Bela Yunita adalah seorang gadis yatim piyatu yang kini tengah bekerja di sebuah perusahaan ternama di kota A.
Bela mempunyai sahabat yang sudah dia anggap sepertisaudara nya sendiri dia adalah Dita Saputri.
Dita Saputri seorang gadis cantik yang juga yatim piyatu. Dita juga bekerja di perusahaan yang sama dengan Bela.
Mereka menenpati rumah peninggalan dari orang tua mereka. Bela dan Dita sudah bersahabat sejak mereka kecil karena memang rumah mereka bersebelahan.
Pagi ini Bela bangun lebih pagi dari biasanya. Dia bertekat untuk berangkat ke kantor lebih pagi. Karena Bela sering terlambat ke kantor namun soal pekerjaan dia yang selalu cekatan di bandingkan dengan rekan kerja nya yang lain.
Berbeda jauh dengan Bela. Dita yang kini berada di rumah nya telah siap dengan pakaian kerjanya. Dita di kenal dengan gadis yang di siplin dan anggun.
Bela telah selesai dengan urusan mandi dan berganti pakaian. Bela keluar dari rumah nya dan menuju ke rumah Dita yang berada di samping rumah nya.
Bela masuk begitu saja ke rumah Dita. Mereka memang sudah biasa seprti itu karena mereka sudah sangat dekat.
" Tumbem jam segini sudah cantik? Biasanya aku harus bangunin kamu dulu? Ada angin apa ini?" Goda Dita ke Bela.
" Kamu nggak tau perjuangan aku kan untuk bangun pagi. Aku nggak mau di omelin terus sama atasa gara gara telat terus" Ucap Bela lalu ikut duduk bersama Dita di ruang makan
" Bagus dek kalau begitu. Masih ada waktu sarapan dulu gih?" Ucap Dita ke Bela
" OK" Jawab Bela singkat.
Bela beranjak dari duduk nya lalu menuju ke dapur untuk mengambil piring dan gelas untuk dirinya.
" Wah bikin nasi goreng nih" Ucap Bela mulai menyendok nasi ke dalam piring nya.
" Iya nih lagi males masak yang macem macem" Ucap Dita.
Mereka pun mulai memakan sarapan mereka. Tak lama mereka telah selesai sarapan. kini giliran Bela yang harus mencuci piring yang mereka pakai tadi.
Setelah mencuci piring Bela pulang ke rumah nya lalu menghampiri motor kesayangan nya.
" 9k pink ayo kita berangkat cari uang yang banyak" Ucap Bela bersemangat.
Bela menyalakan motor nya lalu berhenti di depan rumah Dita.
" Dit. Bareng apa naik motor sendiri?" Teriak Bela di depan rumah Dita
" Aku nebeng saja Bel tunggu sebentar" Ucap Dita yang masih di dalam rumah.
Bela menunggu Dita di atas motor nya. Tak berselang lama Dita keluar dari rumah nya dan menuju ke Bela.
" Jelem nya mana?" Tanya Bela
" Oh iya lupa tunggi sebentar aku ambil helm dulu" Ucap Dita masuk ke dalam rumah nya untuk mengambil helem nya.
Bela dan Dita kini dalam perjalan berangkat ke kantor mereka. Namun saat Bela berhenti di lampu merah Bela melihat seorang pria yang sedang memainkan ponsel nya di pinggir jalan dekat dengan mobil nya.
Bela juga melihat pria yang sedang bermain ponsel itu di dekati oleh orang yang mencurigakan. Tanpa di sadari oleh pria yang bermain ponsel tadi orang yang mendekatinya mengambil dompet yang berada di saku belakang pria tersebut.
Bela menepikan motor nya untuk mencoba menggagalkan pencopet itu.
" Awas copet" Teriak Bela sambil berlari menghampiri pria itu.
Pria itu kaget dengan teriaka Bela dan dia baru menyadari bahwa dompet nya telah hilang. Pria itu melihat orang yang membawa dompet nya dia mengejar dan berteriak copet agar orang orang tau ada copet.
