Sebelumnya author mau kasih visual versi author dulu ya, biar halunya makin menjadi.
Keyra Asteria
Keyra yang akrab disapa Key merupakan gadis manis dan berprestasi, karena kecerdasannya, Key mendapat beasiswa dan bersekolah di salah satu sekolah terbaik yang sembilan puluh persen siswanya adalah anak orang kaya.
Status sosial Key yang tidak sederajat dengan teman-teman sekelasnya, membuat gadis ini dijauhi.
Key tinggal bersama Ibunya yang bernama Anna. Ibunya itu mengidap penyakit jantung sementara sang ayah sudah lama meninggal karena kanker. Selama ini Key hidup sederhana bersama sang ibu yang berprofesi sebagai penjahit konveksi.
Ken Ryu Hendrawan
Ken begitu dia sapa. Lelaki tampan dengan sejuta pesona, dia putra Very Hendrawan, sang pengusaha property terkaya di kotanya dan terkenal dikalangan pebisnis.
Ken memiliki watak yang sombong dan keras kepala, mungkin menurun dari sang Mama ... Widya. Tapi sebenarnya dia anak yang baik hati dan perduli dengan orang lain, tapi karena gengsinya yang setinggi langit, dia terkadang berpura-pura tidak perduli seolah mengabaikan orang-orang di sekitarnya.
Jessica Ardiwijaya
Jessica, gadis cantik nan seksi, dia putri semata wayang pemilik hotel dan klub malam terkenal. Dan hal itu yang membuat gadis ini bersikap angkuh serta seenaknya saja.
Dia selalu memandang rendah orang lain dan bertindak sesuka hatinya. Namun di balik sikap menyebalkan nya itu, Jessica sebenarnya kesepian. Papa dan Mamanya sudah lama bercerai, sekarang Papanya sudah menikah lagi dan tinggal dengan istri barunya, hanya sesekali datang menjenguk gadis itu.
Rendy Adriano Pratama
Lelaki tampan yang satu ini memiliki hati yang baik, dia berteman dengan siapa saja tanpa memandang status sosial. Memiliki sikap yang ramah dan hangat.
Lelaki yang bercita-cita menjadi dokter ini selalu pandai menutupi perasaanya, baik saat dia jatuh cinta ataupun disaat terluka.
Rendy adalah putra direktur utama Rumah Sakit Grand Medica, itu salah rumah sakit terbesar dan terlengkap di kotanya.
Kenara Arinta
Gadis kecil yang cantik dan pintar ini biasa dipanggil Rara. Bercita-cita ingin menjadi seperti ibunya, dan sangat menyayangi orangtuanya.
***
Prolog ...
Malam itu seorang lelaki sedang duduk di taman belakang rumahnya bersama seorang gadis kecil yang berumur sekitar delapan tahun.
Mereka selalu menghabiskan waktu berdua sambil menikmati langit malam yang bertabur bintang, terkadang sampai si gadis kecil itu tertidur di pangkuan sang ayah.
"Pa, diantara bintang-bintang itu, ada Mama tidak?" Gadis kecil itu menunjuk langit di atas kepalanya.
"Hmmm ... coba Papa cari dulu ya." Sang ayah memperhatikan bintang-bintang itu. "Sepertinya tidak ada." Jawabnya meladeni putri kecilnya itu.
"Jadi kenapa Papa suka sekali melihat bintang-bintang itu?" Tanya sang putri.
"Karena Mama juga suka melihatnya."
"Terus Mama dimana dong sekarang?" Pertanyaan polos itu terlontar begitu saja dari bibir mungilnya.
Sang ayah tersenyum sambil memandangnya, lalu meletakkan telapak tangannya di dada putri kecilnya itu.
"Mama ada disini. Di hati kamu."
"Disini juga?" Sang putri menunjuk dada ayahnya itu.
"Iya, disini juga." Jawabnya.
Kau akan tetap berada di hatiku, selamanya ... seumur hidupku. Maaf karena aku terlambat mencintaimu.
***
Sekian prolog nya, author kasih sedikit saja.
Penasaran dengan kisahnya? Ikuti terus cerita ini.
Jangan lupa favoritkan agar kamu tahu kapan author up. Karena author nggak janji bisa up tiap hari.
Kasih bintang 5, dan like tiap episodenya ya, biar author semangat nulis nya.
Maaf ... author banyak permintaan.😁🙏
Mungkin novel ini mungkin akan banyak mengandung irisan bawang.
