NovelToon NovelToon

KSATRIA SIHIR DAN 9 RAJA ( MAGIC KNIGHTS AND 9 KINGS)

PROLOG

Ribuan tahun yang lalu berdiri 3 kekaisaran di 3 benua yaitu kekaisaran Fotia yang berada di benua Toram, kekaisaran Nefasi di benua Iruna, dan kekaisaran Su di benua Elden.  3 kekaisaran itu selama ratusan tahun terus berperang tanpa ada henti.

Hingga para Dewa dan Dewi takut jika pertumpahan darah terus terjadi maka raja iblis yang para Dewa dan Dewi segel akan terlepas karena kebencian yang menyelimuti dunia. Dan jika terlepas, raja iblis itu bisa membahayakan seluruh alam semesta.

Oleh karena itu, akhirnya turunlah 3 orang Dewi ke dunia yang penuh pertumpahan itu. Dewi Pino menuju kekaisaran Fotia, Dewi Grecia menuju kekaisaran Nefasi, dan Dewi Dunkelis menuju kekaisaran Su.

3 Dewi yang turun ke dunia bertugas menghentikan pertumpahan darah dari 3 kekaisaran itu dan mengajari mereka ajaran kasih sayang dan perdamaian.

***

Selama 100 tahun 3 Dewi itu terus berjuang menyebarkan ajaran mereka. Akan tetapi, selama 100 tahun hanya 1000 pengikut saja yang di dapatkan para Dewa dan Dewi itu. Sayangnya, para pengikut mereka di bantai oleh pasukan kekaisaran Su yang di perintah langsung oleh Kaisar Su dengan alasan bahwa Pino, Grecia, dan Dunkelis adalah orang gila yang mengaku-ngaku sebagai dewa dan menyebarkan ajaran sesat.

Karena selama 100 tahun tanpa hasil, serta semakin merajalelanya pertumpahan darah, semakin pekatnya asap kebencian dan mulai terbukanya rantai-rantai raja iblis membuat para Dewa dan Dewi di istana langit murka dan akhirnya Dewi Pino, Dewi Grecia, dan Dewi Dunkelis di angkat kembali ke langit. Para Dewa dan Dewi pun akhirnya mengirimkan 10 manusia ciptaanya langsung ke dunia bersama dengan 1 juta tentara langit.

10 manusia itu adalah para ksatria ciptaan para dewa yang di anugrahkan kekuatan besar dan kemampuan diatas rata-rata bahkan 4 dari 10 manusia ciptaan itu, kekuatanya menyamai kekuatan dewa perang Ares.

Tugas 10 manusia ciptaan itu adalah membunuh seluruh manusia yang ada dunia ini karena di dalam hati para manusia yang tinggal di dunia sudah tak ada lagi rasa kasih sayang dan yang ada hanya kebencian yang sudah menyelimuti dunia bagaikan asap hitam pekat hingga membuat segel raja iblis nyaris terlepas.

Para Dewa mengizinkan 10 manusia ciptaanya membunuh seluruh manusia kecuali para manusia yang ketakutan lalu bersembunyi di goa-goa dan puncak gunung.

***

Saat 10 manusia ciptaan itu menginjakan kakinya di dunia, mereka langsung terbagi menjadi 3 kelompok pasukan besar dan langsung berpencar menuju 3 kekaisaran. Dalam 50 hari tak terhitung jumlah manusia yang telah mereka bantai dengan kekuatan yang mereka miliki, mayat-mayat dan genangan darah dimana-mana. Dan selama 50 hari itu pula 3 kekaisaran runtuh dan para manusia-manusia telah terbunuh hingga hanya menyisakan 40% populasi manusia. Dan manusia itu adalah para manusia yang ketakutan dan bersembunyi di goa dan puncak  gunung.

Para Dewa merasa sudah cukup apa yang di lakukan makhluk ciptaan mereka dan para Dewa meminta 10 makhluk ciptaanya bersama tentara langit untuk kembali ke langit karena para Dewa akan membuat bencana besar di dunia untuk menenggelamkan bangkai-bangkai manusia yang telah membusuk dan para Dewa akan membiarkan manusia-manusia yang tersisa untuk berkembang biak dan menempati dunia baru.

Akan tetapi, 9 dari 10 manusia ciptaan itu memohon kepada para dewa agar mereka tetap tinggal di dunia untuk menjaga kedamaian dan menyebarkan kasih sayang kepada manusia di masa depan agar tak ada pertumpahan darah lagi. Para Dewa pun mengabulkan permohonan mereka, dengan syarat para dewa akan menyegel setengah kekuatan mereka di sebuah pedang.

Syarat itu di berikan karena para Dewa dan Dewi takut manusia ciptaanya suatu saat membangkang dan melawan para Dewa. Akhirnya, 9 manusia ciptaan itupun menyetujuinya dan para Dewa langsung menurunkan sebuah pedang ke satu manusia ciptaan mereka yang tak ikut tinggal di dunia. Saat manusia ciptaan itu memegang pedangnya, seketika setengah kekuatan 9 manusia ciptaan lainya langsung terserap kedalam pedang.

Para Dewa mengatakan bahwa pedang yang bernama Candrakirana itu akan di tinggalkan di dunia. Walaupun pedang itu memiliki setengah kekuatan 9 manusia ciptaan, tetapi pedang itu tak ada bedanya dengan pedang biasa karena tugas pedang itu menyegel kekuatan dan untuk melepas segelnya, para Dewa akan mereinkarnasikan kekuatan manusia ciptaan yang tak ikut tinggal di dunia, jika dunia suatu saat mengalami kekacauan seperti dahulu.

