Mentari pagi mulai memunculkan wajahnya, terlihat banyak orang yang berjalan, maupun berlari mendaki sebuah bukit.
Bukit itu sendiri terletak di depan sebuah gunung yang bernama Gunung Maut, dijuluki Gunung Maut karena dari puncak gunung tersebut selalu memunculkan asap, dan semburan api setiap waktu.
Sedangkan nama bukit yang berada di depannya adalah Bukit Hantu jarak bukit hantu dari kota terdekat sekitar 50 km.
Dijuluki Bukit Hantu karena ketika penduduk yang kesana pasti akan mendengar suara orang menangis, ataupun tertawa, serta tak sedikit pula melihat sesosok yang sangat menakutkan.
Tetapi untuk hari ini begitu banyak orang yang berjalan, maupun berlari menuju bukit tersebut.
"Paman guru berapa lama lagi kita sampai di puncak bukit itu?" tanya seorang pemuda.
Umur pemuda itu sekitar 25 tahun, kulitnya putih berperawakan sedang, rambutnya hitam lurus panjang di ikat dengan rapi, wajahnya tampan dari bajunya yang terbuat dari sutera mahal, memperlihatkan bahwa dia bukan pemuda sembarangan.
Sedangkan yang disebut paman guru itu berumur 70 tahun, meskipun telah lanjut usia akan tetapi masih terlihat lincah, dan gesit berjalan.
"Sedikit lagi kita pasti sampai, biar lebih cepat sebaiknya kita menggunakan ilmu meringankan tubuh."
"Baik... Paman guru" sahut Ryu.
Tidak lama kemudian keduanya mulai melesat dengan cepatnya.
Semua orang pasti terkejut ketika melihat mereka berdua berjalan tidak menginjak tanah, padahal jalannya mendaki, dan terjal.
Tidak lama mereka telah sampai di puncak bukit tersebut. Terlihat di puncak bukit itu ternyata tanahnya datar, dan lapang, Sekitar 40 orang sudah berada di puncak bukit.
Ketika Ryu dan kakek itu menginjakan kaki mereka di puncak tersebut, terdengar suara ketawa yang sangat menyeramkan, suara itu keluar dari seorang nenek yang berumur kira kira 65 tahun memakai baju hijau, dan terlihat ada pedang di punggungnya.
Bagi mereka yang tingkat ilmu tenaga dalamnya 1 sampai 5 ketika mendengar suara tersebut akan kesakitan.
Sedangkan yang tingkatnya diatas 5 bisa mengatasi suara tersebut dengan baik.
Ada 8 tingkatan ilmu silat, dan tenaga dalam pada umumnya yaitu:
1.Tingkat pemula, atau dasar
2.Tingkat menengah
3.Tingkat atas
4.Tingkat pendekar
5.Tingkat ahli
6.Tingkat super ahli
7.Tingkat super sakti
8.Tingkat Maha sakti
Dalam dunia persilatan masih ada lagi ilmu lebih dari maha sakti yaitu Pendekar dengan julukan Dewa.
Sehabis tertawa nenek itupun berkata dengan angkuh, dan sinis kepada paman guru dan Ryu yang baru tiba di puncak bukit tersebut.
"Rupanya datang juga kau Kakek Tua, he...he...he..., sudah lama kita tidak bertemu."
Pemuda itu pun berbisik "paman guru siapa nenek itu?"
"Nama nenek itu Sian, dia di juluki si Pedang Sakti dari Utara."
"Kenapa dia berkata dengan sinis kepada Paman guru, apakah paman pernah bertikai, atau bermusuhan dengannya?"
"Nanti baru paman jelaskan, sebaiknya kita berhati hati kepada nenek itu, sebab ilmunya sudah tingkat 7 bisa juga 8."
"Hai..., Kakek Tua" ujar nenek itu.
"Apakah engkau masih ingat urusan kita belum selesai?"
Kakek itupun menjawab sambil tersenyum "iya, aku masih ingat, tetapi aku harap urusan kita akan di lanjutkan lain waktu, sebab hari ini aku mempunyai urusan yang lebih penting."
Tiba tiba terdengar suara tawa, dan tangisan menyayat hati yang sangat menyeramkan, disertai hawa panas, dan dingin yang menyerang setiap orang yang berada di puncak bukit itu.
