NovelToon NovelToon

Dear D

Episode 01

"Kak" teriak Nana atau Delina narselia kepada kakak lelaki nya yakni Rendi.

"Hey jangan kebiasaan berteriak seperti itu" teriak balik Rendi kepada adik nya yang sudah tumbuh dewasa tapi bagi nya adik nya itu tetaplah adik bayinya.

"Ayo berangkat" teriak Nana lagi dari luar.

"Sebentar" teriak Rendi lagi kepada Nana adik nya yang sudah berada di depan.

"Aku berangkat sendiri saja, See you kak" teriak Nana dan langsung berlalu dari sana berjalan menuju ke sekolah nya yang tidak jauh dari sana, Wanita yang berumur 17 tahun dan sekarang duduk di bangku SMK kelas dua, Dia juga mengambil jurusan teknik padahal yang mengambil jurusan itu kebanyakan lelaki dan hanya dia dan dua teman nya lah yang perempuan masuk ke dalam jurusan itu.

"Nana" teriak Rendi yang baru saja keluar dan sudah siap ingin berangkat tapi dia sudah tidak mendengar suara adik nya.

"Anak itu" ucap Rendi yang yakin jika adik nya itu sudah berangkat. Rendi dan Nana hanya tinggal berdua, Rendi sangat menyayangi adik nya itu sedangkan ayah mereka sudah meninggal karna penyakit jantung dan ibu mereka entah kemana sejak kelahiran Nana. Nama Nana di ambil dari Delina narselia, Nana sambungan kedua nama anak itu dan seperti nya nama Delina tidak cocok untuk nya makanya Rendi lebih memilih untuk memanggil adik nya itu Nana begitupun dengan almarhum ayah mereka.

"Ryhan" sapa Rendi kepada Ryhan. Ryhan menghentikan sepeda yang di kayuhnya. Ryhan alexanders tetangga Rendi dan Nana sejak kecil karna nenek Ryhan tetangga dengan mereka tapi nenek nya itu sudah meninggal dan dia masih tetap ingin tinggal di rumah itu dan tidak mau pindah dari sana, Rumah nenek nya itu memang terbilang besar dan sangat mewah sedangkan rumah Rendi dan Nana sangat terbilang sederhana.

"Ada apa kak?" tanya Ryhan dengan wajah datar nya kepada Rendi.

"Ah tidak, Hanya menyapa" jawab Rendi akan pertanyaan Ryhan. Ryhan tidak menjawab nya dan kembali melajukan sepeda nya menuju ke tempat tujuan nya yakni sekolah nya. Ryhan memang terkenal introvert dan sangat tertutup dan pendiam dan juga sangat datar kepada siapapun termasuk kedua orang tua nya.

"Pagi" sapa Nana dengan suara tinggi kepada banyak nya orang yang ada di kelas.

"Wanita cantik ini sudah sampai" ucap Qori saat melihat Nana dan menghampiri Nana.

"Mau apa kau?" bentak Nana dengan melototkan matanya kepada Qori.

"Kau ini galak sekali sayang" ucap Qori kepada Nana.

"Enak sekali kau bilang sayang sayang, Kau pikir aku ini kekasihmu?" ketus Nana lagi dengan kembali melototkan matanya kepada Qori.

"Astaga kau ini memang sangat galak" ucap Qori lagi dan berlalu dari sana karna memang wanita itu terkenal galak dan sangat ceria, Dia juga terkenal berani melawan siapapun tapi sayang nya Wanita itu phobia akan ketinggian dan takut akan kegelapan. Dalam urusan makan wanita itu nomor satu dia bisa menghabiskan banyak makanan tapi untung nya tubuh nya tidak besar besar biarpun dia banyak makan.

"Eh, Eh, Kau tau tidak kelas kita memiliki anak baru" ucap Yura kepada Nana dan dia baru saja masuk ke dalam kelas itu bersama dengan Weny.

"Tidak penting" jawab Nana dan mendudukkan tubuh nya di atas meja nya yang memang hanya di isi oleh dirinya sendiri.

"Kau yakin tidak penting? aku dengar dari wanita kelas sebelah lelaki itu sangat tampan" ucap Weny kepada Nana.

"Tidak tertarik" jawab Nana karna dia sama sekali tidak tertarik akan lelaki untuk saat ini dan hanya memikirkan hidup nya dan belum memikirkan tentang pasangan hidup.

Ckleek

Pintu kelas itu terbuka dan masuklah guru wali kelas ke dalam kelas Xl teknologi. Semua orang kembali ke meja masing masing begitupun dengan Weny dan juga Yura yang kembali ke tempat nya yang ada di hadapan Nana. Seperti biasa, Nana langsung mengenakan hendsfree milik nya dan memutarkan lagu kesukaan nya apa lagi jika bukan lagu k-pop. Nana memang sangat pemalas dalam belajar dan itu membuat nya menjadi bodoh dan tidak pernah memiliki nilai tinggi.

"Wah tampan sekali" puji Yura saat melihat anak baru yang masuk ke dalam kelas mereka.

"Wah benar, Dia memang sangat tampan" jawab Weny lagi akan ucapan Yura.

"Na, Lihat lelaki itu sangat tampan" ucap Weny dan memukul tangan Nana supaya Nana melihat nya.

"Na lihatlah, Tampan sekali dia" ucap Yura pula karna Nana belum merespon.

