NovelToon NovelToon

I Can'T Have Your Heart.

Mimpi buruk.

* MANSION KELUARGA BERTA.

DORRR...

Terdengar suara tembakan yang menggema memenuhi ruangan tersebut, bersamaan dengan tumbangnya sosok pria paru baya dengan kondisi tempurung kepala yang berlubang hingga mengeluarkan banyak cairan kental berwarna merah yang sekarang memenuhi lantai keramik di sekitarnya.

"Apa dia sudah mati?"

Tanya salah seorang pria dengan suara datarnya yang tengah duduk di sebuah sofa single sambil menyilangkan kakinya, dengan tangan yang masih memegang sebuah pistol.

"Iya Tuan, anda tepat sasaran,"

"Lenyapkan mayat pria bodoh itu. Dan hilangkan semua bukti. Ingat jangan ada satupun bukti yang tertinggal. Apa kau mengerti?" Ucap pria tersebut.

"Iya Tuan, lalu bagaimana dengan istri dan anaknya? Apa Tuan tidak berencana melenyapkan mereka sekaligus?"

"Tidak, bocah itu adalah jembatan untuk aku merebut semua aset kekayaan keluarganya. Tapi apa kau sudah pastikan jika anak itu tidak sedang berada di sini sekarang?" Tanya pria itu lagi, yang sepertinya masih kurang yakin.

"Iya Tuan, saya sudah memeriksa seluruh ruangan di Mansion ini, dan saya tidak melihat anak itu." Jawab Asistennya meyakinkan.

"Bagus, dan pastikan asisten bodoh itu juga tewas, jangan ada yang tersisa dari mereka."

"Iya Tuan, asisten pribadi Tuan Adley sudah tewas, orang kita sudah menyelesaikan tugas mereka dengan sangat baik, tidak ada yang mengetahui jika kecelakaan mobil tersebut sudah di rencanakan, bahkan polisi sekalipun."

"Kerja bagus" Balas pria tersebut sambil mengangguk dengan senyum puas yang nampak terlihat di wajah dinginnya.

"Apa anda yakin akan membiarkan bocah itu hidup?" Tanya Asistennya sekali lagi yang sepertinya terlihat sangat khawatir.

"Tentu saja. Biarkan bocah itu hidup."

"Tapi Tuan,"

"Bocah itu yang akan mewarisi semua Aset kekayaan orang tuanya. Kau tau kan, tidak mudah untuk merebut harta kekayaan bajingan ini. Aku akan menggunakan bocah itu untuk menguasai seluruh asetnya. Dan Aku punya rencana besar untuk bocah itu." Jelas pria tersebut.

"Baik Tuan,"

"Dan istrinya.. Bawa dia di Mansion." Lanjut Pria tersebut dengan senyum iblisnya. Sedang di sudut ruangan yang terlihat gelap nampak sesosok anak yang bertubuh mungil sedang duduk sambil memeluk erat kedua lututnya yang bergetar hingga menempel di dadanya, anak itu masih terdiam dengan air mata yang sudah memenuhi wajahnya yang terlihat pucat pasi. Air matanya terus mengalir saat melihat tubuh kaku Ayahnya yang sudah tidak bernyawa lagi sedang di seret keluar dalam ruangan tersebut.

"Tidaaakkk... Sayaaaang bangunlah... Apa yang kau lakukan dengan suamiku.. Lepaskan aku bajingan.. Lepaskan aku Kris... "

Suara jeritan ibunya terdengar menggema di sana, meskipun anak itu tidak melihatnya, namun ia tahu, ibunya saat ini sedang merasakan sakit sekarang.

PLAKK.. PLAK..

suara tamparan keras terdengar bersamaan dengan suara jeritan yang bercampur tangis oleh ibunya.

"Lepaskan aku Kris, aku mohon.. Jangan lakukan ini.. "

"DIAM.. Tidak bisakah kau bersikap baik padaku sedikit saja? kali ini aku tidak akan melepaskanmu lagi, apa kau mengerti?" Ucap Tuan Chris menyeringai dan langsung mengungkung wanita tersebut. Bahkan Tuan Chris seolah tuli dan tidak menghiraukan jeritan wanita yang sudah nyaris kehabisan tenaga saat dengan lancangnya Tuan Chris menjamah tubuhnya tampa ampun.

"TIDAAAAK..  Jangan aku mohon Kris jangaaannnn.... Saaakiit...."

"Aku akan membuatmu takluk di kakiku, kau hanya memiliki dua pilihan, hidup bersamaku atau mati bersama pria bodoh itu."

"TIDAAAKK... AARRGGHH... "

Suara erangan dan desahan bersamaan dengan suara jerit ibunya yang semakin membuat anak itu menangis. Hingga selang beberapa menit suasana Mansion itu sudah terdengar hening. Tidak ada lagi suara jeritan kesakitan ibunya, tidak ada lagi suara tawa terbahak dari si pelaku pembunuhan, dan sudah tidak terdengar lagi suara serak ayahnya yang sedang menahan rasa sakit.

Semuanya hening, kejadian mengerikan yang baru saja terjadi di Mansion mewah tersebut yang berlangsung selama dua jam seolah lenyap, berganti dengan keheningan dan suara isakan dari anak yang masih berusia 6 tahun, anak satu satunya yang di biarkan hidup demi ambisi sang pembunuh yang tampa di sadari, semua yang ia lakukan terlihat dan terekam jelas oleh sang anak tersebut. Anak yang bisa merekam semua kejadian mengerikan itu di otak kecilnya. Selama hampir seminggu anak itu hanya terus terdiam menatap ruang kosong yang dimana Ayahnya tewas dengan cara mengenaskan.

* * * * *

* 30 Tahun kemudian.

* MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.

"Apa anda mimpi buruk lagi?"

Tanya seorang wanita sambil duduk di pinggiran ranjang dengan ekspresi paniknya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tanya Alpha datar.

