***
Masa itu para kaum bangsawan terberkati atau yang disebut sebagai Noblesse , mereka terlindungi oleh sang Deblesslayer Nobeast dan juga perjanjian yang dibuat oleh Demi God Devian sehingga tidak ada Iblis ataupun para Demons yang dapat mendekati mereka dan sedangkan manusia dapat ikut berlindung dibawa perlindungan mereka.
Akan tetapi Iblis selalu mencari cara untuk menciptakan perseteruan, untuk menghancurkan dan merusak semua tatanan yang ada.
Diantara semua jiwa, kaum Manusia adalah mahluk yang paling sempurna namun juga begitu lemah sehingga mudah diperdaya oleh Iblis.
Lambat laun manusia terkena tipu daya Iblis, mereka mulai haus akan kekuatan, kekuasaan, dan keabadian.
Mereka yang menginginkan kekuatan, kekuasaan dan keabadian itu kemudian membuat perjanjian dengan para Demons yang merupakan mahluk terkutuk lebih daripada Iblis.
Demon yang saat itu telah lama bersembunyi, akhirnya keluar kembali dan mengabulkan keinginan manusia.
Manusia yang telah mendapatkan kekuatan dan keabadian dari para Demons perlahan mulai berubah menjadi mahluk yang menakutkan, mereka bertransformasi menjadi Demon Beast.
Mereka kehilangan akal sehat dan mulai mengacau dimana-mana, menyerang siapa saja termasuk kaum manusia sesama mereka.
Kekacauan yang dibuat oleh para demon beast akhirnya sampai terdengar ke telinga Deblesslayer Nobeast.
Deblesslayer Nobeast yang telah lama tertidur akhirnya bangkit kembali dari tidur panjangnya.
Saat mereka mengetahui kabar kebangkitannya, merekapun kembali bersekutu dengan Iblis dan lalu menyusun sebuah rencana untuk menghadapi dan mengalahkan Deblesslayer Nobeast.
Dimalam bulan purnama merah penuh rona darah, 6 Iblis terjahat berkumpul membuat kurungan diagram sihir yang besar dan berbentuk geometris hexagon invisiblility disetiap ruang sudut hampa udara dengan 6 element sihir.
Namun sayangnya diagram sihir hanya bisa diaktifkan dengan darah Para Noblesse, karena itu mereka menjebak seluruh Para Noblesse untuk berada ditempat itu dan kemudian mereka memutar balikan fakta bahwa Para Noblesse yang telah merusak semua tatanan tersebut.
Maka dengan sendirinya Deblesslayer Nobeast datang untuk menghukum mereka, sehingga terjadi pertarungan sengit antara Para Noblesse dan Deblesslayer Nobeast.
Tanpa kenal rasa belas kasihan Deblesslayer Nobeast memusnahkan Kaum Noblesse, satu persatu Para Noblesse tewas ditangannya.
Darah Para Noblesse yang telah terbunuh kemudian mengalir dengan cepat berkumpul menjadi satu dan mengaktifkan diagram sihir yang dibuat oleh iblis.
Diagram sihir itu bergerak dengan cepat dan mengurung Deblesslayer Nobeast, dan membuat dirinya saat itu tak berkutik.
Ha... Ha... Ha...!!!
Tawa sang Iblis merasa senang karena seluruh rencananya berhasil, begitu juga pula dengan para Demons dan juga Demon Beast.
Lalu mereka keluar dari persembunyian mereka dan menampakkan diri mereka, kemudian mereka mengakui kesalahan mereka.
"Maafkan kami, kami melakukan ini padamu karena kami takut akan amarah dan hukumanmu!" jelas para manusia yang sudah berubah menjadi sosok Demon Beast, karena bagaimanapun mereka pada awalnya manusia sehingga masih memiliki perasaan bersalah.
"Bodoh...!"
"Buat apa kalian meminta maaf, dia sudah terkurung dan tak akan bisa membinasakan kita lagi!" ujar hasut sang Iblis.
"Kau benar," sambung Demon yang membenarkan pernyataan iblis.
"Mulai sekarang dia sudah terkurung selamanya, dan energi kehidupannya yang melemah tak akan mampu merusak kurungan sihir itu." lanjut ucap Demon.
"Bagaimana jika energi kehidupannya kembali...?" tanya para Demon Beast.
"Selama ia tidak mendapatkan energi bulan biru, maka ia tidak akan pernah bangkit kembali." jawab sang Iblis.
"Sekarang aku akan menyegel diagram sihir ini dengan mantra illuminati dan membuatnya terkubur pada lapisan perut bumi yang kemudian kujadikan disekitar tempat ini menjadi lautan luas yang terselimuti darah. " jelas si Iblis
"Agar tidak ada cahaya bulan biru yang sampai kepadanya, dan jikalaupun sampai tak akan lagi berwarna biru." lanjut jelas si Iblis kembali kepada semua yang berada disana.
Kemudian ke-enam Iblis itupun berkumpul membuat lingkaran sakral, dan mulai merapalkan enam mantra sihirnya sehingga tercipta enam segel illuminati sihir.
Ke-enam segel illuminati sihir itu dipasangkan pada ke-enam sisi dinding hexagon, dan sebagian atas juga bawahnya dibuatnya pentagram sihir kembali yang diberi lambang illuminati eye pada tengah-tengah pentagram yang berbentuk lambang bintang itu.
Setelah penyegelan diagram sudah berhasil, selanjutnya mereka menguburnya kedalam lapisan bumi yang paling bawah dan menyelimuti daratan itu dengan air sehingga menjadi lautan terdalam yang juga merupakan kuburan terkutuk untuk Para Kaum Noblesse.
Air laut yang berwarna biru kehijauan itu lalu tercampur dengan darah Para Noblesse sehingga membuat lautan yang tadinya berwarna biru itu perlahan berubah menjadi berwarna merah.
"Sekarang Deblesslayer Nobeast tidak akan bisa lagi untuk keluar!" seru sang Iblis tertawa.
Ha... Ha... Ha...!
Mereka semua pun ikut tertawa terbahak-bahak dan kemudian pergi meninggalkan tempat itu.
Tanpa mereka sadari dari balik pepohonan yang teramat besar 'nan rindang itu, terdapat seorang perempuan dari Kaum Noblesse yang selamat dan melihat semua kejadian itu.
Namun ia terpaksa bersembunyi karena perempuan itu sedang mengandung dan akan segera melahirkan.
Setelah dilihatnya semua sudah sepi, perempuan itupun keluar dari balik pohon yang besar itu.
perempuan itu berjalan mendekati laut yang berwarna merah tersebut dan ia langsung jatuh tersungkur di pinggiran tepi laut itu.
"Ditempat ini menjadi kuburan untuk kaum Bangsaku," air matanya perlahan jatuh menetes sambil menatap laut merah itu.
Derai air matanya yang jatuh menetes ke laut merah itu dan membuat seluruh air laut merah menjadi sangat asin.
