NovelToon NovelToon

Rindu Suara Azhan

Gadis Arogan

"Akia ...Akia ...Akia ..."

Reeennggg

Reeennggg

Deru suara motor yang mengalun keras bercampur dengan sorak sorai penonton yang mengelu elukan primadonanya, begitu terdengar membahana memecah kesunyian malam disebuah arena balap motor liar. Kerumunan penonton yang berjubel tampak memenuhi arena tersebut.

Arumi, luna, Chiko, dan Dhafa, keempat sahabat gadis yang bernama Akia, dengan setia memberi semangat 45 pada sang sahabat yang saat ini sedang bertarung.

"Kiaaa !!! Jangan kasih ampun, gaskeun." Teriak Arumi dengan suara cemprengnya.

"Eh, kupret, suara loe bikin telinga gue sakit." Sungut Luna.

Arumi hanya nyengir kuda.

"Eh loe tahu ga siapa lawan Kia sekarang ?" Tanyanya tanpa menghiraukan Luna yang nampak menahan kesal.

Chiko dan Dhafa nampak saling berpandangan.

"Loe nanya ke kita ?" Tanya Chiko sok polos.

"Eh, pea !, ya jelas gue nanya ama loe pada, masa sama setan sih."

"Oooo." Jawab mereka serentak sembari menganggukkan kepalanya, sementara Luna hanya tertawa cekikikan.

"Eh, gua nanya serius, loe pada jawab cuma oa oa bae."

Sontak ketiganya tertawa bersamaan saat mendengar logat Arumi yang terlihat medok.

"Napa loe pada ketawa ?" Tanyanya heran.

"Loe asli mana sih ? Gue bingung deh."

"Ya asli negara Indonesia lah. Kenapa ?"

"Anjirr, bahasa loe medok banget khas kota Cirebon. Loe asli sana ya ? Atau mungkin Bonyok loe kali." Ucap Luna.

"Sembarangan kalo ngomong, belom pernah loe makan upil."

"Hueekkk, ogah jijay." Ketus Luna sembari mengekspresikan mukanya yang seperti orang mabuk.

"Woii ! Loe berdua bisa diem kagak. Noh acaranya udah mau dimulai." Teriak Chiko menghentikan perdebatan kedua makhluk abstral tersebut.

Arumi dan Luna sontak mengalihkan pandangan mata mereka kearena balap.

"Eh, gue nanya serius. Kali ini siapa lawan Akia ?" Tanya Arumi masih dengan sikap penasarannya yang tinggi.

"Gue denger sih dia seorang pengusaha muda asal Jakarta juga. Kalo tidak salah namanya Reyhan. Seorang CEO keluarga Barata. Putra bungsu Tuan Barata." Sahut Dhafa yang sedari tadi hanya diam.

"Whatt !! Loe serius ?" Teriak ketiganya bersamaan.

"Eh, bego ! Loe pada teriak didekat kuping gue, sakit tau gak. Lagian muka gue ada kelihataan orang lagi bercanda apa." Ketus Dhafa sembari mengusap usap telinganya.

Ketiga makhluk yang sama sama gesrek tersebut hanya meringis kecil melihat seorang Dhafa yang nampak kelihatan sedang kesal. Akhirnya setelah sekian lama, mereka bisa melihat muka kesal Dhafa Resmana. Sudah bukan hal yang aneh lagi bagi mereka melihat seorang Dhafa yang pendiam dengan muka datar nya. Karena diantara mereka berlima hanya dua orang yang terlihat dingin dan datar, siapa lagi kalau bukan Dhafa dan sahabat mereka satu lagi, yaitu Akia.

Sementara diarena balap, meninggalkan empat orang yang tengah berdebat. Diatas motor sport berwarna merah seorang gadis dengan helm yang menutup full wajahnya, melirik sekilas kearah lawan yang berada disampingnya. Sorot matanya yang terlihat dingin dan tajam, padahal mata itu pernah menatap lembut.

Disampingnya nampak sang lawan yang masih terlihat muda dan tegap, terlihat dari bodynya yang nampak kekar. Keduanya sedang berkonsentrasi penuh dengan pertarungan mereka.

"Woi, lihat saja, loe pasti kalah." Ucapnya dengan nada sombong sembari mengarahkan jempolnya kearah bawah.

Akia, gadis itu hanya tersenyum sinis dengan lirikannya yang nampak meremehkan.

"Cih, sombong." Gumamnya.

