HANA ALLEA HADINATA, gadis umur 22th. mahasiswa jurusan manajemen bisnis di Universitas ternama di kota XX. Dia putri tunggal dari pengusaha YOSI HADINATA dan ANA ABRAHAM, yang bergerak di bidang perhotelan.
Hana terlahir dari orang yang berkecukupan, dan lumayan terpandang. Lantas, tidak membuat Hana sombong kepada teman-teman-nya. Ia pribadi yang ramah, dan juga periang.
Hana tidak bersemangat berangkat ke kampus, wajahnya terlihat lesu. Pasalnya sang idola tiba-tiba saja berhenti dari dunia entertainment.
Lelaki tampan yang sangat di idolakan Hana mulai dari dulu, berhenti dari karir-nya yang sebagai seorang model pria papan atas. Dengan alasan, ingin meneruskan usaha orang tua-nya.
Hana bejalan memasuki kampus dengan langkah yang lunglai. Ia merasa tidak semangat, dan tidak ada tenaga untuk mengikuti kelas hari ini. Kedua sahabatnya yang melihat Hana langsung menghampiri Hana.
"Eh..Lo kenapa Na, pagi-pagi dah lemes aja?" tanya Arshima sahabatnya.
"Iya Na, kayak belum sarapan aja," sambung Fida.
"Iya nih gaes, kekuatan gue hilang sekarang," jawab Hana dengan muka yang sedih. Mereka berjalan beriringan menuju kantin karena matkul belum dimulai.
Mereka berjalan memasuki kantin dan duduk ditempat biasa mereka di kantin itu. Banyak mata yang melirik kearah mereka, karena mereka bertiga dikategorikan cewek-cewek cantik. Apalagi ada Hana, sang idola kampus. Sambil menunggu pesanan yang mereka pesan tadi datang, Arshima tidak sabar untuk bertanya pada Hana.
"Cerita dong Na, kenapa Lo datang dengan muka di tekuk gitu?" tanya Arshima penasaran.
"Awas hilang ntar fans lo karena liat muka lo lecek gitu," sambung Fida.
"Babang tamvan gue berhenti dari dunia model," Jawab Hana dengan kepala disandarkan di atas meja.
"Yaellaahh ni bocah...kan masih banyak noh model yang cakep-cakep," seloroh Arshima sambil mendorong kepala Hana dengan pelan.
"Lo tau sendiri kan, dia idola gue dari jaman SMA. dia tuh ibarat kata, bagaikan chakra gue." Elak Hana sambil tangan-nya menengadah keatas, membayangkan seakan dirinya memegang wajah RAYZELL FERDINAN sang idola.
"Iiihhh nih bocah sableng juga, emang lo kurama apa pake bilang kehilangan chakra-nya," Arshima memukul lengan Hana dengan keras, karena kesal dengan jawaban sahabat sablengnya.
"Auch...sakit tau! pelan dikit napah megang nya!" gerutu Hana seraya mengusap lengan yang dipukul Arshima.
"Gue mukul bukan megang! nih bocah lama-lama bikin gue esmoni aja." kesal Arshima. "Noh! mending lo pindah ke clubnya Fida aja deh," sambungnya sambil melirik kearah Fida.
"Maksud lo?" tanya Hana tak mengerti.
"Iya dia kan ketua fans clubnya mas Ichang...." keduanya melotot kearah Arshima seakan minta penjelasan. "Ji Chang-wook!"Jawab-nya cengengesan.
"Udah-udah buruan nih makan keburu dateng tuh dosen killer." Ucap Fida sambil menyodorkan nasi goreng ke sahabat-sahabatnya yang di pesan tadi.
"Di lanjut ntar ngobrolnya setelah matkul selesai." sambungnya Fida yang kemudian menyuap nasi goreng-nya.
"Siaapp bundaaa...!!" Jawab Hana dan Arshima bersamaan.
Merekapun makan nasi goreng dengan lahap, tidak menghiraukan tatapan para mahasiswa yang menatap kearah mereka. Karena meja mereka yang paling heboh sedari tadi. Setelah makanan mereka habis, mereka membayarnya di kasir dan kemudian berjalan menuju kelas. Tak berselang lama dosen killer pun masuk ke kelas mereka. Pelajaran pun dimulai dengan tenang.
Setelah matkul selesai mereka bertiga menuju ke bioskop yang ada di mall daerah XX. Untuk menghibur Hana yang ditinggal sang idola berhenti dari dunia model, mereka memilih menonton film romantis yang baru tayang. Dan sialnya didalam gedung bioskop banyak pasangan-pasangan yang sedang menikmati kencan-nya dengan menonton film yang bergenre romantis itu.
