Namaku Ardin Rakaina Abbas, aku sering di sebut kurang lancar berjalan, bagaimana tidak? Aku sering sekali saat sedang berjalan tersandung kaki meja, kursi, kadangpun kaki sendiri. Aku tersandung bukan ditempat sepi, melainkan di tempat keramaian. Aku malu? Ya jelas lah.
"Ar, kalau jalan jangan pecicilan dong" tegur Raina sahabat karibku.
"Ga pecicilan tau" jawabku sedikit memanyunkan bibir.
"Nanti lo jatuh lagi gimana? " kata Raina lagi.
" Ga akan, aku udah hati hati nih" jawabku.
Kami melanjutkan langkah memasuki koridor, banyak mata yang menuju kami. Memang, kami terkenal wanita cantik di kampus. Namun sayang, kebobrokanku sedikit mencoreng kata cantik yang aku miliki.
Aku terakhir kali berpacaran saat SMP itupun hanya 2 bulan. Bayangin cuma 2 bulan alasan kami putus pada saat itu karena alasan yang sama 'aku terlalu bobrok' dari saat itu aku sudah malas berpacaran, padahal bukan sedikit yang mengejarku saat ini, namun aku selalu menolak dan menolak sahabat ku selalu sering mengingatkan.
"Ar, lo jangan terlalu sering nolak cowok, ga baik tau" kata Rania
"Aku masih insecurity Ra, masih takut" jawabku manyun.
"Ah lo aja, gue ajarin cara jalan yang benar sini" ucap Raina sedikit tertawa.
"Ngejek teruss" kata ku.
"Iya iya maaf" kata Raina memeluk ku.
"Beuh,, gampang banget minta maaf, sakit tau, nih" kata ku menunjuk dada.
"Utu utu tayang" ucap Raina dengan nada menggemaskan, membuat ku geli dan seketika tawa ku pecah.
Aku dan Raina sudah bersahabat dari kami sama sama masih duduk dibangku kelas 5 SD, udah lama banget kan? Iya lah jelas udah lama, aku beruntung banget bisa punya sahabat seperti Raina, orangnya baik, cantik, pintar, kadang suka tengil.
Pagi ini aku hanya memiliki satu mata kuliah, hanya sampai jam 10 pagi.
Mata kuliah ku telah usai, sekarang tinggal menunggu taxi lewat, dulu sewaktu aku kuliah masih semester 1 aku sering sekali tidak menemukan taksi di waktu pulang dan berakhir jalan kaki, benar saja sampai sekarang tidak ada taxi lewat.
Aku sudah sampai rumah dengan berjalan kaki semenjak 5 jam yang lalu.
"Ar, kamu lagi sibuk gak? " tanya mama.
Aku sedikit terkejut saat mama tiba tiba memanggilku
"Enggak kok ma, cuma lagi baca buku" jawabku di dalam kamar.
"Tolong mama, sayang" kata mama lagi
Aku segera keluar kamar dan menghampiri mama yang sedang berada di ruang tv duduk di sofa.
"Perlu bantuan apa ma?" tanya ku setelah duduk di sebelah mama.
"Kamu kesupermarket depan ya, belikan mama ini" kata mama sambil menyodorkan catatan yang untuk di belanjakan.
"Ya ampun ma banyak banget, gimana bawanya" ucap ku cemberut.
"Kan ada mobil, sayang" kata mama lagi.
"Yaudah deh aku siap siap dulu" kata ku lagi.
Sampai di supermarket aku langsung mengambil troli dan mengambil barang yang ada di dalam catatan dari mama. Setelah selesai aku menuju kasir dan keluar ke arah parkir, tiba tiba lelaki bertubuh tinggi menabrak ku membuat semua isi belanjaan ku berserakan.
"Woy ah, hati hati dong liat nih, berantakan jadinya" aku tersulut emosi.
"Gausah marah marah gitu, gak sengaja maaf ya" jawab lelaki itu.
"Udah salah, ngegas lagi" ucapku sambil mengutip belanjaanku yang tercecer.
"Yaudah gue bantu" kata lelaki itu lagi.
"Gak usah, udah selesai, makasih" ucapku berlalu pergi
Lelaki itu bergeleng lalu melangkah masuk kedalam supermarket.
Bersambung.........
Sesampainya di rumah, aku langsung menuju dapur dan meletakkan barang belanjaan di meja makan.
"Udah pulang Ar" kata mama.