Seorang perempuan berjalan ditengah Tengah mereka dengan membawa bendera kecil ditangannya. Tersenyum manis kearah sang lawan sambil mengedipkan matanya. Dengan sigap dia mengibaskan bendera nya keatas tanda permainan dimulai.

Ruuuunnnggg

Ruuuunnnggg

Dua motor sport itu melesat kencang menembus kesunyian malam sesaat setelah sang Marshall mengibaskan benderanya. Keduanya berpacu dalam kecepatan berlomba untuk saling mengungguli lawan.

Akia mengendarai motornya dengan perasaan tenang, memberi sedikit kelonggaran pada lawannya untuk sekedar merasakan kesenangan karena bisa menyusulnya. Memang begitulah trik dia, tanpa seorangpun yang tahu.

Sedangkan Reyhan, pria itu nampak tersenyum sinis saat merasa dia bisa mendahului lawannya dengan begitu mudah.

Huh, ternyata cuma segitu saja kemampuannya. Sangat gampang sekali dikalahkan. Tidak seperti kabar burung yang beredar jika dia adalah seorang Queen di arena balap dan belom ada satupun yang bisa mengalahkannya. Hahahah sepertinya kali ini aku orang pertama yang bisa mengalahkan dia. Apa hebatnya dia, mungkin juga wajahnya sangat jelek. Gumamnya dalam hati meremehkan gadis itu.

"Eh, kali ini berapa putaran ?" Tanya Luna.

"Sepuluh putaran."

"GILA !!!" Teriak Arumi spontan.

"Kenapa loe ?" Tanya ketiganya menoleh serentak ke ada gadis itu.

"Kalian bego apa pura pura bego, ini kan kali pertamanya Akia sampai putaran sepuluh. Kalau Akia kita menang, bisa jadi pemecah rekor donk." Ucapnya bangga.

"Eh iya ya. Kok gue ga sadar sih." Cicit Luna.

Sementara kedua pria lainnya hanya menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan dua wanita disamping mereka.

Kembali ke arena balap.

Akia masih betah dengan laju motornya yang tidak terlalu kencang. Masih memberi kesempatan lawannya untuk berada diatas angin. Dia lakukan itu sampai putaran kesembilan.Hingga mendekati straigh yang terakhir, tiba tiba mukanya berubah serius. Sorot matanya terlihat tajam dengan aura dinginnya yang menguar keluar. Seringaian aneh terukir di bibirnya yang tipis. Dengan kecepatan super kencangnya dia melajukan motornya melesat membelah malam beradu kecepatan dengan laju angin.

Akia menarik senyum tipis saat dia sudah berada tepat dibelakang lawannya. Membuat sang lawan merasa terkejut seketika. Membuatnya melongo saat sang gadis melesat mendahuluinya sembari mengedipkan sebelah matanya. Rahangnya mengeras lalu berusaha keras menambah laju motornya. Merasa tidak terima jika dia dikalahkan oleh seorang gadis. Namun sayang usahanya sia sia. Seberapa kuat dia berusaha mengejarnya, kenyataannya kemampuannya masih dibawah gadis itu.

Dan terpaksa dia harus mengakui kakalahannya kali ini, saat sang gadis sudah mencapai garis finish. Dia terlalu meremehkan Gadis itu. Dengan wajah menyimpan kekesalan Reyhan menghentikan motornya lalu berjalan kearah Akia.

Sementara itu sorak sorai penonton dan keempat sahabatnya nampak terdengar kencang menyambut kemenangan Queen mereka untuk kesekian kalinya. Dengan wajah santai, gadis itu melepas helm yang sedari tadi menutupi wajahnya. Dan kini terbukalah helm itu menampilkan sosok wajahnya yang sangat cantik bak seorang model. Rambut panjangnya yang berwarna hitam lurus nampak melambai karena tertiup angin.

Semua mata terutama pria nampak terhipnotis akan kecantikan sang primadona. Melihat wajahnya yang sangat cantik, hidungnya yang mancung, bibir seksinya yang berwarna merah delima, belum kedua matanya yang sangat tajam dengan bulu mata lentiknya. Sungguh sangat indah.

Reyhan yang sudah berada di dekat nya pun terlihat terpana akan kecantikan seorang Akia. Dia pikir gadis itu sangatlah jelek. Sungguh dia salah mengira. Sejenak tersenyum tipis, saat menyadari sikap dirinya yang tadi sempat meremehkan kemampuan gadis itu. Senyum yang jarang sekali dia perlihatkan selama ini. Dan kali ini sepertinya dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang gadis yang sudah mengalahkannya.

