"Mom!" panggil Zeline pada Aleea sang ibunda setengah berteriak.
"ada apa sayang?" tanya Leea pada putri kecilnya tersebut.
Zeline terisak lalu langsung berlari memeluk ibunya tersebut.
"Teman teman bilang Zel tak punya Daddy, karna Zel tak punya Daddy jadi Zel tak boleh ikut summer camp," jawab Zeline dengan suara yang masih sedikit cadel. Bocah berusia empat tahun itu terus menangis terisak dalam pelukan ibunya.
Leea yang mendengar ucapan putrinya seperti merasakan tertusuk duri dalam hatinya. Dia tahu bahwa suatu hari nanti hal ini pasti akan terjadi. Keputusannya untuk membesarkan kedua buah hatinya seorang diri pastinya akan berdampak bagi pertumbuhan mereka, karena mereka juga memerlukan sosok seorang ayah.
Leea mengelus kepala putrinya dengan lembut ia pun berkata,
"Siapa bilang Zel tak punya Daddy, Zel punya Daddy hanya saja Daddy Zel saat ini sibuk dengan pekerjaannya," jelas Leea dengan sabar.
"Mengapa Mom terus mengatakan hal itu, apakah pekerjaan lebih penting dari pada kami anak anaknya?" kali ini Aiden yang bertanya, anak laki lakinya kembaran Zeline memang terlahir luar biasa.
Dia adalah bocah pintar berbeda dengan Zeline adil kembarnya, Aiden berkepribadian pendiam tapi jika dia sudah berbicara maka cara bicaranya mengalahkan orang dewasa yang berada di sekitarnya.
Leea menghela nafas, dia tak bisa menjawab pertanyaan putranya. Dia tidak tahu apakah pria itu akan lebih mementingkan pekerjaannya ketimbang anak-anaknya, karena sampai saat ini bahkan pria itu belum mengetahui bahwa dia mempunyai dua orang anak kembar yang lucu dan menggemaskan bersama Leea.
#flasback on
Lima tahun lalu,
"Vi, kamu yakin dengan keputusan ini?" tanya Maureen sahabat Via.
"Aku yakin Reen," jawab Via.
"Tapi bagaimana pun juga dia adalah ayahnya, dia berhak tahu tentang anak itu," ucap Maureen tidak setuju Via menyembunyikan kehamilannya dari pria tersebut.
"Dia memang ayah dari anak ini dan dia memang adalah orang yang paling aku cintai, tapi dia juga yang bilang bahwa mencintaiku adalah suatu kesalahan," jawab Via.
"Dari awal pernikahan kami hanyalah pernikahan kontrak, aku seharusnya tidak mudah percaya saat ia mengatakan akan memulai dari awal hingga akhirnya aku jatuh cinta padanya dengan sangat dalam," ucap Via panjang lebar.
Maureen hanya dapat menghela nafas panjang, dia tahu sahabatnya itu terluka maka dari itu dia hanya dapat membiarkan Via sesuka hatinya.
Akhirnya Via pun memilih membesarkan kandungannya seorang diri dan merawatnya hingga saat ini mereka tumbuh menjadi putri yang cantik dan putra yang tampan.
#flashback off
"No, Aiden. Kamu tidak boleh bicara seperti itu, Daddy sangat menyayangi kalian," sanggah Via, dia tidak ingin kedua anaknya berfikiran buruk tentang Ayah mereka.
"Jika dia tidak seperti itu, lalu mengapa dia tidak pernah datang menjenguk dan membela kami saat orang orang mengejek kami tak punya Daddy," bantah Aiden dengan marah, dia langsung berlari ke atas masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu dengan keras.
Leea menghela nafas, dia tahu Aiden mempunyai sifat yang dingin dan keras kepala yang dia turunkan dari sang ayah.
"Stop, don't cry again my princess" ucap Leea sambil mengelus lembut rambut putrinya.
"Zel, mau permen ?" bujuk Lee pada putri kecilnya tersebut.
Zeline menatap Leea dengan mata bulatnya lalu mengangguk anggukkan kepala mungilnya. Bocah kecil itu pun langsung melupakan kesedihannya. Ia mengambil lolipop dari tangan ibunya kemudian segera berlari ke atas menuju kamarnya.
