Pagi itu jam menunjukan pukul 6:10, alarm terus saja berbunyi di kamar cewek cantik yang sepertinya hari ini Dia akan kesiangan lagi untuk berangkat Sekolah.
" Zelaaaa... Azelaaaaaa.... Bangunn sayang, sudah siang " Teriak Mamah Hana sambil terus mengetuk pintu.
Dengan tak sabar, Mama Hana membuka pintu dan masuk ke dalam kamar anak bungsungnya.
" Sayang... Bangun udah jm 7 ini.. " Ucap Mamah Hana sambil membuka tirai dan terus menggoyang goyangkan badan anaknya.
" Mamaaaahhhh.. Kenapa Nggak bangunin Zela dari tadi sih..?? " Ucap Zela sambil bergegas masuk ke kamar mandi melewati Mamahnya.
Ya dia adalah Azela, siswi cantik yang masih duduk di bangku kelas 2 SMA.
" Mamah tunggu di meja makan ya nak cepetan mandinya.. " Teriak Mamah Hana sambil turun menuju meja makan.
Di meja makan sudah duduk Pak Adam atau Papah Zela. Dan juga Zifa Kaka dari Zela, meraka menunggu sambil mengobrol, tak lama zela pun datang dengan seragam sekolahnya lengkap.
" Pagi semua.." Sapa Zela sambil meletakan tas dan duduk di kursi makannya.
" Pagi juga Nak... " Jawab Pak Adam dan juga Mamah Hana barengan.
" Zel loe lama bgt sih.. Di tungguin dari tadi juga..." Sambung zifa ketus.
Zifa memang terkadang ada sedikit rasa iri dengan Zela, tentu saja karena Zela memiliki paras yang lebih cantik darinya, juga lebih mendapat perhatian dari Mamahnya, tapi itu hanya perasaan Zifa saja, karna sesungguhnya Mamah Hana tidak membedakan antara kedua kakak beradik itu, sedang Pak Adam, beliau termasuk orang yang cuek, tidak begitu memperhatiakan bagaimana hubungan antara Zela juga Zifa.
Pak Adam tidak pernah tau kalau di antara anaknya kadang mempunyai masalah, karena mereka berdua selalu bersikap biasa saja ketika di depan orang tuanya, meskipun mereka sedang dalam masalah atau bisa di katakan tidak pernah akur.
" Sorry... Kak tadi gue nggak denger alarm bunyi... " Jawab Zela tersenyum kikuk.
" Iya.. Harus di bohongin dulu baru mau bangun tuh anak nakal.." Jelas Mamah Hana sambil tersenyum.
Setelah selesai sarapan, kedua kakak beradik itu pamit untuk berangkat kuliah dan juga sekolah, mereka pamit dengan kedua orang tua dan langsung berangkat dengan mobil masing-masing, padahal jarak kampus dan sekolah mereka berhadapan.
Hanya ada jarak jalan untuk memasuki kampus dan juga sekolah. Tapi ya begitulah diantara mereka tidak ada yang mau berangkat bersama dengan 1 mobil. Ntah lah tapi kedua orang tua mereka juga tidak begitu mempermasalahkan.
Begitu juga dengan apak Adam yang sudah selesai dengan sarapannya langsung pamit kepada istrinya untuk berangkat ke kantor. Meskipun beliau pemilik perusahaan tapi beliau tetap bekerja keras untuk kedua putri-putrinya.
DI Kediaman kaluarga Zafano
" Yahh anak kita nanti jdi pulang kan?? " Tanya Bunda Wina kepda suaminya.
" Jadi dong bun.. Kayaknya udah di jalan dia " Jawab Ayah Riko sambil melihat jam.
" Hlo kok udah di jalan aja?? dia ngabari Ayah dari sana jam brpa?? " Tanya Bunda Wina dengan terkejut.
" Udah tadi Bun.. Dia mau kasih surprise buat Bunda katanya.. Tadinya Ayah juga di suruh rahasiain dulu.. Tapi sepertinya Bunda sudah tidak sabar bertemu dengan anak kesayangannya hehe.." Jelas Pak Riko sambil terkekeh.
