Satu pasukan kecil dengan jubah tudung yang terdiri dari sebelas kesatria dan satu pimpinan tampak menyelinap diantara semak belukar dan pepohonan tinggi besar, sebelas kesatria khusus yang ahli berpedang mengintai sebuah aktifitas segerembolan kawanan perampok yang meresahkan di kawasan perbatasan desa. Perampok yang selalu menargetkan para pedagang dan bangsawan-bangsawan kecil yang melintas menuju ibukota.
Seorang pemimpin pasukan dengan jeli mengintai keadaan lalu memberi aba-aba dengan mengayunkan tangan ke depan menyuruh salah satu kesatrianya untuk maju lebih dekat ke area dimana para perampok itu berada, untuk mengamati situasi. Dengan sigap salah satu kesatria bergerak dengan cepat tanpa menimbulkan suara bergerak mendekat, mengamati situasi sekitar. Dan tampak para perampok lengah dengan berpesta minuman, pesta atas keberhasilan mereka dalam merampas harta benda para pedagang dan bangsawan kecil. Itu terlihat dari peti-peti yang tergelatak, bahan-bahan pokok yang akan diperjual-belikan oleh para pedagang menumpuk dalam kereta tak jauh dari mereka. Melihat situasi para perampok yang lengah karena terhanyut dalam pesta minuman, seorang kesatria memberi isyarat bahwa kondisi sangat kondusif untuk melakukan penyerangan.
Tak membuang waktu, si pemimpin kembali memberi isyarat dengan ayunan tangan.
"Habisi mereka semua!" perintahnya.
Para kesatria yang sedari tadi mengintai langsung melancarkan serangan. Para perampok yang terkejut dengan serangan dadakan tampak kocar-kacir, beberapa dengan mudah ditumbangkan karena tidak adanya persiapan dalam serangan dadakan. Pergelutan terjadi, tampak percikan api yang keluar dari tiap gesekan pedang yang beradu dan tak perlu memakan waktu lama para kesatria menumbangkan para kawanan perampok tanpa ampun. Mayat para perampok tergeletak dengan darah dimana-mana.
"Eksekusi telah dilakukan, menunggu perintah selanjutnya!" ucap tegas salah satu kesatria dengan setengah membungkuk tanda hormat.
"Bawa semua hasil rampokan mereka... " perintahnya.
"Sebarkan kabar pada masyarakat luas bahwa misi pasukan khusus kesatria Duke dalam pengeksekusian para perampok telah berhasil. Dan ingat, sebarkan juga kalau misi pemberantasan para perampok ini adalah atas perintah ayah!" lanjutnya lagi seraya melangkah pergi.
"Siap laksanakan, Nona Clarisa!"
Ya. Pemimpin pengeksekusian para perampok dikomando langsung oleh putri Duke Albert Lyon Watson, yaitu Clarisa Joanna Lyon Watson. Pengeksekusian ini bukan pertama kali tapi telah dilakukan beberapa kali dalam beberapa periode dengan melakukan penyelidikan dan investigasi secara tertutup. Bukan tanpa sebab di Duchy Lyon, wilayah kekuasaan ayahnya terdapat banyak sekali kawanan perampok. Dan hal ini terjadi sekitar tiga tahun yang lalu ketika wilayah duchy Lyon mengalami musibah beruntun, hujan lebat sehingga membuat bendungan yang menopang air bah roboh, para petani mengalami gagal panen karena ladang yang terendam sehingga para petani merugi, terhambatnya pemasokan bahan dan bibit karena pemblokiran sepihak bangsawan lain, permainan barang pokok yang dilakukan bangsawan kelas atas dengan menaikan harga seenaknya, serta kesimpangan ekonomi menyebabkan banyak warga menjadi miskin. Bangsawan-bangsawan kecil yang dengan seenaknya mengambil keuntungan dari rakyat kecil, mempekerjakan dengan upah sangat kecil. Ditambah pemerintah pusat mengabaikan semua kejadian yang terjadi di wilayah Duchy Lyon dengan tidak memberikan bantuan apapun. Karena ketidakstabilan politik dan ekonomi di wilayah Duchy Lyon itulah para pemberontak merajalela. Berbagai jenis perampok terbentuk menjadi kawanan besar yang meresahkan.
