NovelToon NovelToon

Suami Pengganti 2

Awal kisah

Zira Danish Hartanto, gadis cantik, imut dan ceria. Berusia dua puluh empat tahun dan merupakan putri satu satunya keluarga Hartanto.

Zira baru kembali dari Paris dan akan menikah dengan kekasihnya yang bernama Andika. Mereka telah bertunangan bulan lalu, dan akan menikah dua hari lagi.

Dengan langkah tergesa sambil menyanyikan lagi kesayangannya, Zira melangkah menuju lift untuk memberi kejutan kepada tunangannya Andika Pratama di apartemen nya.

Zira tersenyum sendiri membayangkan Andika akan tersenyum bahagia mendapatkan kejutan darinya.

Ting....

Pintu lift terbuka, Zira kembali melangkah dengan ceria.

Didepan pintu apartemen Andika, Zira mengambil kunci, dan ingin membukanya. Namun Zira terkejut saat dia mendorong pintunya tak terkunci.

Andika ini ceroboh sekali, gimana jika ada pencuri yang masuk. bathinnya.

Zira melangkah masuk ke dalam, ruang tamu kosong, namun dirinya kembali terkejut melihat sepatu dan pakaian wanita berserakan di lantai.

Wajahnya yang semula ceria berubah menjadi pias, senyumnya hilang dan jantungnya berdegup kencang, pikirannya mulai panik, was was dan takut. Takut apa yang dibayangkannya menjadi kenyataan.

Sepatu siapa ini? Dimana mereka? Apakah di dalam kamar? dan Apa yang dilakukan Andika di dalam kamar dengan wanita tersebut.

Dengan sisa keberanian nya dan didorong rasa ingin tahunya yang besar, Zira terus melangkah menuju kamar Andika.

Nafasnya memburu dengan jantungnya berdegup kencang. Seiring dengan langkah nya yang semakin mendekati pintu kamar tidur andika. Zira paham betul letak kamar Andika karena dia sudah dua kali berkunjung kesana.

Samar samar dia mendengar suara desahan. Zira mendengar suara wanita yang dia yakini berasal dari dalam kamar Andika.

Hatinya menjerit sakit, Dadanya terasa sesak dan nafasnya terasa sangkut di tenggorokan, tapi dia masih mampu menguasai dirinya. Tinggal satu pertanyaan yang muncul di kepalanya siapa wanita yang bersama Andika saat ini???

Walau Jantung nya bagai di remas, di tarik paksa dan dicabut dari tempatnya, sakiiiit yang luar biasa. Luka yang begitu dalam dan parah tapi tak berdarah.

Tetapi Zira terus melangkah, walau kakinya gemetar, langkahnya semakin mendekat. Dari celah pintu yang tak tertutup rapat, Zira dapat melihat langsung apa yang calon suaminya lakukan dan dengan siapa dia melakukannya???

Pemandangan didepan matanya sangat menyakitkan hati dan jiwanya. Dia melihat sendiri calon suaminya sedang asyik bercinta dengan sahabatnya sendiri. Sungguh pemandangan yang sangat menyakitkan hati.

Zira membekap mulutnya kuat agar dia mengeluarkan suaranya, airmatanya jatuh bercucuran dengan deras.

Dengan kaki gemetarnya Zira berjalan mundur ke belakang, hingga tak sengaja dia membentur meja. Makanan yang dia bawa ditangannya jatuh berserakan di lantai. Menimbulkan suara yang mengagetkan kedua pasangan yang tengah memadu kasih.

Andika dan Cinta melihat kearah pintu secara bersamaan dan mereka terkejut mendapati Zira yang berdiri disana.

Wajah Andika pucat pasi, mengingat dirinya tertangkap basah oleh Zira, begitu juga cinta.

"Zira, sayang....ini tidak seperti yang kamu pikirkan! teriak Andika.

"Zira.." Andika terus memanggil namanya.

Namun Zira tak memperdulikannya. Zira bangkit dan berlari secepat mungkin.

Zira

Andika bangkit dan menyambar celananya kemudian memakainya asal, dia berusaha mengejar Zira. Sementara cinta duduk dan tersenyum kecut.

