Hallo semua! Jangan lupa like dan tinggalkan jejak kalian berupa komen dilapak aku ya. Aku mohon dukungan dari kalian, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca karya yang masih jauh dari kata sempurna ini.
Happy reading! ^^
_____________________________________
Di sebuah rumah yang kosong lama, terlihat baru diisi dengan satu keluarga ceria dan juga harmonis. Terletak dikawasan strategis Jakarta, sebuah komplek perumahan elite ini memiliki rumah rumah mewah dan dihuni oleh orang orang yang berdokat. Rata rata dari mereka adalah pebisnis, pengusaha, pekerja negara, ataupun juga seorang pegawai perusahaan ternama dengan jabatan yang tentunya tinggi.
Keluarga harmonis tersebut memiliki seorang anak tunggal perempuan yang cantik dengan bola mata yang berwarna cokelat terang serta rambut yang berwarna cokelat alami. Gadis kecil tersebut bernama Ivanna Arabelle. Ia memiliki ayah yang berasal dari Nevada dan ibunya yang berasal dari Indonesia, membuat Ivanna memiliki wajah seperti orang bule yang kental.
Mereka baru pindah ke Indonesia karna bisnis mereka yang berada di Indonesia terbilang sangat maju hingga membuat keluarga Howard memilih untuk lebih memilih tinggal di Indonesia walaupun mereka tau kendala pertama mereka saat tinggal di negara yang awalnya terasa asing oleh mereka adalah bahasa. Terutama untuk Ivanna yang sedari lahir tidak mengerti bahasa Indonesia. Hanya Ellen ibunya saja yang dapat berinteraksi dengan orang lokal.
Howard sudah meminta asistennya yang berada di Indonesia yaitu David untuk mengurus berkas dan juga keperluan sekolah Ivanna di Indonesia. Howard mendaftarkannya ke sebuah sekolah internasional karna ia tau betul bahwa putri tunggalnya itu belum terbiasa dengan bahasa Indonesia. Bahasa Inggris adalah bahasa ibu bagi Ivanna.
Howard dan yang lainnya sangat disibukkan dengan pindahan. Ivanna yang kelelahan selama berada di pesawat yang terbang begitu lama, ingin segera cepat cepat untuk beristirahat.
"Mommy, where is my room?" tanya Vale.
(mommy, dimana kamarku?)
"Follow me. I will show you."
(ikut aku, akan aku tunjukkan)
Ellen menunjukkan sebuah kamar yang besar bagi Ivanna di lantai dua.
"This is your room, baby. Uncle David deserve this all for you." ucap Ellen.
(ini ruanganmu, nak. Paman David sudah menyiapkan semua ini untukmu)
Ya dikamar tersebut sudah ada kasur dan berbagai perlengkapan rumah yang tentu saja masih baru.
"It's like my dream!" ungkap Ivanna.
(Ini seperti mimpiku)
Ivanna selalu membayangkan bahwa ia memiliki kamar di lantai dua dan dikamarnya tersebut seperti sebuah rumah baginya. Ia juga sangat menyukai balkon rumahnya karna ia bisa melihat pemandangan luar rumah yang amat disukainya.
"Baby! Your box is here. Put the box into your room!" teriak Howard.
(Sayang! Box milikmu ada disini. Letakkan box itu dikamarmu.)
"Yes daddy! I'm coming." jawab Ivanna.
Tiba tiba, mereka kedatangan sebuah keluarga yang hendak menyapa Howard dan Ellen.
"Halo! Kami tinggal didepan rumah kalian. Akhirnya ya rumah ini ditempati." sapa seorang wanita paruh baya.
"Halo! Ya akhirnya rumah ini kami tempati setelah sekian lama. Perkenalkan saya Ellen, ini suami saya Howard."
"Ah, nama saya Vanessa, ini suami saya Frans, dan ini putra kami, Max. Boy, sapa om dan tante."
August De Frans atau William, adalah seorang pengusaha terkenal di Asia-Eropa. Ia memiliki perusahaan dibidang perkebunan yang sangat pesat di Thailand. Ketika ingin memperluas jaringan bisnisnya ke Indonesia, Frans bertemu dengan Vanessa yang sedang menyelesaikan tugas akhir kuliahnya di perkebunan miliknya.
Sedangkan Frans disebut warga atau penduduk Kanada juga karena ibunya berasal dari sana.
"Halo om, tante, namaku Max." sapa Max
"Hi boy! Don't call me om or other. Call me daddy, boy! Cause I had a beautiful girl. I think she ages same likes u." ucap Howard.
(Boy! Jangan panggil aku om atau sejenisnya. Panggil aku daddy! Karna aku memiliki seorang anak perempuan yang cantik. Ku pikir, usia kalian sebaya.)
