Seorang gadis yang tampak sangat culun dan berkacamata besar sedang duduk sendiri di taman dengan pakaian seragam wisuda dan sambil membawa piala. Meskipun dia memakai baju wisuda, wajahnya sangat biasa saja tanpa riasan diwajah seperti gadis yang biasanya berdandan dan ingin menampilkan kecantikannya saat mereka wisud.
Di taman gadis itu memandang kearah satu keluarga yang tampak bahagia, seorang anak perempuan yang masih kecil ketawa bahagia karena papanya menggelitik perutnya. Gadis itu teringat dengan masa kecilnya, bagaimana dia juga pernah merasakan kebahagiaan seperti anak kecil itu.
Flass back.
Seorang anak perempuan kecil berlari keluar setelah mendengar suara mobil masuk kedalam pekarangan rumah nya.
"Papa!" jerit anak perempuan yang sangat cantik ketika melihat Papanya keluarga keluar dari dalam mobil, dibelakang anak kecil itu seorang wanita yang cantik mengikutinya dari belakang dengan tersenyum.
"Hati-hati sayang!" ucap wanita itu dengan kuatir, karena melihat putrinya berlari ke arah Suaminya yang baru saja pulang dari kantor.
Dari dalam mobil, seorang pria yang dengan pakaian kantor keluar. Pria itu langsung merentangkan kedua tangannya untuk menyambut putri kecilnya itu dengan tersenyum bahagia. Putri kecilnya itu langsung melompat ke pelukan papanya dengan tersenyum bahagia.
"Putri kecil papa!" ucap papanya sambil mencium pipi nya dengan gemas.
"Mira sayang, Ayuk turun! kasihan papa! Papa pasti lelah sayang!" ucap wanita itu, mama dari anak perempuan itu.
"Mas!" sapa wanita itu sambil mencium tangan Suaminya yang masih menggendong putri mereka dengan satu tangan.
"Tidak apa-apa, sayang" ucap nya pada istrinya "Sekarang kita masuk! Papa bawa hadiah untuk putri papa yang cantik ini!" ucap pria itu sambil mencium pipi putrinya dengan penuh kasih sayang.
Anak perempuan itu yang dipanggil Mira tampak sangat bahagia ketika mendengar kalau Papanya membawa hadiah untuknya. Mereka tampak Keluarga yang sangat bahagia.
Renaldo Wijaya nama papa dari seorang gadis kecil yang cantik yang bernama Miranda Wijaya. Istrinya bernama Sartika Wiranto. Renaldo adalah seorang pengusaha yang sukses, dia menjalankan hotel milik keluarganya. Hotel milik keluarganya sangat terkenal, dan tersebar keseluruhan kota dan ada 3 cabang yang terletak di luar negri. Sedangkan istrinya juga putri dari seorang pengusaha yang memiliki beberapa mal yang besar di seluruh kota dan beberapa di luar negeri.
Keluarga mereka merupakan keluarga yang harmonis. Miranda mendapatkan kasih sayang yang melimpah dari kedua orangtuanya, kakek dan neneknya dari kedua orangtuanya juga sangat mencintai dirinya. Dia juga sangat dimanja oleh Mike kakak sepupunya, anak dari tantenya, adik mamanya.
Miranda lahir setelah 7 tahun orang tuanya berumah tangga. Makanya mamanya dan papanya sangat menyayanginya. Apa pun selalu diberikan kepada Miranda.
Tapi, semuanya hilang begitu saja. Ketika dia berumur 9 tahun, dia dan mamanya saat itu pergi mengunjungi tantenya kerumah tantenya. Sejak kejadian yang dirumah tantenya, ibunya membawanya pergi jauh.
Sejak dihari itu membuat gadis kecil yang selalu ceria itu menjadi gadis kecil yang pendiam dan lebih parahnya lagi dia akan selalu keringat dingin dan pingsan setiap disentuh dengan seorang pria apalagi jika tidak sengaja dia melihat orang lain berciuman. Dia diagnosa kena PTSD, trauma yang sangat mendalam baginya.
