Suasana pagi di kantor rendy tampak sangat ramai dengan hilir mudik karyawan yang sedang menyelesaikan tugas mereka, sampai ada dua mobil mewah yang berhenti di depan pintu loby kantor.
Satpam langsung dengan sigap membuka pintu mobil tersebut, dan turunlah 3 orang laki laki tampan yang menjadi atasan mereka.
Semua karyawan bergantian memberi salam dan menyapa mereka bertiga yang sedang berjalan menuju lift untuk naik ke ruangan mereka yang ada di lantai 5.
"Selamat pagi pak Rendy, pak Arjuna. pak Ariel " sapa setiap karyawan saat mereka masuk ke dalam kantor
Namun mereka bertiga hanya membalas dengan senyuman saja tanpa mengeluarkan banyak omongan, dan lewat begitu saja.
Rendy Jonathan Dirgantara adalah pemilik dari perusahaan Flower dan Flowrist, Rendy mendirikan perusahaan itu dengan kerja keras dia dan dengan uang tabungan dia sendiri, tanpa meminta bantuan dari orang tuannya.
walaupun Rendy berasal dari keluarga Dirgantara yang kekayaannya ada di mana mana, namun untuk mendirikan perusahaan itu, Rendy tidak ingin ada campur tangan dari keluarga nya, karena dia ingin membuktika. kalau dia juga bisa menjadi pengusaha muda yang sukses seperti papinya dulu.
Arjuna Bastian Kusuma, dan Ariel Devano Rahardian adalah adik sepupu Rendy, yang ikut di tarik Rendy untuk ikut berkerja sama di perusahaan Rendy itu sebagai tangan kanan Rendy, jadi jika Rendy ada urusan apa pun itu mereka yang akan menggantikan Rendy mengurus perusahaan.
******
Rendy, Arjuna dan Ariel langsung memeriksa berkas berkas yang ada di kantor, karena besok rendy harus pergi keluar kota untuk menemui seseorang, sebelum hari pernikahan nya.
Tokkk... tokk... tok... pintu ruangan Rendy di ketuk
"Masuk" ucap Rendy dari dalam ruangan nya
Ceklekkk.....
"Hai sayang.... " ucap rendy sambil berdiri menghampiri indah yang baru datang ke ruangan Rendy
"Hai... bagaimana sudah beres kan semua nya" ucap indah sambil mencium pipi Rendy kanan dan kiri
"Sudah... besok kita akan pergi, dan mereka berdua juga sudah siap untuk menjalankan perusahaan ini" jawab Rendy
"Kak emang rencana nya kalian mau berapa lama di sana, soalnya aku sama Ariel hanya ijin 1 minggu tidak masuk kampus, yahh sama seperti Adinda" ucap Arjuna
"Iya kak... tapi kalau kak Rendy mau mengijinkan kita lagi yah tidak apa apa, kita dengan senang hati yah jun" ucap Ariel
"Yahhh itu mau kalian aja, tenang kita mungkin hanya pergi 4 sampai 5 hari, setelah itu kami balik lagi kok" jawab Rendy
Indah adalah calon istri dari Rendy, mereka akan segera menikah tapi karena Indah sudah tidak memiliki orang tua, jadi Indah harus meminta ijin pamannya untuk bersedia menjadi wali di dalam pernikahan dia.
Indah Cindy Kinanti adalah teman masah kecil Rendy, yang sempat terpisa namun mereka berjumpa kembali saat mereka sama sama dewasa. orang tua Rendy juga merestui hubungan mereka, karena orang tua Rendy juga tahu kalau Indah adalah anak yang baik.
*******
Kehidupan baru dari Adinda Sherra Dirgantara di mulai saat dia membuka mata nya di pagi hari, karena kini setiap pagi dia akan melihat wajah suaminya yang tidur di samping dia.
Reno Sena Argadinata adalah seorang doter terbaik di Asia, dia memiliki rumah sakit sendiri dan juga kampus sendiri, dia juga menjadi dosen pengajar di fakultas kedokteran di kampusnya itu dan Adinda juga adalah salah datu mahasiswa reno di kampus.