Lalu iapun berdiri dan mengambil setangkai dahan kayu patah yang tampak mirip sebuah tongkat, dan iapun merapalkan mantra pada tongkat itu.
Kemudian diarahkannya tongkat tersebut ke laut dan ditancapkan tongkat itu di tanah sehingga membuka jalan pada air laut merah sampai menuju ke dalam goa perut bumi, yang mana didalamnya terdapat kurungan sihir Deblesslayer Nobeast.
Perempuan tersebut menghampiri Deblesslayer Nobeast, "dimana hukummu?" dengan berani ia melontarkan pertanyaan pada Deblesslayer Nobeast.
Saat mendengar suara perempuan itu, " ternyata masih ada Kaum Noblesse yang hidup? " dilihatnya dengan penuh penyesalan.
"Iya, aku hidup dan selamat dari amarahmu,"
"Tapi seluruh kaumku telah binasa dan sekarang terkubur bersamamu. " ketus si perempuan itu.
"Inikah keadilan itu?"
"Kenapa kau memusnahkan kami tanpa mendengar keseluruhan ceritanya?"
Aaarrrggghhh...!
Perempuan itu tiba-tiba meregang kesakitan pada perutnya, "aku...akan segera melahirkan...!" sambil menahan rasa sakit ia menjatuhkan tubuhnya secara perlahan dan sedikit bersandar didekat kurungan sihir Deblesslayer Nobeast.
Deblesslayer Nobeast melihat perempuan itu yang akan segera melahirkan, namun sayangnya perempuan Kaum Noblesse tidak bisa melahirkan tanpa mendapatkan energi dari bulan biru.
"Kau tidak akan bisa melahirkan tanpa ada energi bulan biru, atau kau akan meninggal." ucap Deblesslayer Nobeast.
"Biarlah, setidaknya aku akan terkubur disini bersama kaumku dan keluargaku." sahut jawab si perempuan Noblesse itu dengan suara rintih yang tampak terdengar seperti sedang berbisik karena sambil menahan rasa sakit dan lalu iapun jatuh pingsan didepan kurungan sihir Deblesslayer Nobeast.
Namun Deblesslayer Nobeast tidak tega melihatnya menahan sakit sampai jatuh pingsan, "kau tidak boleh pergi begitu saja, " ujarnya dari balik kurungan.
"Kau harus tetap hidup untuk membantuku menyelamatkan mereka semua sebelum terlambat,"
"Sebelum semua manusia di dunia ini berubah menjadi seperti Demon beast." lanjut sambung ucap sang Deblesslayer Nobeast dengan penuh penyesalan.
Tanpa berpikir panjang Deblesslayer Nobeast pun langsung mengeluarkan energi bulan biru miliknya dalam bentuk batu bulan kepada perempuan itu, sehingga si perempuan melahirkan dengan selamat.
***
Saat perempuan itu sadar, dilihatnya kalau dirinya telah melahirkan sepasang bayi kembar.
"Ini bagaimana mungkin?" lalu ia melihat ke arah kurungan Deblesslayer Nobeast.
Perempuan itu melihat Deblesslayer Nobeast yang tubuhnya telah berubah sebagian menjadi patung batu.
"Atas dasar apa kau menyelamatkan hidup aku dan bayi-bayi ini?"
"Bukankah kau sudah membuat keputusan untuk memusnahkan seluruh kaumku?" tanya si perempuan yang lalu melihat sepasang bayi kembar yang baru saja dilahirkannya.
"Aku akan semakin bersalah, jika aku membiarkan kau dan anakmu ikut tiada,"
"Tapi bagaimana bisa?" potong ujar si perempuan.
"Darimana kau mendapat energi bulan biru?" sambung tanya si perempuan itu kembali.
"Aku telah memberikan energi terakhirku padamu," jawab Deblesslayer Nobeast pada saat itu juga, sehingga membuat mata perempuan itu berkaca-kaca menahan pilu didalam hatinya yang telah terluka.
"Kenapa? kenapa kau menyelamatkan aku?" tanya si perempuan itu untuk yang kedua kalinya.
"Padahal dengan energi yang tersisa itu kau bisa membebaskan dirimu dari kurungan sihir ini," sambung ujar si perempuan itu sambil menyelimuti tubuh kedua bayi yang kecil nan mungil itu.
"Lantas aku yang juga bersalah tak mendapat hukuman?" potong ucap Deblesslayer Nobeast menimpali kata-kata perempuan itu.
"Apa itu akan adil untuk kalian? " timpal katanya kembali yang membuat perempuan itu terdiam membisu beberapa detik.
"Biarkalah aku berakhir dan semua berjalan seperti ini dahulu," lanjut ucap Deblesslayer Nobeast yang begitu menyesal.
"Anggaplah semua ini adalah hukuman yang harus aku terima atas kesalahan yang kuperbuat." sambungnya menerima semua kesalahan atas perbuatannya.
"Namun sebelum aku benar-benar berakhir menjadi batu, lakukanlah permintaan terakhirku untuk menebus semua kesalahan ini," pinta sang deblesslayer nobeast itu.
"Apa itu?"
"Katakanlah, akan kupenuhi semampuku!" ujar jawab perempuan Noblesse itu.
Lalu Deblesslayer Nobeast meminta kepada perempuan itu menyelamatkan Ras Manusia yang masih murni agar tidak mengikuti manusia-manusia yang telah menjadi demon beast.
Kemudian ia juga meminta perempuan itu untuk memisahkan dunia ini menjadi 2 bagian dunia dengan membuat batas ruang dimensi yang berbeda, sehingga semua hidup dalam satu dunia namun di dimensi yang berbeda.
Jadikan dunia yang baru itu agar dapat dihuni oleh Ras Manusia yang masih murni, maka dengan begitu tidak ada lagi manusia yang akan berubah menjadi Demon Beast.
"Apa memisahkan dunia ini?" perempuan itupun terkejut
"Bagaimana... mungkin...? belum habis berucap Deblesslayer Nobeast memintanya untuk memenuhi tanggung jawab tersebut.
"Berjanjilah kau harus penuhi tanggung jawab ini.," ucap Deblesslayer Nobeast memotong kata si perempuan yang belum habis.
"Lalu kau bisa memimpin mereka dan ikut tinggal disana," lanjut ucapnya yang terakhir.
Setelah kata-kata terakhir itu Deblesslayer Nobeast pun berubah menjadi batu secara keseluruhan.
Serasa berat, namun tanggung jawab yang sudah diberikan itu membuat perempuan dari Kaum Noblesse itu ikut berpikir.
"Tidak kupungkiri, kalau beberapa orang Noblesse ada sebagian yang bersekutu dengan iblis sehingga membuat mereka menjadi vampire."
"Tapi semua itu bukan kehendak mereka, melainkan ulah iblis jahat itu yang memadukan darah mereka secara paksa,"
"Agar kami kaum bangsawan benar-benar terlihat bersalah dan kami dituding sebagai penyebab semua yang terjadi,"
"Jadi kami juga ada ikut andil dalam semua yang terjadi," pikirnya saat itu.
