NovelToon NovelToon

Bukan Dunia Novel

Prolog

Lilian menutup buku novel yang selesai dibacanya sambil mendengus pelan, "Bagaimana bisa ceritanya bisa begitu, terdampar ke masa lalu, mengambil alih badan orang lain dan merubah takdir hingga menjadikannya tokoh utama, huhh sungguh konyol," ia lekas berdiri dari duduknya dan menyimpan buku yang selesai ia baca.

Namanya Lilian Ceroline gadis yang berumur 16 tahun, memiliki kehidupan yang sederhana, Ayahnya berkerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan besar dan Ibunya berkerja di toko roti milik mereka sendiri. Lilian juga memiliki Kakak perempuan yang sekarang sedang melanjutkan pendidikannya di luar kota.

Lilian sangat menyukai novel akan tetapi dia selalu kesal selepas selesai membaca novel fantasi yang menceritakan tentang terdampar di masa lalu. Baginya itu sesuatu yang tidak masuk akal.

"Bagaimana penulis bisa memikirkan hal-hal yang tak masuk akal begitu!" ujarnya sambil berjalan memasuki kamar mandi untuk mencuci muka.

Selepas sepulang sekolah seharusnya ia ke tokoh roti untuk membantu ibunya namun rasa penasarannya akan novel itu membuatnya ingin cepat menyelesaikannya. Selepas mencuci muka cepat-cepat ia bersiap dan menuju ke toko roti ibunya.

Jarak dari rumah ke toko roti cukup dekat, lilian mengendarai motor miliknya menuju ke tokoh roti milik ibunya. Di tengah perjalanan ia tidak sengaja melihat penjual permen kapas kesukaannya. Ia memutuskan untuk meminggirkan motornya dan berjalan menuju penjual.

"Pak permen kapasnya dua ya."

"Iya Neng."

Setelah selesai membeli permen kapas Lilian menuju motornya, sebelum mencapai motor miliknya ia mendengar teriakan orang-orang, lantas ia berbalik dan melihat sebuah mobil menabrak gerobak penjual kapas yang dia beli tadi dan mobil itu melaju kearahnya.

Lilian tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali, jantungnya pun berdetak sangat cepat dalam diamnya ia berkata dalam hati "Ibu, Ayah, Kakak maafkan Lilian yang belum bisa jadi Anak dan Adik yang baik." Seketika mobil menghantam tubuh Lilian.

Lilian merasakan sakit di seluruh tubuh, bagaimana tidak tubuhnya melayang sejauh lima meter dari tempat mobil itu menabraknya. Darah mengucur dari kepala hingga membentuk genangan darah, Lilian tidak bisa menggerakkan tubuh, ia hanya bisa mendengar orang-orang yang lari kearahnya mengerubunginya dan menelpon pihak rumah sakit. Di sisa kesadarannya ia menggenggam erat permen kapas yang ia beli tadi dan bibirnya sedikit tertarik keatas, "Setidaknya aku mati dengan permen kapas kesukaanku," lalu penglihatannya semakin buram dan Lilian pun menutup matanya.

°°°

Mohon dukungan dan sarannya ya soalnya ini tulisan pertamaku 😊

1. kembali terlahir

Lilian terbangun di dalam ruangan yang cukup besar dengan hiasan kuno. Perlahan dia membuka matanya lalu ia memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Dimana aku sekarang?" Dia menggerakkan tubuhnya dan berniat untuk duduk tiba-tiba seseorang datang.

"Nona sudah bangun, syukurlah kalau begitu. Apa yang hendak Nona lakukan?" Ucapnya dengan kecemasan yang terlihat dimatanya. Ia membantu Lilian untuk duduk dan bersandar di sisi ranjang.

Lilian mengerutkan kening bingung dan bergumam. "Nona?".

"iya, Anda adalah Nona ku." Sambil memegang tangan Lilian.

"Kau bercanda? Aku bukan Nona mu, dan ini dimana?" Lilian melepaskan tangannya dari orang tersebut.

"Ah Nona anda yang bercanda, saya ini Rosa pelayan yang selalu menemani mu sejak kecil." Ucapnya sambil mengusap air matanya.

"Aku tidak punya pelayan dan aku tak mengenalmu." Tukas Lilian.

"Ah nona bagaimana bisa Anda tak mengenalku? apakah kepalamu terbentur sangat keras saat anda terjatuh dan membuat mu tak mengenaliku?" Rosa menatap Nonanya khawatir.

"Aku bukan terjatuh akan tetapi aku tertabrak dan memang aku sama sekali tak mengenalmu," dia menatap Rosa tajam.