"Kiaaa !!" Teriak Arumi membahana.

"Berisik !!" Ketus Akia dengan sifat dinginnya.

Arumi yang dihardik mendadak cemberut, tapi tidak menyurutkan langkahnya untuk memeluk sahabatnya.

"Kau itu, bersikaplah selayaknya seorang perempuan. Kau tidak pantas tahu bersikap dingin begitu." Sungutnya kesal.

Akia hanya tersenyum tipis sangat tipis, membuat Arumi menghela nafas sembari mengurut dadanya pelan. Membuat ketiga temannya cekikikan saat melihat Arumi yang diacuhkan oleh Akia.

"Akia, maukah kau berkencan denganku ? Aku sangat menyukaimu."

Seorang pria berbadan kekar, dan sedikit tampan datang menghampiri gadis itu sembari membawa seikat bunga mawar merah. Akia menatap tajam pria itu, membuat sang empunya menelan Saliva nya dengan susah payah. Lalu tiba tiba..

Bugg

"Awww..."

Akia menoleh, melihat keempat kawannya yang mengaduh. Menatap heran wajah mereka satu persatu yang nampak berekspresi seolah olah menahan sakit.

"Kenapa loe pada ? Kok loe yang teriak kesakitan sih, dia sendiri yang gue pukul diem aja." Hardiknya keras.

Keempatnya menggelengkan kepalanya secara serentak.

"Spontan Kia." Sahut Chiko sembari mengacungkan dua jarinya membentuk huruf v.

Akia memutar bola matanya malas, wajahnya beralih menatap pria yang meringis karena bogeman mentahnya. Nampak pria itu memegang perutnya yang terasa keram.

"Loe ! Jangan pernah ucapin kata kata menjijikkan seperti tadi. Aku tidak butuh rasa suka loe. Dan ini.." Tangannya mengambil bunga yang dipegang pria tersebut, lalu melemparnya ke wajahnya. " Berikan barang menjijikkan itu pada orang yang bisa loe rayu. Ingat jangan sekalipun loe muncul dihadapan gue lagi. Paham Loe !!"

Pria itu mengangguk lemah, pasrah akan rasa cintanya yang untuk kesekian kalinya berbalas dengan sebuah bogeman mentah diperutnya. Akia sendiri segera berlalu pergi meninggalkan pria itu yang masih meringis menahan sakit.

"Sakit ya ?" Tanya Arumi pada pria tersebut.

"Hooh."

"Kapok nggak ?" Tanyanya lagi.

"Banget,, nggak lagi deh berani mengajaknya kencan. Gue masih pengen hidup." Sahutnya dengan muka memerah menahan sakit.

"Good boy." Sahut Arumi mengacungkan jempolnya, lalu ikut melangkah pergi menyusul Akia dan ketiga temannya.

Reyhan yang melihat pemandangan tadi hanya melongo lalu segera tersadar kembali. Sudut bibirnya terangkat keatas, lalu dia melanjutkan langkahnya menghampiri gadis dan keempat sahabatnya itu.

Gadis yang menarik.Gumamnya.

TBC.....

Hai....

Aku hadir membawa sebuah cerita yang. sedikit berbeda. Semoga kalian suka ya..

jangan lupa dukung author.

tetap tinggalkan jejak ya..

memberi like, dan koment nya untuk author yang kece badai.

Terima kasih..🙏🙏🙏

Kemarahan Akia

Reyhan menatap wajah gadis yang berada didepannya dengan empat orang yang justru terlihat bagaikan bodyguardnya. Dia tersenyum tipis saat melihat pandangan mata mereka yang sedang menelisik tajam padanya. Sedikit menggelengkan kepalanya sembari duduk didepan gadis itu. Saat ini mereka tengah berada di sebuah warung kecil dipinggir jalan.

Akia menatap sinis pria didepannya, merasa terganggu dia mengalihkan pandangan matanya kearah Dhafa. Seakan mengerti, Dhafa beranjak berdiri lalu menyambut kedatangan Reyhan.

"Saya harap anda sudah tahu jika pertarungan sudah berakhir Tuan Reyhan Bharata." Ucapnya sedikit membungkukkan badannya, namun sorot matanya menatap tajam kearah pria tersebut.

Reyhan tersenyum tipis.

"Aku tahu, aku hanya ingin melunasi pembayaran atas kekalahanku."

"Anda bisa melakukannya pada pihak panitia." Kembali Dhafa mengulang ucapannya.

"Kalian tenanglah, aku hanya ingin berteman."