Tapi, karena kegigihan mamanya, maka lambat laun traumanya mulai berkurang. Dia hanya keringat dingin dan bahkan pingsan, kalau dia melihat orang berciuman atau pun lebih dan kalau seorang pria yang melakukan itu padanya.
Flash back end
Karena mengingat kejadian itu, membuat air matanya menetes. Lalu dia menatap langit-langit, dia tidak ingin ada orang yang tahu kalau saat ini dia meneteskan air mata. Setelah itu dia langsung bangkit berdiri. Dia memutuskan kembali ke tempat kost nya.
Dia pun langsung menyusun baju-bajunya kedalam koper dan juga membungkus kan barang-barangnya kedalam kardus.
Karena Miranda memutuskan untuk pindah ke desa tempat dimana ibunya membawa dia pergi jauh dari seluruh keluarganya. Dia mendapat tawaran menjadi guru disalah satu sekolah yang ada di desa itu. Miranda adalah lulusan terbaik bidang Ekonomi. Tapi, dia hanya ingin menjadi guru, karena menurutnya kalau dia sebagai guru dia tidak akan bertemu banyak dengan orang.
***
Kini Miranda berada dalam bus yang menuju ketempat desa. Didalam perjalanan Miranda tampak hanya diam saja, dan sambil menatap keluar.
Didalam perjalanan Miranda teringat bagaimana mamanya memutuskan untuk membawa dia pergi jauh dari seluruh keluarganya termasuk papanya yang sangat disayangi dulu. Semuanya itu karena papanya telah mengkhianati mamanya.
Flash back
Saat itu, Miranda dan mamanya pergi mengunjungi tantenya. Saat memasuki rumah Tante nya, dia melihat kakak sepupunya itu lagi duduk di atas ayunan. Miranda sebenarnya ingin menjumpai kakaknya, tapi mamanya mengatakan kalau dia harus memberi salam kepada tantenya dulu.
Akhirnya Miranda ikut masuk bersama mamanya masuk kedalam. Saat masuk, mereka tidak melihat siapapun didalam. Lalu mamanya pun langsung membawa Miranda naik keatas, menuju kamar tantenya.
Tanpa, mengetok pintu kamar tantenya, mamanya langsung membuka pintu kamar tantenya.
Betapa terkejutnya Miranda dan mamanya melihat apa yang terjadi. Miranda dan Mamanya melihat papanya sedang berciuman dengan tantenya, dan tantenya berada di atas pangkuan papanya. Apalagi, dia melihat Tante dan papanya tidak memakai baju sama sekali. Miranda hanya diam dan tampak sangat syok melihat apa yang dihadapannya saat ini. Mamanya pun langsung menutup matanya dan terus melihat kejadian itu. Meskipun mamanya menutup matanya dengan tangan mamanya, dia masih bisa melihat. Miranda sangat tau apa yang dilakukan papanya dan tantenya, meskipun dia masih berumur sembilan tahun.
Papanya dan tantenya berhenti ketika mendengar suara Isak tangisan mamanya. Papa dan tantenya sangat terkejut melihat Miranda dan mamanya berada di hadapan mereka. Papa dan tantenya pun langsung buru-buru memakai bajunya. Sedangkan, mamanya masih menatap mereka dengan menangis. Papanya dan tantenya yang sudah memakai baju langsung menghampiri mereka.
"Sayang!" ucap papanya sambil mengambil tangan mamanya. Begitu juga tantenya juga menggenggam tangan mamanya.
"kakak!" ucap Mira tantenya Miranda.
Mamanya terus menangis, lalu menghempaskan tangan Tantenya dan papanya. Lalu mamanya menarik Miranda untuk pergi.
"Sayang tunggu dulu! Aku bisa jelaskan!" teriak papanya berlari mengejar mamanya dan Miranda, begitu juga tantenya juga ikut mengejar mereka.
Akhirnya papanya dapat menarik tangan mamanya.