"Ayss kalian ini" ketus Nana dan menoleh ke depan dan melihat siapa lelaki tampan yang di katakan oleh kedua teman nya itu.

"Hah?" ucap Nana saat melihat lelaki yang tengah berdiri di depan dan lelaki itu adalah Ryhan alexander teman tetangga nya yang selalu membuatnya tidur malam.

"Lelaki itu kenapa di sini?" guman Nana saat melihat Ryhan. Nana tidak boleh tidur oleh kakak nya dan di suruh belajar sampai lampu yang ada di dalam kamar Ryhan mati dan kamar Ryhan bisa di lihat dari kamar Nana dan Rendi selalu memperhatikan itu.

"Anak anak perkenalkan ini teman baru kalian, Silahkan perkenalkan nama kamu nak" ucap pak wali kelas kepada Ryhan. Ryhan mengangguk mengiyakan nya dan memasang wajah datar nya.

"Perkenalkan nama saya Ryhan alexander, Saya murid baru di sini dan mohon kerja sama nya sebagai teman sekelas terima kasih" ucap Ryhan memperkenalkan diri nya.

"Baiklah kau bisa pilih tempat duduk di manapun tapi cari yang kosong" ucap pak wali kelas kepada Ryhan. Ryhan hanya mengangguk mengiyakan nya dan langsung menuju ke belakang dimana hanya di belakang bangku tersisa. Ryhan menghentikan langkah kaki nya tepat di dekat bangku Nana, Nana langsung mengalihkan pandang nya dan langsung meletakkan tas milik nya ke atas kursi yang ada di samping nya.

Ryhan hanya menatap datar dan langsung mendudukkan tubuh nya di atas kursi dan meja kosong yang ada di samping meja Nana dan menatap lekat Nana. "Apa kau melihatku?" ketus Nana kepada Ryhan yang menatap nya itu. Ryhan tidak menjawab nya dan mengalihkan pandang nya dan meletakkan tas nya di dalam laci meja itu.

"Hey kenapa kau membentak nya?" tanya Weny kepada Nana dengan menatap lekat wajah Nana.

"Diam" bentak Nana lagi yang mood nya tiba tiba turun saat melihat Ryhan.

"Ada apa Nana?" tanya pak wali kelas kepada Nana.

"Tidak apa apa"ucap Nana datar dan menatap kesal ke arah Ryhan. Pak Asmawi kembali melanjutkan menulisnya di hadapan, Nana kembali menoleh ke arah Ryhan dan menatap kesal ke arah Ryhan.

"Astaga kenapa dia bisa sekolah di sini? bukannya dia sekolah di sekolah terkenal itu?" guman Nana dengan menatap lekat Ryhan. Ryhan menoleh ke arah Nana dan Nana pun langsung mengalihkan pandangan nya dari Ryhan.

"Aku harus berbuat baik kepada nya" guman Nana dengan senyum yang mengembang menatap Ryhan yang menatap nya. Dahi Ryhan mengerut saat melihat senyuman Nana dan hanya menatap datar ke arah Nana.

"Kau nampaknya sudah kenal kepada nya ya?" tanya Weny kepada Nana.

"Aku belum mengenali nya, Tapi aku akan berkenalan dengan nya" jawab Nana berbohong padahal dia sudah sangat mengenal Ryhan dan itu sudah sejak kecil.

"Oh baiklah" jawab Weny dan kembali pokus ke pelajaran nya. Pak Asmawi mulai menjelaskan pelajaran di depan sedangkan Nana tidak memperdulikan nya dan masih mendengarkan musik menggunakan hendsfree milik nya.

"Ah aku mengantuk sekali" guman Nana dan langsung meletakkan kepala nya di atas meja dan langsung tertidur dengan wajah yang di tutupi oleh buku. Ryhan menoleh ke arah Nana dan melihat wanita itu menunduk dengan salah satu tangan di selunjurkan dan satu nya lagi di letaknya di atas buku yang ada di wajah nya itu. Tidur di kelas merupakan hal biasa bagi Nana karna dia selalu tertidur larut malam akibat menunggu lampu kamar Ryhan dan bayangan Ryhan hilang dari jendela kamar Ryhan yang nampak di matanya dan juga kakak nya.

Ryhan kembali melanjutkan belajarnya dan tidak memperdulikan Nana yang tertidur itu. Weny menoleh ke arah Nana dan terlihat wanita itu sedang tertidur. "Hey bangun lah, Nanti kau di marahi pak Asmawi" ucap Weny kepada Nana dan menggoyangkan tangan Nana.

"Em" suara yang terdengar oleh Nana dan tangan nya menepis tangan Weny, Weny tidak lagi menjawab nya dan kembali pokus ke pelajaran karna wanita itu memang tekun akan belajar. Qori menoleh ke belakang dan melihat Nana sedang tertidur seperti biasa di meja tempat duduk nya. Qori baru saja berdiri dan berniat ingin menuju ke belakang ke tempat Nana tapi suara pak Asmawi menghentikan nya.

"Mau kemana kamu Qori?" tanya pak Asmawi kepada Qori. Qori kembali ke tempat nya semula dan duduk seperti semula.