Dhafa mendongak, menatap intens pria didepannya. Keningnya berkerut, lalu beralih menatap kearah Akia. Merasa ditatap gadis itu mendengus kasar sembari beranjak.

"Sayangnya gue tidak berniat berteman dengan loe. Gays, gue duluan." Ketusnya sembari beranjak meninggalkan para sahabatnya.

Dhafa and the genk hanya bisa menghela nafas kasar. Menatap punggung sahabatnya yang menghilang dibalik gelapnya malam.

"Sepertinya anda harus berusaha keras Tuan." Ucap Dhafa.

"Bisakah kau tidak berbicara formal padaku ? Aku juga sama seperti kalian." Pintanya.

"Maaf, tapi saya tidak ingin berurusan dengan keluarga Bharata."

"Cih, bicaralah seperti biasanya kau bicara pada teman temanmu itu. Panggil aku Rey, bukan Tuan." Pintanya.

"Baiklah Rey, loe yang minta." Ucap Dhafa sembari mengedikkan kedua bahunya.

Reyhan tersenyum, lalu ikut bergabung bersama mereka. Dan tentu saja mereka menyambut ramah kedatangan Reyhan.

"Loe suka sama Kia ?" Tanya Arumi polos.

"Entahlah, dia wanita yang unik. Aku baru pertama kalinya bertemu dengan gadis seperti dia." Jawabnya sembari tersenyum.

"Loe harus berusaha keras Bro. Sahabat gue itu susah ditaklukkan." Ucap Chiko menyemangati Reyhan.

💞 💞 💞 💞 💞

Waktu menunjukkan pukul 7 pagi ketika Akia tiba dimansion milik keluarga Khanza. Seorang satpam dengan sigap membuka pintu pagar yang menjulang tinggi ketika dia sadar sang nona mudanya telah kembali. Membungkuk hormat sembari mengulas senyuman ramah.

"Selamat pagi Nona." Sapa nya ramah.

"Pagi pak, makasih ya." Jawab Akia tidak kalah ramah.

"Nona, Tuan Besar sedang menunggu anda didalam." Ucapnya sesaat Akia selesai memarkirkan motor besarnya.

"Cih, tumben sekali dia ingat padaku, bahkan sampai rela menungguku. Apa mak mampir juga ada."

"Maksud anda Nyonya Besar."

"Pak Min, jangan pernah menyebut wanita murahan itu sebagai Nyonya besar dihadapanku, karena yang pantas menyandang gelar itu hanyalah mama seorang. Kau paham pak Min ?" Suara gadis itu terdengar dingin ditelinga pria paruh baya tersebut.

"Baik Nona." Jawabnya patuh.

Tanpa berkata kata lagi, Akia masuk kedalam rumah mewah tersebut. Akia memandang intens seluruh sudut sudut rumah besar itu, tersenyum sinis akan kemegahan bangunan tersebut. Dirumah ini terlalu banyak kenangan indah maupun buruk. Kenangan saat bersama mamanya. Dan kenangan buruk tentang perselingkuhan papanya.

Aryan Maulana Khanza, seorang pengusaha besar yang meraih kesuksesan dikala masih muda. Dan sekarang dia menjadi pengusaha sukses no 2 terbesar didunia. Mempunyai seorang istri yang sangat cantik bernama Kayla Khanza dan seorang putri bernama Akia Syakayla Khanza. Diambil dari kombinasi nama sang mama dan papanya.

Namun karena kesalahannya yang sangat fatal membuatnya harus kehilangan sang istri tercinta. Tepat 4 tahun yang lalu sang istri meninggal karena kesalahannya. Dan lebih parah lagi putri satu satunya memergokinya tengah bercinta dengan selingkuhan nya ketika sedang dirumah. Disaat sang istri Tengah dirawat dirumah sakit miliknya. Karena kesalahan itu membuat sang putri tunggal menjadi sangat membencinya. Dan itu pula yang membuat sang putri tunggalnya berubah menjadi dingin dan arogan.

Akia terus berjalan masuk kedalam rumah, dan dari jauh terlihat sang papa tengah duduk di kursi yang berada di ruang makan, tengah menikmati sarapan paginya bersama seorang perempuan yang tidak lain adalah selingkuhan papanya yang sekarang menjadi ibu tirinya.

Dengan cuek dan acuh Akia berjalan menuju kamarnya tanpa memperdulikan keberadaan mereka berdua.

"Sya...kau baru pulang ?" Tanya Viona sekedar basa basi.

