NovelToon NovelToon

Pewaris Yang Hilang

1.Hari yang buruk

kring...

bunyi alaram yang kuat membangunkan ku dari tidur lelap, aku segera bangkit dan merapikan tempat tidur ku, lalu berjalan menuju kamar mandi dan bersiap untuk berangkat ke kampus.

nama ku adalah Gerry dan tinggal di Kota Aurora, aku mahasiswa jurusan management bisnis di Universitas Hill, selain itu aku juga bekerja paruh waktu di sebuah restoran mewah di Kota Aurora, kampus ku adalah kampus yang telah di akui di dunia dan banyak mahasiswa/i di kampus ini adalah anak orang hebat dan kaya raya, bahkan ada juga anak dari orang orang yang super kaya raya di negara ini yang kuliah di UH, aku tinggal bersama ayah dan ibuku, sebenarnya mereka bukan ayah dan ibu kandung ku, saat aku berumur 4 tahun mereka menemukan ku tengah menangis sendiri di jalanan Gelap dalam kondisi hujan yang lebat, pada saat itu ayah ku yang berprofesi sebagai supir melintas dan melihat aku tengah menangis sendirian, beliau kasihan dan iba melihat aku menangis sendirian dalam keadaan hujan lebat, ia membawa aku pulang kerumahnya, kebetulan sudah lama mereka tidak memiliki anak, sehingga sepasang suami istri itu setuju untuk mengangkat dan merawat aku seperti anak kandungnya sendiri.

setiap pagi kami selalu sarapan bersama sebelum melakukan aktifitas masing-masing.

"Ger bagaimana dengan kuliah mu?" tanya ayah pada Gerry setelah selesai sarapan.

"lancar lancar aja kok yah", sahut Gerry.

"maaf ayah belum bisa bayar uang semester tahun ini" ucap ayah dengan nada menyesal.

"iya gak papa kok yah, Gerry sebentar lagi juga gajian, nanti biar Gerry bayar pakai gaji Gerry aja, ayah gak usah khawatirkan uang untuk kuliah Gerry" sahut Gerry.

Gerry telah selesai sarapan dan dia berpamitan pada ayah dan ibunya, lalu segera berangkat menuju kampus dengan menaiki busway, dikarenakan faktor ekonomi keluarga, Gerry tidak mampu untuk membeli motor, setelah 30 menit perjalanan, bus akhirnya berhenti di halte depan kampus, dan Gerry segera turun dari bus lalu berjalan masuk ke dalam kampus, Gerry melihat banyak orang berkumpul di depan papan pengumuman, lalu karena penasaran, Gerry pun berjalan menuju kerumunan dan melihat papan pengumuman.

"Apa-apaan ini !!!" Gerry melihat ada sebuah foto yang di gantungkan dipapan pengumuman yang bukan lain adalah foto Gerry sendiri saat sedang memungut kaleng minuman ringan di tempat sampah tempat dia bekerja, Gerry memang sudah biasa memungut dan mengumpulkan kaleng bekas minuman, lalu setelah cukup banyak ia jual ke pengepul barang bekas, hasil dari penjualan kaleng bekas minum ia kumpulkan untuk tambahan uang kuliahnya.

"sial....!!!, siapa orang yang memajang foto ku di papan pengumuman ini!!!" ucap Gerry dalam hatinya, lalu Gerry langsung mencabut foto yang tertempel di papan dan pergi meninggalkan kerumunan menuju taman kampus, Gerry duduk di bawah pohon yang besar dan sejuk sambil menduga duga siapa orang yang memajang fotonya di papan pengumuman itu.

"Gerry....", panggil seseorang dari jarak yang tak terlalu jauh darinya, orang itu adalah Simon Dermawan, sahabat terbaik Gerry yang selalu mendukung dan mensupport Gerry, mereka sudah bersahabat sejak SMA, Simon adalah anak salah satu pengusaha di kota Aurora, meskipun keluarganya kaya dia masih tetap mau bersahabat dengan Gerry.

"Ger apa kau sudah tahu, kalau kau jadi pembicaraan di seluruh kampus ini?" tanya Simon

"iya aku sudah tahu" jawab Gerry dengan kesal.

"kira kira siapa yang memajang foto mu di papan pengumuman itu?" tanya simon dengan penasaran.

