Luic berusia 52 tahun suami dari Liana, sekaligus ayah dari Alvaro dan Alvira di sini Luic menjadi seorang pengusaha yang sukses di singapura, perusahaan yang di berikan oleh Carlos 23 tahun yang lalu kini berkembang sangat pesat bahkan bisa di bilang sangat sukses,dan bahkan sekarang memiliki banyak caban di beberapa negara.
Liana berusia 49 tahun ibu dari Alvaro dan Alvira, kini Liana menjalani peropesinya sebagai seorang pengacara yang sangat terkenal di singapura, setela sukses memenangkang kasus yang di tuduhkan pada suaminya atas kasus pelecehan seksual.
Alvaro umur 23 tahun kakak dari Alvira, yang hanya berbeda menit kelahiran mereka. Alvaro adalah sosok pria yang tegas dan dingin dia sangat di sengani di kepolisian di singapura. Alvaro memiliki jabatan di kepolisian.
Komjempol, (Komisaris Jenderal Polisi)
Alvaro sangat tegas. Namun begitu hangat dengan keluarganya, apalagi dengan adiknya dia begitu sangat menyayangi Alvira adiknya.
Alvira umur 23 tahun adik dari Alvaro, Alvira adalah gadis yang sangat mandiri, dia tidak ingin di kenal sebagai putri dari seorang pengusaha, dan juga pengacara tersukses di Singapura, Alvira lebih memilih tinggal di Apartmensnya sendiri daripada tinggal di rumah mewah keluarganya. Alvira menjalani hari -harinya sebagai seorang Modelling.
Sebenarnya waktu kecil Alvira memiliki Cita -cita ingin menjadi seorang Pramugari. Namun, keinginannya di tentang keras oleh sang ayah yang tak lain adalah Luic. Hingga akhirnya tampa sepengetahuan sang ayah Vira menekuni dunia permodelan.
Vira di tawari menjadi seorang Model pada umur 18 tahun. Namun itu di tengtang keras oleh sang ayah.Selain kata waktu itu Vira masih sangat muda. Luic juga memiliki kenangan buruk dengan seorang Model. Namun Liana selalu mendukung keinginan putrinya asalkan tak merugikan siapapun.
Setelah selesai kulia di jurusan. Internasional Hospitality Management.
Di Singapura waktu itu umur Alvira baru menginjak usia 20 tahun. Vira baru mendalami sebuah fropesi sebagai seorang Model di sebuah agenci meskipun sebelumnya berapa kali menjadi model part time.
Dan kini Alvira menjadi Super Model di sebuah agenci terkenal di Singapura yang bernama.
Nex Model Managemen****.
Menjadi seorang Super Model tampa bantuan siapapun. Alvira bangga dengan pencapaiannya yang membuahkan hasil yang sangat memuaskan.
Leon Antonio umur 26 tahun. Dia adalah putra dari Hans Antonio seorang Mafia ternama di filipina.
Leon adalah seorang CEO.
diperusahaan ayahnya yang bernama Hans Group.
Di Filipina Leon terkanal dengan perilaku dan karakter yang begitu sangat buruk, Leon adalah seorang pemuda tampan dengan wajah belasteran. Leon di cap sebagai seorang play boy yang selalu berhasil memikat hati para gadis, walaupun terkenal dingin dan kasar kepada wanita tapi masih begitu banyak wanita yang ingin naik ke rangjangnya.
Jehana umur 51 tahun,dia adalah ibu tiri dari Leon, istri dari Hans Antonio, Jeha menikah dengan Hans pada waktu umur Leon baru menginjak 3 tahun. Jeha mengubah wajah dan identitas dirinya karna malu, seluruh dunia tau kalau mantan Istri dari Carlos packard telah melakukan tindakan memalukan terhadap Luic, hingga akhirnya memilih mengubah wajahnya dan juga Identitasnya.
Hans Antonio umur 52 tahun dia adalah seorang Mapia yang sangat terkenal di Filipina. Selain sikap dinginnya Hans juga tidak segan memcelakai bahkan membunuh orang yang mengusik kehidupannya, dan kehidupan keluarganya.
