Sebelum membaca, Please klik tombol Like Komen dan juga Vote nya ya. Tinggalkan jejak kalian❤️ Mohon dengan sangat untuk Like, Vote dan juga Komentarnya 🙏
☘️☘️☘️
Zachraina Alexandria Wijaya adalah anak tunggal dari pasangan suami-istri Indra Kusuma dan Nur Indah, keluarga Indra Kusuma terbilang keluarga yang sederhana dan hanya mempunyai toko laundry kecil yang berupa bangunan sederhana dan minimalis ditengah kota metropolitan ibukota Jakarta.
Dari segi bangunan toko laundry milik ayah Raina terbilang sederhana dan seperti toko laundry pada umumnya, namun toko laundry kecil ini sangatlah ramai para pengunjung, mulai dari pengusaha, publik figur bahkan para pejabat menitipkan pakaian mahalnya kepada jasa toko laundry mereka, toko mereka sangatlah terkenal mengenai kebersihan, kerapihan dan juga sangat harum sehingga para pelanggan selalu merasa puas dan kembali terus menerus untuk menitipkan pakaiannya.
Raina selalu mendengarkan keluhan, saran dan juga komentar para pelanggan sehingga mereka selalu memberikan jasa yang terbaik serta sikap ramah mereka kepada pelanggan yang membuat toko tersebut sangat ramai dan pelanggan pun berbondong-bondong untuk menitipkan pakaiannya.
Raina kini sedang menyetrika satu-persatu pakaian para pelanggan, ia kerap sekali membantu kedua orangtuanya yang sangat kuwalahan dengan orderan pakaian yang masuk, mengingat kedua orangtuanya tidak memiliki karyawan, dia berinisiatif untuk membantunya setiap hari seusai pulang dari sekolah.
Raina ialah salah satu siswi kelas 3 yang cukup terkenal pandai di SMA Negeri daerah ibukota Jakarta, Raina memiliki banyak teman dan juga penggemar dengan terkenalnya kepandaian yang ia miliki, namun ia tak seperti remaja pada umumnya yang sangat gemar meluangkan waktunya untuk sekedar berjalan-jalan, menonton bioskop bahkan shoping di Mall. Baginya mencari uang sangatlah susah sekali seperti halnya yang ia lakukan sekarang, ia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu baru mendapatkan hasil dari kerja kerasnya.
"Rain?" Panggil seseorang yang sedang menghampirinya.
"Iya ibu, apa ada yang bisa Raina bantu?"
"Aah tidak, apa kau tidak ingin keluar dan sekedar berjalan-jalan dengan temanmu?"
"Tidak ibu, Raina lebih baik membantu ibu!" Pungkasnya.
"Kalau kau ingin sekedar berjalan-jalan maka keluarlah, ibu tidak keberatan." Bujuk ibunya kembali.
"Tidak ibu, Raina lebih senang membantu ibu dan berjalan-jalan diwaktu weekend saja." Tolaknya dengan halus.
"Baiklah kalau begitu, ibu kebelakang dulu hendak menjemur pakaian yang belum ibu jemur." Ibunya pun berlalu dari samping Raina.
Kini Raina melanjutkan pekerjaannya, dan sesekali mengecek satu persatu pakaian yang telah ia setrika barangkali terdapat pakaian terselempit yang belum ia setrika atau dilipat dengan rapi. Ia pun kini beranjak berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah tempat pakaian yang belum diselesaikan, barangkali ada pakaian yang belum dicuci atau dijemur, namun hasilnya nihil semua pakaian telah beres dikerjakan oleh ibu dan juga ayahnya.
Raina berjalan kearah dalam rumah dan melihat kedua orangtuanya yang sedang duduk santai didepan televisi sembari bersendau gurau, senyum pun menghiasi bibir manisnya dan ia beranjak pergi kembali ke toko dan duduk ditempat kasir serta berjaga-jaga barangkali ada pelanggan datang untuk menyetorkan pakaian atau mengambil pakaiannya.
Raina sedang memainkan ponselnya dan melihat satu-persatu pesan masuk, baik dari personal chat ataupun chat dari dalam grup sekolahnya. Tiba-tiba terdapat suara ponsel berdering dan panggilan masuk dari seseorang yang tak lain Sandra sahabat karibnya, ia pun segera mengangkatnya.