Setelah penyegelan selesai, 9 manusia ciptaan itu yang membawa pedang Candrakirana langsung menuju puncak gunung untuk menghindari bencana besar para dewa.

***

Selama 10 hari bencana air bah besar meratakan seluruh benua yang ada di dunia, akhirnya para Dewa Dewi menyurutkan air itu hingga manusia yang tersisa dapat memulai kehidupan baru. Saat manusia mulai keluar dari persembunyiannya untuk mulai membangun kehidupan baru, 3 Dewi yang sebelumnya diutus dan diangkat kembali ke langit, akhirnya di perintahkan turun ke dunia lagi. Turunnya 3 Dewi cantik itu ke dunia di lihat langsung oleh para manusia dan mereka langsung yakin bahwa 3 wanita cantik itu adalah para Dewi.

3 Dewi itu mengajarkan ajaran kasih sayang ke manusia yang tersisa dan 9 manusia ciptaan juga ikut membantu para Dewi. Selama 100 tahun lagi 3 Dewi itu di tugaskan menyebarkan ajaran perdamaian dan kasih sayang. Dan saat setelah 100 tahun ajaran mereka tersampaikan akhirnya 3 Dewi itu di tarik kembali ke langit.

***

300 tahun setelah 3 Dewi kembali ke langit, di dunia sudah bermunculan macam-macam kerajaan di 3 benua. Dan tak ada satupun peperangan dan permusuhan yang terjadi antar kerajaan. Hampir seluruh umat manusia memahami dan mengamalkan ajaran 3 Dewi itu.

Sedangkan 9 manusia ciptaan para Dewa, mereka di berikan umur 100 tahun. Sama halnya dengan manusia lainya, para manusia ciptaan langsung para dewa itu juga berkeluarga di dunia ini dan memiliki keturunan. Pembedanya, para manusia ciptaan itu hanya bisa memiliki 1 anak sebagai wadah baru bagi kekuatan mereka dan penjaga ajaran perdamaian dan kasih sayang.

Para penerus manusia ciptaan ini di didik dan dilatih dengan sangat keras dan amat menyakitkan dengan tujuan agar tak ada dari penerus mereka yang melenceng dari ajaran 3 Dewi dan bisa menjaga kedamaian dunia dengan kekuatan jika di butuhkan. Sedangkan untuk pedang Candrakirana ditancapkan di batu besar dan hanya manusia ciptaan yang tak ikut tinggal di dunia lah yang dapat mencabutnya.

Berbeda dengan leluhur mereka, para penerus manusia ciptaan ini walaupun memiliki kekuatan yang sama, akan tetapi umur mereka tak selama pendahulunya. Ada diantara mereka yang hanya berumur 30 tahun dan paling lama 70 tahun.

Selama 300 tahun kekuatan manusia ciptaan telah terwariskan sampai generasi keempat. Generasi ini mempunyai umur yang sama dan tetap dengan kekuatan yang hebat seperti para leluhurnya. Dan pada Generasi keempat inilah 9 penerus manusia ciptaan membuat sebuah kerajaan besar yang bernama kerajaan Uxolo. Istana kerajaan ini didirikan di tempat dimana pedang Candrakirana di tancapkan. Hingga ketika istana ini berdiri, di aula istana terlihat pedang Candrakirana yang biru keemasan tertancap di depan 9 singgasana raja.

Alasan kerajaan itu di bentuk adalah di karenakan banyak raja-raja dari seluruh kerajaan di 3 benua berebut para penerus manusia ciptaan ini agar jadi penasehat mereka. Karena takut akibat perebutan itu bisa menimbulkan peperangan, akhirnya terbentuklah kerajaan Uxolo. Dan Banyak orang menyebut kerajaan Uxolo sebagai kerajaan 9 raja.

***

Selama 400 tahun kerajaan Uxolo berdiri, tahta 9 raja telah berpindah dari generasi ke generasi, hingga sampailah ke generasi 10. Generasi ini di namai sayap perdamaian oleh pendahulu mereka yaitu generasi 9 entah apa alasan generasi ini dinamakan begitu.

Para 9 raja di generasi 10 ini memiliki tugas masing-masing selayaknya para menteri di kerajaan-kerajaan lain. Tetapi, para rakyat Uxolo lebih memilih menyebut mereka sebagai raja. Para 9 raja itu yaitu ;

1. Raja Shu sebagai penguasa utama. ( Ksatria pedang dan pemimpin pasukan utama kerajaan ).

2. Raja Alam bekerja di bidang perekonomian. ( Ksatria panah dan pemimpin pasukan pemanah ).

3. Raja Nano bekerja di bidang militer dan pertahanan. ( Pemimpin pasukan khusus paladin ).

4. Raja Rafy bekerja di bidang pertanian. ( Guru besar ilmu sihir alam dan ahli sihir tingkat 4 ).

5. Raja Edi bekerja di bidang teknologi. ( Ksatria pedang ).

6. Raja Resa bekerja di bidang pembangunan. ( Ksatria tombak ).

7. Raja Farhan bekerja di bidang pengobatan. ( Ksatria panah sekaligus guru besar sihir penyembuh dan ahli sihir tingkat 5 ).

8. Ratu Mila bekerja sebagai Pendeta agung kerajaan. ( Ahli sihir tingkat 5 ).

9. Ratu Dian bekerja sebagai pendeta agung kerajaan. ( Ahli sihir tingkat 5 ).

Di generasi inilah mulai muncul kekacauan yang di sebabkan ulah organisasi bernama Axis Knight yang ingin membangkitkan kekuatan raja iblis Coenubia yang di segel oleh para dewa di sebuah pulau terpencil. Dan cara membuka segelnya adalah dengan menyelimuti seluruh dunia dengan kebencian. Karena itu organisasi ini mengadu domba setiap kerajaan untuk saling berperang demi menimbulkan rasa kebencian.