"Ma.. Maaf, tadi saya tidak sengaja mendengar anda menjerit, saya pikir anda mengalami mimpi buruk lagi seperti hari hari sebelumnya, jadi saya,"

"Keluar.. "

"Sa.. Sayang.. Saya hanya ingin.. "

"KELUAR DARI KAMARKU SEKARANG JUGA." Teriak Alpha dengan sangat keras, hingga membuat wanita yang tidak lain adalah istrinya sendiri itu tersentak, dan langsung beranjak keluar dari kamar suaminya.

Disandarkan tubuhnya di balik pintu kamar suaminya yang sudah tertutup rapat sambil mencengkram dadanya yang terasa sesak. Air matanya kembali menitik membasahi wajah cantiknya. Namun dengan cepat ia usap saat melihat pelayan pribadinya datang menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Nyonya Emery, apa Anda baik baik saja?" Tanya wanita paruh baya itu yang terlihat nampak khawatir.

"Iya, saya baik baik saja,"

"Sebaiknya Nyonya istrahat. Ini sudah hampir subuh, dan Nyonya belum tidur sedikitpun,"

"Iya, saya akan ke kamar sekarang." Jawab wanita itu mengangguk dengan senyum yang terulas di wajahnya.

Selama 5 tahun pernikahan mereka, wanita itu tidak pernah sedikitpun mendapatkan perlakuan baik dari suaminya. Sikap dingin serta tempramen buruk dari Kenzie sudah menjadi hal yang biasa bagi Alpha yang sangat mencintai suaminya, entah sekasar apapun watak suaminya, tidak sedikit pun ada niat untuk meninggalkan suami pilihan Ayahnya tersebut.

Perjodohan mereka memang menjadi alasan bagi seorang Alpha Khandra Berta untuk bersikap demikiam, sebab sampai saat ini, pria itu tidak pernah mencintai istrinya sedikit pun namun tidak juga berniat untuk menceraikan istrinya. Meskipun hal tersebut bisa saja Alpha lakukan jika ia menghendakinya, mengingat Alpha adalah seorang Pria sukses yang kaya raya dengan kekuasaan penuh, selain memiliki wajah yang terbilang sangat tampan, apa saja bisa ia lakukan semuda membalikkan telapak tangan. Perusahaannya berkembang di berbagai wilayah membuatnya berkuasa. Sebagai seorang Presiden Direktur di perusahaan BRT GRUP ia bisa saja melakukan semua.

* * * * *

* PERUSAHAAN BRT GRUP.

"Akhir akhir ini aku selalu bermimpi tentang kejadian 25 tahun lalu, ahkk sial, mengingat itu semua rasanya aku ingin membunuh bajingan itu sekarang juga." Kelu Alpha sembari menyandarkan tubuhnya di kursi kerjanya.

"Akan ada waktunya Tuan, sebentar lagi perusahaan itu akan jatuh di tangan Tuan Muda," Balas Asisten Alpha.

"Urus secepatnya Dareen, sebelum membunuh manusia biadab itu, aku akan menyiksanya terlebih dahulu." Ucap Alpha dengan wajah dingin dengan tatapan yang penuh dengan kebencian.

"Saya pastikan anda akan mendapatkannya Tuan," Balas Dareen Millard asisten pribadi Alpha sekaligus orang kepercayaan dan tangan kanan yang sudah menemani Alpha sejak dulu.

Dareen Millard adalah anak dari asisten sekaligus orang kepercayaan almarhum Tuan Adley, ayah dari Alpha, oleh sebab itu Dareen mengetahui semua tentang masa lalu presdirnya. Bukan hanya itu, ia juga membantu Alpha untuk melakukan misi balas dendamnya terhadap seorang pengusaha yang juga sukses dan terkenal, seorang yang telah membunuh kedua orang tuanya secara keji, yang tidak lain adalah ayah dari istrinya sendiri.

Sejak kejadian 25 tahun yang lalu, Alpha bertahan hidup dengan kekayaan almarhum orang tuanya yang tentu saja sebagai ahli waris keluarga Berta. Di usianya yang masih terlalu kecil pada saat itu, Alpha terpaksa di bawah ke Jerman oleh sang Bibi saudara kandung dari Ibunya untuk melakukan pengobatan khusus sampai kesehatannya pulih, sebab sejak kejadian buruk itu, Alpha mengalami Traumatis yang membuatnya sering bermimpi buruk. Dan selain untuk berobat Alpha juga bersekolah hingga masuk universitas ternama di Jerman ia terus menempuh pendidikan tinggi hingga memenuhi syarat untuk menjalankan semua bisnis dari perusahaan Almarhum Ayahnya.

Meskipun Alpha tumbuh menjadi anak yang sangat pendiam, dingin dan memiliki tempramen yang cukup buruk, namun ia tergolong sebagai anak yang sangat cerdas, kepintarannya mampu membawanya menjadi seorang pengusaha tersukses dan juga di segani oleh banyak orang. Dan demi melancarkan rencana balas dendamnya, Alpha seolah melupakan masa lalunya, berpura-pura untuk tetap kuat dan melupakan wajah sang pembunuh orang tuanya, hingga menerima tawaran perjodohan tersebut. Meski ia sangat tau maksud Chirs Cullen menawarkan anak gadisnya untuk di nikahkan kepada Alpha hanya untuk merebut semua aset yang di miliki oleh Alpha lewat Anaknya yang sebenarnya tidak tau menahu sedikitpun tentang masa lalu Ayah dan suaminya, namun demi rencananya agar berjalan dengan mulus, Alpha dengan senang hati menerima tawaran perjodohan itu. Tentu saja dengan cara membuat anak Chris Cullen menderita seperti sekarang ini.

* * * * *

Dan semua berawal dari rasa benci yang sudah mendarah daging di tubuhnya. tidak peduli akan sehancur apa hidupnya nanti. Yang di pikirannya hanyalah satu, yaitu membalas dendam.

* TO BE CONTINUED.

Pertanyaan Emery. * MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.

