Untuk **membantu author untuk semangat terus update, tekan selalu like setiap bab ya. karena kalau like sedikit, setiap author badmood untuk lanjut. Makanya sering cerita itu tidak tamat di sini, karena like kurang. Dan author itu mendapatkan dukungan yang banyak di pf sebelah.
Hal ini sering dialami oleh setiap author, reader sering tidak memberikan like. Padahal membaca cerita.
Terima kasih.
🌟🌟🌟**
Jumpa dengan cerita recehan, jika tidak suka. Cari saja cerita yang sesuai dengan selera reader.
Visual dari Mbah Google:
Aisha
Richard
Ini dulu ya, yang lain menyusul.
****
Dua orang gadis sedang asik bercanda di kantin kampus, dua gadis tersebut adalah Aisha dan Alana. Dua Sabahat, yang sudah kenal sejak lama. Sejak mereka masih mengenakan baju putih abu-abu.
Aisha dan Alana sahabat sejak SMA, dan sampai jenjang Universitas mereka masuk jurusan dan kampus yang sama. sepertinya mereka tidak akan terpisahkan lagi.
"Lihat siapa yang kita temui disini " terdengar suara seorang wanita dari belakang Aisha dan Alana.
Aisha dan Alana hanya diam mendengar suara tersebut, mereka tahu bahwa itu suara Gaby yang selalu suka mengusik ketenangan mereka. Kalau tidak menggangu hidup orang lain, mungkin hidup Gaby tidak senang.
"Alana, apa kau tidak bisa menemukan teman yang sesuai dengan derajat mu ?" Gaby datang kehadapan Aisha dan Alana, bersama dengan kedua temannya. yang seperti anjing penjaga selalu dibelakang Gaby, karena mereka dekat dengan Gaby untuk mendapatkan keuntungan finansial.
"Apa ada masalah dengan mu, dengan siapa aku harus berteman? Kau itu bukan orang tua ku, mereka saja tidak melarang dengan siapa aku berteman. Kenapa kau harus repot mengurus pertemanan ku ?" tanya Alana dan melengos menatap Gaby yang berdiri dengan berkacak pinggang didepan mereka duduk, sedangkan Aisha hanya menundukkan kepalanya. Bukan dia tidak ingin melawan, tapi dia menganggap cari ribut dengan Gaby dan kedua temannya. Buang- buang waktu saja, berbeda dengan Alana. Setiap Gaby mengganggu, Alana selalu terpancing emosi untuk melawan.
"Ada, aku tidak suka lihat orang sok cantik ini. Apa yang dilihat orang pada dirinya, hanya wajah blasteran. Eits.. tunggu dulu, kau pasti anak hasil zinah ibumu dengan orang asing ya Aisha ?" ejekan keluar dari mulutnya Gaby, membuat Aisha menjadi meradang. Karena sudah menyangkut ibunya.
Sedangkan kedua temannya, yang terus menerus mengikuti Gaby seperti anjing penjaga dibelakangnya. Hanya tertawa geli mendengar ucapan Gaby kepada Aisha. Mereka berdiri dibelakang Gaby menampilkan wajah yang sombong, seperti Gaby.
"Cukup Gaby..!" Aisha mengebrak meja dan berdiri, dan matanya mendelik menatap gadis yang baru saja melontarkan kalimat penghinaan terhadap ibunya.
"Cie..cie..anak haram sudah bisa marah ya " ujar Gaby masih dengan wajah pongahnya.
"Aku yang kau hina, aku tidak apa-apa. Tapi jangan sampai keluar dari mulut mu kata-kata penghinaan terhadap kedua orang tuaku..!" Aisha beranjak berjalan ke depan Gaby, dan sekarang mereka saling berhadapan.
"Diam mulutmu Gaby..!" Alana menarik tangannya Aisha, dan Alana maju ke depan Aisha untuk melawan Gaby yang semakin arogan.
Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka, tetapi Gaby tidak mengindahkan itu semua. Karena dia sangat membenci Aisha, karena Aisha selain cantik juga mahasiswi terpintar di jurusannya. Sehingga Gaby sangat membencinya, terlebih lagi pria yang disukai Gaby. sangat tergila-gila dengan Aisha, walaupun Aisha tidak menanggapi pria yang tergila-gila padanya.