Leea menghuni sebuah rumah tingkat dua yang sederhana, dengan lantai satu di bagian depan ia gunakan sebagai toko bunga. Sudah tiga tahun Leea tinggal di Praha, dan sudah dua tahun dia memilih membuka toko bunga di kota seribu menara yang terkenal romantis ini.
Leea memutuskan tinggal di Praha untuk memulai kehidupan barunya bersama kedua buah hatinya. Leea merangkai kembali bunga bunga yang akan di kirim nanti sore kepada pelanggan yang memesannya saat sebuah limosin mewah tiba di toko kecilnya.
"Hai aunty" panggil Maureen sahabat Leea yang turun dari limosin tersebut bersama putri kecilnya Mikhaila yang berumur dua tahun.
Maureen adalah sahabat Leea di masa sekolah dulu, awalnya pada masa itu mereka tidak terlalu akrab. Tapi Maureen adalah sahabat yang baik yang telah menolong Leea di masa terburuknya. Dia dan juga suami milyadernya Demyan Ivanovich Petrov itu lah yang membantu Leea dalam segala hal termasuk merubah identitasnya.
"Hai Mikha" jawab Leea ramah yang langsung di sambut tawa renyah bocal kecil tersebut yang menampilkan sederetan gigi putihnya.
Mikha menghambur ke pelukan Leea, Leea pun mencium lembut kedua pipi tembem Mikha yang menggemaskan.
"Hallo Aunty," sapa Evalina putri tertua Maureen dari istri pertama Demyan yang telah meninggal.
"Oh, hallo sayang" sambut Leea pada Eva yang kemudian juga berakhir di pelukannya. Evalina yang telah berusia sepuluh tahun itu tampak bahagia bertemu dengan Leea.
"Lee, di mana kedua putra putriku ?" tanya Demyan yang baru saja turun dari Limosinnya.
Demyan sangat menyayangi kedua anak Leea terutama Aiden karna dia tidak memiliki anak laki laki. Setelah melahirkan Mikha dokter melarang Maureen untuk hamil lagi dengan alasan kesehatannya. Maka dari itu Demyan sangat menyayangi Aiden seperti putranya sendiri, tapi dia juga tetap menyayangi Zeline karna bocah itu adalah bocah cantik yang menggemaskan.
"Mereka ada di kamarnya, Aku akan segera panggil mereka," ucap Leea sambil membawa Mikha dan menuntun Eva masuk ke dalam rumahnya.
"Aiden sedang merajuk, dia terus menanyakan tentang Daddynya" jelas Leea.
"Biar aku yang memanggil mereka,"ucap Demyan kemudian dia pun berlalu naik ke lantai dua kamar anak anak tersebut.
Leea hanya menghela nafas, dia menatap Maureen yang kini sedang menatap tajam ke arahnya.
"Kau tak berniat untuk menyembunyikan mereka selamanya kan Vi?" tanya Maureen yang hingga saat ini masih memanggil Leea dengan nama aslinya.
"Entahlah Reen," jawab Leea ragu
"Aku takut dia meragukan mereka seperti dia meragukan cinta dan kesetiaanku dulu," ucap Leea sembari menyediakan minuman untuk para tamunya tersebut.
"Kau tidak akan pernah tahu jawabannya jika kau tak mencobanya,"bantah Maureen.
Leea terdiam, dia berfikir dalam dalam apakah akan memberitahu pria tersebut tentang keberadaan kedua buah hatinya. Tapi dia takut pria itu takkan menerima Aiden dan Zeline sebagai anaknya. Tentu hal tersebut akan mengecewakan kedua anak tersebut yang selalu berharap tentang Daddynya.
New York
Sudah lima tahun sejak kepergian Via, Ziga tak kunjung menyerah untuk mencari istrinya tersebut. Via pergi karna kebodohan Ziga yang telah menyakiti Via dengan kata kata penghinaan saat terakhir pertemuan mereka.
