Jimmy seorang anak berusia18 tahun, lahir dari keluarga miskin dalam keterbatasan ekonomi. Tinggal di pinggiran kota Jakarta bersama kedua orang tua disebuah rumah kontrakan kecil.
Hidup keluarganya dapat di katakan sederhana. Ayah jimmy bekerja sebagai buruh bangunan, sedangkan ibu nya hanya tukang cuci pakaian di rumah pemilik kontrakan.
Sejak kecil Jimmy di ajarkan untuk tidak mengeluh tentang keadaan, bersyukur atas apa yang dia peroleh dan untuk hidup mandiri.
Memiliki orang tua yang senantiasa memberikan nasehat, membuat nya selalu bersyukur.
Jimmy anak yang pintar dan cerdas, hal ini ia buktikan selama 3 tahun berturut-turut menjadi juara kelas dan mandapatkan Nilai tertinggi pada saat kelulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP).
Saat ini Jimmy siswa kelas 3 di SMA Elit Internasional Jakarta
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
3 tahun yang lalu, di pagi senin yang cerah.
" Jimmy ! ibu dan ayah pergi dulu, kamu jaga rumah, jangan kemana-mana".
" Ya ! bu". jawab jimmy melanjutkan sarapan pagi didapur.
Hari ini ibu dan ayah pergi untuk melakukan pendaftaran ulang di SMA Elit Jakarta, Jimmy mendapatkan beasiswa murid berprestasi dari rekomendasi sekolah.
Menghabiskan sarapan pagi, Jimmy membereskan meja makan, mencuci piring bekas sarapannya dan meletakan di rak piring.
" Akhirnya selesai semua, lebih baik aku nonton TV". tersenyum Jimmy melihat hasil kerjanya.
diruang tamu terdapat tv berukuran 14 inci, Jimmy melihat tayangan pagi kegemarannya .
La la la ye ye ye la la ye ye...
Ini adalah acara musik pagi yang selalu dia tonton selama liburan sekolah.
Dari dalam rumah Jimmy mendengar suara gemuruh di luar, langit pagi hari cerah terlihat gelap mendung disertai angin.
"Seperti nya akan turun hujan, apa ibu menjemur pakaian?". Jimmy ke berjalan ke halaman belakang.
mengangkat pakaian yang di jemur ibu nya, membawa masuk kedalam rumah.
Hujan turun dengan deras disertai kilat yang menyambar dilangit gelap. Melihat kondisi seperti itu, Jimmy mengkhawatirkan orang tuanya.
...****************...
Dalam perjalanan menuju sekolah SMA ELit Jakarta . Ayah dan ibu pergi dengan mengendarai sepeda motor.
"Ayah! berhenti sebentar ke toko itu". ibu meminta ayah dengan suara lembut untuk menghentikan laju sepeda motor.
" Nanti ya, Habis pulang dari sekolah".Balas ayah.
Ayah tahu niat ibu pasti ingin membelikan pakaian sekolah buat Jimmy.Tetapi jarak sekolah sudah dekat, sehingga ayah memutuskan untuk pergi melakukan pendaftaran ulang terlebih dahulu.
Sesampainya ke SMA Elit Jakarta, ayah dan ibu berjalan ke kantor bagian kesiswaan untuk menyerahkan formulir pendaftaran.
"Maaf Bapak! ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang staf pegawai sekolah.
" Begini, kami kemari ingin menyerahkan formulir pendaftaran ulang penerima beasiswa murid berprestasi". Jawab ayah dengan penuh semangat.
Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendaftar, setelah melakukan pendaftaran ulang ayah dan ibu bergerak untuk pergi.
" Ayah !" panggil ibu
" kenapa bu"
" Kalau jimmy melihat sekolah ini pasti senang, sekolahnya bagus kan".
" Iya!
Ayah dan ibu meninggalkan sekolah, pergi ke toko pakaian yang di lihat ibu untuk membelikan jimmy seragam sekolah, sepatu dan peralatan sekolah lainnya.
Gelegar terdengar suara gemuruh, langit yang tadi cerah berlahan menjadi gelap disertai angin.Hujan tiba-tiba turun dengan deras.
...****************...
Dirumahnya jimmy semakin cemas menunggu kepulangan kedua orang tuanya. Hujan telah berhenti 2 jam yang lalu, tetapi ayah dan ibu nya belum juga pulang kerumah.
