Sheila Rifanda
Akrab di panggil Sheila, Putri tunggal Pasangan Arsen Rifanda dan Maria Matthew itu tumbuh dengan begitu cantik.
Mata biru keabuan itu menjadi daya tarik tersendiri, Di tambah lagi Lesung pipi dan gigi gingsulnya yang menawan.
Sheila adalah definisi kata SEMPURNA
Namun?? Tahukah jika kesempurnaan dalam diri Sheila hanyalah sebuah kedok belaka?
Kenyataan nya adalah Sheila hidup dengan keadaan bimbang, Dimana dirinya tak mengingat apapun tentang masalalu sebelum dua tahun ini?
Yang dia tahu, Namanya adalah Sheila, Ayah ibunya meninggal dalam kecelakaan di pusat kota.
Sheila tinggal bersama Tuan Rames Rifanda dan istrinya, Juga kakak sepupunya Williams Rifanda Yang bekerja sebagai seorang dokter.
Mengidap amnesia total adalah yang hal berat yang saat ini Sheila rasakan, Hidup tanpa bayangan masalalu??
orang bilang itu adalah hal baik untuk menuju kata Move on? Bahkan ada ribuan orang gila di luar sana yang menginginkan amnesia hanya karena ingin melupakan mantan kekasih atau bahkan masalalu yang kelam?
Namun bagi Sheila itu adalah bencana, Lebih baik hidup menyimpan masalalu kelam daripada hidup dalam kekosongan.
Sempat terpikir oleh otak cerdas nya bahwa dirinya lahid tidak menjadi bayi? melainkan langsung berusaha 20 tahun??
Apakah hal semacam itu ada??
tentu saja itu hanya bualan otak cetek Sheila.
"Akkhh, Aku frustasi jika harus bekerja seperti ini" Teriak gadis itu membanting setumpukan kertas berisi proposal penting.
"Kak, Tolong ijinkan aku ke Indonesia, Aku lelah jika harus bekerja seperti ini. Aku ini hanya amnesia, Bukan HIV atau TBC yang bisa berbahaya jika berkumpul dengan orang lain" Seru Sheila lagi.
Namun Williams Bergeming tak mengindahkan protes Sheila yang ke 230 kalinya atau bahkan mungkin lebih.
"Sudah lah, Terima takdirmu dan bekerja lah dengan baik. Lagi pula di sana ada Denis yang menangani nya, Kau hanya menerima laporan bukan?? " Ketus Williams
"Huhh.. Aku akan bicara sendiri ke Oma dan Opa jika kau tidak mengizinkan ke Indonesia" Sheila melepas kacamata anti radiasi nya kemudian berjalan keluar dari ruang kerja miliknya, Meninggalkan Williams yang tersenyum simpul...
"Omaaa??? Opaaa?? " Teriakan Sheila mengganggu sepasang suami istri yang tengah menikmati secangkir teh di ruang keluarga.
"Hey? Kenapa kau teriak teriak? Ini bukan hutan" Seloroh Nyonya Rames
"Oma, Justru karena aku tau ini bukan hutan, Makanya aku berteriak sesukaku" Sahut Sheila
"Apa maksudmu? "
"Haisshh, Jika berada di hutan kemudian aku berteriak, Para penunggu hutan itu akan bangun dan membentakku seperti ini Hey Nona, Jaga etikamu. Ini hutan bukan jalan Raya Nah kan? Lalu yang benar yang mana? " Ucap Sheila
"Yang benar adalah Tutup mulutmu dan jangan berteriak, Kau tau? Satu oktaf suaramu itu mengguncangkan satu kota jadi jangan buat negara ini hancur hanya karena suaramu yang seperti tabung meledak itu" Ejek Tuan rames, Membuat si cucu kesayangan mengerucutkan bibirnya.
"Hey? Kenapa kau manyun? Aku sudah memesankan tiket untukmu ke Indonesia, Dan jam terbangnya nanti malam. Bersiaplah" Bibir lancip itu berubah menjadi sebuah senyuman mendengar suara yang sangat langka ia dengar.