"Baiklah akan ku penuhi seluruh tanggung jawab ini. "janjinya didalam hati dan iapun menyeka air matanya dan lalu pergi meninggalkan tempat itu bersamaan dengan kedua bayinya.
Setelah keluar iapun menarik tongkat yang ia tancapkan di tanah, lantas seketika itu juga air laut merah yang terbelah dua kembali menjadi satu dan menutupi permukaan.
"Akan kulaksanakan tugas yang kau berikan semampuku,"
"Sebagai rasa balas jasa yang kau berikan,"
"Tapi untuk menjadi pemimpin, itu tidak bisa kupenuhi,"
"Karena kami Kaum Noblesse tidak pernah mengharapkan kekuasaan."
Lalu perempuan itu menghimpun seluruh energi sihir yang dimilikinya dan dengan dibantu oleh sisa energi yang terdapat pada batu bulan, ia berhasil memisahkan dunia yang terkutuk ini menjadi dua dunia dalam dimensi yang berbeda.
Lalu dikumpulkannya manusia-manusia yang masih murni jiwanya untuk menempati dunia yang baru itu.
"Aku hanya bisa menciptakan dimensi dunia yang lain agar bisa kalian tempati,"
"Sekarang dunia kita berbeda, namun kita akan masih terhubung dalam satu jalur paralel yang sama."
"Dunia kita telah terpisahkan oleh batas ruang dan waktu di dimensi yang berbeda, namun seperti masih disatu dunia." jelas perempuan dari Ksum Noblesse itu kepada manusia yang akan dipindahkannya ke dunia baru.
"Oleh karena itu untuk mencegah agar tidak ada mahluk dari dunia ini yang menembus masuk kedalam ruang dimensi kalian maka akan kusegel ruang dimensi ini dengan illuminate triggeal eye." kembali jelasnya.
kemudian perempuan itu mendirikan sebuah portal dimensi sebuah pintu gerbang yang memisahkan kedua dunia, namun juga menjadi penghubung antara kedua dunia.
"Hanya sebuah portal dimensi ini yang akan menjadi penghubung,"
"Namun kami tak akan bisa memasukinya jika kalau kalian tidak membukanya." kemudian iapun mengirim Para Ras Manusia yang selamat ke Dunia baru tersebut, dan memperingati mereka agar jangan lagi memasuki portal dimensi ataupun memanggil mereka yang berada di dimensi berbeda untuk memasuki Dunia baru yang dibuatnya.
Lalu portal dimensi itupun disembunyikan sehingga tidak ada dari dunia ini yang bisa memasuki dan melihat portal dimensi dunia yang baru,
Setelah dilaksanakan semua tugasnya, iapun pergi meninggalkan tempat itu membawa kedua bayinya menghilang dan tidak pernah terlihat lagi ataupun terdengar lagi kabarnya.
...
Note
Demi God Devian \= Sang dewa setengah iblis, ia melambangkan perlindungan dan perdamaian di alam semesta.
~ Perjanjian yang dibuatnya merangkul perdamaian antara kaum manusia, kaum bangsawan, demons, dan iblis untuk hidup berdampingan di dunia.
...----------------...
Deblesslayer Nobeast \= Sang bangsawan devian sejati yang namanya berarti melambangkan ke-empat kaum yang hidup saat itu.
~ Ia juga melambangkan keadilan dan hukum, kehadirannya ditakuti oleh para demon dan iblis karena dia adalah hukum dan akhir bagi mereka yang melanggar perjanjian perdamaian yang dilindungi dan dibuat oleh Demi God Devian.
...----------------...
Noblesse \= Kaum bangsawan manusia sejati yang terberkati, memiliki sihir, kekuatan, dan keabadian karena usia hidupnya bisa sampai ribuan tahun.
~ Namun separuh dari mereka yang telah bersekutu dengan iblis menjadi Vampire yang haus akan darah dan manusia yang bersekutu dengan Vampire menjadi mayat hidup yang hanya haus akan darah.
...----------------...
Demon beast \= Manusia yang telah berubah menjadi setengah binatang, setengah manusia setelah mendapatkan kekuatan dan keabadian dari para demons.
...----------------...
Demon \= Mahluk terkutuk setengah setan, setengah binatang karena telah mengabdikan hidup pada iblis devian.
...----------------...
Iblis Devian \= Salah satu dari 6 Iblis sejati, yang tinggal di Underground dan merupakan Iblis terkuat, kekal dan abadi yang selalu menyesatkan semua jiwa mahluk hidup untuk mengabdi dan bersekutu padanya.
***
100.000 tahun berlalu...
Dialam dunia yang lain...
Di dunia yang terkutuk itu, kini dunia itu telah menjadi sebuah negeri bagi mereka para mahluk gaib dan para jenis Demons.
...
Negeri Demon Beast...
tempat dimana seluruh kaum Demons berkumpul dan tinggal disana, yang terletak dibalik Underground dan berada di neraka terdalam.
Disana terdapat banyak jenis Demons, baik yang berada di level terendah sampai level tertinggi, namun dimana saat itu yang sedang berkuasa adalah para Demon Beast.
...
Di Istana Demon Beast...
Setelah begitu lamanya sudah kerajaan Demon Beast ini menanti kehadiran seorang pewaris tahta, namun apa yang terjadi kini...
...
Seorang anak manusia !
Bagaimana mungkin seorang God Demon Beast melahirkan seorang anak manusia !
Anak manusia yang lemah bagaikan seekor binatang buas tanpa taring...
Apakah ini takdir untuk kerajaan Demon Beast untuk hancur di generasi yang cacat seperti ini?!
ANAK MANUSIA...!!!
"Anak manusia...!"
"Habisi Anak itu, dan jangan biarkan kabar ini tersebar di dunia para Demon Beast!" Raja Azzriel sangat marah begitu mengetahui Putra Mahkota adalah anak manusia.
"Tidak! jangan!"
"Raja tidak boleh membunuh Putra mahkota!" bantah Ratu Azarya, Ratu di Negeri Demon Beast.
"INI PERINTAH...!!!"
"Tidak seorangpun boleh menghalanginya!"
"Termasuk sang Ratu sendiri!" tegas Raja Azzriel.
"TIDAAAKKK...!"
"Tapi anak ini adalah darah dagingmu sendiri...!" Ratu terus berusaha mencegah Raja membunuh Putra Mahkota, anak yang baru saja ia lahirkan.
"Darah daging?!"
"Sekarang aku justru meragukannya, apa benar didalam tubuhnya terdapat darahku!" dengan penuh amarah Raja Demon Beast menghantamkan tangannya ke arah ayunan tempat tidur putranya yang baru saja terlelap.
BRAGGGKKKK...!
Pukulan itu tepat mengenai ayunan tempat tidur itu sehingga membuat ayunan itu rubuh, seketika itu juga Raja Azzriel melihat putranya yang baru lahir itu menangis karena terjatuh dari ayunan ranjang tidurnya dan tubuhnya yang kecil tertimpa terkena patahan kayu tempat tidur itu.
