NovelToon NovelToon

Mencintai Kakak Ipar

1. Pertemuan

  Malam itu, sebenarnya keluarga Mahesa telah merencanakan pertemuan pertamanya dengan calon istri Noval anak pertama dari keluarga Mahesa. Namun, di tempat lain bertepatan dengan itu juga di kamar hotel 021, calon pengantin pria asik memadu kasih dengan wanitanya.

 

"Kau berhasil menggodaku rasakan akibatnya!"

"Baiklah aku menyerah! Ah tunggu sebentar Noval" protes wanita itu.

"Sudah diamlah!"

Mereka berdua benar-benar sibuk dengan aktivitasnya, namun di tengah-tengah aktivitas mereka tiba-tiba ponsel Noval berdering Tluuuut... Tluuuut....

"Hallo" jawab Noval kesal karena merasa terganggu.

"Noval darimana saja kamu, kenapa baru angkat telponnya!"

"Aduh biasalah pa, lagi ada rapat di luar" jawab Noval dengan nada yang enggan.

"Calon istrimu sudah datang! Kamu harus pulang sekarang juga, apa kamu lupa? Ini hari yang penting buat kamu"

"Iya, Iya"

Lantas Noval mengakhiri obrolan itu. Sepertinya gairah hilang begitu saja setelah obrolan singkat barusan, Noval beranjak dari tempat tidur mengambil kembali pakaiannya yang berserakan di lantai.

"Noval kamu jahat! Apa kamu akan pergi meninggalkan aku begitu saja?" Ucap manja keluar dari mulut Dewi yang memamerkan kaki jenjangnya.

Noval memakai kembali pakaiannya, rasanya sudah tidak menyenangkan lagi karena terganggu oleh telepon barusan. "Aku ada urusan, harus pergi sekarang juga. Ini untukmu, aku akan menemuimu saat aku membutuhkanmu lagi nanti" ucap Noval sembari melempar segepok uang di depannya.

"Okey" jawab Dewi langsung menyambar uang yang teronggok di depan matanya, setelah itu, Noval pun beranjak dari kamar hotel...

**Rumah keluarga Mahesa___

  Riyu, seorang gadis berusia 19 tahun yang di besarkan oleh keluarga sederhana. Orang tua kandungnya sudah meninggal sejak usianya 12 tahun, selama ini dia tinggal bersama bude yang bernama Siti dan kakak sepupunya bernama Agi di sebuah desa.

Wajahnya yang manis, rambut panjang, bulu mata lentik, kulit kuning langsat, dan ada lesung pipi saat dia tersenyum menambah kesan imut pada dirinya. Namun sayangnya, nasib Riyu tidak sesempurna parasnya, selain harus bekerja keras, terkadang ia mendapatkan perlakuan kasar dari budenya. Ia juga dianggap sebagai benalu, bahkan Riyu juga harus waspada dengan kakak sepupunya yang genit.

Keluarga Mahesa mengenal Siti sejak perusahaan Mahesa merambah ke bisnis kopi, Siti di tugaskan menjadi pengawas di perkebunan kopi milik keluarga Mahesa.

Sampai akhirnya kabar tentang keluarga Mahesa sedang mencari menantu untuk anaknya sampai di telinga Siti, dengan semangat dan mulut yang manis, Siti mengajukan Riyu meski tanpa persetujuannya.

 

"Jadi kamu yang bernama Riyu?" tanya nyonya Mahesa.

"Iya, saya Riyu Tante" Riyu menggenggam jari-jarinya gugup.

Sebenarnya di hatinya yang terdalam, Riyu sangat keberatan dengan perjodohan ini.

Ia masih ingin melanjutkan kuliah, tapi Siti memaksa untuk menikahkannya dengan keluarga kaya.

