NovelToon NovelToon

KEDUA

Prolog

Terlahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara membuat

Marisa ardina setiawan atau yang biasa di panggil Caca selalu di jadikan nomor dua oleh kedua orang tuanya. segalanya selalu di nomor duakan membuat dirinya terpacu untuk menjadi yang pertama dalam hal apapun itu dia tak mau menjadi nomor dua baginya sangat menyebalkan menjadi nomor dua.

Sejak kecil Caca selalu berusaha menjadi nomor satu dalam hal pelajaran ataupun apapun termasuk keinginannya menjadi penulis nomor satu.

Di balik sifatnya yang periang dia menyimpan sebuah luka yang sangat dalam.luka yang tak mungkin dia ungkapkan kepada siapapun.

Caca selalu menutupi kesedihannya dengan sifat selengeannya

Sejak SMA Caca memutuskan merantau dan mencoba mandiri dia ingin membuktikan ke kedua orangtuanya bahwa dia mampu dan akan menjadi nomor satu.

Sudah hampir 5 tahun Caca merantau di ibukota mencoba mandiri dan membuktikan bahwa dia bisa dan mampu. saat SMA Caca menempati kost putri dekat dengan sekolahnya tapi semenjak lulus SMA dia memutuskan mengontrak sebuah Apartemen tipe studio berdua dengan Hilda sahabatnya yang dia kenal dua tahun lalu saat Caca bekerja di Citra pacific.

Caca sangat menikmati kehidupannya saat ini perlahan karirnya di perusahan mulai naik, dia memilih melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi sambil bekerja. dan dengan uang nya sendiri, Ayahnya menghentikan mengirim uang kepadanya bukan tanpa alasan sejak lulus SMA Ayah meminta nya untuk melanjutkan kuliah tapi Caca menolak dan memilih bekerja sejak itu Ayah tak pernah mengirimi dia Uang.

Di awal-awal bekerja dia harus berhemat gajinya selalu habis untuk bayar kos dan makan.

sehingga dirinya mulai berhemat dia tak mau dianggap tak mampu oleh Ayah..

Saat ini semua pengorbanannya terbayar dia bisa meniti karirnya dan dia juga bisa melanjutkan pendidikannya..

Sikapnya yang cuek periang dan selengean membuatnya sampe saat ini masih betah sendiri atau ngejomblo. bukan tak ada pria yang mendekatinya justru banyak pria yang mencoba meraih simpati dan cintanya.

bukan tidak percaya cinta tapi sudut hatinya masih terluka karena menjadi yang kedua itu sungguh sakit,dan membuatnya tak mempercayai apa itu cinta.

Hingga seorang dari masalalunya hadir kembali dan perlahan mengisi hari-harinya dan mulai mengisi sudut hatinya. namun banyak keraguan dalam hati caca

Rakatama Nugroho

Terlahir sebagai anak pertama membuat kedua orangtuanya mendidik Raka menjadi seorang pemimpin. ayahnya yang bekerja sebagai Karywan BUMN membuat Raka berpindah-pindah mengikuti kemana dinas sang Ayah.

Raka merupakan anak sahabat dari mama Maria mamanya Caca.saat sekolah dasar sang Ayah sedang berdinas di kota kelahiran mamanya dan sempat bersekolah di tempat yang sama dengan Caca.ya Raka teman sekelas mba Fitri kakak kandung Caca, sejak kecil Caca sering cemburu saat Raka lebih memilih bermain dengan mba Fitri.

Ketika Raka pindah Cacalah yang paling sedih dan tak mau menemui Raka.

karena di bujuk oleh mama Caca mau menemui Raka dan meminta Raka berjanji suatu saat nanti jika mereka bertemu lagi Raka gak boleh menjadikan nya yang kedua.Raka harus main dengan nya rengek caca kecil.

Raka berjanji jika suatu saat nanti bertemu Caca akan menjadikan Caca yang pertama,dan kini Raka menepati janjinya. namun dia harus berusaha untuk mengobati sudut hati Caca yang telah terluka..

.

.

.

.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

hai..hai.. ini karya kedua aku. terimakasih untuk yang sudah mampir

Pagi mendebarkan

Senin pagi. Caca masih terpejam jam 3 subuh tadi dia baru tiba di apartemen. meskipun di kereta di bisa tidur tapi tubuhnya terasa pegal sehingga begitu sampai dia langsung tertidur kembali. beruntungnya dia sedang libur sholat.