Bagi para Pendekar yang masih dibawah tingkat 6 akan sangat menyakitkan.
Sedangkan untuk mereka yang dibawah tingkat 6 hawa panas, dan dingin itu membuat mereka kesulitan untuk bernafas serta banyak yang mengeluarkan darah dari hidungnya.
Dengan mengemanya suara itu, tiba tiba muncul seorang kakek berperawakan sedang, rambutnya yang sudah memutih semua, memakai baju berwarna hitam, di samping kakek itu berdiri seorang wanita yang usianya tidak jauh darinya, perawakannya masih terlihat cantik walaupun sudah tua.
Setelah kemunculan kedua sosok itu semua orang yang berada di puncak, mulai berbisik seorang kepada yang lainnya.
Kedua sosok itu adalah Dewa hantu, dan Dewi Iblis. Mereka berdua meskipun bukan suami, istri, mereka adalah hantu bagi dunia persilatan.
Karena 20 tahun silam pernah menggetarkan dunia persilatan, dengan menantang seluruh tokoh dunia persilatan dari semua kalangan baik hitam maupun putih untuk bertarung, dan tidak ada seorangpun bisa mengalahkan mereka.
Mereka berdua selama lebih dari 10 tahun membuat keributan di dunia persilatan, mengakibatkan banyak korban berjatuhan baik dari aliran putih maupun hitam.
Setelah itu mereka berdua menghilang dari dunia persilatan sampai hari ini. Yang mana mereka pernah berjanji ke semua aliran dunia persilatan bahwa selama 10 tahun kemudian, bagi yang ingin menuntut balas kepada mereka berdua menyuruh datang ke bukit hantu pada bulan 11 hari ke 11.
Tidak lama setelah kemunculan Dewa Hantu dan Dewi Iblis, berkelebat 5 sosok yang telah berusia lanjut juga, mereka dari kelima partai aliran putih yang terkenal.
Yanci dari Partai Pengemis, Doci dari Partai Bangau, Silam dari Partai Pedang Suci, Icina dari Partai Teratai, Guilam dari Partai Tapak Langit.
Tidak lama muncul lagi 10 sosok, akan tetapi kedatangan mereka membuat semua orang merinding, karena hawa jahat yang mengikuti mereka. Mereka mewakili Partai aliran hitam.
Setelah kedatangan mereka terdengar suara dari Dewa Hantu, sambil tertawa dia berkata kepada Dewi Iblis "akhirnya tidak sia sia kita selama ini membuat keonaran di dunia persilatan."
Disambut dengan suara sinis Dewi Iblis sambil melirik ke arah paman guru dan pemuda yang bernama Ryu "akhirnya telah sekian lama muncul juga, apakah engkau juga datang ingin menuntut balas atas apa yang kami perbuat di masa silam."
Sang paman guru yang dijuluki dengan Kipas Bumipun berkata "cepatlah bertobat!"
"Hai...Dewa Hantu dan Dewi Iblis, apa kalian tidak sadar bahwa hari ini adalah hari terakhir untuk kalian berdua?" kata Kipas Bumi dengan tersenyum sinis.
"Kami tidak akan menyerah kepada kalian semua he...he...he, kalian hanya mengantar nyawa" sambil berkata Dewa Hantu, tanpa berbasa basi mencabut pedang dari punggungnya.
Akan tetapi pedang itu hanya kelihatan gagangnya, semua yang ada disitu berteriak sambil bergidik ketakutan, pedang hantu merupakan pedang yang telah berumur ribuan tahun, konon pedang tersebut merupakan pusaka yang tiada tandingannya, dan barang siapa yang memegang pedang tersebut dapat menjadi pendekar nomer 1 di dunia persilatan.
Dewi Iblispun mengeluarkan seruling dari balik bajunya, semua yang ada di tempat tersebutpun menjadi tambah bergidik, karena seruling tersebut adalah pusaka yang nilainya sama dengan pedang hantu, seruling itu adalah Seruling Iblis. Tanpa berbasa basi lagi 300 orang yang ada di tempat itu mulai bergerak maju, dan menyerang Dewa Hantu dan Dewi Iblis, terdengar deru senjata beradu disertai teriakan kesakitan.
