NovelToon NovelToon

My Handsome Daddy

Awal Mula.

Seorang perempuan cantik dengan paras ayu dan senyuman yang menawan akan membuat siapa saja akan terpesona dengan sekali lihat.

Kecantikan serta senyum menawan itu juga tidak secantik kisah percintaan yang harus dia lewati.

Harus banyak rintangan dan perselisihan yang harus dia lewati serta kesalah pahaman orang orang sekitar akan status yang dia miliki.

Akan tetapi semua itu dia abaikan saja karena prinsip dia selama dia melakukan sesuatu yang tidak akan mengganggu atau merugikan hidup orang sekitar maka tidak akan masalah bagi dia.

Maka dari itu dia cuek saja akan cibiran orang akan apa yang mereka lihat sebab itu semua bukan kenyataannya juga.

Perkenalkan nama dia Zivala Kesya Asyakila perempuan cantik yang masih sangat muda yaitu berumur 23 tahun.

Lulusan mahasiswa terbaik tahun kemarin serta punya usaha yang orang lain tidak tau.

"Ini hidup ku, aku yang menjalani jadi apa pun komentar orang selama aku tidak merugikan orang lain maka aku tidak masalah apa tanggapan orang terhadap ku." Itulah sifat Ziva, bukan dia masa bodoh kadang dia hanya berfikir kalau kita bertindak tapi sambil memikirkan apa tanggapan orang nanti maka kita tidak akan pernah maju.

Ada saat kita memikirkan orang terhadap apa yang kita lakukan, ada kala juga kita cuek sama sekitar yang penting jangan terlalu cuek tapi seimbang.

"Aku berdiri di atas kaki ku sendiri serta berjuang dengan tenaga ku sendiri, kalau aku terus memikirkan tanggapan orang maka aku akan termasuk orang yang bodoh.

Sebab orang hanya akan terus berkomentar tanpa memberi masukan dan ada juga ada niat buat menjatuhkan kita.

Kadang di saat kita jatuh semua orang tidak akan ada lagi yang peduli." Hidup itu kadang seperti film kita sebagai pemain banyak dapat hujatan karena apa yang kita lakukan tidak seperti yang mereka inginkan.

Padahal mereka tidak tau saja kalau kita sudah bersusah payah buat melakukan yang terbaik.

Perjalanan yang Ziva lalui banyak mengalami rintangan serta tantangan yang harus di selesaikan dan sejak bertemu dengan dia jalan hidup dia semakin banyak masalah.

Laki laki tampan dengan kesuksesan yang dia raih tapi tidak sesukses perjalanan cinta dia yang harus di lalui.

Berawal dari kekasih yang berhianat hingga pertemuan dia dengan perempuan cantik yang memikat hatinya.

Ternyata aura pemikat yang di punya perempuan itu tidak semua orang jatuh hati sama dia.

Zefano Artanius namanya laki laki yang baru berusia 29 tahun itu harus melakukan berbagai cara buat mendapatkan restu dari sang mama yang tidak suka sama perempuan pilihan dia kali ini.

"Sampai kapan pun kamu memohon dan mencari cara tetap mama tidak akan pernah menerima dia sebagai calon menantu." Ucapan tegas itu tak terbantahkan sama sekali.

Baginya masih banyak perempuan yang lebih pantas sama Zefan untuk di jadikan istri tapi bukan dia.

"Dia baik ma, tutur kata serta tingkah lakunya sopan, jangan mama lihat dari status yang dia punya sekarang sebab semua itu belum tentu benar adanya.

Mama mau cari calon mantu yang seperti apa lagi? yang bisa mama banggakan sama teman sosialita mama, yang punya level tinggi atau cantik, modis yang berpakaian seksi." Jika bukan mengingat yang di ajak Zefan bicara bukan mamanya sudah di pastikan dia akan lebih berkata kasar lagi.

Lagian cari calon menantu itu yang pas di hati serta kita nyaman bersama dia, buat apa punya Kriteria tertentu tapi kita tidak nyaman saat saja dengan bohong.