Pintu kamar di ketuk kuat oleh Hilda, sudah hampir jam 7 pagi jika tidak segera bangun bisa terlambat.

"Ca, bangun kita ada metting jam 8 pagi ini" setengah berteriak Hilda membangunkan Caca.

Dengan langkah gontai Caca membuka pintu kamar " iye gue udah bangun"

"loe cepetan sarapan Ca,kita gak boleh telat "

Hilda tengah sibuk menyiapkan sarapan mereka, sesuai kesepakatan bersama mereka bergantian mengerjakan tugas harian di rumah, misal memasak,menyapu, membersihkan apartemen bergantian. hari ini giliran Hilda yang menyiapkan sarapan mereka

"emang ada apaan sich tumbenan senin metting pagi" Caca yang baru keluar dari kamar mandi berjalan ke meja makan dan meminum teh hangat yang telah di siapkan Hilda.

"Pak bambang kan di berhentiin, ketahuan korupsi jadi ada pergantian pimpinan katanya sich orang yang dari cabang pekanbaru ca"

Seminggu kemarin Caca mengambil jatah cutinya untuk pulang ke kampung halaman atas permintaan sang ibu karena mba Fitri akan melahirkan,sebenarnya Caca agak malas lagi-lagi mba Fitri lah yang pertama memberikan ibu dan Ayah cucu, tapi untuk urusan satu ini Caca masih bisa toleransi karena dia juga belum tahu kapan akan memberikan cucu untuk orang tuanya, boro-boro Cucu calon mantu aja belum ada.

"Akhirnya kebongkar juga tuh pak tua, kebanyakan gaya sich" Caca mencibik. bukannya sedih Caca malah bersyukur tua bangka itu di pecat. siapa yang tak muak dengan pria tua yang mesumnya tingkat dewa, wanita berhijab model Caca saja masih di godanya.

"udah cepetan Ca, udah mau jam 7 " omel hilda yang sudah kelabakan meski apartemen yang mereka sewa tak jauh dari kantor tapi Hilda si karyawan teladan takut kalo dia akan telat masuk kantor..

"iya gue tinggal ganti baju, pake bedak dikit tenang aja gue udah MANDI " sengaja menegaskan kata mandi karena Hilda tau kebiasan Caca jarang mandi jika sudah terlambat.

PT.CITRA PACIFIC

Dua ojek online yang membawa Caca dan Hilda telah sampai di luar gedung perkantoran. setelah perdebatan dengan Hilda yang gak mau ikut mobil Caca akhirnya mereka memilih ojek online untuk mempersingkat waktu.

Hilda setengah berlari memasuki gedung sedangkan Caca berjalan santai telat dikit gak masalah rasanya toh selama ini juga Caca jarang telat pikirnya.

Semua sudah berkumpul di aula gedung bukan di ruang metting karena sepertinya bakal banyak yang serah terima jabatan, seminggu di tinggal mudik saja sudah banyak perubahan.

Caca memilih duduk di sebelah mas Fajar dan mba Alya teman sedivisinya sementara Hilda duduk bersama para staff sekretaris Direktur.

Ya secara karir Hilda jauh di atas Caca, Hilda yang lulusan S1 tentu bisa menempati posisi paling waoo di perusahan sementara Caca yang masih menyelesaikan S1 nya cukup puas bisa berada di Divisi RND.

Semua berdiri saat pak Marwan pemilik PT CITRA PACIFIC masuk bersama dengan beberapa orang yang di yakini para karyawan adalah para leader baru mereka.

"Bismillah, Assalamualaikum selamat pagi semua salam sejahtera semoga kita semua dalam keadan sehat dan baik baik saja"

pak Marwan berdiri di tengah podium memberi salam kepada seluruh karyawan yang hadir.

