NovelToon NovelToon

Dokter Cinta Sang CEO

hari kelulusan Denia

Hari ini pengumuman kelulusan di sekolah tempat Denia menuntut ilmu telah di umumkan,Denia lulus sebagai siswa terbaik dengan nilai tertinggi di sekolahnya yang otomatis mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di ibukota,tentu saja kabar itu sangat membuat Denia sangat bahagia,melanjutkan pendidikan dengan jurusan yang sangat di inginkannya kedokteran,ya Denia bercita-cita ingin menjadi dokter anak.

Denia kembali kerumah dengan penuh ke bahagiaan,rasanya tidak sabar ingin mengumumkan kabar bahagia ini kepada ke dua orang tuanya,ayah Denis hanya seorang petani miskin,beliau tidak mempunyai sawah atau kebun milik sendiri tapi hanya menggarap sawah milik juragan di desanya,sedangkan ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa,Delia mempunyai 2 orang adik yang masih duduk di bangku kelas 2 dan kelas 6 sd,Delia anak pertama yang membuatnya mai tidak mau harus membantu perekonomian keluarganya,gaji sebagai penggarap sawah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya,yang terpaksa membuat Denia bekerja sebagai buruh cuci di desanya setelah pulang dari sekolah.

"ibu..."teriak Denis setelah tiba di depan pintu rumahnya,rumah yang sangat sederhana hanya beratapkan daun rumbia dan berdinding bambu,rumah peninggalan neneknya,hanya rumah dan tanah ini harta satu-satunya yang di miliki orang tuanya.

"kenapa kamu teriak-teriak diluar sayang,ibu ada di dapur"teriak ibunya dari dalam dapur yang tengah sibuk memasak.

Delia masuk kerumah dengan wajah yang sangat bahagia,di peluknya sang ibu wanita yang telah melahirkannya"bu..Delia lulus dengan nilai yang sangat memuaskan"lirih Delia masih dengan senyum dan kebahagiaan yang sama."Dan kabar bahagia lainnya Delia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Delia di ibu kota".

Mendengar kabar itu ibu Delia bahagia sekaligus sedih,tapi melihat kebahagiaan sang putri ibu Delia menutupi segera menutupi kecemasannya,"ibu sangat bahagia mendengarkan sayang,terus apa rencanamu selanjutnya?"tanya ibu Delia

Delia melepas pelukannya,wajah yang semula bahagia tiba-tiba berubah jadi murung,melihat perubahan pada putrinya ibu Delia mengerutkan dahi,"kenapa,apa ada sesuatu yang membuatmu cemas?" tanya ibu Delia.

"iya,bu..."Delia menghela napas "Delia memang mendapatkan beasiswa hingga selesai tapi biaya tempat tinggal dan sehari-hari apabila Delia kuliah nanti itu di tanggung sendiri,beasiswa hanya berlaku untuk biaya pendidikan Delia saja bu".

ibu Delia memegang bahu anak gadisnya itu,"kita akan bicarakan ini pada ayahmu setelah pulang dari sawah nanti,ini kesempatan yang sangat baik nak,untuk mengubah nasibmu jangan seperti orang tuamu yang miskin ini.." Air mata ibu Delia tak terbendung lagi.

Malam harinya setelah makan malam keluarga Delia berkumpul di ruang tamu,membicarakan masalah kelanjutan pendidikan Delia.

"Berangkatlah nak,ayah mengisinkanmu..."kata ayahnya membuka percakapan."masalah biaya ayah akan meminta tolong pada juragan untuk membantu meminjamkan uangnya."

Delia dan ibunya saling berpandangan ada rasa bahagia sekaligus cemas di hati keduanya,"tapi uang sebanyak itu pasti membutuhkan jaminan pak",kata ibu Delia cemas

"Tenang saja bu,itu urusan bapak".Sebenarnya ayah Delia juga cemas akan hal itu,beliau tidak yakin juragannya akan memberikan pinjaman tanpa jaminan apalagi dengan uang 10 juta yang ingin di pinjamnya,tapi melihat putrinya,dia akan berusaha bagaimanapun caranya Delia harus meraih impiannya hanya ini kesempatan mereka untuk mengubah nasib.

Beberapa hari kemudian setelah mendapatkan uang dari juragannya,hari ini Delia akan berangkat ke ibukota,Walau hatinya terus bertanya-tanya apakah jaminan yang di berikan ayahnya,tapi sampai hari keberangkatannya sang ayah tetap pada jawabannya tak ada jaminan,juragannya hanya ingin membantu mereka,tapi Delia masih ragu dan merasa ada yang di sembunyikan sang ayah padanya,namun semua keraguan itu hanya dapat di simpannya saja.

