NovelToon NovelToon

Seven Deadly Child Vol 2 (Conqueror)

Godfather Baru

Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.

Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.

Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v

_____________________________________________

(Gaia Treasure)

"Tuan muda! Lama tak bertemu!" Ucap Tetua Liu, sembari memasang senyum sederhana begitu melihat sosok Theo memasuki ruang kerjanya.

"Salam Tetua Liu! Lama tak jumpa!" Jawab Theo, segera memberi salam tangan pada Tetua Liu, membalas senyum sederhana di wajah sang Tetua, dengan senyum yang sama.

"Hahhaha….!!! Ambil posisi nyaman! Silahkan duduk!" Ucap Tetua Liu antusias, selalu terkesan dengan sorot mata penuh ketajaman yang di tampilkan oleh Theo.

Mendengar kata-kata Tetua Liu, Theo memutuskan untuk tak bersikap terlalu sungkan lagi. Segera mengambil tempat di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan Tetua Liu. Hanya dipisahkan oleh meja kerja sang tetua.

"Tetua, mungkin aku akan langsung saja! Seperti biasa, kunjungan kali ini akan di sertai dengan kebutuhan utama, yakni membeli bahan-bahan sumberdaya kultivasi bagi kelompok Bandit Serigala!" Ucap Theo. Seraya mengeluarkan beberapa Spacial Ring yang berisi tumpukan koin emas. Dimana seperti biasa, koin emas yang tak berguna untuk keperluan kultivasi seorang Knight, ditukarkan Theo dengan Mutiara Mana yang kembali digunakan untuk membeli kebutuhan sumberdaya kultivasi yang lebih berguna.

"Semua bahan yang kuperlukan, ada di dalam catatan ini!" Ucap Theo. Menyodorkan beberapa lembar kertas yang seluruhnya penuh dengan list berbagai macam bahan dasar kultivasi seperti tanaman obat, serta bahan penempaaan, kearah Tetua Liu.

Dengan wajah antusias, tetua Liu meraih kertas catatan yang di sodorkan Theo, membacanya untuk beberapa saat, sebelum memanggil salah satu petugas Gaia Treasure. Menyerahkan list catatan Theo pada petugas tersebut untuk segera di siapkan.

"Seperti biasa, akan perlu waktu untuk menyiapkan bahan-bahan tersebut. Jadi, besok pagi ketika telah sepenuhnya selesai di penuhi, kami akan mengirim langsung ke Gaia Inn tempat kau menginap!" Ucap Tetua Liu.

Sebagai tanggapan, Theo hanya memberi anggukan singkat. Tanda mengerti dan tak mempermasalahkan sama sekali.

"Hahahaha….! Tuan muda! Asal kau tahu, aku dalam beberapa waktu belakangan ini terus merasa menjadi orang yang beruntung!" Ucap tetua Liu.

"Cukup beruntung karena setelah North Region, kau memilih East Region dari pada wilayah lain sebagai tempat selanjutnya dalam perjalanan besar yang kau lakukan!"

"Dengan semua bisnis yang selama ini berjalan antara Gaia Treasure cabang kota Zordan yang kupimpin, dengan kelompok Bandit Serigala, kau membuatku semakin dekat dengan promosi ke cabang yang lebih tinggi lagi!"

"Mungkin hanya Xiao Shiu, manajer Gaia Inn cabang Ice Lotus City, ibukota Glaire Empire yang saat ini prestasinya dalam Gaia Son Paviliun, lebih baik dariku!"

"Terlebih lagi, semua prestasi bisnis yang kami berdua capai sampai hari ini, tentu tak bisa lepas darimu yang merupakan simpul utama!" Tutup tetua Liu. Menatap dengan tatapan penuh maksud kearah Theo.

"Tetua! Tak bisasanya kau berbicara di luar topik bisnis yang menurut pandanganku, sebenarnya tak perlu untuk kau sampaikan padaku!" Ucap Theo.