Jeha pov
23 tahun lalu, Jeha pergi dari Singapura. Lalu kembali ke Houston Texas, America Serikat, di mana dia dilahirkan, sesampai di kota kelahirannya Jeha merasa tidak nyaman dengan keadaanya, karna di setiap surat kabar ada nama dan potonya terpajang, bukan poto modelnya yang terkenal, melainkan poto dirinya dan kasus yang tidak bermoral, terhadap seorang peria yang bernama Luic yang tak lain adalah mantan kekasihya sendiri.
Jeha sangat tertekan, kemana -mana harus menutupi wajahnya dengan burka, hingga akhirnya Jeha memutuskan untuk melakukan oprasi pelastik, di sebuah rumah sakit ternama di korea, selesai melakukan oprasi. Jeha kembali ke Houston untuk menjual rumah dan juga merubah identitas dirinya, hingga akhirnya Jeha memutuskan tinggal di Filipina, disana Jeha membeli sebuah apartemen untuk ia tinggali.
Tiap malam Jeha selalu keluar masuk ke dalam sebuah bar hingga akhirnya bertemu dengan Hans Antonio. Malam itu Hans antonio sedang ada pertemuan tertutup dengan para anggota Mafianya, dan malam itu pula Jeha bermasalah dengan salah satu pemuda yang ada di dalam bar.
"Hai, Nona mau aku temani?" tanya pemuda yang bernama Henra.
"Maaf, saya tidak mau di gangu." ucap Jeha menolak, memang sejak berapa bulan ini Jeha masih bingun dengan dirinya, tiap hari yang ada di pikirannya hanya ingin tau bagaimana cara membalaskan dendamnya pada Luic.
"Ayolah. Nona jangan terlalu jual mahal," ucap Henra sambil memegan dan mengelus paha seksi Jeha.
Mendapat perlakuan seperti itu. Jeha merasa sangat marah dan kesal, hingga akhirnya Ia memukul kepala Henra dengan botol minuman yang ada di mejanya.
Prakk.
Suara botol yang Jeha pukulkan di kepala Henra. Dan itu membuat Henra sagat marah.
"Dasar, wanita jalan." umpat kesal henra dengan suara sangat keras, bercampur dengan suara musik yang mengema di dalam bar, sumpah serapah yang keluar dari mulut Henra membuat Jeha merasa takut dan lari dari tempat duduknya.
"Kejar wanita sialan itu." teriak Henra kepada anak buahnya.
Jeha berlari masuk ke dalam ruangan yang di tempati Hans sedang melakukan pertemuan tertutup, Jeha berlari tampa berfikir pangjang, Jeha langsung bersembunyi di bawah kolom meja yang di tempati Hans.
Semua anak buah Hans terkejut, melihat wanita yang bersembunyi di bawah meja tersebut. Dan ingin segera mengeluarkan wanita yang ada di bawah kolom meja Tuannya.
"Biar saya seret wanita ini Tuan" ucap pengawal sekaligus Body guard Has.
Hans menaikkan tanganya lalu berkata. "Tidak perlu biarkan saja," ucap Hans tegas, melihat ke arah anak buahnya.
Mendengar suara Hans. Jeha menjadi meringding, dan berkeringat dingin di bawah meja.
Jeha berkata dalam hati. "Lepas dari serangan Harimau, masuk ke dalam kandang Singa, apakah ini akhir dari hidupku?"
Hans menundukkan kepalanya lalu membuka penutup meja dan melihat ke wajah jeha.
"Tolong saya Tuan," ucap Jeha sambil mengatupkan kedua tanganya.
Setelah berapa lama masuklah dua pemuda ke dalam ruangan yang di tempati Hans.
"Maafkan atas kelancangan kami Tuan, kami sedang mencari seorang wanita yang telah memukul Bos kami." ucap salah satu anak buah Henra dengan sopan.
Salah satu Body Guard Hans melangkah lalu berkata.
"Tidak ada siapapun disini dan sebaiknya anda berdua keluar dari ruangan ini." ucap Body Guard Hans tegas dan dingin.
"Maaf Tuan," ucap anak buah Henra sekali lagi dan langsung meninggalkan ruangan itu dengan rasa takut, karna mereka tau siapa Hans yang sebenarnya, orang yang sangat di takuti di Filipina.
Jeha keluar dari bawa kolom meja lalu berkata. "Terimah kasih banyak Tuan karna telah menolongku." ucap Jeha sopan walaupun dalam keadaan gemetar. Jeha melangkah ingin keluar, namun di hentikan oleh Hans.
"Tunggu." Hans menghentikan langkah Jeha.
