PLAAAAAAAAAAK
" Berani nya kau menjatuh kan minuman ke baju ku....Dasar anak sialan" Ibu tiri Reina habis menghajar Reina dengan melibas nya dengan rotan.
Reina yang mendapat pukulan dari ibu tiri nya sudah menangis sejadi jadi nya, ayah nya yang melihat hanya diam saja tidak menolong Reina sedikit pun, entah sedih atau memang tidak berani dengan istri kedua nya, Ayah Reina memilih untuk tidak melihat anak nya di siksa di depan mata nya.
Siska anak bawaan dari ibu tiri Reina melihat Reina di siksa hanya tersenyum saja, Ia merasa senang karena melihat hidup Reina yang tersiksa sudah bertahun tahun setelah ibu Reina meninggal dunia.
" Ampun bu..hiiiks...hiksss, ampun Rein tidak sengaja bu, tolong ampuni Reina bu" Ucap Reina memohon ampun pada ibu tiri nya, tapi ibu tiri nya tidak mendengar sama sekali.
Ayah reina yang berada di kamar melihat anak nya merintis kesakitam akibat di pukili oleh istri nya hanya menutup mata nya merasa sesak di dada nya, Ia merasa nyeri di dalam dada nya mendengar tangisan putri nya dari istri semata wayang nya, tapi sama sekali Ia tida beranjak untuk menolong putri nya yang di siksa habis habisan.
" Beres kan bekas pecahan gelas ini, dan pel lantai nya, kamu tidak dapat jatah makan malam hari ini, dengar kamu" ucap ibu tiri Reina dan pergi meninggal kan reina yang masih menangis tersedu sedu menhan sakit di sekujur tubuh nya.
Siska datang menghampri Reina dan menjabak rambut nya kembali, " Hei wanita sialan, ini belum seberapa aku buat kau menderita, aku akan membuat kau lebih sakit lagi setelah apa yang kau lakukan pada ku waktu di sekolah dulu" ucap Siska kemudian pergi meninggal kan Reina yang yang kesakitan karena rambut nya di jambak.
Belum hilang rasa sakit nya di sekujur tubuh nya akibat pukulan ibu tiri nya setiap semalam, tapi hari ini ibu tiri nya tetap menyiksa nya terus, Reina merasa tidak tahan dengan hari hari ini yang sudah hampir tiga tahun.
Setelah ibu nya meninggal, hidup Reina begitu menderita, setiap hari Ia slalu mengeluar kan air mata nya, karena siksaan demi siksaan ibu tiri nya, belum lagi adu domba dari saudara tiri nya yang terus memprofokasi ibu tiri nya agar terus menyiksa Reina.
Reina membersih kan bekas pecahan gelas di ruang makan dan mengepel air yang tumpah di lantai, Ayah Reina melihat dari beli tembok, reina yang melihat Ayah nya dari kejauhan hanya diam saja. Reina juga tidak tau mengadu kan nasib nya pada ayah nya, karna ayah nya juga tidak bisa membantu nya.
Setelah membersih kan bekas pecahan gelas nya, Reina masuk ke dalam kamar nya, di pandangi nya foto ibu dan ayah nya sewaktu ibu nya masih hidup.
" Ibu... Reina sudah tidak tahan lagi dengan kehidupan yang rein jalani, kalau rein lebih memilih lebih baik rein ikut ibu saja, Rein mohon jemput Rein bu, bawa Rein pergi bersama ibu hiks...hiks..hikss" ucap rein di dalam kamar.
Ayah Reina yang berada di balik pintu kamar Reina tanpa terasa menetes kan air mata nya.
Maaf kan ayah nak, ayah tidak bisa menolong kamu, entah sampai kapan hidup kkita akan seperti ini, tapi ayah yakin, di balik air mata mu pasti suatu saat akan ada kebahagian menanti mu nak, Allah tida tidur nak, gumam Ayah Reina dari balik pintu
Karena merasa sakit di sekujur tubuh nya dan menangis terlalu lama, reina tertidur di kamar nya sambil memeluk foto ayah dan ibu nya, tapi baru saja dia terlayang, pintu kamar nya kembali di gedor dari luar.