"Hallo, ada apa?" Tanya Raina
"Rain, hari ini elu nganggur ngga?"
"Kerjaan gua udah kelar sih, emangnya ada apaan?"
"Bisa temenin gua ngga beli baju sekarang?" Ajak Sandra dari sebrang Telpon.
"Kalo sekarang gabisa gua, masih jaga toko ini." Tolak Raina dengan lembut.
"Ortu elu kemana Rain?"
"Mereka lagi istirahat, gua ga tega kalau pamit keluar." Terang Raina
Saat Raina sedang asyik mengobrol lewat telepon, seorang pria dengan pakaian setelan jas hitam dan kaca mata hitam yang sedang turun dari dalam mobil Alphard warna putih yang terparkir didepan tokonya lalu menghampiri kearah Raina.
"San, nanti gua telpon balik, sekarang ada pelanggan nih. See you bye." Raina pun mematikan sambungan telepon tersebut.
"Ada yang bisa saya bantu pak?" Ucap Raina dengan ramah.
"Apa kau bisa mengirim pakaian atas nama Tuan Dave Grissham ke alamat ini?" Ucap pria tersebut sembari memberikan kertas putih yang bertuliskan alamat sebuah kediaman.
"Bisa pak, diantar sekitar jam berapa ya?" Ucapnya kembali.
"Jam 5 saja, kebetulan Tuan Dave sudah berada didalam mansion nya."
"Baik pak, untuk pembayaran seperti biasanya atau bagaimana?"
"Seperti biasanya saja dan jangan lupa antarkan sekitar jam 5 sore tepat ya." Ucap pria itu dan berlalu pergi.
"Baik pak." Raina pun bergegas berdiri dan mencari satu-persatu pakaian atas nama Tuan Dave Grissham dan memasukkannya kedalam bungkusan kantong pakaian serta menatanya dengan rapi.
(Pembayaran seperti biasanya yakni pembayaran melalui Via Transfer yang dimana kebanyakan pelanggan mereka dari kalangan atas sehingga sudah pasti pembayaran melalui via Transfer).
Raina kini sedang memasukkan satu-persatu kantong pakaian Tuan Dave Grissham kedalam mobil sedan tua warna hitam, mobil satu-satunya peninggalan dari kakek dari ayahnya Raina yang tidak pernah digunakan kalau tidak untuk kepentingan yang sangat mendesak. Berbeda dengan dulu, dulu kebanyakan pelanggan toko mereka dari kalangan tengah yang tidak perlu repot-repot harus mengantarkan pesanan menggunakan mobil, mereka cukup mengantarkan pesanan pelanggan menggunakan motor matic yang sangat mudah untuk mempercepat proses pengiriman dan waktu, berbeda halnya dengan sekarang kebanyakan pelanggan mereka dari kalangan atas yang mau tidak mau harus mengantarkannya menggunakan mobil karena takut terjadi kerusakan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan ditengah jalan.
Tidak hanya sekali dua kali mereka kerap mendapat sebuah Tip dari pelanggan mereka, karena hasil yang mereka berikan sangatlah puas sehingga pelanggan selalu kembali menitipkan pakaian kepada jasa Laundry Jaya Abadi.
Dari segi bangunan memanglah sangat sederhana dan minimalis, akan tetapi dari segi kualitas sangatlah memuaskan sehingga tak jarang dari para pelanggan mereka selalu merekomendasikan kepada keluarga maupun rekan kerja serta rekan bisnis, sehingga Laundry tersebut membludak dan cukup kuwalahan dengan orderan pakaian yang masuk setiap harinya.
Orangtua Raina sangat senang sekali mempunyai anak sebaik Raina yang mau membantu kedua orangtuanya untuk menyelesaikan orderan pakaian yang masuk setiap harinya tanpa mengeluh.
Raina pun masuk kedalam mobil dan mendudukkan dirinya pada tempat mengemudi, awalnya ia tidak bisa sama sekali mengendarai mobil tua tersebut, namun dengan sangat giat ia belajar serta dibantu oleh ayahnya kini dia berhasil membawa mobil itu kemanapun untuk mengantarkan pakaian pelanggan mereka.