...Hari pertama di ibukota...

Hari-hari berlalu begitu cepat,tidak terasa Delia sudah sebulan kuliah di ibukota,selain kuliah Delia juga bekerja di minimarket untuk membiayai hidupnya di ibukota , Deluan tidak ingin menambah beban orang tuanya di desa dengan terus meminta uang , sementara masih ada adik-adiknya yang juga masih sekolah,Delia bekerja sebagi penjaga toko di sebuah minimarket yang cukup besar di kota tempatnya tinggal saat ini,Delia bersyukur masih bisa mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang sangat sulit bagi mahasiswi seperti dirinya , tapi beruntung dia di pertemukan dengan seorang wanita paruh baya yang di tolongnya saat mencari pekerjaan,wanita paruh baya itu menawarkan pekerjaan di minimarket sang anak.Sudah seminggu Delia bekerja di minimarket tapi tak pernah sekalipun dia bertemu sang pemilik minimarket tempatnya bekerja,bisa di bilang Delia tak mengenal bosnya sendiri.

"hai....ngelamun aja..."suara itu tiba - tiba mengagetkan Delia.

"iihh.kamu ngagetin aja...",cetus Delia

"abis dari tadi aku perhatikan dari tadi kamu diam saja,ada apa sih..." tanya Zaskia teman kerja Delia...,

Zaskia adalah orang pertama yang dekat dengan Delia di minimarket tempatnya bekerja,Zaskia seorang janda muda anak satu,suaminya meninggal saat dirinya tengah hamil,dan setelah suaminya meninggal dia berjuang sendiri menghidupi dirinya dan anaknya,Zaskia lebih tua 2 tahun dari Delia..,sama dari desa dan merantau ke kota tapi dengan tujuan yang berbeda,jika Delia ke kota untuk melanjutkan pendidikannya maka berbeda dengan Zaskia yang terpaksa ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik untuknya dan sang anak.

"kamu ada masalah...?"tanya Zaskia lagi

"Tidak ada,hanya memikirkan keluargaku saja di desa".

" jangan terlalu memikirkannya,yakinlah mereka baik-baik saja,yang harus kamu pikirkan adalah dirimu sendiri,masa depanmu.."

"ya...kamu benar..."

"ok.aku mau melanjutkan pekerjaanku dulu,jangan melamun nanti kesambet lo..."kata Zaskia sambil berlalu meninggalkan Delia.

Pertemuan tanpa sengaja

Sepulang dari kerja Delia mampir ke warung makan untuk mengisi perutnya yang sudah tak sabar meminta jatah,Delia masuk ke warung makan dan memilih menu nadi goreng untuk di lahapnya,saat sedang asyik menyangltap makanannya tiba-tiba ada anak kecil yang duduk persis di depannya, namun Delia tidak menyadari kehadiran anak perempuan itu,dia terus saja makan sambil memainkan ponselnya.

"kakak lucu...."ucap anak itu sambil tertawa kecil,Delia yang mendengar suara di depannya kaget dan tersedat,dia memandangi anak itu dengan seksama,matanya melirik kanan dan kiri mencari keberadaan keluarga anak ini tapi tak seorang pun yang di lihatnya mencari anak ini.

"Adik cantik,siapa yang menemanimu",sapa Delia dengan agak terkejut

"cama mbak,mbaknya agi i alam,osa bocen nunggu mbak aji osa e cini...oca aus mau inum..."jawab anak itu dengan cadelnya umur anak perempuan ini sekitar 3 tahun.

"dimana mbaknya sayang...?"tanya Delia lagi

"citu.."anak itu menunjuk ke samping rumah makan yang di tempati Delia,Delia mengikuti arah telunjuk anak itu yang tertuju pada apotek.Delia mengambilkan air mineral yang ada di sampingnya dan memberikannya pada anak itu. "ini minumlah, setelah itu kakak antar ke mbaknya ya sayang", anak itu mengambil air dan meminumnya sambil mengangguk tanda setuju.

