NovelToon NovelToon

Arini, I Love You!

Prolog

Arini Aryani Putri

Seorang gadis pemalu, pendiam dan tak banyak bicara. Lulusan tahun lalu Universitas Nusa Bangsa jurusan pendidikan Bahasa Indonesia. Arini gadis yang cantik, lugu dan sopan kepada siapa saja. Hatinya juga lembut dan sikapnya yang kalem. Semenjak lulus dari Universitas Nusa Bangsa, dirinya belum juga mendapatkan pekerjaan. Alasannya simpel, karena mereka tidak bisa menerima Arini karena mereka beranggapan kualifikasinya yang dibawah standar.

Tetapi ia tidak putus asa. Ia terus mencoba menyebarkan ke beberapa perusahaan, sekolah ataupun bank yang membuka lowongan pekerjaan. Arini tinggal seorang diri di apartemennya yang tidak begitu luas namun cukup nyaman untuknya seorang diri.

Demi menyambung hidupnya, ia hanya bisa bekerja sebagai guru les privat di lingkungan tempat ia tinggal. Dengan gaji yang tak seberapa, namun ia harus tetap bersyukur. Jika ia terus berusaha pasti suatu saat ada jalan untuknya menuju sukses.

Reyhan Candra Kusuma

CEO dari perusahaan terbesar di Jakarta. Sifatnya dingin dan tegas. Membuat semua karyawan yang bekerja tunduk dan takut padanya. Sifat dinginnya ini bermula saat istrinya yang sangat ia cintai, Clara mengkhianati dan pergi meninggalkannya demi laki-laki lain. Reyhan dikaruniai satu orang putra. Zian Candra Kusuma yang masih berumur sekitar empat tahun. Sikap Reyhan angkuh dan acuh kepada setiap wanita yang berusaha untuk mendekatinya. Memandang jijik setiap wanita yang berusaha dekat dengannya. Namun sebenarnya sikapnya baik dan penuh perhatian jika menyangkut keluarga dan putranya itu.

Pernikahan Reyhan dengan Clara hanya berlangsung dua tahun. Clara tega meninggalkan Reyhan dan anaknya yang baru lahir karena tergoda dengan laki-laki yang menurutnya lebih kaya dari suaminya waktu itu.

Novia Zaini

Teman masa kecil Reyhan. Dirinya sudah sejak lama menyukai Reyhan namun Reyhan tak pernah menanggapinya. Reyhan hanya menganggapnya sebagai adik sekaligus partner kerja. Novi ini sifatnya sombong, pendendam, bermulut pedas dan terkadang sangat manja. Ia akan berusaha menyingkirkan wanita yang dekat dengan Reyhan. Karena ia menganggap hanya dirinyalah yang pantas bersanding dengan Reyhan. Novia tidak berhenti begitu saja saat Reyhan memutuskan menikah dengan Clara. Dirinya juga termasuk orang yang ikut andil dalam perceraian rumah tangga Reyhan. Namun nyatanya hingga saat ini, ia belum bisa mendapatkan hati Reyhan. Mereka dekat sedari kecil karena orang tua mereka merupakan teman sekaligus kolega bisnis.

Marissa Ayu

Atau akrab disapa Caca. Merupakan sahabat baik dari Arini. Meskipun mereka kuliah beda jurusan, mereka dekat karena dulu satu asrama dengannya. Caca mulai mengenal Arini saat pertama kali masuk kuliah dan sama-sama dihukum kakak tingkatnya saat ospek. Dan juga kebetulan satu kelompok. Sejak saat itu, mereka semakin dekat. Caca kuliah jurusan Ekonomi sedangkan Arini jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Caca sangat menyayangi Arini layaknya saudara kandung. Mereka berpisah dan hidup sendiri-sendiri sejak lulus tahun lalu. Caca orangnya periang, asik dan sedikit cerewet.

Kehidupannya tak jauh berbeda dengan Arini. Ia harus berusaha sendiri karena memang bukan dari keluarga berada. Mendapat beasiswa dan berkesempatan untuk melanjutkan kuliah saja ia sangat bersyukur.

Bekerja di perusahaan Diamond Grup bagian administrasi. Sudah hampir satu tahun Caca mengabdikan dirinya di perusahaan itu.

- - - - - - - - - - - - - - - - -

Hai readers❤

Jangan lupa like dan komen ya😊

Selamat membaca, semoga suka dengan ceritanya..😲

Bab 01

Hai, perkenalkan namaku Arini. Aku lulusan tahun lalu jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Saat ini, aku sedang menunggu panggilan wawancara yang sudah puluhan kali aku ajukan. Mulai dari sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, bank, bahkan sampai di beberapa perusahaan.