"Semua yang kulakukan denganmu atau manajer Xiao, sepenuhnya adalah kebutuhan bisnis! Tak lebih! Jadi, jika kau ingin menyampaikan sesuatu, katakan saja langsung!" Tutup Theo.

"Hahahha…! Salah satu dari banyak hal yang kusukai darimu! Langsung memotong semak belukar, tanpa harus banyak basa-basi!" Tanggap Tetua Liu.

"Kau benar! Sebenarnya ada beberapa hal yang ingin kusampaikan! Dan sejujurnya, Manajer Xiao adalah orang yang memberi saran dalam hal ini!" Tambah Tetua Liu.

"Tapi, sepertinya ini masih bukan waktu yang tepat! Yang jelas, hal tersebut akan memberi satu dampak cukup bagus bagi kelompok Bandit Serigala yang sedang kau pimpin!"

"Namun, perlu persiapan lebih jauh untuk benar-benar bisa terlaksana! Jika saatnya tiba, dan semua persiapan telah selesai, aku akan segera memberi kabar!"

"Nantinya, setelah benar-benar dapat terealisasi, anggap hal tersebut sebagai satu bentuk hadiah rasa terimakasih untukmu!" Tutup Tetua Liu.

"Baiklah!" Jawab Theo singkat. Memutuskan untuk tak mengejar lebih lanjut begitu mendengar kata-kata terakhir Tetua Liu.

"Beberapa bulan yang lalu, aku menyampaikan pesan pada Manajer Xiao mengenai perkembangan terbaru dari House Alknight, apakah sudah ada balasan?" Tanya Theo. Mengganti topik pembicaraan.

"Tentu saja sudah ada balasan! Semua sudah kurangkum sedetail mungkin dalam catatan ini!" Jawab Tetua Liu, sembari mengeluarkan satu gulungan kertas yang tersegel. Kemudian menyerahkannya pada Theo.

"Ada beberapa topik utama yang mungkin membuatmu tertarik! Pertama adalah, kedua kakakmu, Issabela dan Gregoric, menghilang dalam berapa minggu terakhir! Dikatakan keduanya secara sembrono melakukan perjalanan latihan memasuki wilayah bagian dalam Hutan Pinus Beku yang berbahaya dan belum pernah terjamah!" Ucap Tetua Liu.

Satu kabar yang hanya di sambut Theo dengan senyum sederhana. Meskipun memang sedikit khawatir, namun entah kenapa ia percaya bahwa kedua kakaknya ini akan baik-baik saja.

"Kabar kedua, Desa Tersembunyi yang merupakan salah satu sekutu utama House Alknight, secara misterius melakukan isolasi! Menutup Desa mereka dari segala kunjungan!" Lanjut Tetua Liu.

"Mereka mungkin sedang melakukan satu ritual kuno atau hal semacamnya, karena dari jarak tertentu yang berbatasan langsung dengan Desa tersebut, aliran aura kuno yang terasa begitu misterius, beberapa kali bocor keluar!" Tutup Tetua Liu. Menyampaikan beberapa poin penting kepada Theo.

"Terimakasih! Detail selebihnya akan kubaca sendiri!" Jawab Theo.

Tetua Liu dan Theo kemudian melanjutkan dengan beberapa obrolan ringan, sebelum akhirnya Theo yang merasa urusan telah selesai, memutuskan pamit undur diri.

***

(Death Arena)

"Sang Godfather! Sekaligus satu-satunya orang yang mencatatkan namanya sebagai Kaisar seluruh Death Arena!" Ucap Tetua Delario. Saat Theo berada di hadapannya.

"Salam Tetua Delario!" Tanggap Theo. Memberi salam tangan hormat.

"Lebih baik kita langsung menuju ruang pribadiku! Ada beberapa hal penting yang ingin kusampaikan!" Ucap Tetua Delario. Tanpa menunda, memimpin Theo berjalan menuju suatu arah di dalam Death Arena.