Setelah anak itu minum Delia menatap anak itu ke apotek samping warung makan,mereka berjalan menuju apotek sambil bergandengan tangan,setibanya di apotek Delia jadi bingung karna apotek itu sangat ramai pengunjung, "mbaknya yang mana sayang...?" tanya Delia sambil melirik kanan kiri,namun baru ingin melangkahkan kaki terdengar suara "non Rosa...,"teriak seseorang dari depan sambil berlari kecil menghampiri Delia dan anak itu."aduh...non Rosa kemana dati tadi mbak cari..."ucap mbak itu sambil memeluk Rosa.

"tadi oca aus..."jawab anak itu

Mbak itu berbalik melihat Delia yang berdiri di Rosa" terimakasih mbak sudah menemukan dan menjaga non Rosa,kalau terjadi sesuatu Tuan dan nyonya akan sangat murka.."ucap mbak itu dengan cemas

"Sama-sama,tapi lain kali harus lebih hati-hati lagi , kamu tahu kan sekarang banyak pencuri yang berkeliaran.."

"iya.mbak ... saya minta maaf,dan terimakasih ".

"Baiklah, kalau bagitu saya permisi..." Delia berbalik ingin pulang namun baru ingin melangkah anak itu memegang tangannya.." Nama kakak. siapa...?" tanya Rosa dengan polosnya.

Delia berbalik menghadap anak itu sambil jongkok mensejajarkan tingginya dengan anak itu dengan tersenyum Delia berkata " panggil kakak Delia saja", senyum Delia sambil memegang kepala anak itu.." Baiklah. kakak pulang dulu,lain kali kita bertemu lagi...",sambil mencium pipi kiri dan kanan anak itu Delia berlalu pergi.

Reyhan pratama

Di tempat yang berbeda,seorang pria dengan setelan jas yang lengkap sedang duduk di depan meja komputernya memeriksa berbagai macam laporan dari asistennya,ya dialah Reyhan pratama putra bungsu tuan handoko pratama pemilik pratama group perusahaan terbesar di negeri ini bahkna memiliki beberapa bisnis di luar negeri,pewaris satu satunya setelah sang kakak meninggal dalam kecelakaan yang menewaskannya bersama sang istri,dan hanya meninggalkan seorang putri yang berhasil di selamatkan dalam kecelakaan tersebut.

"ting"tanda pesan masuk di aplikasi hijau milik Rey.

"lagi sibuk?"chat seseorang dari seberang sana,Rey tidak mempedulikan pesan tersebut dia hanya melihat notifikasi pengirim tanpa berminat membuka apa lagi membalas pesan itu.

"aku dalam perjalan ke kantor mu sekarang"pesan ke dua masuk lagi di handphone Rey,dia hanya tersenyum melihat notifikasi tersebut lalu beralih lagi dengan kesibukannya.

Seorang wanita turun dari mobil mewah di depan gedung megah yang bertuliskan PRATAMA GROUP

ya dia adalah wanita yang mengirim pesan pada Rey,wanita itu turun dengan menggunakan baju yang seksi alias kekurangan bahan,bemtuk tubuhnya terlihat jelas,rambut nya sengaja di gerai dengan kacamata yang bertengger di atas kepalanya.Dia adalah Mona Alhyandra wijaya seorang artis pendatang baru yang sedang naik daun,dia teman dekat Rey tepatnya teman kecil mereka tumbuh dan besar bersama sama,ayah Rey handoko dan ayah Mona adalah sahabat sejak masih kuliah di luar negeri,persahabatan mereka tetep terjalin hingga hari ini bahkan mereka juga sempat ingin menjodohkan Rey dan Mona,namun Rey menolak dengan alasan masih belum siap untuk membangun hubungan yang lebih sebelum dia berhasil memajukan perusahaan yang di pimpinnya meskipun perusahaan itu sudah sangat besar,itu hanyalah alasan klise yang di buat-buat oleh Rey untuk menghindari perjodohan tanpa harus merusak hubungan baik antara keluarganya dan keluarga Mona.Rey adalah pria yang sangat baik,tampan dan juga kaya raya,hanya saja dirinya begitu tertutup dalam hal pribadinya,dia tidak menyukai privasinya menjadi santapan hari-hari publik,itulah mengapa dia tidak menyukai publik figure atau sejenisnya yang akan membuat media akan mencari tau privasinya,meski pun begitu dia tetap bersikap baik dan hormat pada Manda,dia adalah laki-laki yang sangat menghormati wanita dan sangat menyayangi ibunya.

braaaakkkk.... pintu ruangan Rey di buka dengan kasar.