Melihat keadaan Duchy yang seperti itu ayah Clarisa bukannya diam berpangku tangan, tapi karena adanya perseteruan politik yang melibatkan pangeran Putra Mahkota sehingga Duke Albert tidak bisa maksimal dalam pembenahan wilayahnya. Bukan itu saja Duke Albert meyakini adanya pihak tersembunyi yang ingin meruntuhkan kekuasaannya. Pihak-pihak yang bertentangan dengan politik Duke Albert. Meskipun Duke Albert sudah meyakini pihak mana saja yang berusaha meruntuhkan kekuasaannya namun ia tidak punya kuasa untuk melawan dengan kondisinya yang tidak stabil.
Kenapa Putra Mahkota kemungkinan terlibat? itu terlihat dari sikapnya yang abai terhadap permasalahan yang terjadi di Duchy Lyon. Karena dendam? Bisa jadi! Duke Albert sempat membelot dalam dukungannya terhadap putra mahkota kepada pangeran kedua. Dan itu disampaikan pada yang mulia Kaisar dengan berbagai pertimbangan dan alasan. Hingga membuat Kaisar goyah dalam penentuan tahta mahkota.
Karena dianggap telah berkhianat dalam memberikan dukungan, putra mahkota berusaha untuk memberi pelajaran pada Duke Albert, yaitu dengan menutup mata dan telinga atas apa yang terjadi di wilayah Duchy Lyon. Sekalipun bahwa putri dari Duke Albert yaitu Clarisa adalah tunangannya sendiri.
Di tahun ketiga terjadinya musibah beruntun, Clarisa sempat jatuh sakit dan tak sadarkan diri selama sebulan lamanya. Entah sakit apa, karena semua dokter yang memeriksa tidak menemukan penyakit yang dideritanya. Clarissa seolah bak putri tidur yang sedang menunggu pangerannya untuk terbangun, apalagi rumor yang beredar bahwa Putri Clarisa tengah diterpa sihir yang membuatnya tidur dalam waktu lama. Namun tiba-tiba, setelah satu bulan lamanya, keajaiban datang, Clarissa tersadar dari tidur panjangnya. Clarissa yang tersadar tidak ada perubahan apapun dari dirinya secara fisik, kecuali karakternya. Karena Clarissa yang terbangun seolah menjadi orang baru dan asing bagi seluruh penghuni mansionnya. Bahkan oleh ayahnya sendiri. Sifat putri Duke satu-satunya yang biasanya selalu bersikap manja dan lemah serta terkadang semena-mena dengan emosi yang tidak stabil, mendadak menjadi putri bar-bar yang seenaknya. Dan dengan perubahan karakternya itu, putri Clarissa membenahi berbagai hal sektoral wilayah ayahnya. Dengan pemberantasan para perampok, pembenahan wilayah serta berbagai rencana lainnya. Dan salah satu dari banyak rencana putri Clarissa adalah membuat perhitungan pada Putra Mahkota yang merupakan tunangannya sendiri karena dengan kejam dan dingin membiarkan wilayah ayahnya terpuruk tanpa bantuan apapun, dan membiarkan berbagai pihak yang bertentangan dengan ayahnya menyerang habis-habisan. Oleh disebabkan dendam pribadi. Tindakan Putra Mahkota yang mengabaikan Duke Albert serta merta membuka kesempatan pada pihak-pihak yang ingin meruntuhkan kekuasaan Duke, dari berbagai sektoral.
"Sepertinya aku harus sedikit memberi pelajaran pada tunanganku tercinta. Putra Mahkota Riel." guman Clarissa.
"Pelajaran seperti apa, ya yang harus diberikan pada murid nakal? membuatnya bertekuk meminta ampun? Atau membuatnya jatuh cinta pada pesona Nona Clarissa ini?"
Andai semua orang tahu bahwa, jiwa yang berada pada diri Clarissa bukanlah jiwa Clarissa yang manja dan lemah, tetapi jiwa yang merasukinya adalah jiwa orang milenial abad 21. Seorang tentara militer yang bar-bar dan seenaknya. Seorang dengan jiwa patriot yang tidak akan tinggal diam untuk hal yang semena-mena. Tapi cukup Clarissa seorang saja yang tahu, dan cukup dengan berbekal pengetahuan di dunianya menjadi bekal untuk perubahan wilayah Duchy yang semrawut. Clarissa percaya kalau wilayahnya akan kembali berjaya sehingga tidak ada bangsawan manapun yang akan meremehkan kekuatan Duke Lyon Watson, kekasiran sekalipun. Terutama Pangeran Putra Mahkota. Tunangannya sendiri.