"Sayang, aku bisa jelaskan!" ucap Papanya sambil menggenggam tangan mamanya dengan erat. Sedangkan tantenya tampak sedang menghubungi seseorang, Miranda hanya tampak diam saja, dia seperti patung.
"Jelaskan apa, mas? Aku tidak menyangka kalau suamiku dan adikku bisa berbuat mesum dibelakang ku! Kenapa kalian tega menyakiti ku?" teriak Sartika.
"Kak, maaf! Kami bisa jelaskan kak!" ucap Mira dengan menangis.
"Tidak perlu kamu menangis! Aku tidak menyangka kalian berbuat seperti itu!" ucap Sartika sambil menangis terus.
Dan tiba-tiba Sartika langsung pingsan. Papa dan tantenya sangat kaget dan langsung memeluk mamanya. Miranda tampak hanya diam saja. Dia tidak ada berbicara. Meskipun saat ini dia masih berumur sembilan tahun, tapi dia mengerti apa yang terjadi. Karena Miranda adalah anak yang sangat pintar. Apalagi sejak TK, dia selalu mengikuti pertandingan cerdas tangkas, dia selalu menang.
Mamanya langsung diangkat ke atas sofa. Tidak butuh waktu yang lama, Miranda melihat kakek dan neneknya dari kedua orangtuanya datang dengan wajah panik. Mereka langsung mendekati mamanya yang masih pingsan.
"Kenapa bisa begini? Tika sayang!" ucap nenek dari mamanya yang sudah duduk disamping mamanya. Sedangkan nenek dari papanya membuat minyak kayu putih ke hidung mamanya. Tidak butuh yang lama mamanya langsung tersadar.
Saat mamanya sudah sadar, mamanya langsung bangkit duduk dan memeluk neneknya sambil menangis.
"Ma...!" ucap Sartika pada mamanya. Mamanya pun langsung mengelus punggung mamanya.
"Sayang Jangan menangis! Kami bisa menjelaskan pada mu!" ucap neneknya.
Mamanya yang mendengar ucapan neneknya langsung melepaskan pelukannya dari tubuh neneknya.
***
Mamanya yang mendengar ucapan neneknya langsung melepaskan pelukannya dari tubuh neneknya.
"Apa maksudnya? Apa kalian sudah tahu apa yang mereka lakukan dibelakang ku?" ucap mamanya sambil menatap nenek dan kakeknya.
"Kamu tenanglah dulu! Kami bisa jelaskan, nak!" ucap nenek dari papanya yang kini langsung duduk disamping mamanya.
"Begini sayang, sebenarnya mereka sudah menikah dengan sah!" ucap neneknya. Miranda dan mamanya yang mendengar itu betapa terkejutnya. Mamanya langsung bangkit berdiri, tapi nenek nya langsung menarik mamanya untuk duduk kembali.
Sartika langsung menarik nafasnya panjang dan menutup matanya. Lalu dia menatap mamanya yang duduk disampingnya.
"Sejak kapan?" tanya Sartika dengan menatap dengan sendu.
"Waktu kamu selesai dioperasi karena kecelakaan itu, kamu mengalami koma. Kami tidak tahu kapan kamu bisa bangun kembali lagi. Karena kata dokter hanya menunggu mukjizat saja dari Tuhan untuk kamu siuman. Kami selalu berdoa supaya kamu sadar, tapi setelah tiga tahun kami mulai putus asa karena tidak adanya perubahan dari mu."
