"HAHAHAHAHAHA"
Tawa itu menggema di tempat itu. tempat yang hanya di huni oleh seorang roh bernama Di Hua Long, kaisar perempuan demon satu - satunya dalam sejarah. dia dan adiknya dibunuh oleh kedua kakak yang dia sayangi. dia bukan tertawa miris, melainkan tertawa menyeramkan yang membuat siapa pun yang mendengarnya merinding.
Termasuk roh yang berada di depannya. Roh itu yang bernama Fu Sha Sha, dia meminta bantuan sang kaisar demon dengan sisa keberaniannya. dia meninggal karena di siksa habis - habisan oleh keempat kakak tirinya.
"hey gadis kecil, kau bercanda? "
"saya tidak bercanda yang mulia"
"apa yang aku dapatkan jika menerima bantuanmu? "
Roh gadis itu, Fu Sha Sha segera memikirkannya dan kemudian menjawab yang membuat Di Hua Long tersenyum mengerikan.
"yang mulia dapat memegang kendali tubuh saya sepenuhnya dan membalaskan dendam yang mulia"
"baik, aku terima bantuanmu"
Fu Sha Sha tersenyum dan dengan senang melepaskan rantai tersebut. kemudian roh itu mengeluarkan cahaya yang membuat Di Hua Long menutup matanya.
Sakit, itu yang dirasakan Di Hua Long. tak lama kemudian muncul sebuah gambar tentang keempat kakak tirinya dan informasi tentang pemilik tubuh.
Perlahan, dia membuka matanya dan melihat sekeliling dengan mata tajam dan dingin.
"dasar manusia biadab! Berani - beraninya mereka menempatkanku disini!"
Dia kemudian merenggangkan tubuh yang sekarang dia tempati dan berjalan ke arah cermin.
"wajah ini cantik, tapi masih cantikkan wajahku dulu"
Dia mendengus kesal melihat kamarnya berantakan dan berdebu. sebagai kaisar, dia tidak pernah membereskan kamarnya sendiri. dia bisa melakukan semuanya kecuali membereskan. membereskan merupakan tugas pelayan di kerajaannya, jadi wajar jika Di Hua Long tidak pernah membereskan.
"ck, menyebalkan"
Dia duduk di ranjang dan berdecak kesal.
"apa - apaan ini?! Ranjang ini sangat keras, tidak seperti kamarku dulu"
Di Hua Long terpaksa duduk di ranjang keras itu dan mulai memulihkan tenaganya. setelah selesai, dia mencobanya dan tersenyum puas. sihirnya masih berguna!
Di kerajaan, hanya dia dan Ama, panggilan untuk sang ibu darinya yang mendapatkan kekuatan sihir.
Tapi Ama sudah meninggal saat mencoba menyelamatkan adik tersayangnya. begitu juga dengan Baba, panggilan untuk sang ayah darinya saat mencoba menghentikan kedua kakaknya gila harta dan kekuasaan.
"Ama, Baba, adik, aku berjanji akan membalas semuanya serta mengambil kembali hak milikku"
Aura kemarahan keluar saat dia mengingat kejadian itu. kejadian yang membuat Ama, Baba, serta adiknya dibunuh dengan tragis oleh kedua kakaknya yang gila harta dan haus kekuasaan. langit berubah menjadi gelap dan petir saling bersautan. seolah ikut merasakan kemarahan sang kaisar demon.
...•...•...•...•...•...•...•...•...•...
"ada apa ini? Mengapa ada petir di siang hari?"
Di Fu Lin menatap sang kakak, Di Yhu Tang.
"satu - satunya orang yang seperti itu adalah..."
"tidak mungkin, kita berdua sudah membunuhnya"
Di Fu Lin hanya menganggukkan kepalanya. benar, dia dan Yhu Tang gege sudah membunuhnya! Dia melihat dengan matanya sendiri jika Di Hua Long serta yang lain sudah meninggal. tapi firasat buruk menghampirinya dan membuatnya gelisah sementara.
"Tang gege, firasatku buruk"
"tidak apa - apa Lin meimei. mungkin hanya firasatmu saja"
Di Fu Lin sedikit tenang ketika Di Yhu Tang memeluknya sambil mengelus punggungnya. tapi, tidak dapat dipungkiri jika firasat buruk itu masih menghampirinya. seolah - olah akan ada sesuatu yang buruk, entah di masa depan atau sekarang.
**Bersambung
Halo, aku kembali dengan novel baru. masih tentang timetravel sama fantasi, karena aku nggak jago buat novel yang berbau roman. waktu baca novel pertama yang ada romannya aja aku geli sendiri.