Suara tangisan putranya yang baru lahir itu membuatnya jengkel dan semakin emosi dipenuhi amarah murka,
"Dasar manusia lemah!" tangan raja demon beast itupun berubah, dan bertransformasi bagai sebuah tangan hewan buas yang siap mencabik cabik mangsanya.
Dalam sekejap segumpalan bola energi yang full power siap untuk dilepaskan ke arah putranya.
"Anakku!" Ratu Azarya langsung turun dari tempat tidurnya dan memeluk putranya yang baru lahir itu sehingga menghentikan raja demon melepaskan pukulan bola energi yang sangat besar dan penuh kekuatan,
"Beraninya kau...!" seketika itu jua acap kata-kata amarah Raja Demon terhenti lantaran mendengar suara dari kejauhan.
"Selamat Paduka...!"
Lalu tampak muncul seorang pelayan demon dari Selir Abbystera, yakni Selir dari Raja Demon Beast yang saat itu juga melahirkan seorang Putra Demon Beast di hari yang sama dengan Sang Ratu Demon Beast.
"Selamat Paduka Raja Demon Beast...!"
"Yang Mulia Selir Abbystera telah melahirkan seorang Putra Pewaris Kerajaan Demon Beast ini."
Saat itu tampak kebahagiaan terlukiskan di wajah seorang Raja Demon Beast begitu mendengar pewaris kerajaannya telah dilahirkan.
Tanpa berpikir banyak, Raja pun langsung menemui Selir Abbystera untuk melihat Putra Pewaris Tahta Kerajaan Demon Beast ini dan tanpa melihat kembali keadaan Putra dari Ratu Azarya yang saat itu hendak dihabisinya.
...
Sementara itu Ratu Azarya tanpa berpikir panjang lagi ia langsung memanggil Xavier pelayan setianya yang sudah mengabdi begitu lama pada keluarga Ratu Azarya, bahkan setelah Ratu Azarya menikah dan menjadi ratu di Negeri Demon, Xavier masih tetap ikut dibawa bersamanya secara rahasia sebagai pelayan dan pelindung setianya.
"Hamba datang menghadap, Ratu!"
Dilihatnya Sang Ratu tampak murung sambil memeluk putranya, namun Ratu Azarya hanya duduk terdiam tanpa bicara, yang terlihat hanyalah tatapan mata yang sendu dan kosong.
"Sungguh malangnya nasibmu wahai putraku," belai lembut Ratu Azarya yang sambil memeluk putranya dan kemudian menangisi nasib putranya.
"Namamu saja belum diberikan tapi nyawamu harus segera melayang di tangan ayahmu sendiri." dengan tatapan mata yang begitu sendu tanpa keraguan Ratu Azarya mengambil sebilah belatih berlambang God Demon Beast.
Belati itu dipanaskannya dengan api ditangannya, dan Ratu Azarya dengan sengaja mencetak lambang yang ada di belati itu pada punggung bahu putranya dengan lambang God Demon Beast.
Melihat itu Xavier terperangah kaget,
"Apa yang membuat Ratu begitu tega pada anak yang baru dilahirkannya?" pikir Xavier yang dipenuhi oleh suara tangisan Putra Mahkota.
"Apa kau tahu Xavier?!"
"Raja ingin membunuh putraku!" ucap Ratu dingin tanpa ekspresi hanya kesedihan terpancar dari bola matanya.
"Tapi aku tidak akan pernah membiarkan semua itu terjadi,"
"Kau harus membantuku menyelamatkan hidup putraku!" seru Ratu Azarya.
Ratu lantas teringatlah akan sosok dia, Sang Penjaga Hutan Labirin Monstareum Mozzarck yang berada di jauh kedalaman Hutan Terlarang Istana Demon Beast.
"Dia!"
"Benar hanya dia yang bisa mengubah takdir putraku!" seru Ratu Azarya.
"Xavier...!"
"Cepat kau bawa pergi putraku dari Istana Demon Beast untuk bertemu dia di Hutan Kabut Caridbian!"
"Minta dia untuk mengubah takdir putraku!" tegas perintah Ratu Azarya.
Lalu Ratu Azarya menyerahkan putra yang baru dilahirkannya itu kepada Xavier pelayan setianya itu.
"Bawalah ia pergi sejauh mungkin dari kerajaan demon beast Ini,"
"Berjanjilah padaku kau harus melindungi dan menjaganya, meskipun harus mempertaruhkan nyawamu." tangis pilu ratu mengiringi kepergian putranya.
"Setelah kau bertemu dia dan ia mau membantu putraku,"
"Kalian pergilah tinggalkan kerajaan demon beast ini, dan jangan kembali."
"Cepat segera bawa dia memasuki hutan dan cari Labirin Monstareum Mozzarck!" tegas Ratu Azarya srkali lagi.
"Tapi Yang Mulia Ratu, tempat itu berbahaya!" sela Xavier memotong perintah Ratu Azarya.
"Lakukan saja dan segera laksanakanlah perintahku ini!" tegas Ratu Azarya kembali, sambil memberikan sebuah pecahan giok bulan biru pusaka miliknya.
"Pecahan ini...?!" Xavier sangat kaget begitu melihat pusaka itu dikeluarkan.
"Tidak heran bila kau kaget saat melihat pecahan ini xavier," tukas Ratu Azarya memotong ucapan xavier.
"Iya, ini adalah pusaka itu!"
"Pusaka langkah bagi kaum kita para Kaum Keturunan Bangsawan Noblesse." lanjut ucap Ratu.
"Hanya seorang Bangsawan Suci yang memiliki blessed soul, baru bisa memiliki ini." jelasnya.
"Aku adalah salah satu dari Para Bangsawan Suci itu, dan pecahan batu giok bulan biru ini memang adalah kepunyaanku." lagi-lagi butiran air mata Ratu Azarya kembali menetes membasahi wajahnya dikala mengeluarkan pecahan batu giok bulan biru itu.
Akan tetapi muncul beberapa pertanyaan yang terlintas di kepala Xavier, sehingga membuat dia menilik tegas pecahan batu giok bulan biru itu.
Ratu Azarya pun menyadari tatapan mata Xavier yang tertuju pada pecahan batu giok bulan biru yang dipegang olehnya.
"Kau pasti bertanya mengapa batu giok bulan biru ini hanya berupa sepotong pecahan saja dan tidak utuh,"
"Kau juga pasti bingung bagaimana mungkin aku bisa memiliki pecahan batu giok bulan biru ini. "
"Benar bukan...?" terka tanya Sang Ratu.
"Bila Ratu berkenan... " belum selesai bicara lagi-lagi Xavier melihat Ratu Azarya meneteskan air matanya kembali, sehingga membuatnya tidak dapat melanjutkan kata-kata yang hendak ditanyakanya.
