Seorang pria gagah, saat ini sedang berjalan memasuki sebuah tempat yang menjadi markas besarnya. Langkah kakinya yang gagah beradu dengan lantai marmer yang menciptakan bunyi untuk menyambut kedatangannya dengan tangan terbuka. Seluruh ruangan yang ada disana seketika senyap dibuat oleh langkah kakinya. Ya, dia adalah Arzachio Maxram Morales pria berdarah Meksiko yang di panggil dengan sebutan Bos Besar. Dia adalah pemimpin klan Mafia yang ada di Meksiko dan bukan hanya Meksiko saja yang dapat dirinya kuasai hampir seluruh klan mafia yang ada di seluruh dunia tunduk di bawah kaki seorang Arzachio.
Arzachio Mexram Morales, pria gagah dengan memiliki warna mata yang berbeda mampu membuat seluruh kaum hawa menjerit memanggil namanya. Matanya yang indah mampu menghipnotis banyak wanita hingga rela menyerahkan dirinya kepelukan seorang Arzachio. Namun, tidak semua wanita dapat melakukan itu semua. Jangankan untuk menatap matanya, memandang dirinya dari jauh saja sudah menjadi pertanda bahaya. Pria ini adalah pria yang sangat kejam dan tak berprasaan terhadap kaum wanita. Menurutnya, wanita itu lemah dan juga menyedihkan mereka hanya akan menyusahkan dan juga merepotkan dan hal itu sama sekali tidak di sukai oleh seorang Arzachio.
Arzachio adalah pria penyuka kebebasan, dia tidak pernah mengalami yang namanya sebuah kegagalan dan selalu saja mencapai yang namanyaa keberhasilan. Apapun yang dirinya inginkan selalu dirinya dapatkan dan tak akan ada yang mampu menolak permintaan dirinya.
Hingga suatu ketika dirinya dipertemukan dengan seorang anak yang membuat seluruh hidupnya mengalami yang namanya perubahan. Kasih sayang, cinta, dan juga perasaannya pun kembali dapat dirinya rasakan. Hatinya yang mati kini kembali hidup akibat kehadiran sang anak. Hingga semuanya hancur dalam satu malam akibat keteledoran dari sang anak buah membuat dirinya mengalami yang namanya kehilangan. Ya, anak tersebut menghilang akibat keteledoran sang anak buah yang membuat sisi iblis yang ada dalam dirinya menjadi marah dan murka. Dengan tatapan penuh kebencian dan juga kemarahan dirinya tanpa ampun membantai seluruh anak buahnya yang berjumlah 20 orang dengan sangat mudah. Dirinya benar-benar tidak dapat di kendalikan, dan hanya ada satu cara agar dirinya dapat kembali tenang yaitu temukan kembali malaikat kecilnya dalam keadaan selamat tanpa ada satu luka goresan yang tercetak di tubuh mungilnya. Dirinya merindukan putranya lebih tepatnya yaitu putra tirinya yang baru sebulan dirinya temukan di markas besarnya yang mampu membuat kepribadian dirinya sedikit demi sedikit kembali berubah. Tapi itu semua tak berselang lama, saat anak yang dirinya sayangi kembali hilang dikarenakan kecerobohan sang anak buah membuat sifatnya kini kembali seperti semula dan bahkan lebih kejam dari biasanya.
Xena Alisa Garcia, perempuan cantik yang memiliki senyuman yang sangat manis yang mampu membuat semua mata kaum adam tertuju pada dirinya. Dirinya seorang mahasiswa cantik yang berkuliah Universidad Autónoma de Nuevo León yang merupakan salah satu universitas terbaik yang ada di meksiko.
Akibat kepintaran yang dirinya miliki membuat dirinya mampu mendapatkan beasiswa untuk bersekolah disana. Tanpa sengaja akibat keteledoran dirinya dalam menaiki sebuah taksi yang dirinya tumpangi, membuat dirinya dipanggil mama oleh seorang anak yang saat itu berada di dalam taksi yang barusan dirinya tumpangi. Dan saat dirinya bertanya kepada sang sopir, sang sopir mengatakan bahwa anak tersebut memanglah anak kandungnya karena saat dirinya memasuki taksi tersebut dirinya di ikuti oleh sang bocah yang terus-menerus memanggil dirinya dengan sebutan mama. Hari dimana Xena bertemu dengan bocah kecil tersebut yang memanggilnya dengan sebutan Mama merupakan hari dimana kehidupannya akan berubah dan juga akan menuju ke dalam kehidupan yang sama sekali tidak dirinya kira. Dan dirinya sama sekali tidak akan pernah bisa terbebas dalam kehidupan itu kecuali orang tersebut memang berniat melepaskannya.
