NovelToon NovelToon

Istri Kedua

Bab.1

Nada adalah seorang gadis yang berusia 22 tahun, di usia nya yang sekarang ia tinggal bersama dengan bibi nya yang tak lain adalah adik dari ayah kandungnya. Ia mempunya saudari perempuan yang bernama Pricilla anak dari bibinya tersebut. usia Nada dan Pricilla hanya berbeda 1 tahun, kini Pricilla kuliah di salah satu universitas negeri di kota nya, sedangkan nada fokus dengan pekerjaannya untuk membantu perekonomian keluarga bibi nya yang hanya single parents karena telah berpisah dengan suaminya.

Untuk saat ini, Nada menjadi tulang punggung dalam keluarga itu, ia bekerja di salah satu perusahaan ternama sebagai office girl. Nada mempunyai sifat yang begitu baik, lembut dan ramah pada setiap orang tanpa melihat status sosial mereka. ia merupakan tipe orang yang mudah akrab dengan orang baru di kenal nya. Sifat Nada bertolak belakang dengan sifat Pricilla yang keras kepala dan selalu berfoya-foya menghabiskan uang hasil kerja keras Nada.

***

Pagi itu disebuah rumah yang tak cukup besar yang tak lain adalah rumah milik Lena bibi dari Nada. Seperti biasa sebelum Nada berangkat kerja, ia membereskan pekerjaan rumah mulai dari mencuci baju, menyapu, mengepel, dan membuat sarapan untuk bibi dan Pricilla. setiap hari ia melakukan semua itu tanpa mengeluh. karena percuma ia mengeluh tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan nya. Setelah selesai menyiapkan sarapan Nada pergi ke kamar bibi nya dan juga kamar Pricilla untuk mengajak mereka sarapan.

tok tok tok. . .

"bi. . sarapan udah siap" ucap Nada di balik pintu kamar bibi nya. ia melanjutkan langkahnya menuju kamar Pricilla.

tok tok tok. . .

"Cilla. . ayo sarapan" ucap Nada di balik pintu kamar Pricilla.

Cukup sekali Nada memanggil mereka dan kembali menuju kamarnya untuk mengganti pakaian nya dan bersiap untuk pergi bekerja. Sebelum berangkat Nada pergi ke ruang makan dan ikut sarapan bersama Lena dan Pricilla. Nada hanya mengambil selembar roti dan mengoles kan nya dengan selai coklat.

"kak. . aku minta uang jajan dong" ucap Cilla yang tiba-tiba meminta uang pada Nada di tengah sarapan mereka.

"bukan nya kemarin kakak udah kasih kamu?" saut Nada.

"yang kemarin udah habis, aku pake buat tugas" ucap Pricilla.

"tapi kakak belum waktu nya gajian Cilla" saut Nada.

"kasih lah, masa sedikit aja kamu gak ada? gaji kamu kan disana cukup lumayan" saut Lena Mama nya Pricilla yang tak lain adalah bibi Nada.

Nada pun merogoh tas nya dan memberikan sejumlah uang pada Pricilla. walau dengan berat hati tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena hanya merekalah satu-satunya keluarga Nada saat ini.

"ini, kamu gunakan seperlunya, jangan terlalu menghamburkan uang" ucap Nada sambil menyodorkan sejumlah uang pada Cilla.

"iya, bawel deh" saut Pricilla.

"Nada pamit" ucap Nada berpamitan pada bibi nya.

Nada berjalan menuju halte bus yang tak jauh dari rumah nya. tak butuh waktu lama Nada menunggu, akhirnya bus yang ia tunggu pun datang, Nada segera masuk ke dalam bus tersebut dan duduk seorang diri, selama perjalanan Nada memasangkan earphone nya dan mendengarkan sebuah lagu yang ia dan mama, papa nya sukai. Nada sering memutar lagu tersebut untuk melepas rasa rindu pada mama papanya.