"Nona anda terjatuh, ah bukan lebih tepatnya anda melompat sendiri Nona, saat anda tau Nona Raina dekat dengan Pangeran Seint" Rosa memberi penjelasan.

"Apa? Kalau begitu kau mengatakan aku hendak bunuh diri?" Lilian menatap Rosa tak percaya.

"Ah bukan begitu maksud saya Nona, ah lebih baik saya memanggil tuan saja,"ucapnya lalu berlari keluar.

Setelah kepergian Rosa, ia mengamati isi dari kamar tersebut terdapat ukiran-ukiran kuno dari sudut-sudut ruangan mirip ala eropa. Terdapat barang-barang kuno yang terlihat mewah.

Ranjang yang ia duduki sekarang berada di tengah-tengah kamar tersebut. Sisi kiri dari ranjang terdapat meja yang di isi dengan berbagai buku-buku sepertinya itu tempat untuk belajar, disampingnya ada jendela dan tanaman hias.

Sisi kiri depan tempat belajar ada meja dan kursi saling berhadapan, di sana juga ada jendela dan tak lupa dengan tanaman hias. Sisi depan ranjang ada tempat penyimpanan barang-barang. Seperti lemari besar dengan ukiran-ukiran yang indah, sisi kanan ranjang ada meja dan kursi kecil, sepertinya itu meja hias dan di samping meja hias itu ada sebuah pintu kayaknya itu pintu kamar kecil, sisi kanan pojoknya ada sebuah pintu yang tadi tempat pelayan itu keluar.

Setelah mengamati sisi kamar Lilian baru menyadari sesuatu, "Oh astaga apakah aku kembali ke masa lalu seperti novel yang ku baca sebelumnya? Tidak mungkin kalau seandainya seperti itu kenapa aku tidak mengingat apa-apa? Bukan seharusnya jika aku kembali ke masa lalu dan memasuki tubuh seseorang setelah kecelakaan itu bukannya ada ingatan yang seharusnya terlintas di kepala ku seperti cerita novel fantasi itu?" Ujarnya.

Saat lilia sedang berpikir keras beberapa orang terlihat memasuki ruangan. Seorang wanita paruh baya berlari kearahnya dan tanpa aba-aba langsung memeluknya dan menangis dalam pelukannya.

"Lilian, apa yang kau lakukan nak, sebegitu sukanya kau pada Pangeran Seint sehingga kau melakukan hal itu," ucap wanita itu lalu melepaskan pelukannya dari Lilian dan menatap gadis itu lekat.

"Lilian? Kau tau namaku?" Ucapnya.

Wanita itu kaget dan berkata. "iya kau Lilian Daisyla Marven Putriku."

"Oh astaga apa yang terjadi disini", Lilian memijit keningnya bingung dan berkata, "Begini Nyonya, saya jelaskan nama saya memang Lilian tapi Lilian Caroline." Lilian menatap mata seorang wanita yang tadi menyatakan sebagai ibunya.

"Lilian" suara laki-laki paruh baya yang berdiri dibelakang Ibu Lilian meninggi dan menatap tajam kearah Lilian, "Sudah cukup main-mainnya, kau tak harus bersikap seperti ini jika menginginkan sesuatu, Ayah akan mencarikan mu lelaki yang jauh lebih tampan dari pangeran sein bahkan biar perlu Ayah akan mencarinya di pelosok dunia jika tak menemukannya, jadi berhentilah bersikap kau tak mengingat kami." Habis sudah kesabaran Duke Marven, ia sedari tadi hanya berdiri dan mengamati interaksi kedua orang wanita yang ia sayangi itu.

"Betul Lilian, kakak akan mencarikan mu lelaki yang jauh lebih tampan, lagipula kau ini cantik ada banyak keluarga bangsawan yang menginginkan kau untuk di jadikan istri." tambah Kakaknya Zheyan Mateus Marven.

Lilian semakin bingung, ia hendak berdiri dan melepaskan tangannya dari dekapan Illyria ibunya, iapun berkata. "Apa-apaan kalian? Apakah kalian bermain sandiwara denganku?" Lilian hendak keluar ruangan sebelum itu ia melihat ke cermin di samping ranjangnya, betapa kagetnya ia melihat wajahnya.

"Apa-apaan, ini...ini...ini bukan wajahku," Lilian memegang wajahnya panik, napasnya tersendat dan jantungnya berdetak kencang tiba-tiba penglihatannya memburam dan dia terjatuh tak sadarkan diri.