Raina mulai menyalakan deru mesin mobilnya serta memanaskan mesin mobil tersebut beberapa menit agar mobil itu tidak mengalami kendala yang tidak diinginkan ditengah jalan, mengingat mobil itu sudah tua dan umurnya telah puluhan tahun, lalu ia keluar dari pekarangan rumah dan mulai menjalankan mobil tersebut ke jalan raya dan menuju ke alamat yang sesuai tertera didalam kertas putih itu.
Hai Readers! Dukung Author selalu ya biar semangat untuk update episode-episode selanjutnya dan jangan lewatkan episode-episode yang seru dan gokil!!! Salam membaca🥳.
Sebelum membaca, Please klik tombol Like Komen dan juga Vote nya ya. Tinggalkan jejak kalian❤️ Mohon dengan sangat untuk Like, Vote dan juga Komentarnya 🙏
☘️☘️☘️
"Jl. Anggrek No. 30-32 ya." Gumam Raina
Raina kini telah berada diperumahan berkawasan elit tersebut. Raina kini melajukan mobilnya dengan perlahan-lahan sembari mencari nomor kediaman Tuan Dave Grissham
"Aah, ini dia No. 30-32 nya." Lirih Raina
Raina mencoba memakirkan mobil tuanya didepan gerbang kediaman tersebut. Raina telah keluar dari mobil tuanya dan mencoba menekan bel yang berada disisi kiri gerbang tersebut serta tidak lama, datanglah seorang satpam dengan terburu-buru.
"Ada yang bisa saya bantu neng." Ucapnya.
"Iya pak, saya dari toko laundry Jaya Abadi hendak mengantarkan pakaian Tuan Dave Grissham." Seru Raina
"Baik neng tunggu sebentar, saya akan laporkan terlebih dahulu kepada bapak." Ucapnya berlalu.
"Maaf neng kata bapak disuruh masuk." Ucap satpam tersebut sembari membukakan gerbang mansion tersebut.
Raina mengangguk dan berjalan memasuki mobil tuanya kembali, setelah memarkirkan mobilnya Raina mengeluarkan satu-persatu kantongan paper bag pakaian milik Tuan Dave Grissham. Raina kini berjalan dengan sempoyongan sembari menenteng paper bag pakaian milik Tuan Dave dan berhenti tepat didepan pintu utama lalu mengetuknya dengan pelan.
"Hallo permisi." Ucapnya dengan ramah.
Tak lama kemudian seorang pelayan membukakan pintu tersebut dan mempersilahkan Raina untuk masuk kedalam rumah tersebut.
"Silahkan masuk nona, Tuan Dave sudah menunggu anda."Ujarnya dengan sopan.
Raina menundukkan kepalanya. Raina memasuki mansion tersebut dan melihat sekeliling rumah yang sangat besar dengan tekstur desain interior yang sangat bagus nan indah. Ia melihat seseorang yang tengah terduduk diruang tamu sembari menatap tayangan televisi. Pelayan tersebut memberitahukan kepada Dave Grissham bahwa Raina telah tiba.
"Tuan, pakaian anda telah datang." Ujar pelayan tersebut
Dave kini membalikkan tubuhnya dan menatap Raina yang sedang menaruh kantongan paper bag Laundry miliknya, dengan sopan kini Raina memandang Dave serta menundukkan kepalanya sembari tersenyum ramah.
"Selamat sore Tuan Dave Grissham, saya kesini untuk mengantarkan pesanan pakaian anda." Ujarnya dengan ramah.
"Oh ya, tolong bawakan kemarin." Ucap Dave dengan santai.
Raina pun membawakan paper bag tersebut dan meletakkan didekat sofa yang diduduki oleh Dave Grissham. Dave saat ini mengambil satu-persatu pakaian yang ia titipkan di jasa Laundry tersebut, setelah selesai memeriksanya Dave segera mengambil ponsel lalu membuka aplikasi BCA Mobile Bangking untuk mentransfer sejumlah uang pembayaran jasa laundry tersebut.
"Sudah saya transfer ya nona." Ujarnya.
Sembari menunjukkan bukti transfer pembayaran dilayar ponselnya.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dahulu." Ujar Raina dengan ramah.
Setelah Raina pamit kepada Dave, kini ia berjalan dengan sopan untuk keluar dari rumah tersebut dan menuju mobil tuanya yang berada didepan halaman mansion. Saat Raina berpamitan kepadanya, sekilas Dave menangkap gerak-gerik Raina yang sangat sopan santun dan ramah.
