Hari ini adalah hari ke limabelas pernikahan Adrian dan Zyona. Pernikahan yang diawali perjodohan dari orang tua mereka sejak mereka masih kecil.
Kalau boleh ku tanya, bulan madu seperti apa yang kalian inginkan? Keliling dunia? Menginap di hotel mewah?
Atau...
Bepergian ke tempat romantis bersama sang suami?
Kalau boleh kukatakan pada kalian, keinginan sederhana dari seorang Zyona Adisti. Dia hanya ingin menghabiskan waktu sambil menatap langit sore bersama dia, dia yang kita cintai. Berjalan ditepi pantai, dengan saling menggenggam erat jemari pasangan kita. Merasakan air laut yang dingin, menerpa dan membawa rasa sejuk diantara sela-sela jemari kaki.
Zyona pernah bilang, "Aku ingin meminta satu malam bulan purnama. Supaya hanya aku yang bisa dia lihat dengan matanya, dan hanya hembusan napasku yang berderu dengan hembusan napasnya"
Orang bilang hujan itu kenangan, dan Zyona percaya itu. Dia sering membayangkan, kelak dia akan menikah dengan pria yang mencintainya, dan dia cintai. Berteduh dibawah atap bangunan tua, dengan dia suami yang kita cintai. Saling memandang penuh cinta, menggenggam saling menghangatkan. Bercerita tentang masa depan, tentang berapa anak yang mau dimiliki, tentang nama-nama lucu untuk anak-anaknya kelak.
Hanya sesimpel itu, kan?
Zyona tidak pernah bilang dia ingin acara resepsi pernikahan yang mewah dan sempurna. Dia tidak pernah bilang ingin berbulan madu keliling dunia dan menginap di hotel berbintang.
Zyona hanya ingin menghabiskan waktu bersama dia yang mencintai nya dengan tulus. Menghabiskan sisa usia di hari tua dengan dia jodoh pemberian Tuhan.
Dengan lelaki pilihan Tuhan sejak kita sudah ada didalam kandungan ibu kita.
Itu saja, kan? Hanya hal sesimpel itu pun Zyona tidak bisa dapatkan.
Orang bilang jodoh gak akan bisa tertukar. Karena kita wanita, adalah tulang rusuk dari seorang pria pilihan Tuhan.
Lantas apa yang Zyona dapatkan sekarang?
Sesak! Rasanya patah dan tercabik! Melihat suami yang bermesraan dengan wanita lain didepan mata kepalanya sendiri.
Apakah mungkin Tuhan salah memilihkan jodoh bagi Zyona? Ataukah Tuhan lupa bagaimana seharusnya jodoh Zyona dulu saat dia diciptakan?
Kenapa Zyona yang empunya senyuman yang seperti malaikat ini harus dipasangkan dengan Pria dingin yang bahkan tidak pernah menganggap kalau dirinya itu ada.
"Adrian, kita sarapan dulu ya" Sudah limabelas hari pernikahan mereka, dan ini juga sudah yang kelimabelas harinya Zyona berusaha mendekatkan diri dengan Adrian.
Adrian yang tadinya ingin berangkat ke kantor, berhenti dan menatap tajam pada Zyona. Dan kemudian tatapannya turun ke arah tangan Zyona yang kini sedang memegang tangannya.
"Berapa kali sudah kukatakan pada mu!" Adrian marah, menepis tangan Zyona dan mendorong tubuh istrinya hingga terjatuh ke lantai.
"Sudah kubilang jangan bicara padaku Sialan! Jangan lihat aku! dan jangan berani muncul dihadapan ku!" Suara bentakan Adrian menggema memenuhi sampai ke langit-langit ruangan. Memberi tatapan tajam pada wanita itu, dan kemudian pergi seraya membanting keras pintu rumah. Sehingga membuat Zyona mengerjap ketakutan. Keringat dingin membasahi setiap lekuk tubuhnya.