" Kebiasaan ya kalian selalu ngerjain Bunda... awas aja nanti.." Jawab Bunda Wina lalu menuju ke dapur untuk membantu asisten rumah tangganya menyiapkan makanan untuk anak tercintanya pulang. Membuat Pak Riko menanggapinya dengan kekehan.
Di bandara. Tampak seorang pria tampan, tinggi, denagn kulitnya yang putih memakai kaca mata hitam, pakaiannya rapih tapi masih santai menambah kesan dan kekaguman para kaum hawa yang melihatnya, dia adalah M Brayen Zafano anak dari Riko Zafano dan Wina Larasati, dia mengambil ponselnya untuk menelfon seseorang.
" Hallo dim lo dimana..?? gue udah nyampe nih..." Kata Brayen dengan tidak sabarnya.
" Wuih... Sante man.. Gue udah di jalan bentar lagi juga nyampe..." Jawab Dimas sambil menyetir.
Dimas adalah sahabat Brayen, dia juga sering membantu di kantor Pak Riko yang tak lain adalah Ayah Brayen sendiri. Meskipun masih kuliah, tapi Dimas termasuk anak yang bisa di andalkan di kantor Zafano.
Tak lama mobil yang dikendarai Dimas sampai di bandara. Sambil clingukan mencari keberadaan Brayen, Dimas mengambil ponselnya untuk menghubungi Brayen.
" Woyyy... Dim gue disini " Teriak Brayen sambil memukul bahu Dimas.
" Etdahhh... Udah nongol aja lu.. Kayak setann... Baru juga mau Gue telp.. " Jawab Dimas memeluk Brayen.
" Gue kangen loe Ray... " Sambung Dimas dengan senyum tampannya.
" Enak aja gue di samain sama setan.. Dasaar tuyul Lo... Dan inget gue nggak kangen sama Lo.." Jelas Brayen tak trima tapi juga membalas candaan Dimas.
Membuat Dimas tersenyum miring.
" Gue tuyul kaya banget dong... Gue rasa nggak perlu capek-capek bantuin bokap Lo di kantor hehe.. " Jawab Dimas sambil terkekeh.
" Serah loe.. Udah ah cabut.. Capek gue pengen istrhat.." Jawab Dimas menuju mobil.
" Oke boss.." Jawab Dimas menuju kemudi mobil.
Jangan lupa like, Comment dan Vote ya Kak.. Ini udah sedikit aku revisi... 😊😊
Zela berlari menuju ke kelas dengan buru buru, sesampainya dikelas, dengan nafas yang masih ngos ngosan, dia segera duduk sambil menyenderkan kepalanya dikursi, kedua sahabatnya Seli dan juga Vani mendekatinya.
" Zel loe kenapa ngos ngosan gtu?? " Tanya Seli kepada Zela.
" Tau.. nih anak masih pagi udah olahraga aja,, ini bukan jam olahraga kali zel.." Sambung Vani.
" Akhh brisik kalian.. Gue atur nafas dulu,, hufhhh...huuufhh..huuuufhhh... Gue mau tidur jangan ganggu..." Jawab zela, yang sontak membuat keduanya melotot.
" Ehh... Gila ya ni anak.. Kalau mau molor pulang sono.." Ketus Vani melihat tingkah Zela.
" Iyaaa baweellll.. Nanti juga gue pulang kalau udah waktunya..." Jelas Zela yang sukses membuat Seli dan Vani menggelengkan kepalanya.
Pletakkkk.. Sentilan jari tangan Vani dikening Zela.
" Auwww... Sakitt Vann.. Rese' loe.." Ucap Zela sambil mengelus keningnya.
" Makanya sekolah jangan tidur..." Jawab Vani sambil menjulurkan lidahnya, membuat Zela mendengus kesal.
Sebenernya hal biasa kalau di antara mereka selalu meributkan hal sepele dengan kekonyolan mereka.