Dan kalau tidak suka dengan alur ceritanya, tolong tinggalkan tanpa berkomentar yang membuat author sedih. 🙏🙏🙏
Terima kasih dan selamat menikmati.
Perhatian ...!!!
Cerita ini menggunakan alur maju mundur, harap fokus saat membaca ya guys agar tidak bingung.
💜💜💜
Acara perpisahan kelas dua belas SMU Darma Bakti berjalan dengan sangat meriah, tak ada tangis haru seperti pesta-pesta perpisahan sekolah kebanyakan.
Para siswa yang berasal dari kalangan atas sepertinya lebih tertarik kepada pesta ala club malam dengan hingar-bingar musik DJ, lampu berkelap-kelip yang merusak pandangan dan tak lupa sedikit minuman keras. Tentu saja acara pesta ini tanpa pengawasan orang tua atau pun guru, karena acara ini sendiri diselenggarakan atas partisipasi para siswa dan di luar tanggung jawab sekolah.
Dan disinilah Keyra berada, di tempat yang sepertinya tidak pantas untuk gadis polos dan kampungan seperti dirinya. Keyra mengedarkan pandangan menyapu setiap sudut ruangan bercahaya seadanya ini, tak ada yang dapat dia kenali lagi disini, mereka semua berubah menjadi remaja yang liar karena pengaruh minuman keras.
"Key, kenapa sendirian disini?" Seseorang menepuk pelan pundak Keyra dan berbicara dengan sedikit berteriak. Dia adalah Rendy, satu-satunya teman sekelas Keyra yang mau berteman dengan gadis itu. Dia tampan, pintar dan kaya tapi tidak sombong seperti teman-teman Keyra yang lain.
"Aku hanya sedang menikmati acaranya saja." Ucap Keyra berbohong. Sumpah demi cacing keremi di dalam perut, dia sangat tidak menyukai acara menyebalkan ini. Kalau bukan karena Rendy yang memaksanya untuk datang, Keyra tak akan sampai kesini.
"Kenapa tidak ikutan ngedance atau minum bareng mereka saja?" Rendy menunjuk sekumpulan teman-teman mereka yang bergoyang seperti orang kesurupan.
"Tidak, aku disini saja!"
"Tapi si Ken sedang ulang tahun loh, kau tidak ingin mengucapkan selamat gitu?" Rendy berbicara dengan raut wajah datar. Walaupun Ken itu juga temannya, tapi Rendy lebih nyaman duduk bersama Keyra.
Ucapan Rendy ini benar-benar membuat Keyra geli sendiri.
"Siapa tadi yang sedang ulang tahun? Ken Ryu? Hello, apa menurutmu aku si remahan kerupuk penerima beasiswa ini pantas mengucapkan selamat kepada anak seorang pengusaha terkenal yang kaya raya itu? Melirikku saja dia enggan, apalagi menjabat tanganku. Dia hanya berteman dengan gadis-gadis centil yang sederajat dengannya." Gumam Keyra dalam hati.
"Tidak!" Jawab Keyra singkat.
Tiba-tiba ponsel Rendy berdering, dia merogoh sakunya, saat melihat siapa yang menelepon, bocah itu izin keluar.
"Sebentar ya, aku jawab telepon dulu." Rendy bergegas keluar dari tempat berisik itu.
Setelah kepergian Rendy, satu sosok menyebalkan hadir di hadapan Keyra. Dialah Anhar, salah satu teman baik Ken dan juga Rendy. Bocah usil ini selalu menggoda Keyra dengan tingkah jahilnya, dan Keyra sangat tidak suka kepadanya.
"Hey ... cantik! Sendirian saja? Gabung dong bareng kita!" Anhar mendudukkan dirinya di samping Keyra, sehingga membuat gadis itu risih sendiri dan sedikit bergeser. Aroma alkohol begitu tercium dari mulutnya.
"Malas, aku disini saja!" Jawab Keyra ketus.
"Kalau begitu minum dulu dong! Inikan acara kita, masa kau cuma duduk manis dan menonton saja?" Anhar menyodorkan segelas minuman di hadapan Keyra.
"Aku tidak meminum minuman keras!" Keyra menolak.
"Ini coca cola kok, bukan minuman keras." Anhar tidak sepenuhnya berbohong, itu memang coca cola tapi sudah dicampur dengan Vodka.
Keyra tampak ragu, gadis lugu itu hanya memandangi minuman di hadapannya dengan curiga.
"Ayolah, diminum dong! Aku kan sudah membawakannya untukmu." Anhar sedikit memaksa.
