Hello.
Terimakasih sudah menyempatkan waktunya untuk singgah di karya ini. "KETIKA WAJAHKU BERUBAH" merupakan karya kedua saya setelah "CINTA PANGERAN TAMPAN" (udah tamat dan boleh dilirik juga ya. hehe). Mungkin akan masih banyak kesalahan penulisan atau alur yang membuat para pembaca merasa kurang nyaman, namun disini saya akan berusaha lebih giat dan selalu merevisi setiap karya saya. Mohon bantuannya dengan memberikan komentar positif dan membangun demi kelancaran karya ini.
Terimakasih.
~angel
**Mulai**
Seorang wanita yang terlibat hutang oleh Ibunya yang telah meninggal dunia. Konon, katanya Ibunya menyerahkan semua hutang nya kepada putrinya, Jessica Romantika.
Ia hidup dengan dua kepribadian. Siang hari, Ia melakukan rutinitas layaknya seorang mahasiswa di kampus bergengsi. Malam harinya, ia hidup sebagai wanita yang memuaskan hasrat para kaum adam.
Tuan muda Erick Fernandez adalah seorang Presdir yang tmpan dan kaya raya, semua yang ia Inginkan harus ia dapatkan. Dengan sifat angkuh dan sombongnya membuat para wanita berfikir seratus kali untuk mendekatinya. Banyak isu yang mengatakan bahwa Erick suka bermain wanita.
Jessica sebagai orang yang ditunjuk Ibunya untuk melunasi hutangnya, tidak terima jika tuan muda Erick mempersuntingnya.
Bagaimana kisah Jessica selanjutnya ?
Apakah ia tetap pada pendiriannya atau menyerah dan jatuh kepelukan tuan muda Erick Fernandez ? mungkinkah ada keajaiban untuk dirinya agar bisa terlepas dari tuan muda Erick ?
Atau Erick sebagi lelaki yang akan menikah dengannya juga menolak keras perjodohan itu ?
Mari kita simak cerita mengerikannya !
Jessica Romantika adalah seorang mahasiswi pendiam di kelas nya, yang kini menjalani semester empat. Ia cukup menguasai beberapa bidang, namun karena lingkungan yang sering mengabaikannya ia jadi cuek dan hanya bertanya atau menjawab seperlunya saja.
Jessica berjalan menyusuri koridor kampus, melirik mahasiswa lain yang berjalan tertawa bersama geng nya. ingin seperti mereka, namun apalah dayanya yang hanya dianggap remahan debu.
Jessica menundukkan kepalanya, mengembuskan nafas berat, lalu pergi ke perpustakaan mencari buku yang ia perlukan.
"Atas nama ?"
"Jessica Romantika"
"Jessica Romatika, dari Fakultas Ekonomi ?"
"Benar pak"
"Oke. Waktu pengembalian seminggu sejak hari ini"
Jessica tersenyum menerima sebuah kertas peminjaman buku. Lalu berjalan meninggalkan gedung perpustakaan.
"Jessica ?" Tanya seorang driver online.
"Ya pak" Jessica masuk kedalam mobil itu dan pergi meninggalkan kampus.
Jessica meletakkan tas dan buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan dengan rapi di atas meja belajarnya. Lalu beranjak ke cermin meletakkan kacamata yang ia kenakan sehari-hari di atas meja rias, lalu melepas ikat rambut yang melekat di rambutnya, rambut panjang dan lebat yang ia ikat seperti kuncir kuda setiap hari itu tak membuat rambutnya rusak rambut itu tergerai rapi di punggungnya.
Jessica menghempaskan tubuhnya di ranjang. menatap langit-langit kamar yang tidak begitu besar.
Sampai kapan hidupku akan seperti ini ?
Aku lelah Ibu, sangat lelah.
Tiba-tiba ponselnya bergetar, Jessica menarik benda kecil itu dan melihat notif yang terpampang disana. Dengan malas, Jessica mengangkat panggilan itu.
"Jessi, hari Ini kau harus datang lebih cepat, malam ini kau sudah di booking oleh 4 lelaki. Kau sangat beruntung." Terdengar suara seorang wanita di ujung sana.
Jessica terdiam beberapa saat, hingga membuat wanita di ujung sana merasa kesal.
"Jessi, kau dengar ?" Ucap wanita itu dengan nada kesal.
"Ya" Jessica melempar ponselnya ke sebelahnya. Kembali menatap langit-langit kamar.
Ibu, kenapa kau begitu tega ? Apa salahku yang membuatmu menyerahkan hutang-hutangmu padaku ? Tidakkah kau tahu aku sangat menderita hidup seperti ini ?.
Butiran air keluar dari ujung matanya, Jessica menarik nafas panjang dan mengeluarkan nya pelan.