Zira terus berlari dan menghilang masuk di dalam lift. Meninggalkan Andika di belakang dan tak mampu lagi mengejarnya.

Zira menangis sejadi jadinya disana. Hingga dia terduduk di dalam lift. Tangan dan kakinya masih bergetar hebat. Zira tak mampu untuk menopang tubuhnya.

Lift terbuka dan Zira kembali bangkit, kemudian dia berlari keluar dari bangunan tersebut. Berlari secepat mungkin hingga tanpa dia sadari dia menabrak seseorang yang tak lain adalah Juan.

Ini adalah kali ketiga mereka bertemu. Juan ingat betul, karena setiap bertemu Zira dirinya pasti berdebat dengan gadis mungil itu.

Tapi kali ini berbeda, Zira tidak memakinya dan mengatainya om om, Zira menangis dan bangkit berdiri kemudian melanjutkan langkahnya menuju keluar.

Juan terkejut dan siap memaki Zira namun dia tertegun, kata kata yang sudah dia siapkan hilang semua melihat wajah Zira yang berderai airmata, Juan diam dan tampak berpikir.

kenapa bocah itu menangis, biasanya dia pasti akan langsung marah dan mengatai diriku. Ah ...tapi itu bukan urusanku. Mau dia menangis, mau dia tertawa, tidak ada hubungannya denganku, mengapa aku jadi memikirkan dia???

Juan kembali ingin melanjutkan langkahnya masuk kedalam, tapi langkahnya kembali terhenti dia teringat tasnya, lho mana tasku? ah aku pasti meninggalkannya di dalam mobil.

Juan kembali melangkah kearah parkir mobilnya untuk mengambil tasnya yang tertinggal. Ada pekerjaan kantor yang belum dia selesaikan dan akan menyelesaikannya di rumah.

Juan mengambil tasnya dan mengunci mobilnya, dia berjalan masuk ke dalam dan menaiki lift menuju kamarnya. Didepan lift dia bertemu dengan Andika yang hanya memakai celana pendek, Juan tampak memperhatikan nya sejenak kemudian berlalu masuk ke dalam.

apa apaan dia berpenampilan begitu, seperti habis tertangkap basah.

Juan menekan tombol dimana lantai kamarnya berada. Juan ingin segera sampai dan beristirahat.

Setelah selesai ritual membersihkan dirinya, Juan membuka laptopnya. Baru beberapa menit mengetik ponselnya berbunyi.

Tring ..

Sebuah pesan masuk berasal dari Tomy

Besok pagi pagi sekali kau harus ke Malaysia, ada masalah di pada proyek kita yang ada disana. Berangkat jam Setengah tujuh.

Tomy.

Juan menelpon Tomi, untuk memastikan kabar tersebut.

"assalamualaikum, bos."

"Waalaikum salam, ada apa?"

"Benar, aku harus berangkat besok?"

"Ya, aku ingin kau tiba tiba muncul disana, aku curiga ada orang dalam yang terlibat. Dan mere tidak akan curiga karena aku berada di Jakarta. Aku merahasiakan kepergian mu. Tidak akan lama, aku yakin kau pasti mampu mengatasi semuanya, kau akan pergi dengan Yujin." jawab Tomi.

"Baik, laksanakan bos. Assalamualaikum"

"Aku percaya padamu, Ju. Waalaikum salam"

Setelah menutup telponnya Juan kembali fokus ke layar laptop nya. Namun rasa lapar mengganggu konsentrasi nya. Juan melirik jam dinding, sudah jam sepuluh malam. Tapi cacing di perutnya terus meronta minta diisi.

Juan menutup laptopnya dan ke dapur membuka kulkas, kosong. Tak ada satu benda pun yang bisa dia makan, kecuali air putih.

Dengan malas Juan keluar mencari makanan, dan akan singgah ke super market untuk belanja bulanan.

Juan mengendarai mobilnya dengan santai, dia melintasi jembatan, karena letaknya memang di dekat danau buatan.