Jimmy terus menantikan kepulangan orang tuanya, perasaannya tidak menentu Cemas, Takut, Sedih, gelisah, khawatir semua dia rasakan saat ini.
Melihat jam di dinding sudah pukul 8 malam.
"Tok.... tok.... tok.... tok".
Terdengar suara ketukan pintu dari luar rumah.
Jimmy berlari kedepan untuk membukakan pintu, terlihat dua orang petugas keamanan publik datang kerumahnya.
" Selamat malam! benar ini rumah kediaman bapak Arman dan ibu Sonia". salah seorang petugas itu bertanya kepada Jimmy.
" Iya pak ! saya putra nya, kalau boleh saya tahu ada apa ?" tanya Jimmy kepetugas itu.
Petugas keamanan publik menjelaskan bahwa pada pukul 2 siang, ayah dan ibunya mengalami kecelakaan dan saat ini berada dirumah sakit.
Jimmy diminta untuk ikut dengan mereka kerumah sakit untuk informasi lebih lanjut. Ia hanya bisa menangis dan menangis.
sampai dirumah sakit dalam kamar instalasi gawat darurat Jimmy melihat kedua orang tuanya terbaring disana tertutup kain berwarnah putih dan akan di pindahkan ke ruangan yang jimmy sendiri tidak tahu dimana.
Jimmy mengikuti petugas keamanan publik masuk keruangan dokter untuk mendengarkan penjelasan dari dokter yang menangani orang tua nya.
Dokter menjelaskan kepada petugas keamanan publik dan jimmy, bahwa orang tuanya telah meninggal karena luka yang cukup parah dan kehabisan banyak darah.
Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan, masalahnya kepada siapa harus mengadukan semua. jimmy hanya bisa menangis sejadi-jadinya, sambil memeluk ayah dan ibunya.
Ayah Jimmy adalah perantau dari pulau sumatera, saat kecil Jimmy pernah ikut kedua orang tuanya pergi kerumah kakek dan neneknya di Sumatera itu sudah beberapa tahun yang lalu.
Sedangkan Ibunya, Jimmy hanya tahu kalau ibunya lahir di Jogjakarta. Namun ibunya tidak pernah menceritakan kepada Jimmy tentang kakek dan neneknya disana.
Mengingat semuanya pesan orang tuanya, Jimmy semakin menangis
Ayah...
hiks..hiks...hiks..
ibu...
Hanya suara tangisan Jimmy yang terdengar di dalam ruangan itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
1 minggu setelah kematian kedua orang tuanya, Jimmy masih terlihat murung dan sedih. Sambil memeluk foto kedua orang tuanya.
"Bagaimana aku harus menjalani hari tanpa kalian berdua?".
Hiks....hiks...hiks..
Jimmy mengutuk orang yang telah menyebabkan orang tuanya meninggal, seorang sopir truk yang menabrak telah diamankan petugas keamanan.
Disisi lain Jimmy juga merasa prihatin melihat istri supir truk yang sedang hamil dan anaknya yang masih kecil berumur 5 tahun.
Tapi Jimmy tetap melanjutkan meminta pihak petugas keamanan tetap melanjutkan proses hukum.
Jimmy mengingat kembali pesan Ayahnya untuk tidak pernah mengeluh terhadap keadaan, tetapi ia tidak bisa.
Dia seorang anak yang masih berusia 15 tahun, kehilangan orang tuanya dan tidak tau dimana keluarga sanak familynya.
Sambil memeluk foto kedua orang tuanya, Jimmy pun tertidur di dalam kamarnya.
Pada keesokan pagi, Jimmy kedatangan tamu dari sebuah perusahaan. Memberikan uang santunan Rp.30.000.000 kepadanya, mengucapkan turut berduka.
Mereka meminta maaf atas kelalaian yang terjadi akibat salah satu pegawai nya. Tanpa sadar air mata jatuh membasahi pipinya.
"Aku sudah memaafkan nya, sejak melihat istri dan anaknya. Tetapi proses hukum tetap berjalan, karena aku tidak ingin melihat wajah pelaku". ungkap Jimmy kepada tamunya itu.
"Dengan kamu memaafkannya saja, kami sudah sedikit merasa lega. Kami tahu proses hukum tetap berjalan dan membiarkan pihak keamanan menanganinya".