"Kenapa tidak membalas pesanku"sahut Mona saat sudah berada di dalam ruangan Rey,yang di tanya cuek saja tanpa terganggu oleh suara seseorang di depannya,Rey tetap fokus pada pekerjaannyaa.

"Rey...."panggil Mona dengan suara sedikit meninggi untuk memancing perhatian Rey dan itu berhasil,Rey menghentikan pekerjaanya lalu menatap Rey Mona sekilas dan kembali sibuk untuk menyelesaikan pekerjaannya.

"tunngu"sahut Rey singkat tanpa menoleh dia ingin menyelasaikan pekerjaannya terlebih dahulu.Mona menghempaskan tubuhnya di sofa samping meja Rey sambil memainkan ponselnya.

"Ada apa kamu kemari?"tanya rey sambil membereskan mejanya dan mematikan laptopnya.

"Temani aku belanja..."rengek Mona manja

"sekarang?"tanya Rey lagi

"tidak tahun depan"jawab Mona kesal Rey benar-benar tidak peka.

"baiklah"jawab Rey dengan santainya.Mona yang mendengar iti membuat emosinya semakin meledak sekarang,dia berdiri dari tempat duduk ya menuju meja kerja rey,"Aku ingin pergi sekarang Rey"bisik Mona tepat di telinga Rey dengan penuh penekanan di setiap katanya.Rey yang mendengar itu hanya mengangkat bahunya dan berkata"Tadi kamu bilang tahun depan ya sudah tahun depan aku akan mengantarmu,"Mendengar itu emosi Mona semakin menjadi.Dikepalanya seakan keluar 2 tanduk iblis dan kedua telinganya mengeluarkan api..

"Bisakah kamu sedikit peka Rey,apakah pekerjaan mu begitu membuatmu tidak punya perasaan"

"jadi aku harus bagaimana, kamu mau pergi atau tidak?"

"aku mau pergi sekarang,detik ini juga..titik.."

"kenapa tidak mengatakannya dari tadi,kita tidak perlu berdebat masalah kecil ini jika kamu to the point langsung ke inti nya"

Mona memutar ke dua bola matanya jengah,laki-laki di hadapannya benar -benar tidak peka.

Mona dan Rey keluar dari mall besar setelah berbelanja dengan puas dan barang yang bemerk pastinya dan tentu saja menggunakan uang sang pria dingin,Mona menggaet lengan Rey dengan manja sementara orang yang di gelayut cuek saja tanpa respon dengan wajah datar dan dingin.

"auuwwww...punya mata tidak si"bentak Mona pada seorang gadis yang baru saja menabraknya tanpa sengaja dan membuat minuman sang gadis tumpah tepat di baju mahal sang artis"Apa kamu berjalan tidak menggunakan matamu,kamu mengotori baju kotorku dasar gembel"omel Mona pada sang gadis yang tertunduk mengambil belanjaannya yang terjatuh.Rey yang dari kejauhan melihat perdebatan antara Mona dan seorang gadis di dalam mobil hanya diam sambil menunggu perdebatan itu selesai.

"Maaf..."kata gadis itu sambil berdiri dari tempat mengambil barang bawaannya yang jatuh tadi"Saya tidak sengaja tadi saya buru-buru mau ke kampus"sambung Delia,ya gadis itu adalah Delia.

"Apa kata mu maaf,apa kamu melihat hasil perbuatanmu baju mahalku jadi kotor,cihhh dasar miskin"

"Bukankah saya sudah meminta maaf nona,dan ini bukan salah saya sepenuhnya"

"Maksudmu ini salah saya,begitu"imbuh Mona menunjuk dirinya sendiri.

"ya bisa di katakan begitu"jawab Delia santai

"kau.."Mona melayangkan tangannya ke arah wajah Delia bermaksud ingin memberikan stempel kenangan pada wajah cantik Delia.Namun dengan sigap Delia menghalau tangan itu di udara dan berkata dengan tatapan membunuh"Hati-hati dengan tangan mu nona,tangan ini bisa saja kembali menempel di wajah cantikmu"Delia menghempaskan tangan itu dengan kasar.

Dari kejauhan seorang pria tampan tersenyum kecil melihat adegan yang sedang berlangsung di hadapannya,ada rasa tak percaya bahwa ada seseorang yang berani melawan seorang Mona alhyandra Wijaya gadis angkuh dan sombong yang mampu membuat lawan-lawannya diam membisu dan kalah tapi hari ini Rey melihat seorang gadis yang berpenampilan biasa saja mampu melawan dan mematahkan kesombongan sang artis di depan umum.