Untuk kalian semua yang minta novel tentang si kembar, nanti aja ya. soalnya aku belum nemu alur ceritanya gimana. baru nemu alur cerita novel ini.
Semoga kalian semua suka dengan novel ini
Enjoy**.....
"aku bosan"
Di Hua Long mengetuk meja yang kemarin dia sihir hingga menyerupai meja miliknya dulu. dia kemudian mengambil pakaian serba hitam dan berjalan keluar kediaman Fu Sha Sha.
Dia berjalan - jalan dengan santai, sesekali menengok kanan dan kiri. sampai dia menemukan sebuah kalung yang mirip dengan punya Ama. dia terbelalak dan segera menghampiri penjual itu.
"berapa harga kalung ini tuan? "
"hanya 3 koin perak"
Dia memberikan koin perak yang kemarin dia temukan di kamar Fu Sha Sha kepada penjual itu.
"terima kasih telah membeli nona"
"sama - sama tuan"
Dia memasangkan kalung itu ke lehernya dan melanjutkan perjalanannya hingga menuju sebuah hutan. Di Hua Long yang dasarnya tidak mengetahui apa - apa tentang hutan itu langsung bertanya kepada seseorang.
"apa nama hutan itu? "
"kau tidak tau? Itu adalah hutan iblis. tidak ada yang berani menginjakkan kaki mereka di sana. jika memasuki hutan itu, tidak ada yang bisa keluar. mereka semua meninggal di dalam"
"darimana kau tau? "
"aku hanya mendengar berita itu"
"ah, baiklah. terima kasih"
"sama - sama nona"
Dia mengernyitkan dahinya. hutan ini sangat familiar baginya, tapi dia tidak mengingat dimana dia melihatnya. Di Hua Long kemudian melangkahkah kakinya ke arah hutan itu dan memasuki hutan iblis tanpa ada yang melihatnya.
Dia berjalan dengan kepala menengok kanan dan kiri karena merasa hutan ini sangat familiar baginya. tiba - tiba, kalung milik Ama bersinar yang membuat Di Hua Long mengangkat satu alisnya.
"mengapa kalung Ama bersinar? "
Dia semakin memasuki hutan hingga menemukan sebuah air terjun. kalung milik Ama tiba - tiba terlepas dari lehernya dan terbang menembus air terjun. Di Hua Long sontak terkejut dan segera mengikuti arah kalung itu.
"bagaimana caranya agar aku bisa ke dalam air terjun? "
Di Hua Long memikirkan itu hingga matanya tidak sengaja melihat sebuah batang pohon yang lumayan panjang dan besar. dia memindahkan batang pohon itu dengan sihir dan menjadikannya jembatan.
"hoho, otakku memang tidak pernah mengecewakan "
Dia menyeberangi sungai yang ada di bawahnya dan membuat pelindung agar dirinya tidak basah karena terkena air.
"sampai"
"dimana kalung Ama?"
Dia menelusuri gua yang ada di dalam air terjun dan matanya berbinar senang karena menemukan kalung milik Ama.
"dapat! "
Tapi dia segera membeku. dia tidak mempercayai penglihatannya sendiri. dia mengedipkan matanya beberapa kali dan semakin terkejut.
"i--ini, pedang milik Ama! Pantas saja kalung ini bersinar! "
Dengan tangan yang bergemetar, dia mengambil pedang itu. matanya berkaca - kaca melihat pedang kesayangan Ama berada di depannya. setelah dia mengambil pedang itu, sebuah surat melayang ke arahnya.
*Hua Long anakku, aku mewariskan pedang ini padamu. kau taukan pedang ini merupakan pedang kesayangan Ama? Jadi jaga dia baik - baik. maafkan Ama dan Baba yang tidak bisa menghentikan kedua kakakmu itu. Ama dan Baba sebenarnya mengetahui rencana mereka, tapi kami tidak bisa berbuat apa - apa karena tau kami akan kalah. Ama menulis surat ini untukmu, jaga baik - baik pedang dan kalung itu. sampai jumpa kesayangannya Ama.
Dari Ama tersayang, untuk Hua Long*
Seketika air mata Di Hua Long turun dengan deras. surat ini jelas - jelas merupakan tulisan Ama, dia yakin. karena tidak ada yang bisa meniru tulisan Ama-nya. dia jatuh terduduk dan menangis sambil memeluk surat itu.
"jika Ama dan Baba tau, kenapa tidak memberitahukanku?"
"aku bisa saja membantu Ama dan Baba saat itu"
"Ama, Baba, adik, aku merindukan kalian"
Hujan turun membasahi seluruh benua yang membuat semua orang keheranan. langit itu seolah - olah mengikuti Di Hua Long yang sedang bersedih.
Di Hua Long meremas surat itu dan menghapus air matanya dengan kasar.