Dor...dor...dor..
" Hei sialan, sedang apa kau di dalam, segera keluar kau dan buat kan makan malam, apa mata mu buta tidak bisa melihat jam berapa sekarang" ucap ibu tiri Reina dari luar kamar.
Reina yang mendengar teriakan ibu tiri nya langsung tersentak bangun, Ia langsung berlari untuk membuka pintu kamar nya, walau pu nyawa nya belum terkumpul semua akibat baru bangun tidur, karena kalau Reina telat sedikit saja, ibu tiri nya pasti menghajar nya habis habisan.
Pintu kamar di buka Reina dengan perlahan, tampak lha wajah ibu tiri Reina yang sudah merah padam seperti ingin menelan Reina hidup hidup.
" kamu kira kau siapa haah....Jam segini kamu enak enakan tidur, saya dan anak saya sudah lapar, sedang kan kau malah enak enak kan tidur, dasar anak tidak tau diri" ucap ibu tiri reina sambil menjambak rambut Reina dan menyeret nya sampai ke dapur.
Reina yang rambut nya di jambak dan di seret menahan tangan ibu tiri nya karena rasa nya rambut nya sudah hampir terlepas dari kepala nya, dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipi nya, Reina merasa kan sakit yang luar biasa.
" Segera siap kan makanan dalam waktu tiga puluh menit, kalau lewat kamu akan tau akibat nya" ucap ibu tiri Reina setelah itu pergi meninggal kan reina yang masih merasakan denyut di kepala nya dan menagis terisak.
Dengan cepat Reina menyiap kan makanan untuk makan malam, walau pun Ia masih merasakan sakit di kepala dan sekujur tubuh nya,semua tubuh Reina penuh dengan lebab akibat pukulan dan tamparan dari ibu tiri dan saudara tiri nya.
" Aku harus menyelesai kan masakan ku sebelum waktu yang di tentu kan oleh ibu, kalau tidak aku pasti akan di hajar kembali, ucap Reina berbicara sendiri dengan diri nya.
Dengan cekatan Reina memasak makanan karena itu sudah terbiasa ia lakukan, sebelum ibu nya meninggal, Reina juga sudah di ajar kan memasak oleh ibu kandung nya, maka nya dengan telaten Ia sangat lihai dalam memasak, dan di akui kalau masakan nya slalu enak di lidah.
Hampir tiga puluh menit Reina selesai memasak, Ia juga sudah selesai meletak kan semua makanan yang Ia masak di atas meja makan, satu persatu datang duduk di atas meja, Reina yang melihat keluarga nya sudah dudik di atas meja makan, ia kembali ke dapur untuk membersih kan bekas ia memasak, tapi baru Ia ingin mencuci piring kotor, Siska memanggil nya dengan suara yang begitu keras.
" Hei wanita sialan, sini kamu" panggil Siska dengan suara melantang.
Reina yang mendengar suara Siska memanggil nya, Ia langsung berlari menghampri meja makan, belum sempat reina menanyakan ada apa Ia di panggil, Siska sudah menyiram Reina dengan kuah sop yang di masak Reina.
BYUUUUUUUUR
Tbc.........
Ini adalah novel kedua saya, mohon bantu dukung dengan Like, komen dan Vote yang banyak plisss..
kasih Tips ya Author mohon.
Salam sayang Author untuk readers semua.
I Love You All.
BYUUUUUUUUUUUR
" Awww...Panaas" ucap Reina langsung mengelap sisa sop panas yang mengenai tubuh nya dengan lap yang di pegang nya.
Air mata Reina keluar dengan deras nya karena siksaan yang di berikan oleh ibu tiri dan saudara tiri nya.