"menarik.."kata itu terdengar dari mulut seorang Rey sambil membuka pintu mobilnya dia ingin menyusul ke dua gadis yang sedang berdebat itu tanpa ada yang mau mengalah,Rey melangkahkan kakinya dengan gontai.

"Apakah kalian sudah berhenti berdebat atau kalian belum puas di tonton orang banyak disini"tegur Rey tepat di belakang ke dua gadis itu.Kedua gadis yang sedang dalam perdebatan sengit seketika diam dan menoleh ke sumber suara .Mona yang mengenali suara itu langsung saja memutar tubuh ke arah Rey yang sedang berdiri sambil melipat kedua tangannya di dada."Rey kamu lihat bajuku kotor gara-gara gadis itu menumpahkan minuman ke bajuku"Mona memperlihatkan bagian baju yang kotor itu sambil bergelayut manja di lengan Rey,Rey yang merasa risih di tempeli Mona melepas tangan Mona dengan halus tanpa membuat Mona merasa malu karna di tangannya di tepis oleh Rey.

pertemuan tanpa sengaja

Rey memandang gadis di depannya,menatapnya dari atas sampai kebawah gadis berkacamata,rambut di ikat tinggi,pakaian yang sederhana dengan atasan kaos dan di balut jaket hoody berwarna navy serta celana panjang jeans,tas ransel dan sandal jepit serta beberapa kantong plastik di tangan berisi belanjaan."Maaf nona"kata Rey dengan sopan berapa kerugian yang harus saya ganti?"lanjut Rey lagi sambil menarik dompet dari saku belakang celananya,dia kemudian membuka dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang kertas berwarna merah dan memberikannya pada Delia namun tangannya di tepis oleh Mona."Apa-apaan ini Rey kenapa kamu memberikannya ganti rugi dia tidak mengalami kerugian sama sekali justru aku yang mengalami kerugian,lihat bajuku kotor karna ulahnya"sambung Mona sambil menatap Delia dengan penuh kekesalan."Hey kau cepat ganti rugi."Sambungnya lagi.

"Berapa aku harus mengganti kerugian anda?"Tanya Delia sambil menatap Mona dengan dingin.

Mendengar itu Mona menatap dengan sinis."50 juta."Apa kamu punya uang sebanyak itu aku bahkan sudah mengurangi harga baju ini melihat penampilanmu aku sungguh ragu,tapi ya sudahlah aku memaafkan mu."Sambung Mona lagi sengaja dia berkata seperti itu untuk menarik simpati Rey padahal kalau Rey tidak ada mungkin Mona akan memperlihatkan dirinya yang sebenarnya pada Delia."Ayo Rey kita pulang sekarang bukankah hari ini ulang tahun Rosa,jangan sampai kita terlambat."Sambungnya lagi Mona menggandeng tangan Rey dan pergi meninggalkan Delia.Delia yang masih terdiam tanpa menyadari kedua orang di depannya telah pergi meninggalkannya seorang diri.Dia tersadar saat seseorang memegang pundaknya."Maaf nona bisakah anda minggir sedikit?".Ucap orang itu Delia menoleh lalu mengangguk,menyadari orang yang tadi bermasalah dengannya telah hilang Dia pun pergi meninggalkan tempat itu.

"Darimana saja kamu Del."Delia mencari sumber suara yang menegurnya tadi namun tidak menemukannya tiba-tiba saja bulu kuduknya tiba-tiba merinding segera dia berlari kecil masuk keruangan ganti namun,betapa terkejutnya dia saat seseorang tiba-tiba saja muncul di hadapan"haaaaa...kau...!apa kau ingin membuat ku mati jantungan."kesal Delia pada sahabatnya Zaskia.

"Maaf.."jawab Zaskia namun sedikit terkekeh.

"Apa begitu caramu meminta maaf?"

"iya..maaf...abis kamu dari mana saja aku menunggu mu begitu lama,ada yang ingin aku sampaikan."

"Apa itu.."Tanya Delia sambil melanjutkan langkahnya untuk mengganti pakaian di loker,hari ini adalah shiff Delia dan Zaskia mereka berdua mendapatkan shiff malam.

Saat Delia lagi sibuk menyusun barang pada tempatnya seseorang menyapanya dari belakang."Maaf nona...".

Mendengar seseorang menyapanya Delia menghentikan aktifitasnya dan memutar tubuhnya menghadap orang yang menyapanya tadi.