Jeha berhenti, lalu berkata dalam hati. "Mati aku." ucap Jeha berbalik badan melihat ke arah Hans.
"Iya Tuan, ada apa?" tanya Jeha sopan.
"Kamu jangan keluar dulu, anak buah Henra masih mencarimu, kalau mereka sampai menemukanmu maka tamatlah riwayat hidupmu." ucap Hans tegas.
Jeha merasa sangat ngeri mendengar ucapan Hans lalu berkata. "Apakah Tuan mengisinkan saya bersembunyi di sini?" tanya Jeha menundukkan wajahnya.
"Duduklah di sana sampai situasi di luar aman." ucap Hans dingin.
"Terimah kasih." ucap Jeha sopan.
Jeha berjalan ke arah kursi, lalu duduk di pojok ruangan sambil memeluk tasnya, Jeha merasa ngemetar tinggal satu ruangan dengan orang -orang berbadan besar seperti para Body Guard Hans.
"Mau minum?" tawar Hans pada Jeha.
"Tidak, Tuan Terimah kasih." ucap Jeha sopan sambil tersenyum tipis.
Jeha berdoa dalam hati. "Jika diriku keluar dengan selamat dari Bar ini, aku bersumpah tak akan menginjakkan kakiku lagi di sini." sumpah Jeha dalam hati.
Hans memanggil salah satu Body Guardnya yang bernama Rio.
"Rio keluar lihat situasi di luar." melihat ke arah Rio.
"Baik Tuan," ucap Rio sopan sambil membungkukkan badan.
Setelah beberapa waktu kepergian Rio, dia kembali lagi lalu berbisik di telinga Hans.
"Maaf, Tuan Henra sudah pulang ke kediamannya. Namun para pengawal Henra masih banyak di luar, mereka sengaja berjaga karna mereka tau wanita yang memukul Bos mereka belum keluar." ucap Rio sopan.
"Baiklah, kita bawa wanita ini keluar dengan cara kita." ucap Hans.
"Baik Tuan." ucap Rio yang mengerti maksud Tuannya.
Rio menghampiri Jeha dan memberinya sebuah mantel besar yang memiliki penutup kepala yang berbulu. "Pake ini." ucap Rio dingin.
Tampa berkata apapun Jeha langsung mengambil mantel berbulu itu dan langsung memakainya.
Hans melirik ke atah Jeha sebentar, lalu berkata. "Baiklah sekarang kita keluar" melihat ke arah Jeha "Rio bawa wanita itu ke sini." dengan suara datarnya.
"Baik Tuan."
Rio pun berjalan ke arah Jeha, setelah sampai di hadapan Jeha. Rio pun berkata.
"Ayo, Tuan kami memanggilmu." ucap Rio datar.
Jeha berdiri lalu melangkah ke arah Hans, walaupun dalam keadaan takut dan gemetar, namun Jeha tetap berusa terlihat tenang.
"Siapa namamu?" tanya Hans datar.
"Je, Jehana, biasa di panggil Hana Tuan." ucap Jeha sedikit gugup.
"Baiklah, Nona Hana, sekarang kamu diam jangan bereaksi apapun. Setelah apa yang akan ku lakukan nanti, itu demi keselamatanmu." ucap Hans datar.
"Ba, baik tuan." ucap Jeha masih dengan nada suara gugup.
Jeha berguman dalam hati'.
"Apa yang akan di lakukan pria datar ini padaku?. Namun* demi keselamatanku, aku rela melakukan apa saja yampentin jangan meminta nyawaku*." ucap Jeha dalam hati.
"Ayo kita keluar, dan tutup kepalamu dengan penutup mantel itu." ucap Hans berjalan, di ikuti oleh para Body Guardnya.
Jeha tinggal berdiam diri membuat Hans kembali berbalik melihatnya ke arahnya lalu berkata.
"Kamu mau ikut aku, keluar dari Bar ini? atau tidak?" ucap Hans datar.
"Iya, aku mau Tuan." ucap Jeha sambil berlari kecil ke arah Hans.
"Ingat, apapun yangku lakukan padamu jangan bereaksi apapun," ucap Hans tegas.
"Baik Tuan." ucap Jeha yang sudah ada di samping Hans.
Jeha dan Hans melangkah ke luar dari ruangan pertemuan. Di luar ruangan begitu banyak pengawal Henra yang sedang sibuk mencari keberadaanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!