Tubuhnya berbalik dan menatap sosok tampan dengan mata Hazel pria berpawakan aduhai itu.
Denis Matthew.
Putra angkat keluarga Matthew yang kini menjabat sebagai Tunangan Sheila.
Bisa di bilang?? Denis adalah Putra angkat Orang tua kandung Sheila. Namun?? Bukan Rifanda sebagai marganya, Melainkan Matthew. Marga Maria yang di sematkan di belakang bertujuan untuk menghidupkan kembali kerajaannya bisnis Keluarga Matthew.
Maria.. Putri pertama keluarga Matthew memilih menjadi seorang dokter dan membangun rumah sakit sendiri di negara itu, begitu pula dengan Jasson Matthew, Adik laki-laki Maria yang memilih menjadi seorang dosen di Harvard University.
Denis bersama Asisten nya Arai yang tak lain adalah putra Jasson meneruskan bisnis Keluarga Matthew. Dan kemampuan keduanya dalam bisnis tidak bisa di anggap sebelah mata.
"Sungguh? Kau akan membawaku ke Indonesia kak? " Tanya Sheila dengan mata berbinar.
"Tentu saja. Tapi dengan syarat, Kau harus menuruti semua aturanku. Dan juga jangan membuat onar di kampus barumu nanti"
"Apakah kau juga mendaftarkan aku kuliah kak??
" Tentu saja, Aku sudah menyiapkan segalanya untuk tunanganku ini"
Sheila memeluk kekasihnya dengan penuh rasa bahagia.
Denis selalu tau bagaimana cara membuat hatinya kembali dalam suasana yang baik.
Denis juga selalu tau apa yang Sheila inginkan meskipun dirinya tak pernah mengatakan nya sedikit pun.
Dan malam itu juga Sheila bergegas terbang ke Indonesia bersama dengan Denis.
Jujur.. Sejak dua tahun lalu setelah dirinya sadar dari koma, Hal yang dia ingat adalah satu hal, Yaitu Jakarta yang tak lain adalah ibu kota Indonesia.
Setelah 16jam15 menit terbang London-Indonesia akhirnya pesawat yang Sheila tumpangi mendarat sempurna di Bandara Internasional Halim Perdanakusuma dengan lengkap dan sempurna.
Waktu Indonesia menunjukkan pukul 15.00ketika Sheila dan Denis tiba.
"Wah.. Masih sore kak ternyata, Bagaimana jika kita jalan jalan dulu? "
"Sheila, Aku sangat lelah. Besok saja ya kita jalan jalan. Aku mau melanjutkan tidurku"
"Haishh. Kenapa kakak seperti orang yang lemah. Cih, Tidak sesuai dengan muka mu yang garang itu".
" Hey? Berani kau mengejek tunangan mu? "
"Sudah lah, Ayo kita cari taksi, Aku mau tidur"
"Tidak perlu, Itu Arai. Dia datang untuk menjemput dan jangan berlagak Seolah kau seperti orang susah"
Sheila mendengus sebal mendengar ejekan tunangan nya itu.. Sedangkan di belakang jauh dari keduanya, Terlihat Dua orang pria tengah mengawasi pergerakan keduanya.
"Umpan kita sudah datang menjemput ajal. Mari kita mainkan skenario berikut nya" Ucap Pria berkacamata hitam itu..
Seorang Pria Berjas Abu-Abu itu baru saja turun dari pesawat di ikuti asisten pribadinya.
Matanya menangkap sosok yang tidak asing di depan sana.
Sheila dan Denis terlihat sedang saling dorong memperdebatkan sesuatu.
"Tuan, Seperti nya kita tidak perlu memancing lagi. Karena ikan sudah masuk dalam jeratan umpan"
"Kau benar. Minta seseorang mengawasi gadis itu, Aku tidak mau kecolongan untuk kedua kalinya. Jika kali ini kau melakukan kesalahan, Maka ucapkan selamat tinggal pada dunia esok hari"
Pria itu melenggang pergi meninggalkan asisten pribadi nya yang tengah bersusah payah menelan siliva-Nya sendiri.