"Mama sudah siapkan calon istri yang pas buat kamu tapi yang jelas bukan dia dan jangan pernah harap buat bisa dapat restu mama." Meninggalkan ruangan itu dengan amarah yang masih memuncak.

Bagaimana bisa anak yang selalu dia banggakan punya calon istri yang tidak sederajat sama keluarga mereka.

Mau di taro dimana muka dia nanti di depan teman temannya jika berjumpa.

"Mama dari dulu tidak pernah berubah masih sama seperti dulu, apa dia tidak belajar dari yang sudah lalu.

Karena terlalu banyak Kriteria calon menantu anak sulungnya sampai sekarang belum menikah."Zefan dari awal sudah tau hubungan dia akan dapat pertentangan dari sang mama yang tidak mau punya calon menantu dari kalangan biasa.

Sedangkan Zefan tidak pernah mempermasalahkan semua itu yang penting perempuan itu tulus sama dia.

Buat apa cari yang sederajat serta punya karir yang cemerlang kalau pada saatnya mereka akan sibuk sendiri sama kegiatan masing masing.

Di sebuah tempat yang jauh disana seorang laki laki tak kalau tampan dari Zefan tetap masih sama dengan sifat dia yang dulu belum berubah sampai sekarang.

Dia adalah Zafiendra Artanius yang berusia 31 tahun dan lebih memilih tinggal di negeri orang

Kakak laki laki Zefan ini enggan buat pulang ke negaranya banyak alasan buat menahan dia tetap berada di sana terutama sang mama yang terus mendesak dia buat menikah sama calon pilihannya.

Dia lebih betah mengahabiskan waktu disana dan akan pulang jika di waktu yang pas.

"Aku begini bukan karena ke inginan ku tapi banyak hal yang harus aku hindari di sana termasuk dia yang sangat membenci ku.

Sampai sekarang aku harus jadi pengecut yang lari dari masalah tanpa ada keberanian buat menjelaskan semuanya." Dia yang dulu menyayanginya kini harus berbalik membenci dirinya karena suatu kesalahan serta sifat pecundang yang di miliki tidak bisa bertindak tegas.

"Aku harap suatu hari nanti kamu akan mengerti mengapa dulu aku melakukan itu pada mu dan ku harap dia masih ada sampai sekarang."Dia harus melepaskan dua orang tersayangnya secara langsung di saat yang sama.

Apa itu yang di sebut sebagai laki laki sejati yang tidak mau bertindak tegas.

Jika di ingat dia tidak lebih dari seorang pecundang yang lari dari masalah yang di buat.

Apa dia masih pantas di sebut sebagai laki laki kalau sifatnya saja tidak tegas dalam mengambil keputusan.

Jika saja dia bertindak tegas maka sekarang dia sudah hidup bahagia bersama pilihannya itu.

Sekarang apa harus melepaskan orang yang di sayangi serta jauh juga dari keluarga.

Seorang perempuan cantik harus menanggung sendiri beban berat yang di dapat dari seseorang.

Beban yang seharusnya di pikul berdua, malah dia pikul sendiri belum lagi dapat omongan tidak enak dari berbagai pihak.

Kalisa Permata Putri sahabat Ziva yang memiliki nasib tidak bagus, di usia muda harus mendapatkan beban berat serta di usir oleh kedua orang tuanya yang tidak kuat mendengar cacian dari orang sekitar.

" Aku cuma punya kamu dan dia di dunia ini tidak ada yang lain lagi.

Kalau seandainya kalian berdua tidak ada aku ngak tau apa akan bisa bertahan sampai sejauh ini."Nasib jelek yang dia terima tidak sampai di situ saja.

Beruntung ada Ziva yang selalu menemani Lisa saat berada di masa sulit itu hingga mendapatkan semangat buat hidup lagi.

Bayangkan saja kalau dia hanya sebatang kara apa yang harus dia lakukan saat jalan hidup tidak tau arah.