***

(Ruang pribadi Delario)

"Tetua, sebelumnnya aku ingin mengucapkan terimakasih karena telah berinisiatif memberi informasi penting tentang situasi yang sedang di hadapi oleh Eleanor Tribe!" Ucap Theo. Membuka obrolan dengan berterima kasih.

"Sejujurnya, informasi yang kau sampaikan, benar-benar datang di saat yang sangat tepat ketika aku memang sudah mulai membuat rencana untuk melakukan pergerakan ke wilayah Kepulauan!" Lanjut Theo.

"Pada akhirnya, sekali lagi aku berhutang padamu!" Tutup Theo.

"Hmmmm... Tuan muda, sebenarnya itu bukan hal yang terlalu sulit untuk di baca oleh orang dengan status sepertiku, terlebih karena aku juga terus mengamati secara khusus pergerakan Kelompok Bandit Serigala yang sedang kau pimpin!" Tanggap Delario.

"Bagaimanapun juga, dengan mulai bergeraknya Barbarian Tribe, langkah kelompok Bandit Serigala saat ini bisa di bilang sudah buntu di wilayah Gurun Purba!"

"Gerakan paling logis yang bisa kau ambil sebagai pemimpin, tentu saja adalah mengarahkan target selanjutnya ke wilayah Kepulauan!"

"Dan kebetulan, situasi di wilayah kepulauan saat ini sedang dalam kondisi tak stabil! Satu situasi yang tentunya sedikit menguntungkan bagi kelompokmu!"

"Anggaplah kau adalah orang yang sangat beruntung! Beberapa hari lalu, pihak Dark Guild, mendapat informasi bahwa permintaan bantuan Eleanor Tribe, ditolak mentah-mentah oleh Barbarian Tribe!"

"Jadi disini, aku hanyalah perpanjangan tangan dewa keberuntungan yang memainkan peran dalam menyampaikan informasi tersebut padamu!" Tutup Tetua Delario.

Kata-kata Tetua Delario, hanya disambut oleh Theo dengan satu senyum tipis. Tak berniat untuk memberi tanggapan apapun.

"Tetua Delario, selain ucapan terimakasih, sebenarnya ada satu hal penting lain yang ingin kutanyakan padamu!" Ucap Theo.

"Ini berhubungan dengan Kelompok Bandit Menara Langit!"

"Salah satu Emperor Kelompok Bandit Menara Langit yang kubunuh dalam pertempuran melawan Kelompok Bandit Kumbang Gurun, sempat mengatakan bahwa Boss Besar Bandit Menara Langit, adalah pemegang Koin Hitam lain dari Dark Guild! Seorang Godfather!"

"Apakah itu benar?" Tanya Theo.

Status Rumit

Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.

Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.

Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v

_____________________________________________

"Boss Besar kelompok Bandit Menara Langit, Apakah benar ia seorang Godfather?" Tanya Theo.

Pertanyaan Theo, segera membuat ekspresi wajah Tetua Delario berubah untuk sesaat, sebelum kembali seperti semula.

"Ini adalah satu hal yang sebenarnya juga ingin kubahas denganmu!" Ucap Tetua Delario.

"Boss Besar kelompok Bandit Menara Langit, Bianca Dark, memang seorang pemegang Koin Hitam!" Lanjut Tetua Delario, setelah sempat terdiam untuk beberapa saat.

"Nona Bianca adalah anggota keluarga utama Dark Guild! Namun memiliki status yang agak rumit jika melihat situasi terkini Dark Guild!" Tambah Tetua Delario.

"Status agak rumit?" Tanya Theo.

"Yah, dia adalah satu-satunya dari 10 Godfather yang posisinya banyak di tentang oleh sebagian besar tetua! Meskipun memang, para tetua ini hanya bisa memendam perasaan ketidak-sukaan mereka! Karena tak berani menentang keputusan yang telah diambil oleh Lord Santiago!" Ucap Tetua Delario.