Ini sudah kesekian kalinya Zyona mengalami penolakan dari Adrian. Seberapa keraspun Zyona berusaha, sekeras itu juga Adrian selalu mendorong Zyona sejauh mungkin darinya.
Zyona menatap kepergian Adrian dengan mata yang berkaca. Sekuat tenaga ia tahan agar tidak jatuh membasahi pipinya.
Ku tahu kamu tidak bisa menerima perjodohan ini. Dan kamu merasa terganggu dengan kehadiran ku dihidup mu. Tapi Adrian, aku juga sekarang ini sedang ada di posisi yang sama dengan mu. Kita sama-sama menerima perjodohan ini hanya demi kegembiraan hati kedua orang tua kita. Aku juga sedang berjuang Adrian, minimal hargai usaha ku. Jangan sakiti aku terlalu dalam seperti ini.
Aku mohon.....
TBC......
Hari ini adalah hari minggu. Hari dimana Adrian tidak masuk kantor. Pernikahan Adrian dan Zyona sudah berlangsung satu bulan. Dan selama sebulan ini, ada satu kebiasaan Adrian yang diperlihatkan pada Zyona. Adrian selalu membawa Moza, pacarnya ke rumah.
Moza dan Adrian sudah berpacaran hampir empat tahun. Mereka tidak menikah karena terhalang restu dari orang tua Adrian, Sbab Adrian sudah ditunangkan dengan Zyona bahkan sejak mereka masih kecil.
Sungguh, ini adalah hubungan yang rumit. Dimana Adrian dicerita ini diberi kuasa untuk harus memilih. Antara Zyona, atau Moza. Kisah mereka ibaratkan memakan buah simalakama. Arti dari peribahasa "Bagai makan buah simalakama": Serba salah (mau ke kiri salah, ke kanan salah, maju salah, mundur pun salah)
Jika Adrian memilih Moza, dia akan menyakiti perasaan Zyona, orang tuanya dan orang tua Zyona. Dan jika Adrian memilih Zyona, dia hanya akan menyakiti dirinya sendiri, dan hati pacarnya.
Sebenarnya Moza adalah wanita yang baik, dia lembut dan sangat anggun. Moza adalah PNS di kantor kecamatan kota Bandung.
Mengerti juga lah pada Moza, dimana dia yang lagi cinta-cintanya bersama Adrian, malah harus terpisah karena ditinggal nikah. Sungguh tidak adil, Sbab Moza yang lebih dulu kenal dengan Adrian. Jujur, Moza sangat tidak terima ditinggal nikah sama Adrian. Tapi apa yang bisa mereka buat? Jika pernikahan ini adalah kebahagiaan dari orang tua Adrian maupun Zyona.
"Masak apa Zy?" Tanya Moza. Dia baru sampai bersama Adrian entah dari mana. Adrian sudah lebih dulu naik ke kamarnya, sedangkan Moza memilih untuk menyapa Zyona terlebih dahulu.
Zyona menoleh pada Moza. Seperti biasa, wanita itu terlihat sangat lembut dan anggun. "Nasi goreng Mbak" Jawab Zyona dan hanya tersenyum simpul pada Moza
Moza selalu berusaha mengakrabkan diri dengan istri pacarnya ini. Tapi tetap saja, Zyona terlihat selalu sengaja membangun tembok yang sangat tinggi antara ia dengan Moza.
"Ouh, enak dong, nanti embak boleh cicipi, gak?" sebenarnya Moza agak canggung dengan Zyona. Apalagi istri pacarnya itu lebih banyak diam, dan selalu terlihat murung.
"Iya" Jawab Zyona singkat
"Um, Embak naik dulu ya, he he" Ujarnya dengan tertawa garing. Sungguh percakapan nya dengan Zyona hanya membuat hubungan diantara keduanya menjadi tambah renggang.
Zyona menatap lekat punggung Moza yang mulai menjauh. Naik ke lantai dua dimana kamar Adrian berada. Setiap hari sabtu dan minggu, Moza selalu menginap di rumah Adrian. Itu adalah kebiasaan yang mereka lakukan bahkan sebelum Adrian menikah dengan Zyona.