Dengan langkah lebarnya Alpha memasuki kediamannya, melewati beberapa pelayan rumahnya yang selalu senantiasa menunggunya di depan pintu gerbang rumahnya hingga di pintu masuk kediamannya, begitu juga dengan sang istri yang dengan senyum manisnya ikut berdiri tepat di depan pintu untuk menyambut kedatangan suaminya.

"Selamat malam sayang,"

Sapa Emery tersenyum manis, meski senyuman itu lagi lagi di abaikan oleh Alpha seperti hari hari sebelumnya. Namun hal itu tidak membuat Emery patah semangat, ia terus mengikuti langkah suaminya dari belakang hingga di depan pintu kamar suaminya.

Dengan cepat Emery menghentikan langkanya saat melihat Alpha yang tiba-tiba terdiam di depan kamarnya, pria itu berbalik sambil menatap wajah sang istri dengan tatapan Elangnya yang membuat manusia normal tidak berkutik seperti Emery yang langsung membeku di hadapan Alpha.

"Berhenti mengikuti ku." Perintah Alpha.

"Maaf sayang.. Aku hanya ingin memastikan anda.... "

"Apa kau tuli?" Bentak Alpha.

"Maafkan saya,"

"Apa lagi yang kau tunggu?"

"Saya sudah menyiapkan makan malam untuk anda,"

"Saya tidak lapar."

"Tapi sayang untuk kali ini saja saya mohon makanlah."

"Kau berani memerintahku sekarang?" Tanya Alpha menatap tajam ke arah istrinya, tatapan sedingin es yang seketika langsung membuat tubuh istrinya membeku.

"Bukan maksud saya untuk memerintah Anda, saya hanya.... "

"Pergi dari hadapanku sekarang," Perintah Alpha yang bahkan tidak memberi kesempatan kepada Emery untuk melanjutkan kalimatnya.

"Sa.. Sayang.. "

"Apa kau lupa kalau aku sangat membenci panggilan itu? Jangan pernah memanggilku dengan sebutan menjijikkan seperti itu." Balas Alpha seraya menarik gagang pintu untuk di bukanya sambil melangkah masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu itu dengan sangat keras, hingga menimbulkan suara dentuman yang membuat Emery tersentak.

Emery terdiam sejenak untuk mengatur perasaannya sambil memegang pintu Kamar yang sejak 5 tahun lalu tidak pernah di masuki olehnya. Dan selama 5 tahun itu juga Alpha bahkan tidak pernah sedikitpun menyentuhnya. Dalam diam Emery meremas ujung bajunya, menarik nafas dalam sambil menatap pintu kamar suaminya.

Apalagi yang harus aku lakukan untukmu, apa kau begitu membenciku?

Batin Emery seraya mengusap air matanya, dengan perlahan ia berjalan menuruni anak tangga, menuju ke arah Pantry untuk membereskan beberapa piring yang masih lengkap dengan makanan yang masih utuh.

"Apa makanannya tidak di makan lagi?" Tanya Areta perlahan.

"Hmm," Jawab Emery mengangguk pelan.

"Tidak apa apa Nyonya, biar saya yang membereskannya."

"Terimakasih Bibi Reta, besok saya akan mengganti menu yang baru, mungkin Tuan Ken tidak suka dengan menu ini," Balas Emery.

"Tapi Nyonya sudah melakukannya berulang kali, tapi tetap saja."

"Tidak masalah, saya akan terus memasak untuk Tuan Alpha, meskipun dia tidak pernah memakannya, ini sudah tugas saya sebagai seorang istri."

"Tapi Nyonya, mau sampai kapan? Bahkan Tuan muda tidak pernah menyentuh makanannya sedikitpun. Dan ini sudah berlangsung selama 5 tahun." Balas Areta yang terlihat khawatir.

"Mungkin dia hanya kelelahan dan tidak berselera makan."

"Iya Nyonya." Balas wanita itu mengangguk dengan wajah sendunya saat melihat Emery yang masih tersenyum sambil menatap beberapa makanan yang masih tersusun rapi di atas meja makan.

* * * * *

Di dalam kamarnya, Emery melangkah perlahan menuju jendela kamarnya, membuka tirainya dengan lebar untuk membiarkan angin malam masuk kedalam ruangan yang nampak terlihat sepi, hanya ada Emery di sana, sembari menatap langit malam dengan mata yang mulai berkabut, membiarkan angin malam membelai wajah lembutnya yang sudah mulai basah.

Ayah.. Apa ini kebahagiaan yang Ayah janjikan untukku? Apa yang harus aku lakukan Ayah, dia bahkan sangat membenciku.

Batin Emery sambil meremat tirai yang sedari tadi di pegangnya. Ia mulai terisak, tubuhnya kembali bergetar hingga dengan Tiba-tiba ia merasa sudah tidak mampu lagi menopang berat badannya, tubuhnya merosot kebawah, dengan kedua lutut yang menempel di dadanya yang mulai terasa sesak. Dengan erat ia memeluk kedua lututnya dan menenggelamkan wajahnya di antara sela lututnya untuk menyembunyikan air matanya. Hal yang selalu ia lakukan tiap malam hari, menagis, sendirian, dan akan kembali membaik pada keesokan harinya.

Sedang di tempat dan kamar terpisah, nampak sosok Alpha yang tengah meringkuk di atas carpet berbulunya yang terletak di tengah-tengah kamarnya yang nampak remang, hanya pencahayaan lampu dari luar yang menerobos masuk lewat kaca jendela kamarnya. Dengan sangat erat Alpha memeluk sebuah bingkai foto kedua orang tuanya dengan air mata yang terus menetes dari sudut matanya.

Aku sangat merindukan kalian, Ayah Maafkan aku, yang sampai saat ini belum menemukan jasad Ayah, bahkan aku juga tidak tau, di mana jasad ibu berada.