Axton Mexram Morales, bayi tampan yang baru berusia 3 tahun yang tak sengaja memanggil Arzachio dengan sebutan Papa yang membuat dirinya kembali merasakan yang namanya bahagia. Dibuang sang mama kandung yang sama sekali tidak menginginkan kehadirannya, dan kembali ditemukan oleh Arzachio membuat anak tersebut kembali bahagia. Sifat polosnya mampu menghidupkaan hati Arzachio yang telah lama mati kini menjadi hidup kembali. Sifatnya yang dingin kini telah berubah menjadi hangat kembali akibat kehadiran dari bocah kecil yang telah menghiasi hari-harinya yang dulu hitam dan putih kini kembali berwarna. Dirinya adalah cahaya dalam kehidupan Arzachio yang gelap dan juga semangat dirinya dikala penat. Dan semua itu berubah saat dirinya tak sengaja memanggil seorang wanita dengan sebutan mama yang membuat dirinya mengikuti kepergian sang mama. Dan tak sengaja dirinya mengikuti sang mama yang memasuki sebuah taksi membuat para bodyguard yang bertugas menjaga dirinya langsung kalang kabut saat menyadari bahwa tuan muda mereka telah menghilang dalam pengawasan mereka yang membuat Arzachio langsung murka mendengar berita yang disampaikan oleh sang anak buah membuat anak buah yang bertugas menjaga dirinya langsung kehilangan nyawanya akibat kelalain mereka dalam menjaga putra angkatnya.
" Maaf tuan, kami mempunyai sebuah kabar buruk tuan." Ucap seorang bodyguard dengan keringat dingin yang mengalir membasahi pelipisnya.
" Apa maksud mu, dan katakan dimana putra ku. Bukankah seharusnya dia sudah berada disini?." Tanya Arzachio bingung dan juga kesal akibat putranya yang sama sekali belum datang untuk menemuinya.
" Maaf tuan, ini berkaitan dengan tuan muda, tuan." Ucap bodyguard tersebut gugup dan semakin menundukkan kepalanya akibat takut dengan tatapan mata yang diberikan oleh Arzachio.
" Apa yang terjadi dengan putra ku. Cepat katakan jika kau tak ingin aku penggal." Ucap Arzachio yang mulai panik dan khawatir mengenai keberadaan sang putra.
" Tuan---, tuan muda Axton menghilang. Maafkan kami yang telah lalai dalam menjaganya tuan." Ucap bodyguard tersebut bagaikan petir di siang hari membuat tubuh Arzachio langsung lemas mendengar kabar yang barusan anak buahnya sampaikan.
" Katakan padaku bagaimana bisa kalian lalai dalam menjaganya, ha. Bukankah dia masih kecil dan kalian. Ck, bodoh, brengsek, kumpulkan para bodyguard yang bertugas menjaga putra ku sekarang, cepat." Ucap Arzachio mutlak dan tak terbantahkan.
" Dan kau Farhan." Tunjuk Arzachio kepada salah satu tangan kanannya.
" Iya tuan." Jawabnya cepat karena tahu bahwa suasana hati sang tuan besar saat ini berada dalam kategori sangat sangat buruk.
" Sekarang kumpulkan seluruh anak buah mu dan suruh orang untuk melacak keberadan putraku saat ini dan pastikan bahwa dirinya saat ini baik-baik saja." Ucap Arzachio dingin dan juga murka.
" Dan jika mereka gagal penggal saja kepalanya. Apa kau paham ?." tanya Arzachio yang langsung dibalas anggukan kepala oleh Farhan.
" Sekarang kau pergilah." Ucapnya menyuruh Farhan meninggalkannya sendiri.
FLASSBACK ON
Saat ini Arzachio Mexram Marales sedang menapakkan kakinya di markas besar tempat dimana dirinya biasa mengumpulkan seluruh anak buahnya untuk melakukan suatu penyarangan. Dan saat dirinya melangkahkan kakinya disana, dia mendengar tangisan seorang anak kecil yang membuat dirinya langsung menyerngitkan dahinya saat mendengar asal suara tersebut. Dan dirinya terus menerus maju ke asal suara meskipun ada beberapa anak buah yang melarang dirinya untuk mendekati tempat tersebut. Betapa terkejud dirinya saat mengetahui bahwa ada seorang balita yang berada di markasnya sedang menatap polos ke arah dirinya saat Arzachio berada dihadapan sang bocah membuat tangisannya langsung berhenti saat melihat muka bingung Arzachio. Dan tak lama dirinya mendengar anak tersebut memanggilnya dengan sebutan " Papa" membuat dirinya langsung terkejud.
" Apa huhuhu, atut huhu." Ucapnya menangis sambil memeluk kaki Arzachio erat. Sedangkan sang empunya hanya berdiri diam dalam keadaan kaku berusaha mencerna kejadian yang barusan terjadi di hadapannya.