Mendengar penjelasan Delario, Theo memutuskan hanya diam dengan tenang. Mencerna semua yang pria ini katakan dengan cermat. Karena dari nada bicara yang sedang Delario gunakan untuk menyampaikan kalimat pembuka, Theo tahu bahwa penjelasannya akan berkembang cukup panjang.

"Ketidak-sukaan sebagain besar Tetua terhadap Nona Bianca sendiri, sebenarnya hal yang cukup wajar! Karena seperti yang kubilang sebelumnnya, di dalam keluarga utama, status Nona Bianca cukup rumit!"

"Nona Bianca, tak lain adalah putri semata wayang dari Tuan Beladro Dark! Adik kandung Lord Alejandro sekaligus paman Lord Santiago! Pria yang mencoba melakukan kudeta dan mengambil alih posisi Lord beberapa tahun yang lalu!" Lanjut Delario.

Satu fakta yang tentu saja membuat Theo cukup terkejut. Terkejut karena segera berfikir tentang bagaimana anak dari seorang yang bisa di katakan adalah pengkhianat terbesar dalam kelompok Dark Guild saat ini, bisa berakhir menjadi seorang Godfather. Satu status paling tinggi dalam kelompok Dark Guild, dimana hanya lebih rendah dari sang Lord sendiri

Namun begitu, meskipun penasaran, Theo tak melayangkan pertanyaan apapun. Kembali mengatur ekspresi wajahnya, memilih untuk mendengar penjelasan Delario lebih lanjut. Karena menurutnya, cepat atau lambat Tetua Delario akan memberi penjelasan dimana menjawab rasa penasarannya.

Bahkan jika Tetua Delario ternyata sampai akhir tak memberi penjelasan detail, Theo akan tetap memilih untuk tak bertanya lebih lanjut. Merasa tak punya kepentingan dalam ikut campur urusan kelompok lain.

Theo hanya memiliki beberapa teori yang terlintas di benaknya, dimana mungkin saja bisa dijadikan alasan kenapa sepupu Santiago ini bisa berakhir pada posisinya sekarang.

"Jika kau ada di posisi Lord Santiago, apa yang akan kau lakukan pada Nona Bianca?" Ucap Tetua Delario, secara tiba-tiba justru menjadi orang yang memberi sebuah pertanyaan. Seolah bisa membaca ekpsresi wajah Theo. Memintanya untuk mengeluarkan apapun itu yang sedang ada di dalam benaknya.

"Hmmmm… Itu tergantung! Jika wanita bernama Bianca ini adalah seorang yang ambisius dan memiliki sedikit saja indikasi untuk meneruskan tekad Beladro dalam upaya melakukan kudeta, jelas sekali aku akan melenyapkannya! Tak baik memelihara tikus dalam keluarga!" Jawab Theo.

"Sebaliknya, jika tak ada indikasi apapun, yang mana sepertinya merupakan alasan paling dekat untuk saat ini setelah mendengar diksi dari cerita yang kau sampaikan, mungkin aku akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Santiago! Menjadikan Bianca sebagai orang dengan kedudukan tinggi dalam kelompok!"

"Dengan Bianca sekarang mengambil gelar Godfather, itu akan menyelesaikan masalah sudut pandang dalam keluarga maupun kelompok, mengingat statusnya yang merupakan anak seorang pengkhianat!"

"Ini jelas adalah bantuan terbaik yang bisa diberikan oleh Santiago! Membuat Bianca berhutang cukup besar padanya!"

"Bagaimanapun juga, investasi sosial dalam bentuk hutang budi, merupakan satu hal yang akan sangat sulit untuk di lunasi! Karena memiliki nilai yang tak bisa diukur!"

"Selain itu, dengan menjadikan Bianca sebagai seorang Godfather, Santiago akan terus bisa memantau semua pergerakannya! Bisa dibilang, ini adalah langkah yang cukup bagus!"

"Anggap saja langkah ini sebagai bisnis! Tak perlu memasukkan unsur perasaan apapun! Jadi, sebagai seorang pemimpin kelompok, aku cukup sepakat dengan keputusan Santiago yang mengabaikan semua ketidak-sukaan sebagain besar Tetua dalam keputusan yang telah ia ambil!"