Bela mengejar lebih dulu pencopet tadi. Bela kini berada di belakang pencopet tadi dan jarak nya tidak terlalu jauh.
Bela melompat dan menendang punggung pencopet itu. Pencopet itu puntersungkur ke jalan. Pencopet itu bangun lalu ingin membalas Bela tapi Bela lebih dulu menendang ************ pencopet itu.
Pencopet itu terjatuh lagi ke jalan dengan memegangi benda berharganya yang kesakitan karena tendangan Bela.
Sedangkan pria tadi sudah melihat semua aksi Bela yang membantu dirinya. Pria itu pun ngilu melihat pencopet tadi yang masih terguling guling di jalan karena kesakitan.
Bela mengambil dompet yang tadi sempat terjatuh dari pencopet itu. Bela menghampiri pria tadi dan menyerahkan dompet tadi kepada pemilik nya.
" Nih. Lain kali lebih hati hati lagi" Ucap Bela menyerahkan dompet ke pria tadi.
" Terima kasih" Ucap pria tadi. Bela hanya tersenyum saja
" Permisi" Ucap Bela lalu berjalan meninggalkan pria tadi.
" Siapa nama kamu?" Teriak pria tadi ke Bela.
" Bela" Ucap Bela lalu menghampiri Dita.
Dita yang kini berdiri di samping motor Bela dan menyilangkan tangan nya sedang cemberut.
" Kamu dari mana saja sih? Kita bakalan telat kalau gini caranya" Ucap Dita yang marah ke Bela
" Hehehe iya maaf" Ucap Bela lalu menaiki motor nya.
" Ayok naik katanya keburu telat?" Ajak Bela
Dita pun naik kembali ke motor Bela. Bela melajukan motornya menuju ke kantor. Di kantor Bela dan Dita sudah sangat telat saat ini.
Bela dan Dita menaiki lift dan menuju ke meja kerja mereka. Namun saat sedang berada di depa pintu ruang kerja mereka.
Mereka terhenti karena kini Iren. Atasan mereka telah berada di depan pintu dan menyilangkan tangan nya. Iren terus menatap Bela dan Dita secara bergantian.
" Kalian tau ini jam berapa?" Tanya Iren yang kini sudah membuka suaranya.
Bela melihat jam tangan nya lalu menjawab pertanyaan Iren.
" Jam 9 bu" Ucap Bela
Karena jawaban Bela kini Iren semakin geram. Iren menatap tajam pada Bela.
" Maaf bu Iren kami terlambat karena motor kami ban nya kemper jadi harus cari bengkel dulu" Ucap Dita yang berusaha mencari alasan agar tidak kena marah Iren.
" Oh ban kempes ya. Bela kemarin telat juga karena ban kempes kan ya?" Ucap Bu Iren yang masih menatap tajam ke arah Bela.
Bela merasa salah tingkah karena tatapan Iren pada dirinya.
" Kenapa nggak menjawab?" Imbuh Ire
" Hehehe iya bu" Ucap Bela. Iren menutup matanya karena sudah tidak tahan dengan tingkah Bela.
" Kamu masuk Dita siap kan keperluan untuk Rapat" Ucap Iren ke Dita.
" Baik bu" Ucap Dita lalu masuk ke dalam ruangan nya.
" Dan kamu Bela. Antar berkas ini ke ruang CEO" Ucap Iren menyerahkan setumpuk berkas pada Bela.
" Yapi bu......" Ucapan Bela terhenti saat Iren menatap nya lagi dengan tajam.
" Baik bu saya permisi" Ucap Bela lalu menuju lift dan memencet tombol lift yang teratas.
Bela telah sampai di lantai teratas di sana hanya ada 1 pintu ruangan dan ada meja sekertaris yang berada di luar ruangan.
" Mbak permisi mau mengantar berkas berkas ini ke CEO" Ucap Bela ke sekertaris CEO
" Oh. Langsung masuk saja beliau ada di dalam kok" Ucap sekertaris.
" Makasih mbak" Ucap Bela
Bela berjalan menuju pinti ruangan CEO. Bela mengetuk pintu ruangan CEO.