" Udahh udahhh tuh Pak Wahid uda dateng, kalian mw dihukum??? " bBsik seli kepada mereka berdua.
Membuat mereka menggelengkan kepalanya bersamaan.
" Selamat pagi anak anak.." Sapa Pak Wahid kepada murid muridnya.
" Pagi Pak..." Jawab mereka kompak.
" Kumpulkan tugas kalian kemarin, yanh tidak mengerjakan silakan tinggalkan jam pelajaran saya sekarang.." Ucap Pak Wahid tegas.
" Shitt..." Umpat Zela kesal, karena memang dia belum sempat mengerjakan tugas yang Gurunya berikan kemarin.
" Heh.. Kalian udah ngerjain belum..?? " Tanya Vani menoleh belakang, kebangku Zela dan Seli.
Mereka menggeleng bersamaan, sontak saja membuat Vani terkejut dan menepok jidatnyaaa, dengan kesalnya Vani kembali menghadap kedepan, baru berapa detik kursi Vani udah digoyang goyang dari belakang.
" Kenapa..??? " Tanya Vani menoleh.
" Loe udah..?? " Tanya Zela, yang dijawab Vani dengan gelengan kepala juga senyum menyebalkannya.
" Astaga... Kirain mau nyontekin kita, taunya sama aja.." Jawab Zela kesal.
" Kaliannn kaluarrr..." Tegas Pak Wahid, membuat mereka juga seisi kelas menoleh ke arah Guru galak itu.
" Kita Pak..??? " Tanya Seli memastikan.
" Iyaa kalian,..!! dari tadi Bapak perhatiin kalian ngobrol sendiri, keluarr...!! " Tegas Pak Wahid sekali lagi.
Membuat mau tidak mau mereka akhirnya keluar, ada benarnya juga mereka tidak ngerjain tugas, jai tidak usah repot repot ikut pelajaran yang tidak mereka sukai.
Bukan pelajarannya sebenarnya tapi Gurunya.
Ya begitulah mereka kadang aneh.
Zela, Seli dan Vani memutuskan untuk kekantin, sambil menunggu bel istirahat dan jam pelajaran Pak Wahid selesai, karna nggak enak juga kalau diliat siswi dan siswa lain, apalagi sampai mahasiswa kampus sebrang yang lihat duhhh..malunya bisa sampai keubun ubun.
Setelah sampai dikantin, mereka memesan makanan favorit mereka yaa... ketiga cewek cantik ini sangatlah menyukai bakso dengan banyak sambal tak lupa es jeruk juga. 😁
" Btw kalian tau nggak kampus noh depan katanya mau ada mahasiswa baru lho...dan katanya itu anak dari pemilik sekolah SMA kita sama tuh kampus, gila nggak..?? Pasti tarjir melintir tuh cowok.." Jelas Vani kepada kedua sahabatnya.
Pletak.... Jitakan jari Seli mendarat dengan sempurna didahi Vani.
" Apaan si Sel main jitak aja.." Sewot Vani tak terima.
" Ya lagian loe.. Pake tajir melintir segala tajir ma tajir aja kali nggak usah pake diplintir plintir segala ha..ha..ha..." Jawab Seli dengan ketawa.
" Yeee gue kan nyampein kabar bum..bas.. tiss tiss tiss.. Loe malah ngejitak kepala gue.. Kebiasaan deh..." Jawab Vani tak trima.
" Loe napa Zel tumben diem mulu dari tadi??" Tanya Seli sambil melirik ke arah Zela.
" Sariawan ya loe..?? " Sambung Vani.
" Apaan sih..?? Gue pengen cepet kelarin makan ni bakso biar pas istirahat bisa lanjut tidur lagi..." Jawab Zela, membuat Vani dan Seli menggelengkan kepalanya.
" Nie anak emang dasaarr yaaa kebooo...."" Sambung Vani.
" Terserah lah.. Gue ngantuk banget sumpah.." Jawab Zela jujur.
