NovelToon NovelToon

Istri Kecil Sang Pewaris

Gadis Kecil

Gabrielle berjalan masuk ke dalam restoran di ikuti oleh beberapa anak buahnya. Wajahnya yang tampan dan dingin langsung menarik perhatian dari semua orang yang berada di dalam sana. Mereka berdecak kagum sambil terus mengelu-elukan namanya.

Wajar saja. Seorang Gabrielle Shaquille Ma, putra pertama dari pasangan Greg Ma dan Liona Serra, siapa yang tidak mengenalnya di negara ini? Belum lagi dengan reputasi kedua orangtuanya yang tiada tanding, sudah pasti hal itu membuatnya menjadi orang yang akan selalu di puja-puja dimanapun dia berada. Bahkan tidak sedikit orang yang berniat memanjat kesuksesan dengan menjilat telapak kakinya.

Byyuuuurrrrrrrr

"Matamu buta ya! Kau bisa bekerja tidak sih!",.

Langkah Gabrielle terhenti. Dia lalu menoleh kearah salah satu meja dimana ada seorang wanita yang sedang memarahi pelayan.

"Maaf Nona. Saya,saya tidak sengaja mengotori pakaian Nona!" cicit si pelayan lirih.

"Maaf-maaf. Kau pikir maafmu itu bisa membersihkan gaun ini apa! Kau seharusnya menjadi gembel saja kalau tidak becus bekerja di restoran mewah seperti ini. Dasar manusia rendahan!".

Plaaaakkkkkkkkk

Sudut alis Gabrielle terangkat keatas saat wanita itu menampar pipi si pelayan. Dia lalu menarik kursi kemudian duduk sambil menikmati drama yang sedang terjadi antara pelayan dan tamu wanita itu. Gabrielle penasaran, akankah pelayan kecil itu menangis atau malah melawan balik untuk melindungi diri? Dan Gabrielle menebak kalau pelayan kecil itu pasti akan menangis setelah ini.

"Kenapa Nona memukulku?",.

Elea kaget saat pipinya tiba-tiba di tampar. Dia tidak tahu kenapa wanita ini tega melakukannya hanya karena sebuah kesalahan kecil yang tidak sengaja dia perbuat. Elea tidak sengaja melakukannya karena kakinya terpeleset tisu basah yang tergeletak di lantai. Dia yang saat itu tengah membawa makanan pesanan tamu lain akhirnya terjatuh di samping meja wanita ini dan percikan makanan itu mengenai ujung gaunnya.

"Masih berani kau tanya kenapa? Lihat, gaunku kotor gara-gara kecerobohanmu!" bentak Levi sambil menunjuk kearah ujung bajunya yang sedikit kotor.

Elea menarik nafas dalam-dalam.

"Nona, saya benar-benar tidak sengaja melakukannya. Kaki saya terpeleset karena menginjak tisu tadi!" ucap Elea berusaha untuk menjelaskan.

"Kau pikir aku akan percaya begitu saja pada kata-kata seorang pelayan rendahan sepertimu hahh! Cepat panggil managermu kemari. Aku akan membuat perhitungan denganmu sekarang!" sahut Levi sambil mengibaskan rambut panjangnya.

Gabrielle tersenyum tipis, tebakannya ternyata salah. Pelayan kecil itu rupanya tidak menangis. Dia berani menyuarakan kebenarannya meskipun terlihat jelas kalau dia sedang ketakutan.

"Gadis kecil yang menarik" gumam Gabrielle.

Ares berjalan mendekat saat mendengar Tuan Muda-nya bergumam. Dia sejak tadi juga memperhatikan pertengkaran yang sedang terjadi di restoran ini.

"Apa saya perlu melerai mereka, Tuan Muda?" tanya Ares.

Gabrielle menarik nafas pelan. Dia lalu memilin bibir bawahnya sambil terus menatap kearah gadis kecil itu.

"Cari tau apa yang membuat mereka bertengkar!" jawab Gabrielle.

"Baik Tuan Muda",.

Ares segera berjalan mendekat. Dia berdiri diantara orang-orang yang sedang berkumpul untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi disini.

"Nona, bisakah kita menyelesaikan masalah ini dengan cara baik-baik tanpa harus melibatkan manager kami?" tanya Elea dengan suara bergetar.