"Selamat pagi" ucap Adinda sambil tersenyum saat reno membuka mata nya
"Selamat pagi" jawab Reno sambil mencium kening Adinda
"Mata kamu terlalu silau sayang.... sampai membuat aku bangun, padahal aku masih ingin berlama lama tidur bersama Kamu" ucap Reno sambil memandang mata Adinda
"Yah sudah mumpung sudah bangun, jadi sekarang kakak mandi yah... aku mau bersihkan tempat tidur ini dulu" ucap Adinda sambil bangkit dan duduk
"Hemmm gak mau.... aku masih ingin terus seperti ini... entah kenapa, tubuh kamu ini seperti candu buat aku, aku tidak bisa jauh dari tubuh kamu ini, dan kamu tidak akan bisa lepas dari aku begitu mudah" ucap Reno sambil memeluk tubuh Adinda dan di bawanya ke dalam selimut kembali
"Kak Reno.... ini sudah pagi.... apa kak Reno tidak mau ke rumah sakit, bukannya ini waktu kakak untuk kerja di rumah sakit yah... " ucap Adinda sambil mencoba melepaskan diri
"Ini masih jam 7 Dinda... aku ke rumah sakit nanti jam 9, jadi kita lanjutkan aja mainan kita yang tadi malam" ucap Reno sambil mulai mencium wajah, leher Adinda
"Ihhh kak reno... nakal.... ihhh geli kak" ucap Adinda sambil menggeliat karena ulah Reno
Kini tangan Reno sudah mulai masuk ke dalam area area sensitif yang ada di tubuh Adinda... dan Adinda hanya bisa pasrah dengan perlakukan suaminya itu, karena memang dia tidak bisa menolak.
Bibir Reno sudah mengabsen setiap inchi dari tubuh Adinda, dan meninggalkan bebas kepemilikan di berbagai tempat.
mereka kini sudah tidak bisa menahan hasrat mereka masing masing, dan kini mereka dalam pengaruh pesona cinta yang di tuangkan dalam tindakan mereka di atas ranjang pengantin.
setelah menyelesaikan itu, kini Adinda hanya bisa terkapar di atas tempat tidur, dan Reno tidak ingin membangunkan istrinya itu, karena Reno tahu Adinda pasti sangat kelelahan karena ulah dia.
Reno membersihkan diri, dan dia akan bersiap siap untuk berangkat ke rumah sakit, karena benar kata adinda, kini jadwal Reno harus praktek ke rumah sakit.
"Sayang.... aku berangkat yah... " ucap Reno sambil mencium kening Adinda
"Hemmm iya kak... nanti makan siang. aku antar yah ke rumah sakit, kakak jangan makan siang di luar" ucap Adinda sambil mencoba membuka mata dia
"Iya nanti aku tunggu kamu. kamu tidur aja dulu, pasti capek kan" ucap Reno sambil mengelus kepala Adinda
"Iya ini karena kamu, tidak tanggung tanggung ngajak mainnya. yah sudah sana berangkat, nanti aku susul ke rumah sakit nya" jawab Adinda
"Iya... terima kasih sayang" ucap reno Pas di telinga adinda
"Ucapan terima kasih kamu ini, membuat aku malu tahu gak... ihhh nyebelin" jawab Adinda sambil menutup wajahnya dengan selimut
"Yah sudah Assalamualaikum " ucap Reno
"Waalaikum salam.... " jawab Adinda
"Jangan nakal yah kek Reno.... ingat kamu sudah punya istri" ucap adinda
"Iya beres... kamu juga... jangan nakal, dan jangan membuat orang lain jatuh cinta sama kamu. karena kamu hanya milik aku sekarang " ucap Reno
Adinda masih mengumpulkan nyawanya kembali, dan setelah itu dia langsung bangun dan mandi lalu masak untuk dia dan Reno. karena memang pagi ini Reno berangkat tanpa sarapan terlebih dahulu dan itu juga salah reno sendiri yang tidak memperbolehkan adinda untuk bangun pagi.
Adinda masak makanan kesukaan Reno, yaitu telur balado, terong balado dan juga nasi uduk. Adinda sangat pintar dalam urusan dapur karena dulu dia sering ikut membantu maminya masak, sehingga sedikit demi sedikit dia faham dengan bumbu dapur.