"Yah, karena memang tak semua orang bisa memainkan otaknya dengan logis! Mengesampingkan sisi emosional! Oleh sebab itu, tak semua orang, juga bisa menjadi seorang pemimpin!" Tutup Theo.

Analisa yang disampaikan Theo, segera disambut dengan senyum lebar di wajah Tetua Delario.

"Hahahahha….! Tak kusangka! Meskipun hanya mendengar penjelasan yang bisa dikatakan masih dalam tahap pembuka, ternyata kau mampu menangkap garis besarnya secara langsung!" Ucap Tetua Delario.

"Sudah lama aku merasa, bahwa kau dan Lord Santiago, memiliki banyak kesamaan dalam hal cara berfikir!"

"Atau mungkin saja, itu adalah Lord Santiago yang banyak terinspirasi dari cara kau memimpin kelompok! Karena dalam beberapa kesempatan, aku melihat bahwa ia tampak begitu antusias ketika topik pembahasan mengarah tentang dirimu!"

"Secara khusus, ia juga terus mengikuti setiap perkembangan serta sepak terjang yang kau lakukan dalam beberapa tahun terakhir!" Tutup Tetua Delario.

"Itu terlalu berlebihan! Bagaimanapun juga, ada beberapa hal mendasar yang begitu berbeda antara aku dan Santiago! Dimana jelas kau juga tahu dan tak perlu kita bahas!" Tanggap Theo.

Tanggapan Theo, membuat Delario semakin melebarkan senyumnya. Sebelum ekpsresi wajahnya, berangsur normal.

"Seperti yang kau duga, Nona Bianca tak memiliki indikasi apapun tentang hal perebutan kekuasaan! Sedari kecil, ia tak pernah mau ikut campur urusan politik keluarga!"

"Lebih memilih menyibukkan diri mengasah kekuatan tempur, dengan mengambil banyak misi berbahaya! Membunuh banyak tokoh-tokoh berbahaya yang kepalanya menjadi target pada papan misi League of Assassin!" Ucap Tetua Delario.

"Bahkan ketika situasi Dark Guild berkembang menjadi kacau karena upaya kudeta yang dilakukan oleh Tuan Beladro, ayahnya. Nona Bianca justru terlihat tak perduli. Mengambil lebih banyak misi dimana menyebabkan ia jarang berada di rumah. Berkelana hingga kewilayah Gurun East Region, sampai akhirnya malah membentuk satu kelompok Bandit!"

"Sejak terbentuknya kelompok Bandit Menara Langit yang ia pimpin, Nona Bianca sama sekali tak pernah pulang atau mengunjungi cabang-cabang Dark Guild lainnya!"

"Koin Hitam yang membuatnya menyandang gelar Godfather, itu adalah aku yang memberikan langsung padanya, mewakili Lord Santiago!"

"Aku juga sempat mendapat informasi bahwa Tuan Beladro bersama beberapa anggota faksi kudeta yang ia pimpin, sempat mengunjungi Nona Bianca untuk meminta bantuan dalam upaya kudeta yang mereka rencanakan! Namun, sambutan yang di terima Tuan Beladro, adalah Nona Bianca membunuh salah satu anggota terkuatnya. Menendang keluar ayahnya sendiri!"

"Satu sikap yang sebenarnya menegaskan bahwa ia benar-benar tak tertarik dengan perebutan kekuasaan!"

"Namun, beberapa tetua, jelas tak percaya begitu saja, menganggap perseteruan yang terjadi antara ayah dan anak ini, hanyalah satu intrik guna mengaburkan peran Bianca dalam upaya rencana kudeta sang ayah!"

"Mereka layak berfikir seperti itu, karena selain menolak ajakan sang ayah, Nona Bianca disisi lain juga mengusir setiap anggota Dark Guild yang dikirim oleh Lord Santiago!" Tutup Tetua Delario.