"Ah tidak pak, Hanya menyegarkan otot tubuh" jawab Qori akan pertanyaan yang di lontarkan oleh pak Asmawi. pak Asmawi tidak bertanya lagi dan kembali menoleh ke buku nya dan mencari soal apa yang bagus untuk ia berikan kepada murid murid nya itu. Setelah menemukan nya pak Asmawi langsung menulis soal itu di papan tulis dan semua murid pun ikut menulis dan langsung mengisinya tapi tidak dengan Nana yang masih nyaman akan tidurnya dan tidak memperdulikan apapun.

Beberapa menit mereka mengisi jawaban itu bel istirahat pun berbunyi dan itu langsung membuat Nana yang sedang tertidur langsung terbangun. "Siapa yang sudah selesai silahkan kumpulkan di depan dan boleh keluar untuk istirahat" ucap pak Asmawi kepada seluruh murid yang ada di dalam itu. Nana tidak memperdulikan nya dan ingin berlalu bersama banyak nya kerumunan lelaki yang ingin mengumpulkan tugas ke depan.

"Mau kemana kamu Nana?" tanya pak Asmawi kepada Nana.

"Keluar pak, Inikan sudah jam istirahat" jawab Nana akan pertanyaan pak Asmawi.

"Mana jawaban kamu?" tanya pak Asmawi kepada Nana.

"Jawaban apa pak?" tanya Nana kepada pak Asmawi.

"Jawaban soal yang bapak berikan" jawab pak Asmawi dan membuat semua orang menoleh ke arah Nana.

"Belum selesai pak" jawab Nana akan pertanyaan itu.

"Selesaikan segera" ucap pak Asmawi.

"Tapi ini sudah waktu nya istirahat pak" jawab Nana akan ucapan itu dan membuat Ryhan menoleh ke arah Nana dan kembali mendudukkan tubuh nya di atas meja nya.

"Bapak sudah bilang jika belum selesai mengerjakan tugas tidak boleh istirahat" ucap pak Asmawi.

"Ayss" ucap Nana dan kembali ke tempat duduk nya dan mendudukkan tubuh nya di atas meja nya. Ryhan menoleh ke arah Nana sedangkan yang lainnya sudah keluar tapi tidak dengan Qori, Weny dan juga Yura yang masih melihat Nana di dalam.

"Apa kau melihatku?" ketus Nana saat melihat Ryhan memperhatikan nya. Ryhan tidak menjawab nya dan kembali menundukkan kepala seperti mengerjakan tugas padahal dia sudah selesai dan sudah lama selesai nya.

"Ini terlalu susah" teriak Nana yang kesusahan mengerjakan tugas yang di berikan oleh pak Asmawi.

"Kumpulkan di ruangan bapak jika kau sudah selesai, Ryhan kamu juga" ucap pak Asmawi dan langsung berlalu dari sana. Nana tidak menjawab nya dan hanya menatap kesal ke arah pak Asmawi.

"Nanti saja Na mengerjakan nya, Kita ke kantin dulu saja ayo" ajak Yura kepada Nana Sedangkan Qori sudah berlalu.

"Siapa yang menyuruhnya istirahat?" suara pak Asmawi mengehntikan niat Yura dan Weny untuk mengajak Nana keluar.

"Kita duluan" ucap Yura dan juga Weny secara bersamaan. Nana yang tidak mengeluarkan suara sedari tadi pun kembali menuju ke tempat nya dan mulai memahami soal tapi dia sama sekali tidak paham akan itu. Nana menoleh ke arah Ryhan yang nampak tekun mengerjakan tugas, Dia langsung beranjak berdiri dan mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan.

"Hey" sapa Nana dengan tersenyum menatap Ryhan, Ryhan menoleh sekilas ke arah Nana dan setelah itu kembali menoleh ke arah buku nya.

"Tumben sekali kau belum selesai" ucap Nana yang tau jika Ryhan itu sangat mudah dalam memahami pelajaran dan memang termasuk orang yang memiliki iq tinggi dan tidak pernah terlambat mengumpulkan tugas tapi hari ini dan di sekolah ini Ryhan pertama kali bagi Nana dia terlambat mengumpulkan tugas.

"Kau ini dingin sekali, Aku seperti berbicara dengan patung saja kau tau tidak?" tanya Nana yang kesal karna sedari tadi Ryhan hanya diam dan tidak menjawab ucapan nya atau membalas sapaan nya. Ryhan menoleh ke arah Nana dengan tatapan datar dan tajam nya menatap Nana.

"Ah tidak, Aku hanya bergurau tadi, Kau ini tampan dan cool, Tolong berikan aku melihat jawaban mu teman" ucap Nana dengan memegang bahu Ryhan dan seperti sedang menggoda Ryhan. Ryhan belum mengeluarkan suara dan menoleh ke arah tangan Nana yang ada di bahu nya itu dengan tatapan masih datar.

Episode 02

"Kau ini dingin sekali, Aku seperti berbicara dengan patung saja kau tau tidak?" tanya Nana yang kesal karna sedari tadi Ryhan hanya diam dan tidak menjawab ucapan nya atau membalas sapaan nya. Ryhan menoleh ke arah Nana dengan tatapan datar dan tajam nya menatap Nana.

"Ah tidak, Aku hanya bergurau tadi, Kau ini tampan dan cool, Tolong berikan aku melihat jawaban mu teman" ucap Nana dengan memegang bahu Ryhan dan seperti sedang menggoda Ryhan. Ryhan belum mengeluarkan suara dan menoleh ke arah tangan Nana yang ada di bahu nya itu dengan tatapan masih datar.