" Saya mohon undur diri ,sekali lagi terima kasih.
Setelah 1 bulan kepergian orang tuanya.
Jimmy jauh lebih baik dari waktu ke waktu, dia telah merelakan semua yang terjadi. Tidak ingin terlalu lama larut dalam kesedihan.
Hampir setiap hari Baron, sahabatnya datang kerumah menghiburnya. Baron adalah anak ibu Lia dan pak Bambang pemilik kontrakan rumah yang Jimmy tempati.
Hari ini Jimmy akan kerumah bu Lia untuk memperpanjang masa sewa kontrakan yang habis dua bulan lagi.
Rumah kediaman bu Lia tidak jauh dari kontrakan Jimmy, hanya 10 menit berjalan kaki.
dalam benaknya Jimmy berkata " ayah, ibu ! lihat saya dari sana, saya akan membuat kalian bangga".
Bu Lia orangnya sangat baik, dia sering mengantarkan makanan untuk Jimmy. setelah 10 berjalan, Jimmy sampai dirumah bu Lia.
" Selamat sore, bu! "
" Eh Jimmy! ada apa ya datang kerumah".
"Begini bu, kontakan rumah kan dua bulan lagi sewanya habis. Kebetulan Jimmy ada uang, jadi mau di perpanjang".
Jimmy menceritakan dari mana dia mendapatkan uang untuk membayar kontrakan kepada bu Lia.
Sewa kontarakan rumah setahun Rp. 3.000.000. Jimmy bermaksud untuk membayar untuk 2 tahun kedepan.
Dia menyerahkan uang sebesar Rp. 6.000.000 kepada Bu Lia, dan menerima bukti pembayaran sewa.
Jimmy menanyakan keberadaan Baron " bu Lia ! Baron ada dirumah?".
"Baron pergi ke Bandung ikut ayahnya, untuk melihat sekolahnya di sana".
" Jadi Baron nanti sekolah di kota B, ya bu!".
Setelah melakukan percakapan dengan bu Lia, Jimmy tau bahwa Baron sekolah di Bandung. Supaya dia bisa mengurus rumah kontrakan yang ada disana.
Jimmy meminta bu Lia agar memberi tahu Baron, dia minta tolong di antarkan ke untuk melihat-lihat sekolah.
"Jimmy permisi pulang dulu, bu ! , Nanti Kalau Baron sudah pulang, kasih tau ke Baron".
sebenarnya aku ingin mencari sekolah yang lebih dekat dengan rumah, tetapi ayah dan ibu pasti sangat kecewa. Aku tidak akan mengecewakan mereka.
Aku tidak ingin melihat mereka kecewa atas keputusan yang ku pilih, itulah kenapa aku meminta Baron untuk melihat-lihat sekolah.
Sebelum kembali kerumahnya, Jimmy menyempatkan diri pergi ke minimarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
...****************...
Terdengar suara ketukan pintu.
Tok tok tok tok
"Woi bangun ! cepat buka pintunya" teriak Baron.
Jimmy bangun dari tempat tidurnya, berjalan keluar kamar dan membukakan pintu untuk Baron.
Baron dengan wajah kesal, marah kepada Jimmy " Ah kamu ya ! kemarin datang kerumah, bilang ke ibu untuk mengantarkan kamu melihat sekolah" ternyata Jimmy baru bangun tidur.
"Santai saja Baron! yang sabar, jangan marah-marah nanti cepat tua".
"Aku mandi sebentar, tunggu disini dulu jangan kemana-mana?. Dimeja ada makanan silahkan di makan.
Baron hanya bercanda memarahi Jimmy, tidak mungkin dia bisa marah kepada sahabatnya itu " aku akan tunggu kamu disini, sudah sana pergi mandi dan bersiap".
Meninggalkan Baron di ruang tamu sambil melihat TV, Jimmy ke kamar mandi untuk segera mandi dan bersiap memakai pakaiannya.
Setelah bersiap " Baron, kamu sudah sarapan pagi? aku sarapan pagi dulu sebelum kita berangkat" kata Jimmy sambil memakan roti untuk sarapannya.
"aku sudah sarapan tadi dirumah, kalau belum makan bisa-bisa tanduk dikepala ibuku muncul".
Jimmy pun tertawa mendengar kata-kata dari Baron " hahahahahaha , ada-ada saja kamu Baron, kamu pikir ibu mu itu siapa?". ujar jimmy kepada nya.
