NovelToon NovelToon

Alchesia

Chapter 0.1 Pemanggilan

“Dimana ini?”

“Kenapa begitu gelap?”

“Aku tidak bisa melihat apa-apa.”

“Aku tidak bisa mendengar apa-apa.”

“Apa aku sudah mati?”

Seorang laki-laki terombang-ambing dalam suatu ruang yang gelap.

“Itu tidak mungkin? Yang aku ingat ingat, aku sedang dalam perjalanan pulang dari kuliah. Kemudian….”

“Aku tidak ingat apa yang terjadi selanjutnya…”

“Tunggu dulu..”

“Cahaya apa itu…?”

Cahaya itu kian mendekati tubuh orang itu. Seakan-akan ia datang untuk menjemput. Tidak lama orang itu tiba di dalam sebuah ruangan. Ia membuka matanya.

“Ini dimana?” Orang itu terlihat kebingungan. Ia melihat ke kiri dan ke kanan.

Terlihat ada beberapa orang di sekitarnya. Mereka menggunakan pakaian berjubah dengan tudung berwarna putih. Salah seorang dari mereka mendekatinya.

Dia berkata,”Saya adalah penyihir kerajaan. Saya tahu anda pasti sedang merasa kebingungan. Namun bisakah anda mengikuti saya? karena ada orang yang menunggu kita, tuan pahlawan.”

“Pahlawan? Aku maksudnya?”

Kemudian laki-laki yang disebut pahlawan itu mengikuti penyihir kerajaan menuju ke suatu tempat. Mereka melewati lorong berdinding batu yang kokoh. Dari jendela di lorong ia dapat melihat kota dan langit biru yang indah. Di dalam lorong yang mereka lewati, laki-laki itu melihat ke pojok kiri atas dalam pandangannya.

[Ciel Lv.1]

Hp : 100/100

Mp : 40/40

“Tunggu apa ini? kenapa dalam penglihatanku ada namaku, beberapa bar, serta level? Ini seperti berada dalam sebuah game.”

Laki-laki itu bernama Ciel. Ia ingin bertanya namun dia menahan pertanyaannya dahulu. Tak berapa lama sampailah mereka di depan sepasang pintu berukuran cukuo besar yang memiliki ukiran yang indah.

Penyihir itu mengetuk pintu itu dan berkata,” Saya datang bersama salah seorang pahlawan.”

“Masuklah..” kata seorang pria di balik pintu itu.  

Pintu itu terbuka. Mereka berdua memasuki ruangan. Ruangan iutu sangat besar dan mewah.  Di dalam ruangan itu terdapat beberapa orang yang terlihat seperti bangsawan.  Ciel melayangkan pandangannya pada sosok ada di ujung ruangan itu.

“Orang yang duduk disana sepertinya adalah raja dan gadis yang ada di sebelahnya apakah dia putrinya?”

Sesudah Ciel masuk beberapa orang juga datang memasuki ruangan. Mereka tampak menggunakan pakaian yang sama dari dunia dimana Ciel berada.

Raja berdiri dan berkata, “Selamat datang para pahlawan. Perkenalkan namaku Sion Khriscie, raja di kerajaan ini.”

“Jadi… kenapa kami ada di tempat ini?”

“Dan juga tempat apa ini atau lebih tepatnya ini dimana?”

Orang-orang yang baru datang tadi mengajukan beberapa pertanyaan kepada raja.

“Tempat ini adalah kerajaan Tornia. Salah satu dari beberapa kerajaan yang ada di sebuah benua bernama Alchesia. Kami memanggil kalian kemari untuk mengalahkan raja iblis yang menyerang benua ini,” kata Raja.

“Itu sudah sering kami dengar di dunia kami.”

“Jika begitu bukannya kami seharusnya mendapatkan kekuatan atau kemampuan khusus?”  

“Itu benar. Bawa benda itu kemari!” Raja memerintahkan salah satu penyihirnya.

Penyihir itu membawa sebuah kristal. Kristal itu berwarna biru muda dengan ukuran tulisan-tulisan aneh. Ia meletakan kristal itu di depan raja.

“Kalau begitu, sekarang kita akan mengetahui kemampuan masing-masing dari kalian. Pertama masing-masing dari kalian sentuhlah kristal itu.”