Batin Alpha. Untuk sesaat ia terlihat nampak rapuh, pria yang kesehariannya terlihat begitu angkuh, dingin, dan kuat sebenarnya hanyalah sosok yang rapuh dengan bayangan masa lalu yang terus mengikutinya, hingga membuatnya selalu merasa ketakutan dan menangis sendirian. Sebab bayangan masa lalu yang sangat mengerikan itu selalu saja hadir di ingatannya setiap malam, hingga membuatnya selalu kesulitan untuk tidur. Dan meskipun ia bisa tertidur, ia akan selalu bermimpi buruk. Hal itu Seolah memaksanya untuk terus mengingat masa lalu hingga semakin menimbulkan rasa marah dan kebencian yang besar bahkan sudah berakar di hatinya.

* * * **

"Selamat pagi Nyonya,"

Sapa Darren membungkuk kecil untuk memberi hormat pada istri Presdirnya yang tengah merapikan beberapa bunga mawar merah sebelum menatanya ke dalam vas kriatal.

"Pagi,"

Balas Emery tersenyum ramah seperti kebiasaannya. Hingga tidak berselang lama Alpha yang terlihat keluar dari lift khususnya sambil merapikan dasinya.

Dengan sigap Emery berlari kecil menghampiri suaminya berniat untuk merapikan dasi sang suami, namun belum sempat tangannya menyentuh kerah baju suaminya, tiba-tiba saja tangannya di tepis dengan sangat kasar oleh Alpha.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Alpha mengernyit.

"Ma.. Maaf, saya hanya ingin membantu untuk merapikan dasi anda," Jawab Emery sambil meremat jari-jari tangannya.

"Apa aku memintanya?" Tanya Alpha dengan nada dingin yang membuat Emery tertunduk.

"Maaf," Jawab Emery perlahan.

"Jangan pernah menyentuhku."

"Tapi Tuan, saya istri anda jadi saya berhak.. "

"Istri? Jadi selama ini kamu merasa berhak untuk menyentuhku? dan juga berharap aku menyentuhmu, karena kau adalah istriku? Atau kau juga berharap agar aku mau menidurimu?"

"TUAN.. "

"KAU BERANI BERTERIAK DI HADAPANKU?" Bentak Alpha yang dengan cepat mencengkram pipi istrinya dengan sangat keras, hingga membuat wanita itu meringis menahan sakit. Wajah Alpha berubah gelap dan sangat menakutkan, dengan tatapan matanya yang sangat tajam, hingga terdengar jelas suara grahamnya yang saling beradu di dalam sana.

"Dengar baik baik, jangan pernah berbicara keras di hadapanku. Atau aku akan merobek mulutmu, APA KAU MENGERTI?" Ucap Alpha dengan nada yang masih meninggi, dan langsung melepas cengkraman tangannya dengan mendorong tubuh istrinya hingga terhuyung ke belakang dan menghantam sebuah sofa.

"kenapa.... Kenapa Anda selalu bersikap kasar kepada saya, kenapa?" Tanya Emery dengan suara yang nampak terdengar bergetar.

"Kenapa? Kau bertanya padaku? KENAPA KAU TIDAK TANYAKAN SAJA PADA AYAHMU?"

"Tapi saya ingin mendengarnya langsung dari mulut Anda," Balas Emery dengan sikap keras kepalanya.

"Apa kau yakin? Bahkan setelah kau mengetahui semuanya kau akan membenci dirimu sendiri, dan sayangnya belum saatnya untuk kau mengetahui semuanya."

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Anda begitu membenci saya? Juga membenci Ayah saya yang...... "

"AAARRRGGGGG.... "

Teriak Alpha dengan amarahnya dan langsung meraih vas bunga yang bertengger di atas meja dan dengan refleks melemparkannya ke lantai keramik tepat di samping Emery berdiri saat ini. hingga beberapa pecahan kaca itu melukai kaki Emery yang hanya bisa terdiam di tempatnya dengan tubuh bergetar menahan tangis, yang dengan pasrah menerima amukan suaminya yang seprti orang kerasukan mahluk halus.

Tubuh Alpha nampak bergetar menahan amarah, hingga membuat nafasnya naik turun dengan tangannya yang masih terkepal sempurna, hingga terlihat Buku-buku jarinya yang nampak memutih.

Sedang Dareen yang sedari tadi terdiam tidak bersuara sepatah katapun hanya bisa menarik nafas dalam sambil melangkah menghampiri Emery yang masih dengan tubuh bergetar, perlahan ia membungkuk untuk membereskan beberapa pecahan kaca yang berserakan di atas lantai keramik tersebut, hingga sesaat netranya tertuju pada luka yang menganga di betis Emery yang mulai mengeluarkan banyak darah.

*Lagi-lagi kau bersikap kasar padaku, a*ku sangat membenci pria kasar, tapi aku sendiri yang selalu membuat situasi menjadi panas hingga membuatmu kembali bersikap kasar, sampai kapan kita akan berada di dalam situasi seperti ini Alpha?

"Sebenarnya apa yang tidak aku ketahui?"

Tanya Emery terisak seraya menatap wajah suaminya yang bahkan sedari tadi sudah menatapnya tajam dengan senyum smirk di bibirnya.

"Aku rasa Ayahmu punya banyak jawaban atas semua pertanyaanmu," Balas Alpha yang langsung beranjak pergi meninggalkan Istrinya yang masih mematung di sana, yang langsung di susul oleh Dareen yang sebenarnya masih tidak tega melihat keadaan Nyonya besarnya sekarang. Hingga dalam hitungan menit saja, mobil Alphard hitam milik Alpha sudah meninggalkan kediamannya, meninggalkan Emery yang masih mematung dengan air mata yang terus mengalir deras dari pelupuk matanya.

"Nyonya.. Astaga apa yang terjadi dengan kaki anda?" Tanya beberapa pelayan yang langsung berlarian saat sudah memastikan jika Tuan besar mereka sudah pergi, dengan ekspresi panik masing-masing, mereka menghampiri Emery yang dengan cepat mengusap air matanya.

"Saya tidak apa apa," Jawabnya tersenyum sambil memunguti sisa pecahan kaca yang masih berserakan di sana.