"Lihat, siapa yang bangkit membantunya. Aku curiga, jangan-jangan kalian berdua punya kelainan. Aduh.. kasihan Dony, punya pacar punya kelainan..!" sindir Gaby kepada Alana.
Plak...
Tangan Alana mampir ke wajah mulus Gaby, yang sudah sejak dari tadi ingin dilakukan Alana.
orang-orang yang berada di kantin tertegun melihat Alana menampar Gaby, dan ada yang mencibir Gaby dan merasa senang karena mendapatkan tamparan dari Alana. Karena banyak mahasiswa dan mahasiswi yang tidak suka melihat, karena Gaby yang arogan dan sombong karena orangtuanya pejabat.
"Alana, apa yang kau lakukan. Biar saja, jangan kau kotori tangan mu dengan badannya " kata Aisha dan memegang tangan Alana.
"Dia harus diberikan pelajaran Aish, biar jangan sewenang-wenang dengan orang lain. Apa yang dianggarkan nya di kampus ini ."
"Kau !" Gaby memegang pipinya yang merah, bekas telapak tangan Alana.
"Berani kau menamparku ?"
"Untuk apa aku takut, Hanya pada Tuhan kita harus takut. Sedangkan kau bukan Tuhan " kata Alana.
"Apa ! kau masih mau, atau mau kedua pipi mu ada bekas telapak tangan ku ini..?" Alana menunjukkan telapak tangannya tepat di depan wajah Gaby, sehingga Gaby mundur kebelakang. Karena takut Alana menampar dirinya lagi.
"Tangan ku ini masih sangat gatal, ingin mengampar pipi orang yang sok hebat " ucap Alana, tangannya terkembang didekat wajah Gaby.
"Kau....!" Gaby menghentak-hentakkan kakinya, dan kedua temannya yang berada dibelakangnya terdiam. Mereka tidak membantu Gaby, karena mereka sangat mengenal Alana. Anak salah satu donatur besar kampus mereka.
"kenapa kalian berdua diam saja, lawan dia " tunjuk Gaby kepada Alana dan Aisha.
"Maaf Gaby, kami tidak bisa melawan Alana. kau tahukan siapa orang tuanya " ucap Lily salah seorang temannya Gaby.
"Besok, barang-barang yang sudah ku belikan kepada kalian. Harap kalian kembalikan " dengan mata yang melotot, Gaby melontarkan ucapan kepada kedua temannya.
"Gaby...!" keduanya bergerak memegang lengan Gaby.
"Jangan begitulah, kita kan teman " lengan Gaby dipegang oleh kedua temannya.
"Lepas !" Gaby menepis tangan temannya yang memegangi lengan kiri dan kanan.
"Dan kau berdua, aku akan balas dendam. Tunggu saja " Gaby meninggalkan Alana dan Aisha, dan diikuti oleh kedua temannya.
Gaby pergi meninggalkan kantin diiringi suara tepuk tangan para mahasiswa yang sedang berada di kantin.
"Terimakasih.. terimakasih.." Alana memberi hormat kepada orang-orang yang bertepuk tangan.
"Hih..kamu Al, sudah merasa seperti artis saja " Aisha meraih lengan Alana, dan menariknya untuk meninggalkan kantin.
"Kapan lagi, kita diberikan tepuk tangan begitu " kata Alana dengan perasaan bangga.
"huh... berkelahi kok bangga " gerutu Aisha.
"Dia perlu dilawan, biar tahu dia. Bahwa ada orang yang berani melawannya, selama ini orang selalu diam jika kena tindas oleh nya. Sekarang dia ada lawan, ini ada Alana pembela kebenaran " tutur Alana, dengan membusungkan dada dan menepuk dadanya dengan bangga.
"Sudah.. sudah jangan sok mau menjadi pahlawan pembela kebenaran, ayo kita pulang " ajak Aisha.
"Kita ke Mall ya, ada yang mau ku beli " kata Alana.