Clarissa melangkah menuju ruang kerja ayahnya, dengan rasa percaya diri yang tinggi.
Namaku Clarissa Joanna Lyon Watson, putri dari Duke Albert Lyon Watson yang merupakan kerabat dekat Kaisar. Seorang gadis cantik dengan rambut pirang ikal, lekuk hidung mancung, kulit putih mulus, tubuh tinggi semapai. Tidak ada kata lain selain ‘sosok sempurna' untuk gadis bernama Clarissa. Sifatnya manja dan glamor, serta terkesan sedikit semena-mena, mungkin karena dia seorang putri Duke. Dan itu aku dan wujudku saat ini tapi jiwa yang berada di tubuh Clarissa ini adalah jiwa orang yang berasal dari abad 21. Ardhita Maharani. Namaku di dunia sana. Dan Aku sendiri adalah seorang tentara batalion IV yang ditugaskan dalam tim gabungan perdamaian PBB di perbatasan negara konflik. Aku menjadi tentara mengikuti jejak kakek yang seorang Mayor Jendral. Dedikasinya terhadap negara membuatku kagum pada sosok kakek sehingga ingin mengikuti jejaknya. Ayahku yang juga seorang politikus yang namanya selalu jadi perbincangan dikancah politik. Keluargaku di dunia sana merupakan keluarga yang hebat dengan menjungjung harga diri yang tinggi.
Entah bagaimana aku bisa terjebak dalam tubuh Clarissa dan berada di jaman asing yang aku perkirakan ini merupakan jaman abad pertengahan. Apakah aku telah melewati lintas dimensi? Entahlah! Kenyataannya disini sekarang aku berada. Yang aku ingat, terjadi bentrokan untuk kesekian kalinya di wilayah perbatasan.
Tembakan beruntun terjadi saling serang antar negara perbatasan. Ditengah gempuran peluru, aku melihat seorang gadis yang terduduk seraya memeluk lutut, sambil menunduk. Aku berpikir, gadis itu punya otak atau tidak, sih? Diantara gempuran peluru yang berterbangan dia dengan tanpa rasa takut malah terduduk diam. Ataukah karena saking takut dia tidak bisa bergerak?
Aku berlari menerobos gempuran peluru, sesekali merangkak untuk menghindari timah panas yang berterbangan. Semakin cepat aku berlari mendekati gadis itu, dan ketika tanganku menyentuh gadis itu sekuat tenaga aku menarik gadis itu untuk dibawa ketempat aman, gadis itu mencengkram lenganku dan menatap aku putus asa.
“Tolong, aku! Selamatkan ayahku... “ ucapnya ditengah isak.
Diantara keterpanaan dengan ucapan gadis itu, sebuah peluru melesat menembus perutku. Aku tak sadarkan diri. Dan ketika tersadar, aku sudah berada di dunia asing ini. Dan kalau diingat, gadis yang berada di medan konflik itu sama persis dengan gadis yang aku rasuki tubuhnya ini.
Awal aku tersadar dengan sosok Clarissa ini benar-benar membuatku tidak habis pikir. Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi? Ini merupakan hal diluar nalar manusia, dijamanku. Beberapa hari aku terdiam mengurung di kamar, mencoba menganalisis semua yang terjadi dengan bekal ingatan dari Clarissa sendiri. Meskipun semua pelayan di rumah ini tampak panik dengan perubahan sikapku, bahkan orang yang disebut ayahku, bukan-tapi ayah Clarissa terus-menerus bolak balik ke kamarku. Aku menjadi paham semuanya. Kenapa seorang Clarissa begitu putus asa, hingga jiwanya terdampar ke duniaku. Kalau dipikir, bagaimana nasibku disana? Apakah aku sudah mati karena tembakan menembus perutku? Ah, entahlah.