"Dia yang terlalu tinggi buat aku gapai hingga hanya dengan melepaskan dia yang bisa aku lakukan sekarang.

Biarlah waktu yang mengobati luka di hati ini hingga sembuh." Kini Lisa tidak lagi berada di negara dia juga, dia berada di negara orang buat melakukan sesuatu.

Berpisah dengan orang tersayang memang berat buat dia tapi apa daya dia tidak bisa berbuat lebih saat itu dan hanya sahabatnya itu yang selalu menemani di masa sulit.***

\=\=\=\=\=\=

Tbc.

Bertemu Zio.

Hari hari yang di lalui perempuan cantik itu masih sama seperti biasa tidak ada yang berubah.

Dia sangat menikmati jalan hidup yang sudah tuhan gariskan buat dia.

Baik buruknya hidup hanya kita yang tau, jika kita ingin hidup dengan baik maka jalankan semuanya sesuai dengan peraturan hidup yang ada tapi sebaliknya jika kita memilih jalan sesuka hati dan tidak ada pedoman hidup maka hidup kita selamanya tidak akan pernah baik.

Sejak kejadian empat tahun lalu dimana hidup dia sudah mulai berubah.

Sejak hari itu dimana dia harus menjalani hidup yang penuh dengan perjuangan serta memberikan motivasi jarak jauh buat seseorang yang jauh di sana lagi berjuang demi kehidupannya.

"Sayang jangan cepat cepat jalannya! nanti jatuh." Baru saja perempuan cantik itu bicara malah ucapan itu langsung terjadi.

Apa mulut dia tidak bisa bicara baik, seperti mengucapkan jalan hati hati akan lebih enak di dengar serta memiliki doa yang baik juga.

" Sakit hiks hiks." Menangis sambil memegang lutut yang berdarah tapi hanya sedikit namun namanya anak kecil jatuh sedikit saja langsung cengeng.

"Kan sudah bilang jalannya jangan cepat cepat, emang mau kemana hhmm?" Membersihkan luka yang tidak besar itu tapi bagi anak kecil itu sudah termasuk dalam kategori sakit.

Kalau orang besar yang mengalami itu tapi menangis juga maka akan di suruh lagi balik kecil atau mimik sama mama di rumah.

"Sini di gendong aja mau ya?" Kasih sayang yang di berikan selama ini tidak pernah berkurang sedikit pun.

"No Zio udah besar, Zio ngak mau di gendong seperti anak kecil." Astaga yang bilang dia sudah besar siapa?, bilangnya bukan anak kecil lagi tapi jatuh dikit sudah nangis saja.

"Hey tampan jika bukan anak kecil lagi! kenapa jatuh dikit langsung nangis hhmm?" Merasa gemas sendiri ingin cubit takut malah tambah nangis nanti.

Sejak kapan dia merasa bukan anak kecil lagi, ah perasaan baru kemarin dia lahir sekarang sudah merasa besar saja padahal umur baru empat tahun bulan ini.

Namanya Zional Putra A. Nama itu Ziva sendiri yang memberikan waktu Zio baru lahir.

"No siapa yang nangis tadi hanya kaget and ini air mata bikin malu saja pake acara keluar." Mengusap kasar air mata yang keluar sedikit itu, iya sedikit tadikan sudah di bersihkan juga makanya tidak banyak lagi.

"Iya Zio memang ngak nangis, sekarang mau apa? langsung pulang atau ada yang mau di beli?" Dia baru menjemput Zio kecil dari Sekolah karena sejak kecil Zio sudah mulai belajar dan baru satu bulan ini masuk Sekolah karena keinginan sendiri yang merasa dirinya sudah pantas masuk Sekolah padahal umur masih kacil.

Sebagai orang yang menyayangi Zio hanya bisa menuruti saja selama itu demi kebaikan Zio dan tidak lupa penjaga yang selalu siaga menjaga Zio dari jarak jauh maupun dekat.