" Kau tau apa kesalahan yang kau buat hahk" ucap Siska sambil menjambak rambut Reina dengan kasar nya, hingga kepala Reina tertarik ke belakang.
" Sakiiit Sis, tolong lepas kan" mohon Reina.
" Aku tidak perduli dengan apa yang kau rasa kan bodoh, kesalahan terbesar mu adalah masakan mu dari dulu tidak pernah berubah, sudah aku kata kan jangan mencampur kan kentang ke dalam sop itu, kau mau buat aku gendut iyaa, biar aku terlihat jelek" Jawaaaaaaab bentak Siska membuat Reina semakin mengeluar kan air mata nya.
" Maaf Sis, tapi kamu kan bisa menyingkar kentang itu kalau kamu tidak mau memakan nya" ucap Reina sambil terisak.
" Hei...Jadi kau menyalah kan Siska begitu, dasar anak tidak tau di untung, sudah bagus aku masih mau menampung mu di rumah ini, PLAAAAAAAK" ucap ibu tiri Reina dan langsung menampar Reina dengan kuat hingga pipi Reina lebab dan bibir nya mengeluar kan darah.
Ayah Reina yang melihat anak nya di siksa sungguh sangay sesak di dada nya, Ia pun menghampiri Reina dan membawa nya ke dalam kamar Reina.
" Sudah cukup Ma, kau tidak lihat dia sudah babak belur, cukup hentikan" ucap Ayah Reina dan menuntun Reina masuk ke dalam kamar nya.
" Untuk apa kau menolong anak itu, apa kau sudah lupa, jika kau membela anak pembawa sial itu, maka aku dengan senang hati melakukan itu sekarang juga" ucap ibu tiri Reina dengan amarah yang sudah menuncak karna suami nya menolong anak kandung nya.
Ayah Reina langsung berhenti ketika mendengar ucapan istri nya.
" Aku tidak menolong nya, tapi aku tidak mau kalian membunuh nya, itu saja" sahut Ayah Reina.
" Alasan...kali ini aku biar kan kau menolong nya, tapi jika sekali lagi kau melakukan itu, aku tidak akan segan segan melakukan nya" ucap ibu tiri Reina dan pergi meninggal kan meja makan.
Siska masih memandang punggung Reina dan papa nya dengan tatapan emosi, Ia ingin sekali membuat Reina menderita.
Setelah pak Budi Ayah nya Reina mengantar kan Reina ke kamar, Reina hanya diam saja sambil menangis, Ayah Reina pun menitik kan air mata melihat anak satu satu nya di menderita.
" Bersabar lha nak, Ayah yakin akan ada pelangi setelah hujan" ucap Ayah Budi.
" Maksud Ayah" tanya Reina.
" Ayah yakin nak, suatu saat kamu pasti bahagia, percaya lha nak, dan Ayah mohon, sebisa mungkin, pergi lha nak kamu dari rumah ini" ucap Ayah Reina sambil menangkup kedua pipi putri nya.
" Tapi kalau Reina pergi, Bagaimana dengan Ayah" sahut Reina.
" Jangan pikir Ayah nak, Ayah ini sudah tua, Ayah bisa mengurus diri Ayah sendiri, tapi sebaik nya kamu pikir kan perkataan Ayah tadi nak" ucap Ayah Reina dan mencium pucuk kepala anak nya kemudia pergi meninggal kan kamar putri nya.
Reina yang melihat kepergian Ayah nya kembali menetes kan air mata nya, jujur, Ia tak sanggup harus berpisah dari Ayah nya, tapi satu sisi Reina juga tak sanggup di siksa setiap hari di dalam rumah ini bertahun tahun lama nya.