Ziga yang kala itu terbakar api cemburu tak mempercayai cinta dan kesetiaan Via. Dia terus menuduh Via mempunyai perasaan pada Fello, pria yang telah dua kali menyelamatkan hidup Via. Bahkan Ziga mengatakan bahwa menikahi Via adalah suatu kesalahan dan mencintai Via adalah suatu kebodohan. Kata kata Ziga telah menyakiti Via terutama ketika Ziga mengungkit masalah pengobatan kakaknya Reza yang memang di bantu oleh Ziga. Via yang merasa terhina dan sakit hati oleh kata kata Ziga akhirnya memilih untuk meninggalkan pria tersebut tanpa kata kata. Via menghilang lenyap bagai di telan bumi, bahkan setelah lima tahun pencariannya Ziga tak membuahkan hasil. Tak ada satu pun kabar tentang Via, bahkan Reza kakaknya juga tak mengetahui keberadaan Via .
#flashback on
Lima tahun lalu
Ziga terbangun saat matahari mulai meninggi, dia masih merasakan sakit teramat sangat di kepalanya. Dia mengerang sambil memegangi kepala dengan kedua tangannya. Dia melihat keadaan sekeliling kamar, alisnya mengernyit ketika dia tak mendapati keberadaan Via di dalam kamar mereka.
"Mungkin dia pergi menemui kekasih hatinya" gumam Ziga dengan kesal.
Ziga pun bangkit dari tempat tidur kemudian menuju kamar mandi. Selesai berpakaian Ziga langsung turun ke ruang makan. Di sana hanya ada Yesy yang sedang menyiapkan sarapan.
"Mana Nyonya?" tanya Ziga pada Yesy.
"Nyonya belum turun Tuan" jawab Yesy.
Ziga mengernyitkan alisnya, jelas jelas dia tadi hanya seorang diri di kamar. Dan Via sama sekali tak berada di kamar, tapi mengapa Yesy bilang dia belum turun.
Ziga pun menghentikan sarapannya dan segera kembali ke kamar. Firasat buruk pun di rasakannya ketika dia tak dapat menemukan keberadaan Via. Ziga pun membuka lemari pakaian milik Via, dan ternyata masih lengkap. Hanya sebuah koper kecil yang tak lagi berada di tempatnya. Ziga pun merasakan kembali amarahnya memuncak seketika itu juga dia meninju lemari tersebut hingga rusak.
Ziga langsung bergegas ke rumah sakit tempat Fello di rawat, dia berfikir Via pasti berada di sana untuk menemui pria tersebut, jika benar Via berada di sana Ziga tak akan segan segan untuk membunuh Fello. Dia tidak akan melepaskan apa yang telah jadi miliknya termasuk Via. Tapi pencariannya di sana nihil, Via tak berada di rumah sakit, bahkan Fello masih dalam keadaan tak sadarkan diri. Ziga pun langsung bergegas menuju bandara untuk segera ke Indonesia untuk menemui Reza kakak Via. Tapi lagi lagi Ziga harus menelan kenyataan pahit, karna Via tak datang menemui kakaknya tersebut. Ziga malah mendapat amukan dari Reza karna sebagai suami dia tak mampu menjaga istrinya yang juga adik satu satunya Reza. Akhirnya Ziga pun meratapi kebodohannya, Via telah meninggalkannya karna kata kata buruknya saat mabuk semalam.
#flashback off
Ziga melihat pemandangan kota New York dari jendela ruangan kantornya yang terletak di lantai 57 gedung tersebut. Kini Ziga adalah pemilik tunggal The Rose Wood, setelah ayahnya meninggal akibat serangan jantung lima tahun lalu Ziga menjadi pewaris perusahaan besar tersebut.
Tatapan Ziga menerawang saat sebuah ketukan terdengar di pintu kantornya.
"Masuk" ucap Ziga tanpa mengalihkan pandangannya dari arah jendela.
"Permisi Tuan acara peresmian hotel di Praha apakah anda akan menghadirinya?" tanya Erik yang hingga saat ini masih setia mendampingi Ziga sebagai asistennya.
"Kapan?" tanya Ziga
"Minggu depan Tuan" jawab Erik.
Ziga menghela nafas, fikirannya tak fokus pada pekerjaan.
"Apakah sudah ada kabar tentang Via ?" tanya Ziga setelah cukup lama terdiam.
"Maaf Tuan, hingga saat ini kami belum dapat menemukannya" jawab Erik.
"Setelah lima tahun lalu Nyonya Via terbang menuju Indonesia tak ada lagi catatan penerbangan atas nama Nyonya" terang Erik.
"Tapi kami sudah mencari ke seluruh pelosok Indonesia, namun kami belum berhasil menemukan Nyonya" tambah Erik.