"Iya...ada yang bis...!"Delia menghentikan kalimatnya saat menatap seseorang yang menyapanya,Dia sedikit terkejut melihat siapa orang yang menyapanya begitu pu sebaliknya.Sesaat mereka saling memandang."Cantik...!"Tanpa di sadari kata itu keluar begitu saja dari mulut seorang Reyhan,Namun cepat-cepat dia mengalihkan pandangannya dan menutup mulutnya seketika sebelum Delia menyadari apa yang barusan keluar dari mulutnya,itu akan sangat memalukan bagi Rey jika Delia mendengar ucapannya dengan sedikit gugup Rey tersenyum sambil berkata."Apakah anda bekerja disini nona..?

"iya.."jawab Delia sedikit kesal,Dia masih kesal dengan apa yang terjadi sore tadi dengan dirinya dan wanita pria ini."Ada yang bisa saya bantu pak?"Sambung Delia lagi dengan memperlihatkan senyum ramahnya,senyum yang tiba-tiba saja membuat jantung seorang Rey berdetak di batas normal.

"i...iya...ya..!"Jawab Rey sedikit gugup ini pertama kali terjadi dalam hidupnya seorang Reyhan di biat tak berkutik di depan seorang wanita,padahal seluruh masyarakt di kota ini mengenalnya dan wanita-wanita berebut untuk hanya sekedar bertegir sapa dengan seorang pemilik PRATAMA GROUP."Hhheeemmm..!" Rey sedikit merilekskan pikirannya."Saya sedang mencari kado untuk seorang putri."Sambung Rey lagi dengan perasaan yang sudah normal lagi

"Berapa usia putri anda pak...?"

Deg.Mendengar itu raut wajah Rey terlihat masam dan berubah dingin.."Apa aku terlihat seperti bapak-bapak..."Bisik Rey dalam hatinya dengan kesal.

"Pak...?"panggil Delia sambil mengibaskan jarinya tepat di wajah Rey.

"i..iya.."Rey tersadar dari lamunannya."Sekitar 5 tahun."Sambungnya lagi

"Baiklah,bapak silahkan ikuti saya."Delia melangkahkan kakinya menuju tempat perlengkapan anak-anak perempuan di susul Rey di belakangnya.

"Disini pak,silahkan bapak melihat-lihat barangkali ada yang cocok dengan putri anda."Delia menghentikan langkahnya tepat di hadapan berbagai macam pernak pernik anak perempuan segala macam mainan dan boneka semua ada disana.

Rey masih berdiri mematung di tempatnya dia bingung harus memilih yang mana,dia sama sekali tidak tau mengenai anak perempuan.Dia menghembuskan nafasnya kasar sambil melirik Delia yang sudah melangkah pergi meninggalkannya."Tunggu...."Mendengar itu Delia menghentikan langkahnya dan berbalik lalu tersenyum.Lagi-lagi senyum itu membuatnya gugup.Rey menghampiri Delia dengan sedikit menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Begini saya bingung memilihkan hadiah,bisakah anda membantu saya untuk memilih hadiahnya?"Ucap Rey penuh harap

Delia tersenyum lalu mengangguk,keduanya menyusuri rak rak yang penuh dengan perlengkapan anak perempuan.

"Anak anda suka apa?"Tanya Delia

"Tidak tau?"jawab Rey santai mendengar itu Delia melirik Rey sambil manautkan kedua alisnya melihat tatapan tatapan Delia padanya Rey paham"Saya jarang bermain dengannya karna sibuk,segala sesuatu yang berkaitan dengannya saya kurang tau,biasanya ibu saya yang pergi membelukan hadiah untuknya tapi hari ini dia lelah mengurus pesta ulang tahunnya.Jadi,mama menyuruh saya untuk memcari kado."Jelas Rey

Delia hanya mangguk-mangguk saja,"Kemana ibunya,kenapa bukan ibunya yang menemani anda?"tanys Delia lagi

Sunyi tidak ada respon,Delia menyadari pertanyaannya sudah terlalu jauh,tiba-tiba saja dia merasa tidak enak"Maaf...!"

"Untuk...?"

"Karna pertanyaan saya..."

"Tidak masalah,ibunya sudah meninggal 1 tahun lalu"

"Sekali lagi saya minta maaf,saya tidak bermaksud.."Delia merasa tidak enak

"oke..."

keduanya saling terdiam...Mereka hanya sibuk mencari hadiah untuk sang putri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!