Akia memandang sinis kearah wanita tersebut, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

"Mau kemana kamu ! Ditanya bukannya menjawab, malah ngeloyor pergi. Apa papa pernah mengajarimu untuk berbuat kurang ajar pada orangtua hah." Bentak Tuan Aryan pada putrinya.

"Sudah pa, tidak apa apa kok." Sahut Viona dengan suaranya yang sengaja dibuat selembut mungkin.

Akia mendengus kasar, melihat wanita tersebut yang terlihat seakan baik jika dihadapan papanya.

Cih, dasar wanita iblis, berpura pura baik dihadapan papa. Kau bisa membuat seorang Aryan bertekuk lutut padamu, tapi jangan harap kau bisa memperdayaku. Dasar ular.

Akia melawan egonya lalu berjalan mendekat kearah meja makan. Duduk berseberangan dengan sang papa, dan berdampingan dengan Viona yang sangat dia benci. Melihat itu membuat Viona tersenyum tipis, mengira dirinya menang bisa menaklukkan kedua orang yang berada didekatnya itu.

"Mbookk.." Panggil Akia pada salah satu artnya.

Mbok Inem, seorang wanita paruh baya berjalan tergopoh gopoh menghampiri Nona mudanya.

"Mbok, jangan lari lari, jalan aja." Ucap Akia saat melihat wanita paruh baya itu berjalan cepat.

"Ada apa Non ?"

Akia tersenyum. " Mbok tolong buatkan saya susu hangat ya, seperti biasa." Pintanya.

"Kenapa kau meminta susu lagi Sya, bukankah mamamu sudah membuatkan susu untukmu ?" Tanya Tuan Aryan sembari menatap wajah putrinya.

"Mbok, tolong bilang sama Tuanmu, aku tidak menerima apapun yang dibuatkan oleh orang asing, karena sudah pasti aku akan sakit perut setelah memakan ataupun meminumnya. Dan tolong bilang juga, mamaku hanya satu, yaitu mama Kayla." Sindir Akia sembari menatap tajam mata papanya.

"Akia !!" Hardik Tuan Aryan keras.

"Kenapa ? Apa anda tersinggung Tuan Aryan yang terhormat ? Bukankah yang aku katakan itu adalah fakta yang sebenarnya ?" Sinisnya yang langsung membuat Tuan Aryan menghela nafasnya pelan.

Sementara itu Viona nampak mengepalkan kedua tangannya dengan wajah yang memerah menahan amarah. Ingin rasanya dia menampar mulut anak tirinya tersebut, namun ditahan nya niatnya itu sebelum tujuannya tercapai.

"Sudah..sudah..ini masih pagi. Tidak baik ribut didepan makanan." Ucapnya berpura pura lembut.

"Cih, dasar benalu." Gumamnya pelan, namun telingan Viona masih bisa mendengarnya.

Suasana kembali hening, seakan berada didalam kuburan. Viona melirik kearah suaminya lalu kearah Akia. Merasa situasi sudah mulai reda, dengan pelan dia mengutarakan niatannya.

"Ehm, Akia..Tante mau bicara sebentar, apa boleh ?"

"Tidak ada yang melarang untuk berbicara dirumah ini." Jawabnya ketus.

Viona menghela nafas, berusaha menahan kesabarannya.

"Begini, besok tante ingin mengajakmu makan siang bersama dengan keluarga rekan bisnis papamu, jadi.."

"Maksudmu ? Katakan terus terang, jangan bertele tele." Potong Akia cepat.

"Akia, umurmu sudah cukup matang untuk membina rumah tangga, jadi papa dan mamamu berniat menjodohkan dirimu dengan anak dari rekan bisnis papa. Dan papa menyetujui usul mamamu." Sahut Tuan Aryan menimpali ucapan istrinya.

Brakk !!

Tuan Aryan beserta Viona terkejut saat melihat ekspresi dan tanggapan dari Akia. Bahkan beberapa art nampak bermunculan ketika Akia menggebrak meja makan dengan begitu kerasnya. Tidak terkecuali mbok Inem yang sudah merawat Akia sedari kecil.

Semua menatap intens kearah Akia yang wajahnya sudah memerah menahan amarah. Begitupula dengan Tuan Aryan yang nampak mengeraskan rahangnya saat melihat sikap arogan putrinya. Belum hillang rasa terkejutnya, dia kembali terhenyak ketika tiba tiba Akia mencengkeram kerah baju Viona lalu menariknya dengan keras.