"aku, Di Hua Long, sang kaisar demon, berjanji akan membalas kematian kedua orang tuaku serta adikku. air mata dibalas air mata, darah dibalas darah. aku tidak akan memaafkan kalian berdua, walau kalian berdua adalah kakak kandungku!"
...~...~...~...~...~...~...~...~...
"Ama, kakak menangis. aku juga ikut sedih"
"tidak apa - apa Jun Rong, kakakmu pasti akan baik - baik saja setelahnya"
Roh Di Hua Ling alias sang Ama memeluk roh Di Jun Rong alias sang adik, walau dalam hati juga ikut merasa sedih melihat anaknya, Di Hua Long harus berusaha sendiri.
"harusnya Jun Rong, Ama, dan Baba tidak membiarkan kakak sendiri"
"itu takdir sayang. takdir yang membawa kita seperti ini"
"Jun Rong benci takdir! "
"Jun Rong, kita tidak boleh membenci takdir"
"tapi Baba, gara - gara takdir kakak harus sendirian di sana! "
Roh Di Ghu Tang alias sang Baba berpandangan dengan istrinya, Di Hua Ling. dengan kompak menghela napas dan mereka menengkan Roh Di Jun Rong yang masih menangis. dalam hati juga ikut bersedih dan tidak tega melihat anak yang dia banggakan, Di Hua Long berjuang sendiri.
Seharusnya waktu itu dia memberitahukan Di Hua Long untuk menggagalkan rencana Di Fu Lin dan Di Yhu Tang. tapi dia malah membiarkan mereka berdua yang gila harta dan haus kekuasaan itu bertindak. sangat bodoh memang, tapi ada alasan dia tidak memberitahukan Di Hua Long.
Dia tidak ingin menambah beban Di Hua Long setelah dia naik tahta. dia sengaja memilih Hua Long karena dia memang anak berbakat, tidak seperti kedua kakaknya yang hanya malas - malasan dan boros. entah dari siapa sifat itu menurun. tapi dia malah membuat semuanya menderita.
"jangan salahkan diri sendiri, Ghu Tang"
"tapi ini memang salahku, Hua Ling"
"kau tidak bersalah. hanya saja kedua kakak beradik itu yang salah. seharusnya kita tidak mengadopsi mereka"
"kau benar. jika tau seperti ini aku tidak akan mengadopsi mereka"
"sudahlah, itu masa lalu. sekarang, biarkan Hua Long yang menyelesaikan semuanya"
"dia terlalu banyak menanggung beban"
"tapi itu memang tugasnya sebagai kaisar klan demon"
Di Ghu Tang menghela napasnya. dalam hati membenarkan perkataan istrinya. dia melihat ke arah Di Hua Long dan kembali menghela napas. ingin sekali dia memeluk Hua Long, tapi apa daya dia sudah berbeda alam dengannya.
Mengapa Ama, Baba, dan adik Hua Long bisa tau jika itu dirinya?
Karena kalung milik Ama. Ama paham betul dengan kalung itu, jika kalung itu berada di dekat pedang, kalung itu akan bersinar. Ama dan Baba berharap Di Hua Long dapat menyelesaikan tugasnya agar kembali menjadi kaisar bagi para klan demon.
Bersambung
[Sementara ini, nama Di Hua Long kita ganti dengan nama Fu Sha Sha]
Brak
"hey, buatkan kami maka–apa - apaan ini?! "
Pelayan itu membuka mulutnya lebar - lebar dan dia menggosok matanya. dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. mengapa kamar ini berubah menjadi lebih bagus? Bahkan masih lebih bagusan kamar ini daripada kamar keempat nona mereka.
"apa yang kau lihat? "
Suara dingin memasuki telinganya. dia menengok ke arah suara dan hampir berteriak.
"Fu Sha Sha?! "
"dasar pelayan rendahan! Berani - beraninya hanya memanggil namaku! "
Fu Sha Sha mengambil sebuah cambukan dan mencambuk pelayan itu. harga dirinya sebagai kaisar iblis jatuh begitu saja. selama bertahun-tahun tidak ada yang memanggil namanya tanpa embel - embel yang mulia atau kaisar kecuali keluarganya. baru pertama kali harga dirinya jatuh karena seorang pelayan rendahan ini.
"a-ampuni saya no-nona kel-kelima, hiks"
Para pelayan yang mendengar teriakan meminta ampun langsung berlari menuju ke arah suara. mereka semua membelalakkan matanya melihat Fu Sha Sha mencambuk salah satu rekan mereka.
"Berhenti! "
Suara itu membuat para pelayan menundukkan kepala mereka dan tersenyum diam - diam.