Belum lagi suara seruling Dewi Iblis membuat banyak pendekar kesakitan, karena suaranya yang melengking.
Ryu, dan pamannya Kipas Bumi masih belum beranjak dari tempat mereka berdiri.
"Paman guru, kenapa kita belum maju menyerang?" tanya Ryu.
"Sabar, paman ingin melihat sampai dimana kekuatan kedua iblis itu" ucap Kipas Bumi.
Dengan ilmu yang dimiliki oleh Dewa Hantu dan Dewi Iblis, tidak sulit bagi mereka untuk mengatasi serangan dari segala arah.
Tapi yang menyerang mereka bukan saja pendekar dengan tingkatan 1 sampai 5, malahan yang lebih banyak dari tokoh tokoh terkenal, dan pemimpin partai besar di dunia persilatan, baik itu dari golongan hitam, maupun putih, yang mempunyai tingkatan 6 sampai 7 bahkan ada diantara mereka yang sudah mencapai tingkat 8.
Membuat pertarungan itu lama kelamaan mulai terlihat melambat dimana banyak mayat yang bertumpukan, tak lama kemudian
Kipas Bumi berkata "ayo Ryu kita maju!"
Keduanya pun melesat menyerang Dewa Hantu, dan Dewi Iblis.
Kipas Bumi bergerak maju menyerang, sembari melantunkan syair tentang kesedihan, Dewa Hantu yang melihat datangnya serangan dari Kipas Bumi terkejut, karena dia menemukan lawan yang boleh di bilang selisih ilmunya hampir mendekati Dewa Hantu.
"Jurus Kipas Bumi menebas awan..." teriak Kipas Bumi.
Dewa Hantu yang tengah disibukkan oleh serangan dari berbagai arah, ditambah dengan serangan dari Kipas Bumi nampak mengalami kesulitan.
Sambil menahan serangan Kipas Bumi, diapun bergumam dalam hatinya "kalau seperti ini lama kelamaan aku akan kehabisan tenaga."
Dewa Hantupun berteriak "Lieng lieng formasi mendung...!"
Dewi Iblis yang mendengar namanya disebut langsung melompat mendekati Dewa Hantu sambil memainkan seruling dia pun melancarkan jurus Perengut Sukma, dimana jurus itu di tujukan kepada Kipas Bumi.
Kipas Bumi berusaha menangkis serangan dari Dewi Iblis dengan menggunakan Kipasnya, terdengar suara dentuman akibat benturan tenaga dalam dan kedua pusaka itu beradu buuummm...!!!
Kipas Bumi terpental mundur 5 langkah, sedangkan Dewi Iblis mundur 2 langkah, tiba-tiba keluar darah dari mulut Kipas Bumi,
"tak kusangka tenaga dalam nenek iblis ini sudah sedemikian tinggi" gumam Kipas Bumi.
Dewi Iblispun tertawa, lalu melanjutkan serangan secepat kilat kepada Pendekar Yanci dari Partai Pengemis, akibat serangan tiba-tiba Yancipun terkejut, dan dia berusaha menahan serangan itu dengan jurus Tongkat Pematah Tulang, karena tenaga dalamnya masih ditingkat 5 membuat dirinya terpental jatuh, mengakibatkan mulutnya keluar darah.
Dewi Iblis pun berseru "ha...ha... LamLam hari ini kita akan bersenang senang."
LamLam adalah panggilan Dewi Iblis untuk Dewa Hantu.
"Hi...hi...hi..." saut Dewa Hantu yang tidak mau kalah, kemudian menyerang 10 tokoh dari dunia hitam.
"Hai...kalian semua maju kemari!, biarkan pedang ini menari di tubuh kalian" seru Dewa Hantu.
10 tokoh dari dunia hitampun langsung menyerang Dewa Hantu tanpa di suruh.
"Jurus Menari Di atas Awan Kematian..." seru Dewa Hantu, serangan itu menggunakan 80 persen dari tenaga dalamnya.
Maka terdengarlah suara seperti ribuan tawon, 10 tokoh yang melihat jurus itupun bergidik ketakutan, karena sudah terlanjur dekat jaraknya dengan Dewa Hantu mereka mencoba menggunakan seluruh tenaga dalamnya, dan mengeluarkan semua jurus andalan mereka. Namun Dewa Hantu terlalu tangguh bagi mereka.
