Seorang pria bernama Andra yang bisa di kategorikan tampan sedang duduk di bangku Sebuah taman di daerah kawasan ibukota Jakarta. Pria itu menatap sendu kearah danau kecil yang berada di tengah-tengah taman itu.
Tidak lama kemudian datanglah seorang pria yang menghampiri Andra, bahkan pria yang baru saja datang itu lebih tampan dari rupa Andra. Pria itu memberikan minuman kaleng kepada Andra, terlihat jika mereka sangat dekat satu sama lain. Mereka berdua mengobrol dengan santai, sambil menikmati suasana senja di sore hari. Sampai akhirnya pembicaraan mereka yang awalnya santai menjadi seketika tegang.
"Vin gw mau minta satu hal ke elo..." ucap Andra menunduk.
"...mungkin ini juga akan menjadi permintaan terakhir gw" lanjutnya tersenyum kearah Vindra.
"Apaan sih loe kaya udah mau mati aja...hahaha" Vindra tertawa mendengar perkataan Andra yang dianggapnya sangat konyol.
"gw serius....kok loe malah tertawa" ucap Andra terlihat serius.
"hahaha...ok ok terserah loe, emang apaan?" jawab Vindra sembari meneguk minuman miliknya.
"Loe kenal kan Cinta yang ada dikelas 12B.....Cinta Almaharani" tanya Andra sedikit bersemangat.
"hmm...Cinta ya? bentar-bentar gw ingat-ingat dulu" Vindra mencoba mengingat wajah Cinta.
"Oh iya gw ingat Ndra....anak yang terima beasiswa dari bokap loe kan, emang ada apa dengannya?" Lanjut Vindra santai.
"gw udah mikirin ini matang-matang men, menurut gw cuman elo yang bisa jagain dia .....misalkan gw udah gak ada lagi Vin" Ucap Andra sambil merangkul bahu Vindra.
"What's.....are you kidding me? pliss men, yang bener aja loe" Vindra menyela perkataan Andra dan langsung berdiri dari duduknya. Dia sangat terkejut mendengar perkataan dari Andra dan tidak mengerti tujuannya mengatakan hal itu.
"Aghh....males gw dengerin omong kosong kaya gini" Vindra mengacak-acak rambut nya tanpa melihat kearah Andra.
"Ok slow men....loe tenang dan duduk dulu" Andra mencoba menenangkan Vindra dan membuatnya duduk kembali.
"Lagian kan loe udah tau...gw udah punya Tasya"
"....dan loe punya hubungan apa dengannya? sih Cinta itu?" lanjut Vindra bertanya sinis.
"Hubungan gw sudah hampir setahun Vin" jawab Andra terlihat sedih.
"APA.....kok loe gak ada cerita ke gw sih?" Vindra terkejut sedikit kesal.
"Sorry-sorry Vin, bukannya gw gak mau cerita! tapi gw gak mau misalkan nyokap dan bokap gw tau mereka gak akan suka dan bakal menarik kembali beasiswa Cinta" jelas Andra sedikit memelas.
"Tapi kan gw ini sahabat loe men..." Vindra menghela nafas kasar.
"...Ok kali ini gw maaffin loe!! tapi lain kali ngga boleh ada rahasia antara kita lagi" lanjut Vindra merangkul Andra yang sedari tadi sudah menunduk merasa tak enak.
"....baiklah" Andra menjawab dengan hati lega bahwa Vindra tidak marah.
Andra pun mengurungkan niat nya untuk melanjutkan permintaan nya tadi. Dia akan membicarakan nya lagi setelah Vindra sudah mulai tenang nanti.
***
Andraniel Sanjaya dan Ravindra Mahestu Kusuma adalah sahabat dari kecil, bahkan saat masih dalam kandungan orang tua mereka juga sudah sangat dekat. Mereka sama-sama terlahir dari keluarga yang berada.
Andra dan Vindra tumbuh bersama di Newyork, Papah dan Mamah Andra asli orang Indonesia sedangkan Vindra memiliki Mamah yang keturunan Brazil dan Papahnya asli dari Balikpapan Kalimantan Timur.