"Semalam kita baru ke Mall, apa yang Mau kau beli lagi. Apa mau kau pindahkan seluruh isi Mall ke rumah mu ?" tanya Aisha.
"Ada lah, ayo.." Alana menarik tangan Aisha untuk masuk kedalam mobilnya.
Tak lama kemudian mobil Alana bergerak pelan meninggalkan area kampus.
Ada pasangan mata yang melihat mobil Alana yang bergerak meninggalkan area kampus.
"Lihat saja Alana, kau akan kehilangan temanmu. sehingga kau akan sendiri, aku akan membalas perbuatan dirimu. Orang tua ku saja tidak pernah mendaratkan tangan kepada diriku, bisa-bisanya kau menampar diriku " Gaby berserta temannya, Melihat Alana dan Aisha pergi.
"Sakit Gaby ?" tanya Eline.
"Kau ingin tahu rasanya ?" tanya Gaby kepada Eline dengan serius.
"Aku tidak ingin tahu rasanya Gaby, pasti sakitkan ?" tanya Lily.
"Sini Eline, biar aku beri tamparan ke pipimu. Biar tahu bagaimana rasanya" ucap Gaby, dan mengangkat tangannya untuk menampar pipi Eline.
"Apa yang ingin kau lakukan ?" tanya Eline, saat melihat tangan Gaby berada didepan wajahnya.
"menamparmu, agar kau merasakan apa yang kurasakan " kata Gaby dengan tatapan mata yang menusuk, menatap Eline dan Lily.
Eline mundur beberapa langkah dari Gaby, dan tangannya memegang pipinya.
"Tidak..! aku tidak ingin merasakannya, pasti sakit " kata Eline.
"kalau sudah tahu sakit, kenapa kau tanyakan lagi. Apakah sakit atau tidak pertanyaan apa itu " ucap Gaby sambil menggerutu.
"kalian itu kawan tidak ada gunanya, kalian berdua hanya ingin numpang hidup mewah dengan diriku " sambung Gaby lagi, memarahi kedua temannya.
Dalam mobil, Aisha dan Alana sibuk cerita membahas Gaby.
"Aku heran dengan orang itu, kenapa dia membenciku. Aku tidak pernah mengusiknya" kata Aisha.
"Itu karena kau terlalu cantik Aish, dan satu lagi. Banyak cowok yang naksir kepadamu, tapi kau cuek saja. Gaby, tidak ada yang suka dengannya" kata Alana.
"Aku tidak meminta mereka menyukaiku " kata Aisha.
"Kau tidak meminta saja, para cowok berbaris menuggu cintamu" kata Alana .
"Berbaris? jangan lebay Al !" seru Aisha.
"Fans setiamu David, itu yang membuat Gaby membencimu" kata Alana.
"Aku tidak membalasnya, kenapa dia harus benci kepadaku? salahkan David" kata Aisha.
"Maklum, otak Gaby sudah ada eror nya. Terlalu banyak dipermak" tertawa kecil Alana.
***Next
Bantu like dan Rate Lima ya 🥰***
****
Alana menarik tangan Aisha terus menghampiri satu toko ketoko yang lain, sehingga kaki Aisha menjadi sakit. Karena jalan terus dibawa Alana.
"Al, sebenarnya kau ingin cari apa sih ? sudah hampir seluruh Mall kita kunjungi " Aisha menghentikan langkahnya, dan duduk di bangku yang ada di Mall. Dan Aisha melepaskan sepatu nya.
"Om ku Minggu depan ulang tahun " Alana ikut duduk disampingnya Aisha.
"Om mu bukan nya tidak tinggal di sini ya ?" tanya Aisha, karena Alana suka sekali menceritakan tentang om nya tersebut.
"Iya, Om Richard tinggal di Luar negeri. Setiap tahun aku kirim kado untuk om Richard " kata Alana.
"Di luar negeri semua ada, apa yang akan kau kirim dari sini ?" tanya Aisha, sembari tangannya memijat-mijat betisnya yang terasa kaku.
"Otakku buntu, ayo kita isi lambung dulu. Biar bisa mikir apa yang harus aku beli " Alana menarik tangan Aisha untuk bangkit dari duduknya.