Atasannya sangat kejam, Beringas dan seperti seorang iblis.
Ketua Mafia terkenal BlackDevil itu terkenal dingin dan tanpa ampun.
Apalagi menyangkut dendam nya di masalalu yang membuatnya kehilangan orang tua serta adik kesayangan nya.
Dan sekarang?? Jiwa iblis itu akan kembali bangkit bersama dengan di mulainya penderitaan seseorang.
___________________
"Huaaaa.... Akhirnya aku bisa merasakan betapa damainya di rumah sendiri an" Teriak Sheila
"Hey bocah, Apa kau pikir kami ini hiasan dinding sama seperti koleksi boneka biru mu ini?? " Ucap Denis sambil mengamati setiap sudut rumah Sheila yang penuh dengan karakter ratu Es dari Disney itu.
"Ya. Bagiku kalian hanya patung hari ini, Jadi pergilah. Aku ingin melanjutkan tidur indahku yang sempat tertunda" Kata Sheila sambil mengibaskan tangannya meminta dua manusia kembar tak sama itu untuk pergi.
"Dasar adik biadab"
Plakkk
Satu buah bantal sofa me darat telak di wajah imut Sheila. Siapa pelakunya?? Bukan Denis... Tapi Arai.
"Hey kak? Apa kau sudah bosan hidup ha? " Bentak Sheila.
"Bisa tidak jangan teriak teriak? Kepalaku pening dan kalian malah seperti anak kecil" Seloroh Denis
"Diam" Sarkas Sheila dan Arai bersamaan
"Haisshh, Memang ya, Dua sepupu ini tidak akan pernah bisa akur di manapun dia berada. "
Denis melangkah meninggal kan Sheila dan arai yang masih menatap satu sama lain dengan tatapan permusuhan.
_____________
Tak terasa Hari sudah menjelang malam malam ketika Denis bangun dari mimpi indahnya, Tercium aroma sedap dari luar pintu dan dia yakin, Ada sesosok manusia yang tengah mengajaknya berperang di luar sana.
Aroma sedap ini akan menggangu proses Diet dirinya.
Meskipun memiliki tubuh yang indah bak dewa Yunani, Namun Denis tetap saja menjalankan diet demi mempertahankan Roti sobek kesayangan banyak gadis di luar sana.
Entah mengapa? Otak dan HATInya tak sejalan hari ini, Jika otaknya mengatakan jangan mendekat, Maka di lubuk hatinya Denis berniat menghabiskan seluruh makanan itu sendiri an. Persetan dengan diet, Karna detik selanjutnya. Denis sudah duduk manis di meja makan dengan sepiring macam macam sajian yang entah siapa yang membuat.
Jika di negri dongeng mungkin Denis akan membuat janji Barang siapa yang bisa membangunkan cacing di perutnya, Maka dia akan menjadikannya istri
Namun sayang seribu sayang, Bukan hanya Cacing saja yang terbangun oleh masakan menyengat naluri itu, Namun juga sosok yang tengah berdiri membelakangi nya dan berkutat dengan kompor.
Tubuh mulus yang terbalut dress rumahan berwarna peach itu menggoda cacing besar di balik resleting nya..
Apalagi leher jenjang yang terekspos nyata,
Apa leher itu juga semanis bibirnya??... Batin Denis.
"Astaga. Apa yang sedang aku pikirkan?" Pekik Denis ketika kesadaran nya mulai kembali dari traveling hal ***-*** bersama Tunangan nya.
"Woyyy??? "Seseorang menepuk pundak Denis dari belakang membuatnya terlonjak kaget. Bukan hanya dirinya, Namun juga Paha ayam yang hendak di santapnya itu melayang tepat mengenai Gadis yang tadi mengganggu pikirnya itu..
" Siapa yang berani melempar ku DENGAN AYAM???? "Teriak Sheila
Pagi cerah di kota jakarta menjadi hal yang paling di nantikan oleh banyak kalangan masyarakat, Suasana ramai jalan raya menjadi pemandangan wajib setiap paginya apalagi hari senin. Dimana semua orang kembali dari suasana weekend menuju jam sibuk.