Tak apa bu, kau memang ibu sialan yang tak sengaja melahirkan ku ke dunia ini.
Jessica beranjak dari ranjang dan pergi membersihkan diri. Jessica menuangkan sabun cair di spons, lalu menggosok nya ke tubuhnya. Aroma sabun yang begitu memikat, sehingga setiap lelaki yang mendekatinya menjadi tergiur.
Jessica mengenakan pakaian Sexy, sehingga kulitnya yang putih mulus terlihat dengan jelas, lalu beranjak ke cermin berdandan secantik mungkin dan tak lupa juga ia memakai wig di kepalanya.
Jessica menatap dirinya di cermin, terlihat seorang wanita yang begitu menggoda dengan pakaian minim, wajah yang telah dirias dan rambut palsu berwarna pirang sangat membuatnya terlihat lebih berbeda dari biasanya.
Jessica memakai high heel boots yang panjangnya hampir sampai ke lutut. Jessica mengambil tas yang diberi oleh bosnya lalu pergi meninggalkan tempat tinggalnya.
"Good job Jessi, kau bisa memuaskan empat lelaki hari ini. Akhir bulan nanti, kau akan mendapat bonus" Terukir senyuman di wajah bosnya itu.
"Aku punya urusan, aku pergi dulu Nyonya Sandra" Ucap Jessica dengan tatapan malas.
" Okay, kau boleh pergi sekarang. Jangan lupa besok datang lebih cepat lagi, lelaki itu ketagihan tidur dengan mu" Ucap Nyonya Sandra dengan wajah sumringah.
Jessica pergi meninggalkan tempat nya bekerja setiap malam. Saat ingin keluar dari tempat itu, Jessica dikejutkan oleh seorang lelaki.
"Jessi, kau tampil mempesona malam ini, pasti tadi banyak pelanggan ya ?" Ucap lelaki itu dengan tatapan meledek.
"Tentu saja, wanita cantik memang selalu di incar banyak lelaki" ucap Jessica dengan nada sombong.
"Haha, aku penasaran bagaimana gaya main mu di ranjang" ucap lelaki itu lagi dengan wajah mesum.
"Sebaiknya kau harus berkaca dulu Romi, lihat Isi kantong mu" ucap Jessica dengan nada ketus.
"Haha.. kau selalu melawak begitu ya. Hmm, Okay aku menyerah. Jadi mau pulang bersama ku ? Aku juga tak ada pelanggan lagi, lagian ini sudah jam 2 pagi" Ucap lelaki itu melihat jam tangannya.
Jessica menerima tawaran Romi untuk mengantarkannya pulang. Di dalam mobil Jessica dan Romi sama-sama diam.
"Jadi di siang hari kau melakukan Apa ?" Tanya romi memecahkan keheningan.
"Bukan urusan mu" Ucap Jessica cepat.
"Woooo.. Haha… Kau judes sekali, bagaimana bisa para lelaki tergila-gila padamu ?" Ucap Romi terkekeh.
"Kau tak akan pernah tahu" Ucap Jessica dengan nada ketus.
Romi geleng-geleng kepala mendengar ucapan rekan kerjanya itu. Jessica turun dari mobil Romi dan membanting pintu dengan keras. Romi terkejut melihat balasan Jessica padanya.
"Wah, menarik sekali sudah dibantu malah merugikan. Awas saja kalau pintu mobilku sampai rusak." Ucap Romi memandang punggung Jessica yang mulai menjauh.
Jessica berjalan menuju kosan nya, ia minta diturunkan oleh Romi saat di jalan raya dekat tempat tinggal nya. Tak mau jika lelaki itu mengetahui dimana ia tinggal.
Jessica melepas baju dan wig yang dikenakannya, melemparkannya ke tong sampah.
"Sungguh menjijikan" Jessica mengangkat tangannya dan menatap jemari nya yang lentik.
"Para lelaki sialan, aku sudah mengotori tangan ku demi nafsu mu itu. Kau tak memikirkan anak dan istri mu yang menanti kepulangan mu. Baj*ngan." Dengus Jessica kesal lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
.
.
.
.
Jangan lupa feedback nya ya 🙏
Pagi ini Jessica ada jam mata kuliah. Seperti biasa, ia mengenakan kemeja dan celana tissue serta goddy bag yang selalu ia selipkan di bahunya. Tak lupa beberapa buku yang ia genggam dipelukan nya. Jessica Berjalan santai di koridor karena masih ada waktu satu jam lagi untuk memulai mata kuliah. Meskipun sering bekerja dan begadang sampai pagi, ia masih tetap semangat untuk melanjutkan kuliahnya. Seperti itu semua sudah biasa baginya, padahal pekerjaan yang ia lakukan cukup menguras energi.