Kekuatan kebencian yang semakin besar selain bisa membebaskan raja iblis, juga bisa membuat kekuatan raja iblis tersebar ke seluruh dunia. Kekuatan raja iblis adalah kekuatan untuk menghancurkan segalanya dan siapapun yang mendapat kekuatan itu, maka akan mendapat kebencian yang luar biasa. Dan kekuatan itu menyebar serta memasuki tubuh makhluk hidup secara acak hingga tak jarang ada hewan mengamuk, bahkan manusia mengamuk dan memiliki kekuatan kegelapan yang bisa menghancurkan apapun di dekatnya.

To be continue...

Chapter 1 #PERMULAAN#

Di sebuah ruangan besar yang gelap, terlihat sebuah meja bundar yang cukup besar dan di kelilingi 9 kursi. Di setiap kursi, di duduki oleh seseorang yang memakai jubah hitam hingga tak nampak wajahnya.

" Maaf aku mengumpulkan kalian mendadak begini, " terdengar suara wanita yang lembut diantara 9 orang berjubah itu.

" Ya tak apa, pasti ada suatu hal penting yang ingin kau sampaikan, " jawab salah seorang diantara 9 orang berjubah.

" Ya! Saat aku dan Mila berdoa di kuil 3 Dewi, tiba-tiba terdengar suara halus dan lembut terdengar jelas di telinga kami berdua. Dan saat kami memejamkan mata, sekilas kami melihat wanita cantik memakai gaun hijau tersenyum kepada kami, " ujar wanita tadi.

Salah seorang dari 9 orang berjubah itu tiba-tiba terkejut dan langsung berdiri dan berkata, " Mungkinkah yang kau maksud adalah Dewi Pino? "

" Ya! Dia mengatakan bahwa dia adalah Dewi Pino. Dan dia mengatakan bahwa aura kebencian mulai menyebar di dunia ini dan dia juga mengatakan bahwa para Dewa Dewi sebenarnya sudah merasakan itu sejak 18 tahun lalu. Dewi Pino mengatakan jika para Dewa Dewi sudah lama telah mereinkarnasikan kekuatan manusia ciptaan ke 10 kepada salah seorang pemuda yang seumuran denganku di dunia ini. Dia memberikan tugas kepada kita untuk segera menemukan pemuda itu dan jika sudah menemukanya, pemuda itu harus membuka segel pedang Candrakirana dan bersama-sama dengan kita melawan kejahatan yang mulai tumbuh sekarang, " jawab wanita tadi.

" Ya! Dan yang kita lawan adalah Axis knight. Mereka terus bergerak dan mengadu domba kerajaan-kerajaan di dunia. Kita sudah tak bisa menghentikan semua itu hanya dengan perdamaian, mau tidak mau kita harus segera terjun ke peperangan. Setelah rapat ini, aku ingin kalian menyebar seluruh pasukan ke penjuru dunia untuk mencari pemuda itu, " jawab salah seorang yang berdiri dari kursinya.

***

Pagi yang cerah di selingi dengan kicauan burung-burung dan udara segar di sebuah kebun gandum yang telah selesai di panen, terlihat seorang pemuda yang berbaring diatas tumpukan jerami gandum.

" Rei...! Kemari dan bantu kemasi gandum-gandum di karung ini, karena kereta kuda pedagang sebentar lagi lewat! " teriak seorang pak tua yang berdiri jauh dari tempat pemuda bernama Rei itu berbaring.

Rei yang mendengar teriakan itu, langsung beranjak dari tempat berbaringnya lalu menghampiri pak tua itu.

" Ada apa kakek teriak-teriak pagi-pagi begini? " ujar Rei yang menghampiri pak tua.

" Apa kau tak dengar apa yang ku katakan tadi? " jawab keras pak tua itu sambil menggenggam erat sekop di tanganya.

" I-iya maaf kakek, lalu apa yang harus ku bantu? " tanya Rei.

" Angkat karung-karung gandum itu dan tumpuk di sana, " jawab pak tua sambil menunjuk ke pinggir jalan tempat biasanya kereta kuda para pedagang lewat.

Rei langsung mengangkat satu persatu karung gandum ke pinggir jalan tadi. Hingga waktu beranjak siang, datanglah kereta-kereta pedagang yang hendak menuju ibukota kerajaan Uxolo yaitu kota Sofya. 1 karung gandum di hargai 100ribu Spina. Dan setiap panen, ladang gandum milik keluarga Rei bisa menghasilkan 50 karung.

Setelah pekerjaannya beres, Rei langsung bersandar di gubuk yang berada di pinggir ladang. Melihat cucunya yang kelelahan, pak tua langsung menghampirinya sambil membawa teko berisi air.

" Hanya 50 karung saja kau sudah seperti mayat hidup Rei, " pak tua tertawa kecil.

" Itu 50 karung berisi gandum kek bukan berisi kapashh..., " ucap Rei dengan sudah tak teratur karena kelelahan.

" Hahahaha..., Ya aku tau itu karung gandum. Tetapi saat kau belum lahir, aku dan ayahmu selalu mengangkat lebih dari 200 karung gandum setiap panen, " ujar pak tua.

" Bruushh...! Du–dua ratus!? " Rei yang sedang meneguk air, langsung menyemburkannya lagi saat mendengar ucapan kakeknya.

" Tanya saja ayahmu atau ibumu jika kau tak percaya, " ucap pak tua.