Mereka ragu dan takut untuk menyentuhnya. Mereka tidak ada yang mau maju terlebih dahulu. Hingga akhirnya salah seorang dari mereka memberanikan diri untuk maju.

Sebelum menyentuh kristal itu, ia bertanya, “Hanya menyentuhnya?”

“Ya. Cukup dengan menyentuhnya saja,” jawab raja.

Ia kemudian menyentuh kristal itu menggunakan tangan kanannya. Ketika ia menyentuhnya, muncul sebuah layar di atas kristal tersebut.

[Rafael Lv.1]

Hp : 130/130

Mp : 70/70

Class : Hero

Skill : Blade Mastery S, Divine Protection A, Spirit Blessing B

Rafael adalah seorang laki-laki dengan rambutnya kemerahan dan warna matanya biru. Tingginya sekitar 170 cm dan juga wajahnya tampan.

“Jadi kita langsung mendapatkan Class hero ya..” kata raja senang.

Kemudian yang lainnya mulai memberanikan diri untuk menyentuh kristal itu. Jumlah mereka ada 5 orang termasuk Rafael dan Ciel. Orang yang berikutnya adalah seorang laki-laki berambut biru dan umurnya. Ia menggunakan setelan jas dan memakai kacamata. Dia terlihat sperti orang yang sangat pintar. 

[Richard Lv.1]

Hp : 150/150

Mp : 60/60

Class : Paladin

Skill : Light Hammer B, Holly Cross A, Platinum Castle S

Orang ketiga adalah seorang wanita berambut panjang berwarna coklat. Tubuhnya sangat ramping seperti seorang model. Di lihat dari pakaian yang ia kenakan ia adalah orang kaya.

[Ruka Lv.1]

Hp : 125/125

Mp : 50/50

Class : Assassin

Skill : Phantom Strike A, Silent Move A, Execute A

“Sudah 3 orang. Tinggal 1 orang lagi kemudian giliranku.”

Seorang gadis berambut panjang berwarna pirang mendekati kristal. Matanya hijau dan juga wajahnya sangat cantik. Ia menggunakan seragam sekolah

[Marie Lv.1]

Hp : 120/120

Mp : 80/80

Class : Priest

Skill : Cure S, Holly Light B, Holly Wall A

“Sebelum kita melanjutkannya selain dari kalian di negara lain juga ada pahlawan. Selain itu di negara ini juga sudah ada orang yang terpilih sebelum kalian datang,” kata raja.

Gadis berambut ungu yang ada duduk disamping raja berdiri dan mendekati kristal.

[Felicia Lv.1]

Hp : 110/110

Mp : 90/90

Class : Mage

Skill : Fire Ball S, Ice Blast B, Lightning Strike A

Akhirnya giliran Ciel tiba. Ia maju mendekati kristal itu. Di depan kristal, ia diam sejenak. Wajahnya tampak pucat seakan hal buruk akan terjadi.

“Kenapa firasatku tidak enak? Apa yang akan muncul sebenarnya?”

Namun akhirnya Ciel membulatkan tekadnya. Ia menyentuh kristal itu dengan kedua tangannya. Dan…

[Ciel Lv.1]

Hp : 100/100

Mp : 40/40

Class : Novice

Skill : -

Semua yang ada di ruangan itu terkejut dengan status yang muncul. Mereka mempertanyakan Class milik Ciel dan juga kenapa ia tidak mempuyai skill 1 pun. Raja sendiri tampak terkejut melihat hal itu.

“Novice kelas apa itu?”

Richard mengetahui kelas itu dari sebuah game yang ia mainkan dulu. Kemudian ia berkata, “Aku tahu itu Novice itu apa. Ia adalah seorang pemula, tanpa skill dan tanpa kemampuan. Terkadang ada juga yang di memiliknya namun dengan level yang sangat rendah.”

“Bagaimana mungkin kita memanggil orang dengan Class seperti ini?” tanya raja.

Di saat mereka masih kebingungan, dari luar datang seorang penyihir berlari dengan nafas terengah-engah.

“Permisi yang mulia saya ingin menyampaikan pesan penting.”

“Aku izinkan.”