Mereka bertiga makan dengan lahapnya sambil bercerita dan tertawa, sesekali penghuni kantin para pejuang rupiah yang ikut menjajakan makanan mereka ikut nimbrung dan juga ketawa,
Yaa itulah Zela, Seli dan Vani,, Tiga gadis cantik yg ramah, mudah bergaul dan banyak digilai cowok cowok, terutama Zela, dia memang yang paling menarik diantara ketiganya.
Selesai makan, mereka bertiga balik menuju kelas, karna bel istirahat sudah berbunyi dan anak anak lain juga sudah banyak yang menuju kantin.
Dikediaman Zafano, Mobil mewah warna hitam menuju kepekarangan rumah yang begitu tampak besar dan mewah,mereka sudah sampai dikediaman Brayen.
Setelah memarkirkan mobil mewahnya, Dimas segera membangunkan sahabat sekaligus bos mudanya, memang dalam perjalanan tadi mereka belum sempat banyak bicara karna Brayen yang kecapean memilih untuk tidur.
" Bangun brotherr.. Udah sampai.." Seru Dimas.
" Hmmm.." Gumam Brayen masih enggan untuk terbangun.
" Loe suka banget ya Ray tidur dimobil gue,,, Jangan bilang loe disana tidur di emperan..." Sambung Dimas becanda.
" Sialann..loe.." Ketus Brayen,membuat Dimas hanya menggeleng dan tersenyum.
Brayen merentangkan kedua tangannya, sambil melihat kesekeliling tampak pelataran rumah mewah yang beberap tahun ini dia tinggalkan, dia baru kuliah diNew York dan akan meneruskan kuliah dikampus orang tuanya.
Dia sendiri belum tau apa alasan orang tuanya menyuruh untuk pindah, karna mereka tidak mau menjelaskan, mereka hanya bilang tidak ingin berlama lama jauh dari anak semata wayangnya, itulah yang orang tuanya katakan.
Setelah turun dari mobil, mereka menuju kepintu yang disana sudah disambut oleh kedua orang tua Brayen, dengan cepat Bunda Wina langsung memeluk anak kesayangannya itu.
" Sayang.... Bundaaa kangeennn... Aduhhh kamu pasti capek ya nak " Ucap Bunda wWna sambil mengusap punggung anaknya yang jauh lebih tinggi darinya.
" Miss u too Bunda..." Jawab Brayen membalas pelukan Bundanya.
" Ehhmmmm... Jadi Bunda cuma kangen sama Ray aja nih..?? Sama Dimas nggak?? " Tanya Dimas yang berada disebelah mereka.
Bunda Wina melepaskan pelukan anaknya, dia beralih memeluk Dimas yang sedari tadi berdiri disebelah mereka.
" Nggak dong sayang.. Sama Dimas juga, Dimas juga kan anak Bunda.." Jawab Bunda Wina sambil memeluk Dimas.
Membuat Dimas tersenyum senang, meskipun tadi dia hanya bergurau, nyatanya dia juga dapat kasih sayang seperti Brayen.
Dimas memang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, bahkan jika dilihat seperti saudara Brayen, karena Bunda Wina dan Pak Riko yang sangat baik padanya.
Dimas dulu tinggal bersama neneknya, setelah neneknya meninggal, dia tinggal bersama keluarga Zafano, karna Dimas anak yatim piatu dan tidak memilik saudara, tapi sekarang dia sering tinggal diapartemen miliknya hadiah dari kedua orang tua Brayen tentunya.
Baik bukan..?? Ya begitulah Pak Riko yang terkenal tegas juga dermawan.
" Ehemmm..." Deheman Ayah Riko, membuat ketiganya tertawa kecil karena melupakan sosok yang sedari tadi hanya mengamati mereka.
" Udah kalian pelukannya.. Sepet nih mata liat drama kalian yang seperti pemain korea.." Sambung Pak Riko sambil terkekeh.