"mungkin ini kerjaan dari Justin atau Argus" jawab Gerry dengan sangat yakin.

"bisa jadi sih" sahut Simon menimpali perkataan Gerry, sebab mereka berdua adalah orang yang paling sering mencari keributan dengan Gerry .

"sudah jangan emosian begitu lebih baik sekarang kita masuk kelas" ucap Simon, lalu mereka berdua pun berjalan ke arah ruangan.

"lihat siapa yang datang" ucap salah seorang mahasiswa sambil menunjuk kearah Gerry dan Simon, itu adalah suara dari Argus pesuruh dari Justin.

"itu ambil buat lu aja jangan sampai bikin malu nama kampus" ucap Argus sambil melempar kaleng minuman kearah Gerry, Simon yang masuk bersama Gerry pun menjadi emosi karena ucapan dan perbuatan Argus yang sudah ke lewat batas, dengan mengepal tangannya Simon berkata "Argus apa kamu gak ada kerjaan selain menghina Gerry".

"Menghina lu bilang, itu bukan menghina tapi kenyataan" ucap mahasiswa yang duduk tidak jauh dengan Argus, itu adalah suara dari Justin.

"Sudah tidak apa apa, lagi pula itu pekerjaan yang halal kok" ucap Gerry sambil sedikit tersenyum walau hati Gerry di penuhi dengan amarah.

"jadi pemulung kok bangga" ucap Argus menghina sambil tertawa, Gerry dan Simon kemudian duduk tanpa menghiraukan kata kata dari Argus lagi, tak lama kemudian pak Leo pun memasuki kelas dan memulai mata pelajarannya, tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 pm, yang artinya sesi pelajaran mata kuliah pak Leo pun berakhir, Gerry dan Simon serta mahasiswa mahasiswi lain pun keluar dari ruangan karena tidak ada lagi mata kuliah untuk hari ini, saat berjalan keluar menuju Taman terdengar suara memanggil Gerry.

"Gerry..."panggil salah seorang mahasiswi, suara itu terdengar tidak asing di telinga Gerry dan Simon, sebab itu adalah suara dari Salma.

Salma Subroto adalah anak salah seorang pengusaha sukses di Kota Aurora yang memiliki paras sangat cantik, senyuman yang indah, serta bentuk tubuh yang sangat sexy, dan latar belakang keluarga yang cukup berpengaruh di kota Aurora, sehingga banyak pria yang sangat tertarik padanya bahkan sampai memohon mohon agar di terima menjadi kekasih Salma, ini juga salah satu penyebab Justin serta Argus tidak menyukai Gerry, sebab dia dekat dengan Salma.

"ada apa Sal....?" tanya Gerry yang memang sudah dekat dengan Salma.

"apa kamu bisa membantuku" sahut Salma dengan napas terputus putus karena dia barusan berlari mengejar Gerry.

"bantuan apa yang kamu butuhkan dari ku?" tanya Gerry penasaran.

"bantu aku untuk menyusun skripsi" ucap Salma dengan nada memohon, dikarenakan Gerry salah satu mahasiswa yang berprestasi di kampus dan dia sangat pintar, Salma berpikir kalau dia di bantu oleh Gerry pasti skripsinya cepat selesai.

" Maaf aku tidak bisa" sahut Gerry, karena aku harus masuk kerja dan pulang kerja pun sudah larut malam sekali, Gerry memberi kan alasan agar Salma tidak kecewa terhadapnya.

"Sudah, masalah kerjaan kamu tenang saja, aku akan bilang pada manager restoran bahwa kamu cuti untuk seminggu" ucap Salma, dikarenakan Gerry bekerja di restoran All star, dan restoran itu adalah salah satu usaha milik keluarga Subroto, jadi kalau Salma mengatakan ke manager bahwa Gerry akan cuti selama seminggu, tentu saja manager tidak akan banyak tanya lagi.

"Baik lah aku akan membantu mu menyusun skripsi" sahut Gerry.

"tenang aku akan memberimu upah karena sudah membantuku menyusun skripsi" ucap Salma dengan memberi sedikit senyuman ke Gerry.

"ehem ehem ehem " Simon yang melihat merekapun pura pura batuk.

"serius amat pandang pandangan ya" seakan dunia milik berdua, Gue dianggap cuma numpang kali ya canda Simon.