"Dad, where is my box?" tanya Ivanna yang sedang berjalan menuju lantai bawah pada Howard.
(Dad, dimana boxku?)
TO BE CONTINUE
Gimana ceritanya sejauh ini?
Author mohon jangan pelit like yach. Hope you guys like this. Thank you for reading
See you at the next chapter. 🥰
Hallo semua! Jangan lupa like dan tinggalkan jejak kalian berupa komen dilapak aku ya. Aku mohon dukungan dari kalian, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca karya yang masih jauh dari kata sempurna ini.
Happy reading! ^^
_____________________________________
"She is my daughter. Baby, we have a guest!"
(Dia adalah anak perempuan saya. Sayang, kita memiliki tamu.)
"Who?"
(Siapa [mereka]?)
"Saya tetangga seberang rumahmu. Nama mami Vanessa. Siapa namamu anak manis?" tanya Vanessa pada Ivanna.
"What do you say? I don't understand about your word."
(apa yang anda katakan? Saya tidak mengerti tentang perkataanmu.) Ivanna berkata dengan judes kepada Vanessa.
"Baby, your manners!"
Howard mengingatkan Ivanna bahwa di Indonesia tata krama itu sangat dibutuhkan.
"Sorry." ucap Ivanna.
"It's okay girl!"
Vanessa mengetahui bahwa Ivanna belum terbiasa dengan tempat barunya.
(FYI guys, di Eropa banyak pemuda pemudi yang memanggil nama orang yang umurnya jauh lebih tua (kenal) dengan namanya saja. Tapi tak semua orang Eropa seperti itu ya guys. Setahu aku, negara negara yang memperhatikan kesopanan itu lebih banyak di Asia sih. Contohnya aja Thailand, India, Malaysia, China, Korea Selatan, dll.)
Keluarga Frans mengajak tetangga barunya itu untuk makan malam bersama dirumah mereka. Untuk masa pengenalan dan menjalin persaudaraan sesama tetangga komplek.Di tengah perbincangan makan malam tersebut, Howard dan Ellen baru mengetahui bahwa ternyata, usia Max lebih tua 4 tahun dibandingkan Ivanna.
Ivanna belajar disekolah yang sama dengan Max. Seringkali mereka berangkat sekolah bersama, entah itu diantar oleh ayah mereka ataupun supir yang memang dikhususkan untuk antar jemput anak anak mereka.
Ivanna mulai dikelas 3 SD ketika Max sudah berada di SMP.
Terkadang, Max juga mengajarkan Ivanna pelajaran yang kurang ia mengerti selama waktu KBM di sekolah. Karena sang guru mengajarkan pelajaran menggunakan bahasa Indonesia yang kurang Ivanna pahami. Di sisi lain pula, Max menjadi pandai berbahasa Inggris berkat bantuan Ivanna. Mereka menjadi simbiosis mutualisme. Sama sama saling membutuhkan.
Setahun kemudian, karena setiap hari bertemu, dan bermain bersama Max, membuat Ivanna semakin lancar berbahasa Indonesia karna sudah terbiasa dan ia sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan barunya. Kini, Ivanna menjadi murid yang teladan dan cerdas.
Suatu hari, Ivanna berangkat sekolah bersama daddy Howard.
"Dad, dimana Max?" tanya Ivanna.
"Max izin, baby. Tadi papi Frans tell me." jawab Howard.
Tanpa rasa curiga, Ivanna yang masih lugu itu mempercayai apa yang dikatakan daddynya.
Hari demi hari Ivanna lalui tanpa kehadiran Max membuatnya merasa kesepian. Karena selama ini hanya Max lah teman pertamanya setelah menginjak Indonesia. Sudah 1 bulan rumah Max seperti tidak berpenghuni, hal itu membuat Ivanna penasaran dengan rumah Max. Ivanna mendatangi rumah Max. Alangkah terkejutnya ia ketika melihat dibalik kaca jendela bahwa sudah tidak ada barang barang di dalam rumah itu. Ivanna segera pulang untuk meminta penjelasan daddy nya sambil menangis.
"Dad! You liar." ucap Ivanna.
(Dad, kamu pembohong)
"Ivanna! Jangan berbicara seperti itu sama Daddy!" bentak Ellen memarahi Ivanna.
"Mommy, Max pergi...." lirih Ivanna.
"Jadi kamu belum bicarakan hal ini sama Ivanna, dad?" tanya mommy.
"Aku takut Ivanna tidak bisa menerima fakta." saut daddy.
Ivanna tidak mau mendengar pernyataan daddy atau mommy nya lagi. Ia kini belum dapat menerima kenyataan bahwa sahabatnya itu pergi tanpa pamit padanya. Ia berusaha membuat dirinya menjadi benci kepada Max karna pergi meninggalkannya.