"Zio mau beli buku aja." Jika kebanyakan anak kecil akan suka meminta di belikan ice cream atau mainan maka beda dengan Zio yang lebih suka membeli buku pelajaran buat di rumah nanti.

Zio suka belajar bukan berarti tidak punya teman, Zio punya banyak teman baik di Sekolah atau di rumah hanya saja Zio punya waktu bermain sama teman temannya nanti jadi tidak akan menggangu waktu belajar.

"Ya sudah sekarang kita ke toko buku ok tampan." Inilah kehidupan yang di lalui mereka setiap hari, Zio yang selalu aktif serta banyak bicara tidak membuat sepi saat berada di rumah nanti.

Di rumah Zio juga ada anak asisten rumah tangga yang suka bermain kesana saat siang hari, walau umur mereka beda jauh tapi bagi Zio tidak masalah dan mereka juga sangat menyukai Zio.

Mereka datang kesana tidak ada yang melarang termasuk pemilik rumah itu hanya saja dengan syarat tidak boleh membawa Zio keluar dari area rumah walau hanya sampai gerbang besar.

"Zio mau buku ini, ini and ini aja." Memilih buku yang di rasa perlu buat belajar dan tidak lupa buku mewarnai sesuai dengan usia Zio.

Dengan kecerdasan yang di miliki Zio dia bisa mengimbangi pemikiran anak anaknya serta kadang berfikir dewasa.

" Ambil mana yang Zio suka ok." Tidak pernah melarang apa yang sudah menjadi pilihan Zio, sebab selama ini apa yang menjadi pilihan Zio selalu berguna nanti buat dia.

Setelah merasa cukup kini tinggal membayar buku yang sudah di pilih Zio ke kasir, selesai membayar mereka masuk mobil karena tadi Sekolah Zio dekat sama toko buku itu hanya bersebelahan saja.

"Zio lapar." Memegang perut sambil menampilkan wajah menggemaskan layak anak anak pada umumnya.

"Sekarang kita makan ya, mau makan apa Zio?" Waktu sudah masuk waktu makan siang pantas saja Zio merasa lapar.

Apa lagi melihat wajah menggemaskan Zio yang siapa saja tidak akan kuasa menolak wajah imut itu.

"Zio mau makan di tempat kakek kaca mata." Zio akan minta makan di tempat yang dia suka kalau gadis ini sudah bertanya mau makan apa maka Zio bisa memilih makan dimana.

Tidak lama kemudian mereka sampai di tempat yang di sebukan Zio yaitu KFC yang di bilangnya sebagai kakek kaca mata.

Walau bebas memilih makan di mana tapi Zio tidak pernah lupa akan makan nasi terlebih dahulu baru makan menu yang lain.

"Zio di sini aja jangan kemana mana ya,mozi ke toilet dulu okey." Mengusap sayang kepala Zio sebelum meninggalkan sendirian di sana sambil makan.

"Siap mozi." Mengajar tangan sambil hormat seperti upacara bendera lalu melanjutkan makan.

Zio makan dengan lahap tidak peduli sama sekitar yang sesekali melihat ke arah dia yang duduk sendiri saja tanpa ada orang dewasa yang menemani.

"Hy tampan sendiri aja? boleh duduk di sini?" Izin seseorang yang lagi menunggu pesanan makanannya yang lagi di bungkus.

"No, Zio ngak sendiri ada mozi lagi ke toilet." Jawab Zio sambil makan.

Orang yang duduk di depan Zio mengkerutkan keningnya saat mendengar nama yang di sebutkan anak itu, mozi nama yang cukup aneh di telinga tapi tidak bertanya lebih juga mungkin itu nama panggilan sayang saja.

"Uncle makan ayam kakek kaca mata juga ya?" Suasana makan siang di sana sangat rame semua meja terisi penuh sama pengunjung maka laki laki itu menghampiri anak kecil yang lagi makan sendiri saja.

" Iya kebetulan uncle lewat sini tadi jadi sekalian mampir juga, nama kamu siapa tampan kalau boleh uncle tau?" Anak kecil yang cukup menarik buat dia, entah mengapa sejak pertama masuk kesana perhatian dia sudah terpaku sama ketampanan yang di miliki anak kecil itu.