Hal ini sudah sangat sering terjadi. Jika Alpha sedang marah, semua pelayan yang berada di sana bahkan hanya akan terdiam, mereka semua hanya bisa mematung, dan tidak punya keberanian untuk mengeluarkan satu katapun, apalagi untuk menghampiri Tuan besar mereka jika sedang dalam kondisi mood yang buruk. Sebab akibatnya akan sangat fatal bagi mereka sendiri.

"Duduklah, saya akan mengobati luka anda," Ucap Areta dengan mata berkacanya sambil meletakkan kotak p3k di atas meja. Dengan lembut wanita paru baya itu meraih pergelangan kaki Emery dan meletakkannya di atas pangkuannya, dengar air mata yang mulai menetes, dengan perlahan Areta membersihkan dan mengobati luka di betis Emery, Dan dengan telaten mulai membalutinya dengan perban.

Mau sampai kapan anda akan bertahan Nyonya, bahkan luka di hati dan juga di tubuh anda sudah sangat parah.

Batin Areta yang sedang berusaha menahan isakkannya. Hal yang selalu di lakukan jika Nyonya besarnya terluka usai berdebat dengan Alpha, sebab perdebatan mereka akan berakhir dengan barang barang yang hancur. Dan itu sudah menjadi kebiasaan Alpha jika sedang meluapkan kemarahannya. Bahkan Emery akan selalu menolak jika Areta meminta untuk menelfon Dokter pribadi keluarga mereka, dengan alasan jika ia tidak ingin Ayahnya mengetahui tentang keadaannya selama ini, sebab Dokter pribadi mereka pasti akan melaporkan setiap masalah kesehatannya pada Ayahnya yang saat ini sedang berada di Kanada untuk menemui adiknya.

"Masalah apa lagi yang membuat Tuan besar bisa semarah ini?" Tanya Areta perlahan sambil membereskan perban dan beberapa obat untuk di masukkannya kembali ke dalam kotak p3k.

"Bukan masalah besar Bibi Reta,"

Tentu saja, anda akan terus menutupinya.

"Tapi Nyonya, saya sempat mendengar Tuan besar menyebutkan nama Ayah anda, apa anda yakin jika itu bukan masalah besar?" Tanya Areta yang membuat Emery terdiam untuk sesaat.

"Maaf.. Saya tidak akan bertanya lagi,"

"Bibi Reta.. "

"Iya Nyonya, ada apa?"

"Kenapa Tuan Alpha mau menerima perjodohan itu?" Pertanyaan Emery yang yang membuat Areta bingung.

"Ma... Maaf Nyonya, saya juga tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan Anda."

"Jika dia tidak menginginkan perjodohan ini, dia bisa saja menolaknya dari awal, tapi kenapa dia malah menerimanya," Ucap Emery dengan kekalutan hatinya.

"Nyonya.. Hanya Tuan besar yang tau jawabannya,"

"Dia tidak akan pernah memberikan jawabannya Bi, saya pernah sekali menanyakan hal itu, tapi... " Kalimat Emery kembali terhenti.

Iya Nyonya, saya tau.

"Dan bagaimana dengan Nyonya sendiri?" Tanya Areta perlahan.

"Saya sudah mencintainya sejak lama Bi, sejak Ayah memperkenalkan Tuan Alpha sebagai anak sahabat Ayah, sejak saat itu saya sudah jatuh cinta padanya." Jawab Emery dengan senyum yang terulas di bibir tipisnya. Sedang Areta hanya bisa menarik nafas dalam, sambil menatap wajah bahagia Emery yang saat ini sedang mengingat bagaimana ia pertama kali melihat dan bertemunya Alpha yang langsung membuat Emery tertarik bahkan langsung jatuh hati pada pria itu yang sekarang telah menjadi suaminya.

* * * * *

* PERUSAHAAN BRT GRUP.

"Tuan Muda, apa anda tidak keterlaluan kepada Nyonya muda, dia... "

"Apa kau merasa iba dengannya?" Sela Alpha yang membuat Dareen menghentikan kalimatnya.

"Iya Tuan, biar bagaimanapun Nyonya muda adalah istri anda,"

"Istri? Hahahaha.... Aku tidak pernah penganggapnya sebagai seorang istri, dia hanya anak dari seorang pembunuh keji, dan itulah kenyataannya."

"Saya mengerti Tuan, tapi dalam hal ini Nyonya tidak tahu menahu soal..... "

BRAAAAKKK

Terdengar suara keras meja yang beradu dengan telapak tangan Alpha, gebrakan yang membuat barang barang yang terletak di atas meja kerjanya sedikit berantakan. Wajah Alpha tiba-tiba memerah, terlihat jelas ia sedang menahan amarah, tatapannya tajam menatap Asistennya yang hanya terdiam.

"SEMUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MANUSIA BIADAB ITU ADALAH MUSUHKU, SIAPAPUN ITU, APA KAU MENGERTI?"

"Saya mengerti Tuan, maafkan saya,"

Sekarang kau masih bisa menaruh iba pada wanita itu, tunggu saja sampai kau mengetahui kedua orang tuamu meninggal karena ulah manusia biadab itu.

Batin Alpha seraya menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi putarnya sambil memijat tengkuk lehernya.

"Bukankah sebentar lagi bajingan itu pulang?" Tanya Alpha saat emosinya sudah mulai mereda.

"Iya Tuan muda,"

"Apa semua sudah beres?" Tanya Alpha lagi.

"Iya Tuan, setengah saham dari perusahaan Tuan Chris sudah jatuh di tangan kita."

"Bagus... Tinggal menunggu sedikit lagi untuk membuatnya melarat."

Seringaian yang terlihat menakutkan nampak menghiasi wajah Alpha, dengan tatapan mata yang terlihat dingin dan penuh dengan kebencian.

* * * * *

* TO BE CONTINUED.

Insiden. * MANSION CHRIS CULLEN.

GUBRAKK... PRAANKK..

"AARRRGGGHHH SIALAN... APA SAJA YANG KALIAN LAKUKAN BANGSAT,"

PRANNKK...

