"Srak... srak.. srak..." Bunyi ribuan langkah kaki menerobos rerumputan yang masih basah akibat hujan.
Awan mendung serta gemuruh petir menambah gelapnya dan mencekamnya malam tersebut. Namun tak menyurutkan suara yang seolah mengejar sesuatu.
"Berhentilah berlari kaket tua!!"
"Benar kakek tua, walau kau menggunakan seluruh tenaga dalammu untuk berlari kau tetap akan MATi!!"
Ternyata mereka sedang mengejar kakek tua yang berada tepat didepan mereka. Mendengar hal tersebut kakek itu hanya
melirik kearah suara, namun terus berlari sekuat tenaga.
Terlihat ratusan bahkan ribuan oranng berlari tepat di belakang kakek itu. Mereka mengeluarkan aura serta niat membunuh yang hebat terarah padanya.
Nafas kakek itu semakin tak beraturan seiring berkurangnya tenaga dalam yang berada pada tubuhnya.
"Cihh.... Sialan Aku dijebak oleh temanku sendiri. Ternyata dia bagian dari mereka, pantas saja beberapa minggu ini mereka terus mengetahui keberadaanku" Batin kakek itu sambil terus berlari.
"Apa kau sudah lelah berlari?!. Dan ingin merasakan yang namanya mati? hahaha"
"Hahahha"
"Hahahahahahhaahha"
Suara tawa riuh terdengar dari mulut para pria yang mengejarnya.
Sebenarnya yang membuat kakek itu berhenti adalah tebing curam didepannya. Seharusnya dengan tingkat bela dirinya ia dapat melompat kebawah, namun dengan kondisinya sekarang itu tidak mungkin.
Tubuh kakek tersebut telah banyak luka sayatan pedang yang membuat darah terus mengalir tanpa bisa ia hentikan karena tenaga dalam nya sudah hampir terkuras habis.
"Sudah lah kakek tua Hong!!" aku tidak akan bercanda lagi. Cepat serahkan kitab Tehnik Surgawi yang ada padamu!!, Atau aku akan membunuhmu" Seru seseorang pria paruh baya yang tiba tiba sudah ada di depan rombongan tersebut
"Tetua"
"Tetua"
Rombongan itu segera memberi hormat pada pria itu.
Pria paruh baya tersebut ternyata adalah tetua dari rombongan dibelakangnya.
Dengan tesenyum sinis sesepuh itu terus memandangi kakek itu setelah menyelesaikan kata katanya
"Hmtp!... Walau aku memberikan kitab ini padamu. Aku akan tetap mati. lebih baik
jika aku meledakan nya bersama dengan diriku" Padangan kakek itu tampak sangat kelelahan namun tetap bersuara tegas.
Nama panjang kakek tua tersebut adalah Hong Tian dia merupakan Matrick dari klan Hong serta orang yang terpilih Sebagai
"NAGA KEDELAPAN"
Namanya sangat di hormati di
Kekaisaran Jin. kekaisaran terbesar yang ada pada Benua daratan Rendah karena dia yang membebaskan seluruh Benua yang di kuasai oleh Benua Dewa Yang bermaksud menyatukan seluruh benua untuk menghadirkan era dewa kembali.
"Heheh... hahahah... hahhaha... Apa kau bercanda tua bangka Hong?! bagaimana kau bisa meledakan diri dengan tubuh mu yang sudah hampir tak memiliki tenaga dalam tersebut" Suara tawa sesepuh itu samakin menjadi jadi.
"Seorang yang terpilih Menjadi Naga Kesembilan ternyata hanya orang tua lemah!! namun bermaksud menghentikan kami? huh sungguh BODOH!"
Hong Tian sendiri hanya bisa berdiri pasrah,
namun dalam hati dia bersyukur karena rumor yang ia minta di sebarkan telah membuat sesepuh itu percaya bahwa dia adalah Naga Kesembilan yang berarti dia adalah naga terahir yang terdapat pada gulungan Ramalan Langit 2000 tahun lalu.