"Anak itu sopan dan ramah sekali." Bathin Dave.
Dave pun segera mengambil ponselnya dan mengetik nama Leo yang tertera didalam kontak ponselnya.
"Hallo Leo." Ucapnya saat sambungan telepon terhubung.
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu," Ucap Leo dari sebrang sana.
"Tolong kau cari identitas wanita dari toko laundry tersebut." Ucapnya dengan santai.
"Apakah ada kendala tuan," Tanya Leo kembali.
"Tidak, aku hanya sedikit penasaran saja dengannya." Ucapnya singkat
"Baik Tuan, segera saya laksanakan." Ucap Leo dengan ramah
"Baik terimakasih Leo." Dave pun segera mematikan sambungan teleponnya.
"Ada apa dengan tuan Dave, sungguh aneh sekali, tidak seperti biasanya dia mencari tau tentang seorang wanita." Lirih Leo.
Dave Grissham adalah seorang pengusaha No.1 yang ada di Indonesia, perusahaannya tidak hanya ada di Indonesia saja, dia memiliki beberapa perusahaan yang besar dan terkenal dibeberapa negara Eropa, sehingga ia banyak ditakuti dengan beberapa rekan bisnisnya karena kecerdasan serta keuletannya dalam menjalankan beberapa bisnis yang ia geluti dan sangat susah untuk ditaklukkan bahkan diajak untuk bekerjasama. Dave Grissham adalah anak tunggal dari pasangan William Grissham dan Ansley Grissham. Kini kedua orangtua Dave berada di Jerman dengan nenek Dave yang umurnya sudah memasuki senja untuk menikmati masa pensiunnya bersama. Dave yang berumur 27 tahun telah diberikan mandat oleh ayahnya William Grissham untuk mengurus sebuah perusahaan yang berada di Indonesia maupun diluar negeri. William Grissham saat itu merasa bahwa sudah saatnya ia memberikan perusahaannya kepada Dave setelah melihat kemampuan serta kecerdikan putranya dalam mengelola sebuah perusahaan. Kini umur Dave sudah memasuki kepala 30 tahun, hingga saat ini Dave belum mempunyai kekasih yang cocok untuk dia jadikan seorang istri. Meskipun Dave sangatlah tampan dan lulusan dari luar negeri, Dave adalah tipe pria yang tidak sembarangan bergaul dengan wanita untuk bersenang-senang ataupun menyewa wanita yang mau diajak untuk tidur. Dave ialah seorang pria yang memegang teguh pendiriannya untuk mencintai satu wanita dan menyerahkan seluruh hidup dan tubuhnya hanya untuk istrinya seorang. Dave banyak dikagumi banyak wanita, yang semata-mata hanya ingin mendapatkan hartanya dan dengan senang hati menyerahkan tubuhnya kepada Dave karena mengingat ketampanan Dave yang seperti orang Oppa korean dengan tubuh tegap, dada bidang dan perut yang sixpack.
Leo Ricardo adalah asisten pribadi kepercayaan Dave Grissham dan juga William Grissham, ayahanda Leo Ricardo dulunya juga mengabdi kepada ayahnya Dave Grissham, sehingga pada saat William Grissham mengangkat Dave Grissham untuk menjadi penggantinya, William Grissham pun juga mengangkat Leo Ricardo untuk menjadi asisten Dave Grissham karena melihat kinerjanya selama ini yang tidak jauh dengan ayahandanya. Mengingat bahwa Leo Ricardo mampu membimbing Dave serta menjadi kakak Dave disaat luar jam kerja. Mobil Marsha kini memasuki pekarangan rumahnya serta memarkirkan lalu beranjak dari dalam mobil dan berjalan menuju kedalam rumahnya.
"Assalamualaikum ibu." Sapa Raina masuk kedalam rumah.
"Waalaikumus salam nak, apakah Tuan Dave Grissham puas dengan pakaiannya." Tanya ibu Indah
"Sepertinya puas ibu, dia tidak berkata apapun." Ucap Raina sembari menyunggingkan senyum manisnya.
"Iya, tadi ada notifikasi pembayaran masuk di Hp ibu namun ibu belum mengeceknya." Ujar Bu Indah
Bu indah berlalu dan mengambil ponselnya. Setelah mengambil ponselnya, Bu Indah mencoba membuka aplikasi mobile bangking miliknya dan betapa kagetnya dia dengan nominal yang didapatkannya.