Dulu semasa kedua orang tuanya masih ada kehidupan Nada sangatlah terjamin, mulai dari kebutuhan sehari-hari dan semua fasilitas yang ia butuhkan, namun semua itu sirna dalam sekejap, kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan dan semua aset rumah serta perusahaan telah berpindah tangan kepada orang yang menjebak nya hingga Nada kini tak punya apa-apa.

30 menit berlalu, Nada telah sampai di halte yang tak jauh dari perusahaan tempat ia bekerja, Nada bergegas turun dari sebuah bus dan berjalan menuju tempat kerja nya. sesampai nya di tempat kerja, Nada segera mengganti pakaian nya dan mulai bekerja, mulai dari mengepel, mengelap kaca dan lain sebagainya.

"Nada setelah itu nanti tolong bereskan ruangan direktur utama" ucap salah satu office girl lainnya.

"baiklah" ucap Nada dengan sopan dan sebuah senyuman.

Setelah menyelesaikan tugas nya, Nada bergegas pergi menuju ruangan direktur, ia mulai membereskan semuanya. Saat Nada sedang membereskan semuanya seorang pria berparas tampan dengan tubuh yang tegap datang memasuki ruangan nya. ya, dia adalah direktur utama pemilik perusahaan tersebut, yang bernama Elvin Alexandra. Dengan usianya yang masih muda yakni baru berusia 27 tahun, Elvin termasuk kedalam golongan pengusaha yang sukses di usia muda, tak hanya itu, ia juga memliki seorang istri yang bernama Cassie yang usia nya hanya selisih 2 tahun di atas Nada yaitu 24 tahun.

Elvin dan Cassie menikah di usia yang masih muda, hingga saat ini mereka belum di karuniai seorang anak, Cassie yang merupakan wanita karier menjalani karier nya sebagai salah satu model majalah ternama dan sekaligus bintang iklan. mereka menjalani kesibukan masing-masing hingga sampai-sampai mereka tak punya banyak waktu untuk bersama. namun, walau keadaan nya seperti itu, mereka tetap saling melengkapi satu sama lain dan penuh dengan kasih sayang.

*

"selamat pagi pak" sapa Nada saat melihat Elvin yang baru masuk kedalam ruangan nya.

"pagi" jawab Elvin dengan ramah namun ekspresi muka datar.

"permisi pak" ucap Nada sambil membungkukkan badannya, dan pergi keluar ruangan Elvin.

"haaahhh. . sungguh hari yang lelah" ucap Nada sambil duduk di sebuah kursi taman.

Nada menyandarkan punggung nya di sebuah kursi, ia duduk seorang diri dengan sebuah lap di tangan nya. Nada menatap langit yang begitu cerah. "langit. . apa hari ku akan selalu cerah seperti cerah nya kamu di hari ini?" ucap Nada pada langit biru yang berada di atas sana.

"apa kau sungguh tak punya teman, hingga langit yang tak bisa mendengar kau ajak bicara?" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang Nada.

Sontak suara tersebut membuat Nada kaget dan menoleh ke belakang nya. dan seseorang itu adalah Raka salah satu karyawan yang selalu mengajak Nada bicara di saat waktu luang kerjanya.

"pak Raka? ngapain bapak disini?" tanya Nada

"aku kesini hanya ingin menyapa mu" ucap Raka yang kemudian duduk di sebelah Nada.

"jangan aneh-aneh deh pak, nanti pacar nya ngambek lagi" ucap Nada.

"mana ada pacar, saya masih single kecuali kamu mau sama saya, haha" ucap Raka yang menggoda Nada.

"gerah pak, gombal di siang bolong, yang ada di tertawain matahari tuh" saut Nada sambil tertawa.

"kamu udah makan?" tanya Raka.

"belum"

"ayo makan bareng aku" ucap Raka yang berdiri dari duduk nya.

"gak usah pak, makasih aku males berhadapan sama bu Elisa" ucap Nada menolak ajakan Raka.

"Elisa biar nanti aku yang urus, ayo pergi" ucap Raka sambil menarik tangan Nada.

***

Bersambung. . .