Akhirnya Keyra pun mengalah dan meraih gelas yang disodorkan Anhar itu lalu menenggak isinya, tapi baru setengah dia meminumnya, Keyra berhenti dan memandang Anhar dengan curiga.
"Kenapa rasa dan aromanya agak berbeda?" Tanya Keyra heran.
"Ah ... masa sih? Perasaanmu saja itu." Anhar membantah. "Habiskan lah! Aku pasti sedih jika kau menyisakan nya." Anhar memaksa Keyra menghabiskan minuman itu dengan pura-pura bersedih.
Karena merasa tak enak hati, Keyra yang polos pun melanjutkan meminum coca cola bercampur Vodka itu sampai habis. Anhar yang melihatnya hanya tersenyum senang.
"Begitu dong! Kalau kau mau lagi, ambil saja di sana! Aku cabut dulu." Anhar menunjuk meja bar di sudut ruangan kemudian berlalu pergi meninggalkan Keyra.
"Mau apa Anhar kesini?" Rendy yang baru datang bertanya dengan curiga karena dia sempat melihat Anhar berlalu dari hadapan Keyra.
"Dia membawakan aku minuman." Jawab Keyra apa adanya. Nafas gadis itu sedikit berbau alkohol.
"Lalu kenapa kau meminumnya?" Rendy panik.
"Itu hanya coca cola kok, walaupun rasa dan aroma agak aneh." Keyra berbicara dengan mata yang mulai sayu.
Rendy menghela nafas sambil menggeleng-geleng kan kepala mengetahui tingkah Anhar yang mengusili gadis se-polos Keyra, dia tahu pasti itu coca cola yang telah dicampur Vodka karena dia pun sempat di tawarkan untuk meminumnya, tapi Rendy menolak karena cita-citanya yang ingin menjadi dokter, dia mengharamkan minuman tidak baik itu masuk ke tubuhnya.
Beberapa menit kemudian kepala Keyra berdenyut dan pandanganya mulai kabur. Karena tak pernah meminum minuman keras sebelumnya, tubuh Keyra sangat cepat merespon alkohol dengan kadar tinggi itu.
"Kepalaku pusing sekali." Keyra tertunduk sambil memegangi kepalanya.
Rendy tahu, jika Keyra mulai mabuk.
"Kau baik-baik saja? Apa kau mau ku antar pulang?" Rendy memegangi kedua bahu Keyra.
"Iya ...! Kepalaku pusing sekali."
"Baiklah, aku akan mengantarmu pulang." Rendy membantu Keyra berdiri, dengan susah payah gadis itu mengangkat tubuhnya sendiri.
Rendy memapah Keyra berjalan keluar dari club malam itu. Tapi baru beberapa langkah berjalan, Keyra sudah tak sanggup berdiri lagi, gadis polos yang sedang mabuk itu nyaris terjatuh, untung saja Rendy sigap menahannya.
"Aku tak bisa mengantarnya pulang dalam keadaan seperti ini." Akhirnya Rendy memutuskan untuk menggendong Keyra dan berniat memesan kamar hotel yang juga disediakan oleh pihak club. Beberapa teman mereka melihat adegan itu sambil tersenyum penuh arti, sepertinya mereka salah paham.
Sementara di tempat yang sama, Ken yang sedang berulang tahun dipaksa untuk meminum minuman keras sampai dia mabuk berat. Mereka bersorak dan tertawa riang, bocah-bocah remaja itu berubah liar dan tak terkendali.
Karena tak bisa mengontrol dirinya lagi, Ken nyaris terjatuh, tapi dengan cepat Jessica dan Anhar menahannya.
"Sudah K.O dia, guys! Hahaha ..." Anhar meledek Ken sambil tertawa puas.
"Sebaiknya aku pesankan dia kamar hotel saja, dia tak mungkin pulang dengan kondisi seperti ini." Ucap Jessica sambil memegangi Ken. Kebetulan club dan hotel ini milik keluarganya Jessica.
"Boleh juga tuh! Bisa murka Papanya kalau tahu putra kesayangannya ini mabuk berat." Ivan ikut meledek Ken, padahal dia sendiri juga mabuk walaupun tidak seberat Ken.
"Iya ... iya ... pergi sana! Selamat bersenang-senang ya." Anhar memandang Jessica dengan tatapan mesum.
"Dasar mesum!" Jessica membalas ucapan Anhar dengan malu-malu, dia mengerti apa maksud Anhar.
Semua orang tahu selama ini Jessica menyukai Ken, gadis seksi dan genit itu sangat terobsesi dengan bocah yang satu ini.