"untuk mempersingkat waktu kita akan sambut para Leader baru yang akan menggantikan para leader lama yang sudah tidak bertugas di perusahan kita, selanjutnya akan saya serahkan ke pak Budi Direktur di CITRA PACIFIC pusat" Pak Marwan turun dari podium dan menempati kursi di depan yang telah di siapkan untuk pemilik dan para pimpinan perusahaan

" baik terimakasih pak Marwan dan saya akan memperkenalkan kepada semua leader baru kita, silahkan Ibu Rahayu selaku Manager HRD yang baru, Bapak Toni selaku Manager Pemasaran yang baru, mungkin kalian sudah mengenal mereka berdua ini ya" ibu Rahayu dan pak Toni naik berdiri di belakang pak Budi.

" Dan untuk leader RND yang baru, silahkan bapak Rakatama Nugroho untuk memperkenalkan diri, kalian pasti belum kenal kan sama bapak ganteng ini? " canda pak Budi..

Caca yang tengah mengantuk langsung membulatkan matanya saat mendengar nama yang tak asing untuk dirinya dan saat melihat kedepan betapa terkejutnya Caca.Rakatama Nugroho anak laki-laki yang pernah janji pada dirinya akan menjadikan Caca yang pertama saat bertemu lagi..

Deg...ada perasaan senang tapi takut, akankah Raka masih mengingatnya?

Raka selesai memperkenalkan dirinya disambut tepuk tangan dari para karyawan

"Maaf pak Raka udah menikah atau singel" pertanyaan dari deretan staff sekretaris Direktur yang terkenal cantik.

" Mohon maaf itu ranah pribadi saya diluar pekerjaan saya tidak bisa menjawab" Raka tersenyum menganggukan kepala dan pamit mundur berdiri di belakang pak Budi.

"Wahh udah pada gerak cepat kelihatannya nich para ladies, pak Raka hati-hati ya " Sindir pak budi matanya melotot kearah staf sekertaris.

Acara perkenalan dan serah terima jabatan di akhiri dengan coffe break. dan sekarang semua telah kembali ke ruangan masing-masing untuk bekerja..

Raka yang baru akan memulai berkantor di pusat tentu tidak begitu paham dengan situasi kerja di pusat. untuk itu dia memanggil semua staff RND untuk berkumpul di ruangannya, untuk berkenalan dan pastinya meminta bantuan dan bimbingan dari para Staff

Di sofa di ruangan Raka. mas Fajar duduk berhadapan dengan Raka sementara mba Alya berdampingan dengan Caca

entah apa yang terjadi jantung Caca berdetak kencang tak seperti biasanya..

dia menggengam tangannya dia merasa gugup

"*apa iya ini mas Raka"

"Asli ganteng banget*"

Caca bermonolog sendiri dengan hatinya sesekali melirik kearah Raka.

"Assalamualaikum, salam kenal saya Raka dari cabang Pekanbaru yang menggantikan pak Bambang, jadi saya minta tolong dan bimbingannya dari kalian semua"

Raka membuka pertemuan dengan para staff nya yang terdiri dari tiga orang

"Waalaikumsallam salam kenal pak Raka, saya fajar selaku senior penanggung jawab di RND dan di sebelah kanan bapak itu Alya, sebelah Alya junior kami yang paling bisa kami andalkan Caca" Mas fajar memperkenalan ke Raka

"caca, kayaknya namanya gak asing" Raka tersenyum kearah Alya dan saat melihat Caca Caca juga tengah melihatnya tapi segera membuang mukanya kearah lain

"Baiklah semoga kita bisa menjadi satu team yang solid ,ohh ya saya mau lihat riset produk yang dari Taiwan apa sudah selesai"

"Sudah pak, Caca yang akan mempresentasikannya pak" jawab Fajar..

"Ok Caca bisa tinggal di sini, yang lain bisa lanjut kerja" Titah Raka

"Sebentar pak saya ambil USB nya semua data analisnya ada di sana" Caca ikut berdiri dan berjalan keluar dari ruangan Raka.

" Mas fajar nich, kenapa harus gue sich mas kan mba Alya juga ikut ngerjain" gerutu Caca

" Aku emoh Ca, suruh presentasi produk ora jelas itu" mba Alya nyerocos menanggapi omelan Caca..

"Nasib jadi junior jadi tumbal para senior" Caca melengos mengàmbil USB dan berjalan kearah ruangan Raka meninggalkan dua seniornya.

Di depan ruangan Raka Caca masih ragu untuk masuk kedalam

Bismillah..

" Masuk aja gak usah kelamaan di luar saya gak punya banyak waktu" hardikan dari dalam ruangan..