Levi berdecih.

"Kenapa? Kau takut aku akan mengadukan perbuatanmu itu pada manager kalian, iya?" ejek Levi.

Elea menunduk. Jari-jarinya saling meremas kuat. Dia tau apa yang akan terjadi jika managernya sampai tau tentang kejadian ini.

"Iya Nona. Saya bisa kehilangan pekerjaan ini kalau manager kami sampai mengetahuinya. Bagaimana kalau saya mengganti rugi pakaian Nona saja? Saya,saya akan membelikan gaun yang baru!" ucap Elea berusaha untuk membujuk.

"Memang itu yang ingin aku lakukan. Kau tidak pantas bekerja di tempat sebagus ini karena kau lebih cocok menjadi seorang peminta-minta di lampu merah. Dan apa kau bilang tadi, menggantinya? Hahahhaha, hei kau pelayan bodoh, gajimu setahun saja belum tentu mampu untuk membayar biaya pengiriman gaun ini. Gaun ini hanya ada satu di dunia dan hanya ada di luar negeri. Sekarang katakan padaku bagaimana caramu untuk menggantinya!?" ejek Levi sambil mendorong kening Elea menggunakan jari telunjuknya.

Bibir Ares tersenyum sinis. Dia tentu saja tau siapa wanita yang sedang menyombongkan diri di hadapan semua orang. Karena sudah mengetahui penyebab masalah ini, Ares segera kembali menemui Tuan Muda-nya untuk melapor.

"Tuan Muda",.

"Apa yang terjadi?" tanya Gabrielle penasaran.

"Hanya seorang artis pendatang baru yang sedang menunjukkan taringnya di hadapan semua orang Tuan Muda. Dan yang menjadi korbannya adalah pelayan restoran ini. Sepertinya pelayan itu tidak sengaja mengotori gaun yang dia klaim hanya ada satu di dunia. Padahal jelas sekali kalau gaun yang dia pakai adalah produk dari perusahaan milik kita Tuan Muda!" jawab Ares panjang lebar.

"Artis pendatang baru?",.

"Iya Tuan Muda. Dan gaun yang dia pakai adalah produk yang akan lounching bulan depan!",.

Bibir Gabrielle menyeringai. Dia beranjak dari tempat duduknya kemudian berjalan kearah meja yang kini sudah membentuk kerumunan.

"Tuan Muda, apa yang ingin anda lakukan?" tanya Ares kaget melihat Tuan Muda-nya yang tiba-tiba mendekat kearah kerumunan itu.

Tuan Muda-nya adalah tipe orang yang sangat tidak suka dengan keramaian. Dan sebagai orang yang telah mengikutinya sejak kecil tentu saja Ares merasa heran sekaligus khawatir melihat tindakan Tuan Muda-nya sekarang.

"Tenanglah. Aku hanya ingin melihat siapa artis yang berani membuat kekacauan di restoran milikku!",.

Ares hanya bisa mengangguk mendengar perkataan Tuan Muda-nya. Dia lalu berjalan mengikutinya dari belakang.

"Kenapa kau diam? Bukankah kau tadi bilang ingin mengganti gaun ini?" tanya Levi sambil tersenyum mengejek kearah Elea yang berdiri mematung.

"Saya, saya" ucap Elea gugup.

"Buang-buang waktuku saja. Cepat panggil kemari manager restoran ini. Aku perlu memberimu pelajaran supaya kau tau dimana seharusnya kau berada!" sergah Levi sambil tersenyum penuh kemenangan.

Elea sangat sadar kalau dia tidak akan mampu untuk membeli gaun tersebut. Dia sekarang hanya bisa pasrah kalau memang harus kehilangan pekerjaan jika wanita ini tetap memaksa untuk mengadukan perbuatannya pada manager. Biarlah, orang miskin sepertinya tidak akan mampu melawan kekuatan orang-orang yang memiliki uang dan kekuasaan.

Gabrielle menggeretakkan gigi menahan emosi saat dia mendengar apa yang sedang di pikirkan oleh gadis kecil ini. Tiba-tiba ada semacam perasaan tidak rela melihatnya di tindas oleh wanita yang begitu congkak menyombongkan diri di hadapannya.

"Ares?" panggil Gabrielle pelan.