"Belum mah, yaudah nih, kan udah di rumah" jawab ku.
"Bercanda sayang, kenapa belanjaaannya bonyok bonyok gini Ar? " tanya mama dengan nada lembut.
" Itu tu, tadi ada orang gila nabrak Ardin, jatuh di lantai semua tadi" jawab ku kesal.
"Hmmm, yaudah sini kita bersihkan setelah itu masukan ke dalam kulkas" tutur mama lembut.
"Oke" ucapku mengacungkan jempol.
Setelah selesai membersihkan dan menata barang belanjaaan tadi, aku beranjak ke ruang Tv tak lupa aku membawa jus dan cemilan.
"Ma, papa kapan pulang sih" tanya ku kepada mama.
"Hari ini" jawab mama.
Jam menunjukkan pukul 18:00, pantat ku terasa panas karena terlalu lama duduk di sofa, aku bernajak dari tempat duduk menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan, selesai mandi aku menunaikan ibadah ku. Setelah itu aku langsung turun menuju meja makan.
"Ah, papa udah pulang" aku berlari berhamburan menuju papa dan..........'brukkk' aku tersungkur di lantai karena tersandung kaki sendiri.
"Awww, sakit banget" aku mencoba berdiri menahan sakit.
"Anak papa masih suka sembrono rupanya, hahaha" gelak tawa papa pecah seketika.
Inilah papa bukannya membantu malah menertawakan
"Ih papa" aku manyun.
"Sini duduk" tutur papa menarik kursi di sebelahnya.
Di sela sela dantingan sendok ke piring, aku memulai obrolan yang sudah ku fikirkan dari awal.
"Pah" suara ku memecah hening.
"Hmmm" jawab papa.
"Beli mobil satu lagi dong" kata ku lagi.
"Buat apa? " jawab papa santai.
"Buat kuda kudaan pah dalam kamar" jawabku kesal.
"Yang bener" jawab papa masih dengan nada santai.
"Buat ke kampus lah pah, papa tau gak aku itu sering gak nemu taxi kalau mau pulang dari kampus, masa harus jalan kaki terus, kan capek pah" aku mulai merengek.
"Bukannya papa gak mau beliin kamu mobil baru, takutnya belum apa apa, mobilnya udah kamu tabrakan ke trotoar jalan, kan sayang mana masih baru, kamu kan sembrono " jawab papa meledek ku.
"Tau ah, papa bikin kesel" aku melanjutkan makan ku dengan serabutan
Cepat cepat aku menghabiskan makan ku dan kembali ke dalam kamar.
Ya begitu, bukannya berhasil aku malah di ledek papa, walaupun aku sedang dalam keadaan merajuk seperti ini pun, papa gak akan membeli mobil baru, ntah sampai kapan papa mengatakan aku sembrono.
Hari ini jadwal kelas ku full, aku bangun menuju kamar mandi, lepas dari itu kulihat jam menunjukkan pukul 05:00, aku bergegas menjalankan ibadah ku, selesai itu aku turun untuk membantu mama di dapur.
"Full kelas hari ini Ar? " tanya mama seletelah aku berdiri di sampingnya.
"Iya mah" jawabku singkat.
Sarapan untuk pagi ini sudah selesai, aku kembali ke kamar untuk bersiap siap. Biasanya aku pergi kuliah bersama dengan Rania tapi tidak dengan pulang, kami kuliah di Universitas yang sama, namun di kelas dan jurusan yang berbeda. Aku kembali ke dapur untuk mengisi perut sebelum berangkat kuliah.
"Masih ngambek Ar? " tanya papa setelah aku duduk.
"Enggak lah, musuhan sama orang tua lama lama dosa tau" ucap ku sambil menyendokkan makanan ke dalam mulut ku.
Setelah selesai sarapan, aku langsung menuju teras depan, menunggu Rania datang, tak lama Rania muncul dengan mobil bugathi warna merahnya.
Aku berasalam dengan mama dan papa di susul Rania, kami pun berangkat kekampus.
Bersambung.........
Kami sampai di parkiran kampus, aku turun dari mobil tak lupa menyambut uluran tangan sahabat ku. Kami melangkahkan kaki di koridor, seperti biasa banyak mata yang tertuju ke arah kami berdua, terutama laki laki.
"Ar, Ra" panggil seorang lelaki dari belakang kami.