Mereka terpisah pertama kali saat Andra dan Vindra berusia 8 tahun. Saat itu kakek Andra yang berada di Jakarta mengalami serangan jantung lalu meninggal. Mengharuskan keluarganya untuk segera pulang ke Indonesia. Andra dan kedua orang tuanya pun tidak pernah kembali lagi ke Newyork, mereka memutuskan untuk menetap di Jakarta, dan papah Andra mengurus Perusahaan Yayasan yang ada di Jakarta.
TBC.
***
Visual pemeran....
1.Ravindra Mahestu Kusuma
2.Cinta Almaharani
3.Andraniel Sanjaya
Akhirnya mereka dipertemukan kembali saat mereka sama-sama berada dibangku SMA kelas satu.
Saat itu Vindra bersama kedua orang tuanya pindah dan menetap di Indonesia. Papah Vindra mengurus kantor cabang yang berada di Balikpapan Kalimantan Timur.
Balikpapan adalah kota kelahiran atau kota asal Barrey Kusuma, tak lain papah Vindra.
Sedangkan Vindra lebih memilih untuk tinggal dan menetap di Jakarta dan bersekolah ditempat yang sama dengan Andra. Yah mau tidak mau Audy sang mamah harus menuruti kemauan putra semata wayangnya itu dan menetap di Jakarta.
Tetapi saat liburan Vindra dan juga Audy selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi Barrey yang berada di Balikpapan. Begitu pun sebaliknya, Barrey lah yang biasa mengunjungi mereka di Jakarta.
Vindra tinggal di salah satu perumahan elit yang ada ditengah kota Jakarta, satu perumahan dengan Andra namun yang membedakan hanya blok nya saja. Vindra di Blok A dan Andra di Blok C.
Andra dan Vindra sama-sama tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan ber karismatik, hanya saja kepribadian sifat kedua nya sangat berbeda.
Andra memiliki tinggi 178cm, tubuh yang sedikit berisi dan tegap, dia juga memiliki wajah lokal yang tergolong tampan, mata bulat dengan netra hitam lekat, hidung mancung serta bibir yang sedikit tebal berwarna merah.
Dia memiliki sifat baik hati, suka menolong sesama, ramah dan tidak pernah sombong kepada semua orang, meskipun dia adalah anak dari keluarga yang terbilang kaya. Papahnya Angga Sanjaya merupakan pemegang yayasan pendidikan terbesar di Jakarta. Sedangkan Dewi Chandra sang Mamah adalah pemilik butik terkenal di Ibukota.
Andra juga selalu menjadi idola teman-teman wanita nya disekolah.
***
Ravindra Mahestu Kusuma, pemuda tampan dengan Tinggi 180cm dengan tubuh ideal nya sebagai seorang siswa SMA dia sudah memiliki perut sispack bahu yang tegap. Dia memiliki wajah yang sangat tampan dengan campuran ras Brazil serta ras orang asli kalimantan. Mata lentik dengan netra biru ke abu-abuan, hidung mancung serta bibir tipis yang berwarna merah jambu.
Berbeda jauh dengan Andra, Vindra sendiri termasuk pria yang sombong dan angkuh. Dia tidak suka menolong orang lain, bahkan dia lah yang sering membuat susah seseorang. Sifat bad boy nya yang suka berganti-ganti pasangan. Hubungan nya tidak pernah berjalan lama, melainkan hanya seumur jagung lalu putus.
Vindra juga sangat tidak suka bergaul dengan seseorang yang dianggap nya tidak setara dengan nya.
Akan tetapi sudah hampir sebulan hubungan nya bersama Natasya berjalan. Tumben saja kali ini cukup lama ia berpacaran.
Natasya Putri adalah seorang gadis cantik yang dilahirkan dari keluarga terpandang Di Jakarta. Bagaimana tidak jika ayahnya adalah seorang Pengacara terkenal dikalangan pejabat-pejabat tinggi dan artis-artis.