"Jangan coba coba melampaui batasanmu wanita j****g. Kau hanya orang asing bagiku, dan selamanya akan tetap seperti itu. Jangan sekalipun kau berani mengusikku apalagi mencampuri urusan pribadiku. Karena kau tidak mempunyai hak untuk ikut campur urusanku. Siapa kau hingga dengan beraninya berniat menjodohkanku hah !! Mungkin pria tua itu bisa kau kelabui, bisa kau jadikan budakmu, tapi tidak denganku. Wanita ular sepertimu tidak pantas menyandang gelar sebagai istri dari pria tua itu. Kau paham !!" Sarkasnya tajam penuh kebencian.

Dia hempaskan dengan kasar tubuh wanita itu, membuat kedua mata papanya melotot sempurna. Dengan sigap dia menahan tubuh istrinya yang hampir jatuh terhempas kelantai. Sementara itu Viona nampak bergetar dengan wajah yang sudah memucat layaknya mayat hidup.

"AKIA !!! " Teriaknya keras menggema diruangan tersebut.

"Cihh,, kau juga sama saja dengan wanita ular ini pria tua."

"Jaga bicaramu Akia, kalau tidak.."

""Kalau tidak apa ! Kau mengancamku ? Ingin mengusirku atau ingin mengeluarkan ku dari daftar warisanmu hah ! Kau pikir aku takut ! Lakukan saja. Tapi ingat, kakekku memberikan sahamnya padaku sebanyak 50% pada perusahaan yang anda kelola. Jadi aku berhak atas perusahaan, juga berhak atas rumah ini jika anda lupa ingatan Tuan Aryan yang terhormat." Ucapnya sembari bergerak menjauh dari ruang makan.

Namun sebelum mencapai tangga dia berbalik, menatap wajah papanya dan Viona yang nampak bergetar ketakutan.

"Satu lagi, aku juga mempunyai hak untuk mengusir wanita iblis ini dari rumah. Jika anda keberatan dengan keputusanku silahkan hubungi pengacara kakekku." Ketusnya dengan mata yang menyorot tajam.

"Dan kau !!" Menunjuk Viona. " Kau bisa bernafas lega karena masih dilindungi oleh Pria yang berstatus sebagai suamimu. Tapi lihat saja cepat atau lambat aku akan membongkar kebusukanmu. Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau lakukan selama ini hah !! Dasar wanita ular."

"AKIA !!" Kembali berteriak memperingati putrinya.

"Cih, kau sama saja dengan wanita ular ini. Membuatku muak."

Akia berbalik menuju kekamarnya meninggalkan sang papa yangenatapnya penuh arti. Tidak berselang lama gadis itu kembali dengan baju yang sudah berganti. Melangkah acuh tanpa memperdulikan keadaan Viona dan tatapan tajam papanya.

"Mau kemana kau ! Baru juga pulang sudah pergi lagi. Mau jadi apa kamu hah." Bentaknya lagi.

Akia tetap acuh, terus saja berjalan. Saat sampai didepan Mbok Inem dia menghentikan langkahnya lalu memandang sendu wanita paruh baya itu.

"Mbok bilang sama Tuanmu, jangan sok sokan memperhatikanku. Perhatikan saja wanita iblis itu, dia yang butuh perhatian. Aku masih mampu mengurus diriku sendiri. Tanpanya aku masih bisa hidup." Ujarnya sembari melangkah pergi tanpa memperdulikan teriakan sang papa yang menyuruhnya kembali.

Mbok Inem menatap punggung anak majikannya dengan perasaan yang bercampur aduk. Dia yang paling tahu bagaimana sebenarnya perasaan nona mudanya itu. Semenjak kepergian mamanya, Akia berubah 360 derajat menjadi sosok yang arogan dan susah diatur.

Nyonya, lihatlah putri anda sangat tersiksa, luka hatinya begitu besar. Lalu bagaimana cara saya untuk bisa merubahnya sesuai permintaan anda ? Nona sangat kehilangan sosok ibu seperti Nyonya. Bathin mbok inem sendu.

TBC...

Sifat asli seorang Viona

Hari ini Tuan Aryan hendak melakukan perjalanan bisnisnya keluar negeri, tepatnya ke negara Amerika. Cabang perusahaan miliknya yang berada di Los Angeles mengalami masalah yang agak serius dan membutuhkan pimpinan tertinggi untuk menanganinya. Dan dengan terpaksa Aryan berangkat kesana demi menyelesaikan permasalahan yang menimpa kantor cabangnya. Dirinya tidak mungkin memberi perintah pada putri semata wayangnya, secara dia sendiri sangat mengenal sifat Akia yang sudah pasti menolaknya.