"MashaAllah banyak sekali ini." Ucap Bu Indah dengan bahagia.
"Ada apa ibu memangnya." Tanya Raina penasaran.
"Lihatlah, beliau memberikan tip sebanyak ini." Ucap Bu Indah sembari memberikan ponselnya kepada Raina.
Seketika Raina membelalakkan kedua matanya dan terkejut dengan nominal tersebut.
"Aah, tip nya 2 juta ibu, baru kali ini kita mendapatkan Tip sebanyak itu." Ujarnya.
"Iya nak, sepertinya beliau sangat puas dengan hasil kita, kita harus memberikan pelayanan yang lebih baik kepada beliau." Ucap Bu Indah dengan sangat antusias.
"Iya, ibu benar, kalau begitu Marsha istirahat dulu ya Bu." Pamit Raina
"Baiklah nak, beristirahatlah dan terimakasih untuk hari ini." Ucap Bu Indah sembari menatap anaknya dengan senyuman manis
"Baik ibu, daaaaah." Raina berlalu. Menuju kamarnya untuk mengistirahatkan tubuhnya karena seharian membantu ibu dan juga ayahnya ditoko.
Hai Readers! Dukung Author selalu ya biar semangat untuk update episode-episode selanjutnya dan jangan lewatkan episode-episode yang seru dan gokil!
Salam membaca!
Sebelum membaca, Please klik tombol Like Komen dan juga Vote nya ya. Tinggalkan jejak kalian❤️ Mohon dengan sangat untuk Like, Vote dan juga Komentarnya 🙏
☘️☘️☘️
Pagi hari Raina telah bersiap-siap untuk berangkat sekolah dengan menggunakan motor Scoopy matic, 5 hari yang lalu dibelikan oleh kedua orangtuanya. Ia bergegas untuk segera berangkat karena waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 06.15 WIB. Sesampainya disekolah, Raina segera memasuki ruang kelas dan bertemu dengan sahabat karibnya Sandra dan Susan.
"Sandra maaf ya, gua kemarin ga bisa nemenin Lu." Ucap Raina meminta maaf.
"Santai aja kali Rain, elu kan harus bantuin ortu lu." Ucap Sandra dengan santai
"Makasih cantikkk." Raina pun menyenggol bahu Sandra dengan senyum manisnya.
"Rain, dibangku elu ada bunga lagi deh." Sahut Susan.
"Aah, ambil aja gua udah bosen sama bunga." Ujarnya karena Raina tau kalau Susan sangat senang sekali dengan jenis Bunga apapun.
"Lu buaik banget sih Rain, tiap hari ngasih bunga ke gua." Sahut Susan dengan antusias lalu menyambar Bunga dari bangku Raina
Mereka pun tertawa bersama melihat tingkah laku Susan yang gemar sekali meminta bunga dibangku Raina setiap hari.
Berbeda dengan tempat Raina, kini Dave telah duduk singgah sananya didalam gedung pencakar langit yang menjulang tinggi serta mengepakkan sayapnya dengan sangat gagah. Dave menjentikkan jarinya serta menunggu kedatangan Leo yang hingga kini belum juga menunjukkan batang hidungnya. Tak lama Leo pun mengetuk pintu ruangan Dave dengan perlahan. Tiba-tiba terdengar suara pintu diketuk.
"Masuklah." Sahut Dave dari dalam ruangan.
Leo kini masuk kedalam ruangan tersebut dan menundukkan kepalanya.
"Selamat pagi Tuan Dave, mohon maaf karena sudah lama menunggu kehadiran saya." Ucapnya dengan ramah.
"Baik tak apa Leo, apa yang kau dapat mengenai gadis tersebut." Ucap Dave yang sangat tidak sabar.
"Baik Tuan, gadis tersebut bernama Zachraina Alexandria Wijaya, dia adalah anak tunggal dari pemilik toko laundry Jaya Abadi, dia murid kelas 3 SMA disalah satu SMA Negeri 13, dia sangat terkenal pandai disekolahnya sehingga banyak pria yang mengidolakannya, tidak hanya disitu saja Tuan, Nona Raina adalah anak yang baik dengan mempunyai perangai yang baik pula, dia tidak seperti gadis remaja pada umumnya Tuan, dia lebih memilih untuk membantu kedua orangtuanya untuk mengelola toko Laundrynya tersebut karena merasa kasihan melihat kedua orangtuanya kuwalahan untuk mengurusi orderan pakaian yang masuk setiap harinya, kecuali hari weekend dia menyempatkan untuk keluar rumah yang hanya sekedar untuk berjalan-jalan di taman atau bermain kerumah sahabat dekatnya." Tutur Leo panjang lebar.