" Masuk" Ucap CEO
" Permisi pak saya ingin mengantarkan berkas berkas ini dari bu Iren" Ucap Bela.
# selamat membaca ya kak
# terima kasih banyak
🙏🙏🙏😊😊😊
Bela berjalan menuju pinti ruangan CEO. Bela mengetuk pintu ruangan CEO.
" Masuk" Ucap CEO
" Permisi Pak saya ingin mengantarkan berkas berkas ini dari bu Iren" Ucap Bela.
" Oh iya taruh saja disini" Ucap CEO
CEO yang kini Bela temui bernama Abraham pemilik perusahaan AG group yang sudah terkenal di negara ini.
"Apa saya boleh meminta tolong?" Tanya pak Abraham
" Boleh Pak apa yang bisa saya bantu?" Tanya Bela sopan.
" Tolong carikan buku AA di rak buku itu" Ucap pak Abraham menunjuk rak buku yang berada di dalam ruangan CEO.
" Baik Pak" Ucap Bela lalu berjalan menuju ke rak buku.
Saat Bela mencari buku yang di inginkan oleh pak Abraham. Anak pak Abraham masuk ke dalam ruangan CEO.
" Pagi pah" Ucap anak pak Abraham
" Pagi. Apa kamu sudah bertemu denga gadis itu?" Tanya pak Abraham
" Sudah lah pah aku nggak suka di jodoh jodohka " Ucap anak pak Abraham kini duduk dikursi depa meja pak Abraham.
" Permisi Pak ini bukunya" Ucap Bela menyerahkan buku yang pak Abraham minta.
" Lho Bela" Ucap anak pak Abraham yang berdiri dari duduknya.
" Anda kan yang tadi pagi?" Tanya Bela
" Iya. Oh iya kenal kan saya Genova" Ucap Genova memperkenal kan dirinya dan mengulurkan tangannya.
" Bela" Ucap Bela menyambut ulura tangan Genova
" Maaf saya harus kembali bekerja" Ucap Bela
" Masih ada yang bisa saya bantu Pak?" Tanya Bela ke pak Abraham
" Tidak terima kasih" Ucap pak Abraham.
" Baik kalau begutu saya kembali bekerja lagi. Permisi" Ucap Bela lalu keluar dari ruangan CEO.
Genova masih saja melihat Bela yang mulai berjalan keluar dari ruangan papah nya. Dia tersenyum sendiri mengingat kejadia tadi pagi.
" Kamu mengenal dia?" Tanya pak Abraham penasaran karena baru pertama kalinya Genova sepertinya tertarik dengan seorang gadis.
" Awal nya Ge nggak kenal pah tapi tadi pagi dia sudah menolong Ge" Ucap Genova antusias.
" Menolong dari apa maksud kamu?" Tanya pak Abraham lagi.
" Tadi pagi Gehampir saja kehilangan dompet Ge tapu Bela mengejar pencopet iti dan menghajar pencopet itu hingga babak belur" Ucap Genova
" Kamu serius?" Tanya pak Abraham yang semakin penasaran
" Iya Pah Ge serius" Ucap Genova.
Genova tiba tiba tersenyum dengan penuh arti. Genova berbicara pada pak Abraham yang masih sibuk dengan pekerjaan nya saat ini.
Sedangkan Bela kini sudah kembali ke ruangannya dia duduk kembali ke meja kerja nya.
Bela mengerjakan pekerjaan nya yang kini telah membumbung tinggi di dekat komputer nya.
" Hah banyak banget" Ucap Bela menghela nafas panjang.
Telfon kantor yang berada di meja Bela berdering. Bela mengangkat telfon nya.
" Halo Bela di bagian keuangan di sini" Ucap Bela
" Gue Genova. Gue tunggu elo di bawah sekarang. Cepetan turun gue di parkiran mobil" Ucap Genova lalu mematikan sambungan telfon nya.
" Maksud nya apa sih nggak jelas deh" Ucap Bela menaruh gagang telfon kembali.
Bela tidak menghiraukan ucapan Genova dia masih saja mengerjakan pekerjaan nya yang sangat banyak.