Duchy Lyon dan kesemrawutannya. Ini berawal ketika ayahku, Duke Albert Lyon Watson yang berbelot dalam dukungannya terhadap Pangeran Putra Mahkota dan beralih kepada Pangeran kedua. Dengan pertimbangan bahwa Pangeran kedua lebih cocok untuk menduduki tahta waris, itu terlihat dari cara Pangeran kedua yang bisa menarik kedua fraksi yang selalu bersitegang. Fraksi Kekaisaran dan Fraksi bangsawan. Sedangkan Pangeran pertama atau Putra Mahkota yang lebih condong mendukung Fraksi kekaisaran. Pertimbangan ayah lainnya dalam mendukung Pangeran kedua adalah, dengan akurnya kedua fraksi bisa meminimalisir peperangan kekuasaan dan perluasan daerah yang kerap terjadi di Kekaisaran. Hal itu ayah sampaikan pada Kaisar sehingga membuat Kaisar bimbang dan menggoyahkan posisi Putra Mahkota.
Tiga tahun silam, menurut ingatan Clarissa kawasan Duchy Lyon diterjang musibah beruntun, dimulai dari hujan deras hingga merobohkan bendungan yang menapung luapan air, ladang yang gagal panen karena terendam, terhambatnya suply bahan dan bibit karena pemblokiran sepihak dari bangsawan lain hingga menyebabkan duchy mengalami krisis beberapa sektural termasuk krisis ekonomi dan terlebih, pihak kekaisaran terutama dari pihak Putra Mahkota mengabaikan semua musibah yang terjadi pada Duchy Lyon dengan tidak memberi bantuan apapun. Kemiskinan melanda kawasan Duchy, hingga terjadi beberapa pemberontakan dan perampokan. Kalau dibiarkan Duchy Lyon akan mengalami kebangkrutan.
Aku yang semula tidak terlalu peduli untuk semua hal yang terjadi pada akhirnya dipaksa untuk bertindak. Melihat ayah yang berusaha kuat sekalipun tetap terlihat putus asa. Karena bukan hanya memikirkan perut keluarga tapi juga nasib hidup rakyatnya.
“Ayah, saya tidak bisa terus berdiam diri. Izinkan saya melakukan hal-hal yang saya bisa lakukan.”
Ayah menatapku nanar, lalu tersenyum. Sebuah senyum hiburan karena merasa lucu ketika putri manjanya mengajukan diri untuk membantu. Padahal dirinya tidak bisa melakukan apa-apa dengan benar. Itu menurutnya, tanpa dia tahu bahwa sosok putrinya yang manja dan lemah itu telah tiada.
“Terima kasih telah mengkhawatirkan ayah, tapi ayah bisa membereskan semua ini. Kamu jangan khawatir putriku.” Ucapnya lembut.
“Saya mungkin tidak akan bisa membantu banyak, tapi izinkan saya melakukan hal yang bisa saya lakukan meskipun itu hal kecil. Apalagi ayah kembali ditugaskan oleh Putra Mahkota melakukan hal yang tidak berguna, makanya selama ayah bertugas izinkan saya mengambil alih beberapa pekerjaan ayah.” Ucapku mendesak.
Ayah kembali tersenyum. Dan sudah terbiasa dengan perubahan sikap putrinya yang lebih blak-blakan dan tegas.
“Silahkan. Tapi jangan berlebihan dan membuat ayah khawatir”
Aku menggangguk lalu berlalu dari hadapan ayah.
Hal pertama yang ingin aku lakukan adalah, melihat semua kawasan Duchy Lyon. Karena mungkin saja ada hal yang bisa dijadikan sesuatu sebagai komoditi. Wilayah geogragis yang mungkin bisa dijadikan tempat industri atau ladang. Menyelidiki tingkat kejahatan dengan menginvestigasi secara tertutup lalu dilakukan pengeksekusian hal-hal yang merugikan wilayah.
Lalu aku berencana membentuk tim khusus dengan merekrut beberapa kesatria pilihan yang ahli berpedang dan perang, tujuannya untuk memberantas para perampok dengan dikomando langsung olehku. Lalu membentuk tim administrasi pengelolaan beberapa sektoral, dimulai dari tim agraris dan industri. Aku sangat bertekad agar wilayahku harus menjadi wilayah besar seperti sedia kala. Pengetahuanku sebagai manusia milenial di abad 21 benar-benar akan aku kerahkan semuanya. Selang sehari setelah keberangkatan tugas ayah, aku mengadakan rapat terbuka dengan memanggil kepala pelayan yang merupakan kaki tangan ayah dalam berbagai hal, para staf di kediaman Lyon, dan komandan tertinggi kesatria. Mereka awalnya merasa aneh dengan aku yang secara mendadak mengadakan rapat terbuka dan ketidak percayaan mereka dengan kemampuanku yang mereka pikir aku putri manja yang tidak tahu apa-apa.
