NovelToon NovelToon

KETIKA GUS JATUH CINTA

Zaki

Sudah 2 tahun Zaki menempuh pendidikan di Turki melanjutkan S2 nya. Kini ia harus kembali ke negara asalnya. Tak lama perjalanan dari Turki ke Indonesia, kini ia dihadapkan dengan Abi dan Umi yang sudah ada di bandara Ahmad Yani Semarang.

"Nah... itu Zaki bi, umi sudah sangat merindukannya" umi yang tidak sabar langsung menghampiri Zaki

"Assalamualaikum umi, abi" ucap Zaki yang langsung melepaskan tangannya untuk mencium tanga abi dan uminya.

"Wah, Zaki tambah ganteng saja putranya abi" ucap abinya yang langsung memeluk Zaki

"Iya dong bi, siapa dulu abinya" sambil zaki memeluk balik abinya

"Ehhh... Umi nggak di anggap nihh" ucap umi dengan ekspresi cemberut

"Iya umi juga, yang paling cantik sedunia hehe... mi bi, Zaki laper nih" langsung ketawa bareng wkwk

"Yaudah, kali ini abi cari restoran yang menunya ala-ala korea kesukaan kamu. Sebagai hadiah dari abi karena kamu berhasil lulus sebagai mahasiswa terbaik delegasi Indonesia" ucap abinya dengan bangga

Mereka bertiga segera masuk ke mobil, abi dan umi duduk di depan, sedangkan Zaki di belakang.

"Dari kemaren abi nyari restoran Korea yang Halal Zak, demi kamu. Umi aja sampai-sampai gak di perhatiin, abi juga sibuk beberapa hari ini dapat banyak undangan tausiyah ke luar kota. Sekali-kali kamu juga ikut Zak, siapa tau nanti ketemu jodoh kamu" ucap umi panjang lebar sambil menghadap ke arah Zaki, yang duduknya dibelakang.

"Ya enggak boleh gitu umi, masak Zaki ikut abi tausiyah mau cari jodoh" ucap Zaki sambil ketawa menghadapi sikap uminya

Abinya menghentikan mobilnya di restoran Toppoki di Daerah Banyumanik. Tak perlu waktu lama untuk mencari tempat duduk yang kosong. Zaki, umi, dan abi duduk di meja dekat jendela di iringi dengan musik Korea.

"Abi sama umi mau pesen apa?" tanya Zaki sambil mengalihkan pandangan pada menu makanan

"Umi terserah kamu aja Zak, nama makanannya umi gak paham semua" kata umi sambil menyodorkan buku menunya ke Zaki wkwk

"Lagian umimu mana tau Zak, lha wong abi juga nggak tahu hhh" langsung ramai suasana di meja nomor 5 karena ketawa umi abi dan Zaki

"Haha kirain pas Zaki di Turki, abi sama umi sering ngedate ke sini. Yaudah, mba pesen ramyeon 3 sama kopi 2, teh anget 1 ya" ucap Zaki sama waitres yang ada di seberang meja Zaki

"Baik pak, ditunggu sebentar ya" langsung pergi meninggalkan mengantarkan buku pesanan.

"Hasna nggak ikut jemput Zaki bi, dia sibuk apa?" Tanya Zaki menghadap ke abinya

"Adek kamu masih di pasuruhan Zak, ini lagi proses imtihan. Dia juga kangen sama kamu katanya" Ucap Abi

"Ohh gitu bi, tumben si bocil kangen. Alhamdulillah dateng juga ramyeonnya" Sambil melihat hidangan dihadapannya srrasa tidak sabar menyantap menu kesukaan Zaki

"Pelan-pelan Zak, jangan buru-buru. Umi nggak akan minta tuhh Ramyeoon" kata umi sambil senyum-senyum

"Hehe iya mi, minta juga boleh... tapi piringnya" kata Zaki sambil senyum-senyum kearah uminya

Jantungan

Setelah sampai di area pesantren, mobil abi langsung menuju garasi rumah utama. Zaki langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang tidak terlalu besar. Suasana masih sama, hanya saja tidak ada Hasna yang biasa mengganggunya.

"Huhh... jadi kangen Hasna. Kapan-kapan mau nengok ke sana ah" Ucap Zaki sambil melihat foto keluarga yang terpampang wajah adek kesayangannya juga.

Keesokan harinya, Zaki sudah mendapat tugas dari abinya untuk mengajar santriwan dan santriwati mengaji kitab kuning, membahas tentang bab nikah. Setelah selesai menjelaskan, Zaki melontarkan pertanyaan pada santriwan.