Genova yang sedari tadi menunggu Bela di parkiran namun Bela tak kunjung memperlihat kan batang hidung nya. Genova sesikit marah karena Bela mengacuhkan dirinya.
Genova keluar dari mobil nya lalu menuju ke ruangan Bela. Dengan amarah nya Genova berteriak di dalam ruangan keuangan.
" Belaaaa" Teriak Genova yang sangat keras hingga semua penjuru ruangan mendengar teriakan Genova.
Karyawan yang berada di ruangan itu pun melihat ke sumber suara. Mereka terkejut dengan kedatangan Genova yang sangat tampan. Untuk pertama kalinya Genova masuk ke dalam ruangan keuangan.
Bela yang merasa dirinya terancam pun bersembunyi di balik tumpukan pekerjaan nya yang menggunung. Namun terlambat kini Genova sudah tepat berada di depan nya.
" Eh Pak Genova" Ucap Bela cengengesan
" Elo mau cari masalah sama gue?" Tanya Genova.
" Maaf Pak tapi pekerjaan saya masih sangat banyak jadi saya belum bisa menemui Bapak" Ucap Bela membela diri.
" Elo mau keluar sendiri atau gue seret?" Ancam Genova
" Tapi Pak maaf tapi saya masih banyak pekerjaan" Ucap Bela memelas.
" Mulai sekarang elo nggak usah mengerjaka pekerjaan ini lagi" Ucap Genova
" Maksud Bapak saya di pecat?" Tanya Bela yang terkejut dengan ucapa Genova.
" Iya gue mecat elo dari pekerjaan ini" Ucap Genova
" Pak jangan pecat saya Pak. Saya memang salah pak seharus nya tadi saya menemui bapak. Pak saya mohon jangan pecat saya Pak" Ucap Bela memoho pada Genova.
" Elo geu pecat dari pekerjaan ini dan mulai sekarang elo jadi asisten pribadi gue" Ucap Genova
" Apa?" Teriak Bela di depan Genova
" Elo berani teriak di depan gue?" Tanya Genova yang kini samakin marah
" Maaf Pak maaf. Tapi saya suka dengan pekerjaan saya ini pak" Ucap Bela
" Gue nggak peduli dan gue juga sudah bilang sama bokap gue kalau gue mau elo jadi asisten pribadi gue " Ucap Genova santai
" Pak. Bapak jangan bercanda pak" Ucap Bela
" Siapa bilang gue bercanda. kalau elo nggak yakin sama ucapan gue sekarang elo ikut gue untuk temuin bokap gue" Ucap Genova dengan intonasi yang meninggi lagi.
* haduh bisa mati muda gue kalau jadi asisten dia. Dia saja nggak bisa menahan emosinya. haduh giman nih* Guman Bela dalam hati.
" Maaf pak. Apa tidak sebaik nya anda mencari pegawai yang lain saja pak?" Tanya Iren yang kini menghampiri Genova yang berada di depan meja Bela.
" Iya pak betul kata bu Iren mendinga anda cari karyawan yang lain saja jangan saya" Ucap Bela membenarkan ucapa Iren.
" Apa maksud kamu?" Tanya Genova yang kini menatap tajam ke arah Iren
" Em karena..... Bela anak nya gidak di siplin pak. Dia sering terlambat saat berangkat bekerja" Ucap Iren
" Betul pak kata bu Iren. Eh tapi kan saya nggak sering sering banget bu telat nya" Ucap Bela membela dirinya.
" Iya nggak sering tapihampir setiap hari kamu telat" Ucap Iren
Genova yang mendengar perdebatan antara Iran dan Bela pun sedikit tersenyum. Namun seketika wajah nya kemabali datar.
" Sudah gue nggak peduli. Yang penting sekarang elo ikut gue ke ruangan bokap. SEKARANG" Genova dengan penekanan di kata sekarang.
Bela masih saja bersiri mematung di meja kerja nya. Dia masih bingung harua bagai mana lagi agar terlepas dari Genova.
Genova yang semakin geram dengan Bela pun menarik tangan Bela dan menarik nya menuju lift.