‘Hei, kalian orang-orang jaman kolot jangan pernah meremehkan pengetahuan orang modern sepertiku. Clarissa yang kalian tahu sudah hilang.’ Batinku berteriak melihat berbagai ekspresi mereka. Bahkan beberapa diantara mereka mamandang remeh.
“Terima kasih atas kehadiran kalian semua dirapat terbuka hari ini. Banyak hal yang akan kita diskusikan mulai dari perencanaan-perencanaan dan solusi untuk untuk menanggulanginya. Membahas tentang geografis wilayah Lyon, ada ketersediaan alam apa yang bisa dijadikan komoditi, pembentukan tim dalam bidang agraris dan industri serta tim dalam pemberantasan para perampok yang sudah sekian lama meresahkan rakyat Duchy Lyon. Untuk itu rapat terbuka akan kita mulai... “
Aku dengan lantang dan lancar menjelaskan hal-hal yang akan dikerjakan kedepannya. Sorot mata aneh? Atau heran? Atau malah takjub tidak menyangka putri yang tidak tahu apa-apa akan membahas masalah yang berat. Dan semua itu terlihat jelas di semua ekspresi orang-orang yang hadir di ruang rapat terbuka. Ekspresi bengong tanpa seorang pun mengeluarkan suara.
"Dimulai dari Tuan Keanu selaku Kepala Pelayan yang mengatur rumah tangga kediaman Lyon, tolong berikan laporan keuangan keluarga Duke selama tiga tahun terakhir ini. Lalu pilah masalah sesuai tingkat urgensinya dan tindakan apa yang harus disegerakan.” Ucapku lantang yang membuat Tuan Keanu terbengong untuk beberapa saat.
“Apa anda mengerti, Tuan Keanu?” aku sedikit kesal dengan ekspresi yang dibuatnya.
“Saya mengerti, Nona! Akan segera saya serahkan semua laporan yang Nona butuhkan.”
Aku mengangguk cepat. Aku harus tahu terlebih dahulu laporan keuangan secara keseluruhan keluarga Duke. Jikalau terjadi defisit harus segera diatasi sesegera mungkin.
“Lalu Tuan Aston selaku komandan tertinggi Kesatria, saya ingin anda pilihkan beberapa kesatria yang ahli berpedang untuk dijadikan sebuah tim khusus dalam pemberantasan perampok yang terdapat di Duchy Lyon, terutama perampok yang terdapat diperbatasan. Dan juga pilih kesatria yang ahli dalam membaca situasi disegala kondisi. Saya yakin Tuan Aston lebih tahu kesatria-kesatria yang kompeten.”
“Baik, Nona.”
Diluar dugaanku, Tuan Aston merespon cepat dan paham situasi dengan tidak memberikan ekspresi apa-apa.
“Dan untuk para Staff kediaman Lyon, berikan laporan segala kebutuhan keluarga Duke sepenuhnya. Terutama tentang keluar masuknya anggaran. Kita semua pasti tahu kondisi Duchy Lyon sedang tidak baik, mungkin akan ada beberapa kebijakan pemangkasan anggaran.”
Untuk kalimat terakhir, jujur saja aku ragu mengatakannya. Pemangkasan anggaran akan berimbas pada pengurangan pekerja di kediaman Lyon ini sendiri. Tapi tindakan harus segera dilakukan agar keadaan tidak semakin terpuruk.
Setelah diskusi alot mengenai ini-itu, aku membubarkan rapat dan akan dijadwalkan dua pekan kemudian untuk realisasi tim yang akan dibentuk. Aku takjub dengan kecerdasan dan sikap kritis semua orang yang dibawah ayah. Pantas saja ayah selalu berusaha kuat menghadapi semua karena didukung oleh orang-orang yang hebat.
Tak terasa hari sudah menjelang larut dan aku masih berkutat dengan memeriksa setumpuk laporan yang harus dianalisa. Ah, kenapa datang ke dunia lain pun aku harus berkutat dengan pekerjaan negara? Meskipun memang andrenalinku sangat terpacu untuk membuat sebuah negara menjadi lebih baik. Apa karena aku seorang tentara maka jiwa patriotku lebih besar sebanding orang lain?.