"Tunggu Al, sepatu ku belum di pakai " Alana menarik tangannya Aisha, sehingga sepatu Aisha tertinggal.
"He..he. sorry Ais " ngekeh Alana melihat Aisha tidak memakai sepatu saat ditariknya tadi.
"Ayo " keduanya memasuki satu restoran yang tidak terlalu ramai dan mengambil tempat duduk disudut.
Saat menunggu makanan yang mereka pesan datang, Alana bertanya kepada Aisha apa yang harus dibelinya.
"Mana ku tahu Al, selera om mu bagaimana. kenapa tidak kau tanyakan saja kepada Tante mu, apa yang dibutuhkan om mu saat ini " kata Aisha.
"Tante siapa ?" tanya Alana kepada Aisha.
"Istriku om mu Al " kata Aisha.
"Ha..ha..selama ini aku cerita tentang om Richard, kau tidak nyimak ya. Om aku itu belum married " kata Alana.
Pembicaraan mereka terhenti, saat pesanan mereka datang.
" Mungkin aku lupa " ucap Aisha sambil menyuapkan mie yang dipesannya.
"Heit...aku tahu, bagaimana kau saja aku kirim kepada Om Richard sebagai calon istri !" teriak Alana tiba-tiba.
"Huk....huk..." Aisha terbatuk-batuk mendengar ucapan Alana yang tiba-tiba.
Alana mengambil air putih yang ada diatas meja, dan memberikannya kepada Aisha.
Aisha menyeruput air putih tersebut sampai habis.
"Kau gila Alana, ucapan mu hampir membuat napas ku putus " Aisha mengusap-usap dadanya.
"Kenapa ?"
"Kau suruh aku menikah dengan orang tua " ujar Aishah.
"Hei.. Aisha, om Richard masih muda. Om Richard baru berumur 30 tahun, om Richard itu anak bungsu nenekku. Beda umur dengan mama ku hampir lima belas tahun " kata Alana.
"Apa pun kau katakan, tidak mungkin aku married dengan om mu. Aku baru 21 tahun, cita-cita ku saja belum tercapai" kata Aisha.
"Aisha, om ku ganteng. Tinggi dan badannya perfect " Alana membanggakan Om Richard nya.
"Nggak minat " Aisha meneruskan makannya.
"Apa kau minat dengan David, biar jadi saingan Gaby memperebutkan nya ?" tanya Alana.
"Hih..dia lagi, playboy kelas teri. Sok cakep " ujar Aisha dan mengedikkan bahunya.
" Ayo Ais, mau ya dengan om Richard "
"Apa om Richard mu itu belum ada kekasih di luar negeri, sehingga kau ingin menyodorkan diriku ini ?"
"Oma bilang tidak ada, makanya Oma sangat gencar mencarikan jodoh untuk om Richard "
"Mungkin saja om mu tidak bilang, bukan karena dia belum punya calon " kata Aisha.
"Kita sisihkan kekasih om Richard, jika dia sudah punya kekasih. Kau sahabat ku yang harus jadi calon tanteku " ucap Alana.
"Enak saja main sisihkan, emang kau tidak takut dengan om Richard mu itu ?"
"Om Richard sangat sayang kepada ku, dia tidak akan menolak apa yang ku pinta " kata Alana.
"Sungguh sial om Richard mu, punya keponakan seperti dirimu. Suka memaksakan kehendak " kata Aisha.
"He...he...memaksa demi kebaikan, tidak apa-apa Ais" kata Alana.
Drrrt... derrttt..
Handphone Alana yang berada diatas meja berbunyi, tetapi Alana tidak merespon bunyi handphonenya.
"Al, angkat tu handphonenya. bunyi dari tadi " ucap Aisha.
"Biar, telpon tidak penting " ucap Alana dengan ketus.
"Kenapa, ribut lagi dengan Dony ?" tanya Aisha.
"Sebel aku dengan Dony, sudah dua hari dia tidak ke kampus "
"Mungkin dia sibuk dengan skripsinya " kata Aisha.