Mereka bertiga tidak bisa fokus pada film yang ada di layar lebar di depannya, karena mereka melihat ada beberapa pasangan yang beradegan seperti di dalam film romantis itu. ya pasangan-pasangan itu berciuman disaat film memunculkan adegan romantis.
"Iiihhhh gila!! jantung gue mau keluar dari persembunyian-nya," ucap Arshima setelah mereka keluar dari gedung bioskop.
"Lo sih ngajakin kita nonton film romantis...padahal kita-kita belum pernah pacaran." Hana kesel, "mana tadi mata gue yang suci ini ternoda, gegara lihat di samping gue ada yang mempraktikannya." Sambungnya.
"Yaellaaahh, mana gue tau kalo ciumannya se hot itu." Elak Arshima, "ngga papalah sambil nambah wawasan sebelum ngejalaninya." Ucapnya sambil menaikan salah satu alisnya.
Memang, sahabatnya yang satu otaknya paling geser. Namun, ia juga kelewat polos bila mengahadapi suatu masalah.
"Udah ah gue laper nih, yuk cari makan! keburu malem ntar pulangnya kalo kalian berantem mulu." Fida mencoba untuk menengahi mereka.
Setelah berdebat akhirnya mereka berjalan menuju restoran yang ada di gedung mall tersebut. Mereka berjalan beriringan menuju meja yang berada di pojok restoran tersebut. Mereka duduk dan segera memesan makanan kepada pelayan.
lee_yuta ^•^
RAYZELL FERDINAN, seorang model yang sangat tampan dan nyaris sempurna. Dibalik ketampanannya, dia adalah pria yang dingin dan suka main perempuan. Ya dia anak kedua dari pasangan NUGROHO FERDINAN dan AYUMI FRANSISKA, sang pengusaha paling sukses dan kaya di negara ini. Cabang perusahaannya juga tersebar di berbagai negara. Meskipun terlahir dari pengusaha sukses, RAYZELL juga mempunyai usaha sendiri di bidang Entertaiment.
Rayzell yang kesal dengan orang tuanya, dia berjalan keluar rumah untuk menghilangkan rasa kesalnya. Dia menghubungi para sahabatnya untuk ketemuan di restoran yang ada di mall daerah XX. Rayzell melakukan mobilnya dengan kecepatan penuh, hingga tidak butuh berapa lama, ia sudah tiba.
Sesampainya di restoran, Rayzell duduk di meja yang terlihat kosong, ia memainkan ponsel-nya sembari menunggu kedatangan para sahabatnya. Selang beberapa menit, para sahabatnya datang bersamaan.
"Woi bro...dah lama?" sapa Ardhan sambil menepuk pelan bahu Rayzell.
"Lama banget kalian!" jawabnya sedikit kesal.
"Iya, gue tadi nunggu cecunguk ini di parkiran" timpal Arran menunjuk kearah Ardhan dengan dagunya. "Tumben lo ngajak ketemuan? Biasanya kan sibuk dengan mainan-mainan lo?" Arran menarik kursi di sebelah Rayzell dan mendudukinya.
"Gue di suruh berhenti jadi model, dan dipaksa untuk mengurus perusahaan bokap," ucap Raizell, "Gue juga dijodohin sama anak temanya," sambungnya seraya mengaduk-ngaduk minuman yang ada di depannya.
"Dan lo nurutin maunya bokap lo?" tanya Ardhan seketika mendengar jawaban Rayzell.
"Gue di ancam sama bokap," jawabnya singkat dengan muka masam.
"Turutin aja lah bro, kan lo juga dapat bonus! Kagak perlu susah-susah cari istri yang bener-bener baik. Karena pilihan orang tua itu pasti yang terbaik buat lo." ucap Arran yang paling waras di antara mereka.
"Bener tuh kata Arran! Dari pada lo main sama perempuan ngga jelas melulu." ledek Ardhan dengan mengerlingkan mata-nya.
"Emang lo kagak apa..?" Rayzell mendorong kepala Ardhan. Dirinya yang dari tadi kesal sama orang tuanya, malah di tambah kesal dengan kelakuan sahabat somplak-nya itu.
"Hahaha bedalah..! gue kan sama cewek-cewek gue, bukan kayak lo yang mau sama perempuan-perempuan ngga jelas itu!" seru Ardhan membela diri.
"Sama aja b***!" ketus Rayzell.
"Kalian berdua tuh dari spesies yang sama, jadi jangan pada ribut." timpal Arran, "Dan lo tau Ray siapa cewek yang mau dijodohin sama lo? Cantik ngga?" tanya Arran menggodanya.