Jessica memapah Ken dengan susah payah, merekapun keluar dari club itu.
***
Jangan lupa like nya ya sayang akuh ...
Rendy membaringkan Keyra di atas ranjang kamar hotel yang dia pesankan, sepertinya gadis polos itu benar-benar mabuk walaupun baru menenggak segelas saja.
"Kasihan, kau menjadi korban keusilan Anhar. Tidurlah." Rendy segera keluar dari kamar itu tanpa mengunci pintu, karena dia tak mungkin menguncinya dari luar.
Beberapa saat kemudian di luar kamar yang ditempati Keyra, Jessica dengan susah payah memapah Ken yang mabuk berat menuju kamar hotel yang dia pesan. Apesnya, Ken tiba-tiba muntah dan mengenai baju Jessica, gadis itu sontak berteriak jijik sembari melepaskan Ken sehingga bocah sombong itu tersungkur ke lantai.
"Iiiihh ... kau jorok sekali!" Jessica segera berlari ke kamar mandi dan meninggalkan Ken begitu saja.
Ken yang sudah setengah sadar berusaha berdiri dengan berpegangan pada handle pintu kamar yang di tempati oleh Keyra, karena ditarik oleh Ken, pintu yang tidak terkunci itupun terbuka.
Ken masuk begitu saja ke dalam kamar itu. Karena merasa kegerahan, dia melepaskan bajunya dan segera merebahkan tubuhnya di ranjang yang sama dengan Keyra. Dia bahkan berbalik dan tanpa sadar memeluk Keyra yang sudah lebih dulu terlelap, dia menganggap gadis itu guling.
Tiba-tiba seseorang datang dan melihat adegan itu dengan sedikit terkejut, tapi akhirnya dia memutuskan untuk pergi serta menutup pintu setelah mengambil beberapa foto Ken dan Keyra yang sedang tertidur seranjang.
***
Keesokan paginya, kesadaran Keyra mulai terkumpul, sepertinya mabuk gadis itu sudah hilang karena dia memang tidak minum banyak, hanya dia saja yang tidak terbiasa.
Perlahan-lahan Keyra membuka matanya, dia merasakan ada sesuatu yang berat melingkar di atas perutnya. Keyra menoleh ke kanan, alangkah terkejutnya dia saat mendapati seseorang yang sangat dia kenal sedang tertidur sambil memeluknya.
"Aaaarrgghh ..." Keyra berteriak, sambil mendorong Ken dengan kuat. Bocah sombong itu sampai terjatuh dari atas ranjang.
Ken sontak terbangun dan duduk sambil memandang Keyra. Setali tiga uang dengan Keyra, bocah itupun terkejut setengah mati melihat gadis di hadapannya.
"Kau ...? Apa yang kau lakukan? Kau melecehkan ku ya?" Ken menuduh Keyra seenaknya.
"Hey ... seharusnya aku yang bertanya seperti itu!" Keyra membentak Ken. "Kenapa kau ada kau disini?" Keyra bertanya dengan emosi.
"Jangan berpura-pura! Kau pasti sengaja menjebak ku, makanya aku bisa ada disini, iya kan?"
"Jangan asal menuduh! Untuk apa aku menjebak mu?" Keyra membantah tak terima.
"Iya, tentu saja untuk mendapatkan uang. Setelah ini kau pasti akan memeras ku atau mungkin meminta pertanggung jawabanku agar aku mau menikahi mu. Itu cara murahan yang dilakukan wanita sepertimu." Ken semakin menjadi, menuduh Keyra seenak jidatnya.
"Jaga bicaramu! Aku tidak serendah itu! Walaupun aku orang susah, aku tidak akan melakukan hal memalukan itu! Jadi jangan terlalu pede, biarpun tinggal kau seorang di dunia ini, aku tidak akan sudi menikah denganmu! Apalagi sampai menjebak mu!" Keyra mulai naik darah.
"Wah ... berani sekali kau berkata seperti itu? Aku lebih baik jadi lajang tua, daripada menikah dengan gadis sepertimu! Jadi jangan harap kau bisa mendapatkan apapun dariku." Ken tak mau kalah.
"Kalau begitu cepat keluar dari kamar ini!" Keyra melemparkan bantal kearah Ken.
"Dengan senang hati! Aku harap tak melihatmu lagi setelah ini, karena aku pasti sial jika bertemu denganmu." Ken memungut bajunya dan segera memakainya.
"Aku juga!" Keyra membalas ucapan Ken sambil memalingkan wajahnya.