"Panggil aku Zio uncle jangan tampan terus, hanya mozi yang boleh panggil aku tampan." Mengerucutkan bibirnya kesal karena baginya cuma mozi seorang yang boleh memanggil dia tampan tapi tidak buat orang lain.

"Oh maaf Zio, kan uncle tadi belum tau nama Zio." Mengacak gemas rambut Zio tapi langsung dapat penolakan Zio juga

" No uncle,cuma mozi yang boleh pegang kepala Zio." Sungguh anak yang menarik buat dia, selama ini cuma dia Zio anak kecil yang tidak suka kepala dia di pegang orang lain selain orang tuanya.

Daya tarik ini memiliki keunikan tersendiri bagi dia, tidak mau di bilang tampan padahal kenyataan memang sangat tampan buat anak seusia Zio hanya saja dia tidak mau berinteraksi lebih sama orang baru.

"Maafin uncle ya Zio, uncle pamit dulu lain kali kita pasti bertemu lagi." Meninggalkan Zio sendiri karena makanan yang dia pesan sudah siap.

"Anak yang menarik, sungguh pintar orang tuanya mendidik dia buat menjaga diri dari orang baru." Pergi dari tempat itu setelah mendapat pesanannya.

"Sorry Zio mozi lama tadi antri bentar." Duduk di samping Zio yang masih makan dan ikutan makan juga karena juga sudah lapar.

Di luar tepatnya di halaman tempat itu seseorang memperhatikan dua orang yang lagi makan dengan lahap.

" Cantik." Setelah mengucapkan kata itu dia langsung beneran pergi dari sana sebab masih ada kerjaan yang belum selesai.

Zio sama mozinya masih makan dengan lahapnya tidak terganggu sama sekali sama pasang mata yang memperhatikan mereka berdua yang lagi makan.

"Mozi tadi ada uncle yang duduk di sini terus dia bilang."***

\=\=\=\=\=

Tbc

Merasa Aneh.

"Uncle siapa tampan? ingat jangan bicara sama sembarangan orang kalau tidak kenal dan juga jangan tatap mata orang itu saat bicara." Mozi Zio tidak ingin anak tampannya itu asal bicara sama orang asing, di zaman sekarang tidak semua orang tampak baik di luar akan baik juga dari dalam.

"No mozi uncle itu baik dan dia bilang Zio tampan, kan emang udah jelas Zio tampan sejak lahir untung uncle itu matanya masih normal." Heh ada ada saja Zio ini, mana ada juga seperti itu.

Pastinya setiap orang yang melihat Zio akan langsung bilang tampan sebab pada kenyataannya memang sangat tampan dan jika dewasa nanti maka bersiaplah buat jadi rebutan para gadis gadis.

"Iya Zionya mozi memang tampan dan mozi beruntung mempunyai Zio dalam hidup mozi." Mengusap pelan rambut Zio, nah kalau mozinya yang memegang kepala pasti Zio akan diam saja.

Dalam setiap usapan tangan mozi menyalurkan rasa kasih sayang.

Mozi yang di maksud Zio adalah Zivala yaitu mama muda yang masih berusia 23 tahun, jika untuk ukuran perempuan masih di kategorika muda jika harus memiliki anak.

Tapi bagi Ziva itu tidak masalah sama sekali, bukannya anak adalah suatu anugrah dari Tuhan yang harus di terima.

"Karena makannya sudah habis sekarang kita pilih, Zio harus istirahat baru boleh main sama teman teman." Dirumah Ziva juga menyiapkan berbagai macam arena bermain buat Zio dan temannya.

Maka jarang atau hampir tidak pernah Zio keluar pagar utama kalah tanpa Ziva.

Semua keburukan Zio sudah Ziva penuhi maka tidak pernah sekali pun Zio mengeluh bosan dan juga Ziva membebaskan siapa saja baut bermain bersama di rumahnya asal jangan membawa Zio keluar area rumah.