" Aahh..." Ucap Brayen sambil memeluk Ayahnya, juga dijawab Pak Riko dengan pelukan hangat anak tampannya.
Tak lama Dimas juga melakukan hal yang sama, memeluk Pak Riko, mereka menuju ruang tamu melepas kangen sambil terus mengobrol dan tertawa karna celotehan Pak Riko dan Dimas kalau sudah ngumpul tidak akan ada habisnya guyonan guyonan mereka.
Maaf ya kak Jika masih banyak typo..
Pagi harinya seperti biasa sebelum berangkat sekolah Zela mengahampiri Orang Tua dan Kakaknya yg sudah menunggu dimeja makan, dengan seragam lengkap sambil menenteng tasnya dia duduk disebela Mamahnya dan berhadapan dengan Kakaknya.
" Sayang... Kamu itu bentar lagi sudah mau 17th lho, Jangan dibiasakan bangun kesiangan rubahlah kebiasaan itu.." Ucap Mmah Hana sambil mengambil nasi untuk suaminya.
" Biarin aja Mah... Susah tuh anak,, pantes aja dia nggak pernah punya pacar.. Nggak laku.." Jawab Zifa mencela adiknya, siapa lagi kalau bukan Zela.
" Enak aja lo bilang ,, Gue bukannya nggak laku ya.. Tapi Gue pemilih.. Liat aja nanti cowok gue lebih segalanya dari loe.." Jawab Zela tak terima.
" Udahh.... Ayoo makan dulu.. Nanti telat kalian,,," Sambung Pak Adam menyuruh kedua putrinya.
Mereka menikamati sarapan bersama, Setelah selesai, kedua Kakak beradik itu pergi seperti biasa tak lupa pamit kepada orang tua mereka, Kini tinggalah kedua Orang Tua paruh baya itu yg masih duduk dimeja makannya.
" Mah.... Kemarin Papah bertemu dengan Riko, Dia menceritakan tentang anaknya yang sudah pulang dari New York.." Jelas Pak Adam kepada istrinya.
" Jadi anaknya awina sudah pulang Pah..?? " Tanya Mamah Hana antusias.
" Iya Mah... Kemarin ariko juga sempat mengatakan tentang perjodohan anak kita dulu.." Jawab Pak Adam.
" Kalo Mamah sih terserah Papah aja, gimana baiknya... Nanti kita biacarakan ini baik baik dengan Zifa.." Jelas Mamah Hana.
" Itu dia masalahnya Mah... Riko ingin yang menentukan anaknya sendiri,,, Karena dia tau kita punya dua orang putri..," Jelas Pak Adam kepada istrinya.
" Tapi kan Zifa anak tertua Pah..., Dan kita tidak mungkin menikahkan Zela... Dia masih sekolah usianya juga baru mau 17th,, Papah tau itu kan??" Sambung Mamah Hana mulai cemas.
" Sudah tidak apa apa, Siapa yg dipilih untuk keluarga Riiko dia yang terbaik,, Papah berangkat dulu.." Ucap Pak Adam meyakinkan istrinya sambil berlalu berangkat kekantornya.
Mamah Hanapun tidak bisa berbuat apa apa, dia hanya menanggapi dengan senyuman, walaupun dihati kecilnya, ada rasa khawatir jika yang dipilih calon besannya itu anak bungsunya, Karna cemas Zela yang masih begitu manja dan susah diatur, Bebeda dengan Zifa yang memang sudah dewasa, dengan umur yang lebih matang dari pada adiknya Azela.
" Pagi Buundaaaa... Yah..." Sapa Brayen duduk dimeja makan.
" Pagi sayang... Sarapan dulu.." Jawab Bunda Wina.
" Pagi Ray.." Jawab Pak Riko.
" Ehh.... Loe nggak nyapa Gue bro..?? " Tanya Dimas kepada Brayen.
" Gue nggak liat loe tadi.." Jawab Brayen tersenyum meledek.
" Sialan Loe.. Terus Loe anggap apa Gue selama ini..?? " Tanya Dimas tak trima.