TO BE CONTINUE
Gimana ceritanya sejauh ini?
Author mohon jangan pelit like yach. Hope you guys like this. Thank you for reading
See you at the next chapter. 🥰
Hallo semua! Jangan lupa like dan tinggalkan jejak kalian berupa komen dilapak aku ya. Aku mohon dukungan dari kalian, terimakasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca karya yang masih jauh dari kata sempurna ini.
Happy reading! ^^
_____________________________________
9 tahun berlalu, kini Ivanna sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik, dan banyak digilai oleh setiap orang. Namun, ia terkenal dengan sosok dingin dan judesnya. Sejak SMP, Ivanna selalu menjadi idola dan bintang populer sekolah. Seluruh murid tau bahwa Ivanna adalah anak konglomerat terkenal dan juga baik hati. Ivanna rajin memberikan sumbangan atau donasi untuk yang membutuhkan melalui uang jajan dan tabungannya. Terkadang pula, Ivanna memberikan donasi ke panti asuhan disalah satu daerah. Kini, Ivanna sudah berada di ujung masa SMA nya. Ia membuktikan bahwa anak konglomerat itu tidak manja dan bodoh seperti kebanyakan orang dari novel yang sering ia baca.
2 tahun setelahnya, Ivanna berhasil membuat perusahaannya sendiri dibidang kosmetik. Kosmetik brand Nara sangat digemari oleh kaum muda zaman sekarang, dan menjadi brand cosmetic terkenal di Internasional. Satu hal yang Ivanna tekankan kepada dirinya sendiri, ia bisa hidup sendiri tanpa bantuan atau dampingan orang lain. Ivanna sangat membenci kepergian tanpa pamit, karena hal itu mengingatkan dirinya dengan sosok sahabat dimasa kecilnya.
Ivanna memulai segalanya dengan mandiri. Bahkan ia juga tinggal di kota yang berbeda dengan mommy dan daddynya.
"Selamat pagi nona." sapa satpam depan kantornya.
Ivanna hanya mengangguk tanda mendengar sapaan karyawannya.
"Halo nona Arabelle!" ucap Memet.
Demetrius adalah sahabat Ivanna. Ia adalah orang pertama yang bisa meruntuhkan putri es itu. Ia juga merupakan teman sekolah Ivanna sedari SMP. Pada masa itu, Memet tidak berani mengobrol dengan putri es, namun setelah lulus SMA, ia mulai berani mendekati Ivanna. Bahkan, rumah mereka, hanya berbeda blok saja dari perumahan yang orang tua Ivanna tinggali.
Selain dengan Memet, Ivanna juga memiliki sahabat lain yaitu Chandra dan Evan. Memet telah bekerja sama dengan Ivanna untuk mendirikan perusahaan dan meluncurkan brand terbaru di kancah internasional. Sedangkan Evan, ia adalah anak dari pemilik sekolah internasional yang menjadi tempat Ivanna, dan kawan kawannya mencari ilmu.
Sosok Chandra yang dapat membawa senyuman dan kebahagian dalam persahabatan mereka karna dari ke 4 orang sahabat itu, cuma Chandra yang no jaim. Ia sekarang menjadi pebisnis real estate. Hanya saja, seringkali Chandra tidak mengetahui dan tidak bisa membedakan suatu kondisi atau keadaan dimana yang hanya gurauan, ataupun yang serius.
#################################
Ivanna telah nyaman dengan rutinitas yang ia lakukan saat ini. Ia selalu menang melawan Anna, adik kelas Ivanna ketika masa kuliah yang mendirikan bisnis kosmetik juga.
Pagi hari, Ivanna sudah mendapat kabar kurang menyenangkan dari Memet.
"Si Anna lagi mengincar mall FX untuk dijadikan tempat distribusi brand miliknya. Dan dia juga ingin merekrut majalah Teens untuk menjadi ambasador brandnya." ucap Memet.
"Persiapkan proposal bisnis kita sebaik mungkin. Kita juga akan menjadikan mall FX sebagai tempat distribusi brand kita. And, search who is director Teens, set a schedule to meet him." jawab Ivanna.
Anna selalu tidak kehabisan akal untuk menjatuhkan brand Vancos (brand kosmetik Ivanna). Menurutnya, Ivanna adalah ancaman baginya yang baru memulai bisnis dibidang ini. Anna masih kurang berpengalaman dalam mempromosikan brandnya, sehingga dunia luar tidak mengetahui kualitas brand AnnSweet.
TO BE CONTINUE
Gimana ceritanya sejauh ini?
Author mohon jangan pelit like yach. Hope you guys like this. Thank you for reading
See you at the next chapter. 🥰
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!