Terutama bagi mereka. Anak anak perantauan yang datang ke ibu kota menentang takdir dan mencoba mengubah nasib.
Meninggalkan keluarga dan hal berharga di kampung halaman demi sebuah cita cita.
Suasana ramai juga di rasakan oleh para karyawan di perusahaan besar SH Corporation, Dimana mereka akan kedatangan sebuah kejutan yaitu kehadiran Sheila Rifanda sebagai CEO baru mereka.
"Aku dengar, CEO baru kita itu tunangan tuan Denis"Ucap Karyawan wanita Bernama Sindi
"Sungguh? Apa dia Sangat cantik? "Jawab rekannya Bernama Jassie
"Aku dengar dia juga sangat galak, Disiplin dan tidak menerima kesalahan. Kita harus meningkatkan kerja kita"Ucap Sindi lagi
"Tentu saja. Kita harus bekerja dengan rajin, Siapa tau saat Tuan Denis berpisah dengannya, CEO baru kita membuka lowongan untuk pria lajang seperti ku" Sahut pria botak bernama Budi
"Hey kau, Tumbuhkan rambut botakmu itu, Baru berangan"Ejek Jassie
"Aku rasa dia memang banyak berangan hingga rambutnya pun lari ketakutan"Seloroh Sindi
Kegaduhan itu terhenti tepat dengan bunyi dentingan lift yang baru saja turun.
Tampak Seorang wanita dengan Setelah kerja berwarna Coklat susu itu keluar dengan membawa sebuah buket bunga.
" Sekertaris Yuna"Sapa para karyawan yang sedang sibuk bergosip itu.
"Berjajar rapi, Tuan Denis dan CEO baru kita sudah tiba" Titah yuna dengan mata mengintimidasi. Pembawaan diri yang tegas membuat para karyawan tunduk dan takut tanpa terkecuali pada sekretaris itu.
Benar saja, 10 menit kemudian setelah semua karyawan berjajar rapi, Terlihat sebuah Mobil mahal milyaran itu terparkir rapi di depan pintu masuk.. Mobil Bugatti La Voiture Noire itu menurunkan dua orang Pria dan wanita yang tampak begitu memancarkan aura.
Sheila dan Denis..
Keduanya turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam kantor. Melewati beberapa karyawan yang berjajar dengan memberi salam dengan menundukkan kepala.
"Selamat datang dan selamat bergabung di SH Corp Nona Sheila" Ucap yuna dengan memberikan buket bunga itu pada Sheila.
"Terima kasih sekertaris Yuna"
Sheila dan Denis berbalik menatap para karyawan yang masih menunduk.
"Perkenalkan dirimu " Ucap Denis.
"Baiklah, Selamat pagi semuanya? Perkenalkan Saya Sheila Rifanda. CEO baru SH Corp. Saya harap, Dengan bergabungnya saya di sini perusahaan akan semakin maju dan berkembang. " Ucap Sheila.
"Baiklah, Mari saya antar ke ruangan anda Nona, Dan ynag lain. Silahkan lanjutkan pekerjaan kalian" Titah Yuna.
Setelah membubarkan Para karyawan, Yuna Denis serta Sheila memasuki lift menuju lantai teratas, Dimana ruangan Sheila berada.
Pintu lift terbuka memberi jalan pada 3 pasang kaki itu untuk melangkah. Terlihat ada dua meja dengan tulisan Sekretaris dan satunya COO atau biasa di sebut dengan asisten pribadi.
Dan satu buah pintu dengan tulisan Ruangan CEO
Yuna memutar knop pintu, Terpampang nyata ruangan CEO dengan desain mewah nan elegan dengan gaya Modern.
Sebuah meja dengan papan nama Sheila Rifanda juga tertata rapi di sana.
Jendela besar yang menyuguhkan pandangan kota membuat si pemilik ruangan berdecak kagum
"Bekerja lah dengan baik Sheila, Aku menyerahkan penuh kekuasaan ku pada perusahaan ini untukmu" Ucap Denis
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!