NovelToon NovelToon

Permainan Cinta

[1] Pertengkaran

Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan. Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan.

Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele. Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah.

Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran. Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

Lebih tepatnya ayah yang memulai perdebatan itu. Dan ibuku yang akan menderita dengan perkataan-perkataan kasar yang diucapkan oleh ayah. Semua itu mungkin berawal dari pertengkeran kedua orang tuaku. Mereka selalu saja meributkan sesuatu mulai dari hal-hal sepele.

Kepercayaan yang tertanam sangat kuat sejak kecil, telah lenyap hanya dalam beberapa bulan. Aku tidak ingat sejak kapan kepercayaan pada ayahku telah berakhir. Penderitaan dalam diam dan semua rasa sakit ini menggerogotiku dengan perlahan.

Namun perbedaannya, beberapa orang bisa menyelesaikan pertikaian dengan kepala dingin, namun tak jarak ditemukan mereka yang retak hubungannya hanya karena kesalahan dari salah satu pihak. Mereka telah membuatku takut untuk menghadapi ikatan pernikahan nanti di masa depan. Dari mereka aku belajar bahwa tidak ada hubungan yang tak ada pertengkaran.

...TBC...

Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐

[2] Ketegangan

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Suara dari kerumunan orang memenuhi indera pendengaran. Dia sangat membenci keramaian yang ada di sekitarnya saat ini. Dia ingin segera keluar karena merasa sesak.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

Helaan nafas terdengar. Mata bulat dengan bulu mata yang lentik melirik sekilas sekitarnya yang penuh keramaian. Dia menjadi bingung sekarang.

Hanya ada tiga orang di ruangan itu. Semua berbusana serba hitam dan memakai udeng senada. Rokok koblot dinyalakan bersahutan dan mereka menikmatinya dengan cara mengisap. Asap pekat mengepul berbaur dengan bau dupa yang terbakar di sudut ruangan.

Sang pemilik acara hari ini tampil dengan mengenakan sutera berwarna putih yang disulam dengan benang emas. Pria ini terlihat semakin tampan dengan pakaian yang ia kenakan. Wajahnya begitu halus sama seperti sutera yang melekat pada tubuhnya saat ini.

...TBC...

Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐

[3] Pengkhianatan

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Tapi apa yang ia dapatkan?

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

Amarahnya menggebu dan telah berada di ujung tanduk. Dia tak pernah menyangka kekasihnya akan mencampakkan dirinya untuk wanita lain.

Air mata menetes, dadanya terasa sesak. Tidak bisa dipungkiri rasa kecewa lebih mendominasi daripada kemarahan di dada. Dia masih sangat mencintai laki-laki itu.

Pengkhianatan yang sangat tak diduga. Ternyata dugaan temannya benar, kekasihnya berselingkuh di belakangnya. Sungguh dia tak ingin mempercayai, tapi sekarang mau tak mau dia menelan kembali kepercayaan itu.

Gadis yang tengah mematung di ambang pintu memutar balikkan arah dengan deraian air mata. Dia tak sanggup lagi melihat pemandangan yang memalukan itu.

...TBC...

Jangan lupa like 👍 comment 💬 dan vote ⭐

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!