Setelah selesai masak makanan kesukaan suaminya, Adinda merias dirinya dan berpenampilan menarik untuk bertemu dengan suaminya. karena tidak ada yang tahu jika dokter Reno sudah memiliki istri, jadi Adinda akan berpura pura menjadi salah satu fans, agar tidak di curigai sama banyak orang.
Karena Adinda tidak bisa naik mobil sendiri, jadi dia harus menggunakan jasa taxi online untuk mengantarkan dia ke rumah sakit tempat Reno praktek.
Setelah beberapa menit akhirnya dia sampai juga di rumah sakit tersebut, dan kini dia kebingungan untuk mencari di mana ruangan suaminya itu.
"Haduh... di mana yah ruangan kak Reno, tanya aja deh, sama suster yang berjaga di sini" ucap Adinda pada dirinya sendiri
"Permisi sus... maaf saya mau tanya, di mana yah ruangan dokter Reno" tanya adinda pada suater yang berjaga di resepsionis rumah sakit
"Ohh iya dokter Reno, mbak bisa baik ke lantai 3 dan belok ke kiri, nanti di sana ada papan nama ruangan dokter Reno" jawab suster tersebut
"Iya sus... terima kasih yahh " ucap Adinda
"Iya sama sama" jawab suster tersebut
Adinda mengikuti arah yang di tunjukan suater itu, dan dia berjalan sambil membawa tas makanan.
"Ohh itu dia... papan namanya, ohh itu ruangan kak Reno. tapi... ini aku langsung masuk atau bertanya dulu sama suster yang di berjaga di sini yah... " ucap Adinda pada dirinya sendiri
"Ahhh tanya aja deh... takutnya di dalam ada pasien, biar tidak mengganggu jam kerja dia" ucap adinda
"Permisi sus... apa dokter Reno nya ada di dalam ruangan" tanya Adinda
"Maaf yah mbak... dokter Reno sedang berjalan memeriksa pasien, jadi masih keluar, mungkin habis ini dokter Reno kembali" jawab suster tersebut
"Ohhh kalau begitu saya tunggu di dalam saja yah... " ucap Adinda
"Emangnya mbak punya janji jam berapa sama dokter Reno" tanya suster itu
"Saya tidak ada janji sama dokter Reno, tapi tadi saya sudah bilang kalau siang saya akan ke sini untuk membawakan makan siang buat dia" jawab Adinda
"Makan siang?.... atas dasar apa mbak membawakan makanan ke ruang dokter Reno, kalau memang itu pesanan dokter Reno taruh di sini saja mbak, nanti saya yang akan kasih ke dokter Reno" ucap suster penjaga
"Yahh karena saya ingin perhatian saja sama dokter Reno, emang tidak boleh yah, dokter juga manusia, pasti dia butuh makan dong, dan ini sudah waktunya makan siang" jawab adinda
"Kalau begitu titip kan ke kita saja, nanti kita yang akan berikan, itu pun kalau dokter Reno mau menerima, soalnya dia tidak pernah mau menerima makanan dari orang lain, tapi nanti kita akan bantu mbak buat membujuk dokter Reno agar dia mau menerima makanan dari mbak nya" ucap suster
"qohh tidak usah deh sus, biar saya yang tunggu dia di sini saja kalau begitu, saya yakin dokter Reno pasti mau menerima makanan ini" jawab Adinda
Adinda menunggu Reno dengan duduk di bangku yang ada di lorong depan ruangan Reno. Suster yang menjaga ruangan Reno sedari tadi melihat Adinda dengan tatapan aneh dan menganggap Adinda aneh.
Dari kejauhan Adinda melihat Reno berjalan dengan seorang dokter perempuan, tapi dari raut wajah Reno dia sangat serius dan memasang wajah dingin, sangat berbeda saat ada Adinda yang di sampingnya.
"Kenapa kak Reno suntuk banget yah... apa ada masalah di rumah sakit" ucap Adinda sambil melihat Reno yang bersandar di dinding rumah sakit.