Tiba tiba Juan mengerem mobilnya mendadak. Duya menoleh ke samping untuk memastikannya apa yang dilihatnya sekilas tadi benar atau tidak.

Seorang gadis berdiri di tepi jembatan dan siap melompat, Gadis tersebut adalah aadalah gadis yang tidak sengaja menabraknya tadi di depan lift. Juan segera keluar dari dalam mobil dan menghampirinya.

Untungnya suasana sudah malam, dan jalanan sunyi, jika tidak sudah di pastikan dia akan mendapat makian dari pengguna jalan karena berhenti sembarangan.

Juan semakin mendekat dan berlari, saat dia melihat di gadis akan melompat. Juan dengan cepat menangkapnya dan akhirnya mereka berdua terjatuh.

"Siapa kau?" ucap Zira sebelum melihat wajah Juan di kegelapan malam.

"Hei gadis bodoh, apa yang kau lakukan? kau bisa mati!!!" bentak Juan.

"Apa peduli mu, aku memang ingin mati. Mengapa kau menyelamatkan aku!" teriak Zira.

"Apa kau sudah gila, mengapa kau ingin mati?"

"Bukan urusan mu!!" bentak Zira.

Juan menarik Zira dari sana, membawanya ke tempat yang agak terang. Juan mengoceh sambil terus menarik paksa Zira.

"Jadi urusan ku karena aku melihatnya. Gadis labil sepertimu berkeliaran di tengah malam dan kini coba bunuh diri, aku tahu kau hamil dan pacarmu, tidak mau tanggung jawab, ya kan!"

Kata kata Juan sangat menyinggung Zira. Tanpa dia sadari tangannya melayang dan menampar wajah Juan.

"Kau!!!!" ucapnya.

"Sebaiknya tak usah ikut campur Om, Aku tahu tipe pria seperti apa dirimu, kau sama saja dengan dia yang suka mempermainkan wanita. Kalian lelaki berpikiran jika wanita Hanya untuk di tiduri. Aku benci, Aku muak!!!" teriak Zira dengan berderai airmata.

Juan sampai terkesiap mendengar ucapan Zira. Juan terbayang pria yang dia temui di depan lift, Apa mungkin dia memergoki kekasihnya selingkuh. Mungkin pria tadi adalah kekasihnya.

Zira Kembali berlari ke tepi jembatan, dia sudah naik dua undakan dan bersiap untuk melompat, Juan tersadar dari lamunannya, dia segera berlari untuk menyelamatkan Zira.

Gimana kelanjutannya????

Silahkan like vote dan berikan komentar. Terima kasih.

Permintaan Zira.

"Jangan bodoh, hidupmu masih panjang, mengapa kau memandang dunia sepicik ini!"

"Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan orangtuamu nanti? Betapa hancurnya hati ibumu melihat kematian mu??"

"Jika kau tidak mencintai dirimu, setidaknya cintai orangtuamu yang sudah membesarkan mu dengan susah payah, dengan penuh cinta dan kasih sayang. Bayangkan betapa kecewanya mereka melihat kelakuan mu.

Apalagi setelah menemukan mu mati bunuh diri karena putus cinta. " Teriak Juan.

Juan tak berhenti dia melanjutkan kalimatnya untuk memperbaharui Zira.

"Dan kekasihmu dia akan berbahagia dengan selingkuhannya, apa kau rela melihatnya bahagia diatas penderitaan mu!! Mereka akan tertawa, apa kau tidak mau membalas mereka? Membalas setiap rasa sakit yang mereka torehkan!!" teriak Juan.

Perlahan kata kata Juan masuk ke dalam pikiran Zira dan dia bergerak turun dari pinggiran jembatan. Juan segera menangkapnya dan memeluknya.

Zira menangis di dalam pelukan Juan. Juan membiarkan gadis itu menangis di pelukannya dan tangannya mengusap lembut rambut Zira.

Beberapa menit keduanya diam dengan posisi Zira memeluk Juan. Juan membiarkan Zira menumpahkan segala kesedihan dan kekecewaan nya.

"Mau aku antar pulang?" tawar Juan.