Tuan Aryan langsung berangkat menuju bandara setelah berpamitan pada anak istrinya dan mewanti wanti pada Akia supaya tidak melakukan hal hal yang bisa memicu keributan antara istri dan anaknya.

Sepeninggal papanya, Akia melajukan mobilnya menuju ke sebuah restoran mewah miliknya yang dia bangun sendiri dengan menggunakan hasil jerih payahnya selama ini. Sesampainya disana dia langsung menuju kelantai atas dimana ruangannya berada.

Akia segera membuka laptopnya, lalu memeriksa data data perusahaan milik ayahnya yang berada di Los Angeles. Setelah melihat ada sedikit kejanggalan, dengan segera dia mendial orang kepercayaannya yang berada disana. Menjelaskan dengan sedetail detailnya lalu merencanakan sesuatu dengan segera.

"Ingat, semua harus sudah selesai sebelum kedatangan papa disana esok hari. Kau mengerti !" Perintahnya tegas.

Setelah benar benar memastikan tidak akan ada kendala, Akia memutuskan sambungan telponnya dengan tangan kanannya. Menghembuskan nafas lega saat dirasa akar permasalahannya sudah dituntaskan.

Sampai kapanpun, tidak akan pernah aku biarkan peninggalan almarhum kakek hancur. Akan ku jaga sampai aku benar benar tidak bisa lagi menjaganya. Bahkan jika perlu, aku akan menjaganya dengan nyawaku sendiri. Bathinnya.

Tidak ada yang tahu, jika dibalik kesuksesan seorang Aryan Maulana Khanza, ada campur tangan gesit seorang Akia didalamnya. Segala bentuk permasalahan yang menimpa perusahaan dengan mudah diselesaikan oleh gadis itu. Bahkan Akialah yang sebenarnya yang sudah membuat perusahaan milik keluarga Khanza itu sukses hingga sampai ketahap sekarang ini. Menjadi pengusaha sukses kedua didunia bisnis.

Akia menghempaskan tubuhnya di sandaran kursi kekuasaannya. Memejamkan matanya demi menghilangkan kepenatannya. Melirik kearah lengan, seketika terhenyak saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul 2 menjelang 3 sore hari. Bergegas dia membereskan beberapa berkas yang nampak berantakan diatas meja, lalu segera meraih kunci mobilnya. Dia ingin segera pulang kerumah, melepaskan lelah yang menerpa tubuh kecilnya.

Akia sampai dihalaman parkir mobil didepan rumahnya setelah Pak Min sang satpam membuka pintu gerbang. Lalu dia beranjak turun setelah memarkirkan mobilnya. Namun matanya nampak menyipit tatkala melihat begitu banyak mobil terparkir dihalaman parkir. Dan semakin mengernyit heran saat melihat beberapa artnya berada diluar rumah.

Mobil mobil siapa ini ? Bathinnya menyelidik.

"Kenapa kalian ada diluar ?" Tanyanya heran.

Namun bukan jawaban yang didapat, melainkan wajah wajah ketakutan yang terlihat jelas di mata mereka. Merasa kesal karena tidak mendapat jawaban, dia beralih menatap Mbok Inem yang nampak menundukkan kepalanya.

"Mbok !? Apa Mbok juga tidak mau menjawab pertanyaan ku ?"

Mbok Inem terhenyak karena terkejut, dengan terbata wanita paruh baya itu berusaha menjawab.

"A-anu Non..Nyonya..anu..didalam.." Ucapnya dengan nada bicara yang terlihat gugup.

Akia memandang curiga pada mbok Inem, merasa penasaran dia melangkah cepat masuk kedalam rumah. Mengabaikan panggilan mbok Inem yang terlihat panik dan ketakutan.

Akia terus melangkah semakin masuk kedalam. Seketika mukanya memerah menahan geram. Kedua tangannya mengepal kuat disamping kanan dan kiri tubuhnya.

Akia memandang sekeliling ruangan yang kini sudah berubah menjadi arena pesta orang dewasa. Beberapa pria dewasa, dan juga perempuan nampak berjoget ria mengikuti alunan keras suara musik yaang diputar diruangan tersebut. Bahkan matanya sempat melihat adegan menjijikkan yang terpampang didepan matanya. Terlihat Viona tengah berciuman dengan seorang pria yang kira kira seumuran dengannya. Bahkan pakaian wanita itu sudah terlihat sangat berantakan.