"Lumayan lah. Ga terlalu buruk" ucap nyonya Mahesa menatap Riyu dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Riyu aku akan memberitahukan sesuatu, aku bisa saja menikahkan putraku dengan keluarga kaya atau yang sederajat dengan keluarga Mahesa tapi, wanita bangsawan seperti kami sangatlah pintar. Itu sebabnya aku memilihmu"

Mendengar ucapan nyonya Mahesa, Riyu mendapatkan firasat yang tidak baik akan nasibnya. "Jadi mereka menganggap ku bodoh?" gumamnya dalam hati.

"Esok, meskipun kamu sudah menikah dengan putra dari keluarga Mahesa, kamu harus tetap ingat posisi dan juga kedudukanmu. Budemu juga sudah meminta banyak uang padaku, jadi. Bekerja samalah, anggap saja kamu ada di sini untuk bekerja dan membayar hutang. Paham!" ucap Nyonya Mahesa menatap tajam membuat Riyu merasa tidak nyaman.

Firasat Riyu benar, nasibnya tidak akan baik di keluarga yang kaya ini. Dari cara bicara nyonya Mahesa, dia pasti akan mengendalikan Riyu bagai boneka yang harus patuh padanya. Riyu tertunduk gugup, keningnya mulai berkeringat dingin.

"Jadi, tujuan pernikahan ini sebenarnya apa Tante?" tanya Riyu ragu.

"Hemh. Kamu tidak perlu tau!, yang penting lakukan saja tugasmu dan Jangan sekali-kali membantah jika tidak, aku akan menjebloskan budemu ke dalam penjara atas tuduhan pemerasan. Paham kamu Riyu!" Riyu terkejut lalu menganggukkan kepalanya.

*****

Dua jam berlalu, hingga ke jam berikutnya, tapi calon suami Riyu tidak kunjung datang juga. Pinggang Riyu mulai terasa pegal karena duduk terlalu lama, hari juga sudah mulai larut malam.

"Ma. Ada kabar dari Noval?" Tanya Tuan Mahesa menatap kasihan pada gadis muda yang duduk canggung. Nyonya dan tuan Mahesa memandang Riyu dari lantai dua, Riyu mulai gelisah dan terlihat lelah.

"Belum ada Pa, dia juga tidak mengangkat teleponnya" jawab nyonya Mahesa sambil terus menghubungi nomor telepon Noval.

"Dasar anak itu! Riyu sudah seharian di sini, bagaimanapun juga seharusnya Noval luangkan waktunya sebentar untuk bertemu!" ucap pak Mahesa kesal.

"Ya mungkin Noval memang bener-bener ga bisa ninggalin pekerjaannya Pa, makannya dia ga bisa datang" ucap nyonya Mahesa memberi pembelaan pada anaknya.

"Haahh ya sudahlah, kasihan Riyu. Kamu suruh dia pulang saja, sampaikan maaf padanya karena hari ini Noval tidak datang. Besok-besok kita yang akan datang ke rumahnya"

"Apa? Kerumah mereka yang kumuh itu?!" nyonya Mahesa merasa keberatan dengan usul suaminya.

"Ya ga papa dong Ma, anggap saja sebagai permintaan maaf karena kita sudah membuat Riyu menunggu lama di sini"

"Huh, terserah kamulah!" mendengus kesal.

"Riyu"

Riyu terkejut melihat nyonya yang datang di tengah kegelisahan. "Iya Tante" dia berdiri gugup.

"Hari sudah larut, sepertinya Noval sangat sibuk tidak bisa datang hari ini, sebaiknya kamu pulang saja"

"Baik Tante" Nyonya Mahesa mengabaikannya.

"Tapi Tante. Hari sudah terlalu malam, rumah saya sangat jauh dari sini... "

"Lalu?" nyonya Mahesa berbalik mendekati Riyu dengan tangan sedakap di dada.

Tatapan dinginnya membuat Riyu tidak berani bicara. "Kamu minta di antar? Memangnya siapa kamu? Belum menjadi menantu sudah ingin bersikap manja! Jangan berharap lebih dari kami Riyu, sekarang pergilah"

"Maaf Tante, Riyu pamit" jawabnya gemetar lalu keluar dari rumah Keluarga Mahesa.