Banyak yang sudah menolakku dengan alasan bahwa kualifikasiku yang dibawah standar dan mereka ragu untuk menerimaku bekerja. Alhasil, sambil menunggu panggilan kerja, aku hanya bisa bekerja sambilan. Menjadi guru les privat anak-anak di sekitar lingkungan tempat tinggalku saat sore hingga malam hari. Tapi aku tak putus asa. Aku yakin ada salah satu dari mereka yang nanti akan menerimaku bekerja.

Hidup di Jakarta memang susah. Apalagi saat kita memutuskan untuk hidup mandiri. Rasanya sangat berat sekali. Jauh dari orang tua dan sanak saudara. Aku bukan seorang yang cerdas dan cekatan seperti mereka pada umumnya. Aku seorang yang pemalu dan susah beradaptasi dengan lingkungan baru.

Aku bersyukur, sahabatku Caca menawariku sebuah pekerjaan di kantornya. Aku dengar gajinya lumayan oke, meskipun rumornya pemimpin mereka menyeramkan. Tapi aku ragu, akankah aku bisa diterima di perusahaan tersebut. Aku belum punya pengalaman sama sekali. Dan kali ini Caca menawariku menjadi Sekretaris presdir. Selama tidak dicoba apakah akan tahu kalau aku mampu atau tidak menjalani pekerjaan itu.

Setelah melalui serangkaian tes dan wawancara, akhirnya mereka meneleponku dan mengabariku bahwa aku diterima kerja menjadi sekretaris presdir. Tapi ada sesuatu yang mengganjal hatiku. Bukankah mereka juga tahu kalau aku bukan dari jurusan itu, kenapa mereka menerimaku yang jelas-jelas kualifikasiku buruk ini.

***

Hari ini hari pertama aku bekerja. Aku sangat gugup sekali. Aku meremas bajuku saat mulai melangkahkan kakiku menuju kantor. Aku berharap ini bisa mengurangi rasa gugupku ini. Salah satu dari mereka menggiringku masuk ke ruangan presdir. Aku dihadapkan oleh berlembar kertas yang berisi perjanjian dan peraturan selama bekerja disini. Aku membaca setiap kalimat yang tertulis di kertas tersebut. Setelah aku merasa yakin, aku menandatangani kontrak kerja tersebut.

"Selamat, kamu diterima kerja di perusahaan ini." Ucap pak Reyhan dan kami saling berjabat tangan. Pak Reyhan secara khusus mengantarku sampai ke meja kerjaku. Aku hanya mengikutinya dari belakang.

"Baiklah, ini meja kerja kamu mulai saat ini. Dan ingat, pelajari semua dokumen danlainnya dengan benar. Saya tidak terima kesalahan sedikit apapun." Ucap pak Reyhan.

Aku mengangguk dan tersenyum tipis. Yang artinya aku paham apa yang akan aku kerjakan saat ini. Mempelajari dokumen yang berada di mejaku dengan baik.

Reyhan melangkah meninggalkanku, namun sebelum masuk ke ruangannya, dirinya mengucapkan perintah yang membuatku gelagapan.

"Oh iya, bawakan berkas yang saya minta tadi. Kamu punya waktu tiga puluh menit. Segera selesaikan dan bawa ke ruangan saya." Titahnya padaku.

"Baik pak. Saya akan menyiapkan sekarang juga." Jawabku dan aku langsung menarik kursi dan duduk, memulai pekerjaanku.

Aku memulai membuka dokumen yang ada di mejaku. Kemudian menyalakan komputer yang ada di depanku. Membuka beberapa file. Aku bingung, berkas seperti apa yang harus aku siapkan. Karena jujur, aku sama sekali tak memahami isi dokumen dan file yang ada di komputer ini. Aku melirik ke beberapa orang yang sedang serius bekerja. Berharap ada satu orang yang mau mengajariku terlebih dahulu. Namun mereka hanya menatapku sinis. Aku ingin bertanya kepada mereka, namun aku malu dan takut.

Aku mulai mengerjakan dokumen yang diminta oleh pak Reyhan. Tidak apa-apa, jika aku melakukan kesalahan bukankah itu hal wajar. Aku belum mengerti sepenuhnya dalam bidang ini. Tapi aku yakin, aku pasti bisa.