Suara teriakan Tuan Chris yang dengan membabi buta menghancurkan beberapa keramik juga membanting meja yang ada di hadapannya.

"KENAPA SAHAM PERUSAHAAN BISA JATUH DALAM WAKTU SINGKAT?" Tanya Tuan Chris lagi dengan nada yang semakin meninggi.

"Maaf Tuan, sepertinya ada yang memanipulasi laporan keuangan di perusahaan Tuan,"

"APA? SIAPA YANG BERANI MELAKUKANNYA?" Tanya Tuan Chris geram.

"Maaf Tuan, saya masih mencari informasi... "

"MASIH MENCARI? MASIH MENCARI KATAMU? AARRRGGGHHH.... "

PRANNKKK....

Amuk Tuan Chris yang kembali menghancurkan Guci yang tersisa di ruangan tersebut hingga semuanya benar-benar hancur dan tidak tersisa satupun.

"Aku ingin kau mencari tahu sekarang juga, siapa orang yang sudah berani bermain-main denganku," Lanjut Tuan Chris seraya menyamankan tubuhnya di sebuah sofa single sambil terus menghisap rokoknya. Untuk sesat ia terdiam dengan pikirannya, hingga ada satu sosok yang tiba-tiba melintas di pikirannya. Dan kembali mengalihkan tatapan tajamnya ke arah Asistennya yang masih terdiam di sampingnya.

"Tunggu. Anak itu, apa anak itu ada hubungannya dengan merosotnya saham di perusahaanku?" Tanya Tuan Chris lagi.

"Saya masih menyelidikinya Tuan, tapi sepertinya Tuan Alpha ada hubungannya dengan masalah ini,"

"Jadi dia sudah berani sekarang? Apa dia ingin menyusul Ayahnya di neraka?" Balas Tuan Chris dengan seringaiannya.

"Maaf Tuan, sebaiknya anda lebih bersabar, Biar bagaimana pun Tuan Alpha adalah menantu Anda, suami dari Nona Emery putri Anda." Ucap Kang Daniel perlahan.

"Tsk, apa kau pikir aku akan semudah itu untuk mengampuni seseorang? Aku bahkan tidak peduli, siapapun dia jika sudah bermain-main denganku, jangan harap akan ada tempat lain baginya selain di neraka."

"Saya mengerti Tuan, tapi ingat misi awal Anda yang menikahkan Nona Emery dengan Tuan Alpha."

"Dia pikir aku dengan segampang itu menyerahkan Emery padanya, Dasar bocah bodoh, bahkan dia tidak menyadari jika aku hanya menggunakan Emery sebagai umpan."

"Maka Anda harus benar-benar memanfaatkan umpan tersebut Tuan, jika tidak, misi Tuan selama ini untuk mengambil alih BRT GRUP akan gagal,"

"Aahhkk sial... Sepertinya umpan itu harus di beri sedikit tekanan.  ARRGGHHH.... aku salah, seharusnya Aku membunuhnya saja waktu itu. Dia bahkan lebih licik dari Ayahnya."

"Kita hanya harus sabar menunggu Tuan,"

"Sampai kapan? SAMPAI KAPAN KITA AKAN MENUNGGU? SAMPAI PERUSAHAANKU BENAR-BENAR BANGKRUT?" Teriak Tuan Chris geram.

"Maaf Tuan,"

"Apa kau lupa? Dia sudah mengambil stengah dari aset ku? Aku tidak mau tau, beri anak itu pelajaran." Lanjut Tuan Chris.

"Maksud Tuan?"

"Apa aku harus menjelaskannya lagi? BUAT DIA MENDERITA KARENA TELAH BERANI BERMAIN-MAIN DENGANKU."

"Baik Tuan."

"Buat dia tidak bisa berjalan lagi," Perintah Tuan Chris dengan senyum iblisnya. Di sandarkan tubuhnya di sandaran sofa sambil menghisap rokoknya.

"Kau akan menyesal karena berani bermain-main denganku Alpha, jika umpanku gagal, maka aku akan menggunakan cara yang sama seperti apa yang aku lakukan pada Ayahmu."

"Siapkan mobil, aku akan berkunjung di kediaman menantu kesayanganku." Perintah Tuan Chris dengan senyum smirknya sbil beranjak dari duduknya dan langsung melangkah keluar, di susul oleh beberapa pengawalnya juga Asistennya Kang Daniel.

* * * * *

* MANSION ALPHA KHANDRA BERTA.

"Ayah,"

Seru Emery sambil berlari kecil untuk menyambut kedatangan sang Ayah Chris Cullen yang langsung di peluknya.

"Ayah.. Aku merindukanmu," Ucap Emery berbinar.

"Benarkah? Bagaimana kabarmu?"

"Aku sangat baik Ayah,"

"Dan suami kamu?" Tanya Tuan Chris dengan ekspresi datarnya.

"Dia Baik baik saja,"

Dan sebentar lagi akan ada kabar buruk untukmu nak.

Batin Tuan Chris dengan senyum smirknya sambil terus melangkah masuk menuju Ruang tengah, menyamankan dirinya di sana sambil mengamati ke sekeliling ruangan, seolah sedang mencari sesuatu di sana.

"Bagaimana urusan Ayah di Kanada? Apa semua berjalan dengan lancar?" Tanya Emery yang ikut duduk tepat di samping Ayahnya.

"Hmmm cukup lancar, meski ada sedikit masalah,"

"Masalah?"

"Ada seekor tikus kecil yang sudah berani mencuri keju Ayah," Sindiran Tuan Chris yang sesaat membuat Emery terdiam dengan pikirannya.

"Maksud Ayah?"

"Kau akan mengerti pada saatnya. Bagaimana? Apa ada kabar baik buat ayah?" Tanya Tuan Chris yang langsung mengalihkan pembicaraan.

"Kabar baik?"