"Hmmmm… Jika benar begitu, lalu bagaimana kau bisa bertemu dan memberi koin hitam Godfather kepada Bianca?" Tanya Theo.

"Masalah itu, sebenarnya cukup sederhana! karena aku adalah pamannya! Paman dari sisi sang Ibu! Ibu Nona Bianca, adalah kakak kandungku!" Jawab Tetua Delario.

Satu jawaban yang membuat Theo lagi-lagi sedikit mengerutkan kening.

"Situasi kalian benar-benar rumit!" Gumam Theo.

Apa Kau Tersesat?

Sebagai bentuk dukungan kawan-kawan buat Novel Seven Deadly Child ini. Penulis berharap, tanpa paksaan, cukup melakukan dua hal ini.

Sempatkan pencet tombol LIKE sebelum membaca.

Sempatkan meninggalkan KOMENTAR setelah membaca, terserah mau komen kayak apa, ketik satu huruf "A" saja sudah termasuk komentar kok :v

_____________________________________________

"Hmmmm… Situasi kalian, benar-benar rumit!" Gumam Theo.

"Yah, kurang lebih seperti itu!" Tanggap Tetua Delario.

"Saat ini, bisa di bilang bahwa selain Nona Bianca, aku sendiri juga berada dalam posisi yang hampir mirip dengannya!"

"Beberapa Tetua, meragukan loyalitasku pada Lord Santiago! Menyebabkan, banyak mata dan telinga asing yang kini selalu berada di sekitar. Mencari satu kesalahan sekecil apapun yang bisa digunakan untuk menjadi alasan menyingkirkanku! Atau setidaknya, membuat aku lengser dari posisi ketua Dark Guild cabang kota Gurun Zordan!" Ucap Tetua Delario.

"Hahhaahha….! Tak di ragukan lagi! Dengan adanya Death Arena pada cabang ini, dimana merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar milik Dark Guild, akan banyak yang mengincar posisimu, bahkan jika kau tak punya hubungan apapun dengan Beladro, itu akan tetap saja sama!" Tanggap Theo.

"Ditambah sekarang malah secara kebetulan kakakmu adalah istri dari Beladro! Bisa dibilang, kau saat ini sedang berjalan dalam satu jembatan kecil, sedikit saja terpeleset, kau akan jatuh pada lautan api membara di bawah!" Lanjut Theo.

"Kalimat kiasan yang begitu kejam! Namun harus kuakui, bahwa sangat tepat! Hahhahaah….!" Ucap Tetua Delario, menutup kalimatnya dengan tawa lantang begitu mendengar kata-kata Theo.

"Tapi Tetua, aku cukup yakin bahwa Santiago, akan cukup pintar dengan tak membiarkan orang sepertimu, lepas dari sisinya!" Ucap Theo.

Satu kalimat yang kali ini hanya disambut dengan senyum sederhana oleh Tetua Delario. Menatap Theo dengan tatapannya yang khas, dimana seolah begitu penasaran ingin membuka kepala Theo dan melihat seluruh isi yang ada di dalamnya.

"Tetua, maafkan jika aku langsung saja! Karena memang tak memiliki banyak waktu luang!"

"Dimana sebenarnya kau ingin ujung kesimpulan dari semua percakapan ini berakhir?" Tanya Theo.

Pertanyaan yang membuat Tetua Delario tampak berfikir untuk beberapa saat, sebelum memutuskan untuk menjawabnya.

"Sebelumnya, aku tak pernah meminta bantuan apapun padamu, namun kali ini, aku ingin kau bersedia untuk mencoba melakukan beberapa hal!" Ucap Tetua Delario.

"Aku mendengarkan!" Tanggap Theo.

"Cukup sederhana! Dan ini berhubungan dengan Nona Bianca!"

***

(Keesokan harinya. Gaia Inn)

Semua kebutuhan sumberdaya yang di pesan Theo dari Gaia Treasure, baru saja datang. Tersimpan rapi di dalam beberapa Spacial Ring.