Dulu Bangsa Naga merupakan bagian dari
9 Mahluk penjaga Surga, Namun suatu saat kesembilan bangsa penjaga surga dihianati oleh Sang Kaisar Surga sendiri membuat mereka memutuskan menunjuk salah satu dari mereka untuk menurunkan sedikit kekuatan kepada manusia dan hanya ada 9 manusia terpilih yang bisa mendapat kekuatan tersebut.
Mereka menunjuk bangsa naga untuk itu.
Para Tetua bangsa naga pun memilih siapa yang akan memperoleh kekuatan itu untuk pertama kali, setelah mendapat orang yang pas yaitu seorang manusia dengan takdir Shen Diren, mereka juga memberikan gulungan ramalan langit kepadanya sebelum ahirnya mereka semua di buang ke Daratan Terbuang dan disegel disana selamanya.
"Heh... kau yang memaksaku" dengus kakek Hong sambil menarik sesuatu secara perlahan dari jubahnya.
"Itu....." Pria paruh baya itu melongo tak percaya apa yang dilihatnya.
"Kau pasti tahu kitab apa ini....." Tiba Tiba tangan kakek Hong mengeluarkan api panas dengan sisa sisa tenaga dalam nya dan membakar kitab itu.
"Tidakkk...... Kau sungguh keras kepala kakek tua!!" Seru pria itu.
"Serang Dan Bunuh Dia!!!!"
"Serbu!!!"
"Tidak semudah itu membunuhku.... swosh" Kakek Hong melompat dari tebing curam itu meninggalkan tatapan tidak percaya pada segerombolan orang yang akan membunuhnya.
"Ketua... Sepertinya dia tidak akan selamat"
"Heh.. dia tidak hanya membakar Kitab Naga Surga yang sudah kucari selama puluhan tahun, dia bahkan melompat bunuh diri. Namun setidaknya dia sudah Mati dan tidak akan ada yang mengganggu rencana kita" Ucap pria itu dengan puas
"Tidak perlu memastikannya dia pasti sudah mati, kita langsung pulang kemarkas dan melaporkan kejadian ini" Tambahnya.
"Baik"
Matahari menyingsing, cahanya menyinar ke segala arah menandakan pagi yang tenang telah tiba ditambah dengam sedikit warna kegiatan hiruk piruk masyarakat menambah kesan hidup dan damai.
Tujuh bangunan dengan arsitektur kuno terlihat megah nan indah ketika disinari oleh matahari melayang di atas awan.
Tempat itu dikenal sebagai Kuil Leluhur, tempat di mana para leluhur maha kuat tinggal dan mengatur segala urusan yang ada di dunia ini.
Untuk mendapatkan gelar sebagai Leluhur sendiri sangat lah sulit yakni dengan mengalahkan salah satu Leluhur yang peserta pilih sendiri untuk bertarung.
Jika peserta sanggup mengalahkan Leluhur yang di pilihnya, maka dia akan dinobatkan sebagai Leluhur selanjutnya, namun bila peserta kalah dia dapat menantang lagi pada pertandingan perebutan gelar Leluhur yang diadakan 1000 tahun sekali dengan syarat memiliki hati yang suci dan bersih serta minimal kekuatan setara dengan ketua sekte atau Pendekar Dewa.
Mengalahkan leluhur sendiri dalam tanda kurung berarti leluhur itu mengakui bakat yang dimiliki oleh peserta dapat menggantikan dirinya sebagai leluhur.
Bagi leluhur yang mengakui bakat peserta yang menantangnya mereka hanya akan diturunkan jabatannya, entah menjadi tetua kehakiman, master penempa, master formasi, tetua suatu sekte, bahkan mereka di beri kebebasan untuk meneruskan hidupnya.
*********
Di aula Kuil ke tujuh banyak orang berkumpul, terlihat tujuh orang sedang duduk membicarakan sesuatu dengan dikelilingin banyak orang, sebagian besar dari mereka adalah seorang tetua.
"Brakk....
Saudara ketujuh, apa yang kau katakan sungguhan!?"
"Saudara ketujuh... kau sungguh sungguh dengan perkataanmu? kau ingin pergi dari tanah Leluhur"
"Benar saudara kelima dan ketiga, aku benar benar ingin pergi dari tanah leluhur" jawab pemuda itu pada 2 keduanya.