“Hari ini kita salah melakukan perhitungan yang mulia. Jumlah orang yang kita panggil seharusnya hanya 4 orang. Hal ini dikarenakan jumlah telah dipilih oleh kerajaan lain sudah 4 orang.”

“Apa?” kata raja geram.

“Total pahlawan seharusnya 9 orang. Ketika kita sedang memanggil orang terakhir, mereka telah menyelesaikan pemilihan pahlawan.”

Raja dan semua orang yang ada di dalam ruangan menjadi semakin bingung. Raja berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi di negara lainnya.

 

Chapter 0.2 Escape

Melihat raja yang kebingungan, Ciel maju ke depan dan meminta izin berbicara.

“Bagaimana kalau saya dikembalikan ke dunia saya?”

Seorang penyihir menjawabnya,” Itu tidak bisa, syarat kalian bisa pulang adalah dengan mengalahkan raja iblis.”

Ciel hanya terdiam mendengar jawaban itu. Raja memutuskan untuk berunding dengan para petinggi di ruangan lain. Sementara itu yang lainnya diminta untuk menunggu.

Richard mendekati Ciel dan berkata, “Kau akan menjadi beban ya.”

“Gara-gara dirimu semua jadi kacau,” sambung Ruka.

Beberapa bangsawan memandang tajam Ciel.

Marie mendatangi Ciel dan berkata, “Namamu Ciel kan? Tetaplah tenang.”

"Terima kasih," kata Ciel.

Sementara itu di ruangan lain, raja dan beberapa orang sedang rapat.

“Apa yang harus kita lakukan padanya?”

“Jika negara lain sampai tahu, kita akan dicemooh.”

“Mungkin juga kita diminta ganti rugi, karena biaya pemanggilan yang tinggi.”

Para petinggi mengatakan isi pikiran mereka masing-masing. Akhirnya salah satu dari mereka ada yang memberikan saran untuk mengurung Ciel di penjara bawah tanah hingga.

“Itu sangat beresiko..”

“Tidak apa jika kita melakukannya ketika semua orang telah tertidur. Bagaimana?”

“Baiklah kita lakukan saat semua orang sudah tidur. Kita akan memintanya tidur di istana malam ini,” kata raja

Raja dan para petinggi kembali. raja menyampaikan bahwa Ciel akan tinggal di istana sampai raja iblis kalah. Setelah itu mereka semua meninggalkan ruangan. Rafael dan yang lainnya di bawa ke kamar mereka. Sedangkan kamar Ciel berbeda dengan mereka.

Pada saat tengah malam, beberapa orang yang menggunakan topeng berjalan di lorong istana yang gelap. Penerangan di dalam istana sudah dimatikan. Mereka berjalan mengendap-ngendap mendekati sebuah kamar. Kamar itu adalah kamar milik Ciel.

 

Mereka memeriksa apakah pintu kamarnya terkunci. Ternyata pintu kamar itu tidak di kunci. Kemudian mereka masuk dan langsung menyergap Ciel.

“Apa….” Ciel terbangun. Ia tidak sempat meminta tolong, karena mulutnya langsung di tutup menggunakan kain. Tangan dan kakinya diikat, matanya juga ditutup menggunakan kain.

“Siapa mereka ini? Aku akan dibawa kemana?”

Tak berapa lama mereka sampai di sebuah ruangan penjara. Orang-orang itu melepaskan ikatan serta penutup mata dan mulut Ciel. Mereka melemparkan Ciel ke dalam ruangan itu dan menguncunya dari luar.

“Apa yang sebenarnya terjadi? Seseorang tolong jawab aku!!!”

Ciel berada di dalam ruangan yang gelap dan dingin sendirian. Keesokan paginya, ada seseorang yang datang untuk memberikan makanan.

“Ini makananmu.”

Dia memasukan nampan yang berisi makanan dan minuman melalui lubang yang berada di bawah pintu.

Ciel bertanya kepada orang itu, “Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa aku di masukan ke dalam penjara?”

“Aku diperintahkan untuk tidak berbicara denganmu. Tapi aku turut bersedih dengan apa yang terjadi padamu.”

Orang itu kemudian pergi meninggalkan Ciel. Tak berselang lama, 3 orang berkerudung hitam memasuki penjara Ciel. Ia yang saat itu sedang tertidur, dipukuli hingga babak belur. Karena ruangan yang gelap Ciel tidak dapat melihat wajah mereka dengan jelas.