Trankkk...
"Achh..." terdengar rintihan dari tiga tokoh dunia hitam. Fei yang dijuluki Setan Bejat tangan kanannya putus, darah meluncur ke luar.
Sedangkan Bau yang dijuluki Racun Emas, punggungnya terbelah meninggalkan luka dalam, dia terjatuh, dan menghembuskan nafas terakhir.
Sedangkan Wazi dijuluki Setan Kecil kakinya putus hingga sebatas paha, Ia pun terjatuh dan hanya bisa mengerang kesakitan. 7 tokoh dunia hitam yang tersisa menjadi pucat, dan gemetar ketakutan. Dewa Hantupun bergerak mengejar 7 tokoh dunia hitam yang tersisa itu.
Dilain pihak Ryu yang melihat serangan mematikan Dewa Hantu tersebut langsung bergerak membantu 7 tokoh dunia hitam.
"Pukulan tanpa bayangan..." teriak Ryu menggunakan 90 persen dari tenaga dalamnya.
Biarpun dia masih berada di tingkat 8, namun karena serangan dari belakang, membuat Dewa Hantu kebinggungan.
Akhirnya mengubah jurusnya, sedangkan tangan yang satunya berusaha menangkis serangan Ryu, sedangkan tangan yang lain masih meneruskan serangan pedangnya ke 7 tokoh dunia hitam.
*****
Di pihak lain Lieng Lieng julukan dari Dewi Iblis mulai bergerak menyerang nenek Sian yang dijuluki Dewi Pedang Sakti dari Utara, disaat keduanya hampir beradu senjata, terlihat 6 sosok melesat dengan sangat cepat.
Dilihat dari gerakannya ilmu mereka setingkat Super Sakti, 6 Sinar berwarna-warni menyertai ke 6 sosok itu.
Dewi Iblis terkejut dan berkata "6 Dewa Pengadilan."
Siapa yang tidak mengenal 6 Dewan Pengadilan, mereka adalah orang-orang sakti yang telah berusia 100 tahun lebih, selama ini mereka tidak diketahui tempatnya, dan sangatlah misterius.
Booommm... terdengar ledakan yang sangat besar.
Akibat benturan senjata, dan tenaga dalam dari ke 6 tokoh tersebut, ditambah Dewi Pedang Sakti Utara dan Dewi Iblis.
Yang mengakibatkan Dewi Iblis terhempas 10 langkah ke belakang, darahpun menetes keluar dari mulut, dan tangannya.
Dengan kejadian itu membuat dirinya teringat kembali akan dulu kala, ketika dia dan Dewa Hantu mengarungi dunia persilatan, terbayang kembali wajah wajah orang yang telah mereka bunuh.
Awalnya Dewi Iblis dan Dewa Hantu adalah saudara seperguruan dimana pada umur 19 tahun karena kegigihan, dan semangat mereka untuk belajar ilmu silat mereka telah mencapai tingkat 9 di masa itu.
Guru mereka adalah sosok yang sangat terkenal raja dunia persilatan namanya Ongsi dijuluki Dewa Jenius.
Karena kemampuannya dan kejeniusannya menemukan jurus jurus sakti dan semasa hidupnya menciptakan Kitab Tanpa Tanding yang merupakan Kitab berisi jurus jurus Super Ajaib. Akibatnya banyak dari tokoh kalangan hitam maupun putih berusaha mendapatkan kitab tersebut.
Sampai suatu ketika mereka menyerang Lembah Salju tempat tinggal Dewa Jenius dan kedua muridnya itu, dengan liciknya mereka memberikan racun yang amat sangat ganas kepada Dewa Jenius.
Lewat arak yang di beli dari kedua muridnya. sebab Ongsi dijuluki Dewa Jenius semasa hidupnya, setiap hari selalu menghabiskan 2 kentong arak seukuran 2 liter.
Akibatnya sungguh fatal, suatu ketika dia menyuruh kedua muridnya untuk membeli arak di kedai tempat biasa mereka membeli, tanpa sepengetahuan berdua muridnya arak tersebut telah di beri racun tanpa rasa oleh seseorang.