Bab 2

Raka bergegas pergi mengajak Nada ke tempat makan yang berada di dekat perusahaan. ia memesan dua porsi makanan untuknya dan juga Nada.

"pak boleh tanya sesuatu?" ucap Nada yang duduk berhadapan dengan Raka.

"jangan panggil aku bapak, ini di luar kantor kesan nya terlalu tua" jawab Raka.

"oke-oke kalau gitu aku panggil kak Raka gimana?"

"Raka aja Nad usia kita cuma beda 3 tahun"

"iya, itu artinya kamu lebih tua dari aku"

"gak ada, pokonya kamu panggil aku Raka, titik gak ada koma" tegas Raka.

"baiklah Raka"

"nah gitu kan enak"

Beberapa menit mereka berbincang, seorang pelayan pun datang menghampiri mereka dengan membawa pesanan di tangan nya. pelayan tersebut menyimpan pesanan nya di meja Raka dan Nada. "selamat menikmati" ucap si pelayan.

"terimakasih" ucap Nada dan Raka secara barengan.

Mereka pun segera makan bersama di selangi dengan obrolan dan candaan satu sama lain. Sejak awal Nada bekerja di perusahaan itu, Raka lah orang pertama yang menemani Nada, dan bahkan tak jarang orang yang melihat kedekatan dan keharmonisan mereka beranggapan kalau mereka ada hubungan yang lebih dari sekedar teman. namun semua itu tidak lah benar hubungan mereka hanyalah sebatas teman biasa.

Raka mendapati jabatan sebagai manager di perusahaan milik Elvin, dengan wajah yang tampan serata postur tubuh yang ideal, tak sedikit membuat para wanita merasa ingin mendekati dan memilikinya, namun mereka tak seberuntung Nada yang di dekati Raka tanpa harus mendekati terlebih dulu.

Selesai sarapan mereka segera kembali ke perusahaan, di sepanjang jalan mereka selalu bercanda dan tertawa hingga seseorang yang merasa iri terhadap Nada datang menghampiri mereka yang sedang menuju sebuah lift.

"ekhem. . haruskah seperti ini?" tanya seorang wanita dari belakang Nada dan Raka.

Suara tersebut membuat mereka menoleh dengan secara barengan, dan ya Elissa lah yang berdiri di belakang Nada dan Raka. Elissa adalah sekretaris Raka dan juga orang yang mengejar Raka dari dulu sampai sekarang, ia selalu iri pada Nada yang bisa begitu akrab dengan Raka. Elissa berusia di bawah satu tahun dari Raka yaitu 24 tahun.

"siang Bu" sapa Nada sambil membungkukkan badannya dan tersenyum ramah.

"kalau begitu aku duluan pak, Bu, permisi" ucap Nada yang kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.

Nada bergegas pergi ke ruangan office girl, belum sampai ke ruangan tersebut Nada bertemu dengan salah satu office girl lain nya yang sangat iri pada Nada.

"kamu kasih apa pak Raka sampai dia bisa dekat dengan mu?" tanya salah satu office girl lainnya.

"hah" saut Nada yang kaget atas pertanyaan yang tak masuk akal tersebut.

"gak usah berpura-pura, kamu pasti menggoda nya kan atau jangan-jangan kamu kasih keperawanan mu untuk bisa mendapatkan nya " ucap si wanita tersebut dengan muka yang menyebalkannya.

"terserah apa pendapat mu" ucap Nada dengan santai. karena malas untuk debat masalah yang gak penting Nada pun mengambil langkah nya dan bergegas pergi meninggalkan wanita itu, namun langkah nya terhenti ketika dia menarik baju Nada dan mendorong nya hingga membuat Nada terjatuh.

"hei. . apa-apaan kalian ini?" ucap seseorang yang tak sengaja lewat dan melihat kejadian itu.

"kamu baik-baik aja?" ucap orang tersebut sambil membantu Nada berdiri.

"aku gak papa Bu, terimakasih" ucap Nada.