Salah satu dari mereka berkata, “Kenapa kau harus datang? Ini semua salahmu!!”

Kemudian orang yang lain memukul Ciel menggunakan tongkat. Setelah beberapa lama, mereka meninggalkan Ciel yang terluka dilantai begitu saja. Ciel berusaha berdiri namun karena luka-luka di tubuhnya ia tidak bisa.

“Siapa orang-orang tadi? Dia bilang ini salahku? Tapi apa yang sudah aku lakukan?”

Setelah itu Ciel tertidur. Sore harinya orang yang mengantarkan makanan datang kembali.

“Aku datang mengantarkan makanan..”

“Terima kasih..,” kata Ciel dengan suara pelan.

Dari dalam, Ciel mengeluarkan nampan makan paginya. Pengantar makanan itu terkejut, karena melihat nampan yang terkena bercak darah.

“Apa yang terjadi?” tanya orang itu.

“Tadi pagi kau bilang tidak boleh berbicara denganku, kan?”

Orang itu terdiam,tapi kemudian dia berkata, ”Tepat saat kalian dipanggil ke dunia ini, 2 kerajaan hancur karena serangan pasukan iblis.”

Setelah mengatakan itu ia pergi tanpa membawa nampan itu.

“Jadi alasan negara lain memilih pahlawan sebelumnya adalah untuk melindungi diri mereka kah?”

Ciel kemudian makan. Sesudah makan ia mencari cara untuk melarikan diri dari penjara

Besok siangnya 3 orang yang menghajar Ciel sebelumnya datang kembali. Mereka menghajar Ciel lagi.

Hal itu terjadi selama beberapa hari. Ketika dia masih berbaring di lantai, dia melihat rantai yang tergeletak . Dia mendapatkan ide untuk kabur dari tempat itu. Kemudian dia juga mengambil beberapa sendok untuk ditajamkan dengan batu.

1 minggu setelahnya, 3 orang yang menghajar Ciel datang. Ciel duduk di ujung ruangan itu. Salah seorang dari mereka mendekati Ciel. Ketika orang itu akan menyentuhnya, Ciel langsung menusuk tangan orang itu dan membenturkan kepalanya ke dinding hingga tak sadarkan diri. Kemudian salah seorang dari mereka berusaha melarikan diri, namun Ciel melemparkan 2 sendok yang menancap di kakinya. Orang itu terjatuh di depan pintu.

Sekarang tersisa 1 orang. Orang itu mengeluarkan pedang. Ciel mengambil rantai yang ada di lantai dan menggunakannya sebagai senjata. Orang itu maju untuk menusuk Ciel, tapi ia berhasil menghindarinya.

Ciel melemparkan rantai yang dipegangnya sehingga melilit kaki orang itu. Ciel menariknya hingga terjatuh dan pingsan.

Ciel tidak ingin membunuhnya, jadi dia meninggalkan orang itu. Dia kemudian mendekati orang yang terjatuh di depan pintu tadi.

“Tolong ampuni aku,” kata orang itu.

Ciel membuka kerudung kepalanya. Dia sangat terkejut dengan wajah orang itu. Orang itu adalah putri Felicia.

“Kenapa kau melakukan ini?” tanya Ciel kesal.

Felicia hanya tidak bisa menjawab. Mukanya menunjukan raut ketakutan.

“Ini tidak hanya membuang-buang waktu.”

Ciel mengambil kalung yang dipakai Felicia dan pedang yang dipakai orang-orang tadi. Kemudian dia meninggalkan Felicia. Ciel menaiki beberapa anak tangga hingga sampai di sebuah pintu. Untungnya pintu itu tidak ter dikunci. Ia kemudian berlari mengikuti lorong.

“Aku ingin makan..”

Terdengar suara penjaga di depan sana. Ciel menyiapkan pedangnya. Dia berjalan perlahan. Dia mengintip dari balik dinding untuk memeriksa jumlah penjaga.

“Hanya 2 orang.”

Ciel mempersiapkan diri kemudian dia menyerang para penjaga itu. Penjaga itu melakukan sedikit perlawanan, namun Ciel berhasil mengalahkan mereka. Dia mengambil kunci yang ada di atas meja dan pergi.