" Apaan si Loe nggak lucu.." Jawab malas Brayen.
" Udahh.. Sarapan dulu kalian nanti telat, ini awal kamu masuk kampus kita kan Ray..?? " Tanya Pak Riko yang dijawab Brayen dengan menganggukab kepalanya.
" Tenang... Brayen telat juga nggak ada yg berani menghukum Yah.. Iya nggak Ray..?? " Tanya Dimas.
Brayen hanya mengangkat bahunya sambil menyuapkan makanan kedalam mulutnya, membuat Dimas sedikit kesal.
Dimas memang tadi malam tidur dirumah Zafano, karna permintaan dari Bunda Wina juga Pak Riko, Mereka ingin berkumpul bersama, Setelah beberapa tahun terakhir berjarak jauh dan sibuk dengan urusan masing masing.
Setelah Brayen dan Dimas berangkat, Kini tinggal Pak Riko dan Bunda Wina di meja makan, Pak Riko memulai pembicaraan dengn istrinya, dia ingin anaknya segera dinikahkan dengan anak dari keluarga Adam Adafsi, Masalah yang menjadi calon mantunya itu biarkan Brayen yang memilih, karna setau mereka anak dari sahabtnya itu sama sama baik dan juga cantik.
" Bun.... Kemarin Ayah sudah bertemu dengan Adam.." Jelas Pak Riko memulai percakapan.
" Benarkah Yah..?? Terus bagaimana rencana kita untuk menjodohkan anak mereka?? " Tanya Bunda Wina tak sabar.
" Adam setuju, dan dia terserah dengan Kita.." Jawab Pak Riko tersenyum.
" Syukurlah Yah.. Bunda sudah tak sabar ingin mempunyai menantu yang cantik dan juga baik.." Jelas Bunda Wina semangat.
Semoga Brayen milih putri bungsu dari Hanna. batin Bunda Wina berharap.
Memang Bunda Wina sudah beberapa kali bertemu dengan Zela, Pertemuan mereka dengan tidak kesengajaan, karna Zela pernah membantu Bunda wWna pada saat berada dimall untuk membawa belanjaan yang begitu banyak kedalam mobil, Saat itu Bunda Wina belanja sendirian, Hanya ditemani sopir yang ketika itu sedang berada di wc umum mall.
Disitulah Bunda Wina tau kalau Zela anak bungsu dari sahabatnya Hana.., Mamah Hana tidak pernah menceritakan tentang Zela maupun Zifa kepada teman temannya, begitu juga kepada Bunda Wina.
Maka dari itu Bunda Wina begitu merasa senang, mengetahui jika gadis baik yang menolongnya adalah Zela, anak dari sahabatnya Hanna.
" Kenapa Bunda kok senyum senyum sendiri..?? Sudah nggak sabar ya...?? " Tanya Pak Riko kepada istrinya.
" Iya dong Yah..h.. " Jawab Bunda Wina masih dengan senyumnya.
Diperjalanan menuju kampus, Tampak mobil ferari hitam melaju dengan kecepatan sedang, Tanpa sipengemudi tau, Dia melewati jalanan sedikit berlubang yang berisi air kotor, dan Tanpa sengaja mengenai gadis cantik berseragam SMA yang berada disamping mobilnya.
" Woyy.. Hati hati dong kena baju Gue ni.." Teriak gadis itu tak terima.
Mobilpun berhenti sebentar.. Kemudian dia memundurkan mobilnya dan berhenti didepan gadis tersebut, Ketika pintu mobil dibuka, tampaklah cowok tampan tinggi mengahampirinya.
" Sorry gue nggak sengaja.." Kata cowok tadi.
" Enak aja Loe bilang,, Loe nggak lihat baju Gue basah kotor gini..?? Kena sepatu juga aiishhh " Jawab gadis itu dengan kesalnya.
Tapi tak ada jawaban dari cowok itu, dengan kesal dia menatap cowok yang sudah berada di depannya.