Efeknya 2 sampai 3 hari baru terasa, dan pada akhirnya arak tersebut di bawa pulang di minum oleh Dewa Jenius, 2 hari kemudian barulah para pesilat dan pendekar menyerang kediaman Dewa Jenius, karena pengaruh arak racun itu membuat Dewa Jenius terbunuh.
Sebab ia tidak bisa mengerahkan seluruh kemampuannya, sedangkan kedua murid Dewi Jenius mengalami kekalahan dan luka dalam yang cukup serius, untungnya mereka bisa melarikan diri.
Hal tersebutlah yang membuat Dewa Hantu dan Dewi Iblis bersumpah untuk tidak akan saling mencintai, tetapi mereka akan menjadi saudara sedarah, dan bersumpah akan membalaskan kematian guru mereka.
Merekapun mencari tempat bersembunyi yaitu Bukit Hantu, serta mengerahkan segenap kemampuan mereka, untuk belajar dan menciptakan jurus baru yang dahsyat dan meningkatkan tenaga dalam mereka, sedangkan Kitab Tanpa Tanding hilang bersama dengan kematian sang Dewa Jenius.
Dewa Hantu dan Dewi Iblis pernah berusaha mencari kitab tersebut tapi tidak menemukannya. Setelah kemampuan Dewa Hantu dan Dewi Iblis setingkat Dewa mereka pun membalaskan dendam kepada 5 Partai Besar Golongan Putih dan kepada 10 Partai Golongan Hitam.
Tidak sampai disitu, mereka juga membalaskan dendam kepada semua tokoh yang mengakibatkan kematian Dewa Jenius.
Akibatnya ribuan orang terbunuh baik dari Golongan Hitam maupun Putih.
Mereka selalu menuliskan bahwa kalau ingin menuntut balas silahkan datang ke Bukit Hantu, mereka mengira bahwa tingkat kamampuan mereka sudah sangat tinggi waktu itu berbekal Ilmu Jenius yang di ajarkan guru mereka, tak disangka hari ini mereka kedatangan tamu dari 6 Dewan Pengadilan.
Tiba tiba Dewi Iblis tersentak dari lamunannya, akibat suatu suara dengan lembut berkata "ampunilah segala kesalahan dia" biarpun suara itu lembut, akan tetapi menimbulkan gelombang angin yang kuat membuat Dewi Iblis jatuh berlutut.
6 Dewan Pengadilan serta Dewi Pedang Sakti Utara terkejut melihat seorang kakek yang mempunyai rambut putih semua, pakaiannya sederhana, memakai topi petani, janggutnya panjang sampai ke dada, kalau di lihat umurnya mungkin sudah sangat tua, siapapun tidak menyangka sejak kapan kakek itu sudah berada di tengah-tengah mereka.
*****
Sedangkan Dewa Hantu yang berusaha menangkis serangan Ryu sambil meneruskan serangannya ke 7 tokoh dari Dunia Hitam tidak memperhatikan situasi yang di alami Dewi Iblis.
Pukulan Tanpa Bayangan Ryu bertemu dengan jurus Kepalan Memecah Air dari Dewa Hantu membuat tangan Ryu hampir terlepas.
"Ach..." teriak Ryu kesakitan.
Belum sempat Ryu mempertahankan posisinya yang terhuyung, Dewa Hantu melancarkan jurus Pedang Naga Menaiki Awan, serangan itu membuat Pukulan Tanpa Bayangan menusuk masuk ke tubuh Ryu.
Kipas Bumi yang berada tidak jauh dari kejadian itu hanya bisa berteriak "Tidaaak...!"
Ryupun tewas seketika.
Kipas Bumi memeluk tubuh menantunya dengan erat, matanya memerah, wajahnya pucat.
Kipas Bumi berkata dengan mulut bergetar "Ma-af-kan aku Ryu, karena telah mengajak mu datang kesini."
*****
Kipas Bumi sangat menyesal, Ryu adalah murid dari Partai Tangan Sakti, yang mana dia sangat berbakat, dari ilmunya sudah terbukti dari 200 murid satu angkatannya, bahkan murid-murid seniorpun kalah jauh.