Natasya memiliki kulit kuning langsat yang tidak terlalu putih, namun tidak membuat wajah cantik nya hilang. Tasya juga memiliki sifat yang manja dan suka mengatur. Tetapi tak tahu mengapa Vindra bisa bertahan lama pacaran dengan nya. Sedangkan jika dipikir-pikir Vindra merupakan seorang pria yang egois dan tidak suka diatur-atur.
***
Setelah bercakap lama membicarakan hal yang tidak dimengerti oleh Vindra. Mereka berdua memutuskan untuk pulang.
Mereka mengendarai kendaraan masing-masing. Andra mengendarai Mobil Sport milik nya sedangkan Vindra mengendarai Motor besar dengan body seperti GP mewah berwarna hitam.
Sampailah Vindra didepan sebuah rumah tingkat dua berwarna putih dengan interior mewah. Taman minimalis serta bagasi yang besar. Tak lupa pagar tinggi didepan nya.
Dengan sigap pelayan nya membukakan pintu gerbang untuk Vindra beserta motor nya masuk.
Brumm...brumm...brumm
Suara motornya memasuki garasi.
Vindra berlari menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai teras rumahnya, sembari ia mengumandangkan nada lagu dengan siulan nya.
Kau putuskan rasa cinta ini....saat ku sedang sayang-sayang nya.... Begitulah paling tidak penggalan lagu yang di siul kan oleh Vindra.
"Assalamualaikum....Mah...Vindra pulang" teriak Vindra saat memasuki ruang tamu nya.
Dia merebahkan tubuhnya di atas sofa besar dan melemparkan tas sekolah nya ke sofa yang lain. Lalu dia langsung menyalakan ponsel nya yang sempat dikasih mode getar saja oleh nya.
Jika sedang bersama Andra, Vindra selalu memberi mode getar saja atau dimatikan ponselnya. Karna tak ingin ada yang mengganggu waktu bersama sahabatnya itu.
Benar saja, banyak sekali pesan Whatsapp serta panggilan masuk tak terjawab. Antara lain dari Mamah nya, Papahnya, dan tentu saja pacar nya Tasya.
...----------------...
Pesan Whatsapp~
"Vin, Mamah lagi ada arisan dengan ibu-ibu komplek!! kamu kalau mau makan minta bikinin sama bi wulan yah..." ~MamahCantik~
"Sayang kamu dimana sih? Dari tadi aku telponin tapi ngga diangkat-angkat sebel banget sih" ~TasyaCerewet~
"Tuh kan ngga ada hubungin balik juga, awas aja yah kalau ketemu" ~TasyaCerewet~
"Ya udah...aku juga ngga bakal angkat telpon mu lihat aja 😤😤 " ~TasyaCerewet~
Panggilan tak terjawab~
~MamahCantik~ 3 kali panggilan masuk tak terjawab.
~PapahSibuk~ 2 kali panggilan masuk tak terjawab
~TasyaCerewet~ 24 kali panggilan tak terjawab
...----------------...
Mata Vindra membulat dan mulut nya menganga melihat pesan Whatsapp serta panggilan tak terjawab dari Tasya. Dia menghela nafas dengan panjang.
Males sekali rasanya untuk nya pergi kemana-mana saat ini. Tapi mau tidak mau dia harus bertemu dengan Tasya segera, mengingat jika Tasya marah karna Vindra yang tidak dapat dihubungi sedari tadi.
"Aghh....." Vindra menghela nafas dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Dia pun beranjak dari sofa dan berjalan masuk kedalam kamar nya. Setelah selesai berganti pakaian, Vindra kembali turun kelantai bawah. Saat dilantai bawah Vindra tak sengaja berpapasan dengan bi Wulan.
Bi wulan pun bertanya kepada anak majikan nya itu dengan sopan. Tetapi dibalas ketus oleh Vindra yang saat itu dalam keadaan mood yang buruk.
"Den Vindra mau kemana?" tanya wanita paruh baya tersebut.
"Mau keluar..." jawab Vindra singkat.
Dia tak menghiraukan kehadiran bi Wulan saat itu, dia tetap fokus memakai sepatu.