Riyu berjalan melewati gerbang, sesaat ia berbalik dan memandangi rumah Mahesa...

"Rumah ini memang megah seperti bangunan surga, tapi, Tinggal di dalamnya seperti masuk ke dalam neraka. Apa kehidupan orang kaya selalu seperti itu? Memerintah semaunya tanpa memikirkan nasib orang kecil sepertiku. Sekarang bagaimana caranya aku pulang? Ini sudah terlalu larut" Gumam Riyu sambil berjalan di jalan perumahan elite.

"Sudah setengah jam aku berjalan tapi juga tidak menemukan ojek sama sekali, aku juga lupa membawa jaket. Ugh. Kalau bukan karena membalas Budi budeku, aku tidak sudi menikahi orang seperti itu! Kaya tapi pelit huh" ucap Riyu memeluk kedua lengannya karena kedinginan.

**Disisi lain__&

  Sam adalah putra Mahesa yang telah menyelesaikan kuliahnya di universitas ternama di London, dia kembali ke kota Y untuk mulai berdiri di dunia bisnis. Usianya kini 28 tahun, Sam memiliki watak yang berbeda jauh dari Noval, kakaknya. Sam lebih dingin, pendiam, dia tidak suka banyak bicara dengan siapapun.

 

Sam sedang dalam perjalanan pulang, namun ditengah perjalanan hal lain terjadi...

"Huhuuhhh. Kenapa hawanya semakin dingin, dari tadi sepertinya aku cuma berputar putar di kompleks ini, dimana jalan menuju jalan raya?" Riyu mulai panik, tubuhnya mulai menggigil kedinginan. Ini pertama kalinya dia pergi ke perumahan elit setelah bertahun-tahun lama tinggal di kampung, dia bingung mencari jalan pulang.

Riyu mencoba jalur lain, dia menyebrang jalur yang berada di seberang jalan...

Tiiiinnnn.... Tiinnn..... Ciiittttt.... Mobil berhenti seketika. "Aaahhh....." Riyu tersimpuh di depan mobil.

"Hey, kamu buta ya! Ga liat mobil sebesar ini!" bentak pengemudi mobil.

Riyu gemetar, dia juga shok karena hampir tertabrak. Sam masih terdiam mengamati dari balik jendela, melihat ke wajah gadis yang terlihat lemah dan pucat.

"Hey apa kamu tidak dengar! cepat menyingkir!" teriak sopir lagi, tapi Riyu masih tidak bergeming.

"Dasar wanita ini memang harus di beri pelajaran!" ucap Seno, supir serta asisten Sam akan bersiap turun dari mobilnya.

"Seno, sejak kapan kamu suka menyerang gadis lemah!" Sam menatapnya tajam.

"Tapi bos..."

Sam mengabaikan Seno, dia turun dari mobilnya mendekati Riyu yang masih terduduk di depan mobil.

"Ma, maaf Pak. Saya tidak sengaja" ucap Riyu lirih.

"Gadis ini... " bisik Sam dalam hati menatap Riyu seksama, Sam menyentuh kening Riyu sebentar lalu...

"Apa bosmu mencampakkanmu setelah mereka puas?" tanya Sam tiba-tiba.

"Saya... " Bleekkk... Riyu tidak sadarkan diri, Sam menopang tubuh Riyu dengan tangan kirinya.

"Bos, biar saya yang..." Seno mengadahkan tangannya.

"Biar Ini urusanku, buka pintu mobil belakang!"

"Tapi bos..."

"Seno, aku tidak suka mengulangi kata-kata ku" Sam menggendong Riyu menuju mobilnya.

"Mau di bawa kemana gadis ini bos?" tanya Seno setelah kembali menyetir mobil.

"Kita ke villa"

"Tapi..." Seno terdiam tidak melanjutkan kata-katanya saat melihat tatapan mengerikan dari Sam melalui kaca spionnya.

2. Ciuman Pertama

Rumah Siti

  Malam itu Siti sedang asik menghitung uang yang berhasil dia dapatkan dari perjodohan, bibirnya nyengir ketika mengetahui jumlah uang yang dia dapatkan sangat banyak.