Zira mengangguk setuju. Juan berjalan sambil menarik tangan Zira. Zira pun mengikutinya dengan patuh.

Mobil kembali melaju membelah jalanan. Mereka berdua diam dan larut dalam pemikiran masing masing.

Seolah Juan memberikan waktu untuk Zira berpikir, apalagi saat ini dia butuh ketenangan.

Mobil terus melaju hingga tiba di lampu merah, Juan akhirnya bersuara.

"Aku lapar dan tadinya aku berniat untuk membeli makanan sebelum bertemu dengan mu! Maukah kau ikut makan denganku??

Tapi jika kau tidak mau menemani ku , katakan dimana rumahmu agar aku bisa mengantarkan mu pulang."

Zira diam, dia bingung, bagaimana mengatakan pada orangtuanya tentang kelakuan Andika.

Zira takut papanya tidak akan percaya karena dia tidak memiliki bukti saat ini. Dan Zira takut Papanya pasti akan membela Andika, karena dia selalu bersikap manis di depan papanya.

Apa yang harus katakan ke papa, apa papa bisa mempercayaiku??

"Katakan dimana rumah mu, aku akan mengantarkan mu?" tanya Juan lagi.

Lama Juan menunggu, Zira tak kunjung menyebutkan alamat rumahnya.

"Bagaimana aku bisa mengantar mu, jika aku tidak tahu dimana rumah mu? Katakan dimana?"

"A...aku tidak mau pulang. Aku tidak mau bertemu dengan Andika!" ucap Zira akhirnya.

Juan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Jika dia tidak mau pulang, jadi kemana aku akan membawanya? tidak mungkin aku membawanya ke apartemen ku!!

"Kita singgah di supermarket sebentar, aku akan membeli makanan. Kau bisa menunggu disini. Atau ada yang ingin kau ucapkan?"

Zira masih sama, diam tak bergeming, di tempat nya.

Juan semakin bingung, tadi dia mau bunuh diri, sekarang dia diam tak menjawab, bagaimana ini.

Juan berhenti di sebuah mini market yang buka dua puluh empat jam. Juan turun dan masuk kedalam.

Lima belas menit kemudian dia keluar dengan membawa tiga buah kantong plastik. Yang pertama berisi cemilan, Snack dan minuman kaleng. Yang kedua berisi bahan makanan dan kantong yang terakhir berisi buah buahan segar.

Juan masuk dan meletakkan belanjaan nya di joke belakang. Dia masuk Kembali ke dalam mobil.

Dipandangnya Zira sejenak sebelum akhirnya dia kembali bersuara.

"Aku akan mengantarkan mu sampai rumah, kau tak perlu cemas. Katakan dimana alamat mu?" tanya nya lagi.

"Bo..boleh aku ikut dengan mu?" ucap Zira dengan suara berat.

Juan membulatkan matanya mendengar ucapan Zira.

"A...aku takut dia akan menunggu ku di rumah, aku tidak mau bertemu dengannya lagi." ucap Zira akhirnya.

Juan membuang nafas kasar, seumur hidup dia tidak pernah membawa seorang wanita ke apartemen nya, tapi dia juga tidak tega melihat keadaan Zira saat ini. Juan bergelut dengan pemikirannya, namun akhirnya dia mengalah.

Akhirnya Juan membelokkan mobilnya kembali ke apartemen. Dan memarkirkannya di basment. Kemudian turun dan membawa kantong belanjaan ditangannya. Zira mengikuti langkahnya di belakang.

Juan mempersilahkan Zira masuk dan duduk di sofa. Kemudian dia mengambil bahan makanan dan membuat spaghetti sebagai menu makan malam nya kali ini.

Lima belas menit sibuk di dapur akhirnya masakan Juan selesai. Dia membawa dua piring spaghetti dan dua gelas air putih.

"Makanlah, setelah itu kau bisa beristirahat di kamar tamu." ucap Juan.

Dia mengambil seporsi spaghetti miliknya dan mulai memakannya dengan lahap.

Sampai Juan selesai makan Zira belum juga menyentuh makanannya.

