selalu harmonis hingga di pernikahan yang ke 15 tahun tiba tiba masalah berat menimpa keluarga mereka .Ari yang mempunyai bisnis properti tiba tiba di tipu orang dan harta nya habis,hingga akhirnya mereka pindah ke kontrakan yang sangat sederhana
setelah 2 minggu mereka tinggal di kontrakan maudy mengetahui bahwa dirinya hamil lagi dan usianya sudah 8 minggu.Ari yang kerjaannya sekarang menjadi supir angkot tidak rela maudy hamil karna mereka sudah hidup susah.
"mah bagaimana kalau bayinya kita gugurkan saja,kamu kan tau ekonomi kita sekarang tidak mendukung untuk kehadiran dia,saat dia di kandungan saja hidup kita sudah sial apalagi kalau dia sampai lahir "
"mamah juga setuju pa,lagian malu lah punya anak tiga saudara kita juga hampir punya anak 1 yang dua kan cuma kita pa,apalagi anak ini lahir jadi tiga kan malu"
"lagian kenapa bisa hamil sih mah?emang mama ga minum pil kb nya?kan papa sudah bilang harus rajin minumnya"
"Mamah minum pah ,mama juga bingung kenapa bisa ke bobolan gini,papa kan lihat kalau mama selalu minum"
"ya udh yang penting sekarang kita udh sepakat buat gugurin kandungan kamu besok kamu beli aja jamu buat gugurin anak pembawa sial itu"
"iya pah"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!