Nana menurunkan tangan nya dari bahu Ryhan dan Ryhan kembali menatap datar ke arah Nana, "Em, Berikan aku melihat jawaban mu" ucap Nana dan tersenyum melebar menatap Ryhan berharap Ryhan mau memberikan nya melihat jawaban. Ryhan masih menatap wanita itu dengan tatapan datar nya tanpa mengeluarkan suara ataupun memberi respon.

"Kau ini pelit sekali" ketus Nana dan langsung berlalu dari sana dan kembali ke tempat duduk nya, Nana menatap kesal ke arah Ryhan sedangkan senyum nya tadi sudah hilang dan tidak lagi nampak, Nana mengambil ponsel nya yang ada di dalam tas nya.

"Belikan makanan untukku" isi pesan yang di kirimkan oleh Nana ke dalam grup nya dan juga kedua sahabat nya itu. Setelah selesai mengirimkan pesan Nana tidak ingin lagi mengerjakan soal dan kembali mengenakan handsfree milik nya dan kembali melanjutkan tidur nya yang terganggu tadi. Ryhan menatap wanita itu sedangkan Nana tidak melihat nya sama sekali, Ryhan berjalan mendekat ke arah Nana dan mendudukkan tubuh nya tepat di samping Nana, Nana yang merasa ada yang duduk di samping nya pun langsung mengangkat kepala nya dan melihat Ryhan duduk di samping nya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Nana datar kepada Ryhan.

"Kerjakan soal itu, Aku akan membantumu" ucap Ryhan dengan wajah datar nya dan membuka buku milik nya.

Nana tidak menjawab nya dan kembali menyenderkan kepala nya di meja belajar itu. "Malas" jawab Nana tanpa menatap Ryhan yang ada di samping nya. Ryhan menoleh ke arah wanita itu dan melihat wanita itu tengah kembali menundukkan kepala.

"Kau mau nilaimu jelek?" tanya Ryhan dengan menatap lekat Nana yang sama sekali tidak menatap nya itu.

"Terserah mau jelek atau tidak bukan urusan mu" jawab Nana datar dan membalikkan wajah nya ke kanan. Ryhan tidak menjawab nya dan langsung berlalu dari sana dan keluar dari kelas itu sedangkan Nana tidak memperdulikan nya dan jug tidak bergerak sama sekali dari posisi nya itu.

"Na" panggil Weny dan Yura secara bersamaan dan mereka baru saja sampai dan membawa bungkus yang berisi siomay yang mereka beli di kantin untuk Nana. Nana mengangkat kepala nya dan melihat kedua sahabat nya yang ada di hadapan nya.

"Ini" ucap Yura sambil menyodorkan siomay tadi.

Nana menerima nya. "Terima kasih" ucap Nana dan mulai melahap makanan itu, Saat makanan belum habis dan masih ada setengah bel masuk berbunyi. Ryhan nampak masuk ke dalam kelas itu tanpa menatap Nana dan kedua sahabat nya dengan membawa air.

"Dia tampan sekali" ucap Weny yang sudah merasa jatuh hati akan Ryhan akibat ketampanan nya, Nana menoleh ke arah Weny dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Hah, Kenapa ini pedas?" teriak Nana yang kepedasan saat siomay tadi hampir habis. Yura dan Weny yang awal nya memperhatikan Ryhan pun menoleh ke arah Nana begitupun dengan Ryhan yang bisa mendengar Nana mengeluh, Wajah wanita itu nampak memerah akibat kepedasan.

"Air" ucap Nana dengan mengipas mulut nya menggunakan tangan nya.

"Tidak ada" jawab Yura akan ucapan Nana, Nana mencari cari air di sekitarnya dan terlihat jika ada air di atas meja Ryhan, Nana berjalan ke arah Ryhan dan mendudukkan tubuh nya di samping Ryhan di atas kursi yang ada di samping Ryhan. Nana langsung meminum air yang ada di atas meja Ryhan itu dan itu membuat Ryhan menatap lekat ke arah nya.

"Ah" ucap Nana saat sudah selesai minum dan air minum milik Ryhan tinggal setengah akibat di minum Nana.

"Kenapa makanan itu pedas sekali hah?" ketus Nana kepada kedua sahabat nya itu dan itu membuat semua orang yang baru saja masuk ke dalam kelas itu menoleh ke arah nya.

"Kau tidak mengaduknya pantas saja terasa sangat pedas" jawab Weny yang bisa melihat banyak cabai di bagian bawah.

"Shht" umpat Nana yang kesal dan meletakkan botol Ryhan kembali ke atas meja Ryhan.

"Air siapa ini?" guman Nana yang baru sadar akan dia yang memegang botol, Nana menoleh ke belakang dan melihat Ryhan menatap nya dengan tatapan datar nya.

"Eh Ryhan" ucap Nana dengan tersenyum lebar menatap Ryhan sedangkan Ryhan sama sekali tidak tersenyum dan hanya memasang wajah datar nya.

"Dia mengetahui nama lelaki itu?" tanya Yura dengan berbisik kepada Weny.

"Entahlah, Tapi tadi dia bilang dia tidak kenal dengan lelaki tampan itu" jawab Weny yang juga berbisik kepada Yuna.