Ares segera mendekat. Dia tau kalau Tuan Muda-nya sedang emosi.

"Ya Tuan Muda",.

"Putuskan semua kontrak kerjasama dengan wanita brengsek itu. Aku tidak mau perusahaanku terlibat dengan orang tidak tahu diri sepertinya!" geram Gabrielle sambil mengeratkan kedua rahangnya.

"Baik Tuan Muda!",.

"Dan juga bawa gadis kecil itu ke ruanganku sekarang. Lengannya melepuh!" ucap Gabrielle kemudian pergi dari sana.

Ares segera melakukan tugasnya. Dia menerobos orang-orang yang sedang berkumpul di depannya kemudian berdiri di sebelah pelayan kecil yang sedang terdiam lesu.

"Nona, kau di minta untuk datang ke ruangan bos pemilik restoran ini. Silahkan ikut saya!" ucap Ares mempersilahkan.

Elea berusaha untuk tidak menangis begitu dia mendengar perkataan pria di sampingnya. Tamat sudah nasibnya di restoran ini.

"Tuan, apakah bos ingin memecat saya?" tanya Elea lirih.

"Silahkan Nona mencari tau sendiri jawabannya disana nanti!" ucap Ares.

"Baiklah" sahut Elea pasrah.

Sebelum pergi, Ares menatap jijik kearah Levi yang terlihat begitu bahagia setelah berhasil membuat seorang pelayan di pecat dari pekerjaannya. Sayangnya wanita congkak ini tidak tau siapa orang yang akan di temui oleh orang yang baru saja dia permainkan. Dia lalu berniat untuk memberikan sedikit pelajaran kepada wanita congkak ini dengan mempermalukannya di hadapan semua orang.

"Nona Levi, bukankah gaun yang kau kenakan adalah salah satu produk milik Group Ma yang baru akan lounching di pasaran bulan depan? Kenapa kau mengaku-ngaku kalau gaun itu berasal dari luar negeri dan hanya ada satu di dunia. Tuan Muda Gabrielle pasti sangat murka jika mengetahui hal ini!".

Ares menyeringai puas melihat wajah wanita congkak ini memerah menahan malu. Dia berlalu pergi dari sana sambil mengajak pelayan kecil ini yang sedang berdiri kaget setelah mendengar kata-katanya barusan.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

🌻VOTE YANG BANYAK GENGSS.... LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA

🌻IG: nini_rifani

🌻FB: Nini Lup'ss

🌻WA: 0857-5844-6308

Namanya Elea

Gabrielle menatap datar kearah gadis kecil yang sedang berdiri di hadapannya sambil menundukkan kepala. Dia sebenarnya sangat ingin tertawa mendengar doa lucu yang sedang di ramalkan oleh gadis kecil ini di dalam hatinya.

"Siapa namamu?" tanya Gabrielle memecah kesunyian.

Elea gugup. Mulutnya seperti tidak bisa bicara saat bosnya bertanya.

"Nona, Tuan Muda sedang bertanya padamu!" ucap Ares.

Elea menoleh kecil kearah pria yang membawanya masuk ke ruangan ini. Dia mengerjapkan mata berusaha untuk membuka mulutnya.

"A,aku tidak bisa bicara!",.

Sudut bibir Ares berkedut. Kenapa pelayan kecil ini lucu sekali. Kalau dia tidak bisa bicara lalu apa yang baru saja keluar dari mulutnya?.

"Siapa namamu?" tanya Gabrielle mengulang pertanyannya.

Lucu. Ini kesan pertama yang Gabrielle dapatkan dari gadis kecil ini.

"Emmmm, itu bos. Namaku Elea" jawab Elea gugup tanpa berani menatap wajah bosnya.

'Jadi namanya Elea? Cantik, sama seperti parasnya!',.

"Kenapa kau terus menundukkan kepalamu? Apa kau tidak takut tulang lehermu patah?" tanya Gabrielle usil.

Ares membuang muka kearah samping mendengar perkataan konyol Tuan Muda-nya. Sepertinya besok pagi matahari akan terbit dari arah timur.

"Haaaaa?" beo Elea kaget.

Cepat-cepat Elea menegakkan kepalanya. Dia lalu memegang leher belakangnya untuk memastikan kalau tulangnya tidak patah.

"Tulang leherku baik-baik saja bos!" ucap Elea polos.