Jessica duduk di salah satu kursi kantin sekalian mengisi perutnya yang masih kosong. Sambil menunggu pesanan, jessica membolak-balikkan buku di atas meja.
“Permisi, apa aku boleh bergabung duduk disini ?” Tanya seorang perempuan.
Jessica menoleh sebentar, lalu kembali membaca buku. Perempuan yang di depannya bertanya lagi.
“Hallo, boleh aku gabung bersamamu ?”tanya perempuan itu lagi.
“Masih banyak meja yang kosong” ucap Jessica tanpa menoleh.
“Tapi aku ingin duduk bersamamu disini” ucap nya dengan nada memohon.
“Duduklah." jessica tetap membaca buku nya. Perempuan itu menatap Jessica yang terlihat konsentrasi, matanya bergerak dengan cepat membaca buku yang ada dihadapannya.
“Kau terlihat sangat serius, apa kita boleh berkenalan ?”
Jessica menutup bukunya, menatap perempuan yang kini duduk di hadapannya.
“Aku ada kuis pagi ini, jangan menggangguku” Jessica mengambil tas dan bangkit dari duduknya. Namun saat Jessica berdiri, pelayan kantin datang membawa pesanannya.
“Mbak, makanan nya”
“Beri saja untuk perempuan Ini bu” Jessica melangkahkan kaki nya.
“Eh..” Perempuan yang duduk bersamanya menahan ucapan nya.
“Sini bu, Itu untuk saya” Perempuan itu tersenyum.
Pelayan kantin itu meletakkan makanan yang dibawanya dan meninggalkan perempuan itu sendirian.
Sombong sekali dia. Batin perempuan itu dan mulai makan pesanan Jessica.
Jessica masuk kedalam kelas, tak ada yang melihat atau sekedar menyapanya. Ia seperti tak dianggap disana. Paling-paling beberapa mahasiswa saja yang mau bicara dengannya itupun kalau hanya perlu saja.
“Jessi, Boleh aku pinjam catatan mu ? aku belum belajar untuk kuis pagi ini
” Ucap salah satu mahasiswa.
Jessica mengambil dan menyerahkan buku catatannya kepada lelaki itu.
“Terimakasih” lelaki itu kembali ke bangku nya.
Setelah kelas berakhir, Jessica Menunggu teman-teman sekelasnya keluar terlebih dahulu. Lelaki yang meminjam buku catatannya datang menghampirinya.
“Terimakasih Jessi, catatan mu sangat membantuku” Ucap lelaki itu meletakkan buku di meja jessica.
Jessica mengangguk dan menyimpan buku itu ke tasnya, lalu beranjak dari kursi.
“Tunggu” lelaki itu menahan Jessica
“Kenapa kau jarang sekali berbicara ? atau sekedar bergabung dengan anak-anak lainnya” ucap lelaki itu penasaran.
“Maaf, aku buru-buru” Jessica Meninggalkan lelaki yang masih terpaku menatapnya.
Aku yakin, kalau dia tak tahu namaku. Batin lelaki itu menatap kepergian jessica.
Jessica pergi ke kantin karena merasa lapar. Tadi pagi seseorang sudah mengganggu nya sehingga sarapannya ia tinggalkan.
“Hai, ketemu Lagi” ucap perempuan yang tadi pagi mengganggunya.
Jessica hanya diam melihat perempuan itu, lalu kembali membaca sebuah buku di tangannya.
“Perkenalkan, namaku Sherina.” Perempuan itu mengulurkan tangannya kedepan Jessica.
“Jessica” ucap jessica mengabaikan uluran tangan Sherina.
“Senang berkenalan denganmu.” Ucap Sherina menatap Jessica.
Kenapa dia dingin sekali. batin sherina
“Oh iya, maukah kau berteman dengan ku ?” tanya Sherina. Jessica menatapnya, baru kali ini ada orang yang menawarkan diri berteman dengannya.
“Kenapa ?” ucap Jessica
“Kenapa ? Bukankah memiliki teman itu menyenangkan ?” Sherina menatapnya dengan wajah bingung.
“Tidak. Itu merepotkan” Ucap Jessica cuek. Sherina mengerutkan alisnya, bingung dengan jawaban orang yang baru dikenal nya itu.
“Kau benar, setiap orang yang menjadi temanku pasti akan merasa repot” Sherina menundukkan wajahnya.
“Tapi apakah kau dapat membantuku menjadi teman yang tak merepotkan ?” tanya Sherina memelas.
“Itu sama saja dengan merepotkanku” Jawab Jessica ketus.
“Aku mohon, bantu aku” Sherina masih memelas
Jessica menatapnya tajam, Ingin sekali ia melempar gadis di depannya itu.