" Ibu saya kalau sudah marah seperti mak lampir, serem " menceritakan kepada Jimmy dengan ekspresi ketakutan.
Menghabiskan sarapan pagi Jimmy dan Baron pergi kesekola dengan mengendarai sepeda motor milik ayah Baron.
Baron membonceng Jimmy meyusuri jalan kota, mereka melihat-lihat keindahan kota yang penuh dengan gedung-gedung bertingkat dengan segala aktivitasnya.
Melewati lokasi kecelakaan orang tuanya mata Jimmy terpejam. Dia tidak berani melihat, takut mengingat kembali peristiwa yang dia rasakan.
Baron yang menyadari hal itu, hanya mendiamkan saja Ia tidak ingin bertanya kepada sahabatnya. Baron tahu bahwa Jimmy masih mengingat peristiwa tentang kepergian orang tuanya.
sesampainya di lokasi sekolahnya, Jimmy terkejut melihat betapa bagus sekolah itu, dengan berbagai macam kelengkapan fasilitas sekolah.
Tidak perlu diragukan lagi bahwa sekolah SMA Elit ini salah satu sekolah terbaik di kota ini.
"Jim, kamu yakin akan sekolah disini?"
" Aku masih tidak yakin, tapi mau bagaimana lagi ini. Orang tua ku pasti menginginkan,aku untuk sekolah disini".
Baron mengatakan " Aku ini sahabat mu! apa pun keputusan yang kamu ambil pasti akan aku dukung" tegasnya kembali.
Tapi dia mengingatkan SMA Elit adalah sekolah khusus anak-anak pengusaha kaya dan para pejabat pemerintahan.
sudah pasti mereka akan sangat menyombongkan kekayaan mereka. "Aku tidak mau terjadi apa-apa ke kamu" lebih baik pikir-pikir lagi lah.
Pada dasarnya sifat manusia itu sama mau dia kaya atau miskin pasti ada yang baik dan ada yang buruk. Tidak semua orang yang kaya itu sombong pasti ada salah satu dari mereka yang ramah.
Jimmy mengingat kata-kata Baron tersebut tapi dengan melihat sikap ayah dan ibunya yang antusias dengan mendaftar ulang pasti mereka ingin aku sekolah disini.
dirasa cukup puas melihat keliling sekolah, Jimmy mengajak Baron ke toko pakaian. Ia ingin membeli seragam sekolah, dan perlengkapan sekolah dan membayar sebanyak Rp.1.700.000
Baron bertanya kepada Jimmy " setelah ini kita kemana lagi ?"hari ini kemanapun akan ku antar.
sepertinya kita ke bank terlebih dahulu, aku ingin membuka buku tabungan.Jimmy takut kalau uang ini dia pegang dan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.
sampai di bank, Jimmy membuka buku rekening dan menabungkan uangnya Rp. 20.000.000.
Uang itu akan dia pakai untuk biaya ke butuhan sekolah dan sehari-hari selama 3 tahun kedepan.Apakah uang itu cukup atau tidak, Jimmy sendiri tidak mengetahuinya.
"Baron ! apa kamu tidak lapar, sekarang sudah jam 2 siang".
Baron hanya tertawa.
Mereka berdua mencari rumah makan di pinggir jalan untuk makan siang dan beristirahat.
melihat wajah baron yang sepertinya sedikit cemas, Jimmy menanyainya " kamu kenapa ?, apa ada yang ingin kamu sampaikan".
" kamu mungkin sudah mendengarnya dari ibu ku, bahwa aku akan melanjutkan sekolah di kota B. Sambil mengurus kontrakan disana".
" aku sudah mendengarnya, lalu kenapa kau masih seperti orang yang bingung".
" tidak Jimmy, aku hanya tidak ingin pergi ke kota B. setidaknya sampai kau baik-baik saja".
Jimmy mengerti apa yang Baron katakan, hampir 1 bulan ini dia tidur dirumah Jimmy untuk menemaninya.
" kau tau kan aku sudah baik-baik saja, jadi kau tenang saja" kata Jimmy untuk menghilangkan kekhawatiran Baron.
Baron sepertinya mendengarkan kata-kata Jimmy, dia lebih bisa paham bahwa sahabat sudah dalam keadaan baik.