"Kamu kang, yang pakai baju kuning. Sebagai seorang laki-laki maksimal boleh memiliki istri berapa?" Ujar Zaki sambil senyum ke arah santriwan tersebut

"Maksimal 4 Gus haha" kata santriwan tersebut

Suara riuh tawa santriwan dan santriwati yang terbatas satir mengelingi ruangan tersebut, mendengar pertanyaan yang dilontarkan Zaki.

"Kamu kok baru datang? ini ngajinya mau selesai" Kata Zaki ketika sekilas melihat santriwati yang baru saja masuk ruangan

"Maaf gus, tadi saya.... emmm... sayaa" Jawab santriwati itu dengan sangat gugup karena menyadari kesalahannya.

"Baik, akan saya maafkan. Tapi jika bisa menjawab pertanyaan saya" ucap Zaki dengan ekspresi santai

"I iiyaa gus" jawab santriwati itu

Ini guru baru, bikin jantungan aja. mentang-mentang lulusan luar negeri sombong banget gayanya (batin santriwati tersebut)

Sedangkan santriwati itu, semakin jantungan mendengar ucapan Zaki. Suasana yang mulanya ramai, menjadi sunyi.

"Kata temen kamu yang pakai baju kuning tadi, laki-laki boleh memiliki empat istri. Apakah boleh?" tanya Zaki sedikit melirik santriwati tersebut

Udah tahu boleh, masih ditanyakan lagi (batin santriwati itu)

"Bismillahirrohmanirrahiim, kalo menurut saya tidak boleh gus, tapi kalo menurut islam boleh" Jawab santriwati itu, masih tidak berani menatap Zaki

"Kenapa tidak boleh? apa kamu bisa menyebutkan sumber hukumnya?" tanya Zaki lagi

Waduh, ini guru baru tanya terus lagi (batin santriwati itu)

"Maaf gus, tidak boleh menurut saya. Karena saya tidak mau diduakan, tigakan, atau empatkan. Sesuai Firman Allah swt dalam Q.S. An Nisa ayat 3, yang artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (nikahlah) seorang saja (Q.S.An-Nisa': 3)." jawabnya dengan tegas sekilas melirik ke arah Zaki

"Baik, kamu saya maafkan. Tapi lain kali jangan di ulangi lagi. Belajar hari ini saya cukupkan, Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh" ucap Zaki yang lansung meninggalkan ruangan itu.

"Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarokatuh, syukron katsiiron gus" Kata santriwan dan santriwati bersamaan.

"Nil, kamu kok telat terus siiih... Bisa-bisa kamu dapet hukuman terus dari Gus Zaki lho" kata Kaira melihat sahabat karibnya itu

"Kamu kan tahu Ra, biasanya juga seperti itu. Tapi abah tidak apa-apa. Cuma Gus Zaki aja yang mau cari masalah, lagian baru sekali ngajar udah kayak gitu sama santri" Ucap Nilna karena kesal dengan dengan gus nya itu.

"Maka dari itu Nilna, biar enggak gitu jangan telat-telatan mulu haha" kata Kaira sambil tertawa mengejek sahabatnya itu

" Tau ah Ra... balik ke ponpes putri yuk, tahu gitu aku gak masuk tadi" Kata Nilna sambil menarik tangan sahabatnya itu, yang masih di ruangan Madrasah.

Pergi

Nilna diam-diam pergi dari pesantren. Ia yang berparas cantik seperti orang Jepang, seringkali mengendap-endap keluar pesantren tanpa memakai jilbab. Nilna terpaksa harus belajar dipesantren karena keingingan kedua orang tuanya. Jika menolak, ia akan dikirim ke luar negeri untuk melanjutkan S2 nya.

"Huhh... akhirnya aku dapat menghirup udara segar juga, bosan juga lama-lama dipenjara" Ucap Nilna ketika keluar dari gerbang pesantren.

Nilna melihat suasana kanan kirinya, karena ia juga tidak mau sampai ada santri ataupun ustad ustadzah yang melihatnya.

"Nah, aman.... aku harus pergi sekarang" berjalan meninggalkan gerbang.

Gak enak juga ternyata, jalan-jalan sendiri. Tahu gitu tadi Kayra aku ajak saja (batin Nilna)

Nilna jalan-jalan dipusat perbelanjaan di Kota Semarang. Ia membeli berbagai alat make up, baju, cemilan, dan juga es krim. Setelah selesai, ia merasa kesulitan untuk membawa semua barang belanjaannya. Akhirnya, ia memesan grab untuk mengantarkan semua barangnya ke pesantren.