"Jangan bilang jika kau lupa dengan permintaan Ayah," Balas Tuan Chris mengernyit. Sebenarnya Emery sangat mengetahui maksud dari Ayahnya yang menginginkan untuk memiliki seorang anak. Sedang untuk memikirkan itu saja Emery enggan, sebab itu adalah hal yang paling mustahil baginya, untuk memiliki seorang anak adalah hal yang tidak mungkin ia kabulkan, jika suaminya saja tidak pernah menyentuhnya, mengingat hubungannya dengan sang suami yang sangatlah buruk. Emery hanya bisa menarik nafas dalam sambil menggigit dalam bibirnya dengan perasaan yang di penuhi kecemasan dan ketakutan, apalagi saat melihat tatapan tajam sang ayah yang seolah sedang menginterogasinya.

Apa yang harus aku katakan pada ayah, aku tidak mungkin jujur kepada Ayah tentang keadaanku selama ini. Batin Emery.

"Ada apa? Kenapa diam saja?" Tanya Tuan Chris yang semakin membuat Emery gugup.

"Ah tidak Ayah,"

"Apa ada masalah dengan suamimu?" Tanya Tuan Chris lagi.

"Tidak.. Tidak. Kita berdua baik-baik saja."

"Tapi kenapa kau belum hamil juga?"

"Mungkin belum waktunya Ayah." Jawab Emery perlahan.

"Ayah sudah menunggu selama 5 tahun Emery. Ayah ingin kau bisa secepatnya memiliki seorang anak, agar ahli waris keluarga Berta jatuh ke tangan Anakmu, apa kau mengerti?" Balas Tuan Chris yang sontak membuat Emery melebarkan kedua matanya.

"Apa maksud Ayah?" Tanya Emery perlahan dengan perasaan yang mulai gelisah.

"Ayah ingin BRT Grup jatuh di tanganmu, dan juga anakmu." Jawab Tuan Chris santai.

"Tapi Ayah.. "

"Ada apa? Kau istrinya, kau berhak mendapatkan BRT Grup, apalagi jika kau berhasil mendapatkan seorang anak dari dia. Dan jika Ayah benar-benar ingin memiliki seorang cucu apa Ayah salah?"

"Tapi aku tidak membutuhkan harta Tuan Alpha Ayah,"

"Kau jangan naif Emery, apa kau pikir Ayah hanya asal menyerahkanmu padanya tampa ada tujuan lain?"

"Ma.. Maksud Ayah?"

"Ada hal yang lebih penting di bandingkan sebuah pernikahan, apa kau masih belum mengerti dengan tujuan Ayah untuk memasukkanmu dalam keluarga Berta?"

"Apa selama ini aku hanya di jadikan sebuah umpan untuk ambisi Ayah?" Tanya Emery yang mulai berkaca. Sedang Tuan Chris hanya tersenyum smirk sambil menyilangkan kakinya di sofa ruang tengah. Yang hanya ada mereka berdua di sana.

"Sebagai anak sebaiknya kau bisa membalas budi kepada orang tuamu, jangan seperti ibumu yang tidak tau berterimakasih."

"Jangan membawa nama ibu," Ucap Emery dengan suara bergetar.

"Jika kau tidak ingin Ayah mengungkit soal ibumu maka jadilah anak baik dan turuti semua perintah Ayah." Balas Tuan Chris yang kembali menatap Emery yang hanya bisa tertunduk untuk menyembunyikan air matanya.

"Apa dengan menjadikan ku umpan itu tidak cukup buat Ayah?" Tanya Emery dengan suara seraknya.

"Itu belum cukup, sebab kau belum mendapatkan apa apa Emery." Jawab Tuan Chris yang langsung membuat air mata putrinya lolos begitu saja tampa aba-aba, air mata yang kini membasahi kedua pipinya.

"Kenapa Ayah melakukan hal itu? Aku adalah anak Ayah," Gumam Emery lirih namun terdengar jelas di pendengaran sang Ayah yang langsung tersenyum miring.

"Justru karena kau adalah anak Ayah, jadi Ayah menaruh harapan padamu," Ucap Tuan Chris.

"Apa Ayah setega itu? Ayah terlalu kejam jika melakukan hal itu, aku bahkan sudah sangat mempercayai Ayah, tapi kenapa Ayah melakukan itu?" Tanya Emery yang semakin terisak, hatinya benar-benar hancur sekarang, ia bahkan mulai merasa takut, pikirannya kembali kepada suaminya yang pasti akan semakin membencinya jika mengetahui semua rencana sang Ayah yang ternyata sedang mengincar harta suaminya.

"Hanya satu yang Ayah inginkan Emery,"

Lanjut Tuan Chris seraya beranjak dari duduknya dan mendekati putrinya yang masih tertunduk dengan isakannya.

"BRT Grup, hanya itu yang Ayah inginkan, apa kau mengerti?"

Ucap Tuan Chris yang langsung melangkah keluar meninggalkan Emery dengan air matanya. Tubuhnya tiba-tiba merasa kaku, dengan nafas yang terasa sesak. Dengan keras ia mencengkram dadanya, menarik nafas dalam sambil berusaha untuk menenangkan hatinya yang saat ini ingin menjerit sekeras mungkin.

* * * * *

Suasana sore hari yang terlihat tenang dan cukup lenggan, di depan sebuah Restoran mewah, dengan langkah lebar Alpha Khandra meninggalkan restoran yang siang ini sengaja ia gunakan untuk bertemu dengan seorang investor asing yang akan bekerjasama dengan perusahaannya.

Sambil menunggu kedatangan Asistennya Dareen yang masih di dalam Restauran bersama Klien, Alpha Khandra yang saat ini tidak di temani bodyguardnya atas permintaannya sendiri kembali memfokuskan tatapannya pada layar ponselnya yang di sana banyak pesan notifikasi penting yang menumpuk. Tampa ia sadari jika di sisi kanan jalan ada sebuah mobil yang dengan kecepatan yang sangat tinggi tengah melaju kearahnya.

BRUAAAAAKKKK

Suara tubuh Alpha yang beradu dengan kaca pintu restoran terdengar cukup keras, Alpha yang kini sedang dalam posisi terlentang dengan tubuh yang tertindih oleh seorang sosok asing hanya bisa meringis saat merasakan tubuhnya sedikit nyeri.