“Baiklah, tapi ada syaratnya” Ucap Jessica
“Apa Itu ?”
“Jangan pernah mengganggu privasiku. Apapun itu” ucap Jessica tajam
Sherina bingung, bagaimana mungkin berteman tidak tahu privasinya.setidaknya tempat tinggal atau hobby nya.
“Baiklah. Kau mau menjadi temanku kan ?” Sherina memilih menyetujui syarat yang diajukan Jessica.
“Bukan teman, tapi membantumu untuk tidak merepotkan orang lain” Ucap Jessica cuek. Sherina menghela nafas pelan. Namun ia langsung mengangguk menerima nya.
“Apa yang harus ku lakukan terlebih dahulu ?” tanya Sherina
“Jangan membuat masalah”
“Lalu apalagi ?” Sherina bertanya Lagi.
Jessica mulai menjelaskan bagaimana agar tidak merepotkan orang lain. Sherina mengangguk paham.
“Jadi aku juga tak boleh Ingin tahu kehidupan orang lain ya ? Oke..oke, aku mengerti” Sherina mangut-mangut paham.
Kelas selesai siang ini, Jessica memesan ojek online dan pergi meninggalkan kampus. Sesampainya di kosan, jessica mendapat panggilan dari seseorang.
“Ya, ada apa ?” tanya Jessica cepat
“Aku butuh uang, cepat kirimkan uang bulananku”
“Ta...” Belum selesai Jessica bicara, sambungan itu langsung terputus.
“Kurang ajar.” Jessica melempar ponsel ke ranjangnya.
Dimana aku mendapatkan uang di tanggal begini ? Tabungan ku juga tak ada lagi. Batin Jessica
Jessica pergi ke club dengan pakaian minim nya. Nyonya Sandra menyambutnya dengan wajah ceria
“Jessi, tumben sekali kau datang secepat ini” Ucap Nyonya Sandra gembira
“Nyonya Sandra, boleh bicara sebentar ?” Ucap Jessica tegas
Nyonya Sandra mengangguk dan membawa Jessica ke ruangannya
“Ada apa Jessi ?”
“Aku butuh uang sekarang, Boleh aku minta setengah gajiku ?” Tanya Jessica tanpa basa basi.
“Wah, Ini baru tanggal berapa ? secepat itukah kau menghabiskan gaji bulanan mu ?” tanya Nyonya Sandra
“Aku tak butuh basa-basi mu” ucap Jessica ketus.
“Wah, kau semakin hari semakin gila saja. Baiklah” Nyonya Sandra mengeluarkan amplop dari lacinya.
“10 Juta. Itu bonus bulan Ini, kau bekerja dengan baik . Aku sangat bangga padamu” Ucap Nyonya sandra menyerahkan amplop itu ke hadapan Jessica.
Jessica mengambilnya dan memasukkan ke tas tanpa ekspresi.
“Terimakasih Nyonya Sandra” Jessica meninggalkan Sandra yang masih duduk dikursinya.
“Eh, kau jangan melupakan tugas mu hari ini Jessi” Teriak Nyonya Sandra menatap kepergian anak buah nya itu.
Selalu saja begitu, bagaimana bisa para lelaki ketagihan tidur dengannya ? Ekspresinya ? Dia bahkan tak punya ekspresi sedikitpun. menyeramkan. Batin Nyonya Sandra
Jessica berjalan cepat keluar dari club. Namun langkahnya terhenti saat Romi menahannya.
“Tumben sekali jam segini sudah di club. Mau kemana ?” tanya Romi dengan gaya genit nya.
“Bukan urusanmu. Minggir” Jessica menepis tubuh lelaki itu dan berlalu meninggalkannya.
“Aneh, dia benar-benar aneh” gumam Romi menatap kepergian Jessica.
“Romi, kau sedang melihat apa ?” tanya Nyonya Sandra yang tiba-tiba muncul di belakangnya.
“Oh, itu” Romi menunjuk punggung Jessica yang berjalan keluar dari club.
“Jessica maksudmu ?” Romi mengangguk
“Dia memang aneh”
“Ya, kau benar Nyonya Sandra. Dia sangat misterius” ucap Romi
“Tapi aku bangga padanya. Dia bisa memberi keuntungan besar untukku” Nyonya Sandra tersenyum puas.
“Bahkan kau yang berwajah tampan saja takluk dengan kemampuannya Romi” Ucap Nyonya Sandra lagi dengan penuh penekanan.
Romi mengangguk setuju, Walaupun Jessica terlihat dingin. Ia bisa membuat lelaki ketagihan memuaskan hasratnya.
.
.
.
.
Jangan lupa like, komen dan vote nya ya
Terimakasih 🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!