Kini Genova dan Bela sudah sampai di depan ruangan CEO. Genova menarik tangan Bela lalu mengajak nya masuk ke dalam ruangan pak Abraham.
# hai kak selamat datang
# selamat membaca
# terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏
Kini Genova dan Bela sudah sampai di depan ruangan CEO. Genova menarik tangan Bela lalu mengajak nya masuk ke dalam ruangan pak Abraham.
" Papah tolong jelaskan ke Bela deh" Ucap Genova saat masuk ke dalam ruangan pak Abraham
" Kenapa enggak kamu saja sih Ge. Papah baru sibuk" Ucap papah Abraham
" Emosi terus aku pah kalau menjelaskan ke dia" Ucap Genova
" Ya sudah kamu keluar biar papah bicara sama Bela" Ucap pak Abraham
" Nggak. aku di sini saja" Ucap Genova
" Baik lah kalau begitu jelaskan sendiri papah kerja lagi" Ucap pak Abraham
Genova mulai berfikir lalu dia keluar dari ruangan pak Abraham meninggalkan Bela bersama pak Abraham.
Pak Abraham berdiri dari duduk nya lalu berjalan menuju sofa yang berada di ruangan itu.
" Duduk lah Bela" Ucap pak Abraham
Bela duduk di depan pak Abraham. Pak Abraham mulai membuka pembicaraan.
" Maaf ya Bela pasti dia kasar ya sama kamu" Ucap pak Abraham
" Tidak pak" Jawab Bela
" Kamu tudak usah berbohong saya tau anak saya seperti apa" Ucap pak Abraham
" Bela apa kamu tau kalau Ge lah yang meminta saya untuk menjadikan mu asisten nya?" Tanya pak Abraham
" Maksud bapak?" Tanya Bela balik
Pak Abraham mulai menceritakan permintaan Genova yang ngotot ingin menjadikan Bela sebagai Asisten nya.
Flash back
Setelah Bela keluar dari ruangan pak Abraham. Genova menghampiri sang papah dan duduk di kursi depan meja kerja papah nya.
" Apa yang kamu inginkan Ge?" Tanya papah Abraham
" Emmm. Aku ingin punya asisten pribadi" Ucap Genova
" Genova Abraham " Ucap papah Abraham yang memanggil nama lengkap putra nya.
Genova tau kalau papah Abraham sudag memanggil nama lengkap nya kini sang papah sedang menahan amarah nya.
" Ayo lah pah apa sih susah nya menuruti permintaan ku. Aku hanya ingin punya asisten yang akan mengurusi keperluan ku" Ucap Genova
" Menikah lah maka kamu tidak akan membutuhkan asisten untuk mengurusi keperluan mu" Ucap papah Abraham
" Pah aku tidak ingin membahas ini. Aku ingin punya asisten terserah papah mau mengijinkan atau tidak aku akan tetap memiliki asisten" Ucap Genova.
" Baik lah papah akan turuti kemauan kamu tapi dengan satu syarat" Ucap papah Abraham
" Apa itu pah?" Tanya Genova bersemangat
" Bantu papah untuk mengurus perusahaan ini" Ucap papah Abraham
" Tapi pah aku belum mau untuk mengurus perusahaan" Ucap Genova
" Genova perusahaan ini cepat atau lambat kamu yang akan meneruskan nya. Jadi kamu harus mulai belajar untuk mengurus nya" Ucap papah Abraham
" Terserah papah" Ucap Genova
" Besok papah akan carikan kami asisten " Ucap papah Abraham
" Tidak usah pah. Maksud Genova. Ge ingin Bela yang jadi asisten Ge" Pinta Genova
" Genova Abraham " Panggil papah Abraham yang menekan nama lengkap anak nya.
