NovelToon NovelToon

KAKAK TIRIKU TAKDIR CINTAKU

Part 1 Pov Lara Prolog

Namaku Lara umurku delapan tahun duduk di bangku kelas dua SD, aku tinggal bersama Ayah dan Ibu tiriku.

Ibuku telah meninggal saat kecelakaan tiga tahun silam, mobil yang di tumpangi Ibuku saat mau pulang ke rumah nenek terjun ke jurang, naas nyawa Ibu tidak tertolong lagi Ibu meninggal di tempat kejadian.

Dua tahun setelah meninggalnya Ibu ayahku menikah lagi dengan Ibu lidya, Ibu Lidya memiliki dua anak laki-laki Redi dan Wendi dan satu perempuan yang bernama Lili Disinilah penderitaan hidupku di mulai.

Awal pernikahan ayah dan Ibu Lidya, Ibu tiriku itu sangat baik, semua kebutuhanku disiapkannya layaknya seperti ibu kandung.

Kebetulan ayah memiliki lahan yang cukup luas hasil jerih payah Ayah dan Ibuku kandungku dulu, ayahku mempunyai penghasilan yang cukup besar, sehingga bisa memenuhi kebutuhan istri dan keempat anaknya, kami hidup serba berkebutuhan.

Namun suaktu hari panen kebun Ayahku macet sehingga kami kesusahan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, tanah peninggalan ibuku dulu habis terjual untuk menenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mau tidak mau ayah terpaksa harus bekerja di luar kota.

Aku sangat sedih kalau Ayah harus bekerja di luar kota. Namun apa dayaku keluargaku membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Seminggu sudah Ayah meninggalkan kami dirumah, tentu aku sangat sedih sekali, biasanya ayah selalu menemaniku merangkat sekolah.

Seminggu sudah Ayah di luar kota bekerja serabutan, Ibu tiriku mulai memperlakukan ku dengan kasar.

Ibu tak pernah mengantarku kesekolah dan juga tidak pernah menjeputku pulang

Lili di pindahkan oleh Ibu tiriku kesekolah swasta di mana sekolah itu tempat anak orang-orang mampu

Sedangkan kakak laki-laki tiriku sudah masuk smp, kak Redi kelas tiga SMP dan kak Wendi Baru kelas satu SMP, aku menangis tidak tau arah pulang, biasanya ayah menjeputku pakai motor buntut yang sedikit berkarat itu.

Kini aku seorang diri, aku duduk di depan pagar sekolah berteduh di salah satu pohon yang di tanam sebagai pelindung di pintu depan sekolah. Menunggu ibu atau kakak yang akan menjeputku.

Sudah lima jam aku menunggu namun tak kunjung datang tidak ada tanda-tanda satupun yang akan menjeputku, perutku terasa sangat lapar sekali

Dari pagi aku tidak makan, aku tidak membawa bekal apa-apa kebetulan Ibu tidak memasak apa-apa di rumah, kakak sama Lili di beri uang jajan pagi tadi oleh Ibu.

Aku tidak dapat jatah uang jajan Ibu bilang kalau Ibu tidak punya uang lagi.

Aku mencoba mengingat alamat rumahku, Aku bertanya kepada salah satu satpam yang menjaga pintu pagar sekolah.

Mungkin bapak itu kasian melihat keadaanku udah lemas akhirnya bapak satpam itu mau mengantarku pulang ke rumah.

Aku berterima kasih sama bapak satpam, aku tersenyum lega akhirnya aku bisa sampai di rumah.

Baru saja aku masuk menaiki anak tangga di depan rumahku, terdengar suara Ibu tiriku dari dalam.

"Darimana saja kamu." Ibu menanyakan dengan nada keras, aku terkejut medengarnya.

"Ibu tadi Lara.."

"Hallah kecil-kecil udah bisa-bisanya berbohong ya." Ibu tiriku benar-benar marah padaku.

Jangankan disuruh makan pulang sekolah aku dimarahin habis-habisan oleh Ibu tiriku.

Ibu tiriku menghukumku dan menampar pipiku dengan sangat keras aku harus mrmbayar atas kesalahan yang aku perbuat, aku hanya bisa pasrah, Aku begitu kecil mana mungkin bisa melawan tangan yang menampar ku itu.

Ibu menarik rambutku dan juga menarik kasar tanganku lalu membawaku kekamar mandi. Ibu mencapakkan pakaian kotor di depanku, tentu saja baju bekas pakai kakak tiriku dan juga Lili.

"Ini hukuman untuk anak yang gak tau diri seperti mu, ingat ya Lara selesai ini baru kamu boleh makan." Ibu berdalih keluar.

Aku menangis megingat Ibu kandungku.