"Iya mozi Zio juga udah ngantuk." Sambil menguap menutup mulut, inilah kebiasaan Zio jika sudah makan banyak apa lagi makanan kesukaan maka dia akan mudah cepat ngantuk dan akan tertidur sebelum sampai rumah.

"Ya udah sini mozi gendong aja ya." Jika sudah ngantuk berat Zio tidak menolak buat di gendong.

Belum juga masuk mobil Zio sudah tertidur dalam dekapan Ziva.

"Kasihan kamu Zio dari lahir sampai sekarang harus tinggal sama mozi saja." Melajukan mobil menuju rumah mewah dengan pengawalan ketat di setiap sudut.

Ziva menempatkan penjagaan di rumahnya dua puluh empat jam tidak ada hentinya yang memiliki jam kerja tertentu secara bergantian serta off dua kali dalam satu bulan secara bergantian juga.

Hampir semua orang yang bekerja sama Ziva selalu bertahan lama dan betah.

Kalau ada pun yang meminta keluar dari sana sudah punya alasan kuat karena bagi mereka akan sulit mendapatkan majikan seperti Ziva.

"Tidur yang nyenyak tampan." Sampai rumah Ziva mengangkat Zio masuk ke dalam kamarnya yang terletak di sebelah kamar Ziva sendiri.

Sejak tahun terakhir ini Zio sudah meminta pisah kamar walah masih kecil tapi Ziva mengizinkan dan memilihkan kamar yang terletak di sebelah supaya bisa memantau Zio kapan saja.

\=\=

Di sebuah gedung pencakar langit, laki laki tampan itu baru sampai di kantornya setelah membeli makanan tadi.

Pekerjaan dia hari ini sungguh menguras tenaga dan sedikit terobati saat bertemu Zio.

"Siapa anak kecil tadi, kenapa wajahnya tidak asing sama sekali. Apa cuma perasaan ku saja, sudah lah lebih baik aku selesaikan dulu pekerjaan ini baru selesai ini cari tau lagi." Laki laki itu adalah Zefan yang tadi bertemu Zio di kedai kakek kaca mata.

Ah kadang Zio suka sekali memberi nama asal yang penting dia mudah ingat.

Pernah saat pertama kali satpam rumah Ziva baru mulai kerja karena malas mengingat nama satpam itu lalu memberi nama pak kumis karena memiliki kumis yang tebal.

"Zio Zio Zio, nama yang bagus dan cocok buat wajah tampannya dan anehnya tidak mau di bilang tampan padahal memang tampan." Sedang bekerja saja fikiran Zefan tertuju pada Zio kecil yang menggemaskan itu.

Ingin rasanya Zefan bertemu lagi sama Zio dan bicara lebih lama lagi.

"Aku juga penasaran sama kedua orang tuanya kenapa bisa sampai memiliki anak setampan Zio.

Pasti orang tuanya tidak kalah tampan dan cantik juga."Kini fokus Zefan terbagi sudah antara Zio dan pekerjaan.

Sebegitu kuatkah pesona yang di miliki Zio hingga mampu memecah konstrasi Zefan.

Jika begini rasanya Zefan tidak ingin menunggu lebih lama lagi buat mencari tau siapa sebenarnya Zio.

" Hallo tolong cari tau tentang anak bernama Zio yang aku temui di tempat membeli makanan tadi."Zefan menyuruh orang andalannya mencari tau tentang Zio.

"Sebentar lagi aku akan tau tentang Zio, tunggu Zio kita akan bertemu lagi." Menyeringai tercetak di wajah tampan Zefan.

Laki laki berusia 29 tahun ini sampai sekarang belum memiliki istri, bagi seorang pria umur segitu sudah bisa di bilang dalam kategori mapan dan juga sudah pas buat membina rumah tangga.

Entah apa alasannya sampai sekarang dia masih memilih buat melajang saja atau memang belum menemukan yang pas saja.