"Aku samperin aja deh... " ucap Adinda sambil berdiri dan berjalan ke arah Reno
"Hai dok... " ucap Adinda
"Ehh iya ada yang bisa saya bantu... " jawab Reno tanpa melihat ke arah Adinda
"Ada dok.... " ucap Adinda
Reno langsung melihat ke arah Adinda dan dia, melihat dari ujung kaki lalu naik ke wajah orang yang dia ajak bicara itu.
"Adinda... " ucap Reno sambil ingin memeluk adinda namun Adinda menghindar, karena dia sadar kalau mereka sedang di tempat umum.
"Ehhtts.... ingat.... banyak orang di sini" ucap Adinda
"Ohh iya lupa... yah sudah ayo masuk ke ruangan aku kalau begitu" jawab Reno
Mereka berjalan menuju ruangan Reno, dan suster yang ada di depan ruangan Reno itu semakin heran kepada Adinda, karena ini baru pertama kali dokter Reno membawa fans nya untuk masuk ke dalam ruangan.
"Kalian berdua, bisa istirahat dulu. kalian makan siang saja" ucap Reno pada anak magang yang ada di ruangannya
"Ahh iya dok... tapi kok tumben, kita di suruh pergi saat ada pasien " tanya anak magang itu
"Dia bukan pasien, dan bukan urusan kalian... cepat pergi sebelum saya berubah fikiran" jawab Reno
"Ahhh iya dok... kami permisi dulu... " ucap anak magang itu dan mereka langsung berlari keluar dan menutup pintu ruangan Reno.
Adinda yang melihat itu hanya bisa menahan tawanya saja, karena dia tidak menyangka kalau suaminya berbuat seperti itu.
"Apa kamu ada masalah.... wajah kamu tidak bisa berbohong kak... "ucap Adinda sambil menaruh rantang makanan di mejah Reno
Tapi dengan sekejap Reno, menarik tangan Adinda dan dia langsung memeluk Adinda dengan erat.
Adinda hanya bisa menerima dan membalas pelukan Reno, karena dia tahu, kalau Reno lagi butuh seseorang untuk menguatkan dia.
Setelah puas memeluk Adinda, kini Reno berdiri sambil memandang adinda dengan mata yang sayu.
"Kamu kenapa, kamu tidak sakit kan? " tanya Adinda sambil mengelus kepala Reno
"Tidak.... aku hanya butuh kamu saja di sini, aku lagi banyak fikiran karena tadi aku lagi ngecek data operasi dan ada satu pasien kangker yang sedang hamil, dan dia 2 bulan lagi anak melahirkan. Sedangkan dia juga harus melakukan operasi untuk pengangkatan kangker, jadi aku pusing banget, kalau kita operasi kangker dulu kami para dokter takut kalau bayi yang di kandungnya tidak akan selamat, sedangkan kalau menunggu ibu itu melahirkan, kami juga takut kalau ibunya yang tidak selamat" ucap Reno
"Mangkanya kami sangat bingung, karena suami nya ingin istrinya selamat, tapi istrinya ingin anak nya yang selamat. kami sedang mencoba dan berudaha untuk menyelamatkan kedua duanya" ucap Reno sambil duduk bersandar di kursinya
"Wahhh itu susah sekali, tapi aku yakin kamu pasti bisa, karena kamu itu dokter yang sangat hebat dan tidak pantang menyerah. aku percaya kalau kamu dan team kamu akan bisa mencari jalan keluar diari masalah ini" jawab Adinda sambil memegang tangan Reno dan mencoba menguatkan dia
"Terima kasih yah sayang.... aku bersyukur banget karena aku sudah memiliki kamu yang selalu bisa menguatkan aku dan mendukung aku" ucap Reno
"Yah sudah, biar dokter Reno ini tidak sakit... kamu makan dulu yah... aku tadi masakin makanan kesukaan kamu loh... " ucap Adinda
"Wahhh ini benewran kamu yang masak sayang... " tanya Reno.
"ya iyalah... aku yang masak.... kan kita belum memiliki pembantu, jadi mau tidak mau aku yang masak buat suami aku tercinta ini" jawab Adinda sambil mengambilkan makanan di piring Reno
Mereka makan bersama, dan kini masakan Adinda akan menjadi makanan favorit Reno, karena tidak di pungkiri keahlian Adinda memasak itu dia dapat dari maminya.