" Tuan, biarkan saya yang mengurus anak ini." Ucap sang bodyguard dan langsung memisahkan bocah tersebut dengan Arzachio meembuat sang bocah langsung menangis histeris.
" Huwaaaa apaaaaaa huhu apaaaa huhu." Ucap bocah tersebut berontak dalam pelukan salah satu bodyguard Arzachio yang membuat hatinya tiba-tiba menghangat saat melihat bocah tersebut yang tidak ingin di pisahkan dari dirinya.
" Lepaskan bocah itu." Perintah Arzachio dingin membuat sang bodyguard langsung menurunkan bocah tersebut dari gendongannya. Dengan langkahnya yang mungil dirinya berjalan mendekati Arzachio yang berdiri tak jauh dari posisi dirinya di turunkan.
" Apa huhuhu atut hiks." Ucapnya menangis dan merentangkan tangannya meminta di gendong oleh Arzachio. Sedangkan sang empunya hanya berdiri diam dalam keadaan kaku berusaha mencerna kejadian yang barusan terjadi di hadapannya.
" Tuan, biarkan saya yang mengurus anak ini." Ucap sang bodyguard dan langsung memisahkan bocah tersebut dengan Arzachio meembuat sang bocah langsung menangis histeris.
" Huwaaaa apaaaaaa huhu apaaaa huhu." Ucap bocah tersebut berontak dalam pelukan salah satu bodyguard Arzachio yang membuat hatinya tiba-tiba menghangat saat melihat bocah tersebut yang tidak ingin di pisahkan dari dirinya.
" Lepaskan bocah itu." Perintah Arzachio dingin membuat sang bodyguard langsung menurunkan bocah tersebut dari gendongannya. Dengan langkahnya yang mungil dirinya berjalan mendekati Arzachio yang berdiri tak jauh dari posisi dirinya di turunkan.
" Apa huhuhu atut hiks." Ucapnya menangis dan merentangkan tangannya meminta di gendong oleh Arzachio.
Arzachio yang melihat bocah tersebut terus menangis dan menatap iba ke arahnya, dengan tangan yang terulur memiinta di gendong membuat dirinya mau tak mau terpaksa menggendong bocah tersebut, untuk menghentikan tangisannya. Dan dengan ajaibnya tangisan bocah tersebut langsung berhenti saat Arzachio mau menggendong dirinya. Bocah tersebut terlihat nyaman di dalam pelukannya, mereka berdua terlihat seperti sebuah keluarga yang bahagia. Namun, mereka hanya kekurang satu sosok yaitu sosok perempuan yang seharusnya menjadi pendamping sang ayah dan ibu untuk sang anak. Sedangkan saat ini, sang bocah sedang sibuk mencari posisi nyaman di pelukan Arzachio dan dirinya pun memutuskan untuk menenggelamkan wajahnya di dalam ceruk leher Arzachio dengan mata yang mulai terasa sangat berat. Dan kini hanya suara dengkuran haluslah yang terdengar dari bibir sang bocah yang saat ini sedang bersembunyi di dalam ceruk leher sang bos mafia yang di takuti oleh seluruh dunia.
" Bos." Panggil salah satu anak buah kepada dirinya membuat sang bocah kecil seperti terusik dengan panggilan yang barusan anak buahnya lontarkan membuat sang bos besar menatap dirinya murka akibat perkataannya yang akan membangunkan malaikat kecilnya.
Sedangkan sang anak buah yang ditatap murka dan penuh kebencian oleh Arzachio hanya bisa meneguk ludahnya secara kasar. Bagaimana pun tatapan yang dimiliki oleh bosnya ini adalah tatapan yang benar-benar sangat mematikan dan mampu membuat seluruh lawannya mati ketakutan.
" Maaf bos." Ucapnya tanpa suara dengan tatapan memohon kepada Arzachio, berharap dirinya dapat selamat dari amukan sang singa jantan yang ada dihadapannya kali ini.
Sedangkan Arzachio yang melihat tatapan memohon dari anak buahnya hanya dapat memutarkan matanya, dirinya benar-benar bosan mendengar satu kata yang selalu anak buahnya ucapkan ketika melakukan keslahan. Jika dia memang tidak ingin di hukum makanya jangan pernah mencari masalah. Bagi Arzachio " Maaf " itu sama sekali kata yang tidak berguna dan juga tidak akan pernah mau dirinya dengar dari siapapun. Dirinya lebih suka melakukan suatu hal dengan kata sempurna tanpa ada satu kata cacat sedikit pun.
" Bereskan semuanya, dan cari tahu mengenai asal usul dari bocah ini. Dan aku mau dalam satu jam semuanya dapat ku ketahui. Kau mengerti ?." Setelah mengatakan itu semua dirinya bergegas pergi meninggalkan tempat tersebut dengan anak kecil yang saat ini sedang terlelap di dalam gendongannya.