 

 "Wuih, bagi dong Bu" ucap Agi.

Agi memang anak satu-satunya, tapi sebagai anak laki-laki dia hanya bisa minta, pengangguran dan terkadang mabuk setiap akhir pekan. Namun meskipun begitu, Siti sangat memanjakannya.

"Eh, kemaren sudah Ibu kasih kan bagianmu? masa mau minta lagi?"

"Yaaahhh uang segitu mana cukup Bu! buat minum sekali aja udah langsung habis. Minta lagi dong Bu" rayunya.

"Huh dasar kamu ini. Nih, ibu kasih lagi tapi ingat, mulai besok kamu harus kerja!" Siti memberikan beberapa lembar uang kertas ratusan ribu kepada Agi.

"Nah gitu dong bu hehe. Tapi Bu, kita ini kan sebentar lagi jadi orang kaya, Masa masih kerja terus Bu" protes Agi.

"Eehh yang kaya itu suaminya Riyu, elu kagak kaya! Awas besok kalau kamu ga datang kerja ibu ga akan kasih uang jatah selama 3 bulan!"

"Ish ibu jahat! Oh iya tapi Riyu kok belum pulang bu?"

"Halah biarin aja, paling dia nginep di rumah keluarga Mahesa"

"Kenapa di bolehin sih Bu! Kalau sampe Noval nidurin dia gimana?"

"Heh! kenapa kamu khawatir sama benalu itu?"

"Bu, aku cuma sayang aja, aku belum berhasil mencicipinya" Agi menyeringai.

"Apa! Kalau kamu berani melakukan itu Ibu ga akan segan-segan mencubitmu hingga gosong! Mau bagaimanapun juga, Riyu sekarang sudah menjadi keluarga kaya, dengan ini Ibu juga pasti kecipratan harta hahaha. Awas kalau kamu berani macam-macam!" ucap Siti lalu menjambak pelan rambut Agi hingga meringis kesakitan.

Selama ini Agi memang sangat tertarik pada Riyu, untunglah Riyu bisa menjaga jarak pada kakak sepupunya itu.

****

  Sudah lebih dari lima tahun Sam tidak pernah menapakkan kaki di villa pribadinya. Selama ini, dia sengaja dikirim ke luar negri dengan alasan pendidikan, tapi sebenarnya dia di asingkan.

 

"Bos, apa perlu kita memanggil dokter untuk gadis ini?" tanya Seno.

"Tidak perlu Seno, kamu boleh pergi"

"Baik" kemudian Seno melangkah keluar dari kamar Sam yang besar.

"Selama ini bos Sam sama sekali tidak ingin bersentuhan dengan wanita semenjak nona Gisel pergi, tapi sekarang bos malah tertarik dengan wanita itu. Hah... pikirannya memang sulit di tebak!" gumam Seno berjalan menjauh dari kamar.

Riyu masih terbaring tidak sadarkan diri, di sisi lain Sam menengguk wine di balkon depan kamarnya. Angannya menerobos ke masa silam, dimana saat itu Sam masih berusia tujuh tahun.

Flashback

"Sam, ini adalah nyonya Mahesa di keluarga kita sekarang, kamu juga harus menghormatinya karena mulai sekarang dia adalah Mamamu"

"Mama?" Panggil Sam kecil. Tapi tatapan polos Sam di balas dengan tatapan benci dari seorang wanita yang baru saja menjadi Nyonya di rumahnya.

Berbagai tragedi di hidupnya kala itu, Sam kecil harus kehilangan ibu kandungnya karena penyakit yang misterius. Sejak ibu kandungnya meninggal Sam hidup sendirian meskipun dia tinggal di bersama Papa-nya, bahkan tuan Mahesa malah lebih memanjakan anak nyonya Mahesa ketimbang dirinya. Tentu saja karena pengaruh dan cinta yang buta.

 

Tegukan terakhir dari botol wine membuat Sam merasa lebih nyaman, di saat yang bersamaan Riyu melenguh sadar.