Seketika pandangan mereka bertemu, dalam hati mereka, saling memuji satu sama lain.
Astaga..ini cowok ganteng parah.. batin Zela melihat Brayen di depannya.
Nie cewek lumayan juga kalau nggak galak batin Brayen yang juga sama halnya dengan Zela, saling memuji tanpa kata.
Hanya batin mereka yang sama sama berbicara.
Tapi seketika Brayen teringat jika dia harus segera sampe kampus.
" Sorry ya Gue buru buru.." Ucap Brayen sambil berlalu menuju mobilnya, membuat Zela seketika melotot kesal.
Pertemuan yang tidak sengaja antara Zela dan Brayen ini akan menjadi awal perjalanan kisah cinta dan rumah tangga mereka nantinya.
Siapa yang tau jika mereka akan berjodih nantinya.
Zela memang sedang mengalami kesialan, ban mobil Zela bocor, Tapi beruntungnya dia hampir sampai disekolah, Bukannya nolongin atau nawarin tumpangan Brayen malah pergi begitu saja.
" Woyy... Loe... Mau kemana bersihin dulu baju Gue.." Teriak Zela yang sudah sangat kesal.
" Dasar ya tuh cowok.. Awas aja nnti kalo samapi ketemu lagi, Gue gepek gepek tuh cowok biar kayak dendeng.." Kesal Zela masih dengan emosi memuncaknya.
Zela akhirnya pergi menuju sekolah dengan berjalan kaki, dia meninggalkan mobilnya, Setelah menelfon orang bengkel untuk memperbaiki ban mobilnya.
Sampai Dikelas, sudah ada kedua sahabatnya yang selalu setia menungguNya.
" Ni anak baru dateng udah ditekuk aja tuh muka.. Jelek tau.. " Ucap Seli melihat kedatangan Zela yang seperti Zombi.
" Gue lagi kesel nih.." Jawab Zela malas.
" Napa lagi Loe ?? Berantem ma Kak Zifa?? Tanya Vani penasaran.
" Lebih dari itu malah.." Jawab Zela sekenanya.
" What..???? " Ucap Seli dan Vani barengan.
" Oh my God baby baby baby.... Loe cakar cakaran sama Kak zZfa?? " Tanya Vani penasaran.
" Bukan Kak Zifa, Tapi sama cowok super nyebelin.. " Hawab Zela kembali kesal.
" Whattt.... Cowok?? " Tanya Vani lagi tak percaya.
" Udah nanti Gue critain pas istirihat " Jawab Zela.
" Tunggu Zel, baju Loe kenapa kok kotor gitu?? " tmTanya Seli penasaran.
" Udah nanti aja pas istirahat Gue ceritain.. sekarang Gue mau bersihin ni baju.." Jawab Zela berlau ke kamar mandi meninggalkan kedua sahabtnya.
" Loe hutang penjelasan ya sama kita nanti.."" Seru Vani.
Yang diacungi jempol oleh Zela.
" Sel kok bisa ya Zela sampai cakar cakaran sama cowok ?? Apa lagi bajunya sampai basah dan kotor gitu, oh my god.. zgue nggak bisa bayangin apa yang udah Zela sama tuh cowok lakuin.." Sambung Vani panjang lebar sambil membayangkan apa yg udah sahabatnya itu lakuin.
Cletukkkk.... Jitakan dikening Vani mendarat.
" Auww.. Sakitt Sel.." Kesal Vani sambil mengusap usap keningnya.
" Lagian Loe mikirnya kejauhan,, Mikir yang deket deket aja nggak usah sampai kesono sono " Jawab Seli kepada Vani.
Setelah beberapa menit Zela akhirnya memasuki kelasnya, bebarengan dengan bel masuk kelas yang berbunyi, anak anak sudah berada dikelas diikuti guru matematika yang akan mengawali pelajaran hari ini.
Pelajaran yang akan membuat mereka mengantuk selama jam pelajaran, tentu saja karena mereka tidak menyukai mata pelajaran itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!