"Bagaimana dengan Reza?" tanya Ziga kemudian.
"Sejak kepulangannya ke Indonesia tuan Reza tidak pernah meninggalkan negara itu, dan sejak menikah tuan Reza hanya tinggal di Bandung tak pernah keluar kota" lapor Erik
"Orang orang kita yang terus menyelidikinya juga tidak menemukan kejanggalan, selama ini tuan Reza hanya berfokus pada perusahaan dan juga keluarganya" tambah Erik
Ziga terdiam kembali, entah mengapa rasanya sangat sulit menemukan Via. Dia bahkan telah menghabiskan waktu lima tahun untuk mencarinya tapi tetap tak membuahkan hasil. Terkadang dia berfikir apakah dia harus menyerah dan melupakan Via. Mereka berpisah tanpa kejelasan, Via meninggalkannya dalam keadaan sakit hati. Sampai saat ini pun tak ada surat perceraian di antara mereka.
Sementara itu di tempat lain Aiden yang sedang merajuk mengurung diri dalam kamarnya. Dia bahkan tak bergeming ketika Zeline datang memberikannya sebatang lolypop kesukaannya tersebut.
Tok,tok,tok
Demyan mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam kamar kedua bocah tersebut.
Karna rumah mereka hanya memiliki dua kamar tidur, maka dari itu kamar Aiden dan Zeline jadi satu. Sedang kamar satu lagi adalah milik Aleea. Kamar mereka memiliki dua sisi yang berbeda. Di sisi Aiden dinding dan semua barang barang berwarna biru dengan pajangan robot dan juga mobil mobil mininya, sedangkan di sisi Zeline dinding dan semua perabot berwarna pink lengkap dengan boneka Barbie dan juga Little Poni kesukaannya.
"Hallo anak anak !" sapa Demyan ketika memasuki kamar tersebut.
"Hai Papi Dem" jawab Zeline yang langsung berlari ke pelukan Demyan. Demyan pun langsung memeluk putri kecil tersebut.
"Hai, apa yang terjadi dengan anak laki laki Papi ?" tanya Demyan ketika melihat Aiden tak bergerak menghampirinya.
"Kakak marah sama Daddy" jawab Zeline polos sembari menjilat lolypopnya.
"Kenapa marah sama Daddy?" tanya Demyan lagi.
"Daddy tak pulang pulang" jawab Zeline dengan suara cadelnya yang menggemaskan.
Demyan pun menuntun Zeline dan menghampiri Aiden yang masih setia duduk di kursi belajarnya.
"Kalian punya Papi, kenapa kalian menginginkan Daddy pulang?" tanya Demyan sambil menepuk bahu Aiden.
"Papi bukan Daddy, dan Papi tak bisa tinggal bersama kami" jawab Aiden lesu.
"Papi memang bukan Daddy, tapi jika kalian ingin tinggal bersama Papi kalian bisa ikut tinggal di rumah Papi" ucap Demyan.
"No, Aiden tak akan tinggalin Mom" jawab Aiden
"Papi punya Mami Maureen sedangkan Mom tidak punya Daddy. Kalau Aiden dan Zeline ikut Papi pasti Mom akan sedih " tambah Aiden.
Demyan menepuk nepuk kepala Aiden, dia kagum dengan pemikiran bocah tersebut. Walaupun baru berumur empat tahun pemikiran Aiden seperti orang dewasa, dia berbeda dengan teman teman sebayanya bahkan berbeda dengan Zeline yang notabene adalah adik kembarnya.
"Kalau kau tak mau Mom sedih, ayo turun ke bawah jangan merajuk lagi. Kasian Mom sedang sedih karna kau merajuk" bujuk Demyan.
Aiden pun menurut, dia akhirnya mau turun ke bawah untuk menemui ibunya.
Aiden dan Zeline pun turun ke bawah dengan di tuntun oleh Demyan.
Sesampainya mereka di bawah Aiden langsung memeluk kaki ibunya sembari menangis terisak.
Leea pun langsung membungkuk dan memeluk putranya tersebut.
"Aiden minta maaf Mom" ucap Aiden di sela sela tangisnya.
Leea mengelus rambut putranya kemudian mengucap keningnya.
"Mom yang harus minta maaf" ucap Leea.
"Mom tidak bisa membahagiakan kalian" tambah Leea.