Semua yang melihat itu kaget dan panik, ibunya Illyria menangis histeris melihat anaknya tak sadarkan diri, Duke Marven berteriak pada Rosa yang sedari tadi berdiri diam. "Rosa cepat panggilkan Tabib!"

Rosa berlari keluar ruangan sedangkan Zheyan mengangkat tubuh Lilian dan membaringkannya di atas ranjang.

°°°

Semua mata menatap seorang gadis yang sekarang sedang diperiksa oleh seorang Tabib, dia mengerutkan keningnya dan menatap ke tuan rumah Duke Marven.

"Ini kasus yang aneh, saat terakhir kali saya memeriksanya memang kondisi Nona mengkhawatirkan akan tetapi seharusnya kerusakan ada dalam organ dalam bukan kepalanya," ucap tabib tersebut.

"Apa yang kau katakan Tabib? Itu berarti kau tidak memeriksanya dengan baik terakhir kali?" Zheyan menatap tabib itu tajam.

"Tenanglah Zheyan," ucap Duke Marven dan beralih menatap tabib. "Lalu bagaimana keadaan Putriku sekarang? Apa dia masih bisa di sembuhkan?"

"Keadaan Nona sekarang baik-baik saja Tuan, hanya saja Nona kehilangan ingatannya, ini mungkin sedikit sulit untuknya, untuk itu tolong Tuan pastikan agar jangan membuatnya memaksa mengingat sesuatu yang kembali membuatnya tak sadarkan diri."

"Sampai kapan Putriku akan seperti ini Tabib?" Ucap illyria sambil menatap teduh kearah putrinya.

"Saya belum bisa memastikan sampai kapan Nyonya, saya hanya bisa meresepkannya obat untuk sekarang," ucap Tabib takut jika Tuan Duke Marven marah.

Untuk sekarang hanya itu yang bisa mereka bisa lakukan, selepas kepergian Tabib Duke Marven memegang tangan putrinya dan mengecup singkat. Ia sangat menyayangi putrinya, semua keinginan putrinya bisa ia penuhi kecuali jika berkaitan dengan Pangeran Seint. Duke Marven tidak bisa melakukan apa-apa untuk hal itu dikarenakan kesetiaannya pada kaisar, sehingga dia tidak bisa memaksakan sesuatu sesuai kehendaknya.

Duke Marven berdiri dan mendekap erat tubuh istrinya yang sedari tadi tak henti-hentinya menangis. Dia melirik ke anaknya Zheyan dan berkata, "Zheyan pastikan agar apa yang sekarang terjadi pada adikmu jangan sampai orang-orang mengetahuinya, cukup orang-orang mengetahui kalau Lilian terjatuh dan kehilangan ingatannya, jika ada seseorang dari kediaman kita berani membocorkannya keluar maka hukum dia dan seluruh anggotanya dengan cambuk hingga mati," ucap Marven tegas dengan aura kepemimpinannya.

"Baik Ayah," ucap Zheyan dan menatap Adiknya iba.

"Rosa jaga Lilian baik-baik dan jangan meninggalkannya," Ucap Duke Marven pada Rosa yang sedari tadi hanya diam.

°°°

Mohon dukungan dan sarannya ya ☺️

2. Permen kapas

Lilian menatap kearah Rosa yang sekarang tertidur lelap dengan posisi duduk berbantal kan pinggiran ranjang. "Sepertinya ia tertidur dengan posisi seperti itu semalaman."

Rosa bergerak dari tidurnya dan melihat lilian sedang menatap kearahnya. Dia bergegas bangun dan berkata, "Nona sudah bangun? Dimana letak yang sakit Nona? Apakah Nona butuh sesuatu?"

Lilian mendengus pelan. "Bisakah kau tanya satu-satu?"

"Maafkan saya Nona." Ucap Rosa salah tingkah.

"Nama mu siapa?" Ucap Lilian.

"Rosalina Nona. Anda biasa memanggilku sejak kecil dengan sebutan Rosa."

"Kau sejak berapa lama terus bersamaku?" Tanya Rosa.

"Sejak Nona berusia lima tahun."

"Sekarang umurku berapa?" Ucap Rosa serius.

Rosa menatap Lilian tak percaya, "Enam belas tahun Nona."

"Kenapa aku disini? Ahh maksud ku kenapa aku bisa sampai sakit?" Tanya Lilian lagi.

Rosa menatap Lilian lekat. "Seperti yang saya katakan sebelumnya Nona, Anda melompat dari ketinggian dan berakhir seperti sekarang."