Bagaimana mungkin aku pergi meninggal kan kamu sendiri di rumah seperti neraka ini Yah, siapa yang akan memasak makanan untuk Ayah nanti? tapi kalau aku bertahan di rumah ini, bagaimana dengan kehidupan ku ke depan nya, apa aku akan mati di tangan ibu tiri dan saudara tiri ku, batin Reina yang sudah senggugukan karena menangis.
Di kamar ibu tiri Reina, Siska dan Ibu tiri nya membicara kan bagaimana mereka akan mencoba untuk menyiksa Reina kembali.
" Bu, aku mau pokok nya Reina harus menderita di setiap hidup nya, aku gak mau liat dia tersenyum sedikit pun,aku benci banget sama dia" ucap Siska.
" Kamu tenang aja sayang, Ibu akan membuat dia begitu menderita, hingga dia sendiri yang ingin mengahkiri hidup nya karena tidak sanggup lagi menahan siksaan dari kita" sahut ibu tiri Reina yang bernama Diana.
Ayah Reina mendengar semua pembicaraan Diana dan siska yang berencana untuk menyiksa Reina.
Gak...Aku gak akan biar kan kalian menyiksa anak ku lagi, sudah cukup selama ini aku diam, tapi sekarang tidak lagi, aku akan berusaha untuk membantu Reina dari dalam neraka ini, gimana pun cara nya, walau pun nyawa ku taruhan nya,gumam Budi.
Budi pun mengambil secarik kertas di atas meja dan menulis sesuati di kertas tersebut, setelah itu dia kembali ke kamar anak nya, dan memasuk kan kertas itu dari bawah pintu kamar Reina.
Semoga setelah kamu baca surat ini,kamu bisa keluar dari rumah ini nak, dan Ayah yakin di luar sana kamu bisa lebih bahagia, dan tidak akan bersedih lagi seperti sekarang ini,batin Budi dan langsung pergi meninggal kan kamar anak nya.
Reina yang kelelahan karena terlalu lama menangis tertidur di atas tempat tidur nya, Reina juga tidak tahu kalau ada surat yang di selip kan Ayah nya dari kolong bawah pintu kamar nya.
Siska yang lapar karena tadi tidak jadi makan langsung berjalan ke kamar Reina untuk menyuruh nya membuat kan makanan.
Tok....tok....tok..
" Hai wanita sialan, kenapa kamu kunci kamar nya, BUKAAAA" jerit Siska sambil mengedor gedor pintu kamar Reina.
Reina yang memang kelelahan tidak mendengar jeritan Siska, hingga Ibu tiri Reina yang mendengar Siska jerit jerit pun langsung menyusul anak nya ke kamar Reina.
" Ada apa sayang? kenapa kamu teriak teriak di kamar anak sialan ini" tanya Diana.
" Siska lapar Bu, Siska mau nyuruh Reina buat makanan" sahut Siska yang masih menggedor kamar Reina.
"Yasudah biar ibu yang bangun kan dia" ucap Diana dan langsung mengambil kunci cadangan yang diam diam sudah di gandakan oleh Diana,agar apabila Rrina mengunci kamar nya. Dia bisa membuka nya.
Setelah pintu bisa terbuka, Diana dan Siska masuk ke kamar Reina, tapi sebelum itu, Diana mengambil air seember dan langsung menyiram kepala Reina dengan air yang di bawa nya.
BYUUUUUUUUUUR
Reina yang tertidur langsung tersentak bangun karena air yang di siram ke arah wajah nya dengan kasar oleh Diana.
" Enak kali kau tidur dengan nyenyak nya di saat perut anak ku kelaparan hahk" bentak Diana sambil menjambak rambut Reina dan membentur kan kepala Reina ke tembok.
Tbc.....
Jangan lupa tinggal kan jejal setelah membaca ya Readers, karena dukungan kalian sangat berarti buat Author.
dan plisss Vote yang banya ya gaesss, kasih bintang lima agar novel Author masuo rangking.
Terima kasih banyak 😊😊
BYUUUUUUUUUUR
Reina yang tertidur langsung tersentak bangun karena air yang di siram ke arah wajah nya dengan kasar oleh Diana.