Gabrielle menutup mulutnya. Kepolosan gadis kecil ini terasa begitu menggelitik di telinganya. Dia hanya bercanda, dan ternyata candaannya itu di tanggapi serius oleh gadis kecil ini. Lucu, benar-benar sangat lucu. Gabrielle seperti mendapat penghiburan dari sikap polos Elea.

"Memangnya siapa yang bilang kalau tulang lehermu patah!".

Elea terdiam bingung.

"Bos yang bilang tadi" jawab Elea.

Gabrielle tergelak. Kenapa gadis kecil ini jujur sekali?.

"Ares, apa kau mendengar aku berkata seperti itu?" tanya Gabrielle mengelak.

Ares menggeleng. Entah kenapa namanya ikut terseret dalam permainan Tuan Muda-nya yang sedikit aneh ini.

"Tidak Tuan Muda",.

Elea menatap kearah pria bernama Ares kemudian berganti menatap kearah bosnya yang di panggil Tuan Muda. Tiba-tiba saja dadanya berdebar kencang menyadari siapa orang yang sedang duduk di hadapannya.

"Emmm bos, apa aku boleh bertanya?" tanya Elea ragu.

"Kau harus mengeluarkan uang yang cukup banyak jika ingin bertanya padaku!".

Gabrielle mendadak jadi tertarik untuk mempermainkan kepolosan Elea. Dia sudah tidak sabar menunggu kata-kata lucu yang akan terlontar keluar dari bibir mungilnya.

"Tapi aku tidak punya uang bos. Ada sih, tapi itu sudah ku hitung pas untuk membeli makanan sampai akhir bulan ini!" sahut Elea jujur.

Ruangan ini tiba-tiba menjadi hening. Gabrielle tidak menyangka kalau jawaban miris seperti ini yang akan dia dengar dari mulut Elea. Mata Gabrielle kemudian menelisik kearah tubuh Elea yang ternyata sangat tipis seperti papan. Bahkan pergelangan tangannya tidak lebih besar dari ukuran tiga jari tangannya. Dan dia baru menyadari itu sekarang setelah Elea menjawab pertanyaan.

"Kenapa kau menghitung uang untuk membeli makananmu Elea?" tanya Gabrielle penasaran.

Elea malu. Dia menunduk sambil meremas ujung bajunya.

"Itu salah satu cara untuk aku bertahan hidup bos. Aku harus pandai-pandai mengatur keuangan agar semua kebutuhanku tercukupi!" jawab Elea lirih.

Gabrielle berjalan mendekat kearah Elea. Dia lalu menariknya untuk duduk di sofa.

"Ares, tolong ambilkan obat!" perintah Gabrielle sambil menyingkap baju yang menutupi lengan Elea yang melepuh.

Elea terkejut dengan tindakan bosnya. Dia lalu berusaha untuk menutup kembali lengan bajunya yang tersingkap.

"Jangan bergerak. Aku akan memotong tanganmu kalau kau tidak mau diam!" ancam Gabrielle sambil menatap tajam kearah Elea.

Tubuh Elea menegang saat dia di ancam seperti itu oleh bosnya. Dia lalu menganggukkan kepala.

"Kau tinggal dengan siapa?" tanya Gabrielle sambil mengelap luka di lengan Elea.

Elea menggigit bibirnya menahan perih. Dia sampai lupa untuk menjawab pertanyaan bosnya.

"Elea, kau dengar aku tidak?".

Gabrielle terpana saat Elea mengerjapkan matanya kaget. Indah. Mata Elea sangat indah. Bola matanya berwarna coklat terang dengan setitik warna hitam pekat di tengahnya.

"Maaf bos. Bos bertanya apa tadi?" tanya Elea.

"Aku bertanya kau tinggal dengan siapa di sini" jawab Gabrielle sambil berdehem.

'Bolehkah aku mengaku padamu Tuhan kalau aku sudah jatuh cinta pada gadis kecil ini?',.

"Aku tinggal sendiri bos",.

"Dimana orangtuamu?" tanya Gabrielle sambil menerima kotak obat yang di berikan oleh Ares.

Kepala Elea tertunduk.

"Tidak tau. Aku besar di panti asuhan dan di usir dari sana setelah aku lulus dari sekolah menengah pertama".