"Dari air mata ini, seharusnya kau langsung tau ada yang aneh pada diriku ini," Ratu Azarya terdiam kembali sejenak dan lalu mulai menceritakan semua rahasia yang selama ini ia sembunyikan.
***
Konon pusaka batu giok bulan biru ini adalah pusaka kehidupan dan juga merupakan jantung kehidupan bagi seorang keturunan Kaum Bangsawan Suci.
Bagi Para Bangsawan Suci yang sudah memiliki Blessed Soul, untuk meningkatkan jiwa mereka maka dibutuhkan 1buah batu giok bulan biru agar dapat bertransformasi menjadi tingkatan yang mereka kehendaki.
Namun dimasa itu aku jatuh cinta kepada Raja Azzriel yang merupakan King Of Demon Beast, oleh karena itu aku ingin bertransformasi menjadi Demon Beast agar dapat menjadi pasangan bagi Raja Azzriel.
Saat itu akupun bergegas melakukan upacara transformasi perubahan menjadi Demon Beast di dalam Monstareum Mozzarck dibantu olehnya.
Akan tetapi saat proses transformasi itu berlangsung seorang Bangsawan Duke yakni ayahku datang dan menghancurkan batu giok bulan biru milikku.
Lalu kami saling memutuskan tali keluarga diantara kami, sehingga sejak saat itu aku kehilangan Gelar Bangsawan milikku dan juga hanya menjadi setengah Demon Beast.
Namun selama ini Ratu Azarya menyembunyikan semua kejadian itu dan juga mengenai prihal tentang jati dirinya yang merupakan setengah Demon Beast.
"Semua ratu rahasiakan dan disimpan sendiri,"
"Sampai begitu lamanya..."
"Bahkan sampai saat ini Ratu Azarya tidak pernah menceritakan tentang dirinya kepada Raja Azzriel." pikiran xavier menerawang jauh.
"Kenapa Ratu tidak menjelaskan kepada Raja, mungkin saja Raja akan menerima keadaan Putra Mahkota?" tanya Xavier mencoba memperjelas situasi yang terjadi.
"Raja Azzriel..."
"Tidak...!, Yang Mulia Raja Demon Beast tidak akan pernah tau hal ini. " jawab Ratu Azarya yang tampak penuh penyesalan di hati.
"Jika Yang mulia Raja tau, mana mungkin sekarang aku menjadi seorang Ratu di kerajaan Demon Beast ini." sambung Ratu Azarya menegaskan.
"Siapa yang menyangka kalau cinta ini menjadi sebuah kutukan dan pengorbanan bagiku,"
"Sekarang putraku inilah yang jadi menanggung semua dosa yang telah aku simpan selama ratusan tahun ini." Ratu Azarya kembali menyerahkan pecahan batu giok bulan biru itu, dan diselipkan olehnya di tubuh kecil putranya.
"Sekarang kau telah mengetahui semuanya,"
"Rahasiakanlah semua ini, dan berjanjilah kalau kau akan melindungi putraku ini." titah Ratu Azarya pada Xavier.
"Hamba berjanji akan menjaga semua rahasia ini dan juga menjaga Putra Mahkota dengan baik."
"Ratu tenanglah, hamba adalah budakmu Ratu,"
"Maka perintahmu sudah menjadi laksana dan kewajibanku." jawab Xavier agar tidak membuat Ratu Azarya menjadi cemas.
"Kalau begitu temuilah dia yang ada didekat jurang Monstareum Mozzarck dan hantarkan putraku untuk bertemu dengan dia."
"Hanya dia yang bisa membuat putraku bertransformasi!" jelas Ratu Azarya yang terus menegaskan tujuannya.
"Ingatlah katakan padanya kalau ini adalah putraku yang baru saja kulahirkan, dan ceritakanlah padanya semua yang terjadi dengan begitu ia akan membantu menolong putraku ini."
"Maka dengan begitu pula ia akan mau membukakan pintu Monstareum Mozzarck dan mengantar kalian melawati labirin kegelapan yang ada di dalam Monstareum Mozzarck." tak terasa Ratu Azarya kembali menangisi putranya yang tanpa sengaja butiran air matanya menetes ke batu pecahan giok bulan biru sehingga membuat pecahan batu itu mengeluarkan sinar cahaya kebiruannya.
"Ratu tidak perlu khawatir lagi,"
"Aku xavier bersumpah atas seluruh kaumku dan atas seluruh keturunan keluargaku. "
"Aku akan menjalankan tugas ini dengan nyawaku sebagai taruhan,"
"Jika aku gagal, maka didalam labirin Monstareum Mozzarck hamba akan binasa sebagai Kaum Bangsawan Witcher yang terkutuk." sambung ucap Xavier yang mengambil sumpah setia pada Ratu Azarya sehingga meringankan gelisah dan kecemasan dipikiran dan hati Sang Ratu.
Sambil menghaturkan diri lalu Xavier mengambil bayi itu dari tangan Sang Ratu, walau sebenarnya masih tampak terlihat jelas dimata Ratu Azarya kalau ia masih berat melepaskan putranya.
Lalu Xavier menggendong Putra Mahkota kedalam pelukan lengannya dengan begitu hati-hati, kemudian Xavier pun bergegas pergi meninggalkan Istana sebelum ada yang melihat dirinya.
Namun siapa yang menyangka kalau tangisan Putra Mahkota karena harus berpisah dari ibunya Ratu Azarya, membuat salah satu Prajurit Demon Beast menyadari keberadaan mereka.
Sekarang hal ini membuat Xavier berada di dalam masalah baru yang akan segera dihadapi olehnya.
"Kalian lihat...!" seru seorang Prajurit Demon Beast yang saat itu sedang berjaga.
"Tadi sepertinya aku melihat sesosok bayangan dari balik tiang pilar itu!"
"Siapa disana?!" prajurit itu berjalan mendekati tiang pilar tempat Xavier bersembunyi.
Saat itu Xavier dalam keadaan terdesak, dilihatnya sebuah jendela yang terbuka lebar tepat berada dibelakangnya.
Tanpa berpikir banyak Xavier segera mengikatkan erat putra mahkota pada tubuhnya.
"Siapa kau...!" teriak Prajurit itu yang memergoki Xavier sedang menggendong putra mahkota, bayi dari Ratu Azarya yang baru saja dilahirkan.
Xavier pun melirik tajam kearah prajurit itu, tanpa banyak bicara xavier segera meninggalkan tempat itu dengan melompati jendela ruangan yang terbuka lebar tadi.
"Jangan kabur...!"
"Penyusup...ada penyusup!" seketika teriakan Prajurit Demon Beast itu sontak memancing banyak mata Para Prajurit Demon Beast yang lainnya.
Saat itu seluruh mata itu tertuju pada Xavier pelayan Ratu Azarya yang mana baru saja melompati jendela sambil menggendong bayi Putra Mahkota dari Raja Demon Beast yang baru saja dilahirkan.
"Penyusup itu berani menculik Putra Mahkota!" salah seorang Pemimpin Prajurit Pasukan Demon yang berada tak jauh langsung menelaah kebalik jendela itu, dan dilihat kalau penyusup yang menculik Putra Mahkota itu sudah kabur cukup jauh.