Kebetulan saat mereka berdua sedang mengobrol tiba-tiba ibu dan ayahnya Rei datang ke gubuk membawakan makanan.

" Ayah..., Rei..., kami bawakan makanan untuk kalian, " teriak ayah Rei yang membawa keranjang besar di tangan kanannya.

Rei yang melihat kedua orang tuanya, langsung membantu membawakan makanan dan menaruh di gubuk. Dan karena Rei masih tak percaya dengan ucapan kakeknya, ia langsung bertanya ke ayahnya.

" Ayah apa benar dulu kau dan kakek mengangkat lebih dari 200 karung gandum? " tanya Rei.

" Iya, tetapi saat itu kami di bantu sihir peringan milik seorang penyihir kerajaan jadi 200 sampai 500 karung tak ada apa-apanya. Sebelum kau lahir, kami pernah tinggal di kota Sofya dan aku serta kakekmu bekerja di gudang pangan kota Sofya. Dan setelah nenekmu meninggal, kami baru pindah ke desa ini lalu kau lahir sehari setelah kami tiba, "

Mendengar jawaban ayahnya, Rei langsung melirik sinis kearah kakeknya.

" Hahahaha..., Tetapi aku benarkan kalau pernah mengangkat sebanyak itu. Tetapi kau ternyata bodoh juga Rei, kau menguasai sihir tingkat 2 tetapi tak memakai sihir peringan, " ujar pak tua.

" Tidak! Aku ingin mengangkatnya dengan kekuatan fisikku karena aku harus menjadi kuat demi menjadi ksatria kerajaan Uxolo! " jawab Rei dengan bangga.

" Kau tergores pisau saja menangis, malah ingin menjadi ksatria? " gurau ibu Rei.

Mendengar kata-kata ibu Rei, ayah dan kakeknya tertawa terbahak-bahak karena memang Rei sangat cengeng dan penakut walau mempunya fisik yang kuat. Dan Rei sendiri tersipu malu mendengar itu.

" Tapi, jika kau memang ingin menjadi ksatria kami akan mendukungmu, " lanjut ibu Rei.

" Ya! Terimakasih ibu, " Rei tersenyum kepada ibunya.

" Rei bisa kau pikirkan lagi cita-citamu itu? Kau sangat berbakat dengan sihirmu, bahkan di usiamu sekarang kau sudah bisa menguasai sihir 4 elemen dan sihir tingakt 2. Jika kau mendaftar di akademi sihir, sudah pasti kau akan bisa menjadi penyihir tingkat 3 bahkan 4, " ujar ayah Rei.

" Tidak ayah, sekali lagi aku tetap ingin menjadi ksatria. Bukankah hebat jika aku menjadi ksatria sekaligus bisa memakai sihir? Aku pasti akan diangkat jadi raja Uxolo yang ke 10, " jawab Rei dengan bangga yang berlebihan.

" Hhhhh..., Bermimpi boleh tapi jangan sampai gila Rei, " ujar ayahnya.

" Besok kau akan berangkat ke ibukota? " tanya pak tua/kakek Rei.

" Ya, karena 2 hari lagi pendaftara akademi ksatria di buka dan perjalanan menuju ibukota butuh seharian penuh jadi besok aku harus berangkat, " jawab Rei.

" Baiklah, aku juga sudah mengirim pesan kepada pamanmu, kau bisa tinggal bersama pamanmu dan bekerja disana, " balas kakek Rei.

" Paman? Memangnya aku punya paman yang tinggal di ibukota? " tanya Rei yang menggaruk-garuk kepalanya.

" Hhhhh, apa kau lupa dengan paman Sigurd? Dia sekarang punya kedai makanan dan penginapan terbesar di ibukota, " jawab ibu Rei.

" Apaaaaaaaa...! Paman Sigurd yang berjenggot lebat yang setiap hari meminta makanan kepada kita bisa membangun usaha sebesar itu di ibukota?? " Rei terkejut karena dulu pamanya adalah orang yang miskin dan setiap waktu makan selalu meminta ke rumahnya.

" Dia bisa seperti itu karena dulu dia telah menolong salah satu raja Uxolo. Dan raja Uxolo itu berhutang budi kepada pamanmu, lalu pamanmu di berikan 300juta Spina dan uang itu ia gunakan untuk membangun usaha yang sekarang, " jawab ibunya Rei.

" Apaaaaaa...! Jimat keberuntungan macam apa yang di miliki paman Sigurd itu, " Rei terkejut lagi.

" Sudah-sudah mari makan dan setelah ini Rei segera siapkan barang-barangmu agar besok kau tidak kerepotan, " ucap ayahnya Rei.

Setelah percakapan itu, mereka langsung makan bersama. Canda tawa menyelingi setiap lahapan makanan yang mereka makan.

***

keesokan hari sejak pagi cuaca mulai mendung, terlihat tepat di pinggir rumah Rei ada 2 kereta kuda pedagang yang berhenti.

" Pagi ini cuaca agak mendung, kau yakin tak ingin menunggu dulu hingga cuaca cerah sedikit? " tanya ayah Rei.

" Tak apa ayah, aku ingin segera berangkat. Aku takut hujan akan turun nanti, " jawab Rei.

" Baiklah kalau begitu, barang-barangmu akan ku angkat ke dalam kereta, " ayah Rei langsung mengangkat 2 tas ke dalam kereta kuda.

" Lebih baik kau temui ibumu dulu di dalam sebelum berangkat, " ujar kakek Rei.

Rei pun langsung pergi ke dalam rumahnya dan melihat ibunya sedang menyiapkan bekal untuknya.