"No, Mom kami bahagia bersama Mommy" ucap Zeline yang kini ikut memeluk ibu dan kakaknya.
Leea memeluk erat kedua buah hatinya tersebut. Merekalah alasan yang mampu membuat Leea bertahan hingga saat ini.
Leea tak dapat membayangkan bagaimana hidupnya tanpa kedua lentera yang selalu terang menyinari hari harinya.
"Ah, sudah selesai dramanya. Sekarang waktunya makan" ucap Maureen yang kemudian membuka barang barang bawaannya.
Maureen sengaja membawa makanan masakannya karna dia ingin menikmati makan bersama keluarganya dan juga Leea beserta kedua putra putrinya. Via memang mengubah identitasnya menjadi ALEEA IVANOVICH PETROV, dia menjadi putri angkat Tuan Ivanovich ayah Demyan sekaligus adik angkat Demyan. Demyan yang anak tunggal senang sekali mendapatkan seorang adik angkat yang juga merupakan sahabat istrinya tersebut.
Sebenarnya tuan Ivanovich meminta Via untuk tinggal bersama dengannya di Moscow, tetapi dia menolak karna dia tidak ingin terlalu merepotkan ayah angkatnya tersebut. Walaupun ayah angkatnya adalah seorang milyarder Rusia tapi Via tak pernah sekalipun mengharapkan kekayaan dari ayah dan kakak angkatnya tersebut. Dia sudah merasa sangat bersyukur telah diangkat menjadi seorang anak dan juga seorang adik, dia merubah identitasnya agar dapat melupakan masa lalunya dan juga agar keberadaannya tidak di temukan oleh siapapun yang berhubungan dengan masa lalunya.
Mereka semua akhirnya berkumpul di meja makan. Bersenda gurau melepaskan kerinduan, walau sebenarnya Maureen cukup sering berkunjung ke Praha untuk menemui Leea. Hampir setiap dua minggu sekali dia dan keluarganya datang untuk menjenguk Leea. Sebenarnya Maureen juga mengajak Leea untuk tinggal bersama dengannya di Berlin, tapi lagi lagi Leea menolak. Leea berkata dia telah jatuh cinta pada keindahan kota Praha, sehingga dia memutuskan untuk menetap dan membuka usaha toko bunga untuk menjalani kehidupan sehari harinya.
Setelah makan siang Demyan pamit karna masih ada beberapa pekerjaan yang harus dia lakukan. Sedangkan Maureen dan anak anak tetap tinggal hingga nanti malam Demyan menjemputnya.
"Mom, Zel mau bermain di taman" pinta Zeline dengan manja.
"Baiklah, ayo kita pergi ke taman" ucap Leea kepada putrinya.
"Panggil kedua kakakmu sekarang, kita pergi bersama sama" ucap Maureen meminta Zeline memanggil Aiden dan Evalina yang sedang bermain di teras belakang.
"Ok Mami" sahut Zeline kemudian dia pun segera berlari dengan kedua kaki kecilnya untuk memanggil kedua kakaknya tersebut.
Akhirnya mereka berlima pun pergi ke taman yang terletak tak jauh dari rumah. Karna sudah memasuki liburan musim panas, suasana di taman pun tampak ramai. Banyak para keluarga yang memanfaatkan waktu liburan untuk bermain di taman. Leea dan Maureen pun membiarkan anak anak bermain dengan bebas di taman. Sedangkan mereka duduk di kursi taman sembari mengawasi mereka bermain.
"Apa kau tetap pada keputusanmu Vi ?" tanya Maureen setelah mereka berdua duduk di kursi taman.
Leea terdiam, dia sesungguhnya tidak tahu apakah keputusan untuk menyembunyikan kedua buah hatinya dari Ziga adalah keputusan yang tepat. Dia menatap kedua buah hatinya yang sedang bermain, dia tak tega membiarkan kedua buah hatinya terluka. Mereka sangat mengharapkan kehadiran seorang ayah, tapi apakah sang ayah dapat menerima kehadiran mereka. Itulah yang selalu menjadi kekhawatiran Leea.
"Entahlah, aku sendiri tidak yakin dengan keputusanku saat ini" jawab Leea.
"Aku berharap anak anak menemukan kebahagiaan mereka Vi" ucap Maureen.