"Den Vindra tidak mau makan dulu, ibu tadi berpesan...." Bi Wulan tercekat tidak meneruskan perkataan nya saat Vindra menatap nya dingin.
"....aku ngga laper bi, Vindra pergi dulu" ucap nya sambil menyibak rambut depan nya kebelakang.
Bi Wulan menyadari jika saat ini anak majikan nya itu sedang dalam keadaan mood yang buruk. Maka dari itu dia memilih untuk tidak bertanya banyak.
Vindra berjalan keluar dari pintu rumah nya, dan menuruni beberapa anak tangga ketempat dia memarkir motor depan garasi.
Kini Vindra mengenakan celana Jeans berwarna hitam yang dipadukan dengan kaos berwarna putih polos, serta jaket kulit hitam dan sepatu berwarna putih.
Vindra menaiki motor sport miliknya dan tak lupa untuk memakai helm terlebih dahulu. Dia pun mulai menyalakan mesin motornya.
Brum...brum..brum
Vindra menancap gas keluar melewati pagar yang telah dibuka sedari tadi.
...****************...
Happy Reading😊😊 mohon kritik dan saran kalian untuk novel kedua Author yah 🤗🤗🤗
Semangat 😊
Sampailah Vindra di cafe terkenal dikalangan anak muda disana.
Brum...brum...brum.
Suara geberan dari motor Vindra ,membuat semua pandangan mata pengunjung di cafe tersebut mengarah padanya.
Ada yang berbisik kagum akan ketampanan nya, ada juga yang merasa risih bahkan memaki pelan pria angkuh tersebut.
Vindra turun dari motor nya dan membuka helm yang menempel di kepalanya. Dia menyibakkan rambut nya kebelakang yang acak-acakan karna helm tadi.
Sontak berhasil membuat para pengunjung wanita meleleh akan ketampanan yang dimilikinya.
Vindra melangkah memasuki cafe tersebut, pandangan nya menyapu satu persatu meja disana.
Sampai akhirnya berhenti di satu titik, nampak ada dua orang wanita yang cengar-cengir berbisik kearah nya. Dan satu wanita lagi yang menatap nya dengan penuh kekesalan.
Vindra menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya dengan kasar. Kaki nya melangkah dengan mantap menghampiri meja tersebut.
"Ayo pulang.... "
Ucapnya menarik paksa tangan Tasya. Tasya berdecak kesal. Tanpa menyahut dia menghempaskan tangan Vindra dan berlalu pergi.
Vindra kembali menghela nafas nya dengan kasar, mencoba menenangkan dirinya. Dia pun berjalan mengikuti Tasya, dan berhenti didepan motornya.
"Yasudah ayo pulang... " ucap Tasya ketus.
Vindra pun tak menyahut dan memilih untuk memasangkan helm untuk Tasya tanpa bersuara.
***
Setengah jam mereka berputar-putar di jalanan, Tasya hanya diam tanpa kata. Begitu pun Vindra yang enggan untuk berkata.
Bagi Vindra kemarahan Tasya, tidaklah berlangsung lama. Dia akan kembali membaik seorang berjalan nya waktu.
Namun malam itu pemikiran nya salah, Tasya tiba-tiba mengucapkan kata-kata yang membuatnya begitu terkejut.
Sampailah mereka didepan rumah mewah bak istana, berwarna biru laut. Rumah itu adalah rumah Tasya.
Tasya turun dari motor, tanpa aba-aba Vindra membuka kan helm Tasya lalu merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Tasya menepis lembut tangan Vindra. Vindra pun menggerinyit kan dahinya, dan menatap heran Tasya.
"Kita putus saja Vin.... "
Ucap Tasya lirih.
Vindra semakin menggerinyit kan dahinya, tatapan nya kini menjadi sedikit kesal.
"Gw sudah ngga kuat pacaran dengan cowok seperti loe, yang tak menghargai pasangan nya sendiri " Tutur Tasya.
Gadis itu benar-benar sudah tak tahan dengan sikap dingin kekasihnya itu.