" Enak kali kau tidur dengan nyenyak nya di saat perut anak ku kelaparan hahk" bentak Diana sambil menjambak rambut Reina dan membentur kan kepala Reina ke tembok.
" Sakit bu...ampun tolong jangan sakiti Reina lagi bu" ucap Reina memohon karena sudah tak tahan dengan kepala nya yang di bentur kan di tembok.
" Rasa kan anak sialan, ini hukuman untuk mu karena sudah membiar kan anak ku kelaparan" sahut ibu tiri Reina.
Ayah Reina yang mendengar keributan di kamar Reina langsung menghampiri keributan itu, begitu sampai di dalam kamar anak nya, alangkah terkejut nya dia melihat anak nya di siksa oleh istri dan anak tiri nya.
" CUKUUUUP" ucap Ayah Reina.
Ibu tiri Reina langsung melepas kan tangan nya dari rambut Reina, sedang kan Siska langsung marah melihat kedatangan Ayah nya.
Sedang kan Reina sudah terkulai lemas di bawah tempat tidur.
" Kenapa? kau mau membela anak sialan ini...IYAAA" teriak ibu tiri Reina.
" Sudah cukup bu, Reina sudah cukup menderita, jangan siksa dia lagi, Ayah takut dia kenapa napa nanti nya" sahut Ayah Reina.
" Biar kan saja dia mati sekalian" ucap siska kemudian langsung keluar dari kamar Reina karena kesal.
" Ingat ya Yah, aku tidak akan diam kan ini lagi kalau Ayah akan membela anak sialan ini" ucap ibu tiri Reina dan langsung pergi meninggal kan Reina dan Ayah nya di kamar itu.
Ayah Reina yang melihat anak nya terkulai lemas langsung menghampiri anak nya untuk melihat keadaan Reina.
" Nak gimana keadaan kamu sekarang?" tanya Ayah Reina.
" kepala Rein pusing Yah, Aahhk" sahut Reina sambil memegang kepala Reina karena terasa begitu sakit.
Ayah Reina melihat ada darah yang keluar dari kepala anak nya, Ayah Reina begitu terkejut dan begitu khawatir.
" Ya Allah nak, kepala kamu berdarah" ucap Ayah Reina yang sudah begitu khawatir.
Tapi Ayah Reina tidak bisa berbuat apa apa karena kalau dia membawa anak nya ke rumah sakit, pasti terjadi sesuatu yang tidak di ingin dengan anak nya.
Tidak ada cara lain, aku harus menyuruh Reina keluar dari rumah ini, Agar di luar sana ada yang menolong nya, gumam Ayah Reina.
Ayah Reina langsung mengambil tas dan memasuk kan baju Rrina ke dalam tas, dan Ayah Reina menulis sesuatu di kertas dan memasuk kan nya di selipan tas Reina.
" Nak ayo Ayah bantu kamu keluar dari rumah ini, ayah sudah tidak bisa membiar kan kamu makin lama tinggal di sini nak, Ayah gak mau kamu kenapa napa" ucap ayah Reina dan menyerah kan tas yang sudah ada pakaian Reina.
" Nak pakai ini, ini cincin peninggalan almarhum ibu kamu, kamu bisa jual ini untuk kebutuhan kamu nanti ketika di luar, dan ini ada uang sedikit buat kamu berobat setelah keluar dari sini" sambung Ayah Reina menyerah kan cincin dan uang pada Reina.
Reina hanya bisa menerima nya dan menangis melihat kesedihan di mata ayah nya, Ia pun memeluk Ayah nya untuk mengobati rasa rindu nya karena dia akan pergi gak tau kenapa kemana.
Yang ada di pikiran Reina saat ini adalah, entah dia bisa bertemu lagi dengab ayah nya atau tidak ketika sudah keluar dari rumah yang seperti neraka bagi nya.