Jimmy dan Baron pergi ketoko sepeda yang tidak jauh dari rumah untuk membeli sepeda yang tidak terlalu murah dan tidak terlalu mahal sekitar Rp.2.000.000. Dengan naik sepeda setidaknya dia bisa menghemat pengeluaran dari pada harus menaiki angkutan umum.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah, Baron juga telah berangkat ke kota Bandung beberapa hari yang lalu, untuk melanjutkan sekolahnya.
Jimmy telah belajar untuk hidup mandiri, hari ini dia bangun jam 5 pagi. Mempersiapkan segala yang dia butuhkan baik perlengkapan sekolah, menyiapkan sarapan pagi, membuat bekal makan siang dan beres-beres rumah.
Dia telah sedikit tumbuh menjadi pribadi yang mandiri berkat didikan orang tuanya sedari kecil.
Menyelasaikan sarapannya, dia bersiap berangkat kesekolah.
"Sudah jam 6 pagi, sebaiknya aku harus cepat-cepat pergi. tidak lucu dihari pertama sekolah terlambat".
Sebelum berangkat kesekolah, Jimmy memandang foto ke dua orang tuanya.
"Ayah, Ibu! Jimmy berangkat sekolah dulu" ucap jimmy.
Kemudian dia pun berangkat kesekolah.
Jarak sekolah dari rumahnya memakan waktu 1 jama perjalanan dengan menggunakan sepeda.
Mengendarai sepedanya, Jimmy berangkat ke sekolah. Sambil menikmati udara pagi yang sejuk, ia bersenandung menyanyikan lagu band favoritnya.
Tidak hanya Jimmy, di hari pertama sekolah yang berangkat lebih awal. Tapi banyak juga siswa lain yang pergi kesekolah berangkat pagi-pagi.
"Sepertinya bukan cuma aku yang semangat hari ini, tapi mereka juga sepertinya sama"
Jimmy tidak melewati jalan raya biasa yang selalu di lewati orang-orang. Dia melalui jalan-jalan memotong untuk mempersingkat waktu.
Dia takut melewati jalan utama itu akan membutnya melihat lokasi kecelakaan kedua orang tuanya. Mungkin ini bentuk trauma yang sering di katakan orang-orang.
Jimmy lebih memilih melewati taman alun-alun kota. walau pun jaraknya jauh karena harus memutar, paling tidak dia bisa menghindari tempat itu.
Hampir 1 jam mengayuh sepedan dengan kecepatan normal pada umumnya, akhirnya dia tiba di depan gerbang masuk sekolah. Ada banyak siswa-siswi yang diantar orang tua pada hari pertama masuk sekolah.
Tanpa dia sadari, melihat hal seperti itu air matanya menetes jatuh. Jimmy menghentikan laju sepeda, berhenti untuk menyeka air mata dengan tangannya.
Jimmy menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskan keluar.
"Ayo ! Jimmy kamu pasti kuat " ucap nya menyemangati diri sendiri.
Masuk kedalam area sekolah, ada banyak sekali siswa -siswa yang telah datang. Jimmy berjalan ke parkiran sekolah untuk meletakan sepedanya disana.
Kemana aku harus pergi, aku tidak tau dimana kelasku, sebaiknya aku bertanya ke kantor administrasi bidang kesiswaan untuk menanyakan kelasku.
Tepat seperti dugaan Jimmy, sebelum masuk kedalam siswa terlebih dahulu melaporkan diri ke kantor administrasi sekolah bidang kesiswaan untuk mendapatkan almamater sekolah dan kartu pengenal diri atau sering di sebut kartu pelajar.
Di depan kantor administrasi sekolah bidang kesiswaan ada 4 counter pelayanan yang membagikan dan memberikan almamater sekolahndan kertu pelajar.
"Permisi pak ! saya Jimmy siswa baru " ungkapnya ke staf kantor
Jimmy memberitahukan identitas dirinya ke staf, seperti pertanyaan staf itu kepada Jimmy.
Jimmy di berikan almamater sekolah dan kartu pelajar oleh staf sesuai informasi yang ia berikan. Melihat kertu pelajarnya ia terdaftar sebagai siswa kelas 1 A.
Ruangan kelas nya berada di lantai 2, dilantai 2 total ada 10 ruangan. Dimana setiap ruangan hanya menampung 20 orang siswa, jadi dapat disimpulkan bahwa setiap tahunnya SMA Elit menerima 200 orang siswa.