"Pak, tolong ini nanti di antar ke Pesantren Putri Darussalam Banyumanik ya, untuk Nilna Humaira" Kata Nilna pada driver grabnya

"Baik mbak, tolong kirim share lokannya juga ya" Ucap pak driver

"Oke pak, ini udah saya kirim. Terima kasih ya pak" Ucap Nilna melihat pak driver

"Iya mbak, mbaknya engga sekalian?" Ucap pak driver

"Enggak pak, jangan lupa buat Nilna Humaira ya pak" Nilna mengingatkan untuk diantarkan untuk dirinya sendiri wkwkw

Pak driver pun sudah jauh dari jangkauan Nilna, tiba-tiba seperti ada yang menarik tangan Nilna dari belakang.

"Kamu?" Ucap Nilna sambil menunjuk orang yang baru saja menarik. Dan tiba-tiba brukkk... Nilna jatuh pingsan.

"Aduh, pakai pingsan segala lagi. Terus ini bagaimana bawanya" Kata seseorang yang mengagetkan Nilna, dan yang mengikutinya sedari tadi keluar dari pesantren.

Akhirnya ia terpaksa menggendong Nilna ke dalam mobilnya.

"Kamu menyusahkanku saja" mendekatkan minyak kayu putih ke hidung Nilna

"Ehmmmmm" Mata Nilna perlahan-lahan terbuka, melihat seseorang yang dikenalnya itu

"Gus Zaki, kenapa disini?" Kata Nilna, sambil menundukkan pandangannya

"Saya yang harusnya tanya, kenapa kamu disini? kenapa di mobil saya? Kenapa bisa pergi dari pesantren?" Kata Zaki pura-pura tidak tahu

"Maaf gus, saya nggak tahu kenapa ada di sini. Tadi kan pingsan, ya mana saya tahu. Dan lagi, saya enggak pergi dari pesantren, nanti juga kembali lagi". kata Nilna

Ketika hendak membuka pintu mobil, dengan segera Zaki menguncinya.

"Kamu tahu kesalahan kamu? pertama kamu keluar tanpa izin. Kedua, kamu enggak pakai jilbab ditempat umum" Ucap Zaki menghadap jalan, dan mulai melajukan mobilnya.

"Belum juga dijawab Gus, udah jawab duluan. Turunin saya disini saja Gus, lagi pula saya gak enak harus berduaan di mobil seperti ini, saya juga sudah tahu jalan pulangnya. Dan untuk takziran atau hukumannya pasti saya terima" Kata Nilna dengan pandangan ke bawah.

"Cerewet sekali, untuk hukumannya akan saya pikirkan nanti. Ohh iya, nama kamu siapa?" tanya Zaki

"Nilna Humaira, gus" Jawab Nilna, sedikit melihat Zaki yang masih fokus menyetir

Namanya cantik, seperti orangnya. Astaghfirullah mikir apa aku ini (Batin Zaki)

Zaki berhenti di sebuah butik muslimah, dan mengajak Nilna turun.

"Mbak, pilihkan yang cocok untuk mbak ini" Kata Zaki sambil menunjuk Nilna

Zaki menunggu dimobil, setelah beberapa menit Nilna pun keluar dari butik dan mencari keberadaan Zaki

"Ma syaa Allah, bidadari surgaku" Zaki terpesona melihat kecantikan Nilna dari dalam mobil, tanpa menyadari apa yang telah diucapkannya tadi.

"Gus... Gus... Gus Zaki? Halo?" Ucap Nilna, sambil mengetuk kaca mobil Zaki

Kaca mobil terbuka, Zaki pura-pura tidak tahu kalo Nilna sudah mengetuk dari tadi

"Iya, gimana?" tanya Zaki

"Oo iya gus, saya pulang sendiri ya. Ini uang bajunya saya ganti" Sambil memberikan sejumlah uang ke Zaki

"Gausah, itu shodaqoh dari saya. Oh iya... kamu harus sampai pesantren jam 15:00, Kalo telat saya tambah takzirannya" ucap Zaki sambil menahan tawanya, dan langsung melajukan mobilnya meninggalkan Nilna di butik tadi.

"Siapa juga yang mau di sodaqohi, sombong banget Gus Zaki itu" Kata Nilna dengan ekspresi kesalnya

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!