" Ayo cepat nak, kamu tidak punya waktu lama" ucap Ayah Reina dan membantu Reina untuk berdiri.
" Ayah...jaga diri ayah baik baik ya, Reina pasti sangat merindukan ayah" sahut Reina dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata.
" Iya nak, kamu juga diri kamu di luar sana ya,insya Allah kalau Allah menghendaki, kita akan bertemu lagi" ucap Ayah Reina dan mencium kepala anak satu satu nya.
Reina pun langsung keluar dari kamar dan pergi dari rumah itu melalui pintu belakang.
Ibu tiri Reina yang sedang pedikur medikur di ruang tamu tidak melihat Reina pergi, sedang kan Siska sedang asik makan makanan nya yang di pesan nya dari aplikasi online.
Reina sudah berhasil keluar dari rumah neraka itu, dia berjalan perlahan demi perlahan karena Reina merasa kan kepala nya yang begitu pusing, darah masih menetes dari kepala nya.
Ayah Reina yang sudah menutup kembali pintu belakang, tapi Ayah Reina sengaja tidak mengunci nya agar Istri dan anak tiri nya tidak curiga pada nya kalau dia lha yang membantu Reina keluar dari rumah ini.
Ayah Reina ingin masuk ke kamar untuk menghilang kan sesak yang ada di dada nya karena melihat kepergian putri satu satu nya.
Tapi saat akan menaiki tangga, langkah Ayah terhenti karena mendengar perkataan istri nya.
" Sudah selesai membela anak sialan itu?" teriak Diana dari arah ruang tamu.
" Dia juga anak ku Diana, tidak sepantas nya kau siksa dia seperti itu" sahut Ayah Reina.
" Waah..waah..waah..ternyata kau sudah berani melawan ku, apa kau lupa apa yang akan aku lakukan pada anak mu itu, kalau kau berani melawan ku haaahk" bentak Diana.
" Aku bukan melawan mu,tapi kasihani lha Reina, fia tidak bersalah, Dia itu anak yang malang, yang setiap hari kalian siksa" ucap Ayah Reina.
" Aku tidak sudih mengasihani dia, karena dia bukan siapa siapa ku, dan asal kau tau, aku benci dan jijik melihat dia,karena dia itu anak dari wanita jalang itu" teriak Diana dengan emosi.
Ayah Reina malas menjawab lagi, dia langsung melangkah kan kaki nya untuk menuju kamar nya untuk menenang kan diri nya.
Nak semoga kamu di luar sana baik baik saja, batin Ayah Reina.
Sedang kan Reina sudah cukup jauh dari rumah yang penuh penderitaan bagi nya, tapi karena sudah malam, dia tidak tau sekarang mau kemana,jalanan begitu sepi, dan tiba tiba gerimis datang di saat yang tidak tepat.
Reina terus melangkah kan kaki nya menembus gerimis yang sudah menjadi hujan yang begitu deras, kepala nya semakin lama semakin pusing Ia rasa kan, tapi Reina terus melangkah kan kaki nya untuk mencari tempat tinggal sementara malam ini.
Saat Reina ingin menyebrang jalan, karena Reina melihat ada Masjid di sebrang jalan, tapi di tengah jalan tiba tiba mata Reina jadi buram, kepala nya begitu pusing.
Reina terdiam beberapa saat di tengah jalan, karena Reina tidak dapat melihat dengan jelas, di saat Reina ingin melanjut kan jalan nya, tiba tiba ada sebuah mobil yang malaju dengan cepat.
Reina yang tidak sadar berjalan perlahan menuju masjid yang ada di sebrang jalan, sementara yang berada di mobil terkejut melihat ada orang nyebrang sembarangan.
Sang supir pun langsung membunyi kan klekson mobil nya.
TEEEEEEEEEEEEEEEEEN (anggap ajja suara klekson ya)
Tbc
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!