"Cantik dan sexy!" jawab Rayzell dengan senyum tipis seraya mengingat foto yang di berikan oleh orang tuanya tadi.
Flashback on.
Tuan Nugroho duduk di sofa ruang keluarga, mengecek perusahaan-nya melalui tablet pintarnya. Putranya yang sedari tadi ditunggu belum juga menampakkan wajahnya. Lalu Tuan Nugroho mencoba menghubungi Rayzell menyuruhnya untuk segera pulang, karena ada yang mau di sampaikan.
Sesampainya dirumah, Rayzell memarkirkan mobilnya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Kemudian Rayzell mencari keberadaan Tuan Nugroho di ruang keluarga. Lalu Rayzell mendudukkan tubuhnya di samping Tuan Nugroho.
"Dari mana saja kamu?" tanya Tuan Nugroho yang masih memandang tablet pintarnya tanpa melirik kearah Rayzell.
"Ada apa papa menyuruhku pulang?" tanya Rayzell tak kalah ketus.
Nyonya Ayumi yang melihat putranya pulang, segera mendekati Rayzell dan memeluknya. Melepas kerinduan terhadap putranya yang hanya pulang bila disuruh atau pas sedang rindu kepadanya.
"Kamu sudah makan sayang?" Nyonya Ayumi mengusap kepala Rayzell yang ada di pangkuannya. Ya seperti itulah yang Rayzell lakukan bila berada di dekat mama-nya. Dia akan ber-manja ria kepada mama-nya.
"Jauhi istriku!" hardik Tuan Nugroho yang selalu cemburu kepada putranya, bila Rayzell berada di dekat istri-nya. Tuan Nugroho merasa tidak di perhatikan istrinya, bila ada Rayzell disampingnya.
"Dia mamaku!" Rayzell semakin mengeratkan pelukanya di perut Nyonya Ayumi, dan tidak mau kalah dengan Tuan Nugroho.
Nyonya Ayumi yang melihat tingkah para lelaki yang dia cintai tersenyum dan menggelengkan kepala-nya.
"Kenapa Papa mencari ku?" Rayzell memainkan rambut mamanya seperti anak kecil, tanpa melihat Tuan Nugroho.
"Dasar anak kurang ajar! Memangnya harus ada masalah dulu baru aku bisa ngobrol denganmu!" Geram Tuan Nugroho memukul pundak Rayzell.
Rayzell berpura-pura kesakitan walaupun pukulan itu tidak berasa apa-apa di badan atletisnya, hingga dengan cepat Nyonya Ayumi mengelus pundak Rayzel.
"Berhentilah jadi model dan jalankan perusahaan Papa yang ada disini!" perintah Tuan Nugroho. "Dan menikahlah dengan gadis pilihan papa dan mama!" Sambungnya yang membuat Rayzell kaget.
Pasalnya Tuan Nugroho tau, bila putranya itu tidak pernah menjalin hubungan dengan perempuan semenjak dia patah hati dengan teman kuliahnya dulu. Kecuali hanya bersenang-senang dengan perempuan-perempuan ngga jelas itu.
"Aku ngga mau!" Tolak Rayzell, "Oke aku bisa untuk berhenti jadi model, karena aku masih menjalankan bisnis di dunia Entertaiment. Tapi kalau untuk menikah aku ngga mau." Jelasnya setelah melihat wajah mama-nya yang bersedih mendengar penolakan dari dirinya.
"Kenapa? Apa kamu sudah punya calon?" Tuan Nugroho menatap putranya dengan serius. "Apa kamu belum bisa melupakannya?"
"Pa.. Bukan itu yang ku maksud, aku ngga mau menikah dengan orang yang bahkan ngga aku kenal Pa." Rayzell beralasan. Sejujurnya Rayzell memang belum bisa melupakannya.
"Dia gadis baik sayang dan juga cantik, dia anak teman Mama dan Papa semasa kuliah dulu." Nyonya Ayumi yang dari tadi diam pun angkat bicara.Nyonya Ayumi berdiri dan mengambil sebuah foto di laci, lalu memberikannya kepada Rayzell dengan tatapan yang penuh arti.
"Baiklah." Rayzell melihat wajah Mama-nya yang bahagia, tidak kuasa untuk menolak-nya lagi. Di ambil foto itu, dan Rayzell beranjak dari duduknya. Ia memilih pergi keluar rumahnya.