Dia melewati beberapa lorong yang memiliki penerangan seadanya. Dia berlari hingga sampai di depan sebuah pintu yang terkunci.

“Apa mungkin dari kunci-kunci yang aku ambil tadi…”

Ciel mencoba satu persatu kunci itu hingga gembok itu akhirnya terbuka. Yang ada di balik pintu itu adalah sebuah tangga. Dia menaiki tangga itu dan akhirnya sampai di luar. Ternyata dia masih berada di dalam istana.

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela mengenai tubuhnya. Sudah lama dia tidak melihat cahaya matahari dan kehangatannya. Ciel sempat terdiam, kemudian ia melanjutkan pelariannya.

Ketika ia sedang berlari, ia tidak sengaja menabrak seseorang hingga menyebabkan mereka berdua terjatuh. Orang itu adalah Marie. Ia melihat orang yang menabraknya.

”Ci…hmmmm.”

Mulutnya langsung ditutup menggunakan tangan oleh Ciel.

“Marie maafkan aku tapi aku sedang buru-buru,” bisik Ciel.

Ciel kemudian berdiri, namun sebelum pergi Marie memegang tangan Ciel.

“Tunggu! Kata raja kamu sudah melarikan diri pada malam sesudah kita tiba.”

“Aku? Aku baru hari ini pergi dari penjara itu.”

“Penjara?”

“Iya. Aku ada di sana selama ini. Entah kenapa aku dimasukan ke sana, namun aku harus meninggalkan kerajaan ini.”

“Kamu akan pergi kemana?”

“Entahlah. Yang jelas aku sekarang menjadi musuh kerajaan ini.”

“Aku tidak begitu mengerti apa yang sebenarnya terjadi, tapi aku merasakan kalau tidak salah. Lalu luka-luka itu… Pasti kamu sudah menderita. ”

Mendengar kata-kat dari Marie membuatnya ingin menangis.

“Ciel, kamu pergilah melalui taman bagian timur istana. Tempat itu tidak dijaga, jadi kamu bisa pergi melalui tempat itu.”

“Terima kasih. Sampai jumpa lagi”

Ciel pergi meninggalkan Marie. Ia melewati beberapa lorong hingga tiba di taman yang dimaksud Marie. Ciel menyusuri taman itu dan keluar melalui sebuah pintu kecil di sana. Ia segera menuju ke kota.

Chapter 1 Persiapan

Setelah keluar dari komplek istana, aku mencari toko untuk menjual kalung yang aku ambil dari putri. Aku harus menyiapkan keperluanku sesegera mungkin. Aku tidak mau tinggal di kerajaan ini. Cepat atau lambat aku pasti ketahuan dan menjadi buronan.

Jalanan di kota cukup besar, mungkin muat untuk 4 buah mobil. Jalannya juga terbuat dari batu-batu yang disusun rapi. Bangunan yang aku lihat juga cukup bayak, walaupun tidak ada gedung pencakar langit. Bodohnya aku di zaman kerajaan seperti ini mana ada gedung.

Aku melihat kesana kesini untuk mencari toko yang aku perlukan Tapi toko macam apa itu. Jika aku menjualnya di toko perhiasan mereka akan curiga. Apalagi dengan pakaianku yang compang-camping seperti ini.

 Sejenak aku diam berpikir. Aku mengingat dari beberapa game yang pernah aku mainkan. Mulai dari game offline hingga online yang bertemakan RPG.

Akhirnya aku mengingat sebuah toko, yaitu toko untukuk membeli equipment atau toko yang semacam itu. Selain aku bisa menjualnya, aku juga bisa membeli beberapa perlengkapan ala petualang di dunia fantasi.

Di jalan aku juga mencoba mencari cara untuk membuka layar atau jendela status.

“Window open.”

Tidak ada yang muncul.Coba kalau ini

“Status open.”

Cling!!

Muncul kecil layar di depanku

Status

Skill [!]

Title

Hanya status dan skill, lalu tidak ada menu item. Jadi di dunia ini  kami harus membawa barang menggunakan tas kah. Tunggu kenapa ada tanda seru di menu skill. Aku mencoba membukanya. Aku berpikir mungkin aku mendapatkan beberapa skill.