"Ibu adaikan Ibu tidak lebih dulu pergi mrninggalkan Lara, Lara tidak akan seperti ini Bu.

Ibu Lara kangen sama Ibu bawa Lara bersama Ibu." Aku meneteskan airmata yang sedari tadi mengalir yang tak henti-hentinya.

part2 pov ibu lidya Penyiksaan

Setelah aku suruh tikus itu mencuci baju anakku.

Aku beranjak menuju ruang tamu,disana ada Wendi dan Lili sedang tertawa melihat tikus God itu di siksa, sedangkan Redi sedang bermain dengan teman-temannya di luar.

Aku merasa sangat puas sekali. Udah lama sekali aku memendam benci yang tiada tara kepada tikus god itu.

Dulu aku tidak bisa memarahinya dikarenakan kakek sialan itu selalu melindunginya. Sekarang tikus god itu bergantung hidup kepadaku.

Akan kusiksa tikus god Pembawa sial itu dengan sangat kejam.

Sedang asik menonton televisi, tiba-tiba ikus god itu lewat di depanku.

"Ibu bajunya udah selesai Lara cuci. Lara boleh makan kan Bu." Tikus god itu bertanya kepadaku.

Aku sangat jengkel sekali rasanya mau ku tampar dan kusiksa tikus ini di dalam kamar mandi.

"Oo Lara mau makan ya, yuk Ibu antar kedapur." Aku menarik paksa Tanganya.

Aku mengambil sisa-sisa nasi yang tidak abis dimakan Redi dan Wendi dan menumpukkannya di dalam satu piring bekas.

Kujewer rambutnya kupaksa tikus god itu makan.

"Kau pikir makan disini gratis! Bapakmu kurang memberi uang untukku paham kau." Aku bisikkan di telinga tikus itu.

Wajahnya begitu ketakutan, aku merasa sangat puas sekali atas apa yang kulakukan kepada anak tiriku itu.

Dulu setiap mau makan kakek sialan itu selalu menemaninya.

Sedangkan anak-anakku makan seadanya tidak di perdulikannya, aku sangat iba sekali melihat nasib anak-anakku sekarang aku yang berkuasa di rumah ini.

Malam harinya anakku asik menonton film kesukaan mereka, aku ikut senang melihat anak-anakku bisa bahagia seperti itu.

Tetapi tidak dengan tikus god itu, aku lebih suka melihatnya tersikksa. Kulihat tikus god itu sedang asik tiduran di kamarnya.

Aku masuk ke kamarnya, kujewer rambutnya kuseret dia menuju kamar mandi, lalu Ku benamkan kepalanya.

Kulihat bajunya basah kuyup aku tertawa lepas. Tidak sampai disitu saja, Segera kuambil air di bak mandi ku bawa kekamarnya,kusiram seluruh tempat tidurnya.

"Ibu kenapa ibu siram tempat tidur kak lara, nanti kak lara tidur dimana." Tiba-tiba lara mengagetkanku.

"Terserah dimana kek, tuh banyak tempat tidur di luar, dikamar mandi juga bisa." Jawabku dengan enteng. Lili tertawa lepas mendengar omonganku.

"Sekarang Lili gak usah panggil tikus god itu dengan sebutan kak lara, pangil aja dia tikus atau gembel juga bisa."

Aku berusaha merasuki pikiran putriku itu, supaya anakku benci kepada tikus god pembawa sial itu.

Kedua putraku sudah lelap tertidur, tinggal aku dan Lili yang belum tidur karena abis menyiksa tikus god itu.

Akhirnya tidak lama Lili tidur juga. Aku bangkit menuju dapur sekiranya masih ada makanan yang tersisa selesai habis makan tadi.

Tiba-tiba terdengar suara tikus god itu menangis membuat telinga ku sakit, tidak mau membuat anak-anakku bangun segera ku seret tikus god itu ke kamarnya.

Ku cubit pinggangnya dengan keras,dia merasa sangat kesakitan, dia tertekun tidak lagi menangis cuma mengeluarkan air mata.

"Awas kamu ya, kalo sampai kakak dan adik mu bangun ku gantung lehermu itu." bentakku kepada tikus god itu, membuatnya tidak berani berkutik.

Kupaksa tikus itu tidur dikamar yang basah itu, aku hanya ingin menyiksanya sebelum aku benar-benar membunuhnya berlahan.

Ku tinggalkan dia di kamar yang basah itu sendirian, aku segera beranjak menuju kamar Lili. Kulihat putriku itu begitu cantik dan ayu tidak seperti tikus god yang jlek tidak tau diri itu.

Kupasangkan selimutnya lalu Ku kunci pintu kamar, aku beranjak pergi kekamarku untuk beristirahat.