"Kami merasa kasihan pada Renal. Tidak ada yang mengurus keperluan pribadinya apalagi, kami sangat ingin mendapatkan seorang cucu sebagai penerus keluarga kita. Akhirnya kami memutuskan Untuk menikahkan Renal dengan Mira. Awalnya Mereka menolak, tapi karena kami yang memaksa dan memohon pada mereka akhirnya mereka setuju. Setelah dua bulan menjalani pernikahan, akhirnya kami dapat kabar kalau Mira positif hamil. Hal itu membuat kami sangat bahagia. Kami tidak pernah melupakan mu! Kami selalu berdoa untuk sadar. Setelah lima tahun kamu koma, kami jadi mulai putus asa. Ternyata kami mendapat kabar bahagia, kalau kamu sadar. Tentu saja kami sangat bahagia. Kami sebenarnya ingin memberitahu pada mu, tapi kata dokter kalau sarat bagian otak mu sangat lemah karena kecelakaan itu. Kamu dilarang untuk berpikir keras, jika itu terjadi makan taruhannya adalah nyawamu. Akhirnya kami memutuskan untuk menyembunyikan semuanya dari mu sayang! Mira tidak mempermasalahkan kalau pernikahannya disembunyikan dari mu! Jadi sayang, ini bukanlah kesalahan mereka saja. Kami orang tua mu juga ikut bersalah." ucap mamanya.
Sartika yang mendengar penjelasan dari mamanya membuat dia langsung menangis histeris, dia tidak menyangka kalau seluruh keluarganya telah menipunya selama ini.
"Berarti Mike adalah anak dari mas Renal?" tanya Sartika sambil menatap suaminya. Semuanya langsung mengangguk kepalanya.
"Pantes saja, setiap aku ingin bertanya dan ingin bertemu dengan suami adik ku, selalu saja beralasan kalau dia keluar negeri!" gumam Sartika. Sartika berusaha menenangkan dirinya. Setelah tenang dia bangkit berdiri dan menatap suaminya.
"Aku ingin bertanya pada mu, mas? Apakah kamu mencintai ku?" Renal bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati Sartika, lalu dia menggenggam tangan Sartika.
"Tentu saja sayang! Aku sangat mencintaimu!" ucap Renal.
"Bagaimana dengan Mira?"
"Aku juga mencintainya!" ucap Renal dengan sendu. Mira sudah menahan amarahnya dengan mengepalkan tangannya, tapi tidak ada satupun orang yang melihatnya.
"Mira apa kamu tidak mempermasalahkan kalau berbagi suami dengan ku?" tanya Sartika pada adiknya. Mira pun langsung mendekati Sartika dan menggenggam tangan Sartika.
"Aku tidak mempermasalahkannya kak!" ucap Mira dengan cepat.
Pelan-pelan Sartika menarik tangannya dari genggaman tangan Mira dan Renal.
"Tapi aku tidak suka! Aku tidak ingin di madu! Aku tidak suka melihat suamiku, menyentuh wanita lain! Apalagi itu adalah adik ku sendiri!" ucap Sartika dengan menatap tajam ke adiknya. Lalu dia melihat kearah orang tuanya.
" Kenapa kalian menikahkannya dengan adik ku, sendiri? Kenapa tidak dengan wanita lain? Supaya aku tidak merasakan penghianatan dari dua orang yang paling aku sayangi di dunia ini?" ucap Sartika sambil menangis. Lalu dia kembali menatap ke suaminya.
"Aku memberikan pilihan pada mu, mas! Aku ingin tahu siapa yang akan kamu pilih! Aku atau dia?" tanya Sartika sambil menunjuk Mira. Semuanya langsung terkejut mendengarnya.
"Sayang aku tidak bisa memilih! Aku sangat mencintai kalian! Meskipun awalnya aku tidak ada rasa dengannya, tapi sejak tiga bulan hidup bersamanya, aku menaruh hati ku sedikit padanya" ucap Renal sambil menarik tangan Sartika untuk digenggamnya. Tapi, Sartika langsung menghempaskan nya.
Lalu dia menatap adiknya, dan tanpa diduga Sartika wanita yang lembut dan penuh kasih sayang bisa menampar Mira dihadapan semua orang. Mertua perempuannya langsung menarik Sartika untuk menjauh dari Mira, sedangkan mamanya langsung memeluk Mira, karena Mira menangis sambil memegang pipinya. Mertua perempuannya langsung menampar Sartika dengan keras.
Plak
"Cukup Tika! Kamu sudah keterlaluan!" ucap mertuanya dengan penuh amarah. Renal langsung berlari mendekati mamanya dan menenangkan mamanya.