Pada usia 22 tahun ia berhasil mencapai tingkat 8 yang membuat dirinya menjadi tetua muda di Partai Tangan Sakti.
*****
"Apa yang harus ku jelaskan kepada Sinla?" gumam Kipas Bumi dalam hati.
*****
Sedangkan Dewa Hantu yang baru berhasil membunuh Ryu, dan melukai 3 diantara 7 tokoh Dunia Hitam tersentak ketika melihat Dewi Iblis terluka dan berlutut.
Tanpa berpikir panjang iapun melompat mendekati Dewi Iblis, sambil memutar pedangnya kesana kemari karena semua pendekar menghalanginya, Dewi Iblispun roboh bersimbah darah.
Melihat hal itu terdengar suara yang lembut, tetapi mempunyai kekuatan yang dahsyat, suara itu adalah suara dari Dewi Iblis "dendam, sakit hati, sungguh kejam engkau membunuh dan mendukakan hati."
Dewa Hantupun tersentak dan kaget ketika tangannya terasa berat mengayunkan pedang nya belum sempat ia memperbaiki posisi jurusnya. Tangannya seperti terkena hawa dingin yang luar biasa kuat, sehingga tangannya menjadi kaku dan hawa dingin itu terasa seperti jarum yang menusuk hingga ke jantungnya.
Dewa Hantu melawan hawa dingin tersebut dengan Jurus Pedang Neraka akan tetapi semakin keras ia berusaha untuk lepas dari tekanan itu, semakin hebat tekanan itu menghimpitnya, tanpa ia sadari pedang miliknya terjatuh lepas dari tangannya.
Sementara ia hanya bisa meringis kesakitan, saat itu juga ia melihat tangan kanannya telah di pegang oleh seorang kakek tua.
"Siapa yang mempunyai kesaktian sedemikian hebat, dan mungkinkah ilmu orang ini sejajar dengan guru Ongsi yang dijuluki Dewa Jenius" gumam Dewa Hantu.
4 tokoh dunia Hitam yang tersisa melihat kesempatan itu langsung melakukan serangan kepada Dewa Hantu, belum sampai senjata mereka mengenai tubuh Dewa Hantu.
Trank...
terdengar benturan disertai lepasnya semua senjata mereka, tangan mereka seperti tersengat listrik. "Agh..." teriak 4 tokoh dunia hitam sehingga membuat senjata mereka patah.
Mata mereka melotot karna yang mematahkan senjata mereka hanyalah caping atau topi petani lusuh, topi itu berputar di atas kepala mereka, dan terus kembali ke pemiliknya. Pemilik topi itu tidak lain adalah kakek misterius itu.
Kakek itu kembali bersyair,
"angin awan mentari, dan rerumputan, biarlah hari ini kembali menjadi sunyi, dan biarlah semuanya kembali seperti semula."
Para tokoh dunia persilatan menjadi terkejut, menerka nerka siapakah orang ini dan dari golongan mana?, sebab tidak ada seorangpun mengenalnya.
Kakek itu kembali bersyair,
"Nama hanyalah sebuah hiasan, seumur hidup biarlah ku hidup tanpa nama."
Dewa Hantu yang mendengar syair itu bergumam "apakah dia si Syair Tanpa Nama?"
seperti yang pernah guru mereka ceritakan bahwa orang inilah yang menjadi guru, dari guru mereka sendiri yaitu Ongsi atau Dewa Jenius, tanpa berpikir panjang dia langsung bersujud, sedangkan Dewi Iblis yang merasakan hal yang sama dengan Dewa Hantupun turut bersujud, "Eyang Guru" ucap Dewi Iblis dan Dewa Hantu bersamaan.
Kakek misterius yang disebut Eyang Guru itu hanya tersenyum, dan mengucapkan syair,
"lupakanlah semua dendam, dan nikmatilah dan syukuri segala yang kita alami."
"Bangunlah, aku bukan siapapun, aku hanyalah angin yang membawa syair."
Semua tokoh pendekar yang berada di Bukit Hantu menjadi gempar, sekaligus takjub bahwa Dewa Hantu menyebut kakek itu Eyang Guru yang berarti dia adalah gurunya Ongsi si Dewa Jenius, berapakah umur kakek ini?, diatas langit masih ada langit, itulah semboyan dunia persilatan.