" Ibu? " sapa Rei lirih.

Ibu Rei menengok dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca, lalu berkata, " Rei? Sudah mau berangkat? Ini bekal untukmu jangan lupa di makan dan ini uangmu ada 2juta Spina. Simpan baik-baik, kau tak perlu cemas tentang biaya perjalananya karena ayahmu sudah membayar mereka tadi. "

" Ibu uang ini terlalu banyak, " ucap Rei yang tak ingin menerima uang pemberian ibunya.

" Biaya hidup di ibukota mahal, walaupun makan dan tidurmu di tanggung paman Sigurd tetapi tetap saja kau butuh keperluan lainya jadi bawa saja. Kamu tenang saja keluarga kita tak akan miskin hanya dengan kehilangan uang sebanyak itu. Jadi ini bawa, " ibu Rei memegang tangan Rei dan langsung memberikan sekantong besar berisi koin-koin Spina.

" Baiklah, terimakasih ibu. Aku pergi dulu dan kupastikan, aku akan menjadi ksatria, " Rei memeluk ibunya dengan erat.

Setelah memberikan salam perpisahan kepada ibunya, Rei langsung keluar rumah dan hendak naik kereta kuda.

" Tunggu sebentar Rei, ambil ini, " kakek Rei memberikan sebuah pedang kepada Rei.

" Pedang? " tanya Rei.

" Apa ada seorang ksatria yang kemana-mana memakai tangan kosong? " gurau kakek Rei.

" Terimakasih kakek! " Rei tersenyum dan memeluk kakeknya serta ayahnya lalu langsung naik ke kereta kuda.

" Aku berangkat dulu, aku pasti akan menjadi ksatria saat kembali kesini! " Rei mengangkat pedang pemberian kakeknya.

" Kami menantikan hal itu, berhati-hatilah di jalan! Kami akan selalu menunggumu Rei, " jawab kakek Rei.

Kereta kuda pun berangkat menuju ibukota Uxolo. Dan mulai dari sini Rei membulatkan tekadnya untuk tak akan kembali pulang sebelum mimpinya terwujud.

" Selamat tinggal ayah, ibu, kakek! Aku pasti akan pulang dengan menyandang gelar ksatriaaa...! " teriak dengan keras.

To be Continue...

Chapter 2 # SERANGAN BANDIT HUTAN #

Di hari yang mulai gelap tanpa cahaya rembulan karena tertutup mendung, Rei dan para rombongan pedagang yang hendak menuju ibukota terus melanjutkan perjalanan mereka walau hanya mengandalkan obor dan lentera-lentara sebagai penerang.

Suasana hening di malam hari yang hanya di isi suara-suara serangga-serangga malam hari sedikit membuat Rei ketakutan. Di dalam kereta kuda bersama beberapa penumpang lain, Rei terus melirik kanan dan kiri serta keringat dingin keluar dari badannya.

" Kau takutkah anak muda? " tanya salah seorang penumpang di samping kanan Rei yang.

Rei terkejut dan melirik ke samping kanannya. Ia melihat wanita tua tersenyum kecil kearahnya.

" Maaf mengagetkanmu, " lanjut penumpang itu.

" Maaf nenek, saat aku takut aku selalu terkejut mendengar suara apapun, " jawab Rei.

" Wajar kau takut, malam ini memang entah kenapa suasananya berbeda, " ujar penumpang itu.

" Berbeda? Bukankah setiap malam selalu seperti ini ? " tanya Rei.

" Tidak, jalan menuju ibukota selalu di jaga para tentara Uxolo di setiap 1 kilometer. Bukankah kau lihat juga tadi pagi banyak sekali pos penjagaan yang kita lihat? Tetapi, saat menjelang malam sudah tak ada lagi para tentara Uxolo yang patroli maupun berjaga, " jawab penumpang itu.

" Ya, aku lihat memang tadi, " Rei menundukan kepalanya.

" Ntah kenapa aku merasakan firasat buruk di perjalanan ini. Aku sering bolak-balik ke Ibukota Uxolo, tetapi tak pernah merasakan suasana seperti ini walaupun malam hari, " lanjut penumpang itu.

Rei hanya terdiam karena perkataan penumpang itu membuat Rei semakin ketakutan dan was-was. Tangan kiri Rei terus menggenggam pedangnya dengan erat dan tangan kanannya memegang gagang pedang untuk jaga-jaga jika sesuatu buruk terjadi, ia bisa langsung menarik pedangnya dan bertarung.

Whuuung..., Jrak..., Jraak..., Jraak...,

" Aaaaargh...!! "

Benar saja, firasat buruk penumpang tua itu terjadi. Di tengah perjalanan 3 anak panah melesat cepat menembus badan  kusir kereta kuda yang Rei naiki.

" Semuanya berlinduung! Jangan keluar dari kereta kuda! Tetap di dalam dan menunduk! " Teriak salah seorang kusir kereta kuda lain yang turun dari kudanya sambil membawa sebilah pedang.

Rei yang berniat membantu pada akhirnya tak bisa apa-apa. Karena rasa takutnya yang telah mengalahkan keberaniannya membuat seluruh badanya tak bisa bergerak. Rei hanya menunduk menggenggam pedang dan tasnya sambil memejamkanmata dan beberapa air mata menetes dari pipinya.

Sesekali Rei mencoba melirik sedikit kearah luar, dan ia hanya melihat beberapa kusir kereta kuda dan beberapa orang yang memegang pedang terus mencari tahu arah anak panah itu meluncur.