Rasanya Hari ini benar-benar puas menyiksa anak tiriku itu.

part 3 Pov Lara Kakak yang jahat

Aku kedinginan di dalam kamar sendirian. Baju dan tempat tidurku semua basah, aku menangis sesegukkan.

Mau tidak mau aku harus tidur di kamar itu, aku harus bisa bertahan sampai ayahku pulang.

Malam itu rasanya begitu lama, aku ingin malam ini segera berlalu dan terbit fajar, Lelah ku menahan siksaan ini.

"Ibu kenapa ibu begitu kejam pada Lara, apa salah Lara bu,Lara tidak ingin merepotkan ibu Lara hanya ingin ibu tidak marah lagi sama Lara."

Air mataku terus mengalir, sesekali aku mengusapkan mata.

Akhirnya rasa kantuk menyerangku, di kasur yang basah itu ku coba memejamkan mata, akhirnya aku terlelap tidur.

matahari terbit dari arah timur, mataku tertuju ke jendela rumah, kulihat jarum jam bergerak menuju angka enam, terdengar suara ibu dari tadi memangilku aku segera bangun.

Pelan-pelan kubuka pintu kamarku, sudah ku duga ibu sudah berada di pintu kamar, matanya memerah melihat ke arahku.

"Dasar anak tak tau diri, beraninya jam segini baru bangun."

"Tak tau untung kamu ya, kau pikir hidup di rumah ini gratis."

Ibu terus mencercaku, ibu menjewerku dan menyeretku menuju dapur.

Disana banyak sekali piring-piring yang sengaja di kotorkan, padahal aku sudah mencuci bersih barang-barang yang ada di dapur semalam.

Dengan tanganku yang kecil aku mencoba menyelesaikan pekerjaan itu, satu persatu kubersihkan akhirnya aku bisa menyelesaikan pekerjaan itu.

Kulihat lagi jam yang terpampang di dinding, jarum jam sudah menunjukkan pukul tujuh.

Aku segera berlari ke kamar mandi, disitu kulihat kakak laki-lakiku sedang asik mandi, Dari tadi mereka juga belum selesai mandi sedangkan aku sudah selesai mencuci semua peralatan dapur.

Pelan-pelan aku masuk kamar mandi.

"Permisi kak, lara numpang mandi ya kak. Udah jam tujuh lara buru-buru mau berangkat sekolah, nanti lara terlambat.

" Ngapain sih gembel, ganggu aja." kakak tiriku melihat sinis padaku.

Aku nunduk berlalu tanpa memperdulikan ucapannya.

Ku lihat kakak tiriku asik berbisik-bisik, sesekali memandang sinis kearahku.

Tiba-tiba kakak tiriku menyemburkan air dari mulutnya dan membasahi bajuku, berkali-kali dia melakukan itu padaku, membuatku berteriak.

Tiba-tiba ibu datang kekamar mandi, ibu berteriak menyebutku namaku.

"Hei tikus sialan, bisa gak kamu ngak bikin onar." Ibu menjewer rambutku dan membenamkan kepalaku di dalam bak mandi.

Ku lihat kakak tiriku tertawa ria, melihat aku di siksa oleh ibu tiriku. Sesekali kakak tiriku itu menyemburkan ludahnya ke arahku.

Hari ini aku tidak di bolehkan berangkat sekolah oleh ibu tiriku.

Aku dihukum karena telah berteriak di dalam kamar mandi tadi, ibu menyuruhku mengepel lantai, mulai dari kamar mandi, dapur, ruang tamu, kamar sampai ke teras rumah.

Setelah itu ibu tiriku menyuruhku nencuci pakaian bekas kakak tiriku. Begitu banyak pekerjaan yang di berikan ibu hari ini, yang seharusnya anak sekecilku tidak melakukan pekerjaan sekeras itu.

Pelan-pelan kukerjakan pekerjaan itu, satu persatu tugas dari ibu telah aku kerjakan akhirnya aku selesai mengerjakan pekerjaan itu.

Ku lihat ibu asik memasak di dapur, pelan-pelan ku mendekati ibu berniat ingin bembantu meringankan pekerjaan ibu tiriku.

Tiba-tiba ibu sengaja nenjatuhkan potongan bawang di depanku, dan menyuruhku memilihnya, kali ini ibu benar-benar keterlaluan.

Ibu menyuruhku memilih potongan bawang itu dengan cara menjilat, atau aku tidak di berikan makan selama satu minggu dan menyiksaku lebih kejam.

Aku mencoba menolak twaran ibu, namun dengan cepat ibu menyeret kepalaku dan menyuruhku menjilat lantai dan memilih semua potongan bawang yang jatuh berserakan.

Aku pasrah jika harus melakukan hal itu, aku sangat takut dengan ibu tiriku, sehingga aku tidak berani menolak apa yang disuruhkan ibu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!