"Penyusup itu sudah melarikan diri sangat jauh sekali." tegas ucap seorang Prajurit didepan Pemimpin Penjurit Demon Beast tadi.
"Lalu apa yang masih kalian lihat!"
"Cepat kalian segera kejar penyusup itu!" gertak Pemimpin Prajurit Demon Beast itu yang sontak membuat Prajurit yang hanya diam tak bergeming itu menjadi sigap siaga dan segera bergegas berlarian mengejar seorang penyusup yang telah kabur jauh.
"Tangkap dia sekarang dan jangan biarkan ia lolos dan berhasil menculik Putra Mahkota." sambung tegas Pemimpin pasukan prajurit demon beast itu memerintahkan seluruh pasukannya.
"Kau segera bawa sejumlah Prajurit Demon Beast yang lainnya untuk mengejar penyusup itu dan segera tutup gerbang istana demon ini, agar penyusup itu tidak dapat kabur ataupun melarikan diri keluar meninggalkan Istana Demon Beast ini."
"Aku sendiri akan pergi memberikan laporan langsung kepada Yang Mulia Raja Demon Beast!" lanjut tegas perintah Pemimpin Prajurit Demon Beast itu kepada seluruh prajurit-prajuritnya, yang mana saat itu sedang rusuh mengejar seorang
penyusup yang telah menculik Putra Mahkota.
***
Drako Devilme
Ras Demon Beast Devilme Verrine
Drako selalu tidak pernah merasa puas dan selalu berambisi, konon keluarga Delvime Verrine memiliki ikatan dengan Para Raksasa Yaksa Api, sehingga tidak akan binasa walau terbakar api yaksa karena mereka sendiri adalah api.
¤¤¤
Pada saat keadaan Istana Demon Beast sedang dalam suasana yang tidak baik, Drako Devilme sebagai Pemimpin Prajurit Demon Beast justru malah pergi meninggalkan seluruh pasukan demon beast yang sedang kisruh mengejar penyusup.
Dia pergi untuk membuat laporan langsung kepada Yang Mulia Raja Demon Beast, hanya untuk mendapatkan sebuah pangkat dan kedudukan yang lebih tinggi di Istana Para Demon Beast.
"Aku harus mengambil kesempatan baik ini..."
"Maka kedudukanku akan dapat kembali lagi seperti dulu," pola pikir Drako yang melihat peluang membuat dirinya tampak gegabah dalam menilai sebuah situasi.
Drako dengan secepatnya berangkat ke Istana Terlarang yang letaknya tidaklah jauh dari Istana Belakang.
...
Taman Paviliun Istana Terlarang
Istana tempat kediaman Selir Abbystera
Di saat Drako baru saja sampai, belum juga jauh kakinya melangkah memasuki Paviliun Depan Istana Terlarang tempat kediaman Selir Abbystera, tiba-tiba datang seseorang Demon Beast yang lain menghampirinya dari kejauhan.
¤¤¤
Dreezel Alddeon
Ras Demon Beast Asmodai Del Alddeon
Konon Dreezel rela mengorbankan dirinya serta juga menjual jiwanya sendiri kepada banyak iblis agar menjadi lebih kuat dan semakin kuat.
¤¤¤
Dreezel seorang Pimpinan Pengawas Pasukan Demon Beast yang mana dikala malam itu kebetulan sedang berada di Paviliun Istana Terlarang, tiba-tiba datang menghampiri Drako dan menghentikan langkah kaki Drako.
"Berhenti disana!" dengan tegas Dreezel menghalangi Drako yang saat itu hendak memasuki Paviliun Istana Terlarang.
"Siapa kau?!" teriaknya dari jauh.
Dreezel melirik tajam dengan sorotan mata bagai elang yang siap memangsa, ia langsung mengangkat dagunya serta memberikan senyum sinis.
Kkee... Kkee... Kkee
Tawanya dengan terkekeh merasa senang karena menemukan mainan baru ditengah kejenuhannya dikala malam yang begitu sepi dan sunyi, karena sebagian pelayan dan prajurit demon beast lainnya sedang sibuk atas kelahiran Ratu Azarya dan Selir Abbystera.
"Oh, bukannya ini Pemimpin Pasukan Barisan Depan?"
"Seorang Pimpinan Penjaga dari Istana Belakang,"
"Kalau tidak salah dahulu juga seorang Pengawas Istana Belakang bukan?" sambil memutari Drako yang waktu itu sedang berdiri didepannya, tiba-tiba saja Dreezel berhenti tepat disamping kanan sebelah Drako dan kembali tertawa terkekeh.
"Tapi sayangnya karena kecerobohan sekarang hanya menjadi Pimpinan Pengawal,"
"Benar bukan...?" liriknya sinis penuh sindiran.
Kkee... Kkee... Kkee
Lagi-lagi Dreezel tertawa, seperti sedang memancing amarah lawan yang dihadapinya.
"Itupun kalau aku tidak salah dengar," lanjut ucapnya sambil tersenyum menyeringai.
Saat itu Drako seakan mati gaya, ia seolah-olah tidak berkutik oleh sindiran Dreezel.
Drako seolah tidak mempunyai jawaban lainnya, ia hanya mencoba menahan malu juga egonya dan kemudian menjawab sindiran Dreezel dengan satu kata saja.
"Benar," dengan wajah yang tertunduk malu, Drako hanya diam mematung.
Bwhaaa... Haaa... Haaa...!
Dreezel tertawa dengan kencangnya karena sangat senang melihat Drako yang tertunduk didepannya.
"Hmmm..., sedang apa disini?" kembali tanya Dreezel sambil menatap penuh curiga mencoba menelaah apa yang hendak dilakukan oleh seorang pemimpin barisan pertama bisa sampai datang kemari memasuki istana terlarang tempat kediaman Selir Abbystera.
"Walaupun letak Istana Belakang tidaklah jauh dari Istana Terlarang," pikirnya saat itu penuh tanya.
"Walau begitu tetap saja para pasukan ataupun Pemimpin Pasukannya tidak berhak memasuki Istana Terlarang ini," kata-kata Dreezel dalam hati.
"Lalu apa yang hendak dilakukannya disini?" lanjut pikirnya yang terus bertanya-tanya didalam hati.
"Hey...!"
"Apa yang sedang kau lakukan disini?" sambung Dreezel kembali bertanya kepada Drako.
Drako yang tampak enggan berbasa-basi dengan Dreezel saat itu hanya menjawab asal dan singkat tanpa berpikir panjang,
"Memangnya aku tidak boleh berjalan-jalan," ujar Drako mencoba menutupi apa yang hendak ia lakukan.
"Berjalan-jalan...?" Dreezel bertanya kembali dalam hatinya.
"Dia memang seorang Pemimpin Pasukan Barisan Depan di Istana Belakang, dan tugasnya hanyalah melindungi Istana Belakang saja."