"Skripsi apaan, mungkin dia sibuk dengan gadis-gadis dikantornya."
"Gadis-gadis itu pegawainya, tidak perlu kau cemburu Al " kata Aisha.
"Sudah ah, bosen bahas cowok playboy itu. Ayo kita berburu kado untuk Om Richard "
"Playboy gitu juga, tapi kamu cintai kan ?" goda Aisha.
"Ayo Tante Aisha, kita cari untuk Om Richard " balas Alana kepada Aisha dengan memanggil dirinya dengan panggilan Tante.
"Enak saja panggil aku Tante, emang aku tante-tante " kata Aisha.
"Iya, kau calon tanteku tersayang "
"Sudah cukup, bicara jodoh-jodohan. Cepat cari kado, sudah mau sore ini " Aisha menarik tangan Alana untuk keluar dari restoran.
Hampir dua jam Aisha menemani Alana untuk mencari kado ulang tahun Om Richard Alana, akhirnya setelah hampir putus asa. Alana memilih untuk memberikan topi motif batik kepada Om Richard nya.
***
Diseberang lautan yang jauh dari Indonesia, seorang pemuda yang sudah sangat matang sedang berbicara dengan seorang gadis dengan cukup serius.
"Richard, kau benar-benar serius ingin kembali ke Indonesia ?" tanya gadis tersebut kepada orang yang dipanggilnya dengan nama Richard.
"Iya serius, Tony sudah duluan ku kirim ke Indonesia " kata Richard.
"Bagaimana dengan hubungan kita ?"
"Jeslyn, aku ingin kau ikut aku ke Indonesia " kata Richard kepada Jeslyn.
"Kerjaan ku disini bagaimana Richard ? kau tahukan aku sangat menyukai kerjaan ku ini " Jeslyn sangat senang bekerja di Dinas sosial yang ada di Negara Ratu Elizabeth tersebut.
Jeslyn bekerja dalam bidang membantu orang-orang tidak mampu.
"Di Indonesia juga kau bisa bekerja seperti itu, Indonesia banyak orang yang bisa kau bantu. Banyak lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kemanusiaan seperti pekerjaan mu sekarang " kata Richard, sambil meneguk minuman yang tinggal tersisa sedikit di gelasnya.
"Jangan banyak-banyak minum Richard, kau nanti bisa ketergantungan " ingatkan Jeslyn, saat Richard ingin menuangkan botol minuman ke gelasnya kembali.
Mendengar perkataan Jeslyn, Richard urung menuangkan minuman tersebut. Dia mengambil air mineral dan meminumnya.
"Bagaimana Jeslyn, apa kau mau ikut ke Indonesia. Kedua orangtuaku mu juga sudah tidak tinggal disini lagi, untuk apa kau disini sendiri " kata Richard untuk membujuk Jeslyn agar mau kembali ke Indonesia.
"Aku masih berat untuk meninggalkan pekerjaan ku ini " Jeslyn mengutarakan keberatannya untuk meninggalkan Inggris, untuk kembali ke Indonesia.
"Biar ku pikirkan dulu " kata Jeslyn.
"Aku akan menunggumu di Indonesia " kata Richard.
"Kapan kau akan kembali ke Indonesia ?" tanya Jeslyn.
"Mungkin bulan depan, aku harap kita bisa kembali bersama " kata Richard.
Jeslyn hanya diam, dia tidak menjawab perkataan Richard. Dia berat meninggalkan Inggris, karena dia sangat menyukai pekerjaannya.
Next
Jangan lupa bantu like dan tekan tanda bintang 🌟
Trims.
Hai..hai jumpa lagi dengan author yang suka halu.
***
Aisha berjalan sendiri menuju perpustakaan, karena Alana belum datang.
"Aisha " terdengar suara memanggil namanya, membuat Aisha menghentikan langkahnya. Dan melihat kearah asal suara.
Dony, kekasih Alana yang memanggil Aisha tadi. berjalan menghampiri Aisha.
"Apa Dony ?" tanya Aisha.
"Mana Alana, kenapa telponnya tidak bisa di hubungi. Apa dia sakit ?" tanya Dony.