Sudah sebulan Adrian dan Zyona menikah. Dan sudah sebulan ini mereka tidur di kamar yang berbeda. Kamar Zyona, tepat bersebelahan dengan kamar Adrian. Jadi, setiap malam hari dihari sabtu dan minggu, Zyona selalu mendengar suara mengerikan dari Moza. Kalian pasti ngerti kan? apa maksud saya.
Ya, Arian dan Moza melakukan hubungan Itu, Bahkan jauh sebelum Adrian dan Zyona menikah, mereka telah melakukannya berkali-kali.
"Kenapa lama?" Tanya Adrian begitu Moza baru masuk ke dalam kamar.
"Maaf sayang, aku tadi hanya ingin menyapa Zyona" Moza ikut duduk di bibir ranjang bersama Adrian.
Mereka saling menatap. Adrian baru selesai mandi, kini dia hanya memakai handuk yang melilit dipinggangnya. Sisa air masih menempel di lekukan wajah tampannya. Rambut yang basah serta acak-acakan, seperti menambah kadar ketampanan seorang Adrian Gadangga.
"Aku tahu aku tampan, tapi ingatlah untuk berkedip Sayang" Goda Adrian, sambil tersenyum jahil lalu mengecup sekilas bibir pacarnya.
"Ih Adrian! itu perampokan!" Wajah Moza berubah merah. Dia kepergok menatap wajah tampan Adrian. Seakan wajah pria itu memiliki nikotin, yang membuat kita candu untuk melihatnya lebih lama.
"Kita mulai?" Tanya Adrian dengan senyuman yang mengembang
"Aku mandi dulu..." Ucap Moza sambil berdiri. Dia ingin masuk ke dalam kamar mandi, tapi tiba-tiba Adrian langsung memeluk tubuh pacarnya itu dari belakang.
"Sekarang aja" Suara Adrian sangat berat, dan itu terdengar sangat seksi. Handuk yang melilit dipinggangnya terjatuh, menampakkan tubuh Adrian yang polos, bersih, putih. Tidak hanya perut dan lengannya yang berotot, tetapi kaki nya juga sangat kekar. Sungguh, seorang Adrian Gadangga adalah pria yang gagah.
"Emmhhhggg, Adriann, kamu membuatku tidak nyaman" Lebih terdengar seperti mendesah. Sbab kejantanan Adrian mengganjal di pinggang Moza. Itu membuat semua bulu kuduk nya berdiri.
"Aku milikmu Moza, dan kamu milikku selamanya" Tangan Adrian mulai tak terkendali. Jiwa liarnya bangkit mengikuti nafsu duniawi yang tinggi.
Dia mulai melepas satu-persatu pakaian yang melekat ditubuh pacarnya. Mengarahkan Moza untuk menungging, dan menggunakan pintu sebagai tumpuan untuk sandaran tangannya. Dan Adrian langsung menerjang Moza dari belakang. Menggerakkan pinggul nya dengan sangat brutal.
" Uggghh! " Moza menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Meredam suara itu agar tidak keluar.
Adrian menangkap tangan Moza sambil terus menggerakkan pinggul nya. "Jangan di tahan, keluarkan saja" Ujar Adrian
"Ti..tidakhh, nanti Zyona dengar"
"Sudah kubilang jangan sebut namanya didepan ku Za!" Tegas Adrian.
"Rian, tapikan....emmh! Uhhgg! " Ucapan Moza terpotong desahan. Adrian sengaja mempercepat tempo gerakannya, dia tidak suka jika Moza menyebut nama istrinya itu didepannya.
Adrian terus menerjang Moza tanpa ampun. Menyatakan rasa cintanya yang dalam pada pacarnya ini dengan penyatuan diantara keduanya.
Tok Tok Tok Pintu kamar Adrian diketuk oleh seseorang
"Adrian berhenti dulu, sepertinya itu Zyona" Ucap Moza menerka. Karena dirumah ini hanya ada Adrian, istri Adrian dan pacarnya Adrian.