"kamu apa apaan sih...." ucap Salma dengan malu malu.

"ya sudah kita mulai buat skripsinya besok ya" ucap Gerry kepada Salma.

"oke aku tunggu kabarmu besok ya" Sahut Salma dan pergi meninggalkan Gerry Dan Simon.

Dari kejauhan Justin yang melihat Gerry berbicara dengan Salma merasa sangat kesal "Berani banget tuh pemulung dekat dekat dengan Dewi pujaan hati Gue !!!" ucap Justin dengan kesal sambil mengepal kedua tangannya seakan ingin memukul Gerry.

"benar bos gak tau malu banget tuh dia" sahut Argus yang berada di samping Justin.

"gimana kalo kita beri dia pelajaran bos" ucap Argus memberikan saran kepada Justin.

"oke tunggu Simon pergi kemudian kamu hajar si Gerry itu" perintah Justin pada Argus.

"siap bos" jawab Argus penuh semangat, biar gimanapun Justin tidak berani sembarang mengganggu Simon karena Status keluarga mereka sama kuatnya.

"Gerry, lu mau langsung pulang atau masih mau ke perpustakaan, kalau lu mau langsung pulang biar bareng aku aja, tapi kalau mau ke perpus aku pulang duluan?" tanya Simon.

"aku masih mau ke perpus dulu, buat cari bahan untuk skripsinya di Salma" jawab Gerry.

"ya sudah aku pulang duluan ya" ucap Simon sambil berjalan meninggalkan Gerry dan menuju ke parkiran mobil.

Gerry melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan untuk mencari bahan buat skripsi Salma, tetapi belum sampai di perpustakaan Argus datang menghadang dan menarik Gerry dengan paksa ke gudang kosong di belakang perpustakaan.

"ngapain lu narik gue ke sini" tanya Gerry Dengan sedikit rasa takut, lalu Justin masuk dan menutup pintu gudang agar tidak ada orang yang melihat mereka.

"tenang kita hanya ingin bermain dengan mu" ucap Justin dengan nada yang sedikit menakutkan.

"Argus cepat Hajar dia sekarang" perintah Justin ke pada pesuruh setianya .

"siap bosku" sahut Argus yang kemudian di ikuti dengan tangan Argus yang memukul Gerry dengan kuat, sehingga bibir Gerry pecah dan mengeluarkan darah

"makanya lu kalau jadi orang sadar diri dikit" ucap Argus sambil memukuli Gerry, Gerry mengusap bibirnya yang berdarah dan bertanya.

"apa salah ku, kenapa kalian memukuli ku?" tanya Gerry dengan nada yang kesal, kemudian Argus melayangkan pukulannya lagi ke bagian perut Gerry sambil berkata, "berani banget lu ganggu Dewi pujaan hati bos Gue" Gerry yang memegangi perutnya sambil merasa kesakitan akhirnya tidak tahan dengan sikap bully ke dua orang itu dan melakukan perlawanan, Sampai akhirnya Justin yang berdiam diri ikut membantu Argus Yang mulai kelelahan menghajar Gerry, Gerry yang sudah banyak mengalami luka luar tidak sanggup melawan Justin dan hanya pasrah menjadi bulan bulanan dari pukulan Justin, setelah Justin puas menghajar Gerry dia pun berhenti dan berkata.

" lain kali jangan coba coba dekati Salma lagi kalau tidak bakal lebih parah dari ini Gue bikin lu" Justin dan Argus pun pergi meninggalkan Gerry yang sudah tak berdaya dan luka memar di sekujur tubuhnya.

"ya Tuhan mengapa nasib ku sesial ini " teriaknya dengan kencang sehingga suaranya di dengar oleh Vira, seorang mahasiswi dari fakultas Hukum di kampus yang sama dengan Gerry hanya berbeda Gedung saja, Vira adalah mahasiswi yang berprestasi sama seperti Gerry, memiliki paras yang sangat cantik, tinggi badan sekitar 170 cm, bibir yang merah dan bentuk tubuh yang benar benar indah dipandang serta sifat yang suka menolong.

"eh kamu kenapa sampai bisa begini?" tanya Vira yang masuk ke dalam ruangan dan melihat Gerry yang terkapar di lantai dengan luka dan memar sekujur wajahnya.