"Jiang Yan...... tapi mengapa?, bukankah mendapat gelar leluhur adalah keinginanmu?" ucap lembut seorang wanita padanya.
Pemuda yang menjadi perhatian banyak orang itu bernama Jiang Yan sedangkan wanita itu bernama
Huan Yi.
Jiang Yan sendiri memiliki nama lengkap Jiang Yan Ziya, namun dia menghilangkan nama Ziya, nama yang dia dapat setelah menghancurkan surga lebih dari seribu tahun lalu karna menurutnya itu tidak terlalu penting.
Jiang Yan juga merupakan salah satu Leluhur, ia menempati kuil ke tujuh yang berarti dia memiliki umur paling muda diantara 6 leluhur lainnya. Wajahnya mulus bersih, kulit terlihat sangat lembut, matanya memancarkan kehangatan dan sifatnya yang terlalu santai membuat orang cepat akrab dengannya, tapi walaupun tak terlihat sedikit pun keriput umurnya sudah lebih dari 3000 tahun.
Namun walau umurnya yang paling muda, kekuatannya lah yang paling kuat. Bahkan lebih kuat puluhan hingga ratusan kali lipat dibanding saudara tertuanya yaitu Yao Qing.
"Ya... Gelar leluhur memang adalah impian banyak orang. Tapi apa kalian tau?, sekian lama aku baru menyadari sesuatu" Ucap Jiang Yan sambil mengangguk pelan.
"Apa itu saudara?" Cetus Yao Qing penasaran.
"Hati, aku menyadari bahwa hatiku masih memiliki bagian yang kosong.
Entah itu kurang sebuah keluarga, orang terkasih, kekuatan atau apapun itu aku pasti akan mencari tau" Jelas Jiang Yan sambil menghela nafas panjang kepada mereka semua.
Setelah mendengar hal tersebut mereka mengerti akan itu, mereka juga menyadari bahwa walau pun ke tujuh orang itu sudah seperti saudara mereka sangat jarang untuk berkumpul.
Mereka bertujuh sibuk akan kegiatan masing masing entah itu berkultivasi, melatih para murid dan lainnya.
Jelas dari raut wajah, semuanya sulit membantah tentang apa yang dikatakan oleh Jiang Yan.
**Hai semua ini lanjutan dari kisah "Sang Naga Terahir : Become To The Legend" pasti kalian semua belum baca yah.
karena itu saya akan jelasin singkat plot waktunya ok.
di chapter prolog adalah cerita kematian dari sang naga kedelapan sebelum digantikan Jiang Yan yang menjadi Naga ke sembilan. Trus kejadian di chapter ke satu itu sudah lebih dari 3000 tahun setelah prolog ok dah paham ya?
sampai disini dulu kali ada yang mau di tanyain chat aja langsung nanti saya kasih jawabannya di chapter selanjutnya.
Makasih yang udah mampir Yoo Dadah bye bye👋**
Suasana menjadi sepi, semuanya tidak tau akan mengucapkan apa.
Pada ahirnya suasana itu di buyarkan oleh seorang pemuda.
"Huuuf.... Kuanggap suasana hening ini sebagai tanda setuju" Ujar Jiang Yan sambil menghela napas.
Tidak ada yang membalas kata kata Jiang Yan, mereka semua masih ada pada pikiran mereka masing masing.
Tak lama Yao Qing menganggukan kepala pelan dan diikuti oleh lima orang lainnya.
"Tapi, jika Leluhur ke tujuh pergi siapa yang akan menggantikan
posisinya?" Cetus salah satu tetua.
"Tetua Xin Yang benar, siapa yang akan menggantikanmu?" Lanjut
Ling Rui ikut bertanya.
"Hmmm,.." Jiang Yang terlihat berpikir, namun tak lama ia menjelaskan pada Ling Rui atau saudara ke empatnya dan tetua Xin bahwa dia sudah mendapatkan suatu rencana akan hal itu.
"Jika demikian, kami bisa lebih tenang. ngomong ngomong
kemana kau akan pergi dan.... berapa lama?" Yao Qing lagi lagi bertanya.
"Sebenarnya aku akan'-.." Sebelum menyelesaikan kata katanya, mata Jiang Yan melirik kepada
para tetua di ruangan itu.