Anggota kelompok Bandit Serigala yang ikut dalam kunjungan ke Kota Gurun Zordan, yakni Sanir, Hella, Razak, dan Syakira, tampak telah membereskan barang masing-masing, siap untuk melakukan perjalanan pulang kembali ke markas kapan saja.

Sampai kemudian, Theo mengatakan beberapa hal yang sedikit mengubah agenda kelompok mereka pagi itu.

"Aku masih ada beberapa urusan yang perlu kuselesaikan! Dimana menyebabkan tak bisa ikut kembali ke markas bersama kalian untuk saat ini!" Ucap Theo.

"Urusan macam apa Boss? Biar aku menemanimu!" Ucap Razak.

Tepat ketika Razak menyelesaikan kalimatnya, Hella yang juga ada di dalam ruangan, tampak akan menyampaikan bahwa ia juga ingin ikut. Namun, belum sempat ia mengatakan apapun, Theo mendahului.

"Tak perlu! Agar lebih cepat dan efisien, kali ini aku akan bergerak seorang diri!" Ucap Theo. Seraya menyerahkan beberapa Spacial Ring yang berisi sumberdaya dari Gaia Treasure, kepada Sanir.

"Serahkan sumberdaya tersebut pada Oscana! Biarkan ia mengurus sisanya! Oscana sudah tahu apa yang harus dilakukan dengan sumberdaya-sumberdaya itu!" Ucap Theo.

Sanir yang menerima beberapa Spacial Ring penuh sumberdaya, segera menyimpannya dengan baik. Memberi anggukan singkat pada Theo sebagai jawaban bahwa ia mengerti.

"Baiklah! Dalam satu minggu kedepan, Sanir, kau ajak Thomas dan Tuan Leluhur, untuk ikut dalam pertemuan dengan utusan Eleanor Tribe ditempat ini!" Lanjut Theo. Kembali memberi intruksi pada Sanir.

"Hanya Thomas dan Tuan Leluhur?" Tanya Sanir.

"Yah, kali ini cukup kalian bertiga saja yang ikut! Ditambah mungkin nanti Darsa!" Jawab Theo.

"Baik!" Jawab Sanir singkat.

Setelah selesai memberi arahan, tanpa membuang lebih banyak waktu, Theo memimpin kelompoknya untuk berjalan meninggalkan Gaia Inn. Selama perjalanan di dalam kota Gurun Zordan menuju gerbang kota, Theo menutup sebagian wajahnya dengan tudung jubah merah darah. Hal yang sama juga di lakukan keempat orang lainnya.

Bagaimanapun juga, ia tak ingin mengambil resiko, karena menurut Tetua Liu dan Tetua Delario, Kelompok Barbarian Tribe masih melakukan pergerakan masif untuk mencari keberadaan atau informasi apapun mengenai Boss Besar kelompok Bandit Serigala.

Dan tepat ketika telah sampai di wilayah luar Kota Gurun Zordan, Theo mengeluarkan Empat Boneka Bernyawa Serigala Metalik yang mana akan dijadikan Sanir, Hella, Razak, dan Syakira, sebagai transportasi tunggangan dalam perjalanan pulang mereka ke Benteng Osiris.

Tanpa banyak basa-basi tak penting, kelompok empat orang anggota Bandit Serigala, bergerak cepat menunggang para Serigala metalik. Menelusuri lereng perbukitan. Keluar dari wilayah Kota Gurun Zordan.

Disisi lain, melihat kelompoknya telah meninggalkan tempat, Theo segera kembali melakukan gerakan mengayunkan tangan ringan. Kali ini mengeluarkan Raja Naga Hitam dari dalam gelang ruang-waktu.

Duduk di atas singgasana punggung Raja Naga Hitam, Theo memerintahkan sang Raja langit, terbang cepat membelah awan. Menuju ke suatu arah.

***

(1 hari kemudian, Gurun Purba)

*Woooshhhh….!!!