"Oh begitu, apakah dia mempunyai seorang kekasih." Tanya Dave dengan penasaran.
"Sepertinya tidak Tuan, karena nona Raina sangat fokus dengan tugas belajarnya, karena ingin memasuki perguruan tinggi Negeri yang ada dijakarta namun setiap hari ada saja penggemar nona Raina yang memberikan hadiah bahkan kejutan untuknya, dan berulang kali menyatakan cinta untuk Nona Raina." Tutur Leo lagi.
"Kalau begitu, culik dia nanti setelah pulang sekolah, aku ingin mengajaknya untuk mendatangi pernikahan anak Mr. Brayen." Pungkas Dave.
Leo pun dibuat kaget setengah mati dengan penuturan Dave yang tiba-tiba mengejutkannya.
"Apa saya tidak salah dengar Tuan, karena Nona Raina setiap pulang sekolah harus membantu kedua orangtuanya." Tanya Leo dengan hati-hati.
"Tidak Leo, aku melihat dia adalah gadis baik dan dengan informasi yang kau berikan sepertinya dia gadis yang baik, aku ingin mengenalnya lebih dalam." Tutur Dave.
"Apa Tuan Dave sedang jatuh cinta dengan Nona Raina." Tanya Leo dengan hati-hati.
"Aku tidak tau Leo, sepertinya aku merasa senang melihat wajahnya." Ujar Dave dengan tersenyum.
"Nanti kirim beberapa orang untuk menggantikan Raina ditoko Laundrynya, serta izinkan kedua orangtuanya dan jemput dia dari sekolahnya lalu antarkan ke salon setelah itu antarkan kembali kekantor, aku akan bersiap-siap dari kantor saja." Perintah Dave.
"Baik Tuan, kalau begitu saya permisi dulu dan menyelesaikan tugas yang belum saya selesaikan." Pamit Leo.
Waktu kini telah menunjukkan pukul 13.30 bel sekolah berbunyi menandakan waktu belajar telah usai. Raina kini telah berpisah dengan sahabatnya dan hendak berjalan menuju parkiran motor. Belum sempat Raina sampai ditempat parkiran, Leo pun menghampirinya.
"Maaf nona, anda harus ikut saya." Ajak Leo.
"Ada apa Tuan, bukannya anda kemarin yang datang ke toko saya." Tanya Raina
"Iya benar nona, Tuan Dave ingin bertemu dengan nona." Pungkasnya.
"Apakah hasil pakaiannya tidak memuaskan Tuan." Tanya Raina kembali.
"Kalau untuk itu, silahkan anda tanyakan langsung ketika sudah bertemu dengan Tuan Dave." Tutur Leo.
"Tapi saya harus membantu kedua orangtua saya Tuan." Tolak Raina dengan ramah.
"Kalau soal itu sudah ada yang membantu kedua orangtua Nona ditoko, Tuan Dave sudah mengirimkan beberapa tenaga untuk membantu kedua orangtua anda."
"Untuk motor saya bagaimana." Tanya Raina kembali.
"Nanti akan dibawakan pulang oleh bodyguard kami." Jelas Leo kembali.
Setelah Leo menjelaskan panjang lebar, Raina pun tampak berpikir, dia takut kalau Dave merasa tidak puas dengan hasil pakaian yang telah ia kirimkan kemarin serta mengingat sejumlah Tip yang diberikan Dave kepada orangtuanya. Tanpa berpikir lama lagi, Raina akhirnya mengiyakan permintaan Leo dan memasuki mobil Alphard putih yang sedang terparkir didepan gerbang sekolahnya. Kini mobil Alphard putih tersebut telah terparkir didepan salon dan Leo mengajak Raina untuk memasuki salon tersebut. setelah sampai didalam, Leo meminta para pelayan untuk membantu Raina merias diri dari segi penampilan dan makeup.