"Lagi pula ia bukanlah Prajurit Demon Beast Tingkat Atas dan sekarang iapun juga bukan seorang Pengawas Istana lagi yang bisa dengan mudah atau sesuka hati bisa berjalan jalan kesembarangan tempat. " pikir Dreezel berasumsi dan mencoba menarik sebuah kesimpulan.
"Jadi apa sebenarnya maksud tujuan kedatangannya ke istana ini?" telaah Dreezel saat itu sambil bertanya-tanya didalam hatinya.
Tiba-tiba tangan Dreezel bergerak dengan cepat mencekik leher Drako, dan jari-jarinya menekan mencengkeram begitu kuat.
"Lebih baik kau tidak bermain-main denganku Drako...!"
"Camkan ini baik-baik!" kemudian Dreezel mengeluarkan sedikit energi dari tangannya yang saat itu mencekik leher Drako dengan kencang, memberi tekanan pada Drako kalau dia tidak sedang ingin berbicara omong kosong dengannya.
"Lebih baik kau katakan sekarang juga padaku,"
"Apa tujuanmu datang kemari?" lanjut tanya Dreezel lagi menekankan ucapannya,
Drako merintih mengerang menahan sakit, tangan kiri Drako mengepal erat telapak tangannya, sedang tangan kanannya memegang tangan Dreezel yang daritadi mencekiknya.
"Lepas...lepaskan...dahulu tanganmu...ini dariku!" seru Drako yang terbatah-batah mendesah penuh sesak dan menahan sakit.
"Baik...! akan aku lepaskan, tapi ingat jangan lagi mencoba membodohiku...!" ucap Dreezel yang sedikit mengancam
Lalu Dreezel melepaskan cengkeraman tangannya dengan menampik sehingga membuat dorongan kecil pada tubuh Drako dan membuatnya terjatuh.
"Sekarang katakan, kenapa kau datang kesini?!" sekali lagi Dreezel kembali bertanya pada Drako.
"Bertemu dengan yang mulia raja demon," jawab kecil Drako sambil terengah-engah dan memegang lehernya yang masih terasa sakit.
"Apa...?!" sambung dreezel tercengang menahan tawa.
"Jadi maksudmu kau ingin bertemu Yang Mulia Raja?" lanjut Dreezel menegaskan kalau dirinya tidak salah dengar.
"Benar" singkat jawab Drako kembali yang mengundang tawa Dreezel,
Dreezel tertawa kencang sampai terbahak bahak, menertawakan ucapan Drako saat itu yang lantaran hendak bertemu Raja Demon Beast tanpa melihat kaca di depannya.
"Bertemu dengan Raja rupanya, cih...!" gumam kecil Dreezel menghina disela terakhir kalimat yang diucapkannya.
"Bisakah kau mengulanginya lagi, karena aku tidak mendengar suaramu." sambung kata Dreezel kembali yang mencoba memetikan api amarah pada Drako,
Namun Drako hanya diam menahan geram yang berkecamuk pada hatinya, merasa diremehkan.
"Sekali lagi aku tanya padamu..."
"Kenapa kau ingin bertemu dengan Yang Mulia...?" tegas Dreezel yang kini terlihat tidak sedang bermain-main.
"Bukan urusanmu!" singkat Drako mencoba menutupi tujuannya, akan tetapi sebuah pukulan ringan mendarat tepat di uluh hatinya.
"Itu sebuah hadiah atas jawaban yang kau berikan padaku," kecam Dreezel
Drako lagi lagi menggeram kesakitan menahan rasa sakit pada bagian uluh hatinya atas pukulan yang baru saja diberikan Dreezel padanya.
"Sial... kenapa aku harus bertemu dia disaat begini," gumam kecil Drako mengeluh, namun ternyata masih terdengar Dreezel.
"Lancang...!"
"Berani sekali kau menjawab seperti itu...!" seru Dreezel menegaskan ketidak sukaanya pada Drako.
"Sudah kubilang jangan bermain-main denganku!" lanjut tegasnya.
"Tapi baiklah kalau itu mau dirimu,"
"Sebelumnya kuingatkan dirimu..."
"Apa kau lupa dengan peraturan Istana Para Demon?!" ujar Dreezel saat itu menegaskan Drako kalau ia baru saja memulai sebuah permainan dengan dirinya.
"Pengawal...!" lanjut teriak Dreezel memanggil beberapa Prajurit Demon Beast lainnya yang memang bertugas menjaga Istana Terlarang.
Serentak beberapa penjaga dari Istana Terlarang keluar dari balik pilar-pilar yang ada disetiap lorong koridor area paviliun taman istana, mereka dengan segera membentuk barisan pasukan penjaga dan mengelilingi Drako dari kejauhan.
"Apa-apaan ini?!" gumam Drako.
Lantas semua mata penjaga-penjaga itu tertuju pada Drako dan siap siaga menunggu perintah penangkapan, namun saat itu 3 orang Demon Beast keluar dari kerumunan barisan pengawal istana yang sedang mengelilinginya.
¤¤¤
3 Demon Onimusha Sammu
Ras Demon Beast Sammu Ashgumarodied
Mereka merupakan pengawal pribadi Raja Azzriel yang diciptakan oleh pemanggilan Iblis Devian dan menjadi pengikat perjanjian Raja Azzriel dengan Iblis.
Mereka merusak dan membumi hanguskan apa saja, menciptakan kobaran api dimana-mana.
Mereka memiliki rupa dan wujud setelah mengambil jiwa-jiwa yang sudah disesatkan dan membuat perjanjian dengan mereka, atau mereka menghisap jiwa orang yang menjadi lawan tarung mereka.
Sebab karena itu mereka bisa berubah menjadi banyak rupa siapa saja dan kini mereka menggunakan jiwa seorang Onimusha yang sudah menjadi setengah Demonic.
Semakin tinggi kemampuan jiwa yang dihisap, semakin kuat kemampuan dan daya hidup mereka.
Konon Demon Beast Ras Sammu Ashgumarodied tidak memiliki bentuk, rupa dan wujudnya sendiri, karena mereka tercipta dari sehelai rambut iblis yang terbakar oleh api sammu.
¤¤¤
Ketiga Demon Beast itu memakai penutup wajah sehingga sulit untuk dikenali dan selama ini tidak ada yang pernah melihat atau bisa mengenalnya secara langsung, kecuali Raja Demon Beast sendiri dan juga abdi setia yang sudah membuat perjanjian dengan mereka.
Seperti halnya Dreezel yang menjadi abdi setia mereka, dan malah berteman baik dengan mereka bertiga yang kebetulan saat itu sedang mengawal Yang Mulia Raja Demon Beast selama berada di istana terlarang.
"Dreezel apa yang kau lakukan?!" tanya salah satu dari mereka.
"Aku rasa Dreezel menemukan mainan barunya," ujar Demon Beast Wanita yang juga salah satu dari ketiga Demon Beast itu.
"Sepertinya ada tontonan menarik disini," begitu pula ujar Demon Beast pria yang satunya lagi.