Untuk sesaat Alpha menarik nafas dalam, menahan rasa sakit pada sikutnya yang terbentur dengan lumayan keras, hingga akhirnya tatapannya fokus pada satu sosok yang sedari tadi membuat nafasnya sesak karena tubuhnya yang masih tertindih oleh gadis itu.

"Siapa kau?" Tanya Alpha sedikit terperangah saat menyadari posisi mereka saat ini, posisi yang membuat Alpha sangat tidak nyaman, terlebih lagi selama ini ia tidak pernah di sentuh oleh siapapun secara sembarangan, apalagi oleh seorang wanita.

"Maaf.. " Jawab gadis itu yang masih belum berpindah dari posisinya.

"Bisakah kau menjauh dari tubuhku?" Tanya Alpha yang mulai bergerak gelisah. Hingga ingatan Alpha kembali tertuju pada kejadian 5 menit yang lalu.

"Apa kau yang barusan menolongku?" Tanya Alpha yang masih meringis dengan posisi yang masih sama.

"Apa anda tidak apa apa? Ma.. Maaf mengejutkan anda, hanya tadi hampir saja mobil itu... " Jawab gadis itu terbata sambil berusaha bangkit dari atas tubuh Alpha.

"Tuan muda, apa anda tidak apa apa?"

Seru Dareen yang saat ini tengah berlari menghampiri presdirnya yang masih terdiam sambil sedikit meringis. Sedang gadis yang menolongnya barusan hanya bisa terdiam dengan wajah panik dan ketakutan saat melihat sikut Alpha yang mulai mengeluarkan banyak darah.

"Si.. Sikut anda berdarah Tuan," Ucap gadis itu yang dengan cepat mengambil sebuah sapu tangan dari dalam tasnya dan dengan cepat melilitkannya ke sikut yang hanya terdiam sambil memperhatikan gadis yang masih berjongkok di hadapannya.

"Apa ini?" Tanya Alpha saat melihat lilitan sapu tangan berwarna merah muda tidak beraturan di sikutnya.

"Ma.. Maaf Tuan, setidaknya sapu tangan ini bisa menghambat keluarnya darah untuk sementara waktu, dan anda bisa membuangnya jika lengan anda sudah di perban dengan baik." Balas gadis tersebut yang masih terlihat panik.

"Terimakasih Nona," Ucap Dareen yang Dengan sigap langsung memapah tubuh Alpha dan langsung membawanya masuk kedalam mobil, sedang orang-orang di sekitar Restoran itu masih berkumpul dengan perasaan yang terkejut sebab baru saja menyaksikan kejadian mengerikan yang nyaris mencelakai seorang Presiden Direktur BRT Grup yang sangat terkenal itu.

"Maaf Tuan Muda, saya lalai," Ucap Dareen dengan nada suara yang penuh dengan penyesalan.

"Tidak perlu minta maaf, kau sudah melakukan tugasmu dengan sangat baik,"

"Kita harus kerumah sakit sekarang, luka anda cukup parah," Ucap Dareen yang masih terlihat panik.

"Gadis itu," Balas Alpha saat ingatannya kembali tertuju pada gadis yang tadi sudah menyelamatkannya.

"Saya akan menyelidiki tentang gadis itu Tuan, jika anda menginginkannya."

"Hmmm... Cari tau secepatnya." Balas Alpha Khandra.

"Baik Tuan." Ucap Dareen yang langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

"Apa anda mencurigai seseorang dalam insiden ini Tuan?" Tanya Dareen di tengah perjalanan mereka menuju rumah sakit.

"Hmm.. Cukup gampang untuk menebak siapa pelakunya," Jawab Alpha.

Sebab mereka juga melakukan hal yang sama untuk membunuh kedua orang tuamu.

Batin Alpha Khandra sambil menahan rasa sakit di area sikutnya. Sedang pikirannya kembali tertuju pada gadis yang baru saja menolongnya tadi, bahkan ia belum mengetahui siapa nama gadis itu yang langsung mencuri perhatiannya tersebut.

Gadis yang cukup berani.

Batin Alpha Khandra yang tampa sadar sudut bibirnya melengkung ke atas hingga membentuk sebuah senyuman yang selama ini nyaris tidak pernah terlihat di wajahnya. Bahkan Dareen sampai terkejut saat tidak sengaja melihat senyum di wajah presdirnya lewat kaca spion yang terletak di tengah mobilnya.

Apa kepala Tuan Alpha terbentur saat insiden tadi?

Batin Dareen sedikit panik sambil terus mengamati Presdirnya yang masih nampak melamun. Bahkan secara diam diam ia ingin kepala Presdirnya terus terbentur agar ia bisa melihat senyum itu, senyum yang selama ini tidak pernah di lihatnya, sebuah senyum tulus yang tercipta karena hal yang mebuatnya bahagia, bukan senyum yang di haruskan untuk menghargai para klien atau investor saat ada pertemuan atau meeting.

Apa karena gadis itu? Ah tidak mungkin, tidak segampang itu Tuan muda akan menyukai seseorang.

Dareen yang sejak tadi terus mengamati gerak-gerik Presdirnya hanya bisa menarik nafas panjang.

"Apa kau memiliki hoby baru sekarang?" Tanya Alpha Khandra yang sontak membuat Dareen tersentak.

"Hoby? maksud Tuan muda?" Tanya Dareen yang masih nampak kebingungan.

"Sejak tadi kau terus mengamatiku, apakah itu salah satu hoby barumu?"

"Ah, itu.. tidak Tuan, saya hanya.. "

"Sebaiknya kau percepat laju mobilnya, dan berhenti memperhatikanku, kau membuatku takut." Balas Alpha Khandra seraya memejamkan matanya dan kembali menyandarkan kepalanya di kursi penumpang mobilnya.

"Baik Tuan," Balas Dareen yang langsung menginjak dalam gas mobilnya.

* * * * *

* TO BE CONTINUED.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!