"tidak... aku tidak apa-apa ini hanya perkelahian biasa saja kok" ucap Gerry menjawab Vira, karena Gerry takut kalau sampai Vira mengadukan kepada dosen atau dekan tentang penganiayaan yang dialami oleh Gerry.

"makasih ya kamu dah mau bantu aku membersihkan dan mengobati luka ku" ucap Gerry dengan tulus.

"iya sama-sama" jawab Vira sambil terus mengolesi obat ke semua memar yang ada di wajah Gerry.

setelah selesai mengobati luka-luka Gerry mereka pun keluar dari ruang kesehatan, "ya sudah kalau begitu aku pulang duluan ya" ucap Gerry sambil melambaikan tangannya kearah Vira dan berjalan ke luar kampus.

"iya hati-hati jangan sampai berkelahi lagi" ucap Vira sambil melambaikan tangan membalas lambaian tangan dari Gerry.

setelah menunggu sekitar lima belas menit akhirnya busway pun tiba dan Gerry segera naik untuk pulang kerumahnya, "aduh...!!!!" gumam Gerry pelan yang kesakitan lantaran bibir nya yang pecah akibat perkelahiannya dengan Justin dan Argus terasa perih.

2.Ke rumah Salma

di tengah perjalan menuju rumah, Gerry berpikir dengan keras mencari alasan atas penyebab lebam dan juga bibir nya yang pecah akibat perkelahian dengan Justin dan Argus.

"sial, jadi pusing sendiri mencari alasan agar ibu tidak khawatir dengan lebam di wajah dan bibir ku yang pecah ini" gumam Gerry sambil menggaruk bagian belakang kepalanya, kemudian Gerry mendapat alasan yang cukup masuk akal di dalam pikirannya.

"tok tok tok..." terdengar suara ketukan pintu, ibu Gerry segera datang untuk membuka pintu.

"iya tunggu sebentar" ucap ibu Gerry dan langsung membuka pintu, "astaga Ger... wajah mu kenapa pada lebam-lebam begini?" tanya ibu Gerry yang bingung dan sedih melihat anaknya pulang dengan luka lebam dan bibir pecah.

"tidak apa-apa Bu, aku tadi menolong seseorang yang di jambret di jalanan sehingga terjadi perkelahian" sahut Gerry menjawab ibunya yang panik, "maaf Bu... aku harus berbohong agar ibu tidak khawatir" ucap Gerry dalam hati.

"ya sudah sini ibu bersihin lukanya biar tidak infeksi" ucap ibu Gerry sambil mencari kotak obat.

"tidak perlu Bu.., tadi udah di bersihin dan di beri obat oleh teman Gerry" sahut Gerry.

"ya sudah hari ini kamu ijin kerja saja, biar kamu bisa istirahat dan cepat sembuh luka- luka mu" ucap ibu Gerry dengan rasa khawatirnya.

"iya Bu ..." jawab Gerry.

"itu makan siang udah ibu masakin, kamu langsung makan dan segera istirahat" ucap ibu Gerry.

"iya Bu makasih..!!!" sahut Gerry dan berjalan menuju meja makan, setelah selesai makan siang Gerry segera masuk kamarnya dan istirahat diatas kasurnya.

"ah... aku harus segera menelpon pak Junar dan meminta ijin tidak masuk kerja" ucap Gerry dalam hati sambil mengambil ponsel Nokia jadul miliknya dan mencari no pak Junar sekaligus menghubunginya, pak Junar adalah manager di restoran All star tempatnya bekerja.

"hallo.." ucap seseorang yang sedang di hubungi oleh Gerry.

"hallo pak Junar saya mau ijin tidak masuk kerja pak, saya sedang....." belum sempat memberi alasan kepada managernya, pria itu sudah memotong omong Gerry.

"iya gak papa tadi non Salma sudah bilang kalau kamu akan cuti seminggu untuk membantunya" ucap Junar yang sebelumnya sudah di telepon oleh nona mudanya.

"iya sudah makasih pak" sahut Gerry sambil mengakhiri sambungan telpon.

"baguslah ternyata Salma sudah memberitahu pak Junar sebelumnya, jadi hari ini terbantu tanpa harus memberi alasan ke pak Junar " gumam Gerry lagi, karena sudah mengantuk Gerry pun akhirnya tertidur pulas.