Gerakan tangan Gabrielle terhenti. Dia menatap iba kearah Elea.

"Kenapa mereka mengusirmu?",.

"Mereka bilang aku adalah anak pembawa sial. Padahal aku tidak seperti itu bos. Aku selalu menuruti semua hal yang di perintahkan oleh ibu panti. Aku juga tidak pernah melawan saat teman-teman yang lain membully-ku!" jawab Elea menceritakan masa lalunya.

Gabrielle tersenyum. Dia lalu mengusap puncak kepala Elea dengan bangga.

"Kau memang bukan pembawa sial Elea. Merekalah yang sialan. Kau sudah mengambil keputusan yang tepat untuk pergi dari sana saat mereka mengusirmu!" puji Gabrielle.

Elea tersenyum. Ini pertama kalinya ada orang yang mau bersikap hangat kepadanya.

"Terima kasih sudah mau membelaku bos. Aku senang sekali",.

Ares yang melihat Tuan Muda-nya bisa tersenyum sebebas ini merasa senang. Matanya tidak buta. Dia tentu saja bisa melihat kalau Tuan Muda-nya memiliki ketertarikan sendiri pada Elea, pelayan bertubuh kecil yang tidak sengaja menarik perhatian Tuan Muda-nya.

"Sesenang ini?" ejek Gabrielle gemas.

"Iya. Bos adalah orang pertama yang tidak menghinaku setelah tau perjalanan hidupku. Jika orang lain yang mendengarnya, mereka pasti akan langsung mencemooh lalu pergi meninggalkan aku dengan alasan tidak mau tertimpa kesialan!" ucap Elea sambil tersenyum manis.

'Hati gadis ini terbuat dari apa Ya Tuhan? Kenapa dia bisa menceritakan kepahitan di hidupnya dengan senyum semanis itu? Dia sudah kebal atau memang seperti ini sikapnya? Ahhhhh, aku jadi ingin membawanya pulang ke rumah!',.

Dengan telaten Gabrielle mengoleskan salep pada luka di lengan kecil Elea. Dia segera meniup luka itu saat Elea melenguh kesakitan. Dengan hati-hati Gabrielle membungkus luka itu dengan perban kemudian menutupnya dengan seragam yang di pakai oleh Elea.

"Jangan bekerja lagi setelah ini. Lukamu bisa memburuk!" ucap Gabrielle sambil menyenderkan tubuh kekarnya ke sofa.

Mata Elea berkaca-kaca.

"Hei, kenapa kau menangis?" tanya Gabrielle kaget.

Elea terkejut setengah mati saat wajahnya di tangkup oleh tangan besar bosnya. Dia menelan ludah antara gugup dan juga malu.

"B,bos, tolong lepaskan tanganmu!" ucap Elea tak enak.

Tatapan mata Gabrielle mendingin. Dia tersinggung dengan kata-kata Elea barusan.

"Jangan harap!",.

Ares menggaruk keningnya. Sikap pemaksa Tuan Muda-nya mencuat. Ini baru pertemuan pertama, bisa di pastikan Elea akan semakin terkejut dengan kelakuan Tuan Muda-nya di pertemuan-pertemuan mereka selanjutnya.

Elea mengalah.

"Katakan padaku kenapa kau menangis? Apa kata-kataku ada yang menyakitimu?" tanya Gabrielle.

Elea menggeleng.

"Tidak bos. Aku menangis karena kehilangan pekerjaan di restoran ini",.

Gabrielle tersenyum aneh. Kenapa kata-kata Elea yang sederhana bisa mengombang-ambingkan perasaannya sampai seperti ini. Entahlah, yang jelas dia tidak akan melepaskan gadis kecil ini dari genggaman tangannya.

"Aku menyuruhmu untuk jangan bekerja dulu Elea. Bukan memecatmu!" ucap Gabrielle gemas.

Elea segera menyeka airmatanya. Matanya langsung berbinar.

"Berarti aku masih bisa bekerja disini bos?",.

"Iya",.

"Waahhhhh, terima kasih banyak bos. Kau adalah orang terbaik yang ada di dunia ini!",.

Gabrielle tersipu. Ares yang melihat hal itu berusaha untuk tidak tertawa. Dia tidak menyangka akan ada orang yang berani membuat Tuan Muda-nya merasa malu.