"kalian ikut saya ke ruangan Elvin" ucap orang tersebut yang tak lain adalah Cassie istri dari Elvin.

Cassie berjalan lebih dulu dan di susul oleh Nada juga Lulu orang yang selalu iri sama Nada. Sesampai nya di ruangan Elvin, Cassie masuk terlebih dulu sementara Nada dan Lulu menunggu di luar ruangan.

"loh. . sayang kok disini? kenapa gak telfon? kan aku bisa jemput" ucap Elvin yang bangun dari duduknya dan menghampiri Cassie yang baru masuk.

"aku lagi gak lagi sibuk, dan juga aku gak mau merepotkan kamu, makanya aku gak telfon" saut Cassie sambil memeluk pinggang suaminya.

"hmm.. kalau gitu istirahatlah dulu, aku masih ada meeting 30 menit lagi" ucap Elvin.

"ehh tunggu. . aku mau kamu memecat seseorang"

"seseorang? siapa? apa dia mengganggu kamu? apa yang dia lakukan?" beberapa pertanyaan Elvin lontarkan pada Cassie.

"Bukan aku sayang, tapi orang lain aku cuma mau keadilan, sebentar aku panggilkan mereka".

Cassie langsung membalikkan tubuh nya dan bergegas pergi memanggil Nada dan Lulu yang masih menunggu di depan ruangan Elvin. Kedua orang itu pun mengikuti langkah Cassie masuk kedalam ruangan Elvin.

"apa yang kalian lakukan sampai istri saya mengajak kalian kesini?" tanya Elvin dengan wajah seriusnya.

"gak ada apa-apa kok pak, mungkin ibu cuma salah paham" ucap Nada yang mencoba menutupi semuanya.

"kamu gak perlu menutupi semuanya Nad, jelas-jelas saya melihat sendiri apa yang dia lakukan terhadap kamu" ucap Cassie.

Nada hanya terdiam mendengar ucapan dari Cassie, Lulu pun membuka suaranya, dan mengatakan kalau itu hanyalah sebuah candaan antara seorang teman, namun Cassie menyangkal semua itu karna ia melihat kejadian nya dari awal sampai akhir. dengan segera Elvin meminta rekaman cctv untuk segera di kirimkan ke komputernya. tak butuh waktu lama rekaman itu pun sampai di komputer Elvin, ia melihat semua yang terekam beberapa menit lalu di tempat Nada dan Lulu berada.

"atas dasar apa kamu melakukan itu pada Nada?" tanya Elvin dengan aura dingin nya.

"maaf pak, saya tidak sengaja melakukan itu" jawab Lulu membela diri nya.

"jelas-jelas itu di sengaja, darimana nya kamu bilang gak sengaja?"

Lulu hanya terdiam dan tertunduk, tidak tau apa yang harus ia katakan lagi untuk membela dirinya.

"Vin, aku gak mau ada tindakan bullying di perusahaan ini, apa lagi sesama karyawan, pecat dia" ucap Cassie.

"sayang. . ."

"Vin..! sekarang baru hal kecil, gimana kalau setelah ini terjadi hal yang lebih besar? dia orang yang begitu kasar, aku gak suka" tegas Cassie.

"aku minta maaf, ku mohon jangan pecat aku" ucap Lulu memohon pada Cassie.

Cassie hanya membuang muka nya dan mengabaikan permintaan maaf dari Lulu. Cassie adalah orang yang tegas dan mempunyai hati yang lembut, namun sekalinya ia di buat kecewa seseorang ia bisa membenci nya sampai kapanpun dan sulit untuk memaafkan.

"Bu, bisakah tidak memecat Lulu? lagian aku gak kenapa-kenapa" ucap Nada mencoba membela Lulu untuk tidak di pecat.

"diam kamu Nada, kamu jadi wanita harus bisa tegas jangan mau di tindas, saya hanya inginkan keadilan" tegas Cassie pada Nada.

"Elvin, kalau kamu gak mau memecat nya, biar aku yang memecatnya!" ucap Cassie pada suaminya.

***

Bersambung. . .