"Satu-satu nanyanya Dony, mana yang harus ku jawab dahulu " kata Aisha kepada Dony.
"Apa Alana sakit ?" tanya Dony.
"Alana tidak sakit, dia baik-baik saja. Sebentar lagi dia datang " kata Aisha.
"Terus kenapa telponnya tidak aktif ?" tanya Dony lagi.
"Bukan tidak aktif, dia males saja ngangkat telepon mu " ucap Aisha.
"Kenapa ? apa salahku ?"
"Aku tidak tahu, cari sendiri. Apa kesalahan dirimu Dony " kata Aisha.
"Tolong beritahu Aisha, apa yang menyebabkan Alana ngambek "
"Kau tanyakan sendiri Dony, sebentar lagi Alana datang " kata Aisha.
"Aku tidak bisa menunggu dirinya, ini saja aku ke kampus karena Mau ketemu Dosen pembimbing " kata Dony.
"Yu..u..i siapa yang lagi pacaran ini " terdengar suara perempuan.
Dony dan Aisha melihat tiga orang perempuan mendekati mereka, Gaby dan kedua temannya mendekati Dony dan Aisha.
"Kalian berdua selingkuh ya, hebat kau Aisha. Pacar teman mu saja kau goda, apa kau tidak takut Alana nanti membenci dirimu " ujar Gaby.
"Diam kau Gaby, jangan ucapkan apa yang tidak kau ketahui " serang Dony dengan suara yang tajam.
"Apa yang tidak ku ketahui ? kalian berdua tidak tahu, kami sudah melihat kalian sedari tadi "
"Kami tidak melakukan perbuatan yang tercela, untuk apa kami harus takut " kata Aisha.
'Oh ya, aku lupa. Kau itu keturunan perempuan yang suka dengan milik orang lain " ejekan keluar dari mulut Gaby, membuat Aisha meradang. Karena sudah sering sekali mulut Gaby menghina ibunya.
"Jaga mulutmu Gaby, jangan sampai ku pukul nanti mulut busuk mu itu !"
"Cie...cie..semalam sang kekasih yang membela kau Aisha, sekarang kekasihmu yang membela mu Aisha " ejekan dari mulut Gaby keluar lagi.
"Apa yang kau katakan Gaby, jangan membuat fitnah !" seru Dony, dan wajahnya Dony sudah merah menahan marahnya.
"Sepertinya kau biseksual ya Aisha, laki kau makan. Wanita juga, hih... friends takut kita dekat-dekat dia. Nanti kita di sukai ya juga " ucap Gaby kepada kedua temannya.
"Benar Gaby, jangan sampai kita jadi korbannya " ujar Lily.
" Hih..!" seru Eline juga pura-pura merasa ngeri juga.
"Jaga mulutmu Gaby, jangan sampai tangan ku ini melayang ke wajahmu " ujar Aisha.
"Aku paling tidak suka main tangan dengan wanita, tetapi jangan salahkan aku jika tanganku mendarat ketubuhmu Gaby " ancaman keluar dari mulut Andre, yang sudah sejak lama tidak menyukai sifat Gaby dan teman-temannya yang arogan.
"Wow..Dony, kau pria yang bodo. Kau tidak tahu mereka berdua ini pasangan " ngekeh Gaby dan kedua temannya menertawakan Aisha dan Dony.
"Sudah Dony, kita tidak usah lawan orang yang hatinya sudah hitam dan penuh dengan kebencian. Aku mau ke perpustakaan, apa kau akan menunggu Alana ?" tanya Alana kepada Dony.
"Tidak bisa Ais, aku buru-buru. Akan ketemu client, bilang pada Alana tolong angkat telepon ku " ujar Dony.
"oke " Aisha pergi meninggalkan Dony dan Gaby yang masih berada didekatnya.
Sepeninggal Aisha, Eline sahabat Gaby beranjak mendekati Dony yang pergi juga. Tetapi sebelum dia pergi tangan Eline sudah memegang lengan Dony.
"Dony, sudah lama tidak ke kampus. Kami rindu " kata Eline dengan manja, dan memepetkan tubuhnya ke Dony. Sehingga membuat Dony jengah.