Kruuyuuukkkk,krruuyyuuukkkk

Elea memperlihatkan cengiran di bibirnya saat perutnya berbunyi. Wajahnya memerah menahan malu.

"Ares, bawa makanan kemari!" ucap Gabrielle tanggap.

"Baik Tuan Muda",.

Gabrielle melihat kearah jam di tangannya. Keningnya mengernyit.

"Apa kau belum makan sejak pagi?".

Elea menggeleng.

"Waktu makanku belum tiba bos",.

"Apa maksudnya?" tanya Gabrielle bingung.

"Aku hanya makan sekali dalam sehari bos. Dan itu ku lakukan setelah pulang dari bekerja. Hehe, tapi sepertinya hari ini cacing di perutku sedang tidak bisa bekerja sama!" jawab Elea sambil menggaruk keningnya malu.

Nafas Gabrielle seperti terhenti begitu dia tau cara hidup seperti apa yang di lakoni oleh Elea. Dia segera berlari keluar menuju kearah dapur untuk mengambil makanan sebanyak-banyaknya. Dia bersumpah dalam hatinya tidak akan pernah membiarkan Elea menjalani kehidupan semenyedihkan ini lagi. Dia akan merubah kepahitannya menjadi sebuah kebahagiaan yang tidak akan pernah bisa di lupakan oleh Elea.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

Baper aku........

🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSSS..

LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA

🌻IG: nini_rifani

🌻FB: Nini Lup'ss

🌻WA: 0857-5844-6308

Kepahitan Hidup

Elea berjalan pulang sambil tersenyum senang. Hari ini dia merasa sangat bahagia. Kenapa? Karena dia tidak jadi di pecat dari pekerjaannya. Juga karena perhatian yang di berikan oleh bosnya.

"Astaga, aku sampai lupa menanyakan siapa namanya. Bodoh sekali aku!" gumam Elea sambil menepuk keningnya beberapa kali.

Elea terus merutuki kebodohannya yang lupa untuk menanyakan siapa nama orang yang dengan begitu perhatian mau peduli dengannya. Dia terlalu sibuk menikmati semua makanan yang belum pernah dia makan di ruangan bosnya tadi.

"Aissshhhh... Kenapa aku bisa tidak tahu malu begini sih? Ahh, bagaimana ini?",.

Ciiiiitttttttttt

Saat Elea sedang sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba saja sebuah mobil putih menghadang jalannya. Elea yang tidak tau kalau ada mobil yang akan berhenti di depannya jatuh ke tanah setelah menabrak bagian depan mobil tersebut. Dia meringis sambil meniup lututnya yang berdarah karena tergores aspal.

"Uuhhh, perih",.

"Bangun kau pelayan rendahan!",.

Levi berteriak kencang begitu dia keluar dari dalam mobilnya. Dengan kasar dia menarik paksa gadis yang sedang terduduk di tanah sambil memegangi kakinya yang terluka.

"Ahhhkkkk Nona sakit. Tolong lepaskan rambutku!" rintih Elea sambil memegangi rambutnya.

"Brengsek. Apa yang sudah kau katakan pada Tuan Muda hahhh!" amuk Levi.

Bukannya melepaskan tarikan tangannya, Levi malah semakin kencang menariknya. Dia marah, benar-benar sangat marah. Setelah pelayan ini di ajak untuk pergi menemui pemilik restoran tempatnya bekerja, tiba-tiba saja Group Ma memutuskan semua kontrak kerjasama dengan agensinya. Mereka bahkan mem-blacklist namanya dari dunia permodelan. Awalnya Levi tidak tau kenapa hal ini bisa terjadi. Dia baru tau setelah managernya mengatakan kalau dia telah menyinggung salah satu bawahan Gabrielle yang bekerja di restoran. Dan pelayan ini adalah orang yang di maksud oleh managernya. Tanpa banyak pikir lagi Levi segera datang ke restoran itu lalu tidak sengaja melihatnya sedang berjalan seorang diri disini.

"Apa maksudmu Nona? Tuan Muda siapa?" tanya Elea bingung.

"Jangan pura-pura bodoh kau pelayan sialan. Gara-gara kau karirku sekarang hancur. Puas kau sekarang hahh!" bentak Levi.