"Kamu itu, ya! Apa sih susahnya menerima kalau kamu dimadu? Lagian Mira sudah melahirkan pewaris bagi keluarga kita! Sedangkan kamu itu, melahirkan anak perempuan!" ucap mertuanya dengan marah.
"Ma, tenang!" teriak papa mertuanya. Karena menurutnya ucapan istrinya sudah salah.
Sartika langsung menjerit menangis sambil mengacak rambutnya. Mereka seakan lupa bahwa Miranda berdiri menyaksikan dan mendengar apa yang dikatakan mereka.
"Argh... Hiks hiks hiks!" Sartika terus menangis.
Renal yang memang benar sangat mencintai istrinya itu, tidak tahan melihat istrinya menangis. Mira langsung menghentikan tangisannya dan melihat kakaknya yang sangat hancur, apalagi mendengar ucapan mertua mereka. Renaldo melangkah yang ingin memeluk Sartika.
Sartika yang tahu kalau saat ini suaminya memeluk dirinya, langsung mendorong suaminya untuk menjauh darinya.
"Jagan pernah menyentuh ku! Aku sekarang sadar, kalau aku dan putri ku tidak terlalu penting dan berharga di keluarga ini! Aku minta cerai pada mu, mas! Aku wanita yang tidak mau di madu! Apalagi madu ku, adalah adik ku sendiri!" ucap Sartika.
Mendengar ucapan Sartika membuat mereka kaget. Mereka pun langsung berlari mendekati Sartika, Renaldo dan Mira langsung bersujud di kaki Sartika dan menggenggam tangan Sartika.
"Sayang, tolong jangan pergi!" ucap Renal sambil mencium tangan Sartika.
"Kak, tolong Jangan meminta bercerai!" ucap Mira dengan sendu.
Sartika langsung menghempaskan tangan mereka, dan melangkah menjauh dari mereka.
"Sayang, bukan begitu maksud mama!" lirih mama mertuanya.
Tapi Sartika tidak memperdulikan mereka, dia pun langsung menarik tangan putri nya untuk pergi. Saat mereka mau keluar rumah, Sartika sempat berhenti karena ada Mike dengan wajah sedih menatapnya. Dia pun langsung mensejajarkan dirinya pada Mike dan kemudian mencium pipi Mike. Dia tidak pernah menyalahkan Mike, meskipun Mike anak dari suaminya dan adik nya.
"Bye sayang!" ucap Sartika.
Semuanya langsung sedih melihat Sartika pergi begitu saja. Mira pun langsung memeluk Renal sambil menangis.
"Biarkan dia memenangkan pikirannya dulu! Papa yakin itu hanya keputusannya sesaat saja!" ucap papanya Renal untuk menenangkan mereka.
Renaldo teringat bagaimana tatapan putrinya kepadanya saat Sartika menarik putrinya pergi. Tatapan tajam yang tidak pernah dia lihat dari putri kecilnya.
Setelah dua hari kejadian itu, Renal sebenarnya ingin menemui istrinya dan putrinya. Tapi, terhalang karena sejak kejadian itu Mira jadi sakit. Mira dibawakan ke rumah sakit, karena demamnya tidak turun. Renaldo lah yang menjaganya, karena permintaan Mira. Apalagi saat itu Mira lagi hamil anak kedua mereka.
***
Mike kakaknya Miranda, selalu menanti kedatangan Miranda ke sekolah. Mereka memang dibuat untuk satu sekolah, karena permintaan Mike. Dia ingin menjaga adiknya itu dari orang yang jahat.
Karena Miranda tidak datang lagi ke sekolah, Mike memutuskan untuk mendatangi rumah Miranda.
Saat sampai di depan pintu gerbang, Mike melihat Miranda yang hanya duduk diam saja sambil memeluk boneka Teddy bear. Mike pun memutuskan langsung masuk, ketika satpam membukakan pintu untuknya.
Mike melihat Miranda tampak diam saja duduk sendiri, padahal dia sudah berdiri didepan Miranda. Mike memutuskan untuk menyadarkan Miranda dengan menyentuh pundak Miranda.