"Terima kasih minuman nya teman" ucap Nana dengan senyum yang melebar dan setelah itu langsung berlalu dari sana dan kembali ke tempat nya. Ryhan tidak mengeluarkan suara apapun dan langsung membuang bekas minum Nana tadi ke dalam tong sampah yang ada di belakang nya.

"Shht lelaki itu" guman Nana yang kesal saat melihat Ryhan yang membuang botol minum bekas nya minum.

"Hey, Kau kenal dengan lelaki itu?" tanya Weny kepada Nana.

Nana menoleh ke arah kedua sahabat nya itu. "Ah, Itu tadi aku berkenalan dengn nya" jawab Nana berbohong.

"Oh" jawab Yura mengangguk mengerti karna dia juga melihat tadi Nana dan Ryhan yang tinggal berdua di kelas. Guru masuk ke dalam kelas itu dan mulai mengajar hingga jam pulang sekolah.

Nana langsung beranjak keluar dari kelas pertama kali karna buku dan alat alat tulisnya tidak dia keluarkan dari tas dan itu memang kebiasaan nya yang tidak pernah belajar dan menulis pun di rumah dengan meminjam buku teman nya.

Nana berjalan untuk kembali ke rumah nya begitupun dengan Ryhan yang juga berjalan dengan mendorong sepeda milik nya. Sedangkan teman teman Nana pulang menggunakan mobil karna teman teman nya kaya sedangkan dia tidak, Yura dan Weny selalu menawari tumpangan untuk Nana tapi Nana selalu menolak karna arah rumah mereka berlawanan dan Nana juga tidak ingin merepotkan kedua sahabat nya itu karna kedua sahabat nya itu terlalu baik dan sayang dengan nya begitupun dengan dirinya yang juga sangat menyayangi kedua sahabat nya itu.

"Hem, Hem, Hem" Nana berjalan sambil bernada sepanjang jalan dengan telinga yang masih melekat hendsfree itu.

"Kau anak tak tau untung" bentak salah satu orang saat Nana lewat di depan salah satu rumah orang. Nana yang mendengar itupun langsung melepaskan hendsfree milik nya dan mengintip ke rumah orang itu yang di lindungi pagar.

"Maaf pah, Aku tidak sengaja tadi menyakiti nya, Dia yang memulai terlebih dahulu" jawab anak wanita itu, Anak wanita itu tidak sengaja mendorong adik Lelaki nya hingga terjatuh dan sakit bagian belakang makanya orang tua nya semarah itu karna anak lelaki itu adalah anak kesayangan mereka.

"Itu bukan nya Nana?" guman Rendi saat melihat adik nya di depan rumah seperti sedang melihat sesuatu.

"Itu Ryhan?" guman nya lagi saat melihat lelaki yang berada tidak jauh dari Nana dengan memegang sepeda. Rendi tidak melanjutkan guman nya dan langsung menghampiri adik adik nya itu, Rendi juga menyayangi Ryhan sama seperti adik nya sendiri karna dulu dia selalu menitipkan Nana di rumah nenek Ryhan makanya dia juga menganggap Ryhan adik nya.

"Hey sedang apa?" tanya Rendi, Ryhan tidak kaget karna dia tidak mudah kaget dia menoleh ke arah Rendi dengan tatapan datar nya.

"Itu" ucap Ryhan dan memajukan bibirnya supaya melihat Nana. Rendi menoleh ke arah adik nya itu dan berjalan mendekat ke arah adik nya itu.

"Hey sedang apa kau?" tanya Rendi dengan memegang bahu Nana dan itu sangat membuat Nana terkejut dan menoleh ke belakang.

"Ah kakak ini suka sekali mengejutkan ku" ketus Nana akan dirinya yang terkejut.

"Maaf, Kau sih yang terlalu pokus hingga tidak sadar akan kakak mu ini" jawab Rendi.

"Siapa itu?" teriak bapak bapak tadi. Nana langsung menarik tangan kakak nya itu dan langsung berlari dari sana sedangkan Ryhan kembali melanjutkan langkah kaki nya santai.

"Hey berhenti" ucap Rendi kepada Nana, Nana tidak menjawab nya dan menghentikan langkah kaki nya dan Nana pun menoleh ke belakang dan tidak melihat bapak bapak tadi mengejar tapi dia melihat Ryhan.

"Kau mengikuti ku?" ketus Nana kepada Ryhan. Ryhan menghentikan langkah kaki nya dan menoleh ke arah Nana dengan tatapan datar dan tidak menjawab ucapan Nana. Ryhan kembali melanjutkan langkah kaki nya dengan mendorong sepeda nya tanpa menjawab ucapan Nana tadi.

"Lelaki ini, Berani sekali kau mengacuhkan ku" teriak Nana yang tidak terima di acuhkan oleh Ryhan. Ryhan sama sekali tidak menanggapi nya ataupun menoleh ke belakang.

"Hey sudahlah, Dia tidak mengikuti mu, Bukannya rumah nya searah dengan kita, Ayo pulang" ucap Rendi yang mencoba menenangkan adik nya yang selalu ngegas jika melihat Ryhan. Nana tidak menjawab nya dan mengikuti kakak kesayangan nya itu.

"Mana sepeda mu kak?" tanya Nana kepada Rendi karna tidak melihat sepeda Rendi.