" Papah tenang dulu dong biar Ge jelas kan. Pah Bela itu cantik pintar beladiri terus ya pah dia itu cerdas. Itu semua masuk ke kreteria Ge untuk mencari asisten pah" Ucap Genova
" Apa kamu menyukai nya Ge?" Tanya papah Abraham
" Papah apaan sih. ya... Ya enggak lah" Ucap Genova memalingkan wajah nya dia tidak berani menatap papah Abraham
" Ya sudah papah ijin kan kamu memilih Bela sebagai asisten kamu. Tapi jangan lupa mulai besok kamu harus ke kantor untuk membantu papah" Ucap papah Abraham
" Siap pah. Makasih ya pah. Ge pergi dulu" Ucap Genova lalu berlari keluar dari ruangan papah Abraham
Flash back off
Pak Abraham telah selesai menceritakan alasan Genova yang ingin menjadikan Bela sebagai Asisten nya.
Kini Pak Abraham memberikan perintah sekaligus permintaan kepada Bela. Karena menurut nya Bela bisa merubah keburukan Genova menjadi lebih baik lagi.
"Bela. Ge adalah anak saya satu satu nya. dia adalah anak yang baik dan manja. Namun sejak kepergian mamah nya dia mulai berulah dia sering minum minuman keras tidak mau ke kantor hingga dia sering bergonta ganti wanita. Namun saya tau kalau dia tidak akan pernah melakukan hubungan yang lebih sebelum dia menikah" Jelas pak Abraham
" Bela dia melakukan itu semua karena dia masih belum bisa melepaskan kepergian mamah nya. Jadi saya minta tolong ke kamu. Tolong rubah dia menjadi Genova yang seperti dulu" Imbuh pak Abraham.
" Apa mungki saya bisa melakukan nya Pak. Saya mungkin akan gagal dengan rencana Bapak" Acap Bela
"Coba lah dulu. Saya akan memberikan kamu apartemen di sebelah apartement Genova agar kamu bisa lebih dekat dengan dia dan kamu juga bisa menjaga nya."Ucap pak Abraham
"Tapi Pak..."Ucapan Bela terputus karena di sahut oleh pak Abraham.
"Saya tidak menerima penolakan Bela. kalau kamu tidak mau kamu boleh menaruh surat pengunduran diri kamu di meja saya" Ucap pak Abraham
"Baik Pak saya akan berusaha" Ucap Bela
" Em maaf Pak apa boleh saya tinggal bersama teman wanita saya di apartemen itu?" Tanya Bela
" Tentu saja boleh itu sudah menjadi milik kamu" Ucap pak Abraham
"Terima kasih banyak pak" Ucap Bela lalu mencium tangan pak Abraham.
Pak Abraham terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Bela. Karena ini pertama kalinya tangannya di cium oleh orang lain selain istrinya yang sudah lama meninggal.
"Terima kasih Bela" Ucap Pak Abraham tersenyum ke arah Bela
"Kamu boleh keluar sekarang"Imbuh Pak Abraham
Bela keluar dari ruangan pak Abraham dengan wajah yang di tekuk dan dia seperti tidak memiliki keinginan untuk hidup.
* Aku bisa gila menghadapi dia apa lagi temperamen nya yang naik turun begitu. Haduh giman nih* Guman Bela dalam hati
Bela mengusap rambut nya dengan kasar. Namun seketika dia sadar akan hal bodoh yang dia lakukan. Dia merapikan rambut lurus nya lagi dan membenahi penampilan nya.
Bela kini kembali ke ruangan nya untuk membereskan barang barang nya. Saat sampai di depan pintu ruangan nya Bela melihat Genova yang sedang memainkan ponsel milik Bela.
Bela berjalan cepat dan menghampiri Genova. Bela merampas ponsel nya yang di pegang oleh Genova tadi.
" Apa yang anda lakukan ini privasi saya. Kenapa anda membuka ponsel saya tanpa ijin?" Ucap Bela yang marah karena privasinya telah buka Genova.
" Sorry gue cuma memasukkan nomer gue ke ponsel elo" Ucap Genova yang kini sudah berdiri dari tempat duduk Bela.
* Sorry Bel tapi gue sudah mengambil foto elo secara diam diam* Batin Genova yang kini masih menatap Bela.
" Gue tunggu elo di parkiran" Ucap Genova.
Genova keluar dari ruangan Bela dan berjalan menuju parkiran mobil. Genova menunggu Bela di dalam mobil nya.
# selamat membaca ya kak
# terima kasih banyak
😊😊😊🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!