"Anda!" panggil Mike, Mike memang sangat menyukai memanggil Miranda dengan Anda.
Miranda langsung menatap kearah Mike yang berdiri didepannya. Tiba-tiba Miranda terkejut melihatnya, Miranda langsung keringat dingin dan tiba-tiba dia langsung menjerit.
"Ah.....!" teriak Miranda tiba-tiba dengan gemetaran.
***
Sartika yang lagi siap-siap menyusun baju nya kedalam koper, sangat kaget mendengar teriakkan putrinya. Sartika langsung berlari keluar, mencari putrinya.
Diluar, Sartika tampak kaget melihat putrinya yang sudah pingsan di atas ayunan. Dan dia melihat disamping putri nya ada Mike yang tampak panik.
"Tante!" ucap Mike.
Sartika langsung mengendong putrinya masuk dan diletakkannya di atas sofa.
"Mike, apa yang terjadi padanya?" ucap Sartika dengan panik, sambil menggelap keringat yang sudah memenuhi seluruh wajah Miranda.
"Aku tidak tahu, Tante. Tiba-tiba saja dia berteriak lalu langsung pingsan!" ucap Mike dengan sedih melihat adiknya seperti itu.
Mike memang sangat menyayangi Miranda, dia tidak suka melihat Miranda sedih, bahkan menangis.
"Kamu pulang, lah! Biar Tante yang mengurus Mira!" ucap Sartika tanpa memandang Mike.
"Baik Tante!" ucap Mike dengan sedih.
Saat dia ingin mencium tangan Sartika, Sartika hanya memberikannya saja tanpa memandangnya. Mike tahu, kalau saat ini suasana hati Tante nya tidak baik.
Tidak lama Mike keluar dari rumah mereka, Miranda sadar dari pingsannya.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Sartika sambil mengelus pipi putri nya dengan tersenyum. Miranda langsung mengangguk kepalanya.
"Baiklah sayang! Kita harus pergi sekarang! Maaf, kan mama! Karena mama, kamu harus terpisah dengan papa mu! Mama janji, mama akan memberikan kasih sayang mama yang besar untuk mu!" ucap Sartika sambil meneteskan air matanya.
Miranda yang mengerti isi hati mamanya, langsung menghapus air mata mamanya. Dia tidak suka melihat mamanya menangis.
Kini Miranda dan Mamanya berada di kereta api. Sartika terus memeluk putrinya, dan kadang air matanya mengalir begitu saja. Miranda selalu melihat air mata mamanya dan wajah sendu mamanya.
***
Mike tampak diam saja dalam kamarnya, setelah pulang dari rumah Miranda. Dia keluar kamar, saat dia dipanggil untuk makan malam.
Dia melihat seluruh kakek dan neneknya dan kedua orangtuanya ada dimeja makan. Mike melihat mereka tampak saling bercanda dan sangat memperhatikan mamanya yang lagi hamil calon adiknya. Apalagi, mamanya memberi tahu jenis kelamin anaknya adalah perempuan. Mike memikirkan bagaimana keadaan adiknya Miranda saat ini. Mike sebenarnya sudah tahu situasi keluarganya sejak dia berumur 7 tahun. Maka karena itu lah dia sangat menyayangi Miranda, Malahan dia lebih dekat dengan Tantenya Sartika dari pada mamanya.
Mira yang melihat putranya tampak diam saja, sambil mengaduk makanannya. Mira pun langsung bertanya pada putranya.
"Mike, kamu kenapa? Apa kamu lagi sakit?" tanya Mira dengan kuatir. Mike menatap mamanya dengan sedih.
"Apa boleh bertanya kepada kalian semua?" ucap Mike. Semuanya langsung melihat kearah Mike.
"Tentu saja, son! Kamu mau bertanya apa?" ucap Renaldo.
"Kenapa kalian tidak memikirkan adik ku Miranda? Karena dari yang ku lihat kalian, tampak seperti tidak memikirkannya!"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu, sayang? Tentu saja kami juga memikirkannya!" ucap nenek dari mamanya.