"Cih...! mengganggu saja," sambung Dreezel yang merasa terganggu sebelum bermain.
Hii... Hii... Hii...!
Tawa wanita Demon Beast itu,
"Ayolah...,kami hanya ingin menonton dan sedikit ikut bersenang-senang," lanjut ucapannya kembali sambil menghampiri Dreezel.
"Tenanglah, kami tidak akan ikut campur urusanmu,"
"Aku pastikan kami hanya menyaksikan kesenangan ini saja," tukas si pria Demon Beast yang pertama keluar tadi.
"Aku pegang kata-katamu!" seru Dreezel
Dreezel melirik melihat ketiga temannya yang baru saja datang itu, lantas kemudian ia kembali melanjutkan permainannya dengan Drako.
Tiba-tiba Dreezel yang tadi berada didekat ketiga temannya itu, kini sudah berada disamping sisi kanan Drako.
Dreezel langsung melayangkan pukulan menggunakan tepi telapak tangannya dan tepat mengenai tengkuk leher belakang kepala Drako, sehingga membuat Drako jatuh tersungkur ditanah.
"Sudah kuperingatkan untuk tidak bermain-main denganku...!"
"Sekarang kau lihat apa yang terjadi kini...?!"
"Jadi lebih baik kau jawab pertanyaanku yang tadi dengan benar,"
"Atau kupastikan kau akan mendapatkan yang lebih dari ini, camkan itu!" Dreezel yang mulai kesal memperingati Drako sekali lagi, tapi sayangnya Drako masih enggan bicara.
Drako menahan sakit pada tengkuk leher belakang kepalanya dan mencoba bangkit bediri kembali.
Melihat Drako yang bangkit berdiri, Dreezel menjadi tertawa dengan lantang.
Haaa... Haaa... Haaa...!
Sepertinya Dreezel sudah mengerti kalau Drako benar-benar bersikeras tidak mau memberi tau dirinya...
"Jika kau pandai lebih baik kau katakan apa tujuanmu datang kemari?!"
"Lalu mengapa kau ingin menemui Yang Mulia Raja Demon Beast?!" sambung ucap Dreezel saat itu.
"Jangan sampai nanti kau katakan kalau aku tidak mengingatkanmu peraturan istana, dan sembarang menghukum prajurit," lanjut ucap Dreezel yang lalu berjalan menjauhi Drako sambil melemparkan senyuman sinisnya.
Sambil berjalan perlahan Dreezel yang mulai menjauh dari Drako, dan kemudian iapun mulai menghitung mundur.
3...2...1... Bingo...!
Dengan kecepatan yang luar biasa bagai bayangan, Dreezel melaju kearah belakang dimana Drako berdiri dan memberi pukulan kuat pada punggung belakang Drako,
Braggghh...!!!
Aarrgggghhh...!!!
Dalam satu kali pukulan saja Drako yang baru saja bangun, ia langsung kembali jatuh tumbang tersungkur ditanah tepat dibawah kaki Dreezel.
"Sial..., aku tidak menyangka kekuatan Pengawal Tingkat Atas bisa sekuat ini!"
"Ternyata rumor itu benar apa adanya,"
"Dreezel Pengawal Demon Beast Tingkat Atas, kekuatannya seorang saja sama dengan 10 Demon Beast Pengawal Tingkat Atas. "
"Apalagi jika Dreezel sudah berkultivasi dan bertransformasi,"
"Tidak heran dirinya yang awalnya hanya Prajurit Demon Beast Biasa langsung menjadi Pengawal Tingkat Atas dan sekarang dalam waktu singkat ia sudah menjadi Pimpinan Pengawas bagi para Demon Beast,"
"Bahkan sekarang ia bisa dekat dengan pengawal-pengawal pribadi Yang Mulia Raja Demon Beast!" pikir Drako saat itu sambil menahan sakit luka pukulan yang dibuat Dreezel padanya.
"Aku berpikir selama ini kalau Dreezel bisa menjadi secepat ini, karena hanya rekomendasi Selir kesayangan Raja saja,"
"Tapi ternyata itu semua..."
"SALAH!" tertawa kecil,
"Kenapa dia bisa menjadi begitu kuat...?!" Drako menerawang didalam benaknya dengan kesal.
Bwhaaa... Haaa... Haaa...!
Lanjut tawa Drako dalam kesakitannya yang menertawakan dirinya sendiri,
"Kini sungguh begitu hancurkah?"
"Sehingga dreezel yang sering dianiaya oleh dirinya dahulu kini bisa mengalahkannya," pikir Drako yang kembali menertawakan dirinya lagi.
Tawa itu memancing amarah Dreezel kembali, dengan keras Dreezel mengarahkan tendangannya dan memberikan injakan pada tengkuk leher belakang kepala Drako.
"Beraninya kau tertawa dihadapanku...!"
"Dasar Bodoh!" Dreezel semakin menekan pijakan kakinya di kepala Drako, membuat Drako memekik kesakitan,
Teriakan itu mengundang tawa Dreezel, dan juga Ketiga Pengawal Raja Demon Beast itu yang sedang asik duduk jauh disana menyaksikan hiatusnya Dreezel mempermainkan Prajurit Tingkat Bawah seperti Drako.
Bwhaaa... Haaa... Haaa...!
"Ini baru kesenangan ditengah kebosanan,"
"Kau pasti tidak pernah menyangka akan berada diposisi seperti ini bukan?"
Sekali lagi Dreezel tertawa penuh kepuasan dan sangat bahagia, tawanya mengiringi penyiksaan yang dilakukan Dreezel kepada Drako.
"Cih! Aku tidak akan mati semudah itu Dreezel!" ringkik suara Drako yang berusaha agar tetap kuat dan tidak tampak lemah di depan Dreezel dan Ketiga Pengawal Demon Beast itu.
"Aku memang tidak ingin membuat kau mati semudah itu!" Dreezel menarik rambut Drako hingga membuat tubuhnya yang tersungkur ditanah tadi menjadi setengah berdiri dengan kedua lututnya yang menekuk menyentuh tanah.
"Kau lupa saat dahulu aku masih sama seperti dirimu,"
"Apa kau ingat hari itu?"
"Hari dimana kau memperlakukan diriku seperti ini,"
"Hari disaat aku berada diposisi dibawah dirimu!" dengan penuh kesombongan Dreezel mengangkat dagunya menatap langit-langit malam itu, dan lalu membayangkan dirinya dimasa lalu...
"Tapi sekarang semua telah terbalik!"
"Sekarang kau bisa lihat, siapa yang berada diposisi itu kini!" Dreezel tertawa puas karena hari ini ia mendapatkan sebuah kesempatan, dimana ia dapat mempermalukan Drako dihadapan banyak Prajurit Demon Beast
Kali ini ia telah berhasil membalaskan dendamnya di masa lalu sehingga ia dapat mengangkat wajahnya sekarang untuk menyombongkan diri dihadapan Drako secara langsung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!