Menyadari tanda dari Jiang Yan para tetua langsung undur diri dengan menangkupkan tangan dan segera meninggalkan ruangan tersebut.
"Saudara ketujuh, apa kau masih tidak percaya dengan mereka?" tanya Xiang Fu.
"Bukan begitu saudara ke dua, aku hanya tidak ingin tujuanku di ketahui orang selain kalian" Bantah Jiang Yan.
"Jadi kemana kau akan pergi?" Tambah Xiang Fu.
Jiang Yan menjelaskan bahwa kemungkinan besar dia akan pergi ke Benua daratan untuk mencari sesuatu yang dapat mengisi kekosongan hatinya, namun
untuk berapa lama Jiang Yan
akan pergi.... dia sendiri tidak tahu
akan pergi beberapa lama.
"Apa!?, Benua daratan!"
Sontak ke enam Leluhur lainnya tersentak kaget mendengar hal
yang di katakan Jiang Yan,
karena mereka semua tahu Benua Daratan memiliki hukum dunia dimana seorang yang kekuatannya sudah berada atau di atas
tingkat Dewa Sesungguhnya dipastikan akan terkena hukuman yaitu kehilangan seluruh
kutivasi sesaat setelah tiba
di area benua daratan.
Sebab itulah kebanyakan Dewa Dewa yang tidak lagi suci, berhianat, melanggar larangan dan sebagainya
diturunkan ke benua daratan untuk dijadikan manusia biasa dengan rentang hidup pendek untuk merenungi kesalahannya.
Mereka yang kehilangan kultivasi karena hukum dunia masih
dapat berkultivasi, namun
mereka harus mengulangi lagi kultivasinya dari tingkat
terendah yaitu pendekar pemula.
"Tenang tenang, aku tahu apa yang kalian semua pikirkan. Ini juga sudah ada dalam rencanaku" Ucap Jiang Yan sambil tertawa pelan melihat ekspresi ke enam Leluhur lainnya.
Ke enam nya terlihat manggut manggut mempercayai apa yang diakatakan oleh Jiang Yan.
Walau pun sifat nya seperti anak anak, terlalu santai dan tidak
pernah memikirkan sesuatu dengan serius, mereka semua menganggap
terlepas dari sifat buruknya
Jiang Yan memiliki rasa tangguh jawab yang besar atas apa yang
dikatakannya.
"Tetapi, sepertinya aku lebih penasaran tentang rencanamu
pada hukum dunia" cetus Hao An.
Menanggapi itu Jiang Yan hanya
tersenyum dan berkata.
"Tentu saja kalian pasti tahu, sekuat kuatnya pendekar pasti memiliki
kekurangan. Sama hal nya pada hukum dunia, hukum itu memang kuat, tapi setelah aku mengamatinya
hukum itu bisa diterobos tanpa kehilangan kultivasi" Jelas Jiang Yan.
"Bagaimana Caranya?" Tanya ke enam leluhur dalam waktu
hampir bersamaan.
"Caranya dengan meningkatkan tingkat kultivasi kalian hingga ke
tingkat ilahi"
"Mustahil!, bagaimana kami bisa kami mencapai tingkat ilahi.
aku saja terjebak di tingkat leluhur
ribuan tahun" Yao Qing yang pertama menanggapi.
"Terus apa kau sudah mencapai
tingkat ilahi?" Lanjutnya
"Hm?, apa kau
meremehkanku budjank?.
Tentu saja aku sudah mencapainya 2 bulan lalu" ucap Jiang Yan dengan mulut tersenyum lebar seperti menyombongkan diri.
Namun berbeda dengannya, Ke enam leluhur lainnya hanya menatapnya seolah tidak percaya
dengan mulut terbuka.
**Berikut nama nama leluhur dan urutannya :
Yao Qing - Leluhur pertama
Xiang Fu - Leluhur ke dua
Hao An - Leluhur ke tiga
Ling Rui - Leluhur ke empat
Feng Hu - Leluhur ke lima
Huan Yi - Leluhur ke enam
Jiang Yan - Leluhur ke tujuh
Untuk urutan kultivasi bakal saya tulis di Ch selanjutnya, Mungkin**.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!