"Kalau kalian memikirkannya, kalian seharusnya pergi memeriksa keadaan mereka. Tapi, yang dari aku lihat kalian tampak tidak ada pergi melihat keadaannya. Apa kalian tahu bagaimana Anda tidak sekolah? Kalian hanya sibuk memikirkan keadaan mama dan calon adikku yang dalam kandungan mama. Aku memang masih kecil, tapi aku mengerti Semuanya! Aku adalah anak yang yang sudah merampas kebahagiaan Anda dan Tante Tika" jerit Mike yang sudah menangis.
Jleb..
Hati Mira yang mendengar ucapan terakhir anaknya, menusuk hatinya. Dan dia merasa benar yang diucapkan putranya. Dirinya lah yang merampas kebahagiaan kakaknya.
"Mike, Jaga bicara mu!" bentak Renaldo, karena melihat wajah istrinya yang sedih karena ucapan putranya.
Tapi, beda dengan kakeknya. Dia penasaran kenapa cucu perempuannya tidak pergi ke sekolah. Kenapa menantunya, tidak memberitahu kepada mereka tentang keadaan cucunya.
"Apa maksud mu kalau adikmu tidak sekolah?" tanya Kakeknya dari papanya.
"Asalkan kalian tahu, sudah dua hari Anda tidak pergi ke sekolah! Dan saat aku kerumah Tante Tika, Aku melihat Anda tampak berbeda, kek!"
"Apa maksudnya? Berbeda Gimana?"
"Kek, saat aku menyentuh Anda, dia tampak langsung menjerit dan setelah itu dia langsung pingsan kek!" jelas Mike.
Semuanya langsung terkejut, apalagi papanya. Dia sebenarnya merasa bersalah karena dia tidak pergi memperhatikan putrinya. Dan dia langsung teringat bagaimana cara putrinya menatapnya kemarin.
"Lalu, Apa kamu tahu keadaannya?" tanya neneknya dari Papanya.
"Tidak, nek! Mike disuruh Tante Tika pulang! Dan Mike melihat tidak ada satupun pembantu yang ada dirumah, nek! Hanya satpam saja yang tinggal!" ucap Mike.
Renaldo langsung bangkit berdiri dan mengambil kunci mobilnya. Tidak hanya Renaldo saja yang bangkit berdiri. Tapi, mereka semua juga pergi.
hanya butuh 10 menit saja kerumah Miranda. Karena mereka hanya berbeda kompleks saja dengan Rumah Mike.
Sesampai di depan rumah, satpam yang menjaga rumah, langsung membuka gerbang untuk mereka. Renaldo langsung buru-buru keluar dari mobilnya.
"Pak, tunggu!" panggil satpam yang membuka gerbang untuk mereka. Saat mereka ingin berlari masuk, langsung berhenti karena dipanggil satpam yang menjaga rumah.
"Permisi, pak! Saya hanya ingin menyampaikan ini saja! Ini adalah titipan dari Nyonya tadi sore." ucap satpam itu sambil menyerahkan amplop coklat pada Renaldo.
Betapa terkejutnya dan hancurnya hati Renaldo saat membuka amplop yang isinya adalah surat perceraian. Sudah ada tanda tangan Sartika di kertas itu. Dan disana juga ada beberapa kartu ATM Dan kartu kredit yang selama ini digunakan istrinya, pemberian darinya.
Renaldo langsung berjalan lemas dan duduk di tangga rumah nya. Keluarga nya tampak penasaran apa isi kertas itu, karena mereka hanya melihat beberapa kartu kredit dan ATM saja.
Mira yang melihat wajah sedih suaminya, dan duduk langsung mengerti. Tapi untuk memastikannya, Mira mengambil kertas itu dari tangan suaminya.
Mira sangat terkejut dan langsung menangis di pelukan mamanya. Dia tidak menyangka kalau kakaknya memang benar-benar ingin minta cerai. Kedua orang tua mereka juga tidak menyangka kalau begini akhirnya. Para semua wanita langsung menangis.