Bab 3

Masih di dalam perusahaan, dan di ruangan Elvin tepat nya. Lulu mencoba memohon pada Cassie untuk tidak memecatnya, namun keputusan Cassie tidak bisa di ganggu gugat, ia paling benci dengan yang nama nya bullying, dan ia akan membela siapapun yang terkena bully.

"Lulu. . pergilah dan tinggalkan perusahaan ini" ucap Elvin.

"baiklah, saya permisi" ucap Lulu sambil melangkahkan kaki nya meninggalkan ruangan Elvin.

"kalau begitu, saya juga permisi pak, Bu" ucap Nada yang hendak membalikkan badan nya namun di tahan oleh Cassie.

"kamu gak boleh pergi dari sini" ucap Cassie menghentikan langkah Nada.

Nada langsung menoleh ke arah Cassie yang sedang duduk di sebuah sofa. ia merasa bingung kenapa Cassie tidak membolehkan nya pergi, rasa takut dan tanda tanya bergelut di pikiran Nada. Hanya satu yang Nada takutkan sekarang yaitu sama seperti Lulu yang secara tiba-tiba di pecat. Pikiran Nada mulai berpencar kemana-mana, bagaimana kalau ia di pecat? dimana harus mencari pekerjaan baru? bagaimana dengan biaya kuliah Pricilla dan biaya hidup mereka? begitulah kira-kira pertanyaan yang memutari pikiran Nada saat ini.

Namun semua pikiran itu salah, Cassie menyuruh Nada untuk duduk di sebelah nya dan mengajak ngobrol dengan nya. walau Cassie seorang model tapi ia berteman dengan siapa saja, sama seperti Nada tidak memandang status atau pun jabatan.

"Vin.. Nada boleh disini ya sama aku?" tanya Cassie pada suami nya.

"Nada harus kerja sayang" jawab Elvin dengan lembut.

"yaudah mulai sekarang Nada jadi asisten pribadi aku, jadi semua pekerjaan dia aku yang ngatur" ucap Cassie.

"kamu baru ketemu dia, kenapa ingin menjadikan nya asisten pribadi kamu?" tanya Elvin dengan heran melihat tingkah istrinya.

"karena aku cocok dengan nya, dia orang yang baik juga ramah, aku juga butuh teman di saat aku lelah" jelas Cassie.

"yaudah terserah kamu, aku ke ruang meeting dulu" ucap Elvin yang kemudian mengecup kening Cassie dan pergi meninggalkan nya.

Nada hanya terdiam melongo ketika melihat keromantisan Elvin dan Cassie di hadapan nya. ia bagaikan melihat sepasang Romeo dan Juliet. "sungguh harmonis nya mereka" ucap Nada dalam hati nya. Nada yang masih bengong di kagetkan oleh tangan Cassie yang tiba-tiba menepuk pundak nya.

"Nada.. kenapa kamu melamun?" tanya Cassie menepuk pundak Nada.

"ehh enggak kok Bu aku lagi lihat keromantisan Romeo dan Juliet.. hehe" ucap Nada sambil tersenyum cengengesan.

"apa yang kamu maksud itu aku sama Elvin?" tanya Cassie.

"heem.. kalian benar-benar pasangan yang romantis" ucap Nada kembali.

"biasa aja Nad, kita bahkan gak punya waktu buat selalu bersama karena kesibukan masing-masing" jelas Cassie.

"benarkah? tapi aku salut karna kalian gak saling egois dan mengerti satu sama lain, jarang loh ada pasangan yang kayak gitu" ucap Nada.

"ya, tapi kurang lengkap tanpa kehadiran seorang anak" saut Cassie dengan wajah yang terlihat sedikit murung.

"ibu gak perlu khawatir, mungkin Tuhan lagi merencanakan sesuatu yang indah tanpa ibu duga" ucap Nada menyemangati Cassie agar tidak terpuruk.