Sprint C telah didapatkan

Weapon mastery C telah didapatkan

Aku mendapatkan 2 skill. Setelah itu aku menutup layar itu. Aku melihat orang-orang di sekitarku. Ternyata hanya aku yang dapat melihatnya. Aku melanjutkan pencarian di kota.

Bruuuuk!!!

Aku menabrak seseorang hingga ia terjatuh.

“Aduduh….”

Aku melihat kebawah ternyata seorang anak perempuan.

“Maaf ini salahku karena tidak berjalan dengan benar. Apa kamu tidak apa-apa?”

Aku membantu anak itu berdiri.

“Tidak apa-apa aku juga salah karena berlari tanpa memperhatikan jalan.”

Aku melihat dia memegang sesuatu. Setelah aku perhatikan baik-baik itu adalah beberapa bongkahan besi.

“Kamu akan membawa barang-barang itu kemana?”

Anak itu dengan wajah polosnya menatapku.

“Aku akan menjualnya di toko perlengkapan petualang.”

“Kebetulan sekali aku juga sedang mencari toko senjata, bisakah kamu mengantarku kesana?"

“Tentu saja.”

Aku berjalan mengikutinya menuju ke toko perlengkapan petualang. Ketika kami berjalan, ita terkadang melihatku. Matanya menunjukan rasa cemas atau khawatir, mungkin karena ia melihat bekas luka di tubuhku.

Aku akan mencoba bertanya kepadanya.

Tiba-tiba dia berhenti dan melihat ke arahku lagi.

“Kakak, tidak apa-apa?” tanyanya.

“Aku tidak apa-apa kok. Kenapa?”

“Badan kakak penuh dengan luka jadinya aku khawatir.”

Aku memegang kepalanya dan mengusapnya.

“Terima kasih sudah mengkhawatirkanku.”

Kami lanjut berjalan. Tidak berselang lama kami tiba di depan sebuah rumah. Aku melihat ada papan bergambar pedang bersilang didepan sebuah perisai. Tempat ini dari luar terlihat biasa.

“Disini tempatnya, ayo kita masuk ke dalam.”

Kami memasuki rumah itu. Di dalam aku melihat beberapa pedang dipajang di dinding dan juga senjata yang lainnya. Selain senjata aku juga melihat beberapa armor. Aku melihat benda-benda seperti cincin, gelang, kalung berada di dalam korak kaca.

Anak itu maju ke sebuah meja dan berteriak…

“Ayah ada pelanggan!!!”

Aku terkejut mendengar dia memanggil ayah. Tidak berselang lama seorang pria paru baya muncul. Umurnya mungkin sekitar 35 tahun.

Anak perempuan tadi memegang tanganku.

“Kakak tunggu disini, aku akan mengambil obat.”

“Tidak usah repot-repot.”

“Tidak apa-apa kak, kata ibu aku harus menolong orang yang memerlukan pertolongan.”

Dia tersenyum lalu masuk ke dalam.  

“Dia memang seperti itu, biarkan saja. Jadi apa kau ingin membeli sesuatu atau menjual?” kata Ayah anak itu.

“Keduanya.”

Aku kemudian mengeluarkan kalung putri dan meletakannya di atas meja. Dia kemudian mengambil kalung itu dan memeriksanya.

“Ini kalung yang bagus, mungkin harganya sekitar 1 sampai 3 keping koin emas. Kamu akan menjualnya berapa?”

“Mungkin 2….”

 Aku langsung mengambil harga tengah. Dia hanya tersenyum dan mengeluarkan 2 keping emas dan memberikan padaku.

“Sebenarnya aku akan memberi 3 namun mungkin itu bisa ditukar dengan beberapa barang di tokoku.”

“Tidak apa-apa. Terima kasih.”

Ketika aku akan memilih barang, anak perempuan tadi keluar dengan membawa kotak obat. Ia kemudian mengoleskan obat dan juga memasangkan perban.

“Kakak kenapa bisa luka-luka seperti ini?”

“Kakak, habis jatuh hahaha….”

Aku terpaksa membohongi anak kecil yang baik ini. Setelah selesai, aku kembali memilih beberapa barang. Pedang yang aku bawa dari penjara sudah aku buang di taman, jadi aku juga memerlukan senjata.