"Lupakan semua orang, dunia ini milik kita. Hanya kita" Adrian memandang wajah Moza. Alis yang bertaut, mata tertutup, wajah memerah, dan mulut yang sedikit terbuka. Menggemaskan.
"A...Adrian, ber-hen-ti du-lu..." Moza kesulitan dalam berbicara, serangan Adrian begitu memabukkan nya.
"Ck! Pengganggu!" Kesal Adrian, tidak ada kepanikan sedikitpun dalam dirinya. Dia tidak memperdulikan perkataan Moza tadi, Adrian tetap menerjang Pacarnya itu dengan buas.
"Jangan pedulikan pengganggu itu! "
"Adrian, dia istrimu, berhenti dulu..."
Adrian tidak suka pengganggu. Moza berusaha menahan suara itu agar tidak keluar lagi. Ia menutup mulutnya dengan punggung tangannya. Adrian yang melihat itu marah. Suara desah Moza yang merdu tak terdengar lagi olehnya.
"Jangan tahan Za, keluarkan saja!" Titah Adrian, dia menambah kecepatan gerakannya
"Adrian, kamu di dalam?" Suara Zyona terdengar dari balik pintu kayu.
"Jawab pengganggu itu, suruh dia pergi!" Bisik Adrian di telinga Moza "Bilang aku sedang tidur!"
"Rian...."
"Cepat Za!" Adrian marah, dia semakin buas menerjang pacarnya itu
"Zy, A...Adrian lagi tidurrrhhhh" Moza berbicara sambil menelan erangannya. Ini sungguh hal gila. Dimana Moza harus berbicara pada istri sah dari pacarnya, dengan pacarnya yang sedang memasukinya lebih dalam dari sebelumnya.
Adrian sangat menyukai sensasi itu. Disitu ada istri sah pilihan orang tuanya, sedangkan dibalik pintu kayu yang hanya memiliki ketebalan tiga centi meter, Adrian sedang bercinta dengan wanita lain.
"Um, tolong bangunkan ya Mbak, Bunda sama Ayah sekarang ada di ruang tamu" Suara Zyona terdengar dari balik pintu. Perkataannya membuat Moza maupun Adrian tersentak.
Orang tua Adrian datang, disaat yang tidak tepat.
"I..iyaggghh" Jawab Moza. Dia tidak mendengar suara Zyona lagi, mungkin wanita itu sudah pergi.
"Rian, berhenti dulu, dibawah ada orang tuamu" Ucap Moza
"Sebentarrr, sedikit lagi kita akan selesai"
Mau badai atau apapun yang datang, Adrian akan tetap menuntaskan aktivitas nya ini. Sampai dia benar-benar puas.
TBC...
•Nama: Zyona Adisti
•Umur: 23 Tahun
•Pekerjaan: Fotografer
•Perawakan: Tomboy, ceria dan Sederhana
•Nama: Adrian Gadangga
•Umur: 28 Tahun
•Pekerjaan:Direktur Utama Gadangga Company
•Perawakan: Egois dan mengutamakan Logika
•Nama: Moza Emanuela
•Umur: 25 Tahun
•Pekerjaan: PNS di kantor kecamatan kota Bandung
•Perawakan: Anggun, lembut, Seksi
Semoga suka sama visual nya 👻.
...----------------...
Zyona masuk ke dalam kamarnya, menutup pintu itu rapat, dan bersandar di baliknya. Perkataan Adrian yang menyebutnya sebagai pengganggu terngiang-iang di pikirkan nya.
Tidak munafik, Zyona selalu cemburu jika melihat Adrian yang memperlakukan Moza dengan begitu lembut. Siapa yang istri tapi siapa yang dibelai. Sesak!
Zyona juga tadi mendengar suara berisik suaminya yang sedang bercinta dengan wanita lain, karena ketebalan pintu hanya berkisar tiga centi meter, semua dapat didengar oleh Zyona. Desahan, percakapan mereka, tentang Adrian yang menyebutnya sebagai pengganggu. Ahh, sudahlah, jika diingat-ingat hanya akan meremas hati saja.