" Siapa kau sebenarnya ?." Ucap batinnya bertanya-tanya sambil menatap ke arah bocah yang saat ini kelihatan nyaman berada di dalam gendongannya.
Dan tak lama mobil yang dirinya tumpangi telah sampai di depan mansion mewah yang ia miliki. Dirinya bergegas turun saat sang sopir membukakan pintu mobil untuk dirinya keluar. Dan saat dirinya keluar para maid sudah menyambutnya dirinya sambil menundukan kepala menghormati kedatangan dirinya.
" Siapkan kamar dan semua keperluan bocah ini." Ucapnya datar dan langsung membawa bocah yang berada di dalam gendongannya ke dalam salah satu kamar yang terdapat di mansionnya.
" Baik tuan." Jawab para maid dan bergegas mengikuti kepergian tuan mereka.
Setelah meletakkan bocah tersebut dikamarnya, dirinya bergegas pergi meninggalkan kamar itu menuju ke ruang rahasianya sambil menunggu info yang akan diberikan oleh anak buahnya mengenai bocah tersebut.
" Tuan." Panggil salah seorang anak buah yang bertugas mencari informasi mengenai bocah tersebut.
Sedangkan Arzachio yang mendengar panggilan dari sang anak buah hanya menaikkan salah satu alisnya meminta penjelasan mengenai informasi yang dirinya dapatkan.
Mendengar tidak ada balasan dari sang tuan, membuat dirinya yang tadi diam langsung melanjutkan kembali informasi yang telah dirinya dapatkan mengenai bocah itu.
" Tuan bocah tersebut adalah anak haram. Dirinya terlahir dari salah seorang jalang yang ada di sebuah klub malam yang ada di kota ini. Dirinya dibuang karena sang ibu tidak mengharapkan kehadirannya, sedangkan ayah sang bocah lebih memilih hidup bersama keluarga sahnya dibandingkan menerima bocah tersebut. Bocah tersebut tidak mempunyai nama karena sang ibu tidak sudi untuk merawatnya. Bocah tersebut lahir pada tanggal 8 agustus 2017." Ucap sang anak buah dengan tegas.
Sedangkan Arzachio yang mendengar sebutan anak haram dari mulut sang anak buah, entah mengapa dirinya langsung mengepalkan kedua tangannya, pertanda bahwa dirinya sama sekali tidak menyukai perkataan yang anak buahnya tersebut lontarkan.
" Siapkan semua berkas-berkas yang berkaitan dengan bocah tersebut. Aku ingin mengangkatnya menjadi putra ku dan ya. Saat ini dan mulai detik ini dia adalah putra ku dan namanya adalah Axton Mexram Morales anak dari Arzachio Mexram Morales. Apa kau paham ? Dan satu lagi, sekarang dia bukan lagi anak haram. Camkan itu, kau bisa pergi sekarang." Ucapnya penuh penekanan dengan nada yang sangat mengancam membuat sang anak buah langsung dilanda rasa ketakutan.
" Ba-ik tuan." Jawab anak buahnya gugup dan bergegas pamit dari ruangan tersebut.
" Dia adalah putra ku, anak ku. Tidak ada satu pun yang boleh menghinanya selagi aku masih ada. Dan jika ada yang berani maka katakan say good bye pada dunia." Ucapnya menyeringai lebar.
Flassback on
" Tidakkkkkkk." Teriak Arzachio murka.
" Putra ku tidak mungkin hilang, tidak mungkin. Kalian semua akan mati karena telah teledor dalam menjaganya. Dan jika sampai terjadi sesuatu kepada putra ku, maka jangan harap kalian maupun keluarga kalian bisa selamat dari diri ku. Sekarang cepat cari dimana keberadaan putra ku." Ucapnya Arzachio murka kepada seluruh anak buahnya setelah dirinya berhasil menghabisi 20 nyawa para bodyguardnya yang telah lalai dalam menjaga putranya.
" Baik tuan." Jawab para bodyguard dan langsung pergi meninggalkan tempat tersebut.
" Jangan lupa untuk bereskan semua kekacauan ini." Ucapnya datar dengan aura yang mencengkram.
" Baik tuan." Seru mereka dan kemudia pergi meninggalkan tempat tersebut.
...°°°°°°...
" Maaf pak, apa dia anak bapak ?." Tanya seorang wanita kepada supir taksi setelah dirinya menyadari bahwa bukan hanya dirinya saja yang ada di dalam taksi tersebut melainkan terdapat juga seorang anak balita.
" Bukannya tadi dia datangnya dengan mbak ya." Ujar sang supir semakin membuat wanita tersebut di landa rasa khawatir.