Tidak hanya wanita itu, beberapa orang juga melakukan hal yang sama, bahkan ada yang sudah setengah telanjang. Dengan hati yang sudah penuh dengan amarah, Akia berjalan menuju sound sistem lalu mematikan musik tersebut.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN DIRUMAHKU HAH !!" Bentak nya keras membahana.

Semua orang langsung terkejut saat tiba tiba musik berhenti ditambah suara keras yang menggelegar diruangan tersebut. Semua mata menatap intens pada seorang gadis dengan memakai celana panjang dan kaos street nya.

Berbeda dengan yang lainnya yang merasa terkejut, Viona nampak melangkah santai menghampiri Akia. Memandang sinis anak tirinya.

"Ah, aku pikir siapa, ternyata hanya kau bocah kecil." ucapnya dengan pongahnya.

"Siapa dia sayang ?" Bisik pria muda itu sembari memeluk pinggangnya, bahkan sesekali mengecup bahu Viona yang terlihat terbuka.

"Hanya bocah ingusan, kau tahu aku sangat kesal sekali padanya, dialah anak Aryan yang berarti dia adalah anak tiriku." Sahutnya.

Akia menyeringai tajam.

"Sayang ? Kau memanggilnya sayang ? Berarti dia kekasihmu donk ? Waah...tidak kusangka akhirnya sifat aslimu keluar juga Viona. Kau sangat pintar sekali bersandiwara didepan papaku j*****g. Bersikap seolah olah kau wanita suci, padahal kau lebih rendah dari seorang p*****r." Sindir nya tajam.

"Kau !!!" Geram Viona.

Akia bersidekap sembari memandang sinis kearah Viona.

"Kau juga sama, kau lebih rendah dibandingkan dengan seorang g***o. Berani bermain api dengan wanita yang sudah bersuami. Apa kau segitunya tidak laku ? Atau kau membutuhkan uang ? Jika kau butuh uang, aku akan berikan berapapun uang yang kau pinta, tapi tinggalkan wanita ini dan bekerjalah dengan pekerjaan yang halal. Bukan bekerja sebagai pemuas nafsu bejat wanita j****g ini." Sarkasnya tajam.

"Ryan, jangan dengarkan bocah brengsek ini." Geram Viona karena merasa dipermalukan. Ditatapnya beberapa pria yang berada disekitarnya.

"Oh iya berhubung hidangan spesialnya sudah tiba, maka aku persilahkan kalian untuk menikmatinya." Ucapnya sembari menyeringai penuh misteri kearah Akia.

Akia memandang curiga pada Viona yang nampak tersenyum penuh misteri. Sejenak gadis itu merasakan firasat buruk. Dan benar saja, feelingnya selalu mengatakan hal yang benar. Terbukti kini didepannya telah berdiri beberapa pria dewasa yaang Tenga menatapnya lapar.

"Anak tirimu benar benar sangat cantik dan seksi viona. Aku jamin dia pasti akan merasa puas jika bersama dengan kami berlima. Hahahahaha" Salah satu pria hidung belang itu tertawa. Tawanya terdengar keras, disusul oleh tawa pria lainnya.

"Bersenang senanglah, jarang jarang loh kalian bisa mendapatkan yang masih disegel."

"Seriusan ? Wah aku sungguh beruntung sekali." Ujarnya lagi.

Prok

Prok

Prok

Viona mengernyit heran manakala gadis itu malah bertepuk tangan sembari tersenyum sinis.

"Kau berniat menjual ku J****g ? Coba saja kau lakukan, aku justru ingin melihat sampai sejauh mana keberanian mu padaku jika tidak ada papaku disini." Tantang nya.

"Kenapa kalian masih diam saja ? Cepat lakukan apa yang ingin kalian lakukan." Geram Viona saat melihat para pria masih saja santai.

"Aku katakan hanya sekali jangan sampai aku mengulang nya. Cepat keluar dari rumahku atau kalian akan menerima akibatnya." Ancam Akia dengan sorot mata yang berubah dingin.

"Aku suka sekali gadis yang penuh tantangan, bagiku itu sangat menggairahkan." Sahut pria berbaju biru dengan mata yang sudah penuh gairah. Menatap nyalang gadis itu sembari menjilat bibirnya sendiri.

"Mari kita bersenang senang baby..aku jamin kau pasti akan suka." Ucapnya sembari tertawa diikuti oleh orang orang yang ada disana tidak terkecuali Viona yang nampak puas karena rasa sakit hatinya pada gadis itu akan terlampiaskan sekarang.

TBC..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!