Ken keluar dari kamar itu dan membanting pintu dengan keras. Sebenarnya bocah itu masih sangat pusing, bahkan jalannya saja masih sempoyongan tapi dia tetap memaksakan diri untuk pulang ke rumah.
Sepeninggalan Ken, Keyra menangis sejadi-jadinya. Dia merasa sakit hati dengan tuduhan Ken dan juga takut jika ada yang tahu kejadian ini, apalagi jika sampai kepada ibunya. Dia tak ingin dituduh melakukan hal memalukan itu. Ibunya pasti sedih.
***
Suasana kediaman Hendrawan sedang memanas, Very sedang mengamuk kepada putra kebanggaan keluarga mereka, siapa lagi kalau bukan Ken Ryu Hendrawan.
Pasalnya foto-foto Ken dan Keyra saat di kamar hotel tersebar di sosial media dan menjadi pergunjingan dikalangan pebisnis yang beberapa adalah orang tua dari teman-teman Ken, bahkan foto-foto itu telah sampai kepada Very. Entah siapa yang melakukan semua ini?
Plaaak ...
Satu tamparan mendarat keras di pipi Ken, bocah itu hanya meringis menahan sakit.
"Kau benar-benar mencoreng nama baik keluarga! Begini kelakuanmu di luar sana? Mabuk-mabukan dan tidur dengan seorang gadis." Bentakan Very menggema di seluruh penjuru rumah. Dia tahu Ken mabuk karena masih mencium bau alkohol dari mulut putranya itu.
"Pa, aku minta maaf karena mabuk. Tapi aku tidak melakukan apa-apa dengan gadis itu! Aku hanya dijebak!" Ken membela diri.
"Papa dengar itu kan? Anak kita di jebak, dia tidak mungkin melakukan hal menjijikan itu." Widya ikut-ikutan membela Ken.
"Sudahlah, Ma ... jangan selalu membelanya!" Very pun membentak istrinya itu.
"Pa, aku Mamanya! Aku tahu bagaimana sifat anakku, dia tak mungkin melakukan itu!" Widya memeluk Ken yang tertunduk di sampingnya.
"Sudahlah, tidak ada gunanya aku berdebat dengan kalian berdua. Berita ini sudah tersebar, mau tidak mau kita harus menikahkan mereka. Aku nggak mau rekan bisnisku mengecap keluarga kita tak bertanggung jawab." Very meremas kuat rambutnya, masalah ini benar-benar membuat kepalanya pusing.
"Apaaa ...? Tidak, Pa! Aku tidak mau menikah dengannya! Aku tidak bersalah!" Ken tak terima dengan keputusan Papanya.
"Papa tak bisa seperti ini dong! Ken masih delapan belas tahun, dia masih punya cita-cita yang belum tercapai, masa harus menikah muda?" Widya sudah mencak-mencak tidak karuan, dia tahu Ken bercita-cita ingin kuliah di Amerika dan meneruskan bisnis Papanya.
"Papa tidak mau tahu, kau tetap harus bertanggung jawab! Menikah atau keluar dari rumah ini dan semua fasilitas kamu distop. Silahkan pilih!" Very memberi pilihan yang membuat Ken frustasi.
"Pa ...!" Ken memelas.
"Cepat pilih!"
Ken terdiam berusaha memantapkan hatinya, keputusan apa yang harus dia ambil?
Kalau dia menolak menikah, otomatis hidupnya akan menderita karena jatuh miskin. Tak ada pilihan lain lagi.
"Baiklah, aku akan menikah dengannya." Ken menghela nafas pasrah, mungkin lebih baik dia menikah dari pada hidup miskin.
"Apa ...? Kau serius?" Widya memandang tak percaya kepada putra kesayangannya itu.
Ken hanya mengangguk pelan.
"Keterlaluan!" Widya merajuk, dia berjalan meninggalkan suami dan anaknya dengan kaki yang di hentak-hentakkan.
"Baiklah, nanti siang kita akan melamar gadis itu!"
"Apaaa ...? Kenapa terburu-buru sekali, Pa?" Ken tersentak kaget.
"Jadi kau mau menunggu sampai berita ini semakin melebar kemana-mana, lalu nama baik keluarga kita semakin tercoreng. Begitu ...?" Very menatap tajam kearah Ken. Bocah itu hanya tertunduk geram.
"Puas kau sekarang gadis murahan? Aku akan membuatmu menyesal melakukan ini kepadaku." geram Ken dalam hati.
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!