" Jangan-jangan mbak mau buang anak ya, tapi rencana mbak gagal soalnya anaknya gak mau pisah dari mbak." Tuduh sang supir menatap wanita tersebut yang tak lain adalah Xena dengan tatapan curiga.
" Bukan pak, dia bukan anak saya. Orang saya ini belum nikah kok bisa punya anak." Bantah Xena yang tidak menerima tuduhan dari sang supir.
" Jadi kalau dia bukan anak mbak kenapa dia gak mau pisah dari mbak." Tunjuk sang supir kepada balita tersebut yang memeluk Xena erat.
" Mana saya tahu pak, yang jelas dia bukan anak saya." Bantah Xena telak.
" Huhuhu ama anan egi." Ucap bocah tersebut menangis dan memeluk Xena dengan erat membuat sang supir semakin curiga.
" Maaf mbak saya harus pergi, dan mohon kepada mbak jika mbak tidak menginginkan kehadirannya makanya jangan membuatnya." Setelah mengatakan itu semua sang supir langsung bergegas pergi meninggalkan Xena dengan tatapan sinis dan juga kesal.
" Pak, pak berhenti." Ucap Xena yang tidak menerima perkataan sang supir.
" Shit, bagaimana mungkin dia ini anakku sedangkan aku saja belum pernah membuatnya." Ucap Xena frustasi menatap sang bocah yang masih setia memeluk dirinya erat.
" Nak, katakan dimana ibu dan ayahmu. Kau tahu pasti bukan bahwa aku ini bukan ibu kandungmu." Ucap Xena bertanya kepada sang bocah.
" Ni ama aton." Ucap bocah tersebut cadel dengan mata yang berkaca-kaca membuat Xena benar-benar merasa kesal.
" Aku ini bukan ibumu, apa kau paham." Bentak Xena kepada bocah tersebut membuat bocah tersebut menangis histeris sehingga banyak mengundang perhatian orang yang sedang berlalu lalang.
" Huwaaa ama huhuh." Ucap bocah tersebut menangis histeris di depan Xena membuat banyak orang menatap ke arah mereka.
Xena yang merasa dirinya menjadi bahan perhatian orang-orang, memutuskan langsung menggendong bocah tersebut, dan membawanya pulang ke apartemen yang dirinya sewa selama ini. Dirinya benar-benar tidak suka menjadi bahan tontonan orang-orang yang saat ini mematap ke arah mereka dengan tatapan aneh sekaligus sinis.
" Cup, cup, cup. Ayo sayang kita pulang. Jangan nangis lagi ya, kamu anak mama kan, cup, cup, cup." Ujar Xena membujuk bocah tersebut yang saat ini sedang menjadi bahan tontonan orang yang berlalu lalang.
" Au enong ma ama." Ucap bocah tersebut yang sama sekali tidak dimengerti oleh Xena.
" Kamu bilang apa nak, mama enggak paham." Ucap Xena yang berusaha memahami perkataan bocah tersebut.
Menyadari mamanya yang tidak memahami perkataan dirinya membuat Axton merentangkan tangannya kepada Xena. Pertanda bahwa dirinya meminta digendong oleh Xena yang menatap dirinya dengan tatapan curiga.
" Enong ama enong." Ulang bocah itu lagi yang akhirnya membuat Xena paham dan langsung membawa tubuh bocah tersebut ke dalam dekapannya.
" Huft, menyebalkan." Ucap batin Xena kesal melihat perilaku bocah tersebut yang tenang di dalam pelukannya.
" Ita au kenana ama." Tanya bocah tersebut kepada Xena membuat Xena berusaha keras memahamj maksud ucapan sang bocah.
" Kamu bilang apasih, saya enggak ngerti." Ujarnya kesal menatap bocah tersebut dengan menyipitkan matanya.
Melihat tak ada jawaban dari sang mama membuat Axton menjadi kesal, sehingga dirinya langsung mencolok mata sang mama yang menyipit ke arahnya. membuat Xena terkejud, dan langsung mengusap matanya yang perih akibat colokan dari sang bocah.
" Aduhhh, kamu apa-apaan sih. Mata aku kan jadi sakit nih." Ucap Xena mengusap matanya yang perih akibat di colok oleh sang balita.
Bukannya sedih akibat dimarahi oleh Xena, bocah tersebut malah tertawa bahagai melihat wajah Xena yang menatap kesal ke arahnya.
" Kamu nyebelin." Ucap Xena kepada sang bocah yang membuat bocah tersebut menyipitkan matanya menatap ke arah Xena.
Melihat bocah tersebut meniru perilakunya, membuat Xena yang tadinya merasa kesal kini tertawa gemas melihat perilaku yang barusan bocah tersebut tunjukkan kepadanya.