"Makanlah" ulang Juan.

Zira menatap Juan lama. Kemudian dia menarik nafas panjang.

"Tuan, apakah tuan sudah menikah?" tanya Zira.

Apa apaan gadis ini, mengapa dia menanyakan, apa urusannya dia dengan statusku menikah atau tidak? apa dia takut di sebut pelakor seperti yang saat ini lagi trend.

Juan terdiam lama, namun akhirnya dia menjawab. "Belum" ucapnya datar.

Mendengar jawaban Juan, Zira sedikit bernafas lega. Dia kembali menatap Juan.

"Tuan, maukah kau menolongku?"

"Maukah kau menikahi ku?" tanya Zira sambil menatap Juan.

Juan sampai tersedak air yang dia minum. Hingga dia terbatuk batuk.

"Apa maksudmu?" tanya Juan tak percaya.

"Aku tidak mau. Nona, kau saat ini sedang kacau, sebaiknya kau beristirahat."

Zira tak bergeming. Dia menatap Juan sejenak sebelum kemudian melanjutkan kalimatnya.

"Aku memang gadis yang sangat malang. Mengapa tak kau biarkan saja aku mati.

Namaku Zira Danish Hartanto. Pria yang kau lihat tadi, dia adalah tunanganku namanya Andika. Pernikahan kami berlangsung dua hari lagi, dan tadi aku singgah ke apartemen nya untuk memberikan kejutan.

Tapi bukannya dia yang terkejut, justru aku yang terkejut karena dia__ dia sedang ...." Zira tak melanjutkan kalimatnya airmatanya kembali menetes.

"Nasib ku memang sungguh menyedihkan. Sahabatku dan tunangan ku ternyata bermain api di belakangku selama ini. Aku yang bodoh percaya pada mereka begitu saja. Nasib ku memang sungguh buruk, Bahkan om saja tidak mau menerima ku." ucapnya sedih.

Kemudian Zira menceritakan semuanya dari awal dia masuk ke apartemen Andika Hingga dia berada di pinggir jembatan.

"Katakan, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau menikah dengan pria seperti itu!! Dia jahat, dia tidak mencintai ku, aku tidak mau menghabiskan hidupku dengannya. Tolong aku tuan, tolong!!" ucap Zira memohon.

Juan diam, dan tak tahu apa yang akan dia ucapkan lagi. Menikah, dia memang ingin segera menikah, tapi bukan seperti ini caranya, apalagi dia tidak mengenal gadis kecil dihadapannya ini.

"Sudahlah nona, Sebaiknya anda istirahat. Ini sudah larut malam. Oh ya, besok pagi pagi sekali saya akan berangkat ke Malaysia, kamu bisa tetap disini jika mau. Selamat malam." ucap Juan dan meninggalkan Zira.

Zira kembali menangis, Zira bingung bagaimana caranya dia memberitahu kan kepada orang tuanya.

Zira membuka tasnya dan mengambil ponselnya. Terlihat banyak sekali panggilan tak terjawab dari Andika, ada juga dari papa nya.

Zira membuka sebuah pesan dari papanya , yang isinya papanya menanyakan keberadaannya sekarang. Dan mengatakan jika Andika mencarinya ke rumah. Andika sudah menjelaskan semuanya dan bilang dia salah paham.

Zira menutup ponselnya dan mencampakkannya di sofa. Zira benci situasi ini, Andika telah mempengaruhi papanya dan memutar balikkan fakta.

Tunggu kelanjutannya ....

Rencana pernikahan

Zira yang kelelahan menangis akhirnya tertidur di sofa. Tanpa mengganti bajunya dan tanpa memasuki kamar tamu yang sudah di siapkan oleh Juan.

Juan sendiri malah tak bisa tidur. Ucapan aneh Zira terus berputar di kepalanya.

Permintaan yang aneh. Mana mungkin aku menikahi gadis yang sama sekali tidak aku kenal, gadis yang baru dua kali ku temui.

Juan ingat pertama kali mereka bertemu saat Juan mempersiapkan pesta kantor, dan mereka bertabrakan. Gadis itu memarahinya karena mengotori gaunnya serta dia minta ganti rugi.