Si kakek kemudian membungkuk dan berkata "maafkan, saya karena telah mencampuri urusan dunia persilatan, tapi biarlah cukup sampai disini saja, dendam, dan amarah, biarlah ini menjadi terakhir kalinya."
Kemudian ia mulai bersyair lagi,
"datang dan pergi seperti angin .., tanpa meninggalkan bekas."
Dengan kecepatan tinggi kakek itu mengangkat Dewa Hantu dan Dewi Iblis di kedua tangannya, kemudian melesat pergi kepuncak gunung, semua pendekar yang berada di tempat itu menghembuskan nafas tanda kelegaan, membuat mereka semua lupa akan tujuan ke Bukit Hantu untuk membalas dendam.
Setelah kepergian Pendekar Syair Tanpa Nama, beserta Dewa Hantu dan Dewi Iblis, merekapun mulai bergerak meninggalkan Puncak Bukit Hantu, dengan saling memandang, membuat wajah mereka tampak sangat kesal, bercampur sedih serta takjub.
Sedangkan para pendekar yang mempunyai saudara atau teman yang terbunuh, mereka mulai menguburkan jenazahnya, termasuk Kipas Bumi hanya bisa meratapi kesedihannya.
Banyak dari para pendekar baik dari golongan Hitam maupun Putih yang merasa beruntung, karena hari ini bisa bertemu dengan para pendekar ternama dari golongan Hitam, maupun Putih, meskipun banyak kejadian tumpah darah, mereka senang bisa bertemu dan melihat langsung kemunculan Kakek misterius itu yang bernama Pendekar Syair Tanpa Nama.
Banyak dari mereka hanya mendengar dari mulut ke mulut tentang kesaktian Pendekar Syair Tanpa Nama.
Kipas Bumi yang mulai menggali lubang untuk menguburkan jenazah menantunya
Iapun menyeka keringat diwajahnya, yang tampak murung kemudian mulai bergerak meninggalkan Bukit Hantu.
*****
Tak terasa sudah 2 bulan lamanya perjalanan dari dari Bukit Hantu menuju tempat partainya, tiba-tiba terdengar suara perut nya berbunyi kruek...kruek...kruek...
"Sebaiknya aku singgah ke kota terdekat mencari kedai, untuk mengisi perut ku dan mungkin sedikit arak untuk mengobati kesedihan hati ku ini" gumam Kipas Bumi.
Tidak lama ia sampai di kota Malio, kota itu hari ini begitu sibuk orang berlalu lalang, sebab banyak dari mereka adalah kaum pendatang dan para pendekar yang baru turun dari Bukit Hantu mencari perbekalan maupun beristirahat sebentar untuk melanjutkan perjalanan pulang ke tempatnya masing-masing.
Kota Malio adalah kota terdekat dengan Bukit Hantu, Kipas Bumi yang baru tiba di kota Malio, akhirnya ia sampai di sebuah kedai, kedai itu begitu ramai ketika Kipas Bumi masuk kedalam, sambil melihat kekiri dan kanan untuk mencari tempat yang kosong, akhirnya ia memilih meja yang agak jauh di belakang, memesan makanan serta minuman arak.
Sambil makan iapun mendengar perbincangan dari beberapa orang yang tak jauh dari tempat ia duduk.
Dari pakaian yang mereka kenakan tidak asing bagi Kipas Bumi, pasti mereka berasal dari Partai Bintang Lima, sebab ada tanda di baju lengan mereka gambar bintang.
Semakin banyak bintang di lengan bajunya, semakin tinggi kedudukan orang itu, merekapun berbincang.
"apakah engkau sudah mendengar kakak guru?" kata seorang yang berkepala botak kepada yang lain.
"Dengar berita apa dik?"
"Partai Tangan Sakti sedang mengalami kekacauan" sahut yang berkepala botak.
Kipas Bumi mendengar berita itu terkejut, ia baru saja mengalami kesedihan kematian Ryu menantunya, sekarang mendengar bahwa partai tempat tinggalnya mengalami kekacauan, untung sebelum masuk kota Malio ia telah bertukar pakaian dan memakai topi caping, sehingga tak satupun pengunjung yang bisa mengenali dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!