"Sudah masih ada lagi yang ingin kamu tanyakan, Jimmy!" kata staf kantor kepada Jimmy, untuk memberikan kepada yang lain.
Jimmy menggelengkan kepalanya dan berkata " tidak pak, terima kasih!".
Berjalan menaiki tangga menuju ke kelas, Jimmy memasangkan jaket almamater sekolah dan masuk ke ruang kelasn 1 A.
Masuk kedalam ruang kelas, Jimmy terkejut melihat apa yang ada di ruangan itu. Selain di meja guru yang ada komputer, di setiap meja siswa juga memiliki komputer pribadi sendiri yang dipakai untuk belajar.
Didepan kelas dekat dengan meja guru ada printer yang sudah terkoneksi dengan semua komputer siswa,.
Tidak hanya komputer dan printer, di depan juga ada layar besar, Jimmy sendiri tidak tau untuk apa itu di gunakan.
Masuk kesalam kelas, Jimmy mencari meja yang akan dia tempati. Menggunakan ID yang ada di kartu pelajarnya Jimmy mencari nomor yang sesuai dengan ID nya.
Mejanya berada di pojok kanan baris ke 3 berdekatan dengan jendela kaca, tiap meja siswa di beri jarak 1 meter. Jimmy duduk dikursinya sambil melihat ke arah luar kelas melalui jendelanya.
sungguh luar biasa, apa yang dia lihat semakin membuatnya mengagumi sekolah barunya ini.
Berbagai fasilitas olah raga baik indoor maupun outdoor memenuhi halaman sekolah, perpustakaa, lab IPA, ruang kesenian, ruang komputer berbasis internet, kantin , aula, pusat Bahasa, bahkan taman sekolah juga tidak kalah dengan taman kota J.
Alumni sekolah SMA Elit kota J biasa nya mudah untuk mendapatkan kerja di perusahaan-perusahaan dan masuk ke universitas negeri di seluruh kota-kota besar.
Ini adalah peluang bagus untuk ku, jika ingin cepat mendapatkan pekerjaan setelah lulus sekolah nanti.
Ketika sedang memikirkan masa depannya jimmy dikagetkan dengan siara yang menyapa dirinya " hei, selamat pagi!" sambil menoleh Jimmy melihat orang yang menyapanya.
"selamat pagi kembali"
Dia mengenalkan dirinya " perkenalkan aku Heru, meja ku tepat berada di depan mu. Aku sudah disini sejak tadi dan memperhatikan mu, melihat apa yang kau lakukan" sambung Heru kembal.
Dengan ekspresi bingung " Maaf aku tidak menyadari kehadiranmu, mungkin terlalu banyak hal yang aku pikirkan" sambil memikirkan kapan Heru datang.
"Kalau yang duduk di kursi belakang mu, dia Natto. Kami berdua saudara sepupu"
Jimmy melihat ke arah meja dibelakang nya, benar saja sudah ada yang duduk di sana. sepertinya akan menjadi masalah kalau aku sering tidak fokus.
"Salam kenal aku Natto!" dengan senang dia memperkenaikan dirinya, sambil menjabat tangan mereka bergantian " Aku Jimmy, salam kenal untuk kalian berdua!" ucap jimmy dengan tersenyum.
Bel masuk kelas berbunyi terdengar suara operator sekolah " bel masuk sekolah telah berbunyi diharapkan seluruh siswa masuk kedalam kelasnya masing-masing" suara operator terdengar keseluruh area sekolah.
Ruang kelas yang tadi hanya ada beberapa orang siswa didalam, kini seluruh siswa berjumlah 20 orang telah hadir didalam kelas dan menempati tempat mereka.
Jimmy melihat sekeliling memperhatikan satu persatu teman sekelasnya. Pandangan nya melihat ke arah lima orang siswi yang saling berbicara seakan memperkenalkan diri mereka.
Apa mereka juga teman satu kelasku, sepertinya ini tidak akan membosan kan dengan kehadiran mereka di dalam kelas setiap hari.
"Jimmy, siapa yang kau perhatikan di antara mereka berlima " tanya Heru sambil tertawa
" Ah! itu, tidak ada " kata Jimmy terbata-bata karena di kejutkan
"Kamu lebih baik mengaku saja, aku juga memperhatikan mereka" sambung Natto dengan Bangga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!