Seperti biasa, Raja Naga Hitam yang bergerak dengan kecepatan penuh, tampak bagai penguasa seluruh langit. Menembus dan membuyarkan beberapa deretan awan yang menghadang.

Sementara Theo yang duduk diatas singgasana, dimana sudah mulai terbiasa dengan terjangan angin bagaikan pisau tajam yang menerpa wajahnya ketika sedang menunggang Raja Naga Hitam dalam kecepatan penuh, kini terlihat sedang mendekap Joy Kecil, dengan telaten memberi makan Joy Kecil yang baru saja bangun dari hibernasi. Menyuapi sang Silver Turtle dengan aliran Mana Besi pekat dari ujung jari telunjuknya.

"Pelan-pelan! Makan dengan tak terburu-buru! Kau ini lama-lama semakin mirip Baal saja! Begitu rakus!" Ucap Theo. Dengan tatapan gemas mengelus kepala mungil Joy Kecil.

"Tuuuuu….!!" Gumam Joy Kecil untuk sesaat, sebelum tampak kembali menelan aliran Mana Besi yang keluar dari ujung jari telunjuk Theo.

"Hmmmm… Sepertinya kita sudah dekat!" Ucap Theo. Saat melihat Raja Naga Hitam melintasi satu daerah perbukitan yang berkelok.

"Raja Naga Hitam! Kita turun disini!" Kata Theo. Memberi intruksi agar Raja Naga Hitam melakukan pendaratan.

Mendengar intruksi Theo, tanpa menunda Raja Naga Hitam melakukan satu manuver terbang turun kebawah.

*Woooshhhh….!!!

*Bammmmm….!!!

Dengan gerakan sayap yang elegan, Raja Naga Hitam mengepakkan kedua sayapnya untuk melakukan satu pendaratan. Menyebabkan getaran ringan pada tanah yang ia pijak.

Disisi lain, tepat ketika telah selesai mendarat, masih mendekap dan memberi makan Joy Kecil, Theo melompat turun dari punggung sang Raja langit. Sebelum mengayunkan tangan ringan. Menarik kembali Raja Naga Hitam kedalam Gelang ruang-waktu. Theo memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.

"Jika sesuai petunjuk yang di berikan oleh Tetua Delario, seharusnya ada disana!" Ucap Theo. Sembari melihat kearah sebuah bukit besar yang mana cukup mencolok jika dibanding dengan deretan bukit lain, karena pada puncaknya, bukit tersebut memiliki bentuk agak aneh, sepenuhnya datar. Seperti telah dipotong dengan cukup rapi oleh sebuah pedang raksasa.

Sembari membekap Joy Kecil, Theo berjalan menuju bukit tersebut untuk beberapa saat. Masuk lebih dalam pada wilayah perbukitan.

Sampai kemudian, langkah kaki Theo terhenti ketika beberapa Knight berkelas King menghadang. Secara tiba-tiba muncul dihadapannya.

"Anak muda! Kau tersesat?" Ucap salah satu Knight penghadang.

"Kurasa tidak! Aku cukup yakin jika arah yang kutuju saat ini sudah sangat tepat dan benar!" Jawab Theo. Sembari memasang satu senyum ramah sederhana. Namun, sorot matanya memberi hal yang berkebalikan. Menatap dengan penuh ketajaman.

"Berhenti bermain-main, atau kau akan kehilangan nyawamu!" Bentak pengawal yang tadi sempat bertanya pada Theo.

"Katakan siapa dirimu! Ada urusan apa memasuki wilayah Kemah Besar kelompok Bandit Menara langit!"

-----

Note :

Sebagai rasa terimakasih untuk kawan-kawan pembaca semua yang tampak begitu antusias di chapter pertama, untuk hari minggu ini, tak seperti hari minggu biasanya, saya up 2 chapter ^^

Btw, mohon bantuannya memberi jempol, favorit, dan rate 5. Karena saya sebagai author, bisa di bilang merintis lagi dari awal, sehingga harus kejar kontrak dan level lagi 😁

Big love...!!!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!