Aku melihat ada beberapa pedang yang bagus, namun aku lebih tertarik dengan pedang pendek. Selain pedang aku juga ingin armor, tapi untuk sekarang lebih baik jangan.

Akhirnya aku memutuskan mengambil 2 buah pedang pendek untuk senjata. Aku juga mengambil sebuah tas.

“Paman, di sini ada baju untuk petualang tidak?”

“Tentu ada. Itu ada di lantai 2.”

Aku menuju lantai 2 untuk melihat-lihat baju. Aku tidak tahu berapa nilai 1 keping koin emas, jadi aku sering bertanya. Aku cukuo lama mencari pakaian karena bingung mana yang cocok.

Setelah cukup lama, akhirnya aku memilih kaos berwarna putih dan rompi berwarna coklat untuk bagian atas, sedangkan untuk bagian bawah aku memilih celana panjang berwana hitam.

Aku juga membeli sepatu dan tas untuk barang-barangku. Aku berpikir untuk membeli jubah dengan kerudung untuk menyembunyikan wajahku. Aku tertarik dengan jubah pendek berkerudung yang berwarna merah.

“Ohh itu jubah phoenix. Itu seharga 1 keping koin emas.”

“Kalau begitu aku beli ini juga.”

Aku memberikan koinnya. Lalu aku menuju ruang ganti untuk mengganti pakaianku. Ketika aku memakai jubah itu, layar status terbuka.

Phoenix Cloak   

Regeneration A

NulFire A

Sepertinya aku dapat barang bagus. Kemudian aku kembali ke bawah bersama si penjual.

“Selain jubah itu yang lainnya belum seharga 1 keping koin emas.”

“Tidak apa-apa, ambil saja sisanya.”

“Tunggu dulu, ambil ini.”

Dia memberikan sebuah bungkusan.

“Apa ini?”

“Beberapa pisau, kawat baja, dan juga barang lain yang mungkin akan berguna untukmu. Juga beberapa koin tembaga.”

“Terima kasih. Oh ya kalau dari kota ini, kerajaan tetangga terdekat ke arah mana?”

“Jadi kau akan pergi keluar? Aku sarankan menuju kerajaan Ellis ke selatan.”

“Terima kasih sekali lagi.”

“Hati-hati nak.”

Kemudian aku pergi meninggalkan toko. Aku berjalan menuju gerbang selatan kota. Sepertinya aku harus makan terlebih dahulu sebelum pergi. Aku tidak tahu makanan di dunia ini seperti apa. Aku baru tiba dan dimasukkan ke dalam penjara. Makanan yang aku dapat selain dari penjara Cuma makanan istana, itu pun cuma sekali.

Ketika aku sedang mencari, tempat makan aku melihat orang-orang sedang berkerumun. Aku tidak memperdulikannya dan lanjut mencari tempat makan. Tidak jauh dari kerumunan tadi ada sebuah tempat makan. Kemudian aku mendatangi tempat itu.

Ketika aku masuk, aku melihat beberapa meja bundar dan meja panjang. Aku kemudian duduk di salah satu kursi di meja yang panjang.

Seorang pelayan mendatangi ku.

“Mau pesan apa tuan?”

“1 set makanan yang paling murah di sini.”

“Baik tuan, harganya 4 koin tembaga.”

Aku memberikan koinnya. Sementara aku menunggu aku tidak sengaja mendengar percakapan beberapa orang.

“Apa kau sudah melihat berita yang ada di papan pengumuman?”

“Belum. Memangnya ada berita apa?”

“Ada seorang tawanan kabur dari penjara istana dan menyerang tuan putri. Kalau tidak salah namanya Ciel. Katanya ia sangat berbahaya.”

“Wah mengerikan sekali.”

Hebat sekali orang-orang yang ada di istana itu. Mereka berusaha menyingkirkanku dengan berbagai cara.

Makanan yang aku pesan akhirnya datang. Isinya semangkuk sup dan juga beberapa diging yang di goreng serta salad. Aku mencoba supnya, ternyata sangat enak. Kemudian aku mencoba makanan yang lainya. 

Semua makanannya enak atau gara-gara aku belum pernah memakan makanan lain selain makanan hambar di penjara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!