Zyona melepas jemarinya yang sedari tadi saling meremas. Dia menarik napasnya dalam dan dihembuskan dengan kasar. Zyona mengambil handuk dan lebih memilih untuk mandi.
Setelah mandi dan berpakaian, Zyona keluar dari kamar. Berkali-kali dia melakukan peregangan wajah, supaya nanti dia bisa tersenyum didepan mertuanya. Zyona melangkah keluar, dan berpapasan dengan Adrian yang juga baru keluar dari kamarnya.
Baru selesai menuntaskan urusannya dengan Moza, walaupun tidak sempat mandi, Adrian langsung memakai pakaiannya dan keluar dari kamarnya.
Mereka saling bersitatap, dan didetik berikutnya Zyona langsung melemparkan pandangannya ke arah depan, berjalan lebih dulu meninggalkan Adrian yang masih berdiri di tempatnya.
"Tunggu" Adrian langsung menangkap tangan Zyona sebelum istrinya itu berjalan lebih jauh.
Zyona menoleh, alisnya tertaut sambil menatap pada Adrian. Adrian memandang Zyona sambil berkata "Didepan Bunda dan Ayah berkelakuan lah sebagai istri ku, jangan sampai mereka tahu apa yang terjadi!" Tekan Adrian
"Walaupun tidak didepan Ayah dan Bunda, aku selalu berusaha menjadi istrimu! Kau yang buta, hingga tidak melihat usahaku!" Tegas Zyona seraya menatap Adrian dengan ekor matanya
"Aku sedang tidak ingin berdebat Zy!"
Zyona hanya diam, memandang Adrian dengan tatapan mata yang serius. Dia menepis tangan Adrian yang memegangi pergelangan tangannya, lalu berjalan lebih dulu ke lantai satu.
Zyona berjalan menuruni tangga dan disusul dengan Adrian yang mengikuti nya dari belakang. Di sofa ruang keluarga terlihat lelaki tua dan wanita paruh baya, mereka senyam-senyum tipis ketika melihat kedatangan Adrian dan menantu kesayangan nya.
"Anak Bunda cantik sekali, duduk disini sayang" Ucapan hangat itu yang menyambut Zyona, dia tersenyum pada Nita, ibu mertuanya.
"Iya Bunda" Ujar Zyona dan duduk di samping ibu mertuanya. Zyona merasa sentuhan hangat mengelus puncak kepalanya. Bunda Nita adalah sosok ibu yang sangat hangat dan penyayang.
"Bunda sama Ayah kenapa datang malam-malam begini?" Tanya Adrian setelah duduk di sofa tunggal, disamping sofa panjang yang di duduki Zyona, Bunda, dan Ayah.
"Memang gak boleh jika Bunda ingin bertemu dengan anak dan menantu Bunda" Bunda Nita yang menjawab
"Kenapa lama sekali kalian turunnya!" Ini suara Angga, Ayah Adrian. Salah satu kesamaan nya dengan Adrian, mereka benci menunggu.
"Um, itu tadi...." Zyona menjawab terbata, sambil menatap pada Adrian. Tapi pria itu malah terlihat tidak peduli sambil menatap lurus ke depan.
"Is Ayah gak pekaan banget sih!" Nita geram sambil menyenggol lengan Angga. Pipinya sudah keram menahan senyuman melihat anak dan menantu nya ini "Mereka kan pengantin baru, beri mereka waktu untuk memberi kita cucu dong"
"Okhok!" Adrian langsung terbatuk mendengar perkataan Bundanya barusan.
Apa tadi? Cucu? Jangan harap Nita! Dianggap ada aja gak pernah!
Zyona hanya bisa menunduk sambil menatap lututnya sendiri. Tidak tahu harus berkomentar seperti apa. Rasa sesak di dadanya mengikat suaranya hingga tidak bisa dikeluarkan.