Sedangkan Mike yang dari awal sudah masuk kedalam, keluar membawa boneka Teddy yang diberikan Mike sewaktu Miranda ulang tahun. Dia juga melihat kalau tidak ada lagi baju Miranda dan tantenya dalam lemari. Yang tertinggal hanya foto saja. Mike melihat semua orang menangis, dan Mike langsung paham kalau Tante dan adiknya sudah benar-benar pergi dari mereka.
Mereka pun langsung masuk kedalam rumah itu. Dengan wajah sedih mereka melihat sekeliling rumah itu. Hanya beberapa foto saja yang tertinggal. Mereka semua tampak membayangkan, bagaimana ketawa Miranda bersama mereka semua.
Renaldo berjalan naik keatas, menuju kamarnya bersama istrinya. Dia melihat sekeliling kamarnya dan membuka lemarinya. dia melihat baju istrinya sudah banyak tidak ada lagi. Dia duduk ditepi ranjangnya, dengan wajah yang sendu. Air matanya yang ditahannya supaya tidak keluar dari tadi, tapi kini pertahanannya sudah tidak bisa dibendungnya lagi. Renaldo langsung menjerit menangis, dan terduduk dilantai sambil memeluk fotonya bersama istri dan putrinya.
Seluruh keluarganya yang mendengar suara tangisannya, langsung berlari keatas untuk melihatnya. Mereka sangat sedih dan tidak tega melihat keadaan Renaldo seperti itu. Apalagi Mira istri keduanya, langsung berjalan memeluk dirinya untuk memberikan kekuatan pada Renaldo.
Kini Mira dan Renaldo sudah berada dirumah mereka. Renaldo telah tertidur, setelah dia merasa tenang. Mira yang yang sudah terbangun dari tidurnya, melihat kearah suaminya yang masih tampak tidur, dan dari matanya tampak sangat bengkak karena menangis terus.
Tiba-tiba Mira merasakan perutnya agak sakit, dia ingin membangunkan suaminya, tapi langsung diurungkannya karena tidak tega. Akhirnya Mira berinisiatif, untuk meminta bantuan pada mamanya. Mira berjalan keluar dari kamarnya sambil menahan rasa sakitnya.?
Karena sambil menahan rasa sakitnya, dia tidak melihat jalannya. Kakinya terpeleset di tangga, dan akhirnya dia terjatuh dari tangga.
"Ah...." jerit Mira.
Seluruh keluarganya, yang mendengarnya langsung berlari menuju sumber suara. Begitu juga Renaldo, dia sangat terkejut melihat istrinya sudah tergeletak dibawah dengan bersimbah darah.
Mereka langsung melarikan Mira kerumah sakit, semuanya tampak sangat cemas. Apalagi kata dokter Mira harus dioperasi, dan kemungkinan anaknya tidak bisa diselamatkan. Setelah beberapa jam, akhirnya dokter keluar. Semuanya langsung menghampiri dokternya.
" Ibu Mira sudah melewati masa Kritis. Kalian bisa menemuinya setelah dipindahkan kedalam ruangan!" ucap dokter.
"Bagaimana kandungannya, dok?" tanya Renaldo.
"Maaf, pak! Kandungannya tidak bisa diselamatkan. Sewaktu di bawa kemari, kandungan ibu Mira sangat lemah. Dan ada hal yang penting lagi, kemungkinan ibu Mira sangat susah untuk hamil lagi!"
"Apa maksudnya, dok?" tanya Renaldo dengan gugup.
"Akibatnya dari benturan yang keras pada bagian rahim ibu Mira, membuat rahimnya jadi lemah. Dan akibatnya ibu Mira susah hamil lagi, tapi kalau dia hamil itu sangat resiko dengan nyawa ibu Mira!" jelas dokter.
Semuanya langsung terkejut mendengar penjelasan dari dokter itu. Papanya dan mertuanya memeluk dirinya untuk memberikan dia ketabahan.
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!