"Kamu gak sakit kan Sya? Loe lagi waras kan? "
Vindra menaruh punggung tangan nya di dahi Tasya. Gadis itu pun kembali menepis tangan Vindra.
"Gw waras....semoga aja loe bakal kena karma Vin... " kembali Tasya berdecak kesal.
"Terserah lah....awas aja yah kalau minta balikan lagi " sahut Vindra dengan santai nya.
"Jangan harap Vin, gw gak bakal mau balik ke elo lagi!! " ucap Tasya tak kalah santai.
Dia pun berlalu masuk ke balik pintu gerbang rumah nya tanpa menolehi Vindra.
Tanpa rasa bersalah atau menyesal sedikit pun. Vindra dengan cuek nya memakai helm nya kembali dan mengendarai motornya menjauh dari rumah Tasya.
***
Sesampainya dirumah.
Vindra mendapati sosok Mamah nya sedang duduk menyantap makan malam dimeja makan. Melihat putra nya datang, Mamah pun memanggilnya untuk bergabung.
Namun Vindra yang dalam keadaan mood yang buruk, menolak mentah-mentah ajakan mamahnya. Dia malah berjalan lurus menaiki tangga menuju kamar nya.
Didalam kamar Vindra merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk nya. Dia menghela nafas dan memijit pelan keningnya yang terasa penat.
"Tasya....Tasya....Brengsek.... "
Umpat nya sembari mengepalkan tangan memukul guling yang dipeluknya.
"Aku rasa dia benar-benar serius dengan ucapan nya.... "
"....tapi sudah lah, untuk apa kupikirkan masih banyak wanita diluar sana."
Lanjutnya dengan santai, sembari beranjak masuk kedalam kamar mandi. Untuk membersihkan tubuhnya yang gerah.
Setelah selesai mandi, Vindra pun kembali menghampiri Mamah nya dibawah. Ternyata Mamah nya sedang Videocall dengan Papah nya.
"Vindra Sayang, kemari nak ini Papah kamu mau ngomong "
Panggil Mamah nya, namun dijawab gelengan kepala oleh Vindra. Dia malah berlalu kearah dapur mengambil sebotol air es dari dalam lemari es. Setelah itu kembali mendekati Mamah nya.
"Vin kapan ujian mu selesai."
Tanya Papah nya dengan antusias.
"Kenapa? Tumben Papah nanya."
"Setelah lulus papah mau kamu lanjut kuliah disini yah, pindah bersama Mamah."
"Hmm...entahlah Pah, Vindra belum memikirkan nya."
"Ayolah Vin, disini kamu bisa langsung mengurus perusahaan papah kelak."
"Terserah papah saja, Vindra sekitar tiga bulan lagi sudah kelulusan ".
"Yasudahlah kalau begitu tiga bulan lagi papah akan mengurus semua surat pindah mu ".
"Terserah....Vindra mau tidur, Ngantuk".
Malas mendengar ocehan papahnya, Vindra memilih untuk kembali ke kamar nya saja. Lagian kepalanya juga begitu pusing,
Seharian ini dia banyak mendengar kata-kata aneh. Entah dari Andra sahabatnya atau Tasya kekasihnya. Oopss....maksudnya mantan kekasihnya.
Dia merebahkan tubuhnya diatas kasur, sembari menatap langit-langit kamar nya. Berdiam diri dan akhirnya dia terlelap sendirinya, karna ra kantuk yang mendalam.
***
Pagi harinya.
Vindra terlihat sangat rupawan, telah rapi dengan balutan seragam putih abu-abu nya. Sungguh postur tubuh Vindra yang tinggi dan tegap itu. Sangatlah sempurna.
Setelah itu seperti biasa Vindra turun kelantai bawah menyapa Mamah nya dan sarapan pagi bersama sebelum berangkat kesekolah.
Diperjalanan menuju sekolah.
Vindra tak henti-henti nya memikirkan kejadian semalam. Kata-kata Tasya selalu terngiang dikepalanya.
"Semoga aja loe kena karma Vin.... "
"Semoga aja loe kena karma Vin.... "
"Semoga aja loe kena karma Vin.... "
Tiba-tiba saat diperempatan jalan...