"Lepas !" Dony menepiskan tangan Eline yang bergelayut dilengannya.
"Dony, kenapa sih. Kau menjauhi kami, Ayo nanti malam kita ke club. Teman-teman sudah rindu dengan dirimu " Eline berusaha membujuk Dony agar mau ikut ke club, karena Dony dulu berteman dengan mantan kekasih Lily.
"Ayo Dony, apa kau takut Alana tahu kau suka bersenang-senang di club " ujar Gaby.
"Aku tidak mau keluar malam lagi, itu masa lalu. Kalian juga harus mengurangi hura-hura, sampai kapan kalian mau begitu terus. Hidup tidak benar, apa tunggu ajal menjemput " usai berkata, Dony kemudian bergegas meninggalkan Gaby dan kedua temannya.
"Wow... sekarang Dony sudah jadi penceramah, hebat kau Dony " ujar Gaby sembari bertepuk tangan, tetapi Dony tidak merespon perkataan Gaby. Dia tetap melangkah meninggalkan Gaby dan temannya.
"Eline, kau suka dengan Dony ?" tanya Lily.
"Iya, tapi sepertinya kesempatan untuk menjadi pacarnya sudah tidak ada " kata Eline.
"Tenang saja, di tangan Gaby tidak ada yang tidak mungkin. Dony pasti akan meninggalkan Alana, ayo girls. Kita ke kantin " ucap Gaby.
"Kita tidak masuk jam kuliah Pak Danil ?" tanya Lily.
"Apa kau mau kena maki pak Danil, tugas yang diberikannya Minggu lalu apa sudah kau kerjakan ?" tanya Gaby kepada Lily.
"Oh ya, aku lupa. Tugasmu sudah kau kerjakan ?" balik Eline bertanya kepada Gaby.
"Kalau sudah aku kerjakan, sudah pasti aku akan mengikuti perkuliahan pak Danil " kata Gaby dan melanjutkan langkahnya menuju kantin.
****
Aisha sedang sibuk membantu ibunya menjahit pesanan baju pelanggannya, karena sedari kecil sudah melihat ibunya menjahit. Secara otodidak Aisha sudah mahir memainkan tangannya dalam menjahit, sehingga ibunya sangat terbantu jika ada pesanan yang mendesak untuk cepat selesai.
"Ais, istirahat dulu " kata ibunya.
"Sebentar lagi Bu, nanggung ini. Tinggal memasangkan kancing lagi " Aisha meneruskan pekerjaannya.
"Sungguh kasihan kau Aisha, maafkan ibu yang tidak bisa memberikan kemewahan terhadap dirimu " monolog dalam benaknya ibunya Aisha.
Ibunya bangkit dari mesin jahitnya dan beranjak menuju ke dalam kamarnya.
Ibunya mengeluarkan gambar yang terselip dari lembaran buku yang terletak di dalam laci mejanya.
"Josh, anakmu sudah besar. Kau tidak mengetahui keberadaan dirinya " ibu Aisha berbicara dengan memandang gambar seorang pria asing yang berperawakan tinggi dan gagah, pria itu adalah ayah Aisha pria berkebangsaan Swiss.
Larasati ibu Aisha bertemu dengan Josh, saat Josh menjadi pertukaran mahasiswa ke Indonesia. Saat itu Josh sebagai mahasiswa dan Larasati sebagai mahasiswi di kampus dan jurusan yang sama dengan Josh, mereka saling jatuh cinta dan tanpa sepengetahuan keluarga. Josh menikahi Larasati, lima bulan menikah Josh pergi ke Swiss. Karena mamanya sakit keras, dan sejak saat itu Larasati kehilangan jejak Josh sampai saat ini.
Larasati mengelus-elus gambar Josh, dan sesekali mengecup gambar itu. Untuk melepaskan rasa rindunya terhadap ayah dari putrinya.
"Kenapa kau tidak kembali lagi Josh, apakah kau sudah melupakan Larasati mu ?" pertanyaan ini yang terus ada didalam benak Larasati.
Next
Bantu like dan Rate Lima ya thanks 🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!