Setelah beberapa menit berkutat di depan komputer, akhirnya selesai juga. Aku mencetaknya dan segera aku bawa ke ruangan pak Reyhan. Setelah mengetuk pintu dan tersengar suara dari pak Reyhan, aku masuk ke dalam.

"Pak, ini berkas yang bapak minta." Ucapku sambil menyerahkan berkas tersebut di mejanya. Pak Reyhan mulai membuka dan memeriksa hasil kerjaku.

"Apa kau tidak bisa bekerja? Kenapa salah semua!" Ucapnya membentakku dan menatapku dengan tajam.

"Maaf pak, saya akan perbaiki lagi." Jawabku gugup dan mengambil kembali berkas tersebut.

"Keluar! Dan jangan buat kesalahan lagi!" Bentak pak Reyhan. Aku mengangguk dan segera keluar dari ruangan.

Hari pertama kerja sudah kena marah. Rasanya ingin menangis, ternyata kerja kantoran tak semudah yang aku bayangkan. Namun aku tak boleh menangis, apalagi hanya masalah kecil seperti ini. Arini, kamu pasti bisa.

Aku kembali memeriksa berkas yang tadi aku kerjakan. Salahnya dimana sebenarnya aku tidak tahu. Sungguh, aku harus bagaimana. Berkas yang aku bawa tadi saja juga tidak dicoret-coret. Bagaimana aku bisa tahu letak kesalahanku.

Setelah melewati pikiran panjang, aku mengubahnya sedikit. Kali ini dengan bahasa yang lebih formal dan tentunya efektif. Aku kembali mencetaknya dan segera kembali ke ruangan pak Reyhan.

Aku gugup saat pak Reyhan membaca dan meneliti hasil kerjaku. Semoga tidak ada kesalahan lagi. Lagi-lagi pak Reyhan membanting berkas itu diatas meja.

"Kenapa bahasanya begini? Teliti lagi!" Bentaknya lagi untuk ketiga kalinya. Sabar Arini, kamu harus sabar.

"Maaf pak, saya tidak tahu dimana letak kesalahan saya. Saya minta maaf, jika tidak keberatan apa pak Reyhan bisa kasih tahu saya apa saja yang harus saya revisi. Biar saya juga tahu." Kataku memberanikan diri.

"Masalah kecil seperti ini saja kamu tidak tahu! Aku jadi ragu dengan kemampuanmu." Balas pak Reyhan padaku. Aku semakin gugup dibuatnya. Jangan-jangan aku akan dipecat dihari pertama aku bekerja.

"Sana keluar! Kau cari tahu sendiri! Apa saya begitu senggangnya sehingga saya harus mengajarimu, hah?" Lagi-lagi pak Reyhan membentakku.

"Maaf pak." Hanya kata itu yang lolos dari ucapanku.

.

.

.

.

.

Bersambung

Bab 02

"Maaf pak." Hanya kata itu yang lolos dari ucapanku.

Aku segera keluar dan membenahi berkas itu lagi.

"Rey, kenapa kamu belum siap-siap? Bukankah kita akan mengadakan rapat hari ini?" Tanya Novi yang sudah memasuki ruangan Reyhan.

"Iya sebentar lagi." Jawabnya dengan malas.

"Hei, apa ini! Kenapa berkasnya seperti ini? Rey, jangan bilang ini adalah hasil dari sekretaris barumu itu?" Tanya Novi menyelidik.

Reyhan hanya terdiam dan memijat pelipisnya. Hari ini sungguh kacau.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan." Balas Reyhan dan dengan sikap yang sama, malas.

"Kalau dia tidak bisa bekerja dengan baik, kenapa juga masih dipekerjakan disini. Rey, ini bukan permainan oke? Kamu nggak bisa asal menerima karyawan baru, apalagi sekretaris." Kini amarah Novi memuncak.

Dan bertepatan dengan itu, aku membuka pintu ruangan dan perlahan masuk menghampiri mereka. Aku menyerahkan kembali berkas yang sudah kuperbaiki untuk ketiga kalinya. Namun belum sempat mendarat diatas meja, Novi sudah merebut berkas tersebut.

"Hei, kau ini pernah sekolah gak sih. Menyusun berkas seperti ini saja kamu nggak bisa hah! Aku heran kenapa kamu masih bisa diterima kerja disini." Bukan pak Reyhan namun Novi yang gantian memarahiku. Melempar lembaran kertas tersebut kepadaku dan mengenai wajahku. Ya, wajar saja jika mereka marah. Aku juga belum punya pengalaman di bidang ini. Bagaimana bisa aku langsung paham begitu saja.