Dengan berasamaan kami memutar tubuh, kami menemukan orang yang menyebut nama kami dan ternyata itu Kevin, badboy di kampus ini. Kevin memang badboy tapi masih banyak juga cewek cewek kampus yang mengejar ngejar walapun kevin selalu memberikan harapan palsu kalau kata anak jaman sekarang php. Kalau Rania bilang sih 'mungkin karena Kevin ganteng udah gitu kaya lagi'. Menurutku sih memang benar begitu.
"Apaan" jawab kami hampir berasamaan Aku dan Rania.
"Pulang nanti nongkrong yu, udah lama gak bareng bareng nih" ucap Kevin.
"Gak bisa, 4 hari lagi skripsi" jawabku.
"Tau nih, otak lo males malesan terus, gak lulus skripsi tau rasa lo" Rania ikut merepet.
"Yaelah gini amat punya temen" ucap kevin.
"Dihh, siapa juga yang mau temenan sama lo" kata Rania lagi.
"Hahahaha" seketika tawa ku pecah.
"Oke no problem, kita kekelas sekarang" kata Kevin.
Kevin langsung berada di tengah kami, merangku lengan kami.
"Vin apa apaan sih, kelas kita bertiga itu jauh jauhan" kata ku.
"Tenang, kita antar Raina dulu baru lo" jawab Kevin.
"Terserah anda" kata Raina malas berdebat.
Selesai mengantarkan Rania hingga ke depan kelas, Kevin lanjut mengantar ku ke kelas, dia masih setia menggandeng lengan ku, sepanjang perjalanan menuju kelas kami ngobrol dan berdebat ringan.
"Ar, lo tinggi banget sih, masa cewek sama cowok tingginya seimbang" ucap Kevin
"Ye mana ku tau, kamu aja jadi cowok kok tingginya pas passan" ledek ku.
"Kurang ajar lo, kayanya gue sama Raina baru cocok nih" ucap Kevin dengan Pd.
"Cih, Raina mana mau sama badboy kaya kamu" ledek ku lagi.
"Eh jangan salah, badboy gini banyak yang suka" ucap Kevin.
"Terserah deh terserah" kata ku malas berdebat lagi.
"Oke, kita sampai tuan putri" ucap Kevin bak perajurit istana.
"Hahaha, makasih om" kata ku lagi.
"Om dengkulmu" Kevin tampak kesal.
Aku memang paling suka mengganggu Kevin, anaknya mudah kesal dan menunjukkan wajah cutenya, walaupun dia badboy tapi kalau sudah berasama aku dan Rania, Kevin akan menjadi lembek.
Aku melangkah kaki masuk kedalam kelas, tak lama dosen masuk, kelas di mulai hingga jam berakhir. Karena aku malas keluar, aku memilih membaca buku di dalam kelas, tiba tiba pak dosen masuk.
"Eh Ardin, masih disini, kenapa tidak beristirahat di luar" kata dosen itu.
Dosen itu bernama Putra, dia dosen termuda di kampus ini pak Putra tak kalah terkenal dari si badboy tadi, ketampanan mereka bedua membuat cewek cewek di kampus ingin mengejar ngejar mereka, tapi tidak dengan ku dan Raina.
"Oh lagi malas Pak, lagi pengen di kelas aja" jawab ku.
"Oh gitu" kata pak Putra lagi.
"Iya, bapak ngapain kesini? " tanya ku.
" Oh, ini hp saya tertinggal, untung tidak hilang" katanya.
Lalu aku tak menanggapi lagi, aku lanjut membaca buku. Karena merasa diabaikan pak Putra memilih keluar kelas.
Jam istirahat selesai, jam kuliah terus berlanjut hingga di penghujung jam.
"Oke anak anak sudah selesai saya permisi" kata buk dosen.
"Baik bu" ucap anak anak lainnya.
"Ar, woy" tiba tiba Raina muncul di depan pintu kelas ku.
"Ah baby" kata ku berjalan menuju Raina.
"Ar, awas" Raina berteriak.
Raina berteriak karena tali tas ku tersangkut di kursi, karena aku orangnya bobrok dan....'brukkk' seperti biasa, aku jatuh tersungkur di lantai, untuk kesekian kalinya. Untuk kali ini kelas sudah sepi, 'syukurlah' kata ku dalam hati karena tidak ada yang melihat.
"Nah lo, kebiasaan terlalu pecicilan gini, kan gue udah bilangin berkali kali Ar" Raina ngomel ngomel.
"Hehehe" aku hanya cengengesan.
Bersambung.........
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!