" Hahaha kamu kok lucu sih. Pipi kamu juga temben kayak bakpao. Aku suka cama pipi kamu ini." Toel Xena yang gemas melihat pipi sang bocah yang chuby dan tanpa aba-aba langsung mencubitnya dengan gemas.
Melihat perilaku Xena yang mencubit pipinya, bukannya kesal dirinya malah tertawa bahagia melihat perilaku yang diberikan Xena kepadanya. Entah mengapa bocah tersebut merasa sangat nyaman berada di dalam dekapan Xena, membuat dirinya seketika melupakan seseorang yang saat ini sedang gusar mencari keberadaannya.
" Ama heheh ama." Ucap bocah tersebut tersenyum senang melihat perilaku Xena kepadanya.
Dan tak lama, akhirnya Xena dan bocah tersebut sampai di depan pintu apartemennya. Mereka pun memasuki apartemen tersebut yang terlihat sangat sederhana dan jauh dari kata mewah yang ada di kediaman Arzachio.
" Ayo sayang kita masuk, kamu pasti kedinginan kan." Ujar Xena perhatian dan mengusap punggung mungil yang saat ini berada di dalam dekapannya.
Setelah memasuki apartemennya, Xena pun mendudukkan bocah tersebut ke salah satu sofa yang ada di ruangan itu dan pergi menuju dapur untuk membuatkan sesuatu yang bisa anak tersebut makan.
" Kamu lapar kan sayang, sabar ya tante bakalan buat makanan yang enak buat kamu. Tunggu ya sayang." Ucap Xena lembut setelah berhasil melepaskan bocah tersebut dari gendongannya.
Sedangkan bocah yang di ajak bicara hanya membalasnya dengan senyuman manis yang ada pada bibirnya sambil menunjukkan gigi putihnya yang sudah tumbuh.
" Iiih, kamu manis sekali, tante jadi gak mau ninggalin kamu." Ucap Xena manja kepada bocah tersebut.
" Ama ucuu." Ujar bocah tersebut tertawa membuat Xena benar-benar gemas melihat kelakuan sang bocah.
" Kok ada sih orang tua yang tega buang kamu. Orang kamu gemes gini masak dibuang. Untung aja kamu ketemu sama tante kalau sampai tadi kamu ketemu sama orang jahat, tante gak tau apa yang bakalan terjadi sama kamu." Ucap Xena sedih sekaligus iba menatap ke arah bocah yang saat ini berada di hadapannya yang sedang tertawa bahagia.
" Tante janji bakalan ngerawat kamu dengan penuh kasih sayang. Tante sayang sama kamu, dan tante janji bakalan buat kamu bahagia selalu." Ucap Xena memeluk erat bocah tersebut. Dirinya benar-benar iba melihat nasib bocah yang saat ini sedang dirinya peluk. Bagaimana bisa ada orang tua yang tega menelantarkan bayi semungil dan semanis bocah ini. Dirinya benar-benar tidak habis pikir mengenai jalan pikir dari orang tua kandung anak tersebit.
" Yaudah sayang, tante masak dulu ya. Kamu jangan kemana-mana ya." Ucap Xena dan bergegas menuju dapur untuk membuatkan makanan untuk sang bocah.
" Farhan." Panggil Arzachio kepada kaki tangannya yang tak lain adalah Farhan Lewis Steraf.
" Iya tuan ada apa." Ucap Farhan kepada Arzachio yang saat ini terlihat sangat kacau akibat keberadaan sang putra yang masih belum di temukan.
" Apakah sudah ada kabar mengenai dimana keberadaan putraku Axton." Tanya Arzachio menatap Farhan penuh harap.
" Maaf tuan, anak buah kita sedang mencoba melacak keberadaan tuan muda, tuan. Tuan tidak perlu khawatir, anak buah kita pasti dapat menemukan tuan muda Axton." Jawab Farhan membuat Arzachio menggertakkan rahangnya marah.
" BAGAIMANA BISA AKU TIDAK KHAWATIR. PUTRA KU HILANG FATHAN, HILANG. DAN INI SEMUA KARENA ULAH ANAK BUAH BODOH ITU YANG TIDAK BECUS MENJAGA PUTRA KU." Ucap Arzachio murka yang menarik kerah baju Farhan. Sedangkan Farhan hanya menundukkan kepalanya tanpa ingin membalas semua perkataan dari sang majikan.
" Maafkan saya tuan." Ucap Farhan kepada Arzachio yang langsung melepaskan cekalan tangannya yang berada di kerah baju anak buahnya tersebut.
" Aku tidak mau tahu putra ku harus kembali dalam keadaan selamat tanpa ada cacat sedikit pun. Suruh semua anak buah kita mencari keberadaan putra ku. Bila perlu hubungi para detektif hebat yang ada di kota ini, dan suruh lacak keberadaan mereka. Bagi orang yang berhasil menemukan keberadaan putra ku akan aku berikan hadiah yang besar pada mereka. Kau mengerti Farhan." Ucap Arzachio frustasi dan penuh penekanan pada setiap katanya yang di balas anggukan kepala oleh dirinya.