"Di rumah" jawab Rendi karna memang dia jarang menaiki sepeda kecuali untuk mengantar adik nya ke sekolah. Nana tidak menjawab nya dan masuk ke dalam pekarangan rumah nya karna dia dan juga kakak nya sudah sampai di rumah. Rendi juga mengikuti adik nya itu dan ikut masuk ke dalam rumah nya.

"Istirahatlah, Nanti jika aku memanggil keluarlah" ucap Rendi dengan mengusap lembut kepala adik nya itu.

"Hem" jawab Nana dengan mengangguk mengiyakan nya. Nana langsung berlalu dari dekat kakak nya itu dan masuk ke dalam kamar nya begitupun dengan Rendi yang juga masuk ke dalam kamar nya.

"Ah lelah sekali" ucap Nana dan mendudukkan tubuh nya di atas ranjang dengan kaki yang melepaskan sepatu nya. Nana menoleh ke kamar Ryhan dan terlihat Ryhan sedang belajar dan duduk manis di atas kursi yang ada di dalam kamar nya dengan jendela yang terbuka.

"Belajar terus, Mati karna belajar nanti baru tau rasa" ucap Nana dengan menatap aneh ke arah Ryhan yang selalu saja belajar. Nana langsung berdiri dan melepaskan almamater dan seragam sekolah nya di dalam kamar itu dan tidak terlihat oleh Ryhan.

"Na, Ayo makan" teriak Rendi dari luar.

"Iya" jawab Nana dan langsung mengikat rambut nya bundar dengan membelakang jendela kamar nya itu. Ryhan yang sedari tadi memperhatikan wanita itu bisa melihat jelas leher putih Nana itu. Setelah selesai mengikat rambut nya Nana langsung beranjak keluar dari kamar nya dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi meja makan. Nana dan Rendi menikmati makan siang bersama dan Nana nampak lahap memakan makanan itu begitupun dengan Rendi.

"Kau seperti nya lapar sekali" ucap Rendi saat melihat adik nya yang makan dengan sangat lahap.

"Hem, Sangat lapar, Aku tadi di sekolah hanya memakan siomay" jawab Nana dengan mulut penuh nya kepada Rendi.

"Kenapa tidak makan nasi atau makan makanan lain?" tanya Rendi kepada adik nya itu.

"Tidak apa" jawab Nana yang tidak mau mengatakan jika dia tidak di izinkan istirahat karna tidak mengerjakan tugas. Beberapa menit mereka makan akhrinya mereka selesai, Nana langsung beranjak menuju ke ruang tengah dan mendudukkan tubuh nya di atas kursi sofa dan langsung menyalakan televisi sedangkan Rendi mencuci bekas makan mereka. Rendi sangat menyayangi adik nya itu dan tidak akan membiarkan adik nya itu kesusahan meskipun dia sendiri yang kesusahan, Dia juga tidak pernah menyuruh Nana untuk melakukan ini itu karna memang sejak kecil Nana sangatlah manja hingga saat ini tapi Rendi tidak akan membiarkan manja adik nya itu hilang dan dia juga menyukai Nana yang manja itu. Setelah selesai membereskan bekas makan dan mencuci piring Rendi langsung menuju ke dekat adik nya yang sedang menonton televisi dengan mengunyah snak.

"Bagaimana sekolah mu hari ini? apa lancar?" tanya Rendi dan mendudukkan tubuh nya di samping Nana dan tangan yang masuk ke dalam bungkus snak Nana untuk melahap bersama, Nana sudah biasa di tanya seperti itu oleh kakak nya saat pulang sekolah dan dia selalu berbohong, Nana juga tidak mengizinkan kakak nya masuk ke dalam kamar nya karna takut memeriksa buku nya yang masih bersih semua itu tapi Rendi selalu mengecek nya makanya buku nya itu setidaknya sedikit isi di dalam nya karna di suruh Rendi.

Episode 03

"Bagaimana sekolah mu hari ini? apa lancar?" tanya Rendi dan mendudukkan tubuh nya di samping Nana dan tangan yang masuk ke dalam bungkus snak Nana untuk melahap bersama, Nana sudah biasa di tanya seperti itu oleh kakak nya saat pulang sekolah dan dia selalu berbohong, Nana juga tidak mengizinkan kakak nya masuk ke dalam kamar nya karna takut memeriksa buku nya yang masih bersih semua itu tapi Rendi selalu mengecek nya makanya buku nya itu setidaknya sedikit isi di dalam nya karna di suruh Rendi.

"Seperti biasa" jawab Nana akan pertanyaan kakak nya itu.

"Bagaimana nilai mu hari ini?" tanya Rendi lagi dengan menatap lekat adik nya itu.

"Tidak ada tugas jadi tidak ada nilai" jawab Nana berbohong.

"Kau tidak berbohong kan kepadaku?" tanya Rendi dengan menatap lekat adik nya itu.

"Tidak aku tidak berbohong, Kakak tau tidak, Ryhan satu sekolah denganku dan satu kelas lagi" ucap Nana yang mencoba mengalihkan pembicaraan dari nilai nya.

"Bagus jika seperti itu supaya kakak bisa lebih memantaumu dan bertanya kepada nya jika kau berbohong dengan kakak" jawab Rendi akan ucapan adik nya itu dan merasa beruntung akan Ryhan yang sekolah di dekat adik nya itu. Nana menoleh ke arah kakak nya itu dan menatap kesal dan menyesal sudah mengatakan masalah Ryhan yang sekolah di tempat nya dan sekelas dengan nya.