Raina pun bingung ketika dia digandeng dengan beberapa pelayan salon tersebut. Setelah memakan waktu 2 jam akhirnya Raina keluar dari ruangan dengan menggunakan dress berwarna nude yang panjangnya selutut dan memakai heels yang tidak terlalu tinggi. Ia pun tampak malu berdiri didepan Leo dan segera mengajukan beberapa pertanyaan.
"Sebenarnya ada apa ini Tuan Leo." Tanya Raina ragu.
"Nanti akan Tuan Dave jelaskan saat anda telah sampai nona, mari karena Tuan Dave telah menunggu anda dikantornya." Ajak Leo sembari mempersilahkan Raina masuk kembali kedalam mobil.
"Pantas saja Tuan Dave menyuruhku mencari informasi mengenai nona, tidak hanya perangainya yang baik, namun nona juga sangat cantik." Bathin Leo.
Setelah 1 jam perjalanan, kini mobil Alphard putih telah terparkir didepan pintu utama gedung pencakar langit. Leo pun mengajak Raina untuk turun dari mobil dan memasuki perusahaan tersebut. Setelah sampai didepan Lift yang khusus bertuliskan (PRESDIR LIFT) Leo segera mengajak Raina dan memencet angka 20 yang dimana ruangan Dave berada.
"Sebenarnya ada apa dengan Tuan Dave, apa ini Kantornya, sangat besar sekali indah dan tinggi sekali." Bathin Raina.
Setelah sampai dilantai 20, Leo segera berjalan bersama Raina menuju pintu ruangan Dave lalu mengetuknya. setelah mendapatkan sahutan dari arah dalam, Leo dan Raina segera memasuki ruangan tersebut.
"Selamat sore Tuan Dave, saya sudah datang bersama nona Raina." Ucap Leo sembari menundukkan kepalanya.
Dave melihat Leo dan Raina ia pun menganggukkan kepalanya serta Leo paham dengan situasi yang berada didepannya lalu pamit untuk meninggalkan mereka berdua.
"Silahkan duduk Nona Raina." Ucap Dave memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
"Baik Tuan, ada kepentingan apa sehingga Tuan memanggil saya dan membawa saya ke sebuah salon, apakah pakaian yang saya kirimkan kemarin tidak memuaskan anda." Tanya Raina dengan hati-hati
"Aah tidak Nona Raina, saya sangat merasa puas dengan hasil kalian, saya memanggil anda kemarin untuk menemani saya mendatangi sebuah acara." Tutur Dave
Raina pun terkejut dengan penuturan Dave.
"Mungkin anda terkejut dengan kejadian ini semua nona, namun apakah anda bersedia menemani saya untuk datang disebuah acara, saya sudah mengizinkan nona kepada kedua orang anda." Jelas Dave panjang lebar.
"Begitu ya Tuan, awalnya saya sangat kaget ketika tuan tadi meminta saya untuk memenuhi panggilan anda, saya kira hasil pekerjaan kami yang kurang memuaskan." Ucap Raina dengan sopan.
"Aah tidak nona, saya merasa anda adalah wanita baik yang cocok untuk saya ajak datang ke sebuah acara."
"Kenapa anda tidak mengajak wanita lain Tuan." Tanya Raina kembali.
"Saya tidak pernah mengajak seorang wanita untuk mendatangi sebuah acara, namun entah saya melihat anda kemarin datang kerumah, saya yakin anda orang yang baik dan sopan santun untuk diajak datang ke sebuah acara penting." Pungkas Dave.
"Tidak Tuan, saya hanyalah orang biasa, anda saja yang tidak tau bagaimana kebobrokan saya." Ucap Raina sambil tersenyum.
"Apakah begitu, baiklah tak masalah, tunggu saya 15 menit saya akan bersiap terlebih dahulu." Ujar Dave.
Berdiri lalu menuju bilik tempat peristirahatannya yang berada di kanan meja kerjanya.
Raina kini melihat sekeliling ruangan Dave yang tertata rapi dan besar, dia tidak memusingkan dengan permintaan Dave yang mengajaknya untuk mendatangi sebuah acara penting, dari mana ia tahu sekolah Raina, sehingga menggantikan dirinya ditoko serta mengizinkannya kepada kedua orangtuanya, karena Raina mengerti betapa mudahnya bagi seseorang yang memiliki banyak uang.