Flashback Off
Hai Deerrrr.... Maaf bila tulisan-nya masih belepotan. Karena ini karya pertama Aku, dan masih banyak yang harus Aku revisi. Semoga suka ya Derr... dan jangan lupa, like, komen, vote dan juga kasih hadiah🤗
Miss miss Kalian Semuaaahh😘😘
Rayzell menceritakan semua kepada kedua sahabatnya tanpa ada yang dikurangi. Ardhan dan Arran yang mendengar Rayzell bercerita, sejenak mereka saling pandang. Pasalnya mereka tau seperti apa Rayzell.
Mereka tidak menyangka, seorang Rayzell Ferdinan sang Cassanova yang dingin dan juga tidak kenal ampun terhadap lawan bisnisnya, tidak bisa berkutik dan kehilangan taringnya bila di depan orang tuanya.
Ditempat yang sama dan di meja yang tidak jauh dari mereka, ada seseorang gadis yang terus menatap kearah Rayzell dan para sahabatnya.
Hana yang memperhatikan Rayzell dengan begitu intens, tidak menyangka bahwa dirinya bisa melihat sang idola dari jarak yang begitu dekat. Andai mahluk yang sempurna itu Tuhan ciptakan khusus untuk ku, akan aku kurung di rumah saja. sehingga orang-orang tak akan melihat ketampanan mu. Gumam hana.
Rayzell yang merasa ada gadis yang terus menatap dirinya, dia menoleh dan menatap kearah gadis itu. Sedikit kaget setelah tau siapa yang menatap dirinya, seketika Rayzell memalingkan mukanya dan kembali mengobrol dengan teman-temanya. Bukan Rayzell namanya bila dia tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya.
Arshima yang merasa aneh, dia menyikut lengan Hana, Karena sedari tadi mereka mengajak ngobrol tak ada jawaban dari Hana.
"Eh ya kenapaa?" Hana terperanjak dan tersadar dari lamunannya.
"Elo kenapa sih dari tadi bengong mulu? di ajakin ngomong juga!" sungut Arshima yang merasa kesal,kemudian meminum jus yang ada di depannya.
" Iya Na, lo liatin siapa sih! Ngga biasanya lo bengong gini" Sahut Fida menatap Hana dengan intens.
"Apaan sih kalian ganggu aja!" Gerutu Hana. "Kalian lihat deh itu siapa yang ada ujung meja sana" Menunjuk kearah meja yang ditempati Rayzell dan para sahabatnya.
Betapa kagetnya mereka melihat kearah yang di tunjuk Hana. Bahkan Arshima tidak sadar dengan mulutnya yang kini terbuka lebar.
"Na..na.. itukan idola lo!!" pekik Arshima menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Iya gue tau!" menaruh dagunya diatas kedua tangannya. "mimpi apa ya semalem gue? hingga bisa bertemu dengan babang tamvan disini" sambungnya yang masih setia memperhatikan Rayzell.
"Gue samperin aja kali ya? sekalian Minta foto bareng" Dengan nada centilnya,Hana mengambil ponselnya di tas dan berjalan menuju ketempat Rayzell.
Arshima dan Fida menepuk jidat mereka masing-masing secara bersamaan, mereka tau apa yang akan terjadi selanjutnya.
Hana berjalan dengan pedenya, banyak pasang mata yang menatap Hana. ya karena Hana memakai baju yang pas di tubuhnya dan celana jeans panjang yg melekat dikakinya. sehingga memperlihatkan bentuk tubuh Hana yang bak Gitar Spanyol.
"Hai kak...boleh gabung ngga?" Tanya Hana menatap Rayzell.
"Oh ya boleh..silahkan!" Sang playboy menarik kursi di sebelahnya dengan cepat dan mempersilahkan Hana untuk duduk.
"Aku Hana kak," dengan nada yang manja, Hana mengulurkan tangannya ke Rayzell, namun Rayzell tidak menghiraukan dan memilih memainkan ponselnya.
"Aku Ardhan, Ardhan Yudishtira!" dengan cepat Ardhan menyambut uluran tangan Hana yang di tujukan untuk Rayzell. Ardhan tak mau membuat gadis cantik yang ada di depanya ini kecewa karena sikap dingin Rayzell.
"Dia Rayzell dan ini Arran" sambungnya menunjuk Rayzell dan Arran bergantian, memperkenalkan sahabatnya kepada Hana.
Hana tersenyum dengan manisnya menatap mereka bergantian, Hana merasa sedikit kecewa dengan sikap Rayzell yang dingin tak sesuai yang di perlihatkan di TV.
"Oh ya kak..boleh ngga aku minta foto bareng kakak?" pinta Hana menatap Rayzell. "Aku ngefans banget loh sama kakak, bahkan dari saat aku masih SMA" Hana memohon kepada Rayzell dengan mata puppy eyes nya.