"te no ne no net..." nada dering ponsel Gerry berbunyi, Gerry segera mengambil ponsel miliknya dan melihat bahwa yang menghubunginya adalah Salma.

"hallo Sal...." ucap Gerry kemudian mendekatkan ponselnya ke telinga.

"Gerry kamu dimana sih, sudah jam berapa ini, aku sudah nungguin kamu di kampus cukup lama" ucap Salma dengan nada agak kesal.

"ah... ternya sudah jam sepuluh" ucap Gerry dalam hatinya sambil melihat jam yang ada di kamarnya.

"iya maaf aku akan segera datang menemui mu" sahut Gerry.

"Cepat jangan pake lama...!!!!" sahut Salma dengan nada agak tinggi.

"Siap Non Salma" gurau Gerry sambil memutuskan panggilan telpon, Gerry segera bersiap - siap dan langsung berangkat ke kampus untuk menemui Salma, setelah hampir satu jam Gerry pun tiba di gerbang kampus lalu ia berjalan menuju kantin, karena Salma dan Gerry janjian bertemu di kantin kampus.

"udah lama ya nunggunya?" tanya Gerry yang sudah berada semeja dengan Salma.

"kamu kok lama banget datang, aku dah bosan nungguin kamu" ucap Salma yang menggembungkan pipinya dan menunjukan ekspresi kekesalannya.

"iya maaf ya... aku lupa masang alaram" ucap Gerry memberi alasan sambil menunjukan ekspresi wajah menyesal.

"sudahla lebih baik kita langsung ke rumah ku saja" ajak Salma sambil menarik tangan Gerry dan berjalan menuju parkiran mobil.

Salma ke kampus menggunakan mobil sport jenis Maserati Gran Cabrio V8 dengan harga mencapai 4 miliar, dengan ditenagai oleh mesin petrol 4691 CC dengan konfigurasi 8 silinder segaris, 4 Valve, DOHC, dan 6 transmisi otomatis, serta atap yang bisa terbuka otomatis.

"eh kamu ngapain mau duduk di situ" ucap Salma sambil melihat kearah Gerry .

"iya mau masuk lah, masa mau liat-liat aja" sahut Gerry spontan.

"kamu gak ada pikiran ya, masa kamu biarin cewek secantik aku yang nyetir" ucap Salma penuh dengan rasa bangga akan kecantikannya.

"ok lah non Salma... biar aku yang jadi supir nona muda Subroto untuk hari ini" sahut Gerry yang kemudian berpindah ke bangku pengemudi.

"lah ini mana tempat kuncinya" ucap Gerry yang kebingungan mencari-cari lubang stater di bawah stir kemudi.

"ya ampun ini gak pake begituan loh" ucap Salma menjelaskan .

"ni kamu tinggal tekan aja tombol startnya, dan mesin otomatis akan hidup" ucap Salma menjelaskan cara menghidupkan mesin mobilnya.

"sorry.... aku belum pernah bawa mobil sport, jadi maklum aja" sahut Gerry dengan nada bercanda.

"ya sudah ayo jalan...!" ucap Salma, setelah berkendara kurang lebih selama 45 menit akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang besar, luas, serta mewah, itu adalah rumah keluarga Subroto, maklum keluarga Salma salah satu orang kaya yang berada di kota Aurora, penjaga gerbang utama membuka gerbang dan mereka masuk kedalam sampai ke depan rumah, jarak gerbang utama ke pintu utama kurang lebih sekitar 150 meter, beberapa pelayan datang untuk menyambut nona mereka, seorang pria paruh baya segera sigap membukakan pintu mobil yang telah berhenti.

"selamat datang nona"ucap pria paruh baya yang kira-kira berusia 45 tahun sambil membungkukkan badannya, dia adalah Sean kepala pelayan di rumah Salma, Sean telah bekerja melayani keluarga Subroto kurang lebih selama 28 tahun, Salma membalas sambutan kepala pelayan keluarganya dengan memberi sedikit senyuman, Salma dan Gerry kemudian keluar dari mobil dan masuk ke dalam dengan di ikuti beberapa pelayan di belakangnya.

"Gerry kita buat skripsinya di ruang buku atau mau di taman aja?" tanya Salma.

"di taman aja deh, biar suasananya lebih santai" sahut Gerry.