"Lebih baik aku tidak mengatakan nya tadi" guman Nana dan langsung beranjak berdiri dari duduk nya dan menuju ke kamar nya.

"Mau kemana kau?" tanya Rendi kepada Nana.

"Bermain bersama Weny dan Yura" jawab Nana dan langsung masuk ke dalam kamar nya, Nana tidak mengganti pakaian nya dan hanya mengenakan baju kaos hitam dan celana berwarna coklat nya itu dan setelah itu dia mengenakan sepatu nya, Setelah siap dia langsung beranjak keluar dari kamar nya.

"Aku pergi" pamit Nana kepada Rendi.

"Hati hati, Pulanglah sebelum jam tujuh nanti" ucap Rendi kepada Nana, Nana hanya mengangguk mengiyakan nya dan setelah itu langsung berlalu keluar dari rumah dan keluar dari pekarangan rumah nya.

"Mau kemana dia?" guman Ryhan saat melihat Nana yang keluar dari pagar rumah, Nana memang selalu saja pergi berkeluyuran kadang bersama Yura dan kadang bersama Weny dan kadang juga mereka bersama bertiga karna memng itulah aktivitas yang selalu ia lakukan dan Rendi juga tidak melarang selagi Nana bisa menjaga diri sendiri.

Ryhan mengambil jaket milik nya dan mengenakan nya, Setelah itu dia langsung turun dari kamar nya dan menuju keluar untuk mengikuti kemana Nana pergi. Nana menghentikan langkah kaki nya di jalanan sepi dan dia berjongkok dan memegang kepala nya. "Aku bosan belajar selalu, Kakak selalu saja menyuruhku belajar saat aku di rumah" ucap Nana yang mengeluh karna jika dia di rumah pasti selalu di suruh belajar makanya dia selalu pergi dari rumah dan menju entah kemana untuk menghindari suruhan belajar. Ryhan bisa mendengar jelas keluhan wanita itu karna Nana memang selalu mengeluh seperti itu saat keluar dari rumah dan dia memang selalu mengikuti kemana Nana pergi.

Ryhan memiliki orang tua yang kaya raya yang tidak di ketahui oleh siapapun termasuk Nana, Ryhan tidak ingin ikut bersama orang tua nya yang selalu sibuk dengan bekerja dan memilih tinggal bersama nenek nya dulu dan hingga sekarang saat nenek nya sudah tidak ada, Meskipun nenek nya sudah tidak ada tapi masih ada orang yang memberi nya perhatian dan kasih sayang seperti Rendi dan Nana yang selalu ingin bermain dan menyapa nya dahulu dan sangat berbanding terbalik dengan sekarang, Nana yang sudah jarang bermain dengan nya dan selalu bertengkar jika bertemu dengan nya.

"Kemana ya?" ucap Nana yang tidak mengetahui tujuan nya ke mana.

"Berjalan keliling saja" ucap Nana kembali dan langsung berdiri dan melanjutkan langkah kaki nya, Nana memang selalu berkeliling daerah sana untuk menghindari belajar karna Ryhan selalu nampak di jendela saat dirinya ada di rumah.

Beberapa menit dia berjalan hingga akhirnya dia kelelahan, Nana menghentikan langkah kaki nya tepat di depan kursi yang memang selalu ia duduki, Nana mendudukkan tubuh nya di atas kursi itu dan menikmati banyak nya pepohonan di sana. Nana menghirup udara di sana dengan mata yang terpejam. "Segar sekali" ucap Nana dan menyenderkan tubuh nya di sandaran kursi itu.

"Berbeda sekali jika di rumah yang hanya mencium bau buku dan melihat wajah Ryhan dan tirai jendela nya" ucap Nana dengan wajah kesal nya mengingat ingat apa saja yang ia lakukan jika di rumah. Ryhan bisa mendengar jelas suara wanita itu karna dia duduk tepat di samping wanita itu tapi dia duduk di bawah. Nana mengeluarkan makanan yang memang selalu ada di dekat nya tapi saat dia makan dia melihat lelaki duduk di bawah di samping nya.

"Lelaki ini seperti tidak asing" guman Nana yang mencoba melihat waja siapa lelaki yang ada di samping nya. Ryhan langsung menundukkan kepala nya dan menengadahkan tangan nya seperti orang mengemis.

Nana berjalan dan berdiri di hadapan lelaki tadi. "Anda lapar tuan?" tanya Nana dengan menjongkokkan tubuh nya menatap lelaki itu tapi tetap saja dia tidak bisa melihat nya.

"Iya, Saya belum makan dari kemarin" jawab Ryhan, Ryhan lah lelaki itu dan suara nya di ubah sebisa nya.

Nana tersenyum dan memberikan makanan milik nya tadi kepada lelaki yang belum ia ketahui siapa. "Ini untukmu" ucap Nana dengan senyum yang melebar menatap lelaki yang sama sekali tidak ia nampak wajah nya itu. Ryhan menerima makanan itu dan itu membuat Nana senang akan itu. Nana memang suka berbagi karna sudah di ajarkan dari kecil oleh ayah dan kakak nya meskipun sikap nya seperti itu dan cara bicara nya seperti itu tapi hati nya sungguh baik.