"boleh kok...sama aku juga boleh," sahut Ardhan menaik turunkan alisnya.
"Sini ponsel-nya, aku fotoin kalian bertiga," Arran yang sedari tadi hanya diam meminta ponsel Hana dan memfoto mereka bertiga, dengan posisi Hana di tengah. Setelah selesai memotret mereka, kemudian ia menyerahkan ponsel-nya ke Hana.
"Makasih ya kak fotonya, aku pulang dulu" Hana berdiri kemudian bersalaman dengan mereka. kecuali Rayzell, yang masih tidak menyambut uluran tangannya.
Hana menghampiri teman-temannya, kemudian memutuskan untuk pulang. Hana naik ke mobil Fida, karena Hana tidak membawa mobil sendiri dan kebetulan rumahnya dan rumah Fida berada di komplek yang sama.
"Gimana dapet Na?" tanya Firda menghidupkan mobilnya.
"Dapet lah!!" jawabnya. "ngga nyangka gue ternyata sifatnya ngga sama seperti yang diperlihatkan di TV," Hana mengambil ponselnya dan memperlihatkan fotonya tadi ke Fida.
"Emang dia kenapa?" tanya Fida setelah melihat foto yang ada di ponsel Hana.
"iiihhh dia super duper jutek dan dingin. berasa kayak berada di Kutub Utara tau ngga sih," Hana menggetarkan Bahunya seakan-akan kedinginan.
Selang beberapa menit, mobil yang mereka kendarai masuk area komplek perumahan mereka. Hana turun dari mobil dan kemudian pamit kepada Fida. Hana melambaikan tangannya, lalu masuk kedalam rumahnya.
"Assalamu'alaikum Paahh..Maahh.." Hana masuk kedalam rumah seraya berucap salam. Hana berjalan menuju ruang keluarga mencari keberadaan orang tuanya.
"Wa'alaikumsalam!" jawab Nyonya Ana yang mendengar salam Hana. "Eeehh anak Mama yang cantik udah pulang. Gimana sayang kuliahnya?" Nyonya Ana memeluk dan mengusap kepala anak semata wayangnya itu.
"Ya gitu deh ma" Hana duduk di samping Papanya yang sedang membaca koran dan berkelanjutan manja di sebelah lengan papanya.
"Oh ya Ma, tadi Hana ketemu sama idola Hana yang seorang model itu loh Ma!" ucap Hana Antusias.
"Oh ya.. ketemu dimana sayang? " Tanya Nyonya Ana semangat. beliau tahu bahwa putrinya itu mengidolakan sang Model sejak Hana masih duduk di bangku SMA.
"Hana tadi sepulang dari kampus mampir dulu nonton di bioskop ma, sama Arshima juga Fida yang ada di mall daerah XX," Hana membenarkan posisi kepalanya yang ada di pangkuan mamanya.
"Kenapa ngga ngabarin dulu kalau mau nonton?" Tanya Tuan Yosi dengan tegas.
"Hehe maaf Pa.. Hana lupa," jawabnya cengengesan. lalu Hana memeluk Tuan Yosi dan mencium pipinya dengan lembut agar dengan cara itu papanya tidak marah, dan itu berhasil membuat Tuan Yosi luluh.
"Hana tadi sama sahabat-sahabat Hana Pa, cuma nonton habis itu makan di restoran yang ada di gedung yang sama. Nah pas di restoran Hana ketemu sama idola Hana pa, itu loh pa Model papan atas yang baru-baru ini berhenti jadi model dan menjalankan bisnis orang tuanya. Namanya RAYZELL FERDINAN, massa Papa ngga tau sih!" jelas Hana panjang kali lebar ngga pakai tinggi.
Tuan Yosi mendengar nama yang di ucapkan Hana, mengingat-ngingat pernah dengar nama itu seperti nama sahabatnya dulu sewaktu masih kuliah.
Hana yang sudah menguap berulang kali segera pamit kepada orang tuanya, naik keatas masuk kedalam kamarnya kemudian membersihkan diri. selesai mandi Hana duduk di meja rias dan mengoleskan krim ke tubuh dan wajahnya. Hana memang rajin merawat kecantikan kulit wajah dan juga tubuhnya. Hana naik keatas tempat tidur, memasukkan dirinya kedalam slimut dan segera tidur.
**Hai kak... terimakasih dah baca novel pertama akuu. jangan lupa like, komen dan masukkan ke favorit kakak ya... ^•^
lee_yuta^•^
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!