"Ugh. Kepalaku pusing sekali, eh dimana aku?" Riyu melihat ke seluruh penjuru kamar yang asing itu, sampai matanya menangkap sosok laki-laki di balkon.

"Hah, apa yang terjadi? Aku... " Riyu melihat tubuhnya yang tertutup selimut.

"Syukurlah, pakaianku masih utuh. Aku harus pergi dari sini" gumam Riyu.

Sewaktu dirinya turun dari tempat tidur, Sam telah berdiri memperhatikannya. Riyu terperangah karena tatapan Sam yang tajam, tubuhnya yang bertelanjang dada terlihat sixpack dan jelas terpampang di hadapannya, kakinya yang terbalut celana jeans terlihat sangat kuat.

"Ma, Maaf apa kamu yang membawaku kesini? Aku berterimakasih tapi aku harus pulang Pak" ucap Riyu gemetar, jantungnya berdetak kencang, takut jika laki-laki di depannya itu akan melakukan sesuatu padanya.

"Pak? Apa aku setua itu? Dan, setelah aku menolongmu, kau mau pergi begitu saja!" Sam mendorong Riyu lalu menahannya.

"Apa yang kamu lakukan lepaskan aku!" Sam yang kuat tidak bergeser sedikitpun saat Riyu berontak.

"Kenapa? Bukankah hal ini sangat biasa dan sering kau lakukan bersama para bos kaya?"

Hidung Riyu menangkap bau alkohol yang sangat menyengat saat Sam berbicara.

"Apa maksudmu?! Aku bukan wanita seperti itu!" Riyu kesal.

"Hemh. Jangan khawatir setelah ini aku akan memberimu uang, bahkan lebih banyak dari bos yang biasa menidurimu"

Plaakkkk! Tamparan Riyu mendarat di pipi Sam.

"Brengsek, beginikah caramu melayani bosmu!" Sam memegangi tangan Riyu lalu menahannya atas kepala dengan kuat.

"To, tolong lepaskan saya pak, saya bukan wanita seperti itu!" Riyu mulai menangis karena takut.

"Kau berani menamparku, jangan salahkan jika aku melakukannya dengan kasar! Bagaimana?" Sam mencengkram dagu Riyu dengan tangan kirinya, melihat wanita di hadapannya sudah ketakutan, Sam malah semakin ingin menggodanya.

"Kau bisa lihat, bagaimana aku menghukum mu" seringai keluar dari bibir Sam, tangannya mulai bergerak membelai bibir Riyu yang lembut. Tangan Riyu mencoba melawan, tapi dengan posisi yang seperti itu tidak ada yang bisa ia lakukan, justru cengkeraman Sam semakin kuat. "Aku mohon jangan" terbata.

Saat itu juga, Sam langsung mendekatkan wajahnya dan ******* Riyu dengan irama yang membuat sekujur tubuhnya merinding.

"Lepaskan!" Riyu mendorong Sam sekuat tenaganya, hingga Sam terpental ke samping.

Riyu langsung bangun hendak melarikan diri tapi, Sreettt. Sam berhasil menahan tangannya lalu menarik Riyu dan kembali menahannya.

"Aku mohon jangan lakukan ini aku mohon" Riyu menangis.

"Aku, Aku berterimakasih karena kamu telah menolongku, dan aku akan membalas kebaikanmu tapi bukan dengan cara yang seperti ini. Aku mohon jangan lakukan itu padaku" Riyu terisak.

Sam terdiam menatap mata Riyu yang sayu, ketakutan, dan air mata mengalir deras dari matanya. "Apa aku salah? Jika gadis ini adalah wanita penghibur tidak mungkin dia ketakutan seperti ini" bisik batin Sam.

"Kau ingin aku melepaskanmu?" ucap Sam menatapnya tajam.

"Iya, iya " Jawab Riyu sesenggukan.

"Cium aku sekarang"

"Apa?"

"Aku tidak suka mengulangi kata-kataku, lakukan atau aku akan membuatmu menyesal!"