Shhiiittt.......
Vindra tiba-tiba mengerem , saat seorang wanita menyebrang mendadak. Hampir saja ditabraknya.
Wanita itu terduduk lemas menatap kap depan motor Vindra yang sedikit lagi menyentuhnya. Dia terlihat syok.
Vindra ingin memakinya, tetapi dia mengurungkan niat nya itu. Saat melihat wajah wanita itu yang begitu ketakutan.
Vindra memandanginya dari ujung rambut hingga ujung kaki nya. Barulah dia sadar jika wanita itu satu sekolah dengan nya.
Vindra pun memapahnya untuk berdiri kembali, dengan perlahan wanita itu berdiri. Namun karna begitu syok, lututnya seakan tak berfungsi menumpu tubuh nya.
Vindra sedikit terkejut melihat wanita yang kini berdiri dihadapan nya. Wanita itu bahkan tidak mengenakan hils, tetapi tinggi nya hampir sejajar oleh Vindra.
Bisa dikatakan wanita itu juga tergolong tinggi. Jauh berbeda dari wanita-wanita yang pernah dikencani nya.
Postur tubuh sempurna dimata Vindra. Tinggi, rambut panjang, tubuh yang berisi tidak kurus, serta kulit seputih dan selembut kapas.
"Kenapa dengan kakimu? "
Tanya nya menatap kaki panjang nan indah itu.
"Ngga tau.... " Jawabnya wanita itu lirih menunduk.
"Kalau begitu biar bareng naik motorku "
"Hah?....ngga...ngga usah "
"Lagian kita juga searah..... "
Wanita itu menengadahkan pandangan nya dan menatap seragam yang dikenakan Vindra. Ternyata benar mereka satu sekolah.
Dengan perasaan masih ragu, dia pun mengangguk setuju. Mereka pun berangkat kesekolah bersama.
Benar saja, semua pandangan mata tertuju pada mereka berdua. Bahkan Tasya dan sdua sahabatnya yang centil itu melihat.
Namun dengan wajah acuh, Tasya tidak memperdulikan nya. Sedangkan kedua sahabatnya masih sibuk bergosip dengan nyinyir memanasi Tasya. Tetapi dianggap angin lalu saja olehnya.
"Terima kasih, sudah memberiku tumpangan "
Ucap wanita itu sedikit menunduk.
"Sama-sama "
Jawab Vindra dengan cuek berlalu pergi. Wanita itu tak sempat melihat dengan jelas wajah Vindra. Jadi dia hanya menatap sendu punggung tegap Vindra yang menjauh menghilang dari pandangan nya.
Tanpa disadari, dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan keduanya.
***
Andra mengerinyit heran saat melihat Vindra memasuki pintu gerbang sekolah dengan membonceng wanita cantik bertubuh jangkung itu. Yang tak lain adalah Cinta, pacarnya.
Ada perasaan cemburu yang dirasakan nya, namun lebih besar penasaran. Apa yang terjadi sampai sahabatnya itu sedang bersama pacarnya?
Andra pun menghampiri Cinta yang sedang berjalan terseok-seok dilorong sekolah yang sepi.
"Cinta? "
Andra menepuk bahu Cinta, hingga membuatnya tersentak kaget. Hampir terjatuh, namun dengan cepat ditangkap oleh Andra.
"Kamu kenapa? Kakimu kenapa? "
Andra bertanya dengan raut cemasnya. Wanita yang dicintai nya itu terluka? Bagaimana bisa?
"Hanya terkilir aja kok... "
Cinta menjawab dengan senyuman manis diwajah nya. Membuat dada Andra berdebar hebat melihat wajah cantik itu.
"Coba aku lihat.... "
Andra berjongkok di depan Cinta, dan melihat kelutut kekasihnya itu. Benar saja ternyata lututnya pun berdarah.
"Ayo ikut biar aku obati.... "
Andra menggapai tangan Cinta, dan membawa nya ke uks. Cinta tak merasa risih, dia malah merasa senang akan perhatian Andra padanya.
TBC.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!