Rendy dan Indah sudah bersiap siap untuk ke luar kota, karena ingin memberi kabar buat paman dan bibi Indah kalau indah akan menikan di waktu dekat ini.
"Jun... Riel... kakak titip perusahaan sama kamu yah.... kalau ada masalah yang tidak bisa kalian selesaikan, kalian boleh minta bantuan sama papi ramma, atau papa kalian yah" ucap Rendy
"Siap kak... kakak tenang aja, percaya kan ini sama kita.... kakak tenang tenang di sana, ingat jangan lama lama, kita juga harus kuliah" jawab Ariel
"Oke siap... kalau kita ingat, pasti kita pulang, kalau kita khilaf yah maaf namanya juga manusia, kalian bolos satu dua hari kan tidak masalah he he he" ucap Rendy yang menggoda saudara nya
"Sembarangan aja kalau ngomong, pokoknya kalau kakak tidak kembali, kita akan tinggal perusahaan ini, dan akan aku serahkan sama OB yang ada di kantor ini" jawab Arjuna
"Kamu lebih sembarangan aja kalau ngomong, yah sudah kakak berangkat yah... " ucap Rendy sambil memeluk Arjuna dan Ariel
"Oke kak... hati hati yahh" jawab Arjuna Dan Ariel
"Kak Indah... ingat pukul aja kak Rendy, kalau dia ngantuk, atau kalau perlu siram sama air minum biar dia tidak ngantuk " ucap Arjuna
"Ha ha ha ha ha oke... aku akan ingat pesan kalian itu, yah sudah kita berangkat yah... " jawab Indah sambil memeluk Arjuna dan Ariel
Indah dan Rendy langsung masuk ke dalam mobil untuk pergi ke luar kota, sedangkan Arjuna dan Ariel kembali ke dalam kantor untuk menyelesaikan tugas tugas yang sudah di siapkan sama Rendy dan Indah sebelum pergi.
******
Arjuna dan Ariel berada di satu ruangan, yaitu ruang kantor Rendy yang mereka pakai, karena semua data data penting sudah tersimpan dan tertata rapi di ruangan Rendy, mereka tidak mau harus kerja dua kali untuk memindah data data itu.
"Riel... loe gak mau apa menyusul ke dua saudara kita? " tanya Arjuna sambil ngecek beberapa berkas
"Maksud loe... menyusul bagaimana? " tanya balik Ariel yang merasa aneh dengan pertanyaan itu
"Yah... cari pendamping gitu... walaupun tidak untuk menikah di waktu dekat ini, tapi untuk menemani kita dari nol hingga sukses " ucap Arjuna
"Kalau gue... tidak mikirin hal itu Jun... kalau memang suatu saaat nanti ada yang cocok di hati gue, yah tidak apa apa lah gue akan coba pacaran, tapi kalau belum ada yang cocok yah gue tidak mau nyari nyari, mengalir aja jun kaya air, jangan di bikin ribet" jawab Ariel
"Iya juga sih yah Riel... tapi kalau kita lihat Adinda bersama suaminya, dan kak Rendy bersama kak Indah... rasa hati gue itu ingin kaya mereka, punya pasangan yang bisa menemani kita" ucap Arjuna,
"Yah kalau gitu loe cari ajalah sana cewek cewek di kampus kan banyak, yahh walaupun rata rata mereka lebih tua dari pada kita" jawab Ariel
"Ogah ah... gue kalau mau cari pacar itu, yang setidaknya seumuran atau yang lebih muda di banding gue, yah kaya Adinda sama kak Reno, atau kak Rendy bersama kak Indah yang hanya beda satu tahun" ucap Arjuna
"Yahh kalau begitu loe cari di SMA atau SMP sana... tapi jangan cari yang masih SD atau TK yah... he he he he" ucap Ariel
"Yahh kali... gue sama anak SD, kalau SMA mah masih wajar.... sekiranya Masih lebih dewasa an gue. tapi... yah gue tidak ingin cari cari banget sih... gue masih ingin membangun mimpi gue dulu, iya deh oke... gue ikut loe aja deh Riel... mengalir seperti air, karena nanti pasti akan datang sendiri dan kita yang tinggal pilih" ucap Arjuna
"Lahhh itu loh tahu... mangkanya santai aja... jangan tergesa gesa, karena kita itu laki laki, kalau kita tidak berduit, mana ada perempuan yang mau sama kita, tapi nanti setelah kita sukses baru kita bisa pilih wanita yang sesuai dengan kriteria kita" ucap Ariel
"Oke Riel... kalau begitu kita berjuang bareng aja yah... kita jalan bareng, kita ikutin jalan yang ada" jawab arjuna dan Ariel hanya tersenyum dengan menepuk bahu Arjuna.