Plaakkkkkkkkk

Elea kembali jatuh terduduk di tanah saat pipinya tiba-tiba di tampar. Dua kali. Dua kali wanita ini menamparnya tanpa alasan yang jelas. Tak ingin terus-menerus di tindas, Elea segera bangkit berdiri. Dia tidak terima jika harus di tuduh melakukan sesuatu yang tidak dia ketahui apa penyebabnya.

"Nona, aku bisa melaporkanmu ke kantor polisi dengan tuduhan kekerasan. Kau sudah dua kali memukulku tanpa sebab!" ucap Elea.

Levi menyeringai. Dia berdiri angkuh sambil berkacak pinggang.

"Melaporkan aku pada polisi? Hahahhaa, lakukan saja kalau kau berani. Aku adalah seorang model terkenal, apa kau pikir polisi akan memercayai perkataanmu yang hanya seorang pelayan rendahan hahhh! Laporanmu tidak akan berpengaruh padaku!" sahut Levi dengan penuh percaya diri.

Elea terdiam. Lagi-lagi dia harus mengaku kalah di hadapan orang yang memiliki kekuasaan.

Teringat kembali dengan nasib karirnya yang sudah berada di ujung tanduk, emosi Levi kembali tersulut. Dia lalu mencapit dagu runcing pelayan ini.

"Apa yang sudah kau katakan pada Tuan Muda hahh! Cepat beritahu aku sekarang!" tanya Levi sambil memelototkan matanya.

"Nona, aku benar-benar tidak tahu siapa Tuan Muda yang kau maksud. Sekalipun kau mencabut nyawaku sekarang, aku tetap tidak bisa menjawab pertanyaanmu!" jawab Elea pasrah.

Biarlah. Terserah apa yang ingin di lakukan wanita ini padanya. Melawanpun tidak akan ada gunanya bagi Elea. Dia sudah terbiasa menerima kepahitan hidup seperti ini semenjak dia di usir keluar dari panti asuhan. Di pukuli,di rendahkan,tidak di anggap, semua itu sudah menjadi makanan sehari-harinya. Pernah dia mencoba untuk melawan, tapi hasilnya malah jauh lebih mengerikan. Dia trauma, tapi berusaha untuk tetap kuat.

Levi mengernyitkan keningnya heran. Dia menatap wajah tirus pelayan ini untuk mencari tahu kebenaran dari ucapannya barusan.

"Kau tidak bohong?" tanya Levi memastikan.

"Harus dengan cara apa aku membuktikan agar kau bisa percaya padaku Nona? Aku benar-benar tidak tahu siapa Tuan Muda itu" jawab Elea lelah.

Levi terdiam. Dia lalu melepaskan pelayan ini kemudian berdiri menyender pada mobilnya.

"Jadi kau benar-benar tidak mengenal siapa Tuan Muda Gabrielle?".

Elea menggeleng.

"Siapa orang yang kau temui saat pria di restoran itu mengajakmu pergi?" tanya Levi menyelidik.

"Bosku" jawab Elea lirih.

Bibirnya tersenyum samar. Hatinya langsung bahagia mengingat perhatian yang di berikan oleh bosnya siang tadi. Dia lalu mengelus pelan luka di lengannya yang terbungkus perban.

"Apa kau tau siapa dia?",.

Elea menggelengkan kepala.

"Aku lupa menanyakan siapa namanya Nona. Sungguh!" sahut Elea sambil mengangkat dua jarinya keatas.

Levi tercengang. Pelayan ini bodoh atau bagaimana. Masa iya dia tidak tau nama dari bosnya sendiri. Dan bodohnya lagi pelayan ini juga tidak tau seberapa besar kuasa yang di miliki oleh bos yang tidak dia kenali itu.

"Dasar bodoh. Apa kau tidak pernah melihat televisi di rumahmu?" ejek Levi geram.

"Aku tidak mempunyai televisi di rumah Nona. Gajiku hanya cukup untuk makan dan membayar uang sewa kontrakan!" sahut Elea jujur.

Levi tersentak kaget.

'Astaga, kenapa hidup pelayan ini menyedihkan sekali? Pantas saja dia tidak mengenal siapa Gabrielle, rupanya dia semiskin ini. Haisshhhh, kenapa aku jadi tidak tega melihatnya!',.