" Kau bawa pedang kenapa kau tak keluar! Tolong lindungi aku dan anakku! Aku mohon! Kami hanya ingin pulang tolong lindungi kami, " teriak seorang wanita muda yang menggendong anaknya yg masih bayi.

Rei terkejut dan mencoba mengalihkan pandangan dari arah teriakan itu, dan ternyata wanita itu ada di depannya. Wanita itu menatap Rei dengan air mata yang terus menetes.

" Tolong! Kumohon! " ucap wanita muda itu lagi.

Rei hanya menatapnya dan tak menjawab apapun. Di dalam hatinya Rei juga ingin sekali menolong tetapi apalah daya, ketakutan sudah mengalahkannya. Jangankan untuk berdiri, menggerakkan badanya saja ia tak bisa karena saking takutnya.

" Tolong anak muda, kau membawa senjata dan dari badanmu yang besar itu, aku yakin kau bisa bertarung, " ujar wanita tua yang duduk di samping Rei dan sebelumnya berbincang dengannya.

Rei tetap tak bisa menjawab. Ia tetap sama seperti tadi, tak bisa bergerak sama sekali.

Craaak...!

" Arghhh...! Tooloo–, "

Terdengar suara seperti orang tertebas dan suara seorang yang minta tolong. Suara itu membuat penumpang semakin panik dan menangis.

Rei yang terus bertarung dengan rasa takutnya akhirnya berhasil mengalahkannya. Rei langsung melepas tasnya dan berlari keluar dari kereta kuda sambil membawa pedangnya.

Sampai diluar, ia melihat kusir kereta kuda yang ia naiki telah terbujur kaku dengan 3 panah menancap di dadanya. Dan ia juga melihat seorang lagi yang badanya tertebas menjadi 2 bagian.

Melihat pemandangan seperti itu, Rei seketika syok hingga ingin muntah. Tetapi, ia masih bisa mengontrol tubuhnya. Rei lalu berlari ke depan dan bergabung dengan para kusir kereta kuda lain bersama beberapa orang yang mencoba melindungi penumpang.

" Darimana mereka datang? " tanya Rei ke salah satu orang disana.

" Kami tidak tau, mereka bergerak cepat. Saat kami alihkan pandangan beberapa detik saja, tiba-tiba teman kami tertebas, " jawab salah satu kusir sambil membawa pedang.

Rei terdiam dan mencoba mencari tau keberadaan musuh. Dan ia langsung teringat sihir pelacak yang sudah ia kuasai sejak dulu.

Rei langsung menancapkan pedangnya dan menyalurkan energi sihirnya ke tempat di sekitarnya. Sihir pelacak adalah sihir yang bisa mengetahui keberadaan makhluk hidup dalam radius 500meter.

" A-apa yang kau lakukan? " tanya kusir kereta kuda lain yang penasaran melihat Rei yang sedang menggunakan sihir.

" Diamlah dan waspada saja, aku mau konsentrasi untuk menggunakan sihir pelacak, " jawab Rei sambil memejamkan mata.

Saat Rei mengaktifkan sihir pelacak, terdeteksi lah ada sekitar 301 orang bersembunyi di balik semak-semak yang berjarak 50 meter dari tempat Rei dan yang lain berada.

Mendeteksi orang sebanyak itu, tubuh Rei gemetar dan langsung menghentikan sihirnya. Keringat dingin membasahi tubuhnya.

" Mu–mustahil, " ujar Rei lirih.

Kusir yang dekat dengan Rei tak sengaja mendengar ucapannya itu dan ia langsung bertanya, " A–apa yang kau lihat? "

" Di–dibalik semak-semak itu, ada 300 orang yang mengincar kita, " Rei dengan gugup dan gemetar menunjuk kearah semak-semak.

Seketika para kusir dan orang-orang yang hendak bertarung langsung ciut nyalinya. Sama seperti Rei, tubuh mereka gemetar dan keringat membasahi tubuh mereka.

" Hahahaha..., " terdengar suara tertawa keras dari dalam semak-semak yang membuat Rei dan lainya terkejut.

Setelah suara tertawa itu, tiba-tiba dari dalam semak-semak keluar 300 orang yang di pimpin oleh seorang bertubuh besar, berkepala botak dan membawa pedang yang besar.

" Tak kusangka diantara kalian ada yang bisa memakai sihir pelacak, " ucap pemimpin orang-orang itu.

" Si-siapa kalian? " tanya Kusir yang berdirinya dekat dengan Rei.

" Kami adalah bandit hutan, seharusnya kalian sudah mendengar tentang kami. Karena kami terkenal loh, " jawab pria besar itu yang ternyata dia adalah pemimpin bandit.

" I–ini bohongkan? Tak mungkin ka–kau Jinko pemimpin bandit para bandit, " ujar kusir itu dengan nada ketakutan.

" Coba kau lihat temanmu yang menjadi 2 bagian itu, kau pikir siapa yang melakukanya? " tanya Jinko sang pemimpin bandit.

Kusir itu langsung melihat rekannya yang tergeletak dengan tubuh terbagi dua. Dan seketika emosi sang kusir tak terkontrol dan ia langsung menyerang Jinko tanpa pikir panjang.

" Kaaaaauuuuu!! Hyaaaaaa...! " teriak kusir itu yang berlari maju hendak menyerang Jinko.

Jraaaak...!

Hanya dengan 1 tebasan pedang besarnya, Jinko berhasil memenggal kepala sang kusir.

Darah dari leher kusir muncrat keatas bagaikan saluran air yang di sumbat dan sumbatanya di lepas. Rei yang melihatnya langsung muntah dan seluruh badanya lemas seketika. Sedangkan yang lainya tak bisa bergerak saking takutnya.