Raina pikir kini hanyalah menerima permintaan Dave untuk menemaninya datang ke sebuah acara karena ia mengingat kebaikan Dave yang memberikan Tip begitu besar kepada kedua orangtuanya.
Tak lama Dave pun keluar dari ruangannya dengan menggunakan setelah Jas warna hitam dan dibalut dengan kemeja putih yang tampak elegan serta rambut acak-acakan lalu menuju ke arah laci yang berada didepan kursi duduknya untuk mengambil minyak rambut setelah itu mengoleskannya ke bagian rambutnya serta menyisirnya dengan rapi.
Raina pun membelalakkan kedua matanya, ia begitu takjub melihat ketampanan Dave yang kini sedang berada didepannya.
"Apakah anda sudah siap nona." Tanya Dave.
"Sudah Tuan," Ucapnya sembari tersenyum.
Kini Dave menarik tangan Raina dan menuntunnya untuk merangkul lengan Dave, sontak Raina terkejut namun ia berusaha untuk menetralkan kejadian yang ia alami barusan bersama Dave dan menyembunyikan pipi merah merona yang kini menghiasi wajahnya.
Setelah satu jam berlalu, kini mereka telah sampai disebuah gedung yang didalamnya digelar sebuah pernikahan.
Dave dan Raina melangkahkan kakinya untuk memasuki gedung tersebut dan tidak lupa Leo dan anak buahnya yang sudah biasa memantau Dave dari arah kejauhan serta berjaga-jaga apabila terjadi yang tidak ingin kepada Dave.
"Nona, ku mohon tetap rangkul tanganku dan jangan pergi kemana-mana demi keselamatan anda." Bisik Dave dengan lembut.
Raina pun menganggukkan kepalanya.
Dave dan Raina selalu bergandengan bersama tidak terpisah sama sekali, sesekali mereka mendengarkan percakapan para koleganya yang terkejut melihat Dave menggandeng seorang perempuan, karena selama ini mereka tidak pernah melihat Dave menggandeng wanita manapun.
Setelah memberikan ucapan selamat kepada anak dari Mr. Brayen, Dave segera pamit undur diri dari pesta tersebut kepada Mr. Brayen dan berlalu keluar dari gedung tersebut. Dave dan Raina telah berada didalam mobil, Dave pun melirik Raina yang tampak sedang kelelahan.
"Apa kau lelah sekali hari ini nona." Tanya Dave.
"Sepertinya begitu Tuan." Jawab Raina sekenanya.
"Beristirahatlah, akan aku antarkan kau pulang." Ucapnya.
Dave kini mengemudikan mobilnya dan hendak menuju ke arah rumah Raina, ia melirik kearah Raina sekilas dan mendapati Raina yang telah tertidur disebelahnya.
setelah ia melihat jam tangannya yang kini telah menampakkan pukul sebelas malam, Dave pun mengurungkan niatnya dan segera mengabari Leo jika Dave membawa Raina untuk pulang ke mansionnya dan meminta Leo untuk menghubungi kedua orangtua Raina karena Dave tidak enak hati mengantarkan anaknya pulang yang telah larut malam.
"Aah, ada-ada saja Dave Dave, tumben sekali kau bersikap kekanak-kanakan seperti ini dengan alasan sudah larut malam." Bathin Leo tertawa.
Dave kini merubah arah tujuannya menuju ke mansion pribadinya dengan kecepatan yang tinggi dan berharap segera sampai.
Setelah sampai dihalaman mansion. Dave membuka sabuk pengaman Raina lalu menggendongnya dan berjalan memasuki pintu utama. Beberapa pelayan telah berbaris didepan pintu utama untuk menunggu kepulangan Dave. Karena sudah menjadi permintaan Dave ketika ia pulang, ia disambut dengan baik.
Setelah memasuki rumah Dave bergegas menuju kamar tamu dan merebahkan tubuh Raina diatas kasur empuk tersebut serta menyelimuti tubuh Raina dengan selimut tebal agar Raina merasa hangat, Dave kini menatap wajah Raina yang tengah tertidur dengan raut wajah yang teduh nan menentramkan, lalu ia mengecup kening Raina dan beranjak pergi meninggalkan kamar tersebut.
Hai para Readers, jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, Dukung author terus agar bersemangat untuk selalu update episode selanjutnya!
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!