Malam semakin larut, Nita dan Angga memutuskan untuk menginap di rumah Adrian.
Rumah Adrian hanya terdiri dari tiga kamar. Satu kamar Adrian, satu kamar yang dipakai Zyona, dan satu lagi kamar tamu. Dan ketiganya terletak di lantai dua.
Kamar Adrian dihimpit oleh dua kamar itu. Kamar Zyona ada di sebelah kanan, dan kamar tamu ada di sebelah kirinya.
Adrian, Zyona, Ayah dan Bunda naik ke lantai dua bersamaan. Ketika mereka baru sampai di lantai dua, Zyona langsung berkata "Ayah, Bunda, Zyona duluan ya..Selamat malam" Ujar Zyona dan melangkah ingin masuk ke dalam kamarnya. Tapi perkataan Nita langsung memberhentikan langkah Zyona.
"Loh, kamar Adrian kan yang ini" Ujar Nita sambil menunjuk pada kamar Adrian yang terletak di tengah-tengah.
Gadis itu membeku di tempatnya berdiri. Gawat! Dia lupa akan hal ini.
Zyona menoleh pada ibu mertuanya, terlihat wajah mereka yang penuh tanda tanya. Lalu dia melempar tatapan pada Adrian, dan kali ini laki-laki itu juga terlihat ketakutan.
"Um, Bunda...."
"Kalian pisah ranjang!" Suara Angga meninggi. Tebakannya yang benar langsung menancap tepat di hati Adrian maupun Zyona
"Zyona yang salah Yah, Zyona suka ngambekan sampai ngamcam pisah ranjang sama Adrian" Jawab Zyona berbohong
"Ck, sayang, kalian jangan sering berantem-berantem dong" Nita mendekat lalu membingkai wajah Zyona dengan telapak tangannya. "Papa mu sedang terbaring di rumah sakit, jangan sampai keadaan nya tambah parah hanya karena pertengkaran kecil kalian" Ucap Nita dengan lembut
"Kamu juga Rian, jangan keras kepala seperti Ayahmu!" Nita mencibir sambil melirik pada Angga, suaminya.
"Ih, Ayah pula yang kena!" Dengus Angga kesal
"Iya Bunda, Ayah, maafkan kami.." Adrian meminta maaf "Ayo Zyona" Sebelum kedua orang tuanya bertanya lebih dalam, Adrian langsung menarik tangan Zyona untuk ikut masuk ke dalam kamarnya
"Jangan egois Rian, Sering-seringlah mengalah pada istrimu " Pesan Bunda terdengar, Adrian maupun Zyona tidak menjawabnya, mereka keburu masuk ke dalam kamar Adrian.
Didalam kamar, Adrian langsung melepas tangan nya yang tadi menggandeng pergelangan tangan istrinya. Dia mengunci pintu kamar dan langsung menyakukan kembali kuncinya. Berjalan melewati Zyona, naik ke ranjang nya, dan berbaring di samping Moza yang sudah lebih dulu tertidur.
Zyona yang masih berdiri di tempatnya, mengedarkan pandangannya menyapu kamar tersebut. Kamarnya gelap, hanya sinar dari lampu tidur yang memberi penerangan. Dilantai berserakan pakaian serta pakaian dalam milik suaminya dan pacar suaminya. Di ranjang terlihat Moza yang tertidur dengan sangat pulasnya, dan Adrian yang memeluk tubuhnya sangat erat.
Ini gila! Zyona harus satu kamar dengan suaminya dan pacar suaminya. Persetan dengan perjodohan! Kalau bukan karena Papanya Zyona yang sekarat di rumah sakit sudah dari dulu dia meninggalkan pria berengsek seperti Adrian.
Untuk kesekian kalinya Zyona menghela napasnya, lalu berjalan ke arah sofa warna putih. Dia tidur disana tanpa selimut ataupun bantal. Sedangkan di atas kasur didalam kamar yang sama, ada suaminya yang sedang mendekap wanita lain.
TBC...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!