*******
Rendy dan Indah dalam perjalanan menuju kampung halaman Indah, Rendy sendiri juga ingin sekali ziarah ke makan mama dan juga nenek Indah yang sudah lama meninggal.
Karena jarak terlalu jauh, mereka memutuakan untuk berhenti di sebuah tempat makan untuk beristirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.
"Kita makan dulu yah... aku lapar banget. sekalian mau minum kopi dulu biar tidak ngantuk" ucap Rendy
"Iya.... kalau kamu mau tidur sebentar juga tidak apa apa. biar tidak ngantuk, karena kita juga belum setengah perjalanan, aku akan tungguin kamu " jawab Indah
"Yah sudah deh... kalau begitu kopinya di bungkus aja, nanti aku minum di mobil. kita makan aja di sini dan aku juga ingin tidur sebentar setelah makan" ucap Rendy
Mereka memesan makanan dan beberapa cemilan dan juga minuman, setelah makan Rendy menyandarkan kepalanya di pangkuan Indah, lalu dia tidur. Sementara Indah dia bermain ponsel dan memakan makanan yang dia pesan tadi, dia tidak ingin mengganggu Rendy yang tidur jadi dia tidak ingin berisik mangkanya dia makan juga pelan pelan.
Rendy tidur kurang lebih satu jam, trus dia bangun dan mencoba mengumpulkan nyawanya kembali setelah terkumpul, dia duduk dan meminum minuman yang dia pesan tadi.
"Sudah segar tubuh kamu? " tanya Indah
"Sudah.... tapi kurang lama tidurnya, habisnya kaki kamu itu bantal ternyenyak yang pernah aku miliki" jawab Rendy
"Yahhh kalau gitu tidur aja lagi, makanan ini juga madih ada, kamu bisa tidur lagi" ucap Indah
"Tidak tidak.... kalau tidur terus kita tidak akan sampai tujuan, yah sudah deh kamu bantu aku pesan kopi pahit yah buat di mobil, aku mau ke kamar mandi dulu, dan kalau makanan ini yang masih utuh minta di bungkus aja, kita makan sambil jalan" ucap Rendy dan dia langsung pergi ke kamar mandi
Sementara Indah, pergi ke kasir untuk memesan kopi untuk rendy dan untuk dia, dia juga membungkus makanan yang belum sempat dia makan, dan menambah sedikit cemilan agar Rendy dan Indah tidak ngantuk.
Setelah selesai indah langsung membayar semua pesanan nya tadi, dan dia tinggal tunggu Rendy keluar dari toilet.
"Sudah semua yang.. " tanya Rendy yang baru saja selesai
"Sudah... ini..., yah sudah ayo kita balik ke mobil" jawab Indah
"Ehh tunggu, aku belum bayar pesanan kita, jadi aku ke kasir dulu" ucap Rendy
"Tidak usah... aku sudah bayar semuanya tadi, yah sudah... kita lanjutkan lagi perjalanan nya" jawab indah
"Ohhh gitu, yah sudah aku gantiin yah... uang kamu" ucap rendy sambil mengeluarkan sakunya
"Tidak usah... apaan sih... kita kan mau menikah, jadi tidak usah itung itungan gitu, kita gantian aja... kadang aku dan kadang kamu, jadi jangan terus pakai uang kamu, uang aku juga sudah meronta ronta ingin di keluarkan" jawab indah sambil menarik tangan Rendy
"Terima kasih yah.... " ucap Rendy
"Iya sama sama sayang... " jawab Indah
Mereka kembali ke dalam mobil dan melanjutkan perjalanan mereka ke kampung halaman Indah..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!