" Baik tuan, akan saya sampaikan kalau begitu saya undur diri." Pamit Farna dan meninggalkan Arzachio seorang diri di sana.
" Kamu dimana nak, apa kau baik-baik saja !!. Papa merindukanmu. Rindu dengan rengekanmu dan rindu dengan senyumanmu. Kamu dimana sayang." Ucap Arzachio sambil mengingat-ngingat perilkau lucu sang anak yang saat ini sangat dirinya rindukan.
Flassback on
Setelah meninggalkan ruangan tersebut, Arzachio memmutuskan untuk singgah ke kamar bocah yang sebentar lagi akan menjadi putra angkatnya.
Dirinya benar-benar tidak menyukai jika bocah itu disebut sebagai anak haram oleh sang anak buah, dirinya benci kata itu sangat benci dan tak akan ia biarkan jika ada orang yang berani mengatakan itu kepada putra angkatnya.
Saat dirinya hampir mendekati kamar tersebut, indra pendengarannya langsung menangkap suara bocah yang menangis histeris dari dalam kamar tersebut. Dan dirinya langsung mempercepat langkahnya untuk menuju ke dalam kamar. Dan tanpa aba-aba dirinya langsung memutar knop pintu tersebut dengan kasar tanpa takut pintu tersebut akan rusak akibat ulahnya yang membuka pintu tersebut dengan kasar.
" Cup cup cup, jangan nangis nak. Ada papa disini." Ucap Arzachio yang langsung membawa anak tersebut ke dalam pelukannya.
" Apa hiks hiks atut hiks." Ucap balita tersebut terisak di dalam dekapan Arzachio.
" Sayang diam ya nak. Papa ada disini, putra papa diam ya sayang." Ucap Arzachio lembut sambil memeluk bocah tersebut erat sangat erat.
" Ayang apa hiks." Ucapnya cadel yang langsung membuat Arzachio tersenyum lebar mendengar ucapan yang barusan bocah tersebut lontarkan.
" Yaudah, sekarang bobo ya sayang. Biar papa yang peluk kamu." Seperti mengerti mengenai apa yang Arzachio ucapkan, membuat bocah tersebut yang tadinya menangis kini telah terdiam. Dan langsung menuruti perkataan yang sudah Arzachio ucapkan.
" Eluk apa, atut." Ucapnya merengek pada Arzachio.
" Iya sayang, ini papa peluk. Sekarang tidur ya, udah malam nak." Nasehat Arzachio pada sang bocah dan langsung membawa sang bocah tidur di pelukannya.
" Jangan nangis lagi ya sayang, papa akan selalu ada buat kamu. Dan jangan pernah tinggalin papa ya nak, papa pasti bakalan sedih bila kamu enggak ada." Gumam Arzachio kepada sang bocah. Sedangkan anak yang diajak bicara sudah terlelap di alam mimpinya.
Flassback of
" Arrrgh." Erang Arzachio frustasi akibat merindukan sang anak.
" Kenapa kamu ninggalin papa sayang, kamu udah janji enggak akan pernah ninggalin papa. Sekarang apa, kamu malah menghilang dan buat papa khawatir nak. Papa rindu kamu sayang, rindu. Kamu dimana nak, dimana." Ujar Arzachio marah dan juga khawatir memikirkan keberadaan sang anak dan langsung merusak semua benda yang ada di kamarnya.
Dirinya benar-benar tidak memperdulikan harga dari barang-barang yang dirinya rusak, yang ada di dalam pemikiran dirinya saat ini adalah dimana keberadaan putranya, putra yang amat dirinya rindukan baik dari kelakuan kecilnya yang lucu, maupun tawanya yang amat manis, yang mampu menghilangkan emosi yang ada pada dirinya saat ini.
" Maaf tuan." Panggil salah satu anak buah Arzachio membuat Arzachio langsung menghentikan aksinya.
" Berani sekali kau kemari, jika kau belum berhasil menemukan dimana keberadaan putraku jangan coba-coba untuk tampakkan wajahmu di hadapanku." Ucap Arzachio murka dan penuh dengan nada ancaman.
" Tuan, kami berhasil menemukan jejak tuan muda Axton, tuan." Ucap sang anak buah membuat Arzachio yang tadinya memalingkan wajhanya kini menatap sang anak buah dengan tatapan penuh tanya.
" Lalu, dimana putra ku saat ini." Ucap Arzachio penuh selidik.
" Maaf tuan, saat kami mengecek cctv. Kami melihat tuan muda Axton memasuki sebuah taksi. Dan setelah itu kami gagal melacak dimana keberadaan taksi tersebut saat ini." Ucap sang anak buah ketakutan sambil menundukkan kepalanya.