"ok lah, kamu ke taman duluan ya, aku akan menyusul mu setelah ganti pakaian" ucap Salma.

"paman tolong bawa Gerry ke taman dan persiapkan segala kebutuhan yang di perlukannya" perintah Salma kepada Sean.

"baik nona.." sahut Sean yang kemudian mempersilakan Gerry mengikutinya menuju ke Taman, Gerry pun mengikuti Sean yang ada di depannya menuju taman sambil melihat sekitar dan kagum akan kemegahan rumah serta taman yang indah dan udara segar di sekitaran rumah itu.

3.Kabar buruk

Gerry menunggu Salma di taman sambil menikmati pemandangan indah dan udara yang menyejukkan sambil melamun, sampai sampai ia tidak sadar ada seorang pelayan yang sedari tadi telah memanggil manggil Gerry.

"Tuan ini minuman untuk anda" ucap salah seorang pelayan dengan hormat kepada Gerry dan telah menyadarkannya dari lamunannya.

"oh... iya makasih" sahut Gerry yang kaget dan tersadar dari lamunannya, tak lama kemudian Salma datang dengan mengenakan pakaian rumahan dan dua orang pelayan di belakangnya yang membawa beberapa buku di tangan mereka.

"wah wah wah Salma, kamu cantik dan seksi banget dengan pakaian simpel itu" ucap Gerry yang memandangi Salma dengan ke dua bola matanya yang hampir keluar serta nada yang menggoda, Salma mengenakan atasan oversize t-shirt warna hitam dan untuk bawahan mengenakan hot pants super pendek berwarna ungu sehingga membuat bentuk tubuh Salma sangat sexy dan indah di pandang.

"udah... biasa aja, cantik itu udah bawaan dari lahir" sahut Salma yang sangat bangga dengan kecantikan yang di milikinya, kemudian Salma menyuruh kedua pelayannya agar menaruh buku yang di bawa diatas meja, setelah menaruh buku ke dua pelannya kemudian lekas pergi meninggalkan Gerry dan Salma, Gerry dan Salma pun mulai menyusun skripsi untuk Salma, sebab Salma harus menyerahkan skripsinya dua Minggu lagi kepada dosen atau dia tidak akan wisuda pada tahun ini.

"nona makanan sudah di hidangkan diatas meja makan, mau makan sekarang atau nanti?" tanya Sean dengan suara berat khas miliknya, Salma melihat jam tangan miliknya yang sudah menunjukkan pukul 12:45 pm.

"Udah kita makan dulu" kata Salma yang mengajak Gerry untuk makan siang.

"ok lah" ucap Gerry yang memang perutnya sudah kelaparan sejak tadi, mereka pun berjalan ke arah meja makan, terlihat meja makan yang panjang yang diatasnya sudah tertata banyak makanan mewah dan rasanya tidak usah di ragukan lagi pasti nikmat luar biasa, ada wagyu steak, kentang goreng,

caprese tomat, pasta, dan untuk minumannya adalah rose wine, Gerry yang melihat menu makan siang yang ada tidak merasa heran dan kagum, sebab dia sudah setiap hari melihat menu makanan orang kaya, karena dia bekerja di restoran mewah di kota itu, jadi untuk makanan mewah hal biasa untuknya, setelah selesai makan Gerry dan Salma pun kembali ke Taman untuk bersantai sehabis makan.

"Sal... kamu anak satu-satunya ya?" tanya Gerry memecah keheningan sehabis makan.

"Tidak, aku memiliki seorang kakak laki-laki, tapi dia kuliah di luar negeri"sahut Salma yang menjelaskan kepada Gerry, setelah 15 menit bercerita Gerry dan Salma melanjutkan untuk membuat skripsinya, sangking sibuk dan fokus mengerjakan skripsi tak terasa hari sudah mulai sore.

"ah.... tak terasa sudah mau gelap ya !!" ucap Gerry yang sudah mulai merasa Jenuh dan lelah karena sepanjang hari menyusun skripsi.

"iya, ya sudah kita akhiri untuk hari ini ya, aku sudah lelah" ucap Salma yang memang sudah merasa bosan juga menyusun skripsi nya, lalu ponsel Gerry pun berdering dan dia melihat yang menghubungi nya adalah Simon, lalu dia mengangkat panggilan masuk ke ponsel miliknya.