Riyu terdiam sesaat menatap Sam. Hanya menciumnya kan? Tidak lebih.

"Kenapa malah bengong!" ucapan Sam menyentak Riyu dari lamunan. Dengan jantung yang berdegup kencang, pelan-pelan Riyu mengangkat kepalanya lalu mencium pipi Sam dengan kecupan yang cepat.

"Hemh. Apa ini pertama kalinya untukmu? Bodoh. Cium bibirku!" Sam semakin gemas melihat ekspresi Riyu.

"Aku, Aku..." Riyu gugup.

"Ayo!"

Sebenarnya Riyu keberatan dengan syarat itu, tapi dia juga takut jika tidak melakukannya maka masa depannya akan berakhir malam ini.

"Jika, aku menciummu apa kamu akan melepaskan aku?"

"Dasar gadis bodoh" gumam Sam dalam hati. "Ya, aku tidak pernah ingkar janji" ucap Sam menahan rasa ingin tertawa. Riyu kembali mengangkat kepalanya lalu mengecup bibir Sam satu kecupan, tapi saat itu juga Sam menahan kepala Riyu dan melumatnya lagi hingga nafas gadis itu tersengal.

"Gadis ini seperti permen kapas" bisik batin Sam.

"Sudah. Aku sudah menciummu" Riyu melepaskan ciumannya lalu memalingkan wajah. "Apa aku boleh pergi sekarang?"

"Tidak!" Sam berbalik ke sisi dan berbaring di sebelahnya.

"Kamu ingkar janji! Kamu bilang kamu akan melepaskan ku!"

"Ingkar janji? Bukankah sekarang aku sudah melepaskan mu? atau kau ingin aku melanjutkannya!" Sam kembali mendekat ke arah Riyu, membuat Riyu menyeret tubuhnya menjauh ke sisi tempat tidur, dan menarik selimut untuk menutupi badannya.

"Haha. Tidurlah, besok aku akan mengantarmu"

Riyu menatap Sam ragu...

"Cepat tidur! jangan membuatku berubah pikiran, jika tidak aku akan memakanmu malam ini!"

Ancaman Sam berhasil menggeetak Riyu, ia menarik lagi selimutnya, bergegas tidur.

Kembalinya Sam Ke Rumah

Pagi harinya Sam menepati janji untuk mengantar Riyu pulang, rasanya sangat canggung duduk bersama pria asing di jok belakang. Ingatannya kembali ke kejadian semalam, untung saja sampai detik ini Riyu masih bisa mempertahankan diri.

 

"Siapa namamu?" tanya Sam secara tiba-tiba.

"Riyu"

"Oh, kalau begitu... "

"Tunggu... " Riyu menghentikan ucapan Sam. "Tolong jangan beri tau namamu"

Sam tidak mengerti apa yang sedang di pikiran gadis itu, Sam menarik tangan Riyu hingga masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa kamu tidak mau tau namaku?"

Wajah mereka sangat dekat, Riyu gugup tidak berani menatapnya. "Tidak apa-apa, tapi aku mohon lepaskan aku! Aku sudah memiliki calon suami, jadi tolong jaga sikapmu!" Riyu melepaskan diri dari pelukan, Sam hanya terdiam mendengar ucapan Riyu barusan.

"Pak, tolong berhenti di depan gang itu" ucap Riyu sembari menunjuk ke sebuah jalan perkampungan.

"Emm, aku berterimakasih karena sudah banyak menolongku. Permisi" ucap Riyu hendak turun dari mobil. Seketika Sam kembali menarik Riyu, dengan cepat melumatnya kembali. Seno yang berada di jok depan, mengalihkan perhatiannya seakan tidak melihat adegan apapun.

"Anggap saja ini sebagai imbalannya" ucap Sam setelah berhenti, Riyu bergegas keluar dari mobil dan berlari menuju jalan pedesaan, menyembunyikan wajahnya yang merona.

"Seno, aku memiliki permainan yang menarik, kita akan menemukannya lagi" ucap Sam memandangi Riyu dari balik kaca mobilnya.