" Ck, sial. Saya tidak mau tahu cari keberadaan taksi itu dan temukan putra ku. Se-ce-pat-nya." Ucap Arzachio mengejak kata terakhirnya.
" Baik tuan." Jawab sang anak buah dan undur diri meninggalkan Arzachio seorang diri.
" Rupanya ada yang mau bermain-main dengan diriku. Baiklah, kita lihat sejauh mana kau dapat melakukan semua rencana mu itu." Ucap Arzachio menyeringai lebar.
...°°°°°°...
" Hai sayang, bangun nak. Ini sudah pagi." Ucap wanita tersebut yang tak lain adalah Xena yang sedang sibuk membangunkan bocah yang telah dirinya temukan kemarin malam.
" Ti ama, cih tuk." Ucap sang bocah yang malah asyik tertidur lelap, sedangkan sang wanita yang mengerti perkataan sang bocah, langsung mengeluarkan tanduknya.
" Kamu bilang apa tadi, nanti. Oke, biar mama kasih kamu hukuman ya. El, coba lihat tanduk banteng mama keluar." Tunjuk sang wanita tepat di kepalanya membuat sang bocah yang tadi terlelap langsung terjaga seketika.
" Ana ma, ana." Ucap sang bocah yang langsung terbangun dan langsung menanyakan dimana tanduk banteng tersebut.
Merasa dibohongi oleh sang mama membuat sang anak langsung menangis seketika. Dirinya benar-benar kesal akibat berhasil di kerjai oleh sang ibu.
" Huwaaaa ama bohong, tak cuka. Hiks ama ahat. Gak ceru." Ucap sang bocah marah kepada Xena.
" Cup cup cup masa iya anak mama nangis sih. Nanti gantengnya hilang loh." Bujuk Xena kepada anak tersebut.
" Baby Al diam ya, cup cup cup. Jangan nangis nanti mama sedih loh." Ucap Xena memainkan aktingnya membuat sang bocah langsung menatap ke arahnya.
" Ama angan ngis, atu aja yang ngis. Ama tak oyeh." Ucap sang bocah mengusap pipi Xena lembut dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
" Kamua manis banget sih, masih wangi lagi. Mama suka." Ucap Xena memeluk dan mencium pipi sang bocah membuat bocah yang tadi siap ingin menangis langsung tertawa bahagia.
" Mandi ya, biar tambah wangi dan juga tampan." Bujuk Xena yang di balas anggukan kepala oleh sang bocah.
" Au andi biar wangi ama ampan." Ucapnya bangga sambil mengusap rambutnya kebelakang membuat Xena yang melihat kelakuannya langsung menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tak percaya dengan sikap yang barusan sang bocah tunjukkan.
" Ck, masih kecil aja udah nyebelin apa lagi besarnya. Mungkin turunan bapaknya kali yak." Batin Xena mendumel kesal.
" Udah udah mandi lagi ya, biar mama yang mandiin. Habis itu baru kita sarapan, paham." Ucap Xena yang di balas anggukan kepala oleh sang anak.
" Aham ama." Ucap bocah itu memberikan jempolnya.
" Bagus, sekarangg kitaaa mandiii." Teriak Xena heboh dan langsung membawa sang bocah ke dalam kamar mandi.
" Huwaaaaaa ama inginnnnnnn." Teriak sang bocah di dalam kamar mandi Xena yang kedinginan.
Setelah selesai mandi Xena pun mencarikan baju yang pas untuk sang anak kenakan. Untung saja sahabatnya Airin pernah membawa sang keponakan ke tempat apartemenya sehingga anak tersebut memiliki baju yang dapat dirinya kenekan saat ini.
" Ama ni ahat ama atu. Ingin tahu dicana." Ucap bocah tersebut cadel sambil mengenakan pakaiannya.
" Iya iya mama minta maaf, habisnya siapa suruh ngegemesin disana." Balas Xena sambil memakaikan bedak ke wajah sang bocah membuat sang bocah kelihatan sangat lucu dan imut yang saat ini sedang mencibikkan bibirnya kesal.
" Au ama ahat." Ucapnya merajuk kepada Xena.
" Yaudah maafin mama ya sayang. Mama minta maaf dan gak akan pernah ngulangin itu lagi ya." Ucapnya sambil menarik kedua telinganya meminta maaf.
" Iya, atu maafin. Api janji ya angan ulangin lagi erus beliin atu ec klim ya ma." Mintanya manja dan dihiasi dengan senyuman manis di bibirnya.
" Okey sayang mama janji. Tapi sebelum itu kita makan ya." Ucapnya membawa sang anak ke meja makan.
" Oce ama." Balasnya terkekeh pelan sambil mengacungkan jempolnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!