Duhh ini jantung rasanya mau terjun bebas kebawah..Gustiiii..tulunggg....

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

terimakasih sudah mampir jangan lupa tinggalkan likenya yo kakak 🥰🥰😍

Ya aku ingat..

Menarik nafas panjang Caca membuka hendel pintu dan berjalan ke depan meja Raka. jagan di tanya gimana detak jantungnya.

"Maaf pak ini hasil risetnya" menyerahkan USB pribadinya karena keenakan liburan Caca sampe lupa memindahkan datanya dari USB pribadi ke USB kantor..

"ini milik pribadi memangnya kantor gak mampu beli USB ? " terlihat dari bentuk USB Raka menyimpulkan bahwa benda yang di pegang adalah milik pribadi

"Sini kamu yang mana filenya aku gak tau" melambaikan tangannya memerintahkan Caca untuk mendekat, ohh kesempatan Ca tapi Caca gak mau Raka mendengar detak jantungnya

"maaf pak kenapa gak laptop bapak aja di balikin ke sini" cicit Caca..

Raka membalikan laptop menghadap Caca memperhatikan Caca lekat-lekat sepertinya mengenal sosok gadis di depannya

"apa sebelumnya kita pernah bertemu?" pertanyaan Raka mengalihkan pandangan Caca dari layar laptop

"iya pak tadi pagi baru ketemu dia ruangan ini" jawab Caca mencoba santai walaupun sebenarnya dia sangat gugup.

"Bukan sebelum ini? " Raka mencoba mengingat ingat siapa Caca namun karena memori otaknya terlalu banyak isinya dia tak bisa mengingat

" inget aku aja gak" Caca bergumam dalam hati.

"ini pak filenya" memutar balikan laptop kehadapan Raka "mohon koreksinya pak,maaf saya permisi. kalo ada yang mau di tanyakan bapak bisa menghubungi saya bisa tekan 3 di intercom akan tersambung ke meja saya pak" Caca menunduk dan pamit keluar dari ruangan Raka..

Mengambil udara banyak-banyak dan mencoba menetralkan detak jantungnya Caca kembali ke mejanya, dia langsung menghabiskan segelas air putih di mejanya

"kamu kayak habis lari maraton aja Ca" mba Alya yang sejak tadi mengamati gerak gerik Caca akhirnya berkomentar

"galakan mana Ca,pak Bambang apa pak Raka" mba Alya setengah berbisik

"galakan pak Raka tapi cabulan pak Bambang " Caca ikutan berbisik.

"bisik-bisik apaan sich kalian, tau gak kalo ada tiga orang dalam satu ruangan itu gak boleh berbisikbisik tanpa mengajak orang ketiga" Mas Fajar pun tak mau kalah berkomentar melihat dua juniornya berbisik-bisik,

meskipun dia pria sendiri diantara teamnya tapi mas Fajar orangnya sangat santai malah kadang ikutan bergosip dengan dua wanita sableng itu.

"Victoria screet lagi diskon, mas Fajar mau beli buat istrinya biar makin di sayang" elak mba Alya yang di sambut tawa cekikian dari Caca

iya tak bisa membanyangkan Istri mas Fajar yang terkenal tertutup semua menggunakan baju kurang bahan dan daleman dari merek terkenal itu.

"Sayang Al, mending buat pulang kampung duitnya" balas mas Fajar serius..

.

.

.

Di ruangannya Raka tengah sibuk mempelajari file yang di berikan Caca tadi..

Raka cukup puas dengan hasil analisa team barunya meskipun alat yang di teliti adalah proyek dari leader RND yang lama tapi karena dia yang menjabat sebagai leader baru mau tak mau sekarang ini adalah proyek dia.

selesai membaca file Raka mencoba keluar dan karena ini usb pribadi Raka penasaran dengan isi galeri fotonya. iseng iseng dia membuka File foto Caca.tak banyak foto istimewa hanya ada foto dia saat berlibur ke singapura dan foto keluarganya

Di perhatikan foto kedua orang tua Caca, rasanya pernah bertemu tapi di mana?. saat menscrool ke bawah Raka terperangah melihat foto seorang anak sd sedang bergandengan dengan seorang teman laki-lakinya dan saat di perhatikan anak laki-laki itu seperti dirinya saat kecil

Raka menghembuskan kasar nafasnya mencoba bersender di kursinya sungguh memori masa kecilnya entah nyelip di mana

"Caca..caca. apa jangan jangan Caca anaknya tante Maria" Raka mencoba mengingat ingat kembali.

di lihat nya lagi foto keluarga Caca

"tu kan bener anaknya tante Maria, ya ini tante Maria aku ingat" Raka tersenyum dan menekan tombol interkom yang terhubung di meja Caca..