Lilian mengangguk dan menatap serius ke arah Rosa, "Kalau begitu kau ceritakan semuanya dari awal, saat aku kecil, semua tentang keluargaku dan semuanya sampai sekarang."

Rosa terdiam dan menatap mata Lilian lekat. "Kenapa kau menatapku seperti itu, ayo ceritakan!" Ia menatap kesal ke arah Rosa dan menepuk tempat di sampingnya. "Kau duduk disini dan ceritakan semuanya, sangat tidak nyaman menatapmu di bawah sana." Ucapnya.

"Tapi Nona." Rosa ragu.

"Nggak usah tapi-tapian." Lilian menarik tangan Rosa sehingga gadis itu terduduk di sampingnya.

Rosa gugup tapi ia berusaha menceritakan semuanya dengan tenang. Lilian mengerutkan keningnya beberapa kali saat mendengar cerita dari Rosa.

Yang bisa Lilian simpulkan sekarang adalah raga seorang gadis yang ia tempati sekarang ialah raga seorang putri dari Duke Marven. Seorang seorang bangsawan yang sangat di percayai oleh Sang Raja. Namanya Lilian Daisyla Marven, dia adalah gadis yang sangat manja apapun yang ingin dia inginkan harus bisa ia dapatkan. Ia juga memiliki sifat yang angkuh, sombong dan menganggap rendah orang lain. Duke Marven dan istrinya Illyria Dirty Marven sesungguhnya tidak menyukai perangai yang dimiliki oleh putrinya, sering kali mereka menasehati putrinya agar merubah sifatnya namun tetap saja Lilian melakukan kesalahan yang sama.

Lilian juga memiliki seorang Kakak laki-laki bernama Zheyan Mateuz Marven yang sangat menyayangi adiknya, itulah sebabnya Lilian suka berbuat sesuka hati karena berfikir jika ia melakukan kesalahan maka Ayah, Ibu dan Kakaknya akan selalu melindunginya.

Hingga suatu hari Lilian melihat Pangeran Mahkota, King Alpenseint Balaz sedang merangkul pinggang seorang gadis bangsawan Rania Finola Gaustark Putri dari Marquis Gaustark ditepi danau buatan di ujung kota Ixania. Lilian yang melihatnya menjadi kesal dan mendatangi Ayahnya meminta untuk dijodohkan dengan Pangeran Mahkota, akan tetapi Sang Ayah menolak keinginannya di karenakan Sang Ayah tidak enak memintanya pada Sang Raja.

Akhir cerita, karena Sang Ayah tidak bisa mewujudkan keinginannya dia memutuskan pergi ke penyimpanan makanan yang berada di lantai dua kediamannya dan melompat.

"Aish...Kenapa aku harus berakhir ditubuh gadis yang seperti ini." Ucap Lilian kesal.

"Maksud Nona?" Rosa menatap Lilian tak mengerti.

"Ah..... Sudahlah, ku jelaskan juga kau tak akan mengerti." Ia bangkit dan berdiri.

Rosa panik melihat Lilian yang sudah berdiri dari duduknya. "Nona....Nona...mau kemana?"

"Apa kau pikir aku akan berdiam diri dalam kamar?" Ucapnya kesal pada Rosa.

"Nona, Tuan bilang Nona harus istirahat dulu dan tidak boleh kemana-mana. Nona sekarang masih sakit." Ucap Rosa khawatir.

"Aku akan tambah sakit jika aku terus berada di dalama kamar!" Ucap Lilian sambil berjalan memutari ranjangnya.

Saat ini Lilian sedang berendam di bak mandi yang ukurannya cukup besar dengan aroma khas bunga daisy yang menenangkan. Akhirnya Lilian bisa menenangkan pikirannya setelah drama mandi dengan Rosa dan pelayan lainnya yang memaksa untuk memandikannya.

Setelah selesai berendam Lilian dipusingkan dengan baju dan hiasan kepala yang sekarang ia kenakan.

"Eh Rosa, kau pikir aku nyaman dengan baju sepanjang dan setebal ini? Belum lagi dengan riasan rambut ini, oh astaga aku bisa gila!" Sungut Lilian kesal.

"Nona, maafkan saya, tapi itu baju yang sering Nona kenakan, lagi pula Nona suka baju-baju yang modelnya seperti itu." Jelas Rosa.

"Kalau begitu mulai sekarang aku akan memakai baju yang sederhana, tidak seberat ini, meskipun bahannya sangat lembut tapi tetap saja berat, kau mengerti!" Ucap Lilian menatap Rosa.

"Baik Nona."