Karena penasaran Juan coba mencari tahu siapa gadis itu, dua mulai melakukan pencarian di internet.

Tertulis jelas dalam berita disana jika lusa, Zira dan Andika akan menikah. Pernikahan yang digadang gadang, akan menjadi pernikahan termegah sepanjang masa. Karena melibatkan dua keluarga pebisnis yang hebat dan kata raya.

Zira adalah putri satu satunya keluarga Hartanto. Dan Andika juga merupakan Putra pengusaha batubara kaya di Indonesia.

Terlihat jelas disana photo pertunangan Zira dan Andika. Keduanya terlihat sangat bahagia. Dengan senyum cerah memamerkan cincin pertunangan mereka ke kamera.

Gadis yang malang..bathin Juan

Juan mencari tahu siapa sebenarnya Andika, namun m dia hanya menunjukkan beberapa berita tentang kecakapannya dan keberhasilan nya di dalam dunia bisnis.

Juan menutup tab nya dan termenung. Aku tidak perlu memikirkan masalah gadis itu, terserah padanya, apa yang ingin dia lakukan, aku hanya berharap dia tidak bertindak bodoh lagi.

Juan meletakkan tab nya dan mulai memejamkan matanya, namun matanya tak juga mau terpejam.

Juan akhirnya memilih bangun dan keluar kamar, dia terkejut melihat Zira tertidur meringkuk di sofa.

Juan kembali ke dalam kamar,mengambil selimut dan menyelimuti Zira. Juan duduk di tepi sofa yang Zira tempati, wajahnya memandang jelas wajah Zira yang tertidur pulas. Ada rasa iba melihat gadis malang itu. Juan ingat benar bagaimana kondisi Andika yang hanya menggunakan celana pendek tanpa memakai baju saat mengejar Zira tadi. Siapa pun langsung tahu apa yang baru saja terjadi.

Apalagi setelah Zira menjelaskan semuanya. Rasanya hati Juan ikut sakit. Tega sekali pria itu padanya.

Juan larut dalam pemikirannya sendiri, ternyata begitu banyak kesedihan dan kesusahan dalam hidup. kekayaan tak menjamin kebahagian, mungkin dirinya kekurangan dalam hal materi. Karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu, tapi melihat kesedihan Zira dan bagaimana kisahnya Juan merasa iba. Dia memang kekurangan tetapi di dampingi oleh orang orang yang mencintainya.

Lama Juan memandnag Zira, hingga akhirnya dia bangkit dan masuk kembali ke dalam kamarnya.

Juan menyusun pakaiannya dan berkas yang akan dia bawa ke dalam koper, dan dia pun segera bersiap. Juan akan berangkat sekarang. Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Juan menarik kopernya dan meninggalkan Zira.

Sebuah pesan telah dia letakkan diatas meja.

Saat kau terbangun, aku sudah pergi. aku sudah membuatkan mu sarapan dan aku letakkan diatas meja. Jangan lupa untuk memakannya.

Satu pesanku pulanglah, orangtua mu pasti sangat mengkhawatirkan mu. Tapi jika kau masih belum siap, kau boleh tinggal di apartemen ku sampai kau merasa tenang. Aku pergi dulu.

Juan.

Juan terus melangkah memasuki mobilnya dan berangkat ke bandara. Yujin sudah menunggunya disana untuk mendampingi Juan selama di Malaysia.

Waktu terus berjalan, Zira terbangun jam sembilan pagi. Dia duduk dan memperhatikan sekelilingnya. Kosong, berati sang pemilik sudah pergi sesuai dengan yang dia ucapkan tadi malam. "Tapi mengapa dia tidak membangunkan ku?"

Zira duduk dan memperhatikan sekelilingnya sekali lagi. dia melihat selimutnya yang terjatuh di lantai. "Selimut ini, pasti dia yang telah menyelimuti diriku."

Kembali matanya menatap sarapan dan kertas yang tergeletak diatas meja.