" Hahahaha..., Tak sia-sia kita sejak sore tadi membunuh para prajurit Uxolo yang berjaga. Sekarang kita mendapatkan banyak sekali barang yang bisa kita jual. Selain itu di kereta kuda sebelah sana sepertinya ada wanita muda. Hahahaha..., Kita bisa nikmati dia nanti, " ucap Jinko yang menunjuk keraha kereta kuda tempat Rei menumpang tadi.

Ucapan Jinko membuat seluruh pasukanya tertawa dan merasa bahagia karena mereka akan pesta malam ini.

" Kalian semua, arahkan panah kalian ke orang-orang yang membawa pedang itu dan terutama kebocah yang muntah-muntah itu hahahaha..., " teriak Junko sambil tertawa lepas.

100 pemanah bandit hutang yang berada di belakang Junko langsung menyiapkan anak panah mereka dan mengarahkan ke orang-orang yang membawa pedang termasuk Rei.

" Tembak!! " teriak Junko.

Rei yang mendengar teriakan itu langsung menutup matanya sambil air matanya terus menetes.

" SHIELD!! "

Tiba-tiba terdengar suara wanita dan seketika tempat Rei dan para rombongan yang hendak menuju ibukota langsung terlindungi oleh sihir perisai berwarna hijau transparan dan membentuk kubah.

Panah para banditpun terpental kemana-mana dan beberapa ada yang mengenai para bandit itu.

" FIRE ARROW!! " lagi-lagi suara keras seorang wanita terdengar. Dan tiba-tiba dari atas ribuan api-api kecil berbentuk panah dengan cepat melesat menghantam para bandit.

Para bandit seketika terbakar dan mereka melarikan dirik kearah manapun, tetapi percuma. Karena panah-panah api itu mengejar mereka dan pada akhirnya mengenai mereka. 300 pasukan bandit hutan terbunuh serta terbakar dan hanya menyisakan pemimpin mereka yaitu Junko. Junko sendiri berhasil bertahan karena memang tingkat dia berbeda.

" Siapa kau! Beraninya kau membunuh pasukanku! " teriak Junko sambil menodongkan pedangnya.

" Bukankah kau dulu yang memulai? Kau membunuh pasukanku dan sekarang kau membunuh rakyatku, " suara wanita terdengar dari balik gelapnya malam.

" Tunjukan dirimu! Aku Junko sang raja bandit menantangmu bertarung! " teriak Junko dengan sombongnya.

Dari kegelapan malam terlihat seorang wanita memakai jubah hitam yang membawa tongkat sihir sedang berdiri 60 meter dari tempat Junko.

" Majulah, " ucap wanita itu.

" Akan kubunuh kau dalam sekali tebas!! " teriak Junko.

Dan setelah teriakan itu, tiba-tiba Junko menghilang. Dan tak di sangka tiba-tiba Junko berada tepat di belakang wanita berjubah itu. Tetapi wanita itu hanya diam saja bahkan tak terkejut sedikitpun.

" Awas belakangmuuu...! " teriak Rei melihat Junko yang hendak menebas wanita itu dari belakang.

Triiiiing...! Baak!

Dan tiba-tiba seorang laki-laki memakai zirah putih muncul tepat di belakang wanita itu dan berhasil menahan serangan Junko. Laki-laki itu juga langsung menendang Junko hingga ia terpental.

" Hhhhh kenapa yang mulia bertindak sendirian begini!? " ucap laki-laki itu dengan nada kesal ke wanita berjubah.

" Lagipula siapa yang menyuruhmu datang kesini? Aku tadi sempat memanggilmu tetapi kau malah menggoda gadis-gadis kota, " jawab wanita berjubah.

" Yang muli– " belum selesai laki-laki itu berkata, tiba-tiba muncul seorang wanita memakai kostum kelinci yang membawa tongkat sihir dari samping kanan.

" Hooo, kau mengulanginya lagi ternyata. Selama 1 Minggu ini kau tidur diluar dan seluruh uangmu akan kubawa! " ujar wanita kelinci itu dengan nada emosi.

" Hhhhhh kena juga akhirnya, " ucap laki-laki itu.

" Setelah ini pergilah ke kuil 3 Dewi untuk bertaubat, " ujar wanita berjubah sambil mengetuk pelan kepala laki-laki itu dengan tongkat sihir.

Junko yang terpental lumayan jauh, langsung bangkit berdiri dan ia lagi-lagi menghilang. Dia dia tiba-tiba berada di depan Rei. Ia hendak menyerang dengan pedangnya dan menjadikan Rei sebagai sandranya.

Tetapi sekali lagi, datang seorang wanita memakai zirah putih merah yang langsung membelokan serangan pedang Junko dan langsung memotong kedua tanganya.

Triiing...! Jrak! Jrak!

" Aaaaargh...! Tangaaaankuuuuuu...! Aaaaaaaa..., " teriak Junko sambil menangis.

Dan wanita yang menebas tangan Junko tadi berdiri tepat di depan Rei yang terlihat kacau sekali.

" Kau tidak apa-apa? " tanya wanita di depan Rei.

" I–iya, aku baik-baik saja, " jawab Rei dengan wajah melas dan bekas air mata masih terlihat jelas di mata dan pipinya.

Wanita itu langsung mengambil sebuah sapu tangan di tas kecil yang berada di belakang pinggangnya.

" Ambil ini, bersihkan wajahmu dengan itu, " wanita itu memberikan sapu tangan kepada Rei.

" Te–terimakasih, " jawab Rei.

Setelah melihat Junko yang tak bisa apa-apa, wanita berjubah tadi melepaskan sihir pelindungnya dan langsung menghampiri Junko.