"Terima kasih nona" ucap lelaki itu kepada Nana.

"Em" jawab Nana dan mendudukkan tubuh nya di samping lelaki itu. Ryhan menoleh ke sebelah dan melihat Nana duduk di samping nya.

"Makan lah" ucap Nana dengan menatap lelaki itu dan itu membuat Ryhan langsung mengalihkan pandang nya. Ryhan menganggukkan kepala nya dan langsung membuka makanan itu. Nana tersenyum melihat lelaki itu makan dan setelah itu kembali menatap ke depan.

"Anda kenapa bisa ada di sini nona?" tanya Ryhan dengan suara yang masih tidak di ketahui oleh Nana.

"Pergi dari rumah untuk menghilangkan beban study" jawab Nana akan pertanyaan lelaki itu dan menatap lelaki itu.

"Memang nya nona memiliki beban dalam belajar?" tanya Ryhan lagi kepada Nana.

"Sebenarnya tidak tapi aku lelah belajar selalu, Kakak selalu menyuruhku belajar mau siang ataupun malam jika aku ada di rumah makanya aku pergi" jelas Nana tanpa menatap Wajah lelaki yang ada di samping nya itu.

"Tapi itukan untuk kebaikan anda juga nona" jawab Ryhan.

"Iya aku tau, Tapi aku tidak kuat jika harus belajar 24 jam" jawab Nana akan jawaban lelaki yang ada di samping nya.

"Pasti dia tertekan sekali belajar selalu, Sedangkan aku?" guman Ryhan dan menyesali perbuatan nya yang menurutnya sangatlah egois. Mereka berdua mengobrol hingga jam hampir menunjuk pukul tujuh malam.

"Ah tuan, Aku harus pergi, Aku harus kembali ke rumah ku, Aku tinggal ya" ucap Nana yang sedari tadi menatap lelaki yang ada di samping nya itu tapi tidak bisa.

"Iya, Terima kasih atas rotinya tadi nona" jawab Ryhan. Nana mengangguk mengiyakan nya dan beranjak berdiri dari duduk nya dan kembali melanjutkan langkah kaki nya dan kembali ke rumah. Ryhan langsung mengangkat kepala nya dan menatap kepergian wanita itu.

"Sudah lama sekali aku tidak berbicara dengan nya seperti tadi" guman Ryhan dengan senyum mengembang melihat kepergian Nana, Ryhan langsung berdiri dari duduk nya dan membuang sampah makanan tadi dan kembali mengikuti Nana untuk kembali ke rumah juga.

"Aku pulang" teriak Nana saat masuk ke dalam rumah.

"Sudah pulang?" tanya Rendi kepada adik nya.

"Em" jawab Nana dengan senyum yang melebar dan masuk ke dalam rumah.

"Mau makan malam?" tanya Rendi kepada adik nya itu.

"Tidak kak, Aku sudah kenyang" jawab Nana dengan tersenyum menatap kakak nya itu.

"Baiklah, Lakukan hal Seperti biasa" ucap Rendi dengan senyum yang melebar menatap adik nya itu dan mengusap lembut kepala adik nya itu.

"Em" jawab Nana datar dan setelah itu langsung masuk ke dalam kamar nya. Nana langsung merebahkan tubuh nya ke atas ranjang kasur nya dan setelah itu menoleh ke arah jendela tapi dia belum melihat lampu kamar Ryhan menyala.

"Kemana lelaki itu? apa dia libur belajar hari ini?" ucap Nana yang tidak melihat cahaya lampu ataupun bayangan di jendela kamar Ryhan.

"Nanti pasti menyala" ucap Nana lagi dan langsung beranjak berdiri dan mengganti pakaian nya.Setelah selesai dia mengganti pakaian nya dia kembali menuju ke dekat jendela dan melihat kamar Ryhan tidak mengeluarkan cahaya.

"ini sih fix dia libur belajar" ucap Nana yang senang saat melihat lampu kamar Ryhan tidak menyala.

"Aku hitung hingga tiga, Jika tidak menyala berarti aku libur belajar" ucap Nana.

"Satu" Nana mulai menghitung.

"Dua"

"Tiga" ucap Nana dengan girang nya karna lampu kamar Ryhan tidak menyala.

"Yes, Libur" teriak Nana dan berjoget tidak jelas di dalam kamar nya itu. Nana langsung menyalakan musik sekencang kencang nya dan berjoget senang. Ryhan tersenyum melihat wanita itu yang nampak sangat senang akan lampu kamr nya yang tidak menyala.

Ckleek

Pintu kamar Nana terbuka dan masuklah Rendi ke dalam kamar itu karna merasa berisik akan musik yang di hidupkan oleh Nana. "Hey kenapa kau malah berjoget seperti ini dan tidak belajar hah?" teriak Rendi karna kencang nya suara musik yang di hidupkan oleh Nana.

Nana tidak menjawab Karna tidak mendengar dan itu menbuat Rendi sedikit kesal dan langsung mematikan musik itu. Nana menghentika joget nya dan langsung menoleh ke tempat musik.

"Kenapa di matikan kak?" tanya Nana dengan menatap lekat kakak nya yang mematikan musik dan mengganggu kesenangan nya yang libur dan bebas dari buku malam ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!