Zira langsung mengambil kertas tersebut. Dibuka dan dibacanya pesan dari Juan. Zira tampak tertegun, dia pria yang sangat baik. Beruntung aku bertemu dengannya tadi malam. Aku akan membalas semua kebaikan mu, Om." ucap Zira pelan.

Zira bangkit dan menuju kamar mandi. Dia menemukannya, setelah membersihkan dirinya Zira memakan sarapan ya g dibuat oleh Juan. Lagi dan lagi Zira kagum akan sosok Juan yang tidak hanya baik tapi juga pandai memasak. Dalam satu malam dia sudah dua kali memakan masakan Juan yang semuanya terasa sangat lezat.

"Aku akan pulang dan menemui papa. Aku tidak mau papa menikahkan aku dengan Andika. aku akan memaksa papa menikah kan aku dengan Om tampan, tapi....siapa namanya??? aku bahkan belum tahu siapa nama Om tampan dan baik hati ini. Aku akan menanyakan nya pada Rania, ya aku akan bertanya padanya. Bukankah dia adalah pegawai di kantor suaminya." ucap Zira bersemangat.

Zira pulang ke rumah orangtuanya. Dia mengunci apartemen Juan dan Segera menaiki taksi untuk pulang.

Sampai di rumah, Zira sudah di tunggu oleh orangtuanya dan Andika. Dia masuk tanpa mengucapkan salam dan melengos pergi. Dia malas bertemu dengan Andika.

"Danish, duduk?" panggil sang papa.

Dengan malas Zira duduk di.hadapan papanya dan Andika.

"Darimana saja kau? semalaman Andika mencari mu, Dia khawatir, dan dia mengatakan jika dia melihatmu bersama seorang pria. Apa ini yang papa ajarkan padamu!!" bentak pak Hartanto.

"Aku menginap di rumah Rania, pa! Papa tanya apa yang telah di lakukan calon mantu kesayangan papa ini. Dan apa tadi, dia melihatku bersama seorang pria, bulshit. Pandai sekali kau memutar balikkan fakta, Bukankah kau yang tertangkap basah membawa wanita lain di apartemen mu!" bentak Zira.

"Danis jaga bicara mu, Kau jangan sembarangan menuduh!" bentak pak Hartanto.

Zira tertawa, papa lebih percaya dia dari pada aku, anak kandung papa. Kenyataannya aku menangkap basah dirinya berselingkuh dengan cinta di apartemen nya." teriak Zira.

"Jangan asal bicara, apa kau punya buktinya?" tanya Andika.

Zira diam, ya dia tidak memiliki bukti.

"Om, sebaiknya pernikahan ini di tinjau kembali. Aku tidak terima Zira menuduhku seperti itu." ucap Andika.

Pak Hartanto murka. Tidak mungkin pernikahannya dibatalkan, karena semua sudah di persiapkan dan besok adalah hari pernikahannya.

"Danish, jangan membuat malu papa. Minta maaf pada Andika." ucap pak Hartanto.

Zira tak percaya, jika papanya lebih percaya pada Andika daripada dirinya Zira berlari ke kamarnya dan menutup pintunya keras. Zira menangis sejadi jadinya.

"Maafkan kelakuan danish," ucap pak Hartanto pada Andika.

"Tidak apa apa,om! Aku memakluminya. Aku pamit dulu, Om!" ucapnya.

Zira menangis dan terus menangis di dalam kamarnya. "Ibu....." panggilnya di dalam tangisnya.

Pintu kamar di ketuk, "Danish ini bunda, buka pintunya nak!" terdengar suara dari luar.

"Pergi, tak perlu mengasihani ku!!" teriaknya.

"Buka nak, bunda ingin bicara." ucap Siska ibu sambung Zira.

Ibu kandungnya meninggal ketika dia berusia sepuluh tahun karena penyakit jantung. Dan ayahnya menikah lagi dengan bundanya sekarang, hubungan ayahnya dan Zira renggang. Namun Siska berusaha menjadi ibu yang baik untuk Zira. Dia tidak membeda bedakan Zira dengan anak kandungnya yang kini berusia delapan tahun. Hasil pernikahannya dengan Hartanto, walau sebenarnya itu bukan anak kandung Hartanto. Nyatanya dia menikah saat sudah hamil.