"Ekhhmmm, apa saja yang kau katakan pada bosmu tadi? Kau pasti mengadu yang tidak-tidak padanya kan?" tuduh Levi sambil menoleh kearah lain.

Levi akui kalau dirinya adalah orang yang sangat angkuh. Tapi dia masih memiliki hati nurani melihat ketidakberdayaan pelayan ini. Hatinya masih tergerak untuk sedikit melunak padanya.

"Tidak Nona, sungguh. Bos hanya menanyakan siapa namaku lalu membantuku mengobati luka siraman air panas yang Nona lakukan siang tadi. Hanya itu saja!" jujur Elea.

"Apa lukanya parah?" tanya Levi merasa tak tega.

Dia ingat kalau siang tadi dia memang menyiramkan teh panas ke lengan pelayan ini.

"Tidak. Hanya sedikit melepuh saja",.

Levi tertegun. Pelayan ini menyebutkan penderitaannya sambil tersenyum. Ini matanya yang sakit atau pelayan ini yang terlalu baik.

"Emmm, maaf".

Elea tercengang. Dia sangat syok mendengar permintaan maaf yang keluar dari mulut wanita ini.

"Kau,kau jangan besar kepala dulu. Aku meminta maaf karena aku tidak tau kalau perbuatanku akan menyakitimu sampai seperti ini. Aku tidak ingin di tuduh sebagai gadis jahat!" elak Levi gugup.

Elea tersenyum.

"Aku tidak menganggapmu seperti itu Nona. Lagipula siang tadi akulah yang bersalah. Aku yang sudah mengotori pakaian milikmu!",.

"Siapa namamu?" tanya Levi mengalihkan pembicaraan.

"Elea",.

"Hanya itu?",.

Elea mengangguk jujur.

"Pendek sekali!" ejek Levi sambil mencebikkan bibir.

Levi melupakan kemarahannya setelah melihat kejujuran di diri pelayan ini. Entahlah, emosinya tiba-tiba menghilang begitu saja.

"Berapa usiamu?" tanya Levi.

"Sembilan belas tahun Nona" jawab Elea.

"Kau mau kemana sekarang?",.

"Sebenarnya mau pulang. Tapi Nona menahanku disini!".

Levi berdecak kesal. Beraninya gadis ini menyalahkannya. Dia lalu melirik kearah lutut Elea yang masih mengeluarkan darah.

"Ayo ikut denganku!" ajak Levi sembari membuka pintu mobil.

"Apa kau ingin menculikku?" tanya Elea panik.

"Yakkkkk, aku ini seorang model, bukan penjahat. Sialan kau!" hardik Levi jengkel.

"Lalu kau mau mengajakku kemana Nona? Bukankah tadi kau sedang marah-marah padaku?" tanya Elea polos.

'Ya Tuhan, rasanya aku sangat ingin memukul kepala gadis ini sekarang juga!',.

Levi menghela nafas panjang. Dia lalu menarik tangan Elea kemudian mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"Nona....

"Diam disana. Aku akan membawamu pergi ke apotik untuk membeli obat. Lihat, kau bisa mati kehabisan darah kalau lukanya di biarkan terbuka seperti itu!" sentak Levi tak tahan.

Mata Elea mengerjap. Dia merinding memikirkan dirinya yang bisa mati jika kehabisan darah.

"Dasar bodoh. Apa dia benar-benar mempercayai perkataanku barusan?" gumam Levi sambil tersenyum simpul.

Levi segera melajukan mobilnya untuk mencari apotik. Dia tidak berhenti tertawa dalam hati melihat kebungkaman Elea yang terpengaruh dengan kata-katanya tadi. Kepolosan Elea telah membuat Levi seperti memiliki seorang adik. Sekarang dia tidak peduli lagi dengan karirnya, terserah kalau memang harus hancur. Yang ada di pikirannya sekarang adalah perasaan nyaman berada di dekat Elea. Gadis ini tidak memandangnya dari status yang dia miliki. Polos dan tidak tahu apa-apa. Levi suka itu.

🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄

🌻VOTE SEBANYAK-BANYAKNYA GENGSS...

LIKE,COMMENT DAN RATE BINTANG LIMA

🌻IG: nini_rifani

🌻FB: Nini Lup'ss

🌻WA: 0857-5844-6308

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!