“Nona, sebaiknya anda istirahat. Kondisi Nona belum sepenuhnya pulih, Anda bisa melanjutkan lagi memeriksa laporan esok hari.”
Kembali diluar dugaan Tuan Keanu tampak memperhatikan kesehatanku, bukan, tapi kesehatan tubuh Clarissa padahal selama ini Tuan Keanu secara terang-terangan menunjukan ketidak sukaan pada Clarissa. Mungkin karena kepribadian Clarissa itu sendiri yang membuat kepala pelayan yang super kompeten ini menganggap remeh Clarissa. Dan karena tindakanku hari ini, bisa jadi Tuan Keanu sedikit merubah penilaiannya pada sosok Clarissa.
“Baiklah. Aku sudahi dulu pekerjaan hari ini.”
Aku beranjak dari tempat duduk dan sedikit lunglai melangkahkan kaki. Ternyata kerja dengan otak untuk berpikir lebih melelahkan dibanding kerja secara fisik. Dan kerja dengan fisik lebih cocok buatku dimana di duniaku sana aku lebih banyak bekerja dilapangan. Dengan langkah lunglai aku sedikit melirik Tuan Keanu yang tengah berjalan mengikutiku dibelakang, mengantarkanku menuju kamar. Wajahnya tampak sedang berpikir keras.
“Nona maafkan saya karena telah lancang menilai Nona buruk untuk segala hal. Padahal semua ucapan Nona dirapat barusan betapa menunjukan kecerdasan yang tidak dimiliki oleh sembarang orang.” Ucap Tuan Keanu, memuji.
Aku hanya tersenyum. Tentu saja, karena jiwa yang berada pada Nonamu ini adalah orang lain. Karena Nona aslimu itu tidak akan bisa berbuat apa-apa makanya dia merasa putus asa sampai melintas ke duniaku.
“Pasti kamu berpikir, kenapa tidak dari dulu aku ikut membantu ayah, iya kan?”
Tuan Keanu terdiam seolah mengiyakan. Aku suka responnya yang jujur itu.
“Anggap saja hatiku baru tergerak sekarang karena percaya ayah pasti bisa mengatasi semuanya. Tapi ternyata ayah yang hebat pun ada batasnya dalam bertindak karena banyak hal yang tidak bisa beliau lakukan diluar batas kemampuannya. Bukan tidak mampu, tapi karena tindakan ayah yang dibatasi makanya pasti ayah merasa frustasi dengan keadaan seperti ini.”
Tuan Keanu tetap terdiam mendengar ucapanku, dan mungkin beranggapan sama. Tuan Keanu pasti tahu kemampuan ayah tidak sebatas ini saja. Tapi pasti karena ada hal yang memang ruang gerak dan tindakan ayah yang seolah sengaja dibatasi.
“Dan aku juga berencana untuk sedikit memberi pelajaran pada orang-orang yang sudah membuat ayah seperti ini, termasuk Pangeran Putra Mahkota, tunanganku sendiri.”
Tampak keterkejutan di raut muka Tuan Keanu mendengar ucapanku.
“Nona, tolong jaga ucapan Nona yang sedikit berbahaya itu. Kita tidak tahu di kediaman Lyon bisa saja ada orang-orang suruhan kekaisaran.”
Aku tersenyum. Pastinya sudah tahu untuk kemungkinan seperti itu. Dikancah politik yang digeluti ayahku yang di dunia sana pun sama, banyak pergesekan, pertentangan, permusuhan dan bahkan pembunuhan yang tidak bisa diungkap dari elite politik.
“Aku tahu. Dan aku akan membereskan itu juga. Makanya aku meminta semua yang hadir dirapat tadi untuk merahasiakan semuanya. Biarkan yang lain tahu kalau aku tetap seorang putri yang manja.”
Langahku berhenti di depan kamar. Aku menatap Tuan Keanu dengan perasaan yang entah kenapa sedikit bergejolak.
“Tuan Keanu, terima kasih untuk selalu mendukung ayah, untuk selalu membantunya disaat terpuruk sekalipun. Untuk kedepannya, tolong dukung aku juga untuk mengatasi krisis ini.”