"Sudahlah, jangan teriak-teriak. Mungkin dia sedang gugup." Bela pak Reyhan.

"Tidak bisa Rey! Kamu harus pecat dia. Jelas-jelas dia ini bodoh. Menyusun berkas yang begitu mudah saja tidak bisa!" Ucap Novi sambil menunjuk kearahku.

"Bagaimana dengan rapat kita hari ini. Semua ini kacau gara-gara sekretaris barumu ini, heh!" Lanjutnya lagi.

"Nov, kau bilang sama mereka rapat hari ini kita tunda. Cepat pergilah dan beritahu mereka. Dan kau! Jangan meninggalkan ruangan ini terlebih dahulu." Ucap pak Reyhan. Novi berdecak kesal, sebelum melangkahkan kakinya ia menatapku dengan sinis. Mungkin ia sangat membenciku saat ini.

Pak Reyhan berjalan mendekatiku. Menatapku dengan sinis. Aku menundukkan kepalaku agar tatapan kami tidak bertemu. Sungguh, aku ingin menangis sekarang.

"Katakan padaku! Hukuman apa yang pantas saya berikan padamu. Orang yang telah mengacaukan jadwal saya hari ini." Ucapnya pelan namun tegas. Membuat orang merinding jika langsung mendengarnya.

"Apa saja pak, yang terpenting jangan pecat saya. Saya sangat butuh pekerjaan ini." Ucapku memelas. Berharap pak Reyhan memaklumiku.

"Hahahahahahaha.." Pak Reyhan menertawakanku. Aku semakin takut dan gugup.

"Kau ini bodoh atau apa hah! Kau kerja saja tidak becus. Mengapa saya masih harus mempertahankanmu bekerja disini. Pantas saja, diluar sana tidak ada yang menerimamu bekerja. Menangani hal sepele seperti ini saja kamu tidak bisa." Pak Reyhan memarahiku habis-habisan. Bahkan sampai mengataiku bodoh. Aku mencengkram ujung bajuku dan menggigit bibir bawahku. Agar tangis ini tak pecah dihadapan pak Reyhan.

"Pak saya mohon. Saya benar-benar butuh pekerjaan ini. Saya janji saya akan belajar lagi. Saya tidak akan mengecewakan bapak. Tapi saya mohon jangan pecat saya." Aku bersimpuh dihadapannya. Memeluk kakinya erat. Tidak peduli lagi dengan harga diriku. Pak Reyhan melepas kasar diriku. Aku tergeletak di lantai.

"Jangan pernah sentuh saya dengan tangan kotormu itu!" Kini pak Reyhan semakin marah.

"Pak, beri saya kesempatan lagi. Saya mohon." Kekehku memohon agar pak Reyhan tidak memecatku.

"Maaf, perusahaan saya tidak bisa menerima orang sepertimu. Saya tidak punya banyak waktu untuk bermain-main dengan Anda." Ucap Reyhan dengan angkuhnya. Bahkan saat mengucapkan kalimat itu, dirinya tidak memandangku sama sekali.

"Tidak, aku tidak bisa membiarkan diriku dipecat begitu saja. Tapi apa yang harus aku lakukan." Batinku yang semakin panik dan takut.

"Maaf, telah merepotkanmu hari ini. Silakan pergi, pintu keluar disebelah sana." Ucap Reyhan datar. Menunjuk pintu ruangan ini.

Hiks hiks hiks

Akhirnya, air mataku tak dapat aku tahan lagi. Belum sehari aku bekerja, namun aku sudah dipecat?

"Sial! kenapa melihatnya menangis seperti ini aku jadi tidak tega dengannya. Rasanya aku ingin merengkuhnya dan melindunginya." Batin Reyhan yang seakan hatinya terasa sakit jika melihat gadis di depannya ini menangis.

"Pak.." Pintaku yang masih menangis.

Aku mendengar pak Reyhan berdecak kesal. Aku berharap ia masih punya hati nurani sedikit saja kepadaku.

"Satu minggu. Jika kau tidak bisa beradaptasi dan mengerjakan pekerjaanmu dengan benar, maaf saya tidak bisa memberikan toleransi lagi." Ucapnya dengan dingin dan berjalan meninggalkan ruangan.

Aku langsung menatapnya saat mendengar ucapan pak Reyhan. Aku pasti bisa! aku segera mengusap air mataku dan berjalan menuju meja kerjaku. Mempelajari semua dokumen sebaik mungkin.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!