" HEAL, " wanita berjubah itu mengucapkan mantra penyembuh pada Junko dengan maksud mengentikan pendarahan di tangan Junko.

" Ke–kenapa kau menghentikan pendarahannya? " tanya Junko.

" Tempatmu mati bukan disini, tetapi di aula istana besok, " ucap wanita berjubah itu.

" Aku benci bertemu 4 raja itu terutama yang memakai panah, lebih baik kau bunuh aku saja disini, " ucap Junko.

" Sudah kubilang kan, kau akan mati besok di aula istana. Lagi pula kau tenang saja, 4 raja yang kau maksud sedang berada di kota sebelah. Kau bisa mati dengan tenang, " jawab wanita berjubah itu.

Rei yang telah membersihkan wajahnya, langsung berdiri dan menghampiri wanita berjubah itu dan 3 orang lain.

" Te–terimakasih sudah menolong kami nona, " ujar Rei sambil membungkukkan badan.

Plaaak!

Laki-laki berzirah putih langsung menggeplak kepala Rei dan berkata, " Berani sekali kau memanggilnya nona, dia itu adalah ratu Uxolo! "

Rei terkejut mendengar kata laki-laki itu dan langsung memandang wanita berjubah itu. Dan wanita berjubah itu membuka penutup kepalanya hingga terlihat wajah wanita itu yang cantik dengan rambut merah muda yang tergulung rapi.

" Ryuro jangan seenaknya memukul orang, " ucap wanita itu.

" Aku hanya menggeplaknya, lagipula dia tidak sopan memanggil yang mulai, " jawab laki-laki itu.

" Setelah ini, kau yang akan ku geplak! " teriak wanita memakai kostum kelinci.

" Maafkan atas perlakuan para bawahanku. Sepertinya kau dari daerah yang jauh ya? Perkenalkan namaku Kurumila. Aku adalah Raja atau Ratu ke-9 Uxolo, " wanita yang merupakan ratu Uxolo sedikit menundukan kepalanya.

" A–anda ratu Mila? Tak kusangka aku di selamatkan langsung oleh salah satu raja Uxolo, " Rei begitu senang karena yang ia lihat adalah sang raja atau ratu ke-9 Uxolo yaitu ratu Mila.

" Lalu siapa namamu? Dan apa tujuanmu ke ibukota ini? " tanya ratu Mila.

" Namaku Rei, aku datang ke ibukota untuk ikut mendaftar di akademi ksatria besok pagi, " jawab Rei.

Mendengar jawaban Rei, laki-laki berzirah putih itu tertawa kecil. karena laki-laki itu berfikiran dengan sifat Rei yang cengeng begitu, tak mungkin ia masuk akademi ksatria.

" Bunni pukul kepala suamimu itu, kuizinkan sekarang, " ujar ratu Mila yang matanya melirik kearah laki-laki berzirah putih. Dan wanita kelinci itu langsung memukul kepala laki-laki zirah putih berkali-kali.

" Yang mulia kalau boleh saya tau, siapa mereka bertiga? " tanya Rei yang melihat kearah 3 orang bawahan ratu Mila.

" Kalian bertiga, perkenalkan diri kalian! " ucap ratu Mila.

" Aku Ryuro. Ksatria pedang tingkat 3 dan pengawal khusus ratu Mila, " jawab laki-laki berzirah putih dengan wajah yang sudah lebam bekas pukulan istrinya.

" Aku Bunni. Ksatria sihir tingkat 3 dan pengawal khusus ratu Mila, " jawab wanita berkostum kelinci.

" Aku Gyas D'yuko. Panggil saja aku Yuko. Ksatria pedang tingkat 4 dan ketua pengawal khusus ratu Mila dengan kata lain aku adalah kapten 2 pasangan itu walaupun aku masih muda, " jawab wanita berzirah putih merah.

" Tak perlu memperkenalkan diri sedetail itu kan juga bisa kapten Yuko, " ujar Ryuro.

" Kak Bunni, kakak kuizinkan memukul Ryuro 10 kali, " jawab Yuko dan langsung di kerjakan oleh Bunni.

Rei dan yang lain tersenyum melihat tingkah konyol suami istri itu.

" Rei ada berapa orang yang selamat dari rombongan yang kau ikuti? " tanya ratu Mila pada Rei.

" Hanya 3 orang yang gugur yang mulia, " Rei menundukan kepalanya.

" Baiklah, Ryuro kuburkan 3 orang itu di pinggir jalan ini. Dan yang lain akan kami kawal menuju ke ibukota jadi tak perlu takut lagi karena aku sudah berada bersama kalian! " ujar ratu Mila.

" Hhhh kenapa selalu aku yang bagian seperti ini, " keluh Ryuro sambil mulai mengerjakan tugasnya.

Rei begitu bahagia karena nyawanya tertolong dan yang lebih membahagiakan yang menolongnya adalah ratu Uxolo. Rei yang sejak dulu hanya berfikir bahwa para raja Uxolo adalah orang yang sibuk dan sinis serta tak bisa tertawa, pada akhirnya pikiran itu terpecah setelah melihat saat ratu Mila menggendong bayi milik penumpang yang tadinya satu kereta dengan Rei.

Selain itu, Rei juga kagum melihat ratu Mila yang ikut naik kereta kuda penumpang bersama para penumpang lainya.

Rei, ratu Mila dan 2 pengawalnya bersama para rombongan pun melanjutkan perjalanan menuju kota yang jaraknya sudah tak jauh lagi. Sedangkan Junko, badanya diikat erat dan ditaruh diatas atap kereta kuda.

To be Continue...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!