"Bos dia sudah memiliki calon suami" ucap Seno dengan nada yang meledek.

"Kita lihat saja nanti. Ayo jalan"

Seno langsung melajukan mobilnya.

_____________

**Keluarga Mahesa***

Pagi itu tuan Mahesa sedang sarapan dengan istrinya, sambil menikmati sarapan di kursinya masing-masing mereka berbincang-bincang.

"Bukankah Sam seharusnya sudah pulang tadi malam? Kemana dia?" Tanya Tuan Mahesa sambil memotong rotinya.

"Entahlah, anak itu memang susah di atur sejak dulu. Paling dia mampir ke bar"

"Bar? Sam tidak sama dengan Noval!" sahut pak Mahesa menatap istrinya. "Aku merasa bersalah karena telah mengabaikan Sam selama ini, tapi aku bangga saat mendengar bahwa dia telah menyelesaikan kuliahnya dengan nilai yang sangat bagus. Aku harap Sam bisa di andalkan" ucap Mahesa lagi.

Mendengar ucapan itu nyonya Mahesa berhenti memotong rotinya. "Apa maksudmu? Apa Noval tidak bisa di andalkan? Selama ini juga dia cukup bagus membantumu di perusahaan"

"Ya cukup membantu, tapi sampai detik ini dia belum bisa memberikan bukti untuk kemajuan perusahaan. Justru pendapatan perusahaan masih jalan di tempat, dengan keuntungan yang hanya naik beberapa persen saja" Nita terdiam mendengar ucapan Mahesa.

Di tengah perdebatan itu Sam datang, tanpa menyapa Sam langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

"Sam? Kamu tidak menyapa Papa dan Mamamu?" ucap tuan Mahesa mendekati Sam.

"Oh ternyata kau masih mengenaliku?" Sam berbalik menatap dingin tuan Mahesa.

"Sam jangan keterlaluan!" Nyonya Mahesa mendekati Sam sambil menyedakapkan tangannya.

Sama sekali Sam tidak melihat bahkan melirik ke nyonya Mahesa, dia berbalik menuju tangga pergi ke kamarnya.

"Nanti malam setelah Papa pulang dari kantor datanglah ke ruangan Papa, ada hal penting yang ingin aku bicarakan padamu"

Mendengar ucapan papanya Sam berhenti sejenak lalu menjawab "Baiklah" tanpa menoleh lalu ia kembali menaiki tangga.

"Dasar tidak punya sopan santun!" nyonya Mahesa geram dengan kelakuan Sam. Selama ini tidak ada yang berani mengabaikannya, banyak orang yang tunduk dan hormat dengan apa yang dia katakan tanpa membantah. Pagi itu, Sam benar-benar membuatnya merasa kesal.

*****

Di sisi lain Riyu sampai di rumah budenya, Siti menyambutnya ramah. Tapi Riyu sudah paham dengan watak budenya itu, selalu bersikap baik jika ada maunya saja.

"Riyu hehe, gimana? keluarga Mahesa baik kan sama kamu?" Tanya Siti dengan nada yang ramah, matanya melirik ke leher Riyu yang ada bekas merah.

"Waahhh, anak muda jaman sekarang memang enggak sabaran hehehe"

Riyu terkejut mendengar ucapan Siti, "Apaa maksud bude?" bisik batin Riyu.

"Maksud Bude?" tanya Riyu ingin memperjelas kata-kata Siti barusan.

"Udah lah Riyu. Bude ga keberatan kok lagian, kalian kan sebentar lagi mau menikah, ga salah kok."

"Kami memang akan menikah bude, tapi kami tidak melakukan apapun. Semalam mas Noval... "

"Halah sudahlah Riyu, tanda merah di leher mu itu sebagai bukti!"

Riyu tersentak langsung menutupi lehernya dengan tangan.