"keruangan saya sekarang"

belum sempat Caca menjawab sudah di tutup sama Raka

"tu kan mba galakan yang ini" Caca berbisik saat melewati meja mba Alya

"fighting Caca kamu bisa we love u Caca" ledek mba Alya, seperti para penonton bayaran saat nonton acara ajang pencarian bakat.Caca hanya tersenyum tipis dan berlalu dar meja mba Alya

Tok..tok..

"masuk " suara dari dalam ruangan

"permisi pak apa ada yang bisa saya bantu" Caca masih mencoba menetralkan detak jantungnya, entah kenapa dia bisa deg degan seperti ini.

"ini sudah selesai lain kali pake usb kantor jangan ceroboh " Raka menyerahkan usb Caca.

"baik pak saya permisi" berbalik arah untuk meninggalkan ruangan Raka, Caca takut tiba-tiba pingsan saking gugupnya.langkahnya terhenti saat Raka mengatakan

"gimana kabar tante Maria dan om Roni? "

Caca langsung memutar arah dan menganga tak percaya Raka masih mengingat orangtuanya, jadi kak Raka masih ingat dengan Caca hmm gak boleh geer Ca

"Alhamdulillah ibu Ayah sehat pak, bapak kenal ibu dan Ayah saya?" Caca berlagak kaget padahal dalam hati dia bahagia

"iya saya baru tau kamu anak om Roni,tadi gak sengaja lihat foto keluarga kamu" sungguh jawab Raka membuat Caca jadi jatuh sejatuh jatuhnya ternyata pria itu tak mengenalinya dan apa dia tau Caca anak Ayah Roni karena foto keluarga yang di simpan

"ohh saya permisi pak" Caca langsung berbalik arah dia tak mau berlama-lama dengan Raka perasaannya masih galau dia mengira Raka masih mengenalinya namun ternyata Zonk

Raka tersenyum menatap kepergian Caca

" Kamu sudah gede Ca, kamu masih ingat ya kira-kira janji kita " gumam Raka.

setengah berlari Caca menuju mejanya dan langsung memasang earphone di telinganya untuk menghindari wawancara dari dua seniornya

"Ca, ayo kita mang udin yuk udah lama gak makan mie ayamnya " sebuah gulungan kertas melayang ke dahi Caca siapa lagi pelakunya kalo bukan mba Alya

Caca mendongak keatas melepas earphonenya

"mba gak bisa yak baik-baik gitu manggilnya selalu nimpuk pake kertas" gerutu Caca mengelus dahinya.

"Lagian lu kalo udah di sumpel lupa waktu, udah jam makan siang nich ayo buruan " Mba Alya menyeret Caca yang masih tertuduk karena belum siap dia terjatuh

"Mba Alya ni kayak senior ngospek junior " merapikan bajunya membenanrkan jilbabnya yang miring

"lu kelamaan sich "tanpa rasa bersalah melenggang keluar ruangan

Caca mengambil dompet dan hapenya mengganti sepatunya dengan sendal sambil membalas Wa yang masuk dia berjalan tanpa melihat kedepan dan

bughh...

Awww.. dia menabrak tubuh tinggi tegap di depannya dan tersungkur.

"Aduhh,maaf maaf " ujarnya masih berusaha bangun.sebuah tangan kekar mengulur di hadapannya Caca mendongak keatas dan mata nya bertemu dengan mata coklat yang dulu mennangkanya, Caca langsung membuang pandangannya menolak tangan kekar itu dan langsung bangkit "maaf pak " ujarnya singkat dan berlalu setengah berlari menyusul mba Alya

"kamu gak berubah Ca " seulas senyum mengembang di wajah Raka..

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

makasih kakak yang sudah mampir ke karya kedua ku..kakak aku minta like nya ya kalo udah baca 😁😁😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!