Siska kembali mengetuk pintu kamar Zira. "Buka pintunya nak, bunda ingin bicara." ucapnya lagi.

cklek...

Siska membuka pintu yang ternyata tidak di kunci.

Tampak gadis itu menangis tertelungkup diatas tempat tidur. Siska mendekat. Tangannya menyentuh bahu Zira yang tampak naik turun karena menangis.

"Sayang...." ucapnya lembut mengusap bahu Zira.

"Aku bukan ibu kandung mu, tapi aku mencintai mu sama seperti aku mencintai Dean, ceritakan masalahmu pada bunda." ucapnya lembut.

Zira berbalik dan menatap Siska, seketika dia memeluk Siska dan menangis dipelukannya.

Dia menceritakan semuanya pada Siska apa yang dia lihat di apartemen Andika dan bagaimana papa nya lebih percaya lada Andika.

"Bunda akan bantu mencari bukti siapa sebenarnya Andika, tapi sekarang kau harus bangun, untuk apa menangisi pria seperti itu."

"Tapi Bun, gimana caranya??"

"Bunda akan suruh anak buah papa mencari tahu, tapi bunda nggak bisa janji, karena waktunya tinggal besok. Dan kita tidak bisa membatalkannya begitu saja tanpa alasan yang tepat."

" Makasih bunda."

"Sekarang bangun dan mandi. Lihat dirimu jelek sekali. Bunda tunggu di meja makan." ucap Siska.

Sementara di kantornya Andika tersenyum puas. Dia berhasil meyakinkan pak Hartanto jika Zira lah yang salah dan dia yang bersama dengan pria lain.

"Sebentar lagi aku akan menjadi orang yang paling kaya, aku bisa menguasai semua bisnis keluarga Hartanto. Hahaha" Andika tertawa sendiri.

...****************...

Siska meminta salah satu anak buah suaminya untuk menyelidiki Andika, dan mengikutinya.

Siang ini Andika makan siang bersama cinta, dan Dian mengikutinya. Dian adalah anak buah Siska.

Dian mengambil beberapa photo cinta dan Andika yang terlihat sangat mesra.

"Yang...aku nggak rela ya kamu nikah dengan Zira." ucap cinta cemberut.

"Sayang bersabarlah...ini juga demi kamu, setelah aku menguasai semua harta kekayaan nya, aku akan meninggalkannya dan kita bisa menikmati semua hartanya. Bersabarlah sayang..." ucap Andika menenangkan cinta.

"Tapi kamu janji ya, setelah semua hartanya menjadi milik mu kau akan meninggalkan nya,"

"Janji sayang..." ucap Andika.

Tanpa mereka sadari pembicaraan mereka di rekam oleh Dian yang duduk di meja belakang mereka. Dian berpura pura menjatuhkan sesuatu di dekat meja mereka, dan saat dia mengambilnya Dian menempelkan mikropon penyadap disana.

Setelah makan siang bersama, Andika dan Cinta berjalan jalan, dan Dian terus saja mengikuti dan mengambil gambar mereka berdua . Hingga tadi malam mereka kembali memasuki apartemennya.

Semua hasil penyelidikannya sudah dia kirimkan kepada Siska. Siska tersenyum puas.

"Pernikahan in akan hancur, dan Danish pasti akan di kirim keluar negeri oleh papanya. Dan aku bisa dengan leluasa menikmati semua kekayaan papanya." ucap Siska tersenyum bahagia.

"Tunggu saja kejutannya besok, aku yakin mas Hartanto pasti akan mengirimkan Zira jauh, karena merasa malu. Dan tidak akan ada pria lain yang mau menikahinya. Maafkan bunda sayang, ini semua bunda lakukan demi Dean." ucapnya.

Dia menyimpan semua bukti photo dan rekamannya. Kemudian dia menelpon seseorang untuk mentransfer sejumlah uang pada Dian.

Gimana acara pernikahannya???

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!