Cassie pun memegang kedua tangan Nada dan menatap nya dengan penuh kelembutan, ia melebarkan senyum nya dan berterimakasih karena telah memberinya semangat untuk tidak putus harapan. Beberapa menit berlalu, Elvin masih di dalam ruang meeting nya dan Cassie mengajak Nada untuk ikut pergi bersama nya ke suatu tempat. Sesampainya di depan perusahaan Cassie menghentikan sebuah taksi dan menyuruh sopir taksi untuk mengantarnya ke sebuah butik yang telah menjadi langganan nya.

Beberapa menit berlalu, Cassie dan Nada pun sampai di depan sebuah butik mewah dengan barang yang tentunya mempunya merk ternama. Cassie menggandeng tangan Nada layak nya seorang adik kakak dan masuk kedalam butik tersebut.

"selamat siang nyonya, ada yang bisa di bantu?" ucap sang pelayan butik tersebut.

"tolong pilihkan beberapa baju yang cocok untuk nya" ucap Cassie pada si pelayan.

"tunggu, kenapa untuk aku? bukannya ibu yang akan belanja?" tanya Nada yang kaget dengan tingkah Cassie yang begitu baik padanya.

"kamu lupa mulai sekarang kamu jadi asisten aku? masa iya pakaian seorang asisten seperti itu" ucap Cassie sedikit mencibir agar Nada mau di belikan baju oleh nya.

"ehh. . tapi ini kan barang bermerk semua Bu, apa gak sayang beli buat aku?"

"terima atau kehilangan pekerjaan kamu?"

"i-iya Bu" ucap Nada yang langsung pergi ke ruang ganti dan mencoba beberapa potong baju.

Setelah mencoba beberapa baju akhirnya Cassie menemukan sebuah baju yang cocok dengan tubuh Nada yang mungil. Nada pun keluar dari ruang ganti dengan memakai sebuah mini dress di atas lutut berwarna pink yang menyatu dengan warna kulit putih nya. Nada terus menurunkan baju nya karena belum terbiasa dengan pakaian yang seperti itu.

"maaf Bu apa ini gak terlalu pendek?" tanya Nada sambil menarik bajunya ke bawah.

"enggak Nad, itu udah pas buat kamu nanti juga terbiasa" saut Cassie yang meyakinkan Nada.

"oh ya mbak.. tolong bungkus beberapa pakaian yang model seperti itu" ucap Cassie pada sang pelayan.

"baik Bu"

Pelayan butik pun bergegas pergi dan membungkus beberapa mini dress sesuai permintaan Cassie, tak lama menunggu si pelayan pun kembali dengan membawa beberapa paper bag dan menyerahkan nya pada Nada. Tidak hanya disitu, setelah keluar dari butik itu, Cassie kembali memesan taksi online dan pergi ke sebuah salon untuk mengubah sedikit penampilan Nada.

"ayo masuk" ajak Cassie pada Nada yabg baru keluar dari taksi.

"selamat siang non Cassie" sapa para karyawan salon.

"kalian tolong ubah dia menjadi semenarik mungkin ok?" ucap Cassie pada karyawan salon tersebut.

Lagi-lagi Nada di buat kaget oleh tingkah laku Cassie yang tiba-tiba mengajak nya ke salon, dan itu bukan hanya sekedar salon biasa namun, salon kalangan para model.

"mending kita pulang deh Bu, gak usah ya!" ucap Nada memohon.

"duduklah, mereka akan mengubah mu" ucap Cassie yang kemudian pergi ke ruang tunggu.

"kalau boleh tau, kamu siapa nya non Cassie? bisa akrab banget" ucap karyawan salon yang akan mengubah Nada.

"aku hanya asisten baru nya " jawab Nada dengan wajah yang kaku karena tak biasa dengan make up.

Nada wanita yang sederhana, tampil apa adanya dan jauh dengan yang nama nya make up, Nada lebih suka menggunakan bedak bayi dan polesan liptint yang sangat tipis untuk merias wajah nya, karena ia begitu menyukai wajah natural nya di banding dengan polesan make up yang tebal.

***

Bersambung. . .

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!