"Bagaimanapun juga mereka memerlukan sosok seorang ayah" tambah Maureen.
"Atau, apakah kau tak berniat untuk menikah lagi dan memberikan mereka ayah yang baru" ucap Maureen.
Leea memelototi Maureen, dia kesal dengan ucapan sahabatnya tersebut.
"Kau tahu aku bahkan tidak pernah bercerai dengan suamiku, bagaimana kau bisa berfikir aku akan menikah lagi" ucap Leea dengan kesal.
"Hahahaha" Maureen tertawa terbahak bahak mendengar perkataan Leea.
"Kau tahu, kau bahkan sudah merubah identitasmu. Jadi sebenarnya jika kau akan menikah itu adalah hal yang mudah, kau tahu itu"ucap Maureen.
"Tapi kau tidak melakukannya karna kau masih mencintainya bukan?" tanya Maureen.
Pertanyaan Maureen seakan tepat sasaran. Leea langsung terdiam dan berfikir.
"Benarkah aku masih mencintainya" batin Leea
"Sudah lima tahun berlalu, apakah benar aku masih mencintainya" fikir Leea.
"Kalaupun aku masih mencintainya kurasa itu tak akan ada bedanya" jawab Leea.
"Dia dulu bahkan berkata mencintaimu adalah suatu kebodohan" tambah Leea.
"Mungkin dia memang benar, dan aku lah sebenarnya yang paling bodoh. Karna aku telah jatuh cinta pada orang yang salah" ucap Leea yang mulai menitikkan air mata.
Maureen mengusap lembut punggung Leea, dia berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Sudahlah tak usah terlalu kau pikirkan" ucap Maureen.
"Jika memang takdir akan mempersatukan kalian, kalian pasti akan bersatu suatu saat nanti" ucap Maureen dengan bijak.
"Tapi jika takdir tak mempersatukan kalian setidaknya beri kesempatan pada anak anak untuk mengenal ayah mereka. Pria itu juga harus tahu bahwa di punya dua anak yang lucu dan menggemaskan" tambah Maureen.
Aleea hanya terdiam, dia tidak tahu apa yang akan di lakukannya. Di satu sisi dia ingin sekali mempertemukan kedua buah hatinya dengan Ziga, tapi di sisi lain dia takut Ziga tak menerima Aiden dan Zeline sebagai anaknya.
Via sendiri saat ini sudah tak mementingkan perasaan pribadinya. Yang di pikirkan hanyalah kebahagiaan kedua buah hatinya. Leea takkan sanggup jika melihat kedua buah hatinya kecewa karna penolakan dari Ziga.
"Mungkin akan ku pikirkan lagi" ucap Leea kemudian.
"Anak anak ayo pulang, hari sudah sore" panggil Leea kepada ke empat orang anak yang sedang bermain di taman.
Evalina, Aiden, Zeline dan Mikha pun segera berlari menuju Leea dan Maureen. Mereka pun segera kembali ke rumah karna hari sudah sore.
Setibanya di rumah Zeline langsung menyalakan televisi untuk menonton film kartun kesayangannya.
"Mom, itu Daddy Mom, ada Daddy di Tv Mom" teriak Zeline tiba tiba yang membuat mata semua orang tertuju pada berita yang sedang di siarkan di televisi tersebut.
"Menurut rencana Tuan Muda Ziga Rahardian Pratama sang pewaris tunggal The Rose Wood minggu depan akan datang ke Praha untuk meresmikan salah satu hotel miliknya" ucap si pembaca berita yang di sampingnya terpampang foto close up Ziga. Itulah yang membuat Zeline mengenalinya sebagai Daddynya. Leea memang pernah menunjukkan foto pernikahan mereka kepada kedua buah hatinya, dia bermaksud agar kedua buah hatinya tetap mengenal ayahnya walaupun tak pernah bertatap muka.
Seketika Leea membeku di tempat, akankah dia siap untuk bertemu kembali dengan Ziga. Akankah dia siap memberitahu pria tersebut perihal kedua buah hatinya. Berbagai spekulasi muncul di benaknya. Dia bingung harus berbuat apa. Leea hanya menatap ke arah foto Ziga yang terpampang di Tv, terbesit kerinduan di dalam dadanya. Rindu pada pria yang sangat di cintanya walaupun pria tersebut sudah sangat melukai hatinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!