"ada apa bro" ucap Gerry sambil memegang ponsel miliknya dan menempelkan ke telinganya.

"kamu masih di rumah Salma ya....?" tanya Simon yang memang sudah mengetahuinya dengan nada sedih .

"iya memang ada apa?" tanya Gerry dengan penasaran, sebab tak biasanya sahabatnya itu bertanya dengan nada seperti itu kepada Gerry.

"hm... itu... anu...." ucap Simon yang bingung cara untuk menyampaikan sesuatu .

"ada apa kok kamu seperti bingung begitu sih..!!!" sahut Gerry yang penuh dengan rasa penasaran .

"Gimana cara bilangnya ya" ucap Simon dalam hatinya.

"hm begini Ger... ayah mu, ayah mu" ucap Simon yang tidak tega memberi tahukan kabar buruk kepada sahabatnya itu.

"ayah ku kenapa...?" tanya Gerry dengan nada tinggi karena merasa khawatir dengan ayahnya.

"ayah mu Kecelakaan !!" ucap Simon yang memberitahukan kepada Gerry dengan nada kasihan dan sedih, karena ayah dari sahabat baiknya mengalami kecelakaan.

"Apa...!!!!!" teriak Gerry yang terkejut mendengar kabar dari Simon bahwa ayahnya mengalami kecelakaan.

"lalu bagaimana keadaannya, apa ayah ku baik-baik saja, di rumah sakit mana ayah ku dirawat?" tanya Gerry yang masih belum percaya bahwa ayah nya mengalami kecelakaan dengan nada yang sedih dan perasaan khawatir.

"ayah mu ada di rumah sakit Harapan" ucap Simon dan memberikan alamat rumah sakit ke pada Gerry.

"ya sudah kamu tunggu di situ, aku akan segera ke sana" sahut Gerry dengan perasaan cemasnya sambil mengakhiri sambungan telepon.

"ayah kamu kenapa....?" tanya Salma yang berada di samping Gerry dengan penasaran.

"ayah ku mengalami kecelakaan" ucap Gerry dengan perasaan sedih .

"kamu yang sabar ya" ucap Salma yang mencoba menghibur dan menenangkan Gerry agar tidak panik.

"Salma tolong antar aku ke rumah sakit Harapan sekarang ya" pinta Gery kepada Salma.

"baik lah, kita jalan sekarang "ucap Salma dan menyuruh pelayan untuk membereskan buku buku serta berkas berkas yang ada di atas meja, Salma dan Gerry pun bergegas jalan menuju Garasi untuk mengambil mobil dan pergi menuju Rumah sakit, diperjalanan menuju rumah sakit mereka melewati beberapa kali lampu merah .

"ah... lama amat sih ini lampu merahnya" teriak Gerry dengan kesal, sebab Gerry sudah tidak sabar ingin mengetahui ke adaan dan kondisi ayahnya saat ini.

"yang sabar Ger..." ucap Salma yang mencoba untuk menenangkan Gerry dan memegang bahunya, akhirnya lampu merah telah berubah menjadi hijau dan Gerry langsung menancap gas agar segera sampai di rumah sakit, tak lama mereka pun sampai kerumah sakit harapan dan Gerry langsung turun dari mobil.

"Sal kamu yang parkirin ya ..!!!" teriak Gerry yang langsung pergi berlari meninggalkan Salma menuju meja resepsionis dengan buru buru.

"sus.. ruangan pak Bharat korban kecelakaan di mana..?" tanya Gerry yang menyebut nama ayahnya dan menanyakan ruangan ayahnya kepada suster yang bertugas dengan buru-buru.

"pak Bharat sedang berada di ruang UGD" jawab suster sambil menunjukan arah ruang UGD, Gerry segera berlari menuju ke ruang UGD yang berada tak jauh dari meja resepsionis, dan melihat Simon yang berada di depan ruang UGD menunggu dokter keluar.

"Mon bagaimana keadaan ayah ku?" tanya Gerry kepada sahabatnya dengan perasaan khawatir.

"Belum tau Ger... masih di tangani sama dokter, kita tunggu dokter keluar dulu" jawab Simon sambil memegang bahu Gerry dan menenangkannya agar bersabar untuk menunggu dokter keluar dari ruang UGD.

"baik lah" ucap Gerry dengan pasrah dan menunggu .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!