Mencari mendamping hidup di masa kini sangat sulit apa lagi yang tulus tanpa pandang harta atau kedudukan.

"Apa apaan ini kenapa orang ku tidak bisa mendapatkan informasi detail mengenai Zio, siapa sebenarnya anak ini sampai info dia saja sangat tertutup. Menarik." Ada rasa sedikit marah saat apa yang di inginkan tidak terpenuhi seluruhnya.

"Zio anak manis suatu hari nanti kita akan bertemu lagi." Tidak akan menyerah buat mendapatkan informasi Zio, sekali saja sudah terusik maka selamanya Zefan punya cara buat mendekati.

\=\=

Satu jam lebih lamanya Zio tidur akhirnya anak tampan itu bangun juga dari tidur siangnya.

Sudah jadi ke biasaan Zio setelah bangun tidur orang pertama yang di cari yaitu Ziva karena jika tidak melihat Ziva dalam waktu lima menit saat bangun tidur maka semua orang akan di buat susah.

"Mozi mana bi?." Langsung ke dapur menanyakan dimana mozinya itu.

Baginya setiap membuka mata maka yang harus di lihat adalah mozi.

"Mozi Zio lagi taman belakang!." Gemas melihat anak kecil itu dan jangan lupa selalu bisa menghargai orang yang lebih besar.

"Makasih bi."Langsung berlari ke taman belakang setelah tau dimana mozinya berada.

Segitu sayang nya atau takut terjadi sesuatu sama mozinya.

Sungguh anak yang manis maka wajar bagi setiap orang yang melihat akan tertarik tapi sayang dia sulit tertarik pada orang baru.

" Hey tampan nya mozi sudah bangun hhmm? mandi dulu sana baru main, tuh liat temannya sudah pada datang!."Ziva lagi menanam bunga di taman belakang sambil menunggu Zio bangun tidur.

Tadinya Ziva mau pergi tapi karena Zio lagi tidur makanya di undur dulu sebab tanpa Ziva ketika Zio bangun maka semua orang akan kena imbas, di salahkan Zio kenapa membiarkan mozinya pergi.

"Yess mozi." Berlari masuk ke dalam kamar buat mandi.

Ziva geleng geleng kepala melihat tingkah Zio yang menggemaskan itu, bagaimana Ziva tidak memberikan apa yang Zio mau setiap apa yang di lakukan Zio selalu membuat Ziva bangga.

"Anak itu seperti anak kecil saja! eh aku ngomong apa sih kan memang masih kecil." Terkekeh sendiri sama ucapan yang di lontarkan.

Ziva memilih masuk ke dalam juga ingin membersihkan diri, keinginan buat pergi tadi baru sekarang bisa terlaksana.

Selesai mandi dan beberes Ziva menghampiri Zio yang lagi asik main.

"Zio mozi pergi dulu ya hati hati di rumah ok tampan! janji mozi hanya sebentar." Mengusap sayang kepala Zio kecil.

"Mozi hati hati jangan sampai terluka kalau tidak mozi ngak boleh keluar lagi." Lah masih kecil saja sudah bisa menasehati orang besar pake acara mengancam lagi.

"Mozi janji tampan." menyodorkan jari kelingking sebagai bentuk tanda janji mereka berdua.

"Bye tampan." Berjalan keluar Germany utama kali ini Ziva menggunakan taksi buat bepergian hanya sama Zio akan menggunakan mobil.

Ziva pergi ke sebuah tempat dimana tidak banyak orang yang akan mengetahui itu.

Tapi tempat itu bukan tempat sepi juga hanya sebuah restaurant mewah yang masuknya hanya para orang penting saja.

"Sampai kapan akan terus seperti ini, kapan dia akan kembali? kenapa betah sekali di sana?." Sejak hari itu Ziva hanya berdua saja sama Zio.

"Aku kangen kamu!." Lirih Ziva yang masih berada dalam taksi itu yang akan membawa Ziva ke tempat tujuan. ***

\=\=\=\=\=

Tbc.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!