"Haha sudahlah bude mau berangkat kerja dulu, ingat bude pulang nanti sudah harus ada makanan!" Ucap Siti lalu beranjak pergi

Setelah Siti pergi Riyu langsung berlari ke kamarnya dan bercermin, ia melihat ada bekas merah yang sangat jelas di lehernya.

"Laki-laki itu keterlaluan! gara-gara perbuatannya bude jadi salah paham padaku, sekarang bagaimana aku harus menutupi tanda merah ini" (Menggerutu)

Riyu mengambil shal dan jaket, dia pergi ke pasar untuk berbelanja bahan makanan yang akan dia masak nanti. Namun sebelum berbelanja ke pasar, Riyu terlebih dahulu mampir ke makam ayah dan ibunya.

"Ayah, Ibu, Riyu kangen banget. Riyu bingung, takut, dengan kejadian semalam. Tapi Riyu bersyukur masih bisa lolos dari cengkeraman laki-laki buaya itu, dan Riyu berharap semoga tidak ketemu orang itu lagi. Tapi ayah, ibu, di sisi lain juga Riyu bimbang. Seperti apa calon suamiku? Sekalipun aku belum pernah melihat wajahnya. Apa dia baik? Bu, Riyu takut." kegusaran Riyu tercurah di makam itu, meskipun mencoba untuk tegar tapi Riyu tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya.

Tluuuut.... ponsel Siti berdering...

"Halo nyonya, kok tumben pagi-pagi sudah telpon. Ada apa ya?" jawab Siti.

Nyonya Mahesa: "Siti, Semalam Riyu menunggu lama di sini, tapi Noval tidak bisa datang karena benar-benar sibuk. Apa dia sudah di rumah?"

Siti: Su... Sudah nyonya" jawab Siti bingung.

Nyonya Mahesa: Ya sudah, nanti kita bicara lagi"

Telepon itu terputus, "Jadi, jika semalam Riyu tidak menginap di sana lalu, Bagaimana dengan tanda merah di leher Riyu!" gumam Siti dalam hati.

**Malam harinya....

 Keluarga Mahesa sedang makan malam bersama, setelah sekian lama akhirnya keluarga itu terlihat komplit, namun rasa canggung tetap saja masih terasa menyelimuti suasana mereka.

 

"Akhirnya adikku sudah kembali dari luar negeri" ucap Noval membuka perbincangan sambil menyeringai sinis.

"Tentu saja, sudah terlalu lama aku membiarkan benalu tumbuh di keluarga Mahesa" jawab Sam dengan tatapan tajam.

"Apa maksudmu!" nyonya Mahesa tersinggung dengan jawaban Sam. Sam hanya menatapnya sambil tersenyum hambar.

"Sudah sudah! ini hari pertama kita berkumpul, jadi jangan ada keributan. Sam setelah ini ke ruangan Papa" tuan Mahesa beranjak dari tempat duduknya, di susul kemudian Sam mengiringi dari belakang.

"Kamu lihat kan kelakuan adikmu Noval! dia begitu angkuh"

"Hemh, sepertinya kita harus mengubah rencana ma. Jangan sampai kekayaan keluarga Mahesa jatuh di tangannya"

"Itu yang harus kita pikirkan lagi, apa lagi sekarang papamu sudah mulai memujinya, dan sekarang mereka berbicara secara pribadi. Pasti mereka sedang merencanakan sesuatu"

"Aku juga bagian dari keluarga Mahesa ma, apa yang mama khawatirkan!"

"Dasar bodoh! Kamu lahir saat mama belum menikah dengan Mahesa, Noval! Bagaimanapun memang Sam yang berhak, tapi aku tidak mau itu terjadi. Aku sudah berperang sejauh ini dan aku tidak ingin semuanya gagal"

 Noval terdiam, baru kali ini ia melihat mamanya begitu khawatir. Namun demikian mereka harus siap menghadapi anak bungsu dari keluarga Mahesa, Nyonya Mahesa memang sudah mendengar cukup banyak tentang prestasi Sam di dapatkan saat kuliah. Tak di ragukan lagi Mahesa pasti akan semakin membanggakan Sam.

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!