"no-na per-tama tolong hamba, hiks"
Nona pertama keluarga Fu, Fu Jia Lin menatap pelayan itu sekilas dan menatap Fu Sha Sha dengan tatapan tajam.
"Fu Sha Sha, beraninya kau menyiksa pelayanku! "
"ah, dia pelayanmu? Kalau begitu ajarkan dia sopan santun kepada orang yang berkasta lebih tinggi dari pada dia"
"kau! Dasar tidak berguna! Berani sekali memerintahkanku!"
Fu Jia Lin mendekat ke arah Fu Sha Sha dan mengangkat tangannya, ingin menampar wajahnya. tapi Fu Sha Sha dapat menangkap tangannya sebelum tangan itu menampar nya. para pelayan dan Fu Jia Lin membelalakkan mata mereka.
"berani - beraninya kau ingin menamparku dengan tangan kotormu!"
"kau–lepaskan tanganku!"
Fu Jia Lin berusaha melepaskan tangannya, tapi Fu Sha Sha malah mempererat genggamannya dan menatap tajam Fu Jia Lin.
"ada apa ini? Mengapa ramai sekali? "
Para pelayan menunduk saat sosok itu datang.
"ayah, tolong aku! "
"Fu Sha Sha, lepaskan tangan kakakmu! "
Fu Sha Sha memutar bola matanya malas dan melepaskan genggaman tangannya. Fu Jia Lin langsung mengusap tangannya yang sudah berwarna merah karena Fu Sha Sha terlalu erat menggenggam tangannya. Fu Xiao Tang alias ayah mereka menggertakkan giginya marah saat melihat tangan putri kesayangannya memerah.
"lihat, tangan kakakmu sampai memerah karena ulahmu! Dasar anak durhaka! "
"salahkan putri kesayanganmu yang ingin menamparku"
"apa itu benar Lian'er? "
Fu Jia Lin langsung memulai aktingnya di hadapan sang ayah. dengan mengeluarkan air mata palsu, dia berbicara pada Fu Xiao Tang.
"hiks, tidak ayah, itu tidak benar. Tadi aku ingin menghentikan Sha Sha meimei yang sedang menyiksa pelayanku. Tapi Sha Sha meimei mengira aku ingin menampar nya, jadi dia memegang tanganku dengan erat, hiks"
Dalam hati, Fu Sha Sha bertepuk tangan melihat akting Fu Jia Lin. tapi wajahnya tetap datar dan menatap lurus ke arah Fu Jia Lin.
"Fu Sha Sha, mengapa kau menyiksa pelayan Lian'er?! "
"tuan Fu Xiao Tang, pelayan itu memanggilku dengan namaku, jadi aku hanya memberi pelajaran untuknya"
"sudahlah, jangan banyak omong. Kalian semua membuang - buang waktuku. Sana pergi dan jangan injakkan kaki lagi disini"
Fu Sha Sha meninggalkan Fu Xiao Tang yang masih bingung dengan sikapnya, terutama Fu Sha Sha memanggilnya tanpa embel - embel ayah.
"ayah, kau baik - baik saja?"
"ah, tidak apa - apa. Ayo pergi"
Fu Jia Lin memandang kediaman Fu Sha Sha dengan tangan terkepal marah.
"awas saja kau Fu Sha Sha. Lihat balasan ku nanti"
•••
"ARGH"
"Lian jiejie, ada apa? "
"si bajingan kecil itu berubah"
"apa maksudmu Lian jiejie? "
"Guan meimei, Jian meimei, Fua meimei, si bajingan kecil itu sudah berubah. Bahkan sekarang dia berani menyiksa pelayanku dan melawan ku"
"apa?! Bagaimana bisa?! "
"aku juga tidak tau. Bukankah harusnya dia sudah mati karena disiksa habis - habisan? "
"kau benar Fua meimei! Aku melupakan itu astaga"
"bagaimana jika nanti kita menyiksanya lagi? "
Nona Kedua keluarga Fu, Fu Li Guan menggelengkan kepalanya.
"jangan, untuk saat ini jangan menyiksanya terlebih dahulu"
Nona Ketiga dan Keempat keluarga Fu, Fua Hau Jian dan Fu Di Fua menatap Fu Li Guan dengan tatapan tidak setuju. tapi tidak lama kemudian mereka berdua tersenyum mendengar perkataan Fu Jia Lin.
"kita hanya perlu memasukkan racun ke makanannya"
"kau benar, Lian jiejie"
Mereka berempat kemudian tertawa bahagia memikirkan Fu Sha Sha mati keracunan. tapi sayangnya, mereka tidak tau Fu Sha Sha yang asli telah meninggal dan digantikan oleh sang kaisar klan demon satu - satunya yang paling ditakuti seluruh benua.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!