Aku bersungguh-sungguh mengucapkan itu semua. Meskipun awalnya aku kurang suka dengan sikap jujurnya itu. Dan tampak perubahan ekspresi di wajah Tuan Keanu, sedikit kaget dengan ucapanku lalu merona. Ekspresi yang lucu. Aku memasuki kamar dan langsung tertidur setelah mengusir semua pelayan yang akan melayaniku sebelum memejamkan mata.
Paginya aku langsung disuguhi tumpukan laporan untuk seluruh kegiatan di kediaman Lyon, mulai dari peta geografis seluruh Duchy Lyon, komoditi yang dulu jadi unggulan, dan anggaran-anggaran. Dilihat dari semua laporan, letak geografis Lyon cendrung normal, disebagian wilayah tanahnya bagus sehingga bisa dijadikan perkebunan dan pertanian, disebagian wilayahnya lagi termasuk tanah tandus, selain iklim yang cenderung gersang juga kondisi tanah yang menyimpan kandungan logam sehingga sulit untuk dijadikan lahan pertanian. Wilayah yang sempurna untuk sebuah negara. Pantas saja banyak pihak yang ingin meruntuhkan kekuasaan ayah pasti karena motifnya ingin menguasai wilayah.
Dari anggaran pun masih cenderung terkendali pergerakan dana yang masuk dan keluar, meskipun sangat jauh dari kata stabil. Tapi anggaran ini masih bisa dialokasikan untuk berbagai perbaikan.
“Apakah di wilayah selatan yang banyak terkandung logam sudah dikelola maksimal?”
“Selama ini Tuan Duke hanya memperdagangkan logam mentah saja kepada wilayah lain. Dan karena kondisi seperti ini harga logam ditekan murah.”
Tuan Keanu benar-benar memahami kondisi.
“Kalau begitu stop saja untuk pihak yang ingin membeli diluar harga normal dan naikkan harga logam lima kali lipat. Yang keberatan tidak usah diberi.”
Wajah Tuan Keanu berubah kaget, sangat terkejut mungkin dengan keputusan yang aku buat.
“Tapi Nona, dalam kondisi seperti ini kita membutuhkan pemasukan, karena pemasukan dari perkebunan belum bisa diandalkan.” Tukasnya agak keberatan.
“Tidak ada wilayah penghasil logam sebanyak wilayah kita. Mereka kalau butuh pasti akan tetap membeli berapa pun harganya. Karena mereka butuh logam untuk dijadikan persenjataan. Kedepannya pun wilayah kita akan mengolah logam menjadi berbagai senjata dan memasoknya untuk diperjual belikan juga.” Aku menjawab kekhawatiran Tuan Keanu dengan sebuah solusi. Kembali wajahnya menunjukan keterkejutan.
“Mereka pasti akan menentang dan mengancam tidak akan membeli logam dari kita untuk mempertahankan harga rendah. Biarkan saja, itu akan sementara saja karena bagaimana pun mereka pasti sangat butuh untuk bahan persenjataan. Mereka juga tidak akan membeli dari wilayah lain karena harganya yang selangit. Kenaikan lima kali lipat belum ada apa-apanya.” Lanjutku menjelaskan.
Di jaman ini tiap wilayah negara pasti mengutamakan kelengkapan persenjataan untuk mempertahankan keamanan wilayahnya dan bahkan untuk meruntuhkan wilayah lainnya demi perluasan kekuasaan. Wilayah Lyon sebenarnya menjadi target mereka, tapi karena keterikatan Pangeran Putra Mahkota dengan putri Duke, Clarissa, membuat pihak yang ingin menguasai berpikir berkali-kali.
“Baik, Nona!”
Entah kenapa aku melihat cahaya binar di wajah Tuan Keanu yang menatapku. Membuatku tidak nyaman dan malu.
“Lalu kumpulkan para pembuat senjata dari berbagai daerah. Agar usaha mereka kembali tumbuh, kita buat usaha mereka kembali berjalan. Kita menyuplai bahan untuk dijadikan senjata dengan menggunakan jasa mereka.”
Aku terus mejelaskan rencana-rencana perbaikan dari berbagai sektural perlahan. Tapi pasti. Kembali wajah binar Tuan Keanu yang menatapku semakin membuatku tidak nyaman.
“Besok siapkan kereta kuda dan pengawalan. Aku akan mengecek langsung wilayah barat, seberapa parah lahan yang rusak akibat banjir sebelumnya.”
“Baik Nona, segera saya siapkan.”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!