°°°

Setelah sarapan Lilian mencari udara segar disekitar kediaman Duke Marven, saat ini dia sedang berada di taman. Ada banyak tanaman bunga tetapi yang paling mencolok adalah tanaman bunga daisy, setiap sudut dan bahkan di tengah taman ditumbuhi oleh bunga tersebut. Lilian menoleh ke arah Rosa dan berkata "Kenapa disini ada banyak sekali tanaman bunga daisy?"

"Karena Nona sangat menyukainya dan tempat ini adalah kesukaan Nona"

"Oh" Lilian terdiam sebentar dan berkata lagi. "Apa ada tempat yang biasa aku datangi selain tempat ini?"

"Ada Nona diujung kota ini, Nona biasa ke sana karena di sana tempatnya sejuk dan menenangkan." Jelas Rosa dengan senyuman.

"Kalau begitu ayo kita ke sana," ajak Lilian.

"Tapi.... Apa tidak apa-apa kita ke sana tanpa ijin dari Tuan?" Ucap Rosa khawatir.

"Ah Rosa bukannya kau sendiri yang mengatakan Ayah, Ibu dan Kakak sedang keluar karena ada urusan?" Ucap Lilian.

Memang sedari pagi setelah melihat keadaan Lilian membaik, Ibu, Ayah, dan Kakak Lilian pergi. Ibunya pergi ke acara pertemuan para Nyonya bangsawan sedangkan Ayah dan Kakaknya pergi ke istana mengurus sesuatu.

"Ya sudah Nona." Ucap Rosa lesu.

Tiba di depan kediaman Duke Marven, Lilian melihat ada sebuah kereta kuda, dia berbalik kearah Rosa, "Apa kita akan pergi menaiki ini?" Ucapnya sambil menunjuk kearah kereta kuda

"Iya Nona, kita akan pergi menaiki kereta kuda itu." Ucap Rosa sambil menunjuk kereta kuda.

"Apakah tempat itu jauh dari sini?" Tanya Lilian.

"Lumayan Nona, dari sini ke tempat itu membutuhkan waktu sekitar dua puluh menit." Jelas Rosa.

"Kalau begitu kita akan jalan kaki saja. Aku baru sembuh dari sakit ku dan tubuhku sakit semua karena itu aku butuh olahraga agar tubuhku segar kembali." Ucap Lilian semangat.

"Saya bilang tidak juga pasti Nona akan melakukannya sendiri." Ucap Rosa pasrah.

Lilian tersenyum lebar dan melangkah penuh semangat. Rosa melihat Nona+Nya bahagia pun ikut tersenyum.

Sebelum sampai ke tempat tujuan Lilian dan Rosa harus melewati pasar. Lilian dibuat kagum dengan suasana pasar yang sangat ramai, ada banyak penjual yang menjajakan kue-kue kering disepanjang jalan. Ada bau harum yang sangat familiar di penciuman Lilian, bau harum yang bahkan tidak akan dia lupakan.

"Oh astaga......ini bau harum permen kapas." Lilian melirik kiri dan kanan mengikuti arah bau manis tersebut.

Tepat di depan sana Lilian melihat penjual permen kapas, dia refleks berlari mendekati penjual tersebut, Rosa yang melihat Lilian berlari ikut berlari kearah Lilian.

Mata Lilian berbinar dengan senyum mengembang di bibirnya melihat penjual permen kapas tersebut, "Oh astaga ini luar biasa, ku pikir di jaman ini tidak akan ada yang menjualnya." Lilian menatap cara pembuatan permen tersebut, kalau di jamannya dia melihat orang membuat permen kapas menggunakan mesin yang berputar-putar. Di sini orang membuatnya dibawah tungku terdapat bara api dan disampingnya ada alat yg harus diputar dengan tangan secara manual, setelah itu ditaburnya gula dan memasukan beberapa potongan buah kecil. Lilian mengangguk dan berkata "Oh pantas saja bisa seharum ini."

Lilian menatap penjual itu dan berkata. "Tiga ya pak."

Rosa yang mendengar itu membulatkan matanya. "Nona itu terlalu banyak."

"Apa maksud mu terlalu banyak? Itu bahkan terlalu sedikit." Lilian menatap Rosa kesal.

Setelah membayar 6 koin perunggu untuk permen kapasnya, Lilian memberikan satu permen kapasnya untuk rosa dan melanjutkan perjalanan. Mata uang yang digunakan di jaman ini adalah koin, terdiri dari emas, perak dan perunggu, satu koin emas sama dengan 100 perak dan 1 